PENGEMBANGAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SMA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE
Oleh: MUTHIAH ZUHARA 103194008 Pendidikan Kimia A 2010
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA
PENGEMBANGAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SMA DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE Muthiah Zuhara Jurusan Kimia Universitas Negeri Surabaya Abstarct Research of the development of critical thinking skills of high school students using cooperatif learning type of think-pair share aims to how determine of high school students develop critical thinking and to determine the feasibility of cooperative learning methods with the type think – pair – share in the development of critical tinkhing skills of high schoola students, this aims can be answerd of fine jounal article about critical tinkhing. From the five journal article about critical thinking can be concluded that the way to develop critical thinking skills that depend on how teachers provide motivation and encouragement to make the nature of all problem to think they were facing, particulary on chemical subject. Cooperatif learning method with the type think – pair- share is very feasible to develop critical thinking skills of high school students. Key word : critical thinking, cooperatif learing
Abstrak Penelitian dengan judul pengembangan ketrampilan berpikir kritis siswa SMA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan berpikir kritis siswa SMA serta untuk mengetahui kelayakan metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share dalam pengembangan ketrampilan berpikir kritis siswa SMA. Tujuan ini dapat dijawab bersarkan lima artikel jurnal tentang berpikir kritis . dari lima artikel jurnal tentang berpikir kritis tersebut dapat disimpulkan bahwa cara mengembangkan ketrampilan berpikir kritis yaitu tergantung bagaimana pengajar memberikan motivasi dan dorongan untuk membuat sifat berusha berpikir terhadap semua masah yang sedang dihadapi, terutama tentang mata pelajaran kimia. dan model pemblejaran kooperatif tipe think pair share sangat layak untuk mengembangkan ketrampilan berpikir krtis siswa SMA. Kata kunci : berpikir krtitis, pembelajaran kooperatif
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha pemberi jalan penyelesaian dari berbagai masalah, tempat kita memasrahkan segalanya dan Yang Maha mendatangkan bahaya dan manfaat. Alhamdulilah tugas artikel yang berjudul “Pengembangan Ketrampilan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Kimia SMA Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share” ini dapat diselesaikan. Artikel ini dibuat bukan tanpa tujuan. Melainkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepustakaan Kimia serta untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai apa yang dibahas dalam makalah ini. Artikel ini merupakan kesimpulan dari beberapa rujukan, yaitu rujukan dari artikel jurnal. Ucapan terima kasih saya haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Kepustakaan Kimia Ibu Mitarlis M.Pd, yang telah membantu saya dalam penyusunan tugas makalah ini. Saya menyadari bahwa tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Ketrampilan Berfikir Kritis Dalam Pembelajaran Kimia SMA Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share” ini masih jauh dari kesempurnaan. Kekurangan dan kelemahan merupakan keterbatasan dari kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, dengan tangan terbuka saya sangat mengharapkan segala kritik maupun saran yang membangun yang berguna bagi artikel yang saya tulis ini dan akan menjadi bahan perbaikan saya di masa yang akan datang. Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat bagi para pembaca dan saya pribadi khususnya.
iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i ABSTRACT ...................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN A. Ketrampilan Berpikir Kritis ................................................................................. 4 B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share ..................................... 6 C. Pengembangan Ketrampilan Berpikir Kritis ......................................................... 8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11 B. Saran .................................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA
0|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kemampuan berpikir sudah ada pada manusia sejak tahun pertama kehidupan. Kecenderungan manusia mengerti arti pada berbagai hal dan kejadian disekitarnya merupakan indikasi dari kemmpuan berpikirnya. Menurut Poespoprodjo dan Gilarso (1985), berpikir adalah suatu kejadian akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diperoleh melalui indera dan ditujukan untuk mencapai kebenaran. Melihat cara berpikir anak bangsa akhir – akhir ini sangat jarang masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa yaitu anak – anak remaja mereka sangat enggan untuk mengasah otak mereka untuk berlatih berpikir. Akibatnya banyak anak – anak putus sekolah dan sudah tidak menginginkan kembali untuk sekolah. Oleh karena itu kita sebagai orang yang sadar akan kemajuan bangsa, kita pikirkan bagaimana cara mengembangkan kembali cara berpikir anak bangsa melalui bangku sekolah sedini mungkin. Bangsa indonesia telah menetapkan bahwa wajib belajar untuk anak sekarang adalah wajib belajar 12 tahun. Oleh karena itu siswa SMA merupakan puncak dari perjuangan anak bangsa menuju terbentuknya jati diri bangsa indonesia. Pelaksanaan pendidikan di SMA tersebut diselenggarakan berdasarkan kurikulum yang berlaku, seperti kurikulum berbasis kompetensi sampai yang terakhir Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Seperti yang tercantum dalam kurikulum-kurikulum yang berlaku, pembelajaran kimia dilaksanakan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta kemampuan berkomunikasi sebagai aspek penting kecakapan hidup. Dengan demikian pembelajaran kimia harus dirancang untuk dapat mengembangkan keterampilan bepikir, keterampilan proses sain dan kecakapan hidup siswa. Mata pelajaran Kimia khususnya di SMA, dewasa ini sering dijadikan sebagai momok dan dianggap siswa sesuatu yang menakutkan. Sehingga hal ini membuat siswa enggan untuk menyatukan pikiran mereka dengan mata pelajaran kimia, dan secara tidak langsung cara berfikir siswa terutama untuk mata pelajaran kimia sangat sulit untuk dimunculkan. Banyak siswa SMA sekarang mengesampingkan mata 1|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
pelajaran kimia. Karena selain mereka tidak mempunyai motivasi untuk menyatukan pikiran mereka dengan mata pelajaran kimia, dukungan dari guru pengampu tidak ada. Untuk menumbuhkan cara berfikir kritis siswa SMA, khususnya dalam pembelajaran Kimia dapat dilakukan dengan cara metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses pembelajaran. Salah satu wujud kompetensi tersebut adalah ketrampilan berfikir dan kerjasama siswa. Aktivitas berfikir dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dan kerjasama diharapkan prestasi siswa akan mengalami peningkatan. Salah satu untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam kerjasama adalah melalui penerapan pembelajaran konstektual dengan metode kooperatif. Model pengajaran kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dan model pembelajaran kooperatif yang sesuai untuk meningkatkan cara berfikir siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share ini dapat merangsang siswa untuk berfikir secara mandiri, berpasangan dan secara kelompok dengan bimbingan deri guru mata pelajaran.
B. RUMUSAN MASALAH Maka dengan berdasarkan latar belakang masalah kami diatas rumusan masalah yang dapat diambil adalah : 1. Bagaimana cara mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA? 2. Bagaimana kelayakan metode pembelajaran kooperatif tipe think-pairshare terhadap ketrampilan berfikir kritis dalam pembelajaran kimia siswa SMA?
C. TUJUAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari studi literatur ini adalah : 1. Mengetahui cara mengembangkan berpikir kritis siswa SMA
2|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
2. Mengetahui sejauh mana kelayakan metode pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dalam pengembagan ketrampilan berfikir kritis siwa SMA.
D. MANFAAT Manfaat yang diharapkan adalah : 1. Dapat dijadikan sebagai alternatif cara mengajar untuk meningkatkan cara berfikir siswa SMA khususnya dalam pembelajaran kimia. 2. Dapat digunakan sebagai acuan guru pemula dalam mengajar siswa SMA khususnya mata pelajaran kimia
3|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
BAB II PEMBAHASAN
A. Ketrampilan Berfikir Kritis 1. Pengertian Ketrampilan Berfikir Kritis Berpikir merupakan kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsur – unsur yang ada dalam pikiran untuk menghasilkan pengathuan. Berpikir dapat terjadi pada seseorang bila pada dirinya mendapatkan rangsangan dari luar dan memalului berpikir inilah seseorang mengatasi masalah yang dihadapinya. Marzano dalam Suprapto (2007) memberikan kerangka tentang pentingnya pembelajaran berpikit yaitu : a. Berpikir diperlukan untuk mengembangkan sikap dan persepsi yang mendukung terciptanya kondisi kelas positif b. Berpikir perlu untuk memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan c. Perlu untuk memperluas wawasan pengetahuan d. Perlu untuk mengaktualisasikan kebermaknaan pengetahuan e. Perlu untuk mengambangkan perilaku berpikir yang menguntungkan Dalam Arifin (2000), ketampilan berfikir dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu : ketrampilan dasar dan ketrampilan berpikir kompleks. Menurut Costa dalam Arifin (2000), yang termasuk ketampilan berfikri dasar meliputi : kualifikasi, klasifikasi, hubungan variabel, transformasi, dan hubungna sebab akibat. Sementara itu, ketrampilan berpikir kompleks meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Bila ditinjau daru tujuan dalam pengajaran, berpikir dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yang saling terkait, yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, dan pemecahan masalah. Masing – masing golongan tersebut memiliki karakteristik sendiri. Namun dalam artikel ini pembahasan difokuskan pada berpikir kritis. Berpikir kritis didefinisikan sebagai pola berpikir reflektif yang difokuskan pada membuat keputusan mengenai apa yang diyakini atau 4|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
dilakukan (Ennis dalam Supapto,2007). Sementara itu Scriven dalam Walker (2006) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suati proses intelektual dalam pembuatan
konsep,
mengaplikasikan,
menganalisis,
mensitesis,
dan
mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, dimana hasil dari proses ini digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan. 3. Karakteristik Berpikir Kritis Karakteristik dari berpikir kritis adalah adanya evaluasi saat berpikir, senantiasa bersifat reflektif, menggunakan logika, dan sistematis. Tujuan dari berpikir kritis adalah menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa – gesa sehingga tidak dapat dipetanggungjawabkan. Menurut Ennis dalam Suprapto (2007) terdapat dua belas indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima kelompok ketrampilan berpikir, yaitu : 1) Memberikan penjelasan sederhana, meliputi : a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis pertanyaan c. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu pejelasan atau tantangan 2) Membangun ketrampilan dasar, meliputi : a. Mempertimbangkan kriteria dan keabsahan informasi b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi 3) Menyimpulkan ketrampilan dasar, meliputi : a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi c. Membuat dan menentukan nilai pertimbangan 4) Memberikan penjelasan lanjut, meliputi : a.
Mendefinisikan istilah dan definisi pertimbangan dalam tiga dimensi
b. Mengidentifikasi asumsi 5) Mengatur strategi dan taktik, yang meliputi : a. Menentukan tindakan b. Berinteraksi dengan orang lain
5|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Sistem pembelajaran gotong royong atau cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural lebih menekankan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Salah satu struktur yang terkenal adalah tipe Think-Pair-Share yang dikenalkan oleh Frank Lyman pada tahun 1981. Teknik pembelajaran kooperatif antara lain adalah : a. Student Teams Achievment Division (STAD) b. Jigsaw c. Investigasi Kelompok (IK) d. Pendekatan Struktural e. Think-Pair-Share f. Numberel Heads Together
Model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share merupakan salah satu teknik yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Teknik Think-Pair-Share digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, komunikasi dan mendorong siswa untuk berbagi informasi dengan siswa lain. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share guru membagi siswa dalam kelompok heterogen yang beranggotakan empat atau enam orang. Model pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Share tahapan :
a. Sebagai kegiatan awal adalah Think atau tahap berpikir. Setiap siswa diberi kesempatan untuk membaca, memahami, memikirkan kemungkinan jawaban, dan membuat catatan tentang hal – hal yang tidak dipahami atau informasi yang berhubungan dengan tugas. Kegiatan ini bertujuan untuk
6|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
memberikan respon kepada siswa terhadap ide – ide yang terdapat pada LKS, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam behasa sendiri.
b. Selanjutnya tahap Pair atau tahapan berpasangan. Pada tahap ini, siswa diminta
untuk
berpasangan
dengan
salah
seorang
teman
dalam
kelompoknya untuk mendiskusikan kemungkinan jawaban atau hal – hal yang telah diperoleh dalam tahap Think. Dengan berpasangan, partisipasi ajtif siswa dalam kelompok dapat lebih dioptimalkan sehingga kemampuan siswa dapat lebih ditingkatkan.
c. Setelah tahap Pair atau berpasangan, kemudian tahap Share, dimana pasangan bergabung dengan pasangan yang lain dalam kelompok untuk membentuk kelompok berempat. Kemudian kelompok ini mendiskusikan tugas – tugas yang belum diselesaikan atau hal – hal yang belum dipahami ketika diskusi, kemudian menetapkan hasil akhir jawaban kelompoknya. Dengan adanya tahap imalkan sehingga kemampuan siswa dapat lenih ditingkatkan. Setelah tahap Pair dan Share , terjadi lebih banyak diskusi sehingga dapat lenih meningkatakan dan mengoptimalkan pertisipasi aktif siswa dalam kelompok. Selain itu siswa juga cara berpikir siswa lebih bisa diasah dalam tahapan model ini. Berikut ini contoh rangkaian dari tahap – tahapan pembelajaran think – pair share :
(sumber :http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com/_9d9PjOwyW)
7|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
Menurut Anita Lie (2007) terdapat enam tahapan dalam teknik Think-PairShare, yaitu : 1. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok. 2. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri 3. Siswa berpasangan dengan salah satu teman dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya 4. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk membagi hasil kepada kelompok berempat.
C. Pengembangan Ketrampilan Berpikir Kritis Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pengembangan ketrampilan berpikir kritis adalah sebagai berikut : 1. Artikel atas nama Zulkarnain dengan judul “ Model kooperatif Tipe Think Talk Wrote (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis “ menyimpulkan bahwa : -
Pembelajaran model kooperatif tipe think talk write menjadi alternatif peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif terutama pada ketrampilan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis untuk meraih prestasi optimal.
2. Artikel atas nama Dadang S. Anshori dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pengembangan Perkuliahan Tata Wacana Yang Berbasis
Analisis
Wacana
Kritis
(Critical
Discourse
Analysis)”
menyimpulkan bahwa : -
Tingkat literasi mahasiswa dalam mata kuliah Tata Wacana Bahasa Indonesia dikategorikan rendah. Hal ini dibuktikan dengan indikator akses terhadap media yang rendah, memilih informasi media, dan kemampuan menganalisis bahasa media yang juga rendah. Indikator ini akan berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa dalam menganalisis teks media.
-
Kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam memahami teks dapat dikategorikan kurang kritis mengingat perangkat untuk dapat menganalisis dan memahami teks termasuk kurang memadai.
8|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
-
Kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis teks berdasarkan pendekatan CDA pada variabel sintaksis dan semantik dapat dikategorikan baik dan memadai, namun pada analisis level stilistik dan retoris kemampuan mahasiswa dikategorikan rendah. Kemampuan mahasiswa menganalisis kognisi sosial juga rendah ditandai dengan kurangnya kemampuan menghubungkan antara fakta struktur dengan kognisi sosial. Demikian pula kelemahan lain tampak pada saat mahasiswa melakukan analisis konteks yang mensyaratkan pengetahuan dalam tentang sebuah topik.
-
Peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam memahami teks berdasarkan pendekatan CDA masih sangat kurang mengingat kemampuan mahasiswa dalam menganalisis wacana masih bersifat struktural. Kemampuan ini harus didorong agar mahasiswa mampu
3. Artikel atas nama Sri Wahyuni dengan judul “Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Ipa Berbasis Problem-Based Learning” menyimpulkan bahwa : -
Model pembelajaran PBL telah terbukti dapat meningkatkan partisipasi, aktivitas, motivasi, dan hasil belajar siswa serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis/berpikir tingkat tinggi. Ketersediaan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting untuk menerapkan PBL. Pada saat ini, terdapat berbagai sumber belajar yang dapat mendukung penerapan PBL dalam pembelajaran IPA. Sehingga kini semua bergantung pada guru dan pihak sekolah apakah mereka mau menerapkan PBL guna meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswanya.
4. Artikel atas nama Gebi Dwiyanti dan Siti Darsati dengan judul “Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas X Dan XI Pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Metoda Praktikum” menyimpulkan bahwa : -
Secara keseluruhan keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa berkategori cukup.
-
Untuk kelas X, KBK dengan nilai paling tinggi adalah KBK menarik kesimpulan berdasarkan fakta (kategori baik) dan KBK dengan nilai paling rendah adalah KBK memberikan penjelasan dari hasil pertimbangan (kategori kurang).
9|Pengembangan
ketrampilan
berpikir
krtis
-
Untuk kelas XI, KBK dengan nilai paling tinggi adalah KBK memberi contoh (kategori sangat baik) dan KBK dengan nilai paling rendah adalah KBK memberikan penjelasan dari hasil pertimbangan (kategori sangat kurang).
5. Artikel atas nama Gede Putra Adnyana dengan judul “Penerapan Model Sb-Hd Berbantuan Lks-2e Pada Pembelajaran Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Siswa” menyimpulkan bahwa : -
penerapan model SB-HD berbantuan LKS-2E pada pembelajaran kimia dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman kosnep siswa sehingga
disarankan
agar
guru-guru
dapat
menerapkan
dan
mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di sekolah -
dalam merancang model SB-HD berbantuan LKS-2E pada pembelajaran kimia, disarankan agar materi, alat, dan bahan yang dijadikan sebagai pendukung pembelajaran lebih faktual, aktual, mudah didapat, murah, dan ada di lingkungan siswa atau sekolah sehingga pembelajaran menjadi konkrit, aplikatif, dan kontekstual
Berdasarkan kelima rujukan yang berupa artikel jurnal penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ketrampilan berpikir kritis siswa SMA terutama dalam mata pelajaran Kimia dapat dikembangkan dan ditumbuhkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Karena cara berpikir siswa SMA sangat mudah sekali mucul, dan sangat mudah sekali untuk hilang jika tidak kita beri dukungan dan cara yang sesuai. Oleh karena itu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share siswa dapat berpikir secara mandiri terlebih dahulu untuk memunculkan ide – ide terbaru dipikiran mereka, kemudian secara berpasangan mereka saling berdiskusi bertukar pikiran, dan yang terakhir saling ber-share dengan kelompok lain untuk bertukar pendapat dan informasi yang sekiranya mereka belum mengerti.
10 | P e n g e m b a n g a n
ketrampilan
berpikir
krtis
BAB III PENUTUP A. Simpulan 1. Cara berpikir kritis siswa SMA dapat berkembang tergantung bagaimana guru dan pengajar menggunakan metode yang sesui untuk menumbuhkan cara berpikir siswa. Dan model kooperatif terutama tipe think-pair-share dapat digunakan dalam mengajar siswa SMA dengan tujuan utama mengajak para siswa untuk berpikir secara kritis disegala hal terutama mata pelajaran kimia. 2. Berdasarkan kelima artikel tentang berpikir kritis didepan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan ketrampilan berpikir kritis siswa SMA dalam pembelajaran kimia dapat dikembangkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pairshare.
B. Saran Dari kesimpulan yang kami tulis diatas saran yang dapat diberikan adalah mengadakan beberapa penelitian dengan tujuan utama menegambangkan cara berpikir terutama ketrampilan berpikir krtis.
11 | P e n g e m b a n g a n
ketrampilan
berpikir
krtis
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNIVERSITY UNIPRESS Adnyan, Gede Putra. 2007. Penerapan Model Sb-Hd Berbantuan Lks-2e Pada Pembelajaran Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Pemahaman Konsep Siswa.http://www.ziddu.com/download/18871772/Artikel_Jurnal_IKA_Kim_SB_ HD_2E.pdf.html. diakses pada tanggal 8 Mei 2012 Anshori , Dadang S. 2009. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pengembangan Perkuliahan Tata Wacana Yang Berbasis Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis). http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONE SIA/197204031999031-DADANG/Artikel_berpikir_kritis.pdf. diakses pada tanggal 8 Mei 2012 Dwiyanti, Gebi dan Siti Darsati. 2007. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas X Dan XI Pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Metoda Praktikum. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/195612061983032GEBI_DWIYANTI/Makalah_Semnaskim.pdf . diakses pada tanggal 15 Mei 2012 Wahyuni , Sri. 2011. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Ipa Berbasis Problem-Based Learning. http://www.pdfarchive.com/2011/12/05/40-sri-wahyuni/40-sri-wahyuni.pdf. Diakses pada tanggal 10 Mei 2012 Zulkarnain . 2011. Model kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis. http://jurnal.upi.edu/file/15-Zulkarnaini-EDIT.pdf. diakses pada tanggal 10 Mei 2012
12 | P e n g e m b a n g a n
ketrampilan
berpikir
krtis