Nama : Hanif Audina Rahmawati NPM : 1206218013 1206218013 Matkul : Propma
Jenis Material : Corundum (Al 2O3) Aluminium oksida
adalah senyawa kimia yang terdiri dari alumunium dak oksigen
dengan rumus kimia yaitu Al 2O3. Nama lain dari Alumunium sering dikenal dengan sebutan
Corundum .
oksida
adalah Alumina atau
Alumina memiliki titih berkisar 2,977 oC dan titik
lebur berkisar 2,072 o C. Massa jenis di dunia berkisar 3,95 gr/cm 3 dan massa molarnya yaitu 101,96 gr/mol.
1. Struktur
Cristal Alumunium oksida biasa dikenal dengan sebutan Corundum. Ion oksigen yang memiliki bentuk hexagonal memiliki rangkaian yang cocok dengan ion alumunium yang memiliki elektron dua – tiga dengan bentuk octahedral. Setiap pusat Al+3 berbentuk octahedral. Adapula yang berbentuk crystallographi, corundum mengadopsi
Bentuk stuktur Al 2O3
bentuk trigonal bravai br avai yang memiliki bentuk geometris yang sama dengan bentuk molekul pada kelompok dari R-3c (nomor 167 tabel internasional). Bentuk lainnya yang
terdahulu
yang
berisi
dua
formula
dari
alumunium oksida. Alumunium oksida jugamemiliki beberapa fase, yang memiliki beberapa nama yaitu ɣ-, δ-, η-, θ-, dan X-Al2O3. Beberapa diantaranya memiliki struktur
Corundum dari Brazil, berukuran
Kristal dan properti yang unik. Bentuk kubus dari ɣ -
2 x 3 cm
Al2O3 banyak diaplikasikan pada hal-hal yang cukup penting. selain itu ada juga β-Al β-Al2O3 bisa dibuktikan selain NaAl11O17. Alumunium oksida cair dengan titik lebur yang bentuk kasar 2/3 tetrahedral (yaitu 2/3 dari alumunium yang terdiri dari sekitar 4 oksigen), dan 1/3 5-koordinat, yang sangat kecil (berkisar 5 %) bentuk octahedral dari Al-O yang sekarang. Sekitar
80% dari atom oksigen dibagikan kepada tiga atau lebih dari bentuk Al-O polyhedral, dan mayoritas dari bentuk dalam polyhedral terbagi dalam di pojok-pojoknya, dengan tersisa berkisar 10 – 20 % yang terbagi di pinggiran-pinggirannya. Penjelasan lainnya tentang octahedral berbentuk cair adalah diikuti oleh volume yang relative besar dan terus meningkat ( sekitar 20% ), dan massa jenis dari bantuk cair dari senyawa tersebut adalah berkisar 2,93 g/cm 3.
2. Sifat
Alumunium oksida termasuk dalam bahan isolasi listrik namun memiliki sifat konduktifitas termal yang relative tinggi (30 Wm -1K -1) sebagai salah satu jenis keramik. Alumunium oksida tidak dapat larut dalam air. Kebanyakan material ini berbentuk Kristal, yang sering disebut corundum atau α-alumunium oksida, kekerasannya sangat sesuai digunakan sebagai alat
Bentuk bubuk dari Al2O3
penggosok dan sebagai alat pemotong. Alumunium oksida merupakan salah satu alumunium dalam bentuk metal yang sangat terpengaruh oleh perubahan cuaca. Alumunium metal ini sangat reaktif terhadapa oksigen di atmosfir, dan layar yang mulanya tipis dari alumunium oksida akan menebal (penebalan berkisar 4nm). Metal pelindung ini kemudian akan teroksidasi. Penebalan dan kandungan dari layar oksida ini dapat digunakan untuk meningkatkan sebuah proses yang disebut dengan anodizing. Salah satu nomor atom, seperti alumunium, perunggu, mengeksploitasu kandungannya yang termasuk dalam proporsi alumunium dalam resistansi korosi metal. Alumunium oksida terhubung oleh anodizing dengan tipe seperti amorphous, tapi terlepas oleh proses oksidasi seperti oksidasi plasma elektrolitic yang menghasilkan sesuatu yang signifikan berbentuk Kristal alumunium oksida yang terselubungi, yang kekerasanannya meningkat. Alumunium oksida telah dihilangkan dari daftar kimia Agency United States Environmental Protectection. Alumunium oksida termasuk dalam daftar barang beracun EPA dalan bentuk fiber.
3. Proses pembuatan
Komponen utama dari alumunium hidroksida adalah bauksit, salah satu yang paling utama adalah alumunium. Campuran dari mineral yang salah satunya bauksit,
termasuk gibbsite (Al(OH)3), boehmite (ɣ-AlO(OH)), dan diaspore (α-AlO(OH)), yang merupakan campuran logam tak murni dari besi oksida dan hidroksida, kwarsa dan mineral lekat. Bauksit ditemukan dalam sejenis laterit. Bauksit dimurnikan melalui proses bayer. AlO(OH) + H2O + NaOH → NaAl(OH) 4 Al(OH)3 + NaOH → NaAl(OH) 4 Kecuali untuk SiO 2, komponen bauksit lainnya yang terlarut dari awal. Ketika penyaringan dari proses pencampuran pertama, Fe2O3 dihilangkan. Ketika cairan bayer didinginkan, membentuk lapisan Al(OH) 3, terpisa dari silikat. NaAl(OH)4 → NaOH + Al(OH)3 Padatan (Al(OH)3) Gibbsite yang kemudian dipanaskan (dipanaskan secara kuat) yang kemudian menghasilkan Alumunium oksida. 2 Al(OH)3 → Al2O3 + 3 H2O Hasil dari Alumunium oksida cenderung memiliki banyak bentuk, diantaranya terdiri dari bentuk umum dari alumunium oksida yang biasanya disebut corundum. Oleh karena itu, proses pembuatannya sangat mengoptimalkan hasilnya sama dengan produksi menjahit. Salah satu bentuk sekarang memiliki efek, diantaranya adalah, daya larut dan lubang struktur dari hasil alumunium oksida, yang berbanding terbalik dengan efek biaya produksi dari alumunium dan pengendali polusi. Salah satu aplikasinya adalah isolator listrik dan rangkaian yang teritegrasi, dimana terbentuk dari lapisan tipis dengan persyaratan dan perubahan model yang menghasilkan endapan atom, lapisan Al 2O3 terbentuk oleh perubahan kimia antara trimetilaluminum Al(CH3)3 dan H2O. 2 Al(CH3)3 + 3 H2O → Al2O3 + 6 CH4 H2O yang bereaksi dapat diganti dengan ozon (O 3) yang oksidasinya aktif dan dengan reaksi yang terjadi sebagai berikut 2 Al(CH3)3 + O3 → Al2O3 + 3 C2H6 Lapisan Al2O3 yang berekasi dengan O3 terlihat sekitar 10 -100 kali lebih sedikit dengan massa jenis akan berkurang diandingkan ketika bereaksi dengan H 2O. Dikenal dengan sebutan Alundum (bentuk campuran) atau aloksit dalam kemunitas tambang, keramik, dan ilmu material, alumunium oksida yang banyak digunakan. Dunia sudah memproduksi Alumunium setiap tahunnya berkisar 45 juta ton, sekitar 90% digunakan sebagai bahan baku dari alumunium. Penggunaan sebagian besar alumunium oksida diantaranya alat-alat refraktur, keramik, menyemir,
dan penggosok. Sebagian besar juga digunakan sebagai bahan baku dari zeolith, pewarnaan baju dengan titania, dan bahan penghasil api.
4. Kegunaan
Sebagian besar alumunium oksida dikonsumsi dari produksi alumunium, biasanya disebut proses Hall. a. Kertas Sebagai salah satu bahan kimia yang lembam dan berwarna putih, alumunium oksida sering digunakan sebagai salah satu sebagai campuran kertas untuk plastic. Alumunium oksida yang biasanya digunakan sebagai pencegah sinar matahari dan kadang-kadang sekarang digunakan sebahai bahan kosmetik, lipstick dan pewarna kuku. b. Bahan Katalis Alumunium oksida merupakan salah satu bahan katalis yang digunakan dalam reaksi di dunia industry. Dalam penggunaan skala besar, alumunium oksida merupakan salah satu katalis dalam proses Claus sebagai penggubah sisa gas hydrogen sulfide menjadi elemen sulfur dalam sebuah tambang minyak. Alumunium oksida juga digunakan untuk pengeringan alcohol untuk alkana. Alumunium oksida banyak dibutuhkan untuk mendukung percepatan reaksi sebagai
katalis
dibidang
industri,
seperti
digunakan
dalan
proses
hidrosulfurizasion dan polimerasi Ziegler-Natta. c. Pemurnian Alumunium oksida banyak digunakan untuk menghilangkan air dari aliran udara. d. Bahan Penggosok Alumunium oksida digunakan berdasarkan kekerasan dan kekuatannya. Banyak digunakan sebagai alat penggosok, termasuk untuk mengganti sesuatu yang cukup mahal
dalam
industry
berlian.
Berbagai
bentuk
amplas
(kertas
pasir)
menggunakan Kristal alumunium oksida. Selain itu, penyimpanan panas dan panas spesifik membuatnya banyak digunakan untuk mengasah, terutama alat potong. Sebagai mineral alat gosok aloxite, alumunium oksida banyak berisi, seperti silica, banyak dikenal sebagai penggosok ujung tongkat billiard. Bubuk alumunium oksida digunakan untuk membersihkan CD.DVD dan membetulkan alat-alat memasak. Kualitas pembersihannya juga digunakan dalam pasta gigi.
Selain sifatnya yang kuat dan penggosok adalagi berdasarkan kekerasan dari aluminum oksida. e. Gambar Serpihan alumunium oksida digunakan dalam gambar sebagai egek dari dekorasi refleksi, seperti dalam bidang otomotif dan industry kosmetik. f. Fiber Alumunium oksida telah digunakan dalam beberapa percobaan dan fiber bagus untuk penggunaan yang tepat guna (contohnnya Fiber FP, Nextel 610, Nextel 720). Khususnya alumina nanofibers telah kembali di teliti lebih lanjut lagi. g. Lain-lainnya Dalam pencahayaan, alumunium oksida transparasi digunakan dalam sodium vapor lamps. Alumunium oksida juga digunakan sebagai salah satu bentuk untuk mempersiapkan bentuk lampunya Dalam laboratorium kimia, alumunium oksida dalam bentuk setengah digunakan untuk cromatografi, terutama basa (pH 9,5), asam (pH 4,5 ketika di air) dan netral. Dalam aplikasi kesehatan sering digunakan sebagai alat pemindahan panggul. Selain itu, digunakan juga sebagai dosimeter untuk menghalangi dari efek radiasi dan untuk terapi terutama sifatnya yang optic stimulus luminesensi. Alumunium oksida sebagai isolator listrik digunakan dalam bentuk substrat (silicon dalam batu nilam) sebagai sambungan yang terintegrasi tapi juga sebagai penghalang dari pemalsuan dari alat-alat superkonduktor seperti transistor single dan alat interferensi superkonduksi kuantun. Isolator dari tungku bersuhu tinggi yang biasa dihasilkan dari alumunium oksida. Kadang isolator memiliki berbagai jenis persentasi dari silica berdasarkan kenaikan suhu dari material tersebut. Isolator dapat dibuat dalam bentuk selimut, papan, batubata dan fiber longgar untuk beberapa aplikasi Sebagian kecil alumunium oksida biasa digunakan sebagai pemotong panas dalam kimia. Digunakan juga sebagai isolator untuk menyalakan listrik. Dengan menggunakan proses plasma spray dan mencampurkan dengan titanium, dapat dilapidi pada permukaan dari pelek sepeda alumunium untuk menghindari lecet dan keriskanan pengguna.
DAFTAR PUSTAKA
-
http://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium_oxide_%28compounds%29 di akses pada Senin, 9 september 2013, jam 11.43
-
William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch. 2009. Materials Science and Engineering an introduction