Allah sebagai Sang Khalik (Pencipta) Allah sebagai Sang Khalik (Pencipta) Seringkali kita mendapat pertanyaan dari Kaum Atheis yang meragukan keberadaan Allah ? Bagaimana kita membuktikan bahwa Allah itu ada di dunia? Cobalah kita perhatikan benda-benda di sekeliling kita, dari bumi, pepohonan, Alam semesta dan seisinya. Sebagai contoh misalkan kita lihat di rumah kita terdapat meja, kursi, almari, buku, tv, radio, dan segala macam perabotan, alat-alat dapur dsb. Apakah semua itu terjadi dengan sendirinya? Tentu tidak, semua itu pasti ada yang membuatnya. Siapakah Siapakah yang membuatnya? Meski kita tidak tahu namanya, bagaimana bentuk tubuhnya, warna kulitnya, tetapi kita yakin bahwa yang membuat barang-barang itu tentulah manusia. Kita tentu akan menolak jika ada yang mengatakan bahwa barang-barang itu ada dengan sendirinya. Akal kita tidak menerima kalau bendabenda itu dibuat oleh hewan, atau yang serupa dengan benda itu. Misalnya meja, dibuat oleh makhluk yang rupa dan jenisnya seperti meja. Bila kita arahkan pandangan ke lingkungan yang lebih luas lagi, kita akan menemukan banyak benda berupa hewan, ada yang jinak dan liar, yang be rkaki dua, dan empat. Ada yang terbang dan ada pula berjalan lamban. Kita juga dapat menjumpai beraneka jenis t umbuh-tumbuhan, tanaman lunak dan keras. Ada yang berpohon menjalar, dan ada pula yang tinggi. Buahnya juga beraneka macam, besar, kecil, dengan rasa manis, kecut dan pahit. Bunga-bungaan juga me nampilkan aneka warna indah yang menyenangkan mata memandangnya. Kita berkeyakinan bahwa tak mungkin benda-benda itu terjadi dengan sendirinya. Pastilah ada yang menciptakan, meskipun tidak pernahmelihat Penciptanya. Kita pun menolak kalau dikatakan bahwa yang mencipta itu sama dengan benda-benda yang diciptakan. Pencipta ayam sama dengan ayam,pencipta manusia sama dengan manusia. Atau setidak-tidaknya ada keserupaan pencipta dengan makhluk, mempunyai mata, telinga, hidung, berwajah, berkaki, bertangan dan sebagainya. Atau mungkinkah patung dapat menciptakan sesuatu. Kalau ya,alangkah lucunya dan kalau tidak mengapa ada yang menyembahnya, atau mengangkatnya sebagai Tuhan? Pencipta memang tidak sama dengan yang dicipta. Khalik tidak sama dengan makhluk. Ia adalah Zat Yang Wajib Adanya (Zat Wajibul Wujud). Bagaimana jenis dan bentuknya bukanlah jangkauan akal manusia, karena itu dilarang memikirkan m emikirkan Zat Tuhan. Pikirkanlah ciptaan-Nya, jangan pikirkan Zat-Nya. Dengan melihat ciptaan yang begitumenakjudkan, kitapercaya bahwa yang mencipta tentulah lebih Agung lagi. QS. Az-Zumar (39): 62-63 Artinya: Allah pencipta segala sesuatu dan Dia pemelihara segala sesuatu (62) Bagi – Bagi – Nya Nya perbendaharaan langit dan bumi. Dan orang – orang – orang orang yang ingkar terhadap ayat – ayat – ayat ayat Allah mereka itulah orang – orang – orang orang yang jahil (63). QS. Al-Baqarah (2): 255
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Ynga Hidup Kekal lagi lagi Berdiri Sendiri. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan – Kepunyaan – Nya Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat apa – apa apa yang ada di hadapan mereka member syafa’at di sisi Allah tanpa izin – Nya? – Nya? Dia mengetahui apa – dan apa – apa – apa apa yang di belakang mereka, dan me reka tidak mengetahui apa – apa – apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi (kekuasaan) – (kekuasaan) – Nya Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS. Thaha (20): 114 Artinya: Maha Tinggi Allah, Allah, Raja Yang Benar. Dan janganlah janganlah engkau tergesa – tergesa – gesa gesa membaca Quran sebelum selesai diwahyukan kepada engkau, dan katakanlah, “Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu”.
Allah SWT Sebagai Khalik ALLAH SEBAGAI KHALIK
1. A.
ALLAH SEBAGAI PENCIPTA,PENGA PENCIPTA,PENGATUR TUR dan PEMELIHARA
Allah sebagai pencipta,pengatur dan pemelihara diterangkan dalam firman-Nya.Hal itu antara lain terdapat di dalam Surat Al-Baqarah : 29 yang menerangkan tentang penciptaan bumi seisinya yang diperuntukan bagi manusia,serta penyempurna langit menjadi tujuh langit.Adapun ayatnya berbunyi :
Dalam surat Al- An’am : 101-102 diterangkan bahwa Allah adalah pencipta dan pemelihara yang tidak sama dengan sifat-sifat mahluk-Nya.
Artinya : “Dia “Dia pencipta pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak pernah mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Mengetahui segala sesuatu.
memiliki sifat yang ) demikian itu adalah Allah Tuhan kamu; tiada Tuhan (yang berhak “(Yang memiliki disembah ) selain Dia; Pencipta segala sesuatu,maka sembah lah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu “.
Dalam surat Al-Hasyr (59) (59) : 24 menerangkan bahwa Allah adalah pencipta. Adapun bunyi ayatnya seperti berikut :
Artinya : “Dialah Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang “Dialah Allah mempunyai nama-nama Yang Paling Baik..”
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi.Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi maha bijaksana. Uraian tersbut dapat disimpulkan bahwa Allah sebagai sebagai pencipta,pengatur dan pemelihara adalah Yang Maha Sempurna tidak sama dengan mahluk-Nya. Allah adalah Dzat yang tidak berawal dan berakhir,tidak berputra dan diputrakan.Dia adalah tempat bergantung b ergantung para mahluknya. Itulah Allah
sebagai Khalik dan itulah Rabbul’alamin. 2.2 Hak Khalik Untuk Disembah
Sebagai Rabbul’alamin seperti digambarkan di muka,maka Dia mempunyai hak untuk disembah oleh mahluk-Nya.Karena itu sangat beralasan jika Allah memerintahkan kepada mahluk-Nya untuk menyembah (beribadah) kepda-Nya,bahkan bagi mahluk-Nya yang beribadah hanya kepada-Nya merupakan jalan jalan yang yang paling lurus. Hal tersebut dapat diambil dari firman-Nya seperti dalam surat Al-Baqarahayat : 21, Surat An-Nisa : 36,Surat Al-Maidah ayat : 72,117,Surat Al- A’rof : : 59,65,73,85, Surat Hud : : 50,61,84, Surat An-Nahl : : 36, dan lain-lain yang semuanya berjumlah tidak kurang dari 21 ayat surat-surat tersebut diantaranya adalah berikut : Surat Al-Baqarah : 21
Artinya : “Hai manusia,sembahlah manusia,sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan oran g-orang sebelummu,agar kamu bertakwa”.
Surat An-Nisa : 36 :
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutkan-Nya dengan sesuatu pun..” “Sembahlah Allah
Di dalam surat Yasin : 60-62,Allah mengingatkan bahwa syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia,dan karenanya,janganlah menyembah kepadanya. Menyembahlah hanya kepada Allah karena inilah jalan yang lurus.
Adapun secara lengkap bunyi ayat tersebut seperti se perti berikut :
Artinya : “Bukanlah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak “Bukanlah Aku menyembah syaitan ? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”. (60) kamu”. (60)
(
(61) “Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (61) “Dan hendaklah
gguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. Maka apakah kamu “Sesungguhnya “Sesun tidak memikirkan?” (62)
Dari uraian di atas ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu direnungkan lebih lanjut,yaitu pengertian mengenai ibadah dalam setiap perintahnya di dalam Al-Qur’an dan mengapa ibadah kepada Allah merupakan jalan yang lurus.
Dipandang dari berbagai aspek keilmuan ibadah mempunyai banyak arti. Pengertian ibadah secara etimologis berbeda dengan pengertian menurut para ahli ilmu tauhid,ahli ilmu akhlak,ahli bahasa,ahli tasawuf,dan seterusnya.
Secara etimologis (harafiah),ibadah berasal dari kata: ‘abada -ya’budu-ibadatan-wa’ubbudiyyatan yang dapat berarti beribadah,menyembah atau mengabdi..(Al-Munawir). Para ahli bahasa dan doa. Karena itu,menurut arti mengartikan ibadah sebagai menurut,mengikut,tunduk,tha’at menurut,mengikut,tunduk,tha’at dan
harfiah dan arti bahasa,ibadah yang artinya menyembah,menurut,mengikut,tunduk ataupun mentaati Allah sebagai Khalik (Rabb) itu tentu akan berjalan di jalan yang lurus,jalan yang benar.
2.3 Allah Maha Kuasa dan Pemberi Rizki
Al-Jum’ah Di akhir surat AlJum’ah (62),Allah SWT menegaskan bahwa Dialah Dzat yang sebaik-baik
pemberi rizki.ayat tersebut berbunyi :
…. Artinya : “… “….. dan Allah Sebaik-baik Pemberi Rizki”
Pernyataan ini akan diterima sebagai suatu kebenaran jika dilandasi dengan keimanan dan renungan yang mendalam pada kehidupan pedangang dipasar,yang dapat digambarkan sebagai berikut : m asing-menempati pintu utara,tengah “Tersebutlah tiga orang pedaga ng kain sarung yang masing-menempati selatan,selatan. Tiga orang yang menjajakan kain berkualitas sama dengan kualitas pelayanan yang sama pula,suatu saat pembeli masuk melalui pintu ujung utara. Calon pembeli sarung itu langsung menawar milik penjual A dengan tawaran X-3. Dengan harga tersebut ,A sebenarnya sudah dapat untung,tetapi belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.
Karena persediaan uangnya terbatas,pembeli tadi pindah ke penjual B yang ada di pintu tengah.,dengan harga X-2. Namun,B belum juga melepaskan daganganya. Sehingga pembeli akhirnya pindah ke pedagang C menawar harga kain X-1.Pedagang C menerima tawaran harga tersebut karena sudah memenuhi keuntungan yang diharapkan. Dengan demikian C dapat rezki dari
Allah. Seandainya perjalanan tawar-menawar harga kain itu prosesnya melalui pintu paling selatan,dimungkinkan A yang memperoleh keuntungan tersebut.
Pertanyaannya adalah mengapa proses jual-beli itu dimulai dari utara? Tentu saja jawaban yang paling tepat adalah Allah SWT,sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pemberi Rizki.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanya rizki setiap manusia tidak akan pernah tertukar satu sama lain walapun berdekatan sekalipun tempat usaha mereka karena semua rizki ,bala,jodoh,meninggal setiap manusia,sudah diatur dalam ketentuan ke tentuan Allah SWT.
Tidak semata-mata itu semua telah diatur oleh Allah SWT kita bisa enjoy,bermalas-malasan menunggu datang sendiri dan sesungguhnya Allah menyuruh kita untuk berikhiar.
Sesuai dengan firman nya dala surat Al-Rad ayat 11
“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan [3]
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia”.
Sudah jelas bahwa sanya Allah menyuruh kita untuk berusaha/berikhtiar semaksimal mungkin. Perlu diamati bahwa sanya kita setiap manusia lupa akan bersyukur kepada nikmat kita yang yelah Allah berikan kepada kita,diantaranya nikmat sehat,nikmat rizki dll. Sesungguhnya Allah mengaskan dalam surat….
Surat Ibrahim ayat 7 :
Artinya : “Dan [ingatlah juga], tatkala Tuhanmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, “Dan [ingatlah “Sesungguhnya jika pasti Kami akan menambah [ni’mat] kepadamu, kepadamu, dan jika kamu mengingkari [ni’mat -Ku], -Ku], maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. sangat pedih”.
Allah-lah satu-satunya pemberi rizki. Ia adalah “al -Razzaq”,
yang Maha memberi rizki. Allah
menciptakan semua jenis rizki itu dan Allah pula yang memberikannya kepada makhluk-makhlukNya.
Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” “Sesungguhnya Allah “Sesungguhnya (Adz-Dzariyat: 58)
Sebagaimana Allah adalah satu-satunya pencipta, Allah pulalah satu-satunya pemilik dan pemberi rizki. Allah membagi-bagikan rizki itu kepada siapa saja yang dikehendakinya.
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia…” (Az (Az“Kami telah Zukhruf: 32)
Allah meluaskan dan menyempitkan rizki itu kepada siapa saja yang diinginkan-Nya, tentu untuk hikmah tertentu dan sejalan dengan sifat adil-Nya. Perhatikan beberapa firman Allah berikut ini:
ungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan “Sesungguhnya “Ses menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba (Al-Isra: 30) Nya.” (Al-Isra:
“Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba- hamba-Nya dan Dia “Allah melapangkan (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al (Al Ankabut: 62.
Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan “Katakanlah: “Sesungguhnya “Sesungguhnya Tuhanku menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak (Saba: 36) mengetahui.” (Saba:
Perlu diingat, bahwa Allah tidak memberikan rizki duniawi itu kepada orang yang berambisi saja, namun juga bagi orang yang tidak menginginkannya. Senyatanya, betapa banyak orang yang berambisi mengejar rizki itu, hingga seluruh hidupnya hanya ia pertaruhkan untuk mencarinya, namun Allah tidak memberikannya. Hidupnya justru sengasara sen gasara dalam kemiskinan. Celakanya, ia semakin sengsara dengan ambisinya yang terus mendesak-desak.
Sebaliknya, banyak orang yang mampu berlaku zuhud, pola hidupnya sederhana dan tidak begitu berambisi mendapatkan kehidupan dunia, namun ia adalah seorang yang kaya raya. Allah berikan harta kepadanya, untuk kemudian Allah semakin memuliakannya dengan harta tersebut. Semua itu karena rizki adalah hak Allah.
menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia “Barangsiapa menghendaki “Barangsiapa itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (Al-Isra: (Al-Isra: 18)
2.3.1 Rizki langit Rizki itu ada di langit. Dari atas lah Allah menurunkan rizki-Nya. Allah berfirman,
(Adz-Dzariyat: “Dan di langit terdapat rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (Adz-Dzariyat: “Dan di 22)
Syaikh as-Sa’di –rahimahullah- mengatakan bahwa yang dimaksud “di langit” dalam ayat ini adalah sumber-sumber rizki. Diantaranya air hujan dan ketentuan-ketentuan ke tentuan-ketentuan Allah. Rizki langit ini mencakup rizki agama dan dunia.
Untuk itu manusia seharusnya tidak terlalu khawatir, takut, sedih dan tamak. Karena rizki sesungguhnya janji Allah dari langit. Siapa pun makhluk Allah itu, shaleh atau durhaka, taat atau sesat, akan Allah berikan jatah rizkinya ri zkinya sesuai dengan ketentuan-Nya.
Manusia harus yakin, bahwa Allah telah menentukan dengan sangat adil dan bijaksana semua yang manusia butuhkan di dunia ini, hingga batas waktu yang juga telah Allah tentukan. Manusia tidak akan mati sebelum menghabiskan seluruh jatah rizkinya, persis seperti yang pernah dituliskan pada saat ia berumur empat bulan dalam kandungan ibunya.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud , ia berkata, Rasulullah –orang yang benar dan dibenarkan- menceritakan kepada kami, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empatpuluh hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama empatpuluh hari juga, kemudian menjadi mudhghah selama empat puluh hari juga. Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya lalu ia meniupkan ruh kepadanya dan diperintah untuk menuliskan empat perkara: menuliskan rizki, ajal dan amalnya, serta ia menjadi orang yang bahagia atau
sengsara.” (Hadis riwayat Bukhari Muslim)
Tidak akan ada yang terlewat. Semua makhluk akan mendapatkannya sesuai dengan apa yang telah ditulis dalam lembar takdir yang terjaga. Manusia hanya dapat berusaha, tidak dapat sedikit pun menentukan. Hanya bisa memohon, tidak bisa menjamin apa pun. Untuk itu upayakanlah rizki tersebut dengan niat ikhlas dan tidak keluar dari areal perbuatan mencari keridhoan Allah tabaraka
wa ta’ala. Niscaya rizki dunia itu i tu kelak berbuah rizki yang mulia. 2.3.2 Beribadah kepada “Ar -Razzaq” Allah sebagai pemberi rizki adalah kenyataan yang tidak dapat terbantahkan. Manusia akan mengakui bahwa Allah adalah pemberi rizki, sebagaimana Allah adalah pencipta, pengurus, raja dan penguasa semesta ini. Manusia beserta makhluk Allah yang lain hanya tunduk pada aturan dan ketetapan-Nya yang azali.
Kenyataan ini kemudian Allah jadikan sebagai salah satu hujjah atas manusia tentang keberhakan Allah dalam hal ubudiah atau penyembahan. Jika Allah satu-satunya yang memberi rizki, maka selayaknya kemudian manusia hanya menghambakan dirinya kepada Allah, beribadah dengan mentauhidkan-Nya. Argumentasi dengan logika ini Allah nyatakan berulang-ulang dalam Al-Quran. Diantaranya firman Allah SWT,
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia “Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah: (Al-Baqarah: 22)
Selain Allah, tidak ada yang mampu mendatangkan rizki kepada siapapun makhluk. Untuk itu penyembahan kepada selain Allah (syirik) termasuk kezaliman yang paling besar. Karena sesembahan yang manusia sembah selain Allah itu sama sekali tidak memiliki kekuasaan dan tidak mampu memberi manfaat sedikit pun. Termasuk diantaranya memberi rizki. Allah menjel askan tentang perbuatan orang-orang musyrik dalam hal ini,
“Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezki kepada mereka “Dan mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun).” jua pun).” (An-Nahl: (An-Nahl: 72)
apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,$dan kamu membuat dusta. “Sesungguhnya apa “Sesungguhnya Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepadaNyalah kamu akan dikembalikan.” (Al-‘Ankabut: (Al-‘Ankabut: 17) 17)
Lalu atas dasar apa orang-orang musyrik itu menyekutukan Allah? tidakkah mereka berfikir? Tidakkah mereka berakal?
Allah sering menyinggung kemampuan nalar dan berfikir manusia untuk membuktikan bahwa kesyirikan jelas tidak sesuai dengan akal sehat. Kehujahan rizki dalam kekuasaan Allah semata atas kewajiban tauhid tentu tidak mungkin bisa diingkari oleh siapapun yang mau berfikir, menggunakan dan mengikuti akalnya, serta menjauhi ajakan hawa nafsunya. Itulah orang-orang yang kembali kepada jalan Allah, orang-orang yang mampu mengambil pelajaran.
“Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu “Dia-lah rezki dari langit. dan Tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada (Al-Mu’min: 13) 13) Allah).” (Al-Mu’min:
“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai “Dan Dia rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Al-Jatsiah: (Al-Jatsiah: 13)
Ini adalah konsep yang pertama kali harus manusia fahami dalam konteks mengusahakan rizki. Rizki sebagai pemberian Allah itu pertama kali harus manusia syukuri dengan melaksanakan amalamal ketauhidan, membentengi diri dari keyakinan-keyakinan serta perbuatan-perbuatan yang dapat mencacati tauhid.
Dengan demikian, tauhid adalah pangkal pertama kesyukuran manusia atas rizki Allah di dunia ini. Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah, jika tauhid belum betul-betul murni dan kuat ku at tertanam dalam hati seseorang. Semakin kuat pemahaman dan pengamalan tauhid seseorang, semakin benarlah pandangan, orientasi dan caranya dalam mencari rizki Allah di dunia ini.
D. SIFAT-SIFAT BAGI ALLAH SWT D.1. Sifat Yang Wajib Bagi Allah SWT 1. Wujud : Artinya Ada
Yaitu tetap dan benar yang wajib bagi zat Allah Ta’ala yang tiada disebabkan dengan sesuatu sebab. Maka wujud ( Ada ) – disisi Imam Fakhru Razi dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi bukan ia a’in maujud dan bukan lain daripada a’in maujud , maka atas qaul ini adalah wujud itu Haliyyah ( yang menepati antara ada dengan tiada) . Tetapi pada pendapat Imam Abu Hassan Al-Ashaari wujud itu
‘ain Al-maujud , karena wujud itu zat maujud karena tidak disebutkan wujud melainkan
kepada zat. Kepercayaan bahwa wujudnya Allah All ah SWT. bukan saja di sisi agama Islam tetapi semua kepercayaan di dalam dunia ini mengaku menyatakan Tuhan itu ada. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
Dan jika kamu tanya orang-orang kafir itu siapa yang menjadikan langit dan bumi nescaya b erkata ” Dan mereka itu Allah yang menjadikan……………” ( ( Surah Luqman : Ayat 25 )
2. Qidam : Artinya Sedia Pada hakikatnya menafikan ada permulaan wujud Allah SWT karena Allah SWT. menjadikan tiaptiap suatu yang ada, yang demikian tidak dapat tidak keadaannya lebih dahulu daripada tiap-tiap
sesuatu itu. Jika sekiranya Allah Ta’ala tidak lebih dahulu daripada tiap -tiap sesuatu, maka hukumnya adalah mustahil dan batil. Maka apabila disebut Allah SWT. bersifat Qidam maka jadilah ia qadim. Di dalam Ilmu Tauhid ada satu perkataan yang sama maknanya dengan Qadim Yaitu Azali. Setengah ulama menyatakan bahwa kedua-dua perkataan ini sama maknanya Yaitu sesuatu
yang tiada permulaan baginya. Maka qadim itu khas dan azali itu am. Dan bagi tiap-tiap qadim itu azali tetapi tidak boleh sebaliknya, Yaitu tiap-tiap azali tidak boleh disebut qadim. Adalah qadim dengan nisbah kepada nama terbahagi kepada empat bagian :
·
Qadim Sifati ( Tiada permulaan sifat Allah Ta’ala )
·
Qadim Zati ( Tiada permulaan zat Allah Ta’ala )
·
Qadim Idhafi ( Terdahulu sesuatu atas sesuatu seperti terdahulu bapa nisbah kepada anak )
·
Qadim Zamani ( Lalu masa atas sesuatu sekurang-kurangnya satu tahun )
Maka Qadim Haqiqi ( Qadim Sifati dan Qadim Zati ) tidak harus dikatakan lain daripada Allah Ta’ala.
3. Baqa’ : Artinya Kekal Sentiasa ada, kekal ada dan tiada akhirnya Allah SWT . Pada hakikatnya ialah menafikan ada
kesudahan bagi wujud Allah Ta’ala. Adapun yang lain daripada Allah Ta’ala , ada yang kekal dan tidak binasa Selama-lamanya tetapi bukan dinamakan kekal yang hakiki ( yang sebenar ) Bahkan kekal yang aradhi ( yang mendatang jua seperti Arasy, Luh Mahfuz, Qalam, Kursi, Roh, Syurga, Neraka, jisim atau jasad para Nabi dan Rasul ). Perkara –perkara tersebut kekal secara mendatang
tatkala ia bertakluq dengan Sifat dan Qudrat dan Iradat Allah Ta’ala pada mengekalkannya. Segala jisim semuanya binasa melainkan melainkan ‘ajbu ‘ajbu Az-zanabi ( tulang kecil seperti biji sawi letaknya di tungking manusia, itulah benih anak Adam ketika bangkit daripada kubur kelak ). Jasad semua nabi-nabi dan jasad orang-orang syahid berjihad Fi Sabilillah yang mana ianya adalah kekal aradhi jua. Disini nyatalah perkara yang diiktibarkan permulaan dan kesudahan itu terbahagi kepada 3 bagian :
·
Tiada permulaan dan tiada kesudahan Yaitu zat dan sifat Alllah SWT.
·
Ada permulaan tetapi tiada kesudahan Yaitu seperti Arash, Luh Mahfuz , syurga dan lain-lain
lagi.
·
Ada permulaan dan ada kesudahan Yaitu segala makhluk yang lain daripada perkara yang
diatas tadi ( Kedua ).
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith. Artinya : Bersalahan Bersalahan Allah Ta’ala Ta’ala dengan segala segala yang baharu. Pada zat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru , yang telahada atau yang belum ada. Pada
hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai dengan yang baharu pada zatnya , sifatnya atau perbuatannya. Sesungguhnya zat Allah Ta’ala bukannya berjirim dan buka n aradh Dan tiada sesekali zatnya berdarah , berdaging , bertulang dan juga bukan jenis leburan , tumbuh-tumbuhan ,
tiada berpihak ,tiada bertempat dan tiada dalam masa. Dan sesungguhnya sifat Allah Ta’ala itu tiada bersamaan dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Ta’ala itu qadim lagi azali dan melengkap melengkapii ta’aluqnya. Sifat Sama’ ( Maha Mendengar ) bagi Allah Ta’ala berta’aluq ia pada segala maujudat tetapi bagi mendengar pada makhluk hanya pada suara saja.
Sesungguhnya di dalam Al-
Quraan dan Al-Hadith yang menyebut muka dan tangan Allah SWT. , maka perkataan itu i tu hendaklah
kita iktiqadkan thabit ( tetap ) secara yang layak dengan Allah Ta’ala Yang Maha Suci daripada berjisim dan Maha Suci Allah Ta’ala bersifat dengan segala sifat yang baharu. 5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : Artinya : Berdiri Berdiri Allah Ta’ala Ta’ala dengan dengan sendirinya sendirinya . Tidak berkehendak kepada tempat berdiri ( pada zat ) dan tidak berkehendak kepada yang menjadikannya Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan Allah SWT. berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya. Allah SWT itu terkaya dan tidak berhajat kepada sesuatu sama adapada perbuatannya atau hukumannya. Allah SWT menjadikan tiap-tiap sesuatu dan mengadakan undang-undang semuanya untuk faedah dan maslahah yang kembali kepada sekalian makhluk . Allah SWT menjadikan sesuatu ( segala makhluk ) adalah karena kelebihan dan belas kasihannya bukan berhajat kepada kep ada faedah. Allah SWT. Maha Terkaya daripada mengambil apa-apa manafaat di atas kataatan hamba-hambanya dan tidak sesekali menjadi mudharat kepada
Allah Ta’ala atas sebab sebab kemaksiatan kemaksiatan dan kemung kemungkaran karan hamba hamba -hambanya. Apa yang diperintahkan atau ditegah pada hamba-hambanya adalah perkara yang kembali faedah dan manafaatnya kepada hamba-hambaNya jua. Firman Allah SWT. yang bermaksud :
Barangsiapa berbuat amal yang soleh ( baik ) maka pahalanya itu pada dirinya jua dan ” Barangsiapa barangsiapa berbuat jahat maka balasannya (siksaannya ) itu tertanggung ke atas dirinya jua “. ( “. ( Surah Fussilat : Ayat 46 ).
Syeikh Suhaimi r.a.h berkata adalah segala yang maujudat itu dengan nisbah berkehendak kepada tempat dan kepada yang menjadikannya, terbahagi kepada empat bagian :
·
Terkaya daripada tempat berdiri dan daripada yang menjadikannya Yaitu zat Allah SWT.
·
Berkehendak kepada tempat berdiri dan kepada yang menjadikannya Yaitu segala aradh (
segala sifat yang baharu ).
·
Terkaya daripada zat tempat berdiri tetapi berkehendak kepada yang menjadikannya Yaitu
segala jirim. ( Segala zat yang baharu ) .
·
Terkaya daripada yang menjadikannya dan berdiri ia pada zat Yaitu sifat Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala pada zat, zat, pada sifat sifat & pada pada perbuat perbuat an. 6. Wahdaniyyah. Artinya : Esa Allah Maka hakikatnya ibarat daripada menafikan berbilang pada zat, pada sifat dan pada perbuatan sama ada bilangan yang muttasil (yang berhubung ) atau bilangan yang munfasil ( yang bercerai ).
Makna Esa Allah SWT pada zat itu Yaitu menafikan Kam Muttasil pada Zat ( menafikan bilangan
yang berhubung dengan zat ) seperti tiada zat Allah Ta’ala tersusun daripada darah , daging , tulang ,urat dan lain-lain. Dan menafikan Kam Munfasil pada zat ( menafikan bilangan yang bercerai pada
zat Allah Ta’ala )seperti tiada zat yang lain l ain menyamai zat Allah Ta’ala. Makna Esa Allah SWT pada sifat Yaitu menafikan Kam muttasil pada Sifat ( menafikan bilangan yang berhubung pada sifatnya ) Yaitu tidak sekali-kali bagi Allah Ta’ala pada satu -satu jenis sifatnya dua qudrat dan menafikan Kam Munfasil pada sifat ( menafikan bilangan –bilangan yang bercerai pada sifat ) Yaitu tidak ada sifat yang lain menyamai sebagaimana sifat Allah SWT. yang Maha Sempurna.
Makna Esa Allah SWT pada perbuatan Yaitu menafikan Kam Muttasil pada perbuatan ( menafikan bilangan yang bercerai – –cerai pada perbuatan ) Yaitu tidak ada perbuatan yang lain menyamai seperti perbuatan Allah bahkan segala apa yang berlaku di dalam alam semuanya perbuatan Allah SWT sama ada perbuatan itu baik rupanya dan hakikatnya seperti iman dan taat atau jahat rupanya tiada pada hakikat-nya seperti kufur dan maksiat sama ada perbuatan dirinya atau perbuatan yang lainnya ,semuanya perbuatan Allah SWT dan tidak sekali-kali hamba mempunyai perbuatan pada hakikatnya hanya pada usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas. Maka wajiblah bagi Allah
Ta’ala bersifat Wahdaniyyah dan ternafi bagi Kam yang lima itu Yaitu : 1.
Kam Muttasil pada zat.
2.
Kam Munfasil pada zat.
3.
Kam Muttasil pada sifat.
4.
Kam Munfasil pada sifat.
5.
Kam Munfasil pada perbuatan.
Maka tiada zat yang lain , sifat yang lain dan perbuatan yang lain menyamai dengan zat , sifat dan perbuatan Allah SWT . Dan tertolak segala kepercayaan-kepercayaan yang membawa kepada
menyekutukan Allah Ta’ala dan perkara -perkara yang menjejaskan serta merusakkan iman. 7. Al – Qudrah : Artinya : Kuasa qudrah Allah SWT. Memberi bekas pada mengadakan meniadakan tiap-tiap sesuatu. Pada hakikatnya ialah satu sifat yang qadim lagi azali yang thabit ( tetap ) berdiri pada zat Allah SWT. yang mengadakan tiap-tiap yang ada dan meniadakan tiap-tiap yang tiada bersetuju dengan iradah. Adalah bagi manusia itu usaha dan ikhtiar tidak boleh memberi bekas pada mengadakan atau meniadakan , hanya usaha dan ikhtiar pada jalan menjayakan sesuatu . Kepercayaan dan iktiqad manusia di dalam perkara ini berbagai-bagaiFikiran dan fahaman seterusnya membawa berbagai-bagai kepercayaan dan iktiqad.
a. Iktiqad Qadariah :
Perkataan qadariah Yaitu nisbah kepada qudrat . Maksudnya orang yang beriktiqad akan segala perbuatan yang dilakukan manusia itu sama ada baik atau jahat semuanya terbit atau berpunca daripada usaha dan ikhtiar manusia itu sendiri dan sedikitpun tiada bersangkut-paut dengan kuasa Allah SWT.
b. Iktiqad Jabariah :
Perkataan Jabariah itu nisbah kepada Jabar ( Tergagah ) dan maksudnya orang yang beriktiqad manusia dan makhluk bergantung kepada qadak dan qadar Allah semata-mata ( tiada usaha dan ikhtiar atau boleh memilih samasekali ). c. Iktiqad Ahli Sunnah Wal – Jamaah :
Perkataan Ahli Sunnah Wal Jamaahialah orang yang mengikut perjalanan Nabi dan perjalanan orang-orang Islam Yaitu beriktiqad bahwa hamba itu tidak digagahi semata-mata dan tidak memberi bekas segala perbuatan yang disengajanya, tetapi ada perbuatan yang di sengaja pada zahir itu yang dikatakan usaha dan ikhtiar yang tiada memberi bekas sebenarnya sengaja hamba itu daripada Allah Ta;ala jua. Maka pada segala makhluk ada usaha dan ikhtiar pada zahir dan tergagah pada batin dan ikhtiar serta usaha hamba adalah tempat pergantungan taklif ( hukum ) ke atasnya dengan suruhan dan tegahan ( ada pahala dan dosa ).
8. Iradah : Artinya : Menghendaki Allah Ta’ala. Maksudnya menentukan segala mumkin ttg adanya atau tiadanya. Sebenarnya Se benarnya adalah sifat yang
qadim lagi azali thabit berdiri pada Zat Allah Ta’ala yang menentukan segala perkara yang harus atau setengah yang harus atas mumkin . Maka Allah Ta’ala yang selayaknya menghendaki tiap -tiap sesuatu apa yang diperbuatnya. Umat Islam beriktiqad akan segala hal yang telah berlaku dan yang
akan berlaku adalah dengan mendapat ketentuan daripada Allah Ta’ala tentang rezeki , umur , baik , jahat , kaya , miskin dan sebagainya serta wajib pula beriktiqad manusia ada mempunyai nasib ( bagian ) di dalam dunia ini sebagaimana firman Allah SWT. yang bermaksud : ” Janganlah kamu
lupakan nasib ( bagian ) kamudi dalam dunia ” . (Surah Al – Qasash : Ayat 77). Kesimpulannya ialah umat Islam mestilah bersungguh-sungguh untuk kemajuan di dunia dan akhirat di mana menjunjung
titah perintah Allah Ta’aladan menjauhi akan segala larangan dan tegahannyadan bermohon dan berserah kepada Allah SWT.
9. ‘Ilmu : Artinya : Mengetahui Allah Allah Ta’ala . Maksudnya nyata dan terang meliputi tiap-tiap sesuatu sama ada yangMaujud (ada) atau yang
Ma’adum ( tiada ). Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada ( thabit ) qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala Maha Mengetahui akan segala sesuatu sama ada perkara. Itu tersembunyi atau rahasia dan juga yang terang dan nyata. Maka ’ilmu Allah Ta’ala Maha Luas meliputi tiap-tiap sesuatu diAlam yang fana’ ini. 10. Hayat . Artinya : Hidup Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala . Segala sifat yang ada berdiri pada zat daripada sifat Idrak ( pendapat ) Yaitu : sifat qudrat, iradat , Ilmu , Sama’ Bashar dan Kalam.
11. Sama’ : Artinya : Mendengar Allah Ta’ala.
Hakikatnya ialah sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada Zat Allah Ta’ala. Yaitu dengan terang dan nyata pada tiap-tiap yang maujud sama ada yang maujud itu qadim seperti ia
mendengar kalamnya atau yang ada itu harus sama ada atau telah ada atau yang akan diadakan. Tiada terhijab (terdinding ) seperti dengan sebab jauh , bising , bersuara , tidak bersuara dan
sebagainya. Allah Ta’ala Maha Mendengar akan segala yang terang dan yang tersembunyi. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud : ….. ingatlah Allah sentiasa Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “.( Surah Surah An-Nisa’a An-Nisa’a – ” ……..Dan ” ……..Dan ingatlah – Ayat 148 )
12. Bashar : Artinya : Melihat Allah Ta’ala .
Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali berdiri pada zat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala wajib bersifat Maha Melihat sama ada yang dapat dilihat oleh manusia at au tidak, jauh atau dekat , terang atau gelap , zahir atau tersembunyi dan sebagainya. Firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
Dan Allah Maha Melihat akan segala yang mereka kerjakan “. ( Surah Ali Imran – Imran – Ayat Ayat 163 ) ” Dan “. (
13 .Kalam : Artinya : Berkata-kata Berka ta-kata Allah Ta’ala. Hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada , yang qadim lagi azali , berdiri pada zat Allah Ta’ala. Menunjukkan apa yang diketahui oleh ilmu daripada yang wajib, maka ia menunjukkan atas yang
wajib sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
( Surah Taha – Ayat 14 ) ” Aku Allah , tiada tuhan melainkan Aku ………”. ………”. ( – Ayat Dan daripada yang mustahil sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud
: Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang “Bahwasanya Allah tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Tuhan Yang Esa. Jika tiga”, padahal mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (Surah Al-Mai’dah Al-Mai’dah – Ayat 73). – Ayat
Dan daripada yang harus sebagaimana firman Allah Ta’ala yang bermaksud :
Padahal Allah yang mencipta kamu dan benda-benda yang kamu perbuat itu”. (Surah Ash. ” Padahal itu”. (Surah Shaffaat – Shaffaat Ayat 96). – Ayat
Kalam Allah Ta’ala itu satu sifat jua tiada berbilang. Tetapi ia berbagai -bagai jika dipandang dari perkara yang dikatakan Yaitu :
1.
Menunjuk kepada ‘amar ( perintah ) seperti tuntuta n mendirikan solat dan lain-lain kefardhuan.
2.
Menunjuk kepada nahyu ( tegahan ) seperti tegahan mencuri dan lain-lain larangan.
3.
Menunjuk kepada khabar ( berita ) seperti kisah-kisah Firaundan lain-lain.
4.
Menunjuk kepada wa’ad ( janji baik ) seperti orang yang taat dan beramal soleh akan dapat
balasan syurga dan lain-lain.
5.
Menunjuk kepada wa’ud ( janji balasan siksa ) seperti orang yang mendurhaka kepada ibu &
bapak akan dibalas dengan azab siksa yang amat berat.
14. Kaunuhu Qadiran
: Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan Dan
Mentiadakan.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Qudrat. 15.Kaunuhu Muridan : Muridan : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Iradat. 16.Kaunuhu ‘Aliman : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Men getahui akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat ‚Ilmu. 17.Kaunuhu Hayyun : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup. Hidup. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Hayat.
18.Kaunuhu Sami’an
: Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar akan tiap -tiap yang
Maujud.
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, Yaitu lain daripada sifat Sama’. 19.Kaunuhu Bashiran : Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap -tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , Yaitu lain daripada sifat Bashar.
: Artinya : Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata -kata. Hakikatnya Yaitu sifat yang berdiri dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan dan tiada ia ma’adum ma’adum , 20.Kaunuhu Mutakalliman
Yaitu lain daripada sifat Kalam.
D.2 Sifat Mustahil Bagi Allah SWT Wajib atas tiap-tiap mukallaf mengetahui sifat-sifat yang mustahil bagi Allah yang menjadi lawan daripada dua puluh sifat yang wajib baginya. Maka dengan sebab itulah di nyatakan di sini sifat-sifat yang mustahil satu-persatu .
1.
‘Adam artinya “tiada”
2.
Huduth artinya “baharu”
3.
Fana’ artinya “binasa”
4.
Mumathalatuhu Lilhawadith artinya “menyerupai makhluk”
5. Qiyamuhu Bighayrih artinya
“berdiri dengan yang lain”
6.
Ta’addud artinya “berbilang -bilang”
7.
‘Ajz artinya “lemah”
8.
Karahah artinya “terpaksa”
9.
Jahl artinya “jahil/bodoh”
10.
Mawt artinya “mati”
11.
Samam artinya “tuli”
12.
‘Umy artinya “buta”
13. Bukm artinya “bisu”
14.
Kaunuhu ‘Ajizan artinya “keadaannya yang lemah”
15.
Kaunuhu Karihan artinya “keadaannya yang terpaksa”
16.
Kaunuhu Jahilan artinya “keadaannya yang jahil/bodoh”
17.
Kaunuhu Mayyitan artinya “keadaannya yang mati”
18.
Kaunuhu Asam artinya “keadaannya yang tuli”
19.
Kaunuhu A’ma artinya “keadaannya yang buta”
20. Kaunuhu
Abkam artinya “keadaannya yang bisu”.
ALLAH SEBAG SEBAGAI AI KHALIQ KHALIQ FIAI-UII FIAI-UII UNIVERSITA UNIVERSITAS S ISLAM ISLAM INDONESIA INDONESIA ( AKIDA AKIDAH) H) MATA MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA ALLAH SEBAG SEBAGAI AI KHALIQ KHALIQ ALLAH ALLAH SEBAGAI SEBAGAI PENCI PENCIPTA, PTA, PENGAT PENGATUR UR DAN PEMEL PEMELIHARA IHARA firman Allah QS. AlAl -baqarah : 29 berikut ini: Dialah Allah yang telah menjadikan atau menciptakan
segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit, lalu menjadikan – menjadikan –Nya Nya tujuh langit.Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu FIAI - UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA ALLAH SEBAGAI KHALIQ ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA ALLAH SEBAG SEBAGAI AI PENCIPTA PENCIPTA (lanjutan) FIAI -UII SURAT ALAL - AN’AM AN’AM : 101 101--102 “Dia pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu”. ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA FIAI -UII ALLAH SEBAGAI PENCIPTA (lanjutan) ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA “Dialah Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa, Yang mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik…” Kesimpulan Allah sebagai pencipta, pengatur dan pemelihara adalah Yang Maha Sempurna tidak sama dengan makhluk-Nya. Allah adalah dzat yang tidak berawal dan berakhir, tidak berputra dan tidak diputrakan. Dia adalah tempat bergantung para makhluk. Itulah Allah sebagai seb agai Khalik dan itulah Rabbul ’alamin. FIAI-UII FIAI -UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Allah sebagai Rabbul ’Alamin menyembah (beribadah) hanya kepadaNya (21 ) (60 : ) (36: ) FIAI-UII ( AKIDAH AKIDA H ) MATA MATA KULIAH KULIAH KEAHLIAN KEAHLIAN , KOMPETEN KOMPETENSI SI UTAMA UTAMA HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH (61 : ) ”Dan hendaklah kamu menyembah--Ku. Inilah jalan yang lurus” (63 : menyembah ) “Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkansebagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan?” FIAI-UII F IAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA (KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH seluruh benda alam semesta ini tunduk kepada Allah, patuh kepada kekuasaanNya, berjalan menurut kehendak dan perintahNya. Tidak satu pun makhluk yang mengingkariNya Semua menjalankan tugas dan perannya masing-masing serta berjalan menurut aturan yang sangat sempurna. Penciptanya sama sekali tidak memiliki sifat kurang, lemah dan cacat FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA (KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, memujiNy a, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka” (Al -Isra’;44) seluruh makhluk baik yang bicara maupun yang tidak, yang hidup maupun yang mati, semuanya tunduk kepada perintah kauniyyah Allah. Semuanya menyucikan Allah dari segala kekurangan dan kelemahan, baik secara keadaan maupun ucapan. FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA (KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Ibnu Taemiyyah (ilmuan muslim): Mereka tunduk menyerah, pasrah dan terpaksa dari berbagai segi, di antaranya (Shalih bin Fauzan;2001;37): Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkanNya Kepatuhan mereka kepada qadla’ . qadar dan kehendak Allah yang ditulis atas mereka Permohonan mereka kepadaNya ketika dalam keadaan darurat atau terjepit FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA (KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Seorang mukmin tunduk kepada kepada perintah Allah secara ridla dan ikhlas( cobaan, ia sabar menerimanya). Sujudnya alam dan benda-benda adalah ketundukan mereka kepada Allah. Masing-masing benda bersujud menurut kesesuaiannya(sujud yang sesuai dengan kondisinya tunduk kepada Ar-rabb.) Bertasbihnya masing-masing benda adalah hakikat, bukan majaz, (sesuai dengan
kondisinya masing-masing). FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA (KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Syaikhul Islam Ibnu Taemiyyah menafsirkan firman Allah : (83 ) ketundukan benda -benda secara sukarela dan terpaksa, kare na seluruh makhluk wajib beribadah kepadaNya dengan penghambaan yang umum, tidak peduli apakah ia mengakuiNya atau mengingkariNya. Mereka semua tunduk dan diatur.Mereka patuh dan pasrah kepadaNya secara rela maupun terpaksa. FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA (KESIMPULAN) HAK KHALIK UNTUK DISEMBAH Tidak satupun dari makhluk ini yang keluar dari kehendak , takdir dan qadlaNya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah. Dia adalah pencipta pencipta dan penguasa penguasa alam. alam. Semua Semua milikNya . Dia bebas berbuat terhadap ciptaanNya, diatur, diciptakan, diberi fitrah, membutuhkan dan dikendalikanNya. Dialah Yang Maha suci, Maha Esa, Maha perkasa , Pencipta, Pembuat dan Pembentuk FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA ALLAH MAH A KUASA KUASA DAN MAHA PEMB PEMBERI ERI RIZKI RIZKI STUDI STUDI SIFAT SIFAT -SIFAT ALLAH setiap nama dari namanama-namaNya menunjukkan sifat dari sifatsifat -sifatNya Sifat-sifat Allah terbagi menjadi dua bagian. (1) Dzatiyah , Al- ’ilmu,Al ’ilmu,Al--Qudratu, Assam’u, AlAl Basaru, Al’izzatu, AlAl -hikmatu,Al’uluwwu, Al’adzamatu, Al-wajhu, Al -wajhu, Al-yadain, Al-’ainain Al-’ainain ) Fi’liy ¸yaitu sifat yang Dia perbuat jika berkehendak, seperti bersemayam di atas ”Arasy, turun ke langit dunia ketika tinggal sepertiga akhir malam, dan datang pada hari Kiamat. FIAI-UII ( AKIDAH AKIDA H ) MATA MATA KULIAH KULIAH KEAHLIAN KEAHLIAN , KOMPETEN KOMPETENSI SI UTAMA UTAMA ALLAH MAHA KUASA DAN MAHA MAHA PEMBE PEMBERI RI RIZKI Di akhir s. Al Al -Jum’ah :62 Allah SWT menegaskan bahwa Dialah Dzat yang sebaik -baik pemberi rizki.... Pernyataan ini akan diterima sebagai suatu kebenaran jika dilandasi dengan keimanan dan renungan yang mendalam pada kehidupan seseorang, rutinitas kejadian transaksi perdagangan di manapun berada (tradisional maupun modern). FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA SIFAT WAJIB TIGA BELAS BAGI ALLAH YANG WAJIB DIIMANI DAN SIFAT MUSTAHIL SEBALIKNYA Wujud, =VS= ’adam (Allah tidak ada). Qidam, =VS= HUDUS ( baru ) Al -Baqa’ (tetap ), = VS = AL-FANA’ AL- FANA’ ( rusak /hilang Al-Mukha Al -Mukhalafatul lafatul lil li l – – hawadisi hawadisi = VS =mumasalatul lil-hawadisi Qiyamuhu Binafsihi = VS = qiyamuhu bi-ghairihi Al-Wahdaniyyah (Esa ). = VS =lebih dari satu Al-Iradah = VS =AL-KARAHAH FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA SIFAT WAJIB TIGA BELAS BAGI ALLAH YANG WAJIB DIIMANI DAN SIFAT MUSTAHIL SEBALIKNYA 8.Qudrah, (kuasa) AL- ’AJZU ( lemah/tidak mampu. ) 9. Al -’Ilmu, ( pandai ). AL-JAHLU AL-JAHL U ( bodoh bodoh ) 10. AsAs-sam’u sam’u (mendengar ). AS-SHAMAM AS -SHAMAM ( tuli ) 11. Al-Bashar ( melihat ) AL-’AMA AL-’AMA ( buta ) 12. Al-Kalam Al -Kalam ( berfirman ), AL-BAKAM( bisu/tidak dapat berfirman 13. Al-Hayah ( hidup) , AL-MAUT ( mati) FIAI-UII ( AKIDAH ) MATA KULIAH KEAHLIAN , KOMPETENSI UTAMA Terima Kasih
Khalik dan Makhluk A. PENGERTIAN KHALIK.
Secara etimologi, kata khalik berasal dari bahasa Arab, dari kata kerja Kata
ini diubah menjadi
atau pelaku sehingga terbentuklah kata
yang berarti menciptakan. yang berarti pencipta, pencipta alam
semesta.
Pengertian
ini menunjuk kepada Allah swt. sebagai pencipta seluruh makhluk yang hidup di alam s emesta.6
Kata-kata
di dalam al-Qur’an selain berarti pencipta, dapat pula berarti :
1. Tuhan yang disembah – > Surah al-An’am (6) : 102 102. (yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. 2.
Pengatur dan Pemelihara – > Surah al-An’am (6) : 102
3.
Pemberi bentuk – > Surah al-Hasyr (59) : 24
24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 4.
Tuhan Yang Maha Perkasa – > Surah ar-Ra’du (13) : 16
16. Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka Patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula)
kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan- Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia -lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. B. PENGERTIAN MAKHLUK
Kata makhluk juga terambil dari kata
yang diubah menjadi (penderita) sehingga terbentuk kata makhluk
yang berarti yang diciptakan. C. PEMBAGIAN MAKHLUK
Berdasarkan pengertian makhluk diatas, maka makhluk dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. Makhluk ghaib (alam ghaib) yaitu yaitu segala sesuatu sesuatu yang tidak dapat ditangkap ditangkap oleh panca indera manusia. manusia. Menurut sifatnya, makhluk ghaib ini dibagi menjadi 2, yaitu : dapat ditangkap ditangkap oleh panca indera manusia, manusia, – Makhluk ghaib hakiki (mutlak), yaitu segala sesuatu yang tidak dapat misalnya surga, neraka, malaikat dan sebagainya. ghaib idhafi (nisbi), yaitu segala sesuatu sesuatu yang pada saat sekarang tidak dapat ditangkap ditangkap oleh panca panca – Makhluk ghaib indera, tetapi pada masa lamp au atau pada masa yang akan datang dapat dit angkap oleh panca indera manusia, misalnya peristiwa sejarah, ilmu pengetahuan dan ilmu hitam (black magic). b. Makhluk syahadah (alam nyata) yaitu segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Makhluk syahadah terbagi menjadi 2, yaitu : mati : batu, emas, perak dan dan sebagainya. sebagainya. – Makhluk jamadi, seperti benda-benda mati
– Makhluk hayati, terbagi menjadi 3, yaitu : a. Makhluk nabati. b. Makhluk hayawani. c. Makhluk insani (manusia).
A. Pengertian khalik & makhluk Dalam keagamaan terdapat kata khalik dan dan makhluk. Khalik adalah pencipta, sedangkan makhluk adalah adalah yang diciptakan Dalam pengertian yang secara mutlak istilah khalik hanya mengacu pada tuhan, sementara sementara makhluk mengacu pada semua realitas selain dirinya,atau yang diciptakanya,seperti manusia,hewan manusia,hewan dan lain-lain. Dan diantara sekian banyak ciptaan sang khalik itu,manusia yang paling tinggi dan prima prima kedudukannya. Sebagai sang khalik Allah swt memiliki sipat-sipat yang tentunya tidak sama dengan sipat yang dimiliki dimiliki manusia ataupun makhluk lainya. Mengenal sipat-sipat ALLAH SWT dapat meningkatkan keimanaan kita. B. Sifat-sifat sang khalik(Allah swt)
1. Wujud Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman ber iman menyakini bahwa Allah swt itu ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaannya. Keimanaan Keimanaan seseorang akan membuatnya dapat berfikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada ada karena allah allah yang menciptakannya. menciptakannya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya Sesungguhnya rabb,engkau ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,lalu ia bersemayam diatas arsy. Dia menutupkan malam kepada siang dan mengikutinya dengan cepat dan (diciptakanya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang(masingmasing) tunduk kepada perintah-NYA.
Ingatlah, menciptakan dan dan memerintahkan hanya hak Allah. Maha suci suci Allah,Rabb semesta alam.’’(QS. AL-A’raf: 54)
4 2. Qidam Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai pencipta lebih dulu daripada semesta alam dan isinya yang ia ciptakan. Dalam al-quran disebutkan yang artinya : “ Dialah yang awal dan dan yang akhir yang Zhahir dan Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala segala sesuatu.”(QS. AL-Hadid: ayat 3) 3. Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia,hewan,tumbuhan,dan makhluk lainya selain allah akan mati dan hancur kita akan kembali kepada-Nya dan itu pasti. Hanya allah lah yang kekal. Dalam al-quran disebutkan, yang artinya: “ semua yang ada dibumi itu akan binasa,dan tetap kekal wajah wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”( QS.Ar-Rahman: QS.Ar-Rahman: 2627) 4. Mukhalafatu lil hawadits Sifat Allah ini artinya adalah berada dengan ciptaan-Nya. Itulah keistemewaan keistemewaa n dan keagungan Allah swt. Dalam al-quran disebutkan yang artinya: “tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia,dan Dialah yang Maha Mendengar lagi lagi Maha Melihat .”(QS.Asy .”(QS.Asy-Syura: ayat 11) 5. Qiyamuhu binafsihi Qiyamuhu biniafsihi biniafsihi artinya Allah Allah berdiri sendiri. sendiri. Allah menciptakan menciptakan alam semesta, membuat takdir,menghadirkan surga dan neraka,dan lain sebagainya. Tanpa bantuan makhluk apapun.berbeda dengan manusia yang sangat lemah,dan pastinya membutuhkan satu sama lain. Telah disebutkan dalam al-quran yang artinya :
“ Allah tidak ada ilah(yang berhak berhak disembah)melainkan disembah)melainkan Dia,yang maha kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya .’’(QS.Ali-Imran ayat : 2)
5 6. Wahdaniyyah Sifat Allah wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat, asyhadu alaa ilaa ha illallah washadu anna muhamadarsullwla, tiada muhamadarsullwla, tiada tuhan selain Allah. Dalam al-quran telah disebutkan yang artinya: dilangit dan di bumi ilaha-ilah selain selain ALLAH, tentunya tentunya “ sekiranya ada dilangit keduanya itu sudah rusak dan binasa, maka maha suci ALLAH,yang mempunyai arsy daripada apa yang mereka sifatkan.”(QS.Al-Anbiya: 22) 7. Qudrat Qurat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada atau yang telah diciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia.Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang hilang atas kuasa Allah.dalam Allah.dalam alquran disebutkan, yang artinya: “ seungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.AlBaqarah:20)
8. Iradat Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap terhadap takdir atau nasib nasib seseorang,maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. menolaknya. Kehendak Allah Allah ini juga kemauan kemauan
Allah tanpa ada campur dari tangan tangan manusia manusia atau makhluk lainya. dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya: “ seungguhnya Tuhanmu maha pelaksana pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”(QS.Hud:107)
6 9. Ilmu Ilmu artinya mengetahui.AL mengetahui.ALLAH LAH Maha mengetahui segala sesuatu,meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah. Allah. Dalam al-quran telah disebutkan yang artinya,” katakanlah(kepada mererka): apakah kamu akn memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu(keyakinanmu),padahal agamamu(keyaki nanmu),padahal ALLAH mengetahuai apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi,dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.(QS.Al-Hujara sesuatu. (QS.Al-Hujarat: t: ayat 16) 10. Hayat Sifat ALLAH hayat atau hidup,namun hidupnya Allah tidak seperti manusia,karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati,Allah tidak mati, Allah akan hidup terus selama-lamanya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya: ilah(yang berkehendak disembah)melainkan disembah)melainkan Dia yang “ Allah tidak ada ilah(yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus(makhluk-Nya),tidak mengantuk dan tidak tidur .”(QS.AL .”(QS.AL-Baqarah: ayat 255) 11. Sam’un
Sifat Allah sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang diucapkan manusia,meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna. Dalam al- quran disebutkan yag artinya:” dan Allah-
lah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.”(QS.Al-Maida mengetahui.” (QS.Al-Maidah: h: ayat 76) 12. Basar Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas.ia dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secra sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat ,baik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat allah ini menandakan bahwa Allah maha maha sempurna.
7 Dalam al-quran telah disebutkan,yang artinya: “ sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib dilangit dan dibumi,dan maha melihat apa yang kamu kerjakan.” kerjakan.”(QS.AL-Hujarat: (QS.AL-Hujarat: 18) 13. Kalam Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya al-quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia didunia. Al-quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Dalam al-quran disebutkan yang
artinya: “Dan Allah telah berbicara kepada musa dengan langsung.”(QS. An-Nisa: 164) 14. Qadirun Sifat allah ini berarti Allah adalah Dzat yang maha berkuasa. Allah tidak lemah, ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya: ‘ ’sesungguhnya Allah berkuasa atas h: 20) 2 0) segala sesuatu.”(QS.Al-Baqara sesuatu.”(QS.Al-Baqarah: 15. Muridun Allah mempunyai sifat muridun,yaitu sebagai dzat yang maha berkehendak. ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia. manusia. Dalam alquran telah disebutkan,yang artinya : “ sesungguhnya tuhanmu maha maha melaksanakan apa apa yang dia kehendaki.”(QS.Hud :107)
16. ‘Alimun Sifat Allah alimun,yaitu dzat yang maha mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia. Dalam al-quran telah disebutkan, yang artinya: “dan Allah maha mengetahui sesuatu”.(QS.An-Nisa: 176)
8 17. Hayyun Artinya,Allah adalah dzat yang hidup tidak akan pernah mati,tidak akan pernah tidur ataupun lengah. lengah. Dalam al-quran disebutkan,yang artinya: artinya: “dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati.”(QS.Al-Furqon mati.” (QS.Al-Furqon :58) 18. Sami’un Allah adalah dzat yang maha mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, manusia, permintaan atau doa hambanya. hambanya. Dalam al-quran disebutkan yang artinya:” Allah maha mendengar dan maha mengetahui.”(QS.Al-Baqarah mengetahui.” (QS.Al-Baqarah :256) 19. Basirun Allah dzat yang maha melihat. Sifat Allahini tidak terbatas seperti halnya manusia. manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik gerak-gerik kita. Oleh karena karena itu hendaknya kita selalu berbuat baik. Dalam al-quran disebutkan yang kerjakan”. (QS.Alartinya: ‘’dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”.(QS.AlHujarat :18) 20. Mutakalimun
Sifat Allah ini berarti yang berbicara. Allah tidak bisu, ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat ayat-ayat al-quran. Bila Bila al-quran menjadi pedoman pedoman hidup kita,maka kita telah patuh dan tunduk tun duk kepada Allah swt.
9 C. Macam-macam makhluk
Makhluk terbagi 2 kelompok : 1. Makhluk nyata 2. Makhluk gaib 1. Makhluk nyata yaitu makhluk yang bisa dilihat oleh pancaindara manusia. Contohnya : manusia,hewa manusia,hewan,tumbuhan,bakteri,virus, n,tumbuhan,bakteri,virus,dll. dll. 2. Makhluk gaib yaitu makhluk yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra manusia. Contohnya : malaikat,jin,ruh, setan dll. D. Sifat-sifat makhluk
1. Manusia Manusia sebagai makhluk yang hidup diatas bumi bu mi dengan ketersediaan sarana kebutuhan hidupnya dan fasilitas-fasilitas yang allah berikan secukupnya, manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainya. Ada yang bersifat egois,lemah lembut,baik dll. Manusia yang hidup di mana pun pasti berasal dari satu yaitu Adam as. Kemudian berkembang biak dan bertebaran bertebaran dibumi. dibumi.
Dalam hal ini Allah berfirman: Q.S. An-Nissa (4) Yaa ayyuhan naasut taquu rabbakumul ladzii khalaqakum minnafsiw waahidatiw wa khalaqa minhaa zaujahaa wa batstsa minhumaa rijaalan katsiiraw wa nisaa aw wat taqullaahal ladziitasaa-aluuna ladziitasaa-aluuna bihii wal arhaama, innallaaha kaana 'alaikum raqiibaa. raqiibaa .
10
Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu daripada satu diri,dan daripadanya allah menciptakan pasangannya,dan memperkembangbiakan memperkembangbiakan dari keduanya lelaki dan perempuan. yang banyak, dan bertakwa lah kepada Allah yang kamu saling meminta dengan menyebut nama-Nya, dan periharalah hubungan keluarga,karena sesungguhnya allah sangat memperhatikan kamu.” 2. Malaikat. Malaikat sebagai makhluk gaib,tidak memasuki alam yang nyata ini,tetapi dia memasuki alam rohaniah, dia bertugas sebagai perantara dan pelaksana kehendak allah terutama yang berhubungan dengan alam rohaniah manusia. 3. Jin Jin adalah makhluk gaib dan termasuk golongan makhluk halus. Ia tidak dapat disentuh oleh pancaindara manusia,tetapi manusia,tetapi dia bisa menjelmakan dirinya sebagai manusia biasa,binatang-binatang sehingga dapat
ditangkap oleh pancaindra manusia. Jin ada yang bersifat jahat dan bersifat baik. 4. Setan Setan adalah makhluk halus yang allah ciptakan dari api,sifatnya jahat. Setan kerjanya menyesatkan manusia kejalan yang tidak diridhoi oleh allah.