Alat Musik Kuriding..Khas Kalimantan Selatan Kuriding adalah sebuah alat musik khas Kalimantan Selatan. Kuriding dimainkan oleh seniman dari etnis Bakumpai maupun Banjar. Kuriding dibuat dari enau atau kayu mirip ulin yang hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara. Cara memainkan Kuriding adalah tangan kiri memegang tali pendek melingkar yang menahan bilah kayu itu agar menempelkan di mulut.Tangan kanan menarik-narik tali panjang yang diikat pada ujung bilah sebelahnya. Terdengar seperti suara angin menderu-deru, diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur. Deru angin itu muncul dari tiupan mulut pemain Kuriding, sedangkan bunyi menghentak-hentak menghentak- hentak dari tarikan tangan kanan…Alat musik Kuriding diketahui melalui lagu Ampat Lima yang salah satu liriknya adalah "ampat si ampat lima ka ai, Kuriding patah,.." tapi jarang ada yang melihat bentuk alat itu apalagi orang memainkannya. Tangan kirinya memegang tali pendek melingkar yang menahan bilah kayu itu agar menempelkan di mulut. Tangan kanannya menarik-narik tali panjang yang diikat pada ujung bilah sebelahnya. Terdengar seperti suara angin menderu-deru, diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur. Deru angin itu muncul dari tiupan mulut pemain Kuriding, sedangkan bunyi menghentak-hentak dari tarikan tangan kanan. Begitu pemain kuriding beraksi, berhamburan para wartawan mengabadikan permainan musik langka itu. Itulah salah satu atraksi musik kuriding yang ditampilkan dalam acara pembukaan Kongres Budaya Banjar, Ahad (4/4). Alat musik Kuriding diketahui diketa hui melalui lagu “ampat lima ading ai Kuriding patah,..” tapi jarang ada yang melihat bentuk alat itu apalagi orang memainkannya. Sayangnya penampilan pemain Kuriding dari Ngaju Kantor, Marabahan itu hanya sejenak saja. Raminah, salah seorang pemain Kuriding ditemui di belakang panggung, menceritakan ia sudah 15 tahun menjadi pemain Kuriding. Bagi perempuan yang berusia 45 tahun itu, orang bisa bermain kuriding sudah langka. Apalagi tingkat kesulitan menguasai alat cukup tinggi, “Dulu jumlah kami yang belajar belaj ar kuriding sekitar 50 orang, tapi terus bermain hanya tiga orang,” kata Raminah sambil memperlihatkan kuriding kepada Urbana. Ia mewarisi kuriding dari ayahnya, lalu menceritakan bahan membuat kuriding dari enau, atau kayu mirip ulin yang hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara. Sesulit memainkannya, alat kuriding juga sulit dibuat meskipun tampak sederhana. “Kalau salah membuatnya dapat membahayakan pemain, makanya lagu Kuriding patah itu benar adanya. Sebab, kuriding bisa patah ketika dimainkan dan berakibat membahayakan pemainnya,” terangnya. Melihat kenyataan demikian, perempuan dari suku Bakumpai ini khawatir, generasi muda kini susah belajar bermain musik tradisional Kuriding. Musik kuriding adaklah alat musik yang terbuat dari bambu. Nama kuriding diberikan oleh penduduk hulu sungai tengah dan desa harakit kabupaten tapin.lain
lagi dengan penduduk ulu benteng kecamatan bakumpai kabupaten barito kuala menyebutnya guriding. Alat musik kuriding atau guriding ini adalah alat musik mulut , bahanya dari bambu , alatnya ditempatkan pada mulut dengan cara seperti aturannya, untuk membuyikan kuriding harus menarik tali tatarikan yang dipegamg dengan tangan dan teratur sertaada sentakan , sehingga menggetarkan alat getar kuruding tersebut.
KEUNIKAN ALAT MUSIK KURIDING
Kalimantan Selatan banyak memiliki keragaman budaya yang unik dan menarik, salah satunya adalah musik tradisional. Sayangnya dari tahun ketahun seniman musik tradisional ini kian sedikit karena sedikitnya peminat yang tertarik untuk melestarikannya. Kebanyakan pemain adalah orang-orang tua yang dulu mendapatkan keahlian dari turun temurun dan bertahan hingga kini. Kemajuan jaman dan teknologi serta perkembangan berbagai musik moderen seakan menghapus kesenian musik tradisional dari ingatan kita sehingga keberadaanya pun seakan terlupakan. Salah satunya adalah kesenian musik tradisional Kalsel yang diberi nama Kuriding. Kuriding adalah sebuah alat musik khas Kalimantan Selatan. Kuriding dimainkan oleh seniman dari etnis Bakumpai maupun Banjar. Kuriding dibuat dari enau atau kayu mirip ulin yang hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara. Cara memainkan Kuriding adalah tangan kiri memegang tali pendek melingkar yang menahan bilah kayu itu agar menempelkan di mulut.Tangan kanan menarik-narik tali panjang yang diikat pada ujung bilah sebelahnya. Terdengar seperti suara angin menderu-deru, diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur. Deru angin itu muncul dari tiupan mulut pemain Kuriding, sedangkan bunyi menghentak-hentak dari tarikan tangan kanan…Alat musik Kuriding diketahui melalui lagu Ampat Lima yang salah satu liriknya adalah "ampat si ampat lima ka ai, Kuriding patah,.." tapi jarang ada yang melihat bentuk alat itu apalagi orang memainkannya. Pertunjukan kesenian ini pernah di ditampilkan dalam acara pembukaan Kongres Budaya Banjar, sayangnya penampilan pemain Kuriding dari Ngaju Kantor, Marabahan itu hanya sejenak saja. Kesenian musik itu di mainkan oleh Raminah, salah seorang pemain Kuriding yang sudah 15 tahun menjadi pemain Kuriding.
Bagi perempuan yang berusia 45 tahun itu, orang bisa bermain kuriding sudah langka. Apalagi tingkat kesulitan menguasai alat cukup tinggi, “Dulu jumlah kami yang belajar kuriding sekitar 50 orang, tapi terus bermain hanya tiga orang,” kata Raminah sambil memperlihatkan kuriding kepada Urbana.( Explore kalimantan) Ia mewarisi kuriding dari ayahnya, lalu menceritakan bahan membuat kuriding dari enau, atau kayu mirip ulin yang hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara. Sesulit memainkannya, alat kuriding juga sulit dibuat meskipun tampak sederhana. “Kalau salah membuatnya dapat membahayakan pemain, makanya lagu Kuriding patah itu benar adanya. Sebab, kuriding bisa patah ketika dimainkan dan berakibat membahayakan pemainnya,” terangnya. Melihat kenyataan demikian, perempuan dari suku Bakumpai ini khawatir, generasi muda kini susah belajar bermain musik tradisional Kuriding. Kuriding hanyalah salah satu dari sekian kesenian tradisional Kalsel yang hampir lenyap dari kehidupan masyarakat Kalsel. Jika tetap di biarkan tentunya kesenian musik Kuriding hanya akan tinggal cerita dimasa mendatang. INSTRUMEN ALAT MUSIK KURIDING
Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD Alat Musik Tradisional : TT 2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut Alat Musik Tradisional : Aramba, Doli-doli, Druri ...Guriding, alat musik tradisional Kalimantan Selatan by Kadir, Mohd. Saperi., 1989,alat musik tradisional kalimantan edition, microform. in IndonesianBROKERE: MUSIK REBANA BIANG KIAN TERPINGGIRKAN ? Tetapi berasal dari daerah Sumatera Selatan, yang berfungsi untuk upacara-upacara, salah satunya Maulud dan lain-lain.1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD Alat Musik Tradisional : TT 2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut Alat Musik Tradisional : Aramba, Doli-doli, Druri ...Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik ...Jangan ngaku orang Indonesia kalau enggak tahu nama nama alat musik daerahnya ... btw kalaupun belum tahu kita bantuin deh, ini listnya : Provinsi Sumatera Utara / Sumut Permainan alat musik tiup kuriding akan dijadikan sebagai pengantar atau pembuka setiap pementasan kebudayaan yang diadakan di Kalimantan Selatan baik itu pemerintah atau swasta mengingat alat dan pemainnya saat ini sudah langka makanya harus dilestarikan kembali. Hal tersebut ditegaskan oleh Dr.Zulkifli Musaba, M. Pd dalam makalah berjudul "Mencermati Kebudayaan Banjar" dengan sub judul Pelestarian, Pembinaan dan Pengembangannya pada acara Diskusi Budaya "Manalapaki Wan Manahapi Hal Urang Banjar" di Gedung Taman Budaya Kalimantan Selatan (Kalsel) Jalan Brigjen Hasan Basri. Menurut Zulkifli Musaba, saat ini jarang sekali terdengar orang memainkan alat musik tiup kuriding tersebut karena susah membuatnya dan susah pula memainkannya.
"Terakhir saya mendengar musik kuriding pada saat Kongres Budaya Banjar II 2010 lalu, dimana saat itu beberapa orang yang memainkannya berasal dari Kabupaten Barito Kuala salah satunya seorang perempuan", kata Zulkifli. Setelah itu, tambah dia, hingga sekarang kurang lebih satu tahun tidak pernah lagi mendengar musik khas Kalsel tersebut. Mederator diskusi, H Adjim Arijadi, menanggapi paparan Zulkifli yang juga dosen Universitas Lambung Mangkurat jurusan Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan Daerah tersebut mengatakan usul itu sangat menarik dan patut dimasukan dalam agenda pembahasan hasil diskusi yang dihadiri para tokoh budaya Banjar tersebut. "Hasil rumusan diskusi ini diharapkan setelah Ramadhan 1432 H nanti sudah selesai dan dapat dipublikasikan ke seluruh warga Kalsel terutama para penggiat budaya termasuk dinas kebudayaan dan pariwisata Kalsel", terang Adjim Arijadi. Dalam diskusi Budaya "Manalapaki (menelusuri) dan Manahapi (memantapkan) Hal Urang (Orang) Banjar tersebut menampilkan empat orang tokoh budaya sekaligus anggota Lembaga Budaya Banjar Kalsel sebagai penyaji yaitu Drs.H Syrifuddin R, dengan judul makalah "Identitas Kesenian Daerah", Prof.Dr H Djantera Kawi dengan judul "Orang Banjar" serta Zulkifli Musaba, dengan "Mencermati Kebudayaan Banjar. Hadir sejumlah pengamat budaya dan kalangan wartawan baik media cetak dan elektornik termasuk dua peni sepuh budaya Banjar Prof.Dr MP Lambut dan Prof.Dra.Yurliani Djohansah. "Diskusi ini berjalan sukses, dan yang hadir melebihi dari teget kami semula" kata Adjim Arijadi tampa menyebut berapa jumlah undangan yang di sebar. Dia juga menyampaikan permintaan maaf karena tidak semua hadirin dapat manyampaikan tanggapan makalah yang telah disampaikan para penyaji disebabkan keterbatasan waktu. Kuriding adalah sebuah alat musik khas Kalimantan Selatan, yang dimainkan oleh seniman dari etnis Bakumpai maupun Banjar dibuat dari enau atau kayu mirip ulin yang bahannya hanya ada di daerah Muara Teweh, Barito Utara Kalimantan Tengah. Cara memainkan Kuriding adalah tangan kiri memegang tali pendek melingkar yang menahan bilah kayu agar menempelkan di mulut sedang tangan kanan menarik-narik tali panjang yang diikat pada ujung bilah sebelahnya. Terdengar seperti suara angin menderu-deru, diiringi bunyi menghentak-hentak berirama teratur. tangga nada dalam musik bisa diartikan sebagai satu set atau satu kumpulan not musik yang diatur sedemikian rupa dengan aturan yang baku sehingga memberikan nuansa atau karakter tertentu. Aturan baku tersebut berupa interval atau jarak antara satu not dengan not yang lain, aturan tentang nada awal dan nada final, dan lain-lain. Ada berbagai macam tangga nada di dalam musik, masing-masing memiliki aturan
baku sebagai ciri yang membedakan antara tangga nada yang satu dengan tangga nada yang lain. Seperti halnya musik kuno Yunani, musik Gregorian juga berdasarkan pada 4 nada atau tetrachord, yaitu D – E – F dan G. Di atas nada tersebut disusun tangga nada gregorian otentik, dengan 4 nada tersebut sebagai nada finalis (nada penutup) atau nada dasar. Dari sini terbentuklah 4 tangga nada atau sistem modalitas Gregorian yang terdiri masing-masing dari 2 jenis, yaitu Otentik dan Plagal. Plagal berasal dari kata Yunani, yaitu plagios yang artinya miring atau dalam hal ini sebagai pembantu atau bersifat sekunder. Sehingga secara keseluruhan terdapat 8 tangga nada yaitu :
Doris Hypodoris Phrygis Hypophrygis Lydis Hipolydis Mixolydis Hypomyxolydis