NAMA ANGGOTA ANGGOTA :
- Yarid Aqil Hibatullah (165020300111051) - Ahmad Naufal ‘Abqory (165020300111060)
CHAPTER 7 VALUE CHAIN ANALYSIS Apa itu Value Chain?
Pengertian : Value Chain Analyisis merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk membentuk suatu produk (Shank dan dan Govindarajan, 1992) Analisis value chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai produk merupakan merupakan aktivitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan pcnanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan pemasok (supplier linkages), dan hubungan dengan konsumen {consumer linkages). Aktivitas ini merupakan merupakan kegiatan yang terpisah tetapi sangat tergantung satu dengan yang lainnya (Porter, 2001) Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Perbedaan Value-Added Analysis dan Value-Chain Analysis •
Value added analysis: Analisis ini hanya mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah
•
Value chain analysis: analisis lebih menekankan pada pemahaman tentang nilai total dari seluruh operasi lintas bisnis maupun industri
Beberapa Strategi •
Strategi Low Cost : Strategi Low Cost menekankan pada harga jual yang lebih rendah dibandingkan kompetitor untuk menarik konsumen
•
Strategi kompetitif diferensiasi : Strategi kompetitif diferensiasi menekankan pada keunikan produk outcome yang terpenting bagi Value Chain Analysis adalah kesimpel-an dari fungsi dan
workflow yang ada dan kegiatan bisnis yang terfokus, sehingga perusahaan dapat lebih kompetitif Tiga tahapan analisis value chain
1. Mengidentifikasi Mengidentifikasi aktivitas Value Chain 2. Mengidentifikasi Mengidentifikasi Cost driver pada setiap aktivitas nilai 3. Mengembangkan Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan mengurangi biaya atau menambah menambah nilai.
Porter value chain framework
•
Value Chain Porter adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis aktivitasaktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi.
•
Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu: 1. Primary activities
Inbound logistics: aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan.
Operations: akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
Outbound logistics: aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen.
Marketing and sales: aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
Service: aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.
2. Supported activities
Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
Human Resources Management : Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
Technological Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
Infrastructure: terdiri dari departemen-departemen/fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.
CHAPTER 8 CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) Pengertian : Menurut Bochler (2002), CPA dalah suatu pendekatan manajemen biaya dan manfaat
dari melayani pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu untuk meningkatkan profitabilitas organisasi secara keseluruhan. Pelanggan yang menguntungkan adalah pelanggan yang mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap laba bersih perusahaan, yang tidak hanya diukur dengan melihat volume hasil usaha atau laba kotor yang dihasilkan. Karena setiap pelanggan memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga pelayanan dan biaya yang dikeluarkan menjadi bervariasi.
CPA memberikan arahan baru di masa yang akan datang untuk akuntansi manajemen:
Kebanyakan sistem akuntansi manajemen tidak berfokus pada pelanggan melainkan pada produk, departemen atau wilayah geografis. Jarang sistem akuntansi manajemen yang memberikan informasi mengenai angka profitabilitas pelanggan.
Kenapa? Dalam bahasa sederhana alasan pentingnya CPA ini adalah karena setiap dollar pendapatan tidak memberikan kontribusi yang sama terhadap laba. (Foster et. al. 1996)
Profitabilitas tidak hanya tergantung pada bi aya unit produk/jasa, tetapi juga tergantung pada ‘Back End’ alias sektor hilir perusahaan (pemasaran, distribusi dan customer service).
Salah
satu
tantangan
dalam
analisis
profitabilitas
pelanggan
adalah
bagaimana
menganggarkan dan menelusuri profitabilitas pelanggan dalam waktu yang lama. Contoh perusahaan yang fokus pada pelanggan:
Corning International: ‘Providing the requirements of customer, on time, and every time’
Federal Express: ‘100% customer satisfaction, by performing 100% to our standards, as perceived by the customer’.
Fokus CPA : Fokus pada CPA bisa bervariasi menurut konteksnya. Pada level yang lebih rendah,
CAP fokus pada masing-masing pelanggan secara perorangan. Sedangkan pada level yang lebih luas, CPA ini berfokus kepada sekelompok pelanggan. Fokus utama pada CPA adalah pada aliran pendapatan dan biaya seumur hidup, bukan pada keuntungan transaksi tertentu (Kotler et al., 1999)
Hubungan antara CPA dan ABM
Menggunakan Guilding et al. (2001), dapat disarankan bahwa ABM menggambarkan bagaimana aktivitas dapat berfungsi sebagai unit analisis yang sesuai dalam latihan manajemen penetapan biaya dan menyoroti manfaat yang mungkin timbul dari mempertimbangkan berbagai objek biaya. Dalam konteks ini, sebagai Guilding et al. (2001, hal 175) berpendapat, "... bahwa alokasi biaya diferensial potensial kepada pelanggan (yaitu memperlakukan pelanggan sebagai objek biaya) telah memuji minat baru". Perbedaan profitabilitas pelanggan, berasal dari:
1. Perbedaan Pendapatan Pendapatan pelanggan yang dimaksud adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam melakukan usahanya. Perbedaan pendapatan pelanggan ini dapat berasal dari:
Perbedaan dalam pembebanan harga/unit pada pelanggan
Pelanggan tingkat volume penjualan diantara pelanggan
Perbedaan dalam penawaran produk/jasa kepada pelanggan yang berbeda
Perbedaan dalam pemberian produk secara gratis kepada pelanggan.
2. Perbedaan Biaya Biaya pelanggan yang dimaksud adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau aktivitas. Perbedaan biaya pelanggan berasal dari perbedaan cara tiap pelanggan menggunakan sumber daya perusahaan. Perbedaan Biaya terdiri dari:
Perbedaan dalam saluran distribusi: Saluran distribusi yang berbeda juga akan menyebabkan perbedaan biaya pelanggan. Contohnya, pelanggan perusahaan yang beragam mulai dari pelanggan rumahan
hingga
pelanggan
industri.
Pelanggan
rumahan/individu
biasanya
menginginkan service yang lebih. Sementara pelanggan industri menginginkan harga yang bersaing serta kualitas yang lebih bagus.
Perbedaan tingkat pelayanan pelanggan: Tingkat pelayanan yang berbeda akan mempengaruhi sektor hulu perusahaan (research and development, product design, manufacture). Contoh: Sebuah perusahaan komputer mengijinkan kelompok pelanggan besarnya untuk melakukan pemesanan produk dengan spesifikasi khusus. Hal ini akan menyebabkan perubahan dalam sektor hulu perusahaan yaitu mulai dari penelitian dan pengembangan produk, design dan produksi.
Services companies: Perusahaan dalam sektor jasa sangat memperhatikan bagaimana pelanggan menggunakan sumber daya mereka. Perusahaan jasa yang memiliki banyak infrastruktur seperti hotel, biasanya sudah memiliki pilihan yang jelas untuk masingmasing.
Implementasi CPA
Menurut (Wilson dan Gilligan, 1998) menunjukkan tahap-tahap implementasi dari CPA sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan kelompok pelanggan berdasarkan kebutuhan dari setiap kelompok. 2. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan variasi dalam biaya pelayanan untuk kepentingan kelompok pelanggan tertentu. Dalam melakukan identifikasi, elemen kunci dari kombinasi pemasaran digunakan untuk setiap kelompok pelanggan. 3. Menganalisis cara dalam penawaran pelayanan yang berbeda antara kelompok pelanggan. Untuk instansi, hal perdagangan dapat bervariasi antara bisnis rumahan luar negeri, atau antara pelanggan besar dan kecil, mungkin tingkat pelayanan kepada KEY ACCOUNT) 4. Mengidentifikasi sumber-sumber biaya yang dapat digunakan untuk mendukung setiap kelompok pelanggan, termasuk sumber daya manusia, fasilitas gudang, salinan administrasi, dll. 5. Menentukan cara-cara dalam memilih sumber biaya (tahap 4) yang dapat dilengkapi untuk kelompok pelanggan 6. Menghubungkan pendapatan dan biaya untuk setiap kelompok pelanggan, dengan menimbulkan profit sebagai perbedaan. Profil pelanggan 1. Profile of customer by sales revenues
Perusahaan dapat menganalisis pelanggan dari pendapatan penjualan. 2. Profile of Customers by order size
Pelanggan perusahaan dikategorikan berdasarkan sejumlah pemesanannya. Dengan informasi tersebut, perusahaan dapat mengendalikan profit. Perusahaan dapat mengambil langkah perbaikan yang bisa meningkatkan jumlah pesanan dan memberikan ijin untuk melanjutkan kerja sama mereka. 3. Profile of customers by age group
Tabel dibawah menunjukkan pelanggan perusahaan dari tingkatan usia. Teknik analisis ini membantu perusahaan untuk membuat keputusan bisnis jangka panjang.
No. Of Customer
Age Customer
60
Under 18
105
18 – 21
160
22 – 25
120
26 – 30
90
31 – 35
85
36 – 40
60
41 – 50
30
Over 50
4. Income statement by customer
Tabel dibawah menunjukkan laporan laba rugi dari pelanggan. Dengan menggunakan laporan laba rugi ini, perusahaan dapat memastikan setiap kemungkinan profitabilitas pelanggan dan mengambil langkah perbaikan.