BAB I PENDAHULUAN
Pengelolaan jalan nafas menjadi salah satu bagian yang terpenting dalam suatu tindakan anestesi. Karena beberapa efek dari obat-obatan yang dipergunakan dalam anestesi dapat mempengaruhi keadaan jalan napas untuk berjalan dengan baik. Salah satu usaha untuk menjaga jalan napas pasien adalah dengan melakukan tindakan intubasi endotrakheal, yakni dengan memasukkan suatu pipa ke dalam saluran pernapasan bagian atas. Karena syarat utama yang harus diperhatikan dalam anestesi umum adalah menjaga agar jalan napas selalu bebas dan napas napas dapat berjalan dengan lancar serta teratur. teratur. Tahap Tahap akhir dari pelaksanaan pelaksanaan intubasi adalah ekstubasi. Dalam pelaksanaan ekstubasi dapat terjadi gangguan pernapasan yang merupakan komplikasi yang sering kita temui pasca anestesi. Komplikasi bisa terjadi setelah dilaksanakannya ekstubasi ekstubasi seperti : pengeluaran sekret dari mulut yang menyumbat jalan napas, edema laring, dan bisa terjadi spasme laring. Komplikasi pernapasan pasca anestesi bisa menyebabkan hipoentilasi dan hipoksemia. !ejala komplikasi kadang-kadang datangnya tidak diduga kendatipun tindakan anestesi sudah dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan dalam mengatasi komplikasi tergantung dari deteksi gejala dini dan tindakan koreksi untuk mencegah keadaan yang l ebih buruk.
BAB II Management Airway Breathing dan Circulation
2.1 Airway
Kurangnya pasokan oksigen yang diba"a oleh darah ke otak dan organ ital lainnya merupakan penyebab kematian tercepat pada penderita ga"at. #leh sebab itu pencegahan kekurangan oksigen jaringan $hipoksia% yang meliputi pembebasan jalan napas yang terjaga bebas dan stabil, entilasi yang adekuat, serta sirkulasi yang normal $tidak shock% menempati prioritas pertama dalam penanganan kega"atdaruratan. Sifat gangguan yang terjadi pada jalan napas bisa mendadak oleh karena sumbatan total, atau bisa juga perlahan oleh karena sumbatan parsial $dengan berbagai sebab%. Sumbatan pada jalan napas dapat terjadi pada pasien tidak sadar atau pasien dengan kesadaran menurun atau korban kecelakaan yang mengalami trauma daerah "ajah dan leher. Penanganan airway mendapat prioritas pertama karena jika tidak ditangani akan mengakibatkan kematian yang cepat, dan penanganan segera perlu dilakukan. Pembebasan jalan napas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa alat $manual% maupun dengan alat. &lat bantu pembebasan jalan napas yang digunakan ada berbagai macam disesuaikan dengan jenis sumbatan dan tingkat kesadaran pasien yang pada intinya bertujuan mempertahankan jalan napas agar tetap bebas.
2.1.1 Sumbatan Jalan Napas
&da beberapa keadaan di mana adanya sumbatan jalan napas harus di"aspadai, yaitu: a.
Trauma pada "ajah
b.
'raktur ramus mandibula, terutama bilateral, dapat menyebabkan lidah jatuh ke belakang dan gangguan jalan napas pada posisi terlentang.
c.
Perlukaan daerah leher mungkin menyebabkan gangguan jalan napas karena rusaknya laring atau trakea atau karena perdarahan dalam jaringan lunak yang menekan jalan napas.
d.
&danya cairan berupa muntahan, darah, atau yang lain dapat menyebabkan aspirasi
e.
(dema laring akut karena trauma, alergi, atau infeksi.
2.1.2 Pembebasan Jalan Napas
Pembebasan jalan napas adalah tindakan untuk menjamin pertukaran udara secara normal dengan cara membuka jalan napas sehingga pasien tidak jatuh dalam kondisi hipoksia dan atau hiperkarbia. Prioritas utama dalam manajemen jalan napas adalah membebaskan jalan napas dan mempertahankan agar jalan napas tetap bebas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigen tubuh. Pengelolaan
jalan
napas dapat dilakukan dengan ) cara yaitu dengan alat dan tanpa alat $cara manual%. *ara manual dapat dilakukan di mana saja, dan kapan saja, "alaupun hasil lebih baik bila menggunakan alat namun pertolongan cara manual yang cepat dan tepat dapat menghindarkan resiko kematian atau kecacatan permanen. Pada kasus trauma, pengelolaan jalan napas tanpa alat dilakukan dengan tetap memperhatikan kontrol tulang leher.
+angkah yang harus dikerjakan untuk pengelolaan jalan napas yaitu:
. Pasien diajak berbicara. ika pasien dapat menja"ab dengan jelas itu berarti jalan napasnya bebas. Pasien yang tidak sadar berpotensi terjadi sumbatan jalan napas sehingga memerlukan tindakan pembebasan jalan napas. Penyebab obstruksi pada pasien tidak sadar umumnya adalah jatuhnya pangkal lidah ke belakang. ). erikan oksigen. #ksigen diberikan dengan sungkup muka (simple masker) atau masker dengan reseroir (rebreathing/non rebreathing mask) atau nasal kateter atau nasal prong "alaupun belum sepenuhnya jalan napas dapat dikuasai dan dipertahankan bebas. ika memang dibutuhkan pemberian entilasi bisa menggunakan jackson-reese atau /0. 1. 2ilai jalan napas. Sebelum melakukan tindakan untuk membebaskan jalan napas lanjut maka yang harus dilakukan pertama kali yaitu memeriksa jalan napas sekaligus melakukan pembebasan jalan napas secara manual apabila pasien tidak sadar atau kesadaran menurun berat $coma%. *ara pemeriksaan * Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan, menilai jalan napas sekaligus fungsi pernapasan:
L – Look (lihat) +ihat pengembangan dada, adakah retraksi sela iga otot-otot
napas tambahan lain, "arna mukosa3kulit dan kesadaran . +ihat apakah korban mengalami kegelisahan $agitasi%, tidak dapat berbicara, penurunan kesadaran, sianosis $kulit biru dan keabu-abuan% yang menunjukkan hipoksemia. Sianosis dapat dilihat pada kuku, lidah, telinga, dan bibir. L – Listen (en!a"). Dengar aliran udara pernapasan. &danya suara napas
tambahan adalah tanda ada sumbatan parsial pada jalan napas. Suara mendengkur, berkumur, dan stridor mungkin berhubungan dengan sumbatan parsial pada daerah faring sampai laring. Suara parau $hoarseness, disfonia% menunjukkan sumbatan pada faring. # – Feel ("asa$an). 4asakan ada tidaknya udara yang hembusan ekspirasi dari
hidung dan mulut. 5al ini dapat dengan cepat menentukan apakah ada sumbatan pada jalan napas. 4asakan adanya aliran udara pernapasan dengan menggunakan pipi penolong.
6. #bstruksi jalan napas #bstruksi jalan napas dibagi macam, obtruksi parsial dan obstruksi total. a. #bstruksi partial dapat dinilai dari ada tidaknya suara napas tambahan yaitu: 0endengkur $ snoring % , disebabkan oleh pangkal lidah yang jatuh ke posterior. *ara mengatasinya dengan head tilt, chin lift , jaw thrust, pemasangan pipa orofaring3nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal, pemasangan 0asker +aring $ Laryngeal Mask irway)! Suara berkumur $ gargling %, penyebabnya adalah adanya cairan di daerah hipofaring. *ara mengatasi: finger sweep, suction atau pengisapan. "rowing Stridor, oleh karena sumbatan di plika okalis, biasanya karena edema. *ara mengatasi: cricotirotomi, trakeostomi! b. #bstruksi total, dapat dinilai dari adanya pernapasan 7see sa"8 pada menitmenit pertama terjadinya obstruksi total, yaitu adanya paradoksal breathing antara dada dan perut. Dan jika sudah lama akan terjadi henti napas yang ketika diberi napas buatan tidak ada pengembangan dada. 0enjaga stabilitas tulang leher, ini jika ada dugaan trauma leher, yang
ditandai
dengan adanya trauma "ajah3maksilo-facial, ada jejas di atas claicula, trauma dengan ri"ayat kejadian ngebut (high #elocity trauma), trauma dengan defisit neurologis dan multiple trauma.
Pembebasan Jalan Napas %anpa Alat.
Pada pasien yang tidak sadar, lidah akan terjatuh ke posterior, yang jika didengarkan seperti suara orang ngorok $snoring%. 5al ini mengakibatkan tertutupnya trakea sebagai jalan napas. 9ntuk
penanganannya ada tiga cara yang laim digunakan untuk membuka jalan napas, yaitu head tilt, chin lift dan jaw thrust!
head-tilt $dorong kepala ke belakang%.
chin-lift Maneu#er $tindakan mengangkat dagu%.
jaw-thrust Maneu#er $tindakan mengangkat sudut rahang ba"ah ke atas%.
Head Tilt
Dilakukan dengan cara meletakkan telapak tangan pada dahi pasien, pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong dahi ke arah belakang sehingga kepala menjadi sedikit tengadah $ slight $%tention%.
Chin Lift
Dilakukan dengan cara menggunakan jari tengah dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. ika korban anak-anak, gunakan hanya jari telunjuk dan diletakkan di ba"ah dagu, jangan terlalu menengadahkan kepala. "hin lift dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke
depan.
Tindakan ini sering dilakukan bersamaan dengan tindakan head tilt! Tehnik ini bertujuan membuka jalan napas secara maksimal. Perhatian : &ead 'ilt dan "hin Lift sebaiknya tidak dilakukan pada pada pasien dengan dugaan adanya patah tulang leher; dan sebagai gantinya bisa digunakan teknik jaw thrust .
Jaw Thrust
ika dengan head tilt dan chin lift pasien masih ngorok $jalan napas belum terbuka sempurna% maka teknik jaw thrust ini harus dilakukan. egitu juga pada dugaan patah tulang leher, yang dilakukan adalah jaw thrust $tanpa menggerakkan leher%.
tehnik ini menguras tenaga, namun merupakan yang paling sesuai untuk pasien trauma dengan dugaan patah tulang leher. *aranya adalah dengan mendorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah atas sehingga barisan gigi ba"ah berada di depan barisan gigi atas. Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka, bisa dibantu dengan ibu jari.
!ambar ). 0anuer jaw thrust hanya dilakukan oleh orang terlatih
Pembebasan Jalan Napas Den!an Alat
*ara ini dilakukan bila pengelolaan tanpa alat yaitu secara manual tidak berhasil sempurna atau pasien memerlukan bantuan untuk mempertahankan jalan napas dalam jangka "aktu lama bahkan ada indikasi pasien memerlukan definiti#e airway! &lat yang digunakan bermacam-macam sesuai dengan jenis sumbatan dan tingkat kesadaran pasien yang intinya bertujuan mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka.
a. Oroharyngeal Tu!e $pipa orofaring%
Pipa orofaring digunakan untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat menutup jalan napas pada pasien tidak sadar. =ang perlu diingat adalah bah"a pipa orofaring ini hanya boleh dipakai pada pasien yang tidak sadar atau penurunan kesadaran yang berat $!*S > ?%.
%e$ni$ Pemasan!an Oroharyngeal Tu!e
Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya. ersihkan dan basahi agar licin. 9kuran yang tepat dapat diperoleh dengan cara mencari pipa orofaring yang panjangnya sama dengan jarak dari sudut bibir sampai ke tragus atau dari tengah bibir sampai ke angulus mandibula pasien. uka mulut pasien $chin lift atau gunakan ibu jari dan telunjuk%. &rahkan lengkungan menghadap ke langit-langit $ke palatum%. 0asuk separoh, putar ?@A $sehingga lengkungan mengarah ke arah lidah%. Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat. Pada anak-anak arah lengkungan tidak perlu menghadap ke palatum tapi langsung menghadap ba"ah dan untuk lidahnya ditekan dengan tongue spatle! =akinkan lidah sudah tertopang pipa orofaring, lihat, dengar, dan raba napasnya.
!. "asoharyngeal Tu!e $pipa nasofaring%
9ntuk pipa nasofaring kontra indikasi relatifnya adalah adanya fraktur basis cranii yang ditandai dengan adanya brill hematon, bloody rhinorea, bloody otorea, dan battle sign!
%e$ni$ Pemasan!an "asoharyngeal Tu!e
. 2ilai lubang hidung, septum nasi, tentukan pilihan ukuran pipa. ). 9kuran pipa yang tepat dapat diperoleh dengan cara mencari pipa nasofaring yang panjangnya sama dengan jarak dari ujung hidung sampai ke tragus dan diameternya sesuai dengan jari kelingking tangan kanan pasien. 1. Pakai sarung tangan. 6. eri jelly pada pipa dan kalau ada tetesi lubang hidung dengan obat tetes hidung atau larutan asokonstriktor $efedrin%.
B. 5ati-hati dengan kelengkungan tube yang menghadap ke arah depan, ujungnya diarahkan ke arah telinga. C. 0asukkan pipa nasofaring ke lubang hidung dengan posisi ujung yang tajam menjauhi septum nasi. 0asukkan sekitar ) cm. . Kemudian lihat arah lengkungan dari pipa nasofaring, jika sudah menghadap ba"ah maka pipa nasofaring tinggal dimasukkan secara tegak lurus dengan dasar. Tapi jika arah lengkungan pipa nasofaring menghadap atas maka putar pipa nasofaring tersebut ?@A sehingga lengkungannya menghadap ke ba"ah. ?. Kemudian dorong pelan-pelan hingga seluruhnya masuk, lalu pasang plester $kalau perlu%.
ila dengan pemasangan jalan napas buatan pipa orofaring atau pipa nasofaring ternyata masih tetap ada obstruksi jalan napas, pernapasan belum juga baik atau karena indikasi cedera kepala berat; maka dilakukan pemasangan definiti#e airway yaitu pipa endotrachea $ $'' $ndotracheal 'ube%. Pemasangan pipa endotrachea akan menjamin jalan napas tetap terbuka, menghindari aspirasi dan memudahkan tindakan bantuan pernapasan.
&. Laringeal Mask Airway (L'A)
+0& adalah alat pembebasan jalan napas yang non-inasif yang dipasang di supraglotis. Secara umum terdiri dari 1 bagian: airway tube, mask, dan nflation line! +0& disebut juga sebagai alternati#e airway, karena bagi tenaga yang belum berpengalaman melakukan intubasi endotrachea maka +0& inilah yang menjadi alternatif pilihan yang paling baik untuk membebaskan jalan napas.
Ini$asi pen!!unaan L'A
Keadaan di mana terjadi kesulitan menempatkan masker $/0% secara tepat
Dipergunakan sebagai back up apabila terjadi kegagalan dalam intubasi endotracheal
Dapat dipergunakan sebagai 7second-last-ditch air"ay7 apabila pilihan terakhir untuk secure airway adalah dengan pembedahan
*nt"aini$asi pemasan!an L'A
9sia kehamilan lebih dari 6-C minggu
Pasien dengan trauma masif atau multipel
*edera dada masif
Trauma maksilofasial yang masif
E+e$ Sampin! Pemasan!an L'A
2yeri tenggorokan
4asa kering pada ternggorokan ataupun mukosa sekitarnya
(fek samping lebih banyak berhubungan dengan penempatan +0& yang tidak tepat
Pe"alatan ,an! ipe"lu$an untu$ pemasan!an L'A
+0& dengan ukuran yang sesuai
Syringe untuk mengembangkan cuff +0&
Perlengkapan entilasi
Stetoskop
Tape
Pe"siapan untu$ pemasan!an L'A
. Pemilihan 9kuran sesuai dengan pasien 9kuran yang direkomendasikan $disesuaikan dengan berat badan%:
Sie : E B kg
Sie .B
Sie ) : @ s.d )@ kg
Sie ).B
: B s.d @ kg
: )@ s.d 1@ kg
Sie 1 : 1@ kg s.d Small adult
Sie 6 : &dult3De"asa
Sie B : +arge adult$de"asa besar%3poor seal "ith sie 6 ). Pengecekan +0& Sebelum digunakan, periksa dulu apakah ada kebocoran3tidak dengan cara mengembang kempiskan cuffnya 1. Pemberian jelly $"ater soluble% pada bagian belakang 0ask +0& 6. (kstensikan kepala dan fleksikan daerah leher.
%e$ni$ Pemasan!an L'A
. Pegang tube +0&, seperti memegang pena sedekat mungkin dengan bagian akhir masker +0&. ). +etakkan ujung +0& pada bagian dalam mulut pasien, di atas gigi $hard palate% 1. Dengan sedapat mungkin melihat secara langsung Tekan ujung masker ke arah atas menyusuri hard palate 6. Dengan jari telunjuk, tetap susuri searah dengan palatum sampai masker +0& masuk faring. Pastikan ujung +0& tetap kempes dan hindari mengenai lidah B. aga leher tetap dalam posisi fleksi dan kepala eksntensi, Tekan masker ke arah dinding faring posterior dengan menggunakan jari telunjuk C. +anjutkan mendorong +0& dengan jari telunjuk, arahkan mask +0& ke ba"ah sesuai posisi yang diharapkan
. Pegang tube +0& dengan tangan yang lain, Tarik jari telunjuk dari faring ?. Secara gentle tangan yang lain menekan +0& ke ba"ah sampai benar-benar mask +0& sudah masuk sepenuhnya. F. Kembangkan masker +0& sesuai dengan udara sesuai olume yang direkomendasikan. erikut olume maksimal dari pengembangan cuff:
Sie
: 6 ml
Sie .B
: ml
Sie )
: @ ml
Sie ).B
: 6 ml
Sie 1
: )@ ml
Sie 6
: 1@ ml
Sie B
: 6@ ml
@. 5ubungkan +0& dengan /0 atau lo" pressure entilator . /entilasi pasien sambil mendengarkan suara napas
simetris atau tidak,
pastikan tidak ada suara udara masuk ke lambung ). 0asukkan bite block atau kasa gulung untuk mencegah oklusi tube karena tergigit pasien 1. 'iksasi +0& d. #ndotracheal Tu!e
Pipa $ndotracheal berbagai ukuran
Gntubasi endotrachea adalah gold standard untuk pembebasan jalan napas. Sehingga Gntubasi endotrachea disebut juga definiti#e air"ay. Gntubasi endotrakhea adalah proses memasukkan pipa endotrakheal ke dalam trakhea, bila dimasukkan melalui mulut disebut intubasi orotrakhea, bila melalui hidung disebut nasotrakhea. Gntubasi endotrakhea.
intubasi
Pe"alatan Intubasi
. Pipa oro3nasofaring. ). *uction3alat pengisap. 1. Sumber #ksigen 6. Kanula dan masker oksigen. B. /03&mbu bag, atau jackson reese. C. Pipa endotrakheal sesuai ukuran dan stylet . . Pelumas $ jelly%. ?. Forcep magill . F. Laringoscope $handle dan blade sesuai ukuran, selalu periksa bateraiHlampu% @. #bat-obatan sedatif i.. . Sarung tangan. ). Plester dan gunting. 1. antal kecil tebal @ cm $bila tersedia%
%e$ni$ Intubasi
. Sebelum intubasi berikan oksigen, sebaiknya gunakan bantal dan pastikan jalan napas terbuka $hati-hati pada cedera leher%. ). Siapkan endotracheal tube $(TT%, periksa balon $cuff %, siapkan stylet , beri jelly. 1. Siapkan laringoskop $pasang blade pada handle%, lampu harus menyala terang. 6. Pasang laringoskop dengan tangan kiri, masukkan ujung blade ke sisi kanan mulut pasien, geser lidah pasien ke kiri. B. Tekan tulang ra"an krikoid $untuk mencegah aspirasi I *ellick Maneu#er %. C. +akukan traksi sesuai sumbu panjang laringoskop $hati-hati cedera gigi, gusi, bibir%. +ihat adanya pita suara. ila perlu isap lendir3cairan lebih dahulu. . 0asukkan (TT sampai batas masukny di pita suara, keluarkan stylet dan laringoskop secara hati-hati dan kembangkan balon $cuff % (TT. ?. Pasang pipa orofaring, periksa posisi (TT apakah masuk dengan benar $auskultasi suara pernapasan atau udara yang ditiupkan%. 5ubungkan dengan pipa oksigen &mankan posisi $fiksasi% (TT dengan plester.
$.$Breathing
#ksigen sangat penting bagi kehidupan. Sel-sel tubuh memerlukan pasokan konstan #) yang digunakan untuk menunjang reaksi kimia"i penghasil energi, yang menghasilkan *#) yang harus dikeluarkan secara terus-menerus. Kegagalan dalam oksigenasi akan menyebabkan hipoksia yang diikuti oleh kerusakan otak, disfungsi jantung, dan akhirnya kematian. Pada keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernafas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. &ir"ay yang baik tidak dapat menjamin pasien dapat bernafas dengan baik pula. 0enjamin terbukanya air"ay merupakan langkah a"al yang penting untuk pemberian oksigen. #ksigenasi yang memadai menunjukkan pengiriman oksigen yang sesuai ke jaringan untuk memenuhi
kebutuhan
metabolik,
efektiitas
entilasi
dapat
dinilai
secara
klinis.
'rekuensi3jumlah pernapasan )-)@J3menit $de"asa%, a nak $)@-1@J3menit%, bayi $1@-6@J3menit% Pernapasan dikatakan tidak baik3tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini: o
&da tanda-tanda sesak napas : peningkatan frekuensi napas dalam satu menit
o
&da napas cuping hidung $cuping hidung ikut bergerak saat bernafas%
o
&da penggunaan otot-otot bantu pernapasan $otot sela iga, otot leher, otot perut%
o
o
Tidak ada gerakan dada
o
Tidak ada suara napas
o
Tidak dirasakan hembusan napas
o
Pasien tidak sadar dan tidak bernapas
Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan seseorang terganggu: o
*ek pernapasan dengan look, listen and feel.
o
ila korban masih bernapas namun tidak sadar maka posisikan korban ke posisi mantap $posisikan tubuh korban miring ke arah kiri% dan pastikan jalan napas tetap terbuka; segera minta bantuan dan pastikan secara berkala $tiap ) menit% di cek pernapasannya apakah korban masih bernapas atau tidak
ika korban bernapas tidak efektif $bernapas satu-satu, ngap-ngap, atau tidak bernapas% : o
&ktifkan sistem ga"at darurat $bila ada orang lain minta orang lain untuk mencari3menghubungi ga"at darurat%
o
uka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban dan menopang dagu korban $head tilt dan chin lift%
o
Pastikan tidak ada sumbatan dalam mulut korban, bila ada sumbatan dapat dibersihkan dengan sapuan jari-balut dua jari anda dengan kain dan usap dari sudut bibir sapu ke dalam dan ke arah luar
o
erikan napas buatan dengan menarik napas biasa lalu tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantaraan alat pelindung diri $face mask, face shield% lalu hembuskan perlahan detik sambil jari tangan anda menutup hidung korban dan mata anda melihat ke arah dada korban untuk menilai pernapasan buatan yang anda berikan efektif atau tidak $dengan naiknya dada korban maka pernapasan buatan dikatakan efektif%
o
erikan nafas buatan )J lalu periksa arteri carotis, bila tidak ada denyut maka masuk ke langkah 4P. ila ada denyut nadi maka berikan napas buatan dengan frekuensi )J3menit3 tiap B detik sampai korban sadar dan bernapas kembali atau tenaga paramedis datang, dan selalu periksa denyut nadi korban.
$.%Circulation
Sistem sirkulasi atau pompa darah pada tubuh manusia dilakukan oleh jantung. antung terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan dan bilik kiri. antung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Pada keadaan henti jantung dimana jantung berhenti berdenyut dan berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh, maka organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen. #rgan yang paling rentan untuk terjadi kerusakan akibat
kekurangan oksigen adalah otak. 5al ini disebabkan karena sel-sel otak mengkonsumsi energi yang berasal dari oksigen saja. Tanpa oksigen, proses hidup sel otak akan terganggu. Dalam "aktu 6-C menit tanpa oksigen, sel-sel otak akan mulai mengalami kerusakan. Setelah ?-@ menit sel otak akan rusak permanen. Tindakan resusitasi jantung paru dapat membantu mengalirkan darah ke seluruh tubuh "alaupun tidak seoptimal kerja jantung. 9ntuk membantu sirkulasi dapat dilakukan kompresi jantung atau kompresi dada.
Lan!$ah-lan!$ah $*mp"esi antun!
.
+etakkan korban di tempat yang datar dan keras
).
ebaskan dada korban dari baju yang dikenakan korban
1.
Perlu diingat sebelum melakukan kompresi dada jalan nafas harus dipastikan tetap bebas
6.
+etakkan punggung telapak tangan kanan atau tangan yang dominan tepat di tengahtengah tulang dada diantara kedua puting susu.
B.
+etakkan tangan yang satu lagi diatas tangan yang dominan tadi.
C.
Pastikan kedua tangan dapat saling terkait dengan stabil
.
&rahkan bahu agar tepat berada diatas kedua telapak tangan tersebut hingga lengan menjadi lurus
?.
Dengan menggunakan bantuan berat badan, lakukan penekanan ke dada korban hingga kedalaman 6-B cm.
F.
+akukan kompresi ini sebanyak 1@ kali kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak ) kali. Gni merupakan satu siklus.
@. Setelah lima siklus, dapat diperiksa kembali apakah sudah ada denyut jantung. ila belum ada, ulangi kembali siklus.
DA#%A/ PUS%AA
. (d"ard 0organ r, 0aged S 0ikhail. *linical &nesthesiology 'ifth (dition a +ange 0edical ook. )@6. ). (ddy 4ahardjo. Kumpulan 0ateri Kuliah Kega"atdaruratan &nestesi untuk S Kedokteran 9niersitas &irlangga. )@B. 1. +atief S&, Suryadi K&, Dachlan 04. Glmu dasar &nestesi in +etunjuk +raktis nestesiologi )nd ed. akarta: 'K9G; )@@F, 1-?. 6. 0organ !(, 0ikhail 0S, 0urray 0. reathing System in "linical nesthesilogy 6th ed. 0c!ra"-5ill; )@@