LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI TEMATIK
ACARA VIII MEMBUAT PETA CLOROPLETH SECARA DIGITAL
Disusun oleh : Nama
: IMAM MAHMUDI
NIM
: 130722607355 130722607355
Offering
:H
Dosen
: Purwanto
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2014 Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|1
ACARA VIII MEMBUAT PETA CLOROPLETH SECARA DIGITAL A. TUJUAN
1. Dapa melakukan visualisasi digital berdasarkan kelas interval. 2. Dapat membuat peta cloropleth.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat - Laptop - Software ArcGIS 10 - Alat Tulis 2. Bahan - Peta digital Kota Malang - Data kepadatan penduduk Kota Malang
C. DASAR TEORI
Cloropleth berasal dari bahasa yunani, choros untuk “daerah” dan plethos untuk “nilai”. Jadi yang dijadikan metode untuk daerah/areal adalah nilai. Nilai dihitung untuk daerah dan digambarkan sebagai permukaan bertingkat menunjukkan sederetan nilai-nilai yang tersebar. Karena nilai ini ditunjukkan melalui symbol daerah, sehingga nilai tersebut hanya bernilai relatif. Adanya perbedaan skala keabuan (grey value) atau intensitas warna yang menekankan perbedaan intensitas suatu fenomena seperti perbedaan kepadatan. Perbedaan nilai abu-abu digunakan suatu hirarki atau tingkat antara kelas-kelas yang dibedakan dapat ditangkap kesannya dengan jelas. Secara umum, semakin gelap grey value maka semakin tinggi kepadatannya. Pengertian yang lain semakin gelap daerah tersebut maka kondisinya akan semakin jelek. Hal inilalh yang perlu dipahami oleh seorang pembaca
peta,
yang dituntut
kemampuan baca tulis
(literacy).
Untuk
menggambarkan peningkatan presentase kemampuan baca tulis (literacy) pada peta global, dengan warna yang bertambah nilainya akan membuat pembaca peta Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|2
untuk berhati-hati akan kesalahan, seperti kondisi yang jelek digambarkan dengan warna yang lebih terang. Ada dua macam cloropleth yaitu 1) peta kepadatan (yang menggambarkan rasio dimana areal yang diliput dihitung sebagai penyebut) dan 2) rasio yang tidak berhubungan dengan areal. Contoh presentase orang berusia lebih 65 tahun pada total populasi. Dari sudut pandang pengguna peta sangat penting untuk mebedakan dua tipe ini, karena impresi visual peta koroplet oleh daerah warna maupun ukurannya. Gambar membuat peta cloroleth dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1.1 Prosedur pembuatan peta cloropleth
Berdasarkan gambar tersebut nilai absolut sebagai salah satu sumber data misalnya jumlah orang atau jumlah dokter. Supaya dapa dilihat apakah nilai absolut ini kenyataan atau lebih atau kurang dapat dikaitkan dengan aspek yang lain misalnya ukuran wilayah atau jumlah total populasi. Maka rasio dari dua nilai absolut akan dihasilkan. Langkah selanjutnya yaitu mengelompokkan semua rasio menjadi jumlah kelas yang terbatas. Faktor pembatasan dalam jumlah kelas akan menjadi jumlah nilai grey value dapat dibedakan. Jarak kelas dapat diperluas dengan menambah warna atau kelas lainnya, tetapi hanya dengan maksimum tujuh kelas. Tujuan dari pengelompokkan rasio pada kloropleth adalah untuk memperrbaiki kemungkinan-kemungkinan bagi komunikasi dan informasi itu.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|3
D. LANGKAH KERJA a. Cara membuat peta cloropleth kepadatan
1) Buka aplikasi ArcGIS 10x 2) Panggil data peta “Kota Malang” digital dengan format “Shp” melalui menu “File
Add data, telusuri sesuai penyimpanan data.
3) Buka data atribut dengan cara “klik kanan layer
pilih Open Atribute
Table. 4) Buatlah kolom “Jml_Pddk”(Jumlah Penduduk) dengan cara “Klok Table Option
Add Field, sehingga muncul kotak dialog “Add Field”.
5) Pada kotak dialog “Add Field” isikan pada kolom name dengan “Jml_Pddk”, Kolom tipe piliih “Long Interger (angka)” dan fielld propertiesnya 25, kemudian klik oke, maka kolom secara otomatis akan menambah dengan tipe data “Long Interger ata Angka”.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|4
6) Selanjutnya buat kolom kedua dengan nama “Luas” dengan kkriteria sebagaimana gambar berikut ini.
7) Buat kolom ketiga denga nama “Kep_Pddk” dengan krietria sebagaimana gammbar dibawah ini.
8) Kemudian lakukan “Start Editing” dari menu “Editor”, kemudian mulailah isi data “Jml_Pddk” dengan data kepadatan penduduk Kota Malang yang telah tersedia. 9) Carilah luas wilayah dengan membuka tabel atribut, pilih Field “LUAS”, klik kanan pada jjidil field dialog tersebut klik Units
Pilih “Calculate Geometry”. Pada kotak pilihlah satuan luas yang saudara kehendaki
(m, ha, km, mil dll), kemudian klik oke. Secara otomatis luas wilayah akan muncul pada kolom tersebut.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|5
10) Laangkah berikutnya mencari kepadatan penduduk dengan membagi jumlah penduduk dengan luas wilayah dengan cara: buka data attribut Klick kanan pada judul Filed Kolom “Kep_Pddk”
pilih “Filed
Calculator” sehingga muncul kotak dialog “Filed Calculator”. Buatlah formula dengan cara “klik 2x pada Field “Jml_Pddk” dan operator (/) kemudian klik 2x field “LUAS”, selanjutnya klik oke, secara otomatis kepadatan penduduk dapat diketahui.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|6
11) Setelah data seleei di inputkan langkah selanjutnya yaitu vis ualisasi symbol/klasifikasi, dengan cara klik kanan properties/double klick layer peta ”Kota Malang” sehingga muncul kotak dialog “Properties”. 12) Pada kotak dialog tersebut pilih “Symbology” selanjutnya lakukan klasifikasi data dengan memilih menu “Quantities” pada menu tersebut saudara pilih „Filed value” yang digunakan sebagai target dalam visualisasi, dalam hal ini “Kep_Pddk”. Untuk merubah warna saudara klik menu “Color Ramp”.
13) Selanjutnya saudara dapat mengubah banyakny kelas dengan melakukan klik pada menu “Classify” sehingga muncul kotak dialog “Classification”. Pada kotak dialog tersebut saudara dapat memilih interval dan jumlah kelas yang saudara anggap paling tepat sesuai dengan hitungan data pada pratikum sebelumnya, msalnya dalam latihan ini di pilih “Natural Breaks”, selanjutnya klik oke, dan oke.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|7
14) Selanjutnya peta hasil klasifikasi akan tampil sebagai berikut
b. Cara membuat peta dasymetri
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|8
E. HASIL PRAKTIKUM
1. Peta choropet rasio jumlah penduduk Kota Malang (dilampirkan) 2. Peta cloropleth kepadatan penduduk Kota Malang (dilampirkan) 3. Peta dasymetri kepadatan penduduk Kota Malang (dilampirkan)
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|9
F. PEMBAHASAN
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan. Peta cloroplet, choroplet dan peta dasymetrik merupakan salah satu bagian dari produk peta tematik sintetik. Peta tersebut dibuat dengan sumber utama peta administrasi Kot Malang dan Data Kependudukan Kota Malang tahun 2012 yang diperoleh dari buku panduan pratikum kartografi dasar. Pada peta chloroplet kepadatan penduduk Kota Malang, data yang di visualisasikan yaitu data kepadatan penduduk kota malang yang mana data tersebut diperoleh dari hasil perhitungan jumlah penduduk di bagi dengan luas wilayah pada hasil kalkulasi luas wilayah dari peta administrasi. Sedangkan pada peta choroplet rasio jumlah penduduk diperoleh dari visualisasi jumlah penduduk kota malang tahun 2012 tanpa menggunakan unsur pembagi yang lain (tidak seperti peta chloroplet). Dari pendiskripsian tersebut perbedaanya terletak dalam data proses visualiasi bahwa pada peta chloroplet kepadatan penduduk menggunakan luas wilayah sebagai faktor penentu, sedangkan pada peta choroplet rasio semua data hanya berfungsi sebagai pembanding saja, dan hanya jumlah penduduk saja yang di visualisasikan. Sedangkan peta dasymetrik pada hasil pratikum ini merupakan peta kepadatan penduduk yang diperoleh dari jumlah penduduk di bagi dengan luas wilayah asli. Perbedaan antara peta chloroplet dengan peta dasymetrik yaitu terletak pada unsur pembagi yang berupa luas wilayah, dimana dalam peta chloroplet yang digunakan sebagai pembagi yaitu luas wilayah dari perhitungan luas pada peta, sedangkan pada peta dasymetrik yaitu luas wilayah asli dilapangan yang mana memperhatikan unsur jalan, sunga dll sebagai area yang tidak mungkin ditempati/di huni oleh penduduk. Pemetaan Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|10
dasymetrik bertujuan untuk menunjukkan kuantitas yang sama, dengan tidak memperhatikan batas-batas dari unit-unit administrasi. Pemetaan dasymetrik meruoakan perbaikan dari pemetaan chloropleth. Pemetaan ini mencoba memperbaiki dari pemetaan chloroplet. Pada proses
visualisasi peta pada tahap klasifikasi digunakan metode
geometrik, hal ini dikarenakan pada hasil pratikum sebelumnya metode yang tepat dan memiliki peringkat tertinggi yaitu metode ini. Jumlah kelas yang digunakan dalam proses visualisasi yaitu 5 kelas interval. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah komunikasi antara si pemduat peta dengan si pengguna peta. 5 kelas tersebut terbagi ke dalam: jarang, agak jarang, sedang, agak padat, dan padat. Pada visualisasi peta digunakan sistem koordinat berupa sistem UTM ddengan skala peta yaitu 1 : 80,000. Skala peta divisualisasikan dalam bentuk 2 bagian yaitu skala huruf dan skala garis. Di dalam proses layout peta diperlukan kemahiran/kemampuan untuk membuat layout yang baik dan bagus serta memperhatikan kaidah-kaidah kartografis. Misalnya di dalam proses visualisasi kelas kepadatan penduduk dimana semakin tinggi nilai kelas interval maka di visualisasikan dengan gradasi warna yang semakin gelap, dan berlaku sebaliknya.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|11
G. KESIMPULAN
Di dalam pembuatan peta Chloroplet, Choroplet, dan peta dasymetrik terdapat perbedaan di dalam apa yang akan disajikan dari suatu data kependudukan. Dimana peta chloropet menyajikan data kepadatan penduduk, peta choropet menyajikan data rasio jumlah penduduk suatu wilayah, sedangkan peta dasymetrik merupakan peta yang menyajikan data kepadatan penduduk sebagai perbaikan dari peta chloroplet. Di dalam proses layout/visualisasi digunakan 5 kelas interval dengan metode geometrik dan semakin tinggi nilai kelas interval maka digunakan gradasi warna yang semakin gelap, dan atau sebaliknya.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|12
H. DAFTAR PUSTAKA
Ormeling, Ferjan (diterjemahkan oleh Agus Dwi Martono) . 2013. Kartografi Tematik Aspek Sosial Dan Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Purwanto. 2012. Modul Praktikum Kartografi Tematik. Malang: Jurusan Geografi UM. Hartono, Rudi. 2001. Kartografi Dasar. Malang: Jurusan Geografi FMIPA UM Sudjana. 1996. Metode Statistika Jilid 6. Bandung: PT. Tarsito Anonimous. 2009. Karakteristik Dan Komponen Peta Tematik. (Online) http://estymaniez.blogspot.com di akses pada 07 Oktober 2014. Anonimous. (tanpa tahun). Penyajian data Spasial. (Online) http:// its.ac.id diakses pada 29 Oktober 2014.
Imam Mahmudi, Pratikum Kartografi Tematik|13