Tata Cara Perhitungan Beban Gempa SNi 2012Deskripsi lengkap
SOP KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
SNI 7832-2012 Tata Cara Perhitungan AHS
SMK BINA BANGSA
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (Urban Design)Deskripsi lengkap
SMK BINA BANGSADeskripsi lengkap
SMK BINA BANGSA
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (Urban Design)
Tata Cara Pengadukan Dan Pencampuran BetonDeskripsi lengkap
Tata Cara Pengadukan Dan Pencampuran BetonFull description
Deskripsi lengkap
Full description
Full description
ssss
SK KEAMANANDeskripsi lengkap
TATA CARA KEAMANAN PENEROWONGAN UNTUK KONSTRUKSI SIPIL BAGIAN 2 : BAHAYA DARURAT DAN LINGKUNGAN KERJA
SNI 03-6460.2-2000 RUANG LINGKUP :
Tata cara ini merupakan standar yang digunakan sebagai panduan atau pedoman oleh teknisi praktis dalam melakukan kegiatan Pekerjaan terowongan, terutama yang menggunakan Peralatan mekanis dengan memperhatikan keselamatan dan keamanan kerja. Terutama pada terowongan untuk konstruksi sipil, misalnya terowongan untuk pembangkit tenaga listrik, terowongan pembuang air banjir dan terowongan bawah tanah lainnya. RINGKASAN:
Tata cara ini dimaksudkan untuk memelihara keamanan dalam pelaksanaan Pekerjaan konstruksi terowongan dan lingkungan sekitarnya. Semua Persiapan mengacu pada perencanaan dan desain. Keamanan penerowongan adalah kondisi aman atau tidaknya pelaksanaan Pekerjaan penerowongan, baik keamanan bangunan terowongannya berikut peralatannya maupun keselamatan kerja para pelaksana Pekerjaan serta pengunjung terowongan tersebut di kemudian hari. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan jalan darurat, antara lain lain adalah sebagai berikut: a) Lubang darurat harus harus terjamin aman; b) Pengaturan udara yang terperangkap, ter perangkap, pada terowongan yang berdiameter kecil, perlu dipertimbangkan penggunaan jalan keluar udara vertikal yang psosisinya lebih mem-berikan fasilitas jalan darurat dibandingkan dengan jalan keluar udara. Pada terowongan yang menurun, pengunaan baja kedap udara pada bagian
setengah atas terowongan pada interval yang memadai dapat menjamin retensi udara, dimana orang dapat tetap hidup sampai tekanan udara dapat diperbaiki atau sampai tindakan penyelamatan terjadi. Daerah-daerah yang mudah menimbulkan kebakaran, baik karena mudah terbakar dan api sulit dipadam kan, maupun karena konsekuensi dari api yang dapat menimbulkan bencana, harus diidentifikasi dan dilin dungi. Daerah rawan tersebut, diantaranya adalah : a) Kayu penyangga muka kerja dan ujung terowongan. b) Penyimpanan dan penumpukan, kayu da n potongan kayu; kertas jarung semen; jerami, cairan dan gas yang mudah terbakar; c) Ban berjalan; d) Kabel dan kawat; e) Instalawsi listrik, termasuk transformator dan instalasi kontrol.