9 Pemilihan Pemiliha n T Teknik eknik 9.1 Pengaruh Sifat Bahan 9.1.1 Faktor Kesetaraan Radiografi
Pada umumnya tingkat kehitaman gambar radiografi bergantung kepada jumlah radiasi yang diserap oleh emulsi film, yang dipengaruhi oleh jumlah radiasi yang melewati benda uji. Ketika radiasi menembus benda uji mengalami proses interaksi dengan atom-atom benda uji, sehingga sebagian radiasi diserap, dihamburkan dan diteruskan. diteruskan.
Daya serap benda uji terhadap radiasi r adiasi bergantung kepada ketebalan, rapat jenis, dan nomor atom. Untuk dua benda uji yang komposisinya sama, benda uji lebih tebal akan menyerap lebih banyak radiasi. Oleh karena itu untuk benda uji lebih tebal diperlukan energi yang lebih besar atau waktu penyinaran yang lebih lama guna mendapatkan hasil fotografi yang sama dengan untuk benda lebih tipis. Demikian pula benda uji dengan rapat jenis dan nomor atom besar akan menyerap lebih banyak radiasi dari pada benda uji dengan rapat jenis dan nomor atom kecil. etapi, nomor atom benda uji mempunyai pengaruh lebih besar pada penyerapan radiasi dibanding ketebalan atau rapat jenis.
Untuk memperoleh jumlah penyerapan yang sama pada dua jenis material yang berbeda jenisnya digunakan suatu faktor yang disebut faktor kesetaraan radiografi !radiographic equivalence factors " seperti seperti ditunj ditunjukk ukkan an pada pada abel abel #.$. #.$. ebal ebal suatu suatu materia materiall harus harus
dika dikali lika kan n deng dengan an fakto faktorr terse tersebu butt untu untuk k mend mendap apat atka kan n tebal tebal yang yang sama sama dan dan juml jumlah ah penyerapan yang sama dengan material standar !biasanya besi" sehingga diperoleh tingkat kehi kehitam taman an film film hasil hasil radi radiog ogra rafi fi yang yang sama. sama. %eca %ecara ra mate matemat matis is diny dinyat atak akan an deng dengan an persamaan berikut &
F std
'std
( tebal standar
'material
( tebal material selain standar
Pemilihan teknik
.
X std
F material
.
X material
!#-$"
$#)
*std
( faktor kesetaraan material untuk standar
*material
( faktor kesetaraan material abel #.$& *aktor kesetaraan kesetaraan radiografi radiografi berbagai logam nergy +eel
+ogam
$ k/
$0 k/
11 k/
,0
,0
,6
,6
,$1
,$
10 k/
2 k/
$ 3/
2-10 3/
4r-$#1
5o-)
,$6
,80
,80
,$2
,$6
,80
,08
,02
,02
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,0
$ ,)
$ ,2
;inc !;n"
$ ,2
$ ,8
$ ,8
$ ,2
$ ,8
$ ,8
$ ,1
4nconel '
$ ,2
$ ,8
$ ,8
$ ,0
3agnesium 7luminium !7l" 7luminium 7lloys itanium !i" 4ron:all steels 5opper !5u"
3onel
$ ,9
;irconium !;r"
1 ,2
1 ,8
1 ,
+ead !Pb"
$2
$2
$1
1 3/
,9$
,#
,#
,#
,#
,#
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,2
$ ,2
$ ,$
$ ,$
$ ,1
$ ,$
$ ,$
$ ,1
$ ,$
$ ,
$ ,$
$ ,
$ ,$
$ ,
$ ,8
$ ,8
$ ,8
$ ,8
$ ,8
$ ,
$ ,
$ ,
$ ,1
$ ,
0 ,
1 ,0
1 ,9
2 ,
1 ,8
8 ,#
$1,)
8 ,2
$ ,1 $ ,9
=afnium !=f"
$2
$1
# ,
8 ,
Uranium !U"
1
$1
$1
2 ,
Dikutip dari 7%3 %5./ $##6, 7rticle 11, %-#2
5ontoh& a. 7lumunium 7lumunium yang tebalnya 0 mm mempunyai mempunyai daya serap radiasi radiasi yang sama dengan ) mm besi dengan sumber radiasi sinar-' pada $0 k/. k/. b. embaga yang tebalnya $ mm mempunyai daya serap radiasi yang sama dengan $$ mm besi dengan sumber radiasi 4r-$#1.
Pemilihan teknik
$#9
9.1.2 Radiografi Logam Komposit
Untuk menentukan waktu penyinaran radiografi material tersebut dilakukan
dengan terlebih dahulu menentukan ketebalan yang setara dengan tebal standar, dalam hal ini besi, menggunakan persamaan #-$.
5ontoh & +ogam komposit pelat tembaga-aluminium-timbal terdiri atas 8,) mm tembaga, $,0 mm aluminium, ,# mm timbal diradiografi dengan generator sinar > $0 k/. $,)" A !$,0 > ,$1" A !,# > $2" ( 0,9) A ,$6 A $1,) ( $6,02 mm
9.2 Teknik Penyinaran enurut !eometri Benda "#i
Beometri penyinaran merupakan susunan antara sumber, benda uji, dan film, yang dalam teknik radiografi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas film hasil radiografi.
9.2.1 Las Longitudinal Beometri penyinaran untuk meradiografi las longitudinal
bergantung kepada jenis
sambungan. %ambungan las tumpul ! butt weld joint " merupakan jenis sambungan las yang paling sederhana.
Pemilihan teknik
$#6
Penyinaran pada sambungan las tumpul !butt weld joint " umumnya dilakukan dengan menempatkan sumber tegak lurus dengan bidang las dan menempatkan film pada arah yang berlawanan dengan arah radiasi, seperti pada Bambar #.$.
Bambar #.$ & 7rah radiasi dalam pemeriksaan las tumpul
Pada pengujian sambungan las longitudinal benda uji tubular, misal pada pressure essel, penyinaran dapat dilakukan dengan posisi & a. *ilm di luar essel dan sumber radiasi di dalam essel b. *ilm di dalam essel dan sumber radiasi di luar essel c. *ilm dan sumber radiasi diletakkan di luar essel
Posisi tersebut ditunjukkan pada Bambar #.1. Dalam setiap kali penyinaran dapat digunakan satu film atau beberapa film, tergantung pada panjang diagnostik yang diiCinkan.
Bambar #.1.a eknik penyinaran film di luar dan sumber radiasi di dalam
Pemilihan teknik
$##
Bambar #.1.b eknik penyinaran film di dalam essel dan sumber radiasi di luar essel
Bambar #.1.c eknik penyinaran film di luar essel dan sumber radiasi di luar essel
Pemilihan teknik
1
9.2.2 Las $ir$umferential Pada las circumferential untuk benda-benda tubular, teknik penyinaran dapat dilakukan dengan melewatkan radiasi pada satu dinding las maupun dua dinding las.
a. Teknik S%S& ( Single Wall Single Image)
eknik Single Wall Single Image merupakan cara penyinaran dengan melewatkan radiasi pada satu dinding las benda uji dan pada film tergambar satu bagian dinding las untuk diinterpretasi. eknik %%4 meliputi & 1). eknik sumber di dalam ! Internal source technique) 2). eknik film di dalam ! Internal film technique) 3). eknik panoramik
Teknik sum)er di dalam ( Internal source technique)
eknik ini dilakukan dengan meletakkan sumber radiasi di dalam benda uji dan film di luar benda uji. eknik ini dapat dilakukan hanya bila benda uji cukup besar dimana diameter dalam benda uji melebihi %*D minimal dan ada akses masuk ke dalam pipa.
Bambar #.8 & %%4 dengan Internal Source Technique
Pemilihan teknik
1$
Teknik film di dalam ( Internal film technique)
eknik ini dilakukan dengan menempatkan film di dalam benda uji, sedangkan sumber radiasi ditempatkan pada jarak sumber ke film tidak kurang dari %*D minimal.
Bambar #.2 & %%4 dengan internal film technique
Bambar #.0 & eknik panoramik
Teknik panoramik
eknik %%4 panoramik dapat dilakukan dengan menempatkan sumber di sumbu benda uji untuk mendapatkan film hasil radiografi sekeliling benda uji dengan sekali penyinaran. *aktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknik ini adalah diameter benda uji harus
Pemilihan teknik
11
cukup besar untuk menjamin terpenuhinya syarat unsharpness geometri . *aktor lain adalah jenis sumber radiasi yang digunakan. eknik panoramik tidak dapat dilakukan jika digunakan pesawat sinar-' dengan berkas satu arah !directional " atau sumber sinar gamma dengan menggunakan kolimator.
). Teknik Double Wall Single Image ('%S&*
Pada benda uji yang tidak dapat diradiografi dengan teknik penyinaran %%4, maka dapat digunakan teknik D%4 yang meliputi teknik ontact dan bukan ontact.
Gambar 9.6 Teknik penyinaran Double Wall Single Image %umber ditempatkan sedemikian rupa sehingga radiasi melalui dua dinding las sedangkan pada film hanya tergambar satu dinding las yang dekat dengan film untuk diinterpretasi. 7pabila sumber ditempatkan dekat permukaan lasan benda uji !menempel" dan film diletakkan di permukaan lasan benda uji pada sisi lainnya, maka teknik ini disebut teknik contact.
Pemilihan teknik ini harus memperhatikan %*D minimal. @ika diameter luar
benda uji sama atau lebih besar dari %*D minimal maka teknik contact dapat dilakukan.
@ika diameter luar benda uji lebih kecil dari %*D minimal maka penempatan sumber dapat diletakkan jauh dari permukaan dan diatur sedemikian hingga dinding atas las tidak tergambar pada film.
Pemilihan teknik
18
$. Teknik Double Wall Double Image ('%'&*
Pada benda uji dengan diameter luar kecil tidak mungkin diterapkan teknik penyinaran %%4 maupun D%4. Pada kondisi demikian dapat digunakan teknik DD4. eknik DD4 merupakan teknik penyinaran dengan cara meletakkan sumber radiasi sedemikian rupa sehingga radiasi menembus kedua dinding benda uji dan pada film tergambar kedua dinding las tersebut. eknik DD4 meliputi &
-
eknik lip
-
eknik %uperimposed
Teknik +lip
eknik elip dilakukan dengan meletakkan sumber radiasi membentuk sudut tertentu terhadap bidang normal las sehingga gambar kedua bagian dinding benda uji ! source side dan film side" berbentuk elip, seperti ditunjukkan gambar #.9a. Pembentukan sudut pada teknik elip dapat dilakukan dengan menggeser sumber radiasi dari bidang normalnya sejauh P, yang ditentukan dengan persamaan empiris berikut
!
1 - , SFD
2
!#-1"
dimana & +
& lebar lasan
%*D
& %*D normal.
Bambar #.9a & eknik !ouble Wall !ouble Image - ellip
Pemilihan teknik
12
Teknik Superimposed
%ebagai alternatif apabila teknik elip tidak dapat dilakukan maka teknik DD4 dilakukan dengan meletakkan sumber tegak lurus terhadap benda uji sehingga gambar kedua dinding benda uji menumpuk, teknik yang demikian disebut teknik superimposed . seperti terlihat pada gambar #-9b.
Bambar #.9b & eknik !ouble Wall !ouble Image - su"erim"osed
@umlah penyinaran pada teknik superimpose tergantung pada perbandingan antara diameter luar dengan diameter dalam. @ika perbandingan diameter luar terhadap diameter dalam nilainya kurang atau sama dengan $,2 cukup dengan dua kali penyinaran pada beda sudut #o untuk mendapatkan gambar sekeliling las. %edangkan untuk benda uji yang tebal dimana perbandingan antara diameter luar terhadap diameter dalam lebih dari $,2 jumlah penyinaran dihitung dengan cara mengalikan hasil perbandingan tersebut dengan $,9 dan dibulatkan. %ecara matematis dirumuskan dengan persamaan
#! $,9 I!
$ "
!#-8"
dengan E p adalah jumlah penyinaran, OD diameter luar pipa, dan 4D diameter dalam pipa.
Pemilihan teknik
$6.
$ "
!#-2a"
10
Khusus untuk jumlah penyinaran ganjil, penyinaran alternatif dapat dilakukan pada beda sudut
8).
$ "
!#-2b"
5ontoh & Untuk memeriksa pipa dengan diameter luar 0 mm !1 in" dan diameter dalam 10 mm !$ in." dengan teknik superimpose, berapa jumlah penyinaran yang harus dilakukan dan berapa beda sudut penyinarannya? Penyelesaian &
- Eilai OD:4D adalah 1, lebih dari $,2. 3aka jumlah penyinaran E p ( 1 > $,9 ( 8,2 dibulatkan menjadi 2 penyinaran.
-
9.2. Sam)ungan T
%ambungan !T%joint " secara umum dibedakan atas las sudut ! fillet weld " dan las alur ! groo&e weld " . %ambungan dengan las sudut, seperti ditunjukkan gambar #-6, merupakan jenis sambungan yang banyak digunakan. Pada sambungan dengan las sudut terdapat antar muka yang tidak padu dari kedua bagian material yang disambung. @ika sambungan jenis ini diradiografi seringkali antar muka yang tidak padu tersebut tampak pada film hasil radiografi mirip seperti cacat Hincom"lete of "enetrationI. 7rah berkas radiasi dalam radiografi disusun sedemikian rupa bagian tidak padu tersebut tidak tergambar pada film, dan juga dapat menghasilkan beda tebal tembus radiasi yang kecil sehingga menghasilkan latitude yang lebih baik. %udut radiasi yang disarankan adalah $0 o.
@enis sambungan dengan las alur terdiri atas sambungan dengan alur tirus tunggal ! single be&el " dan sambungan dengan alur tirus ganda !double be&el " , seperti ditunjukkan dalam gambar #-#a dan #-#b. %udut radiasi dalam radiografi material tersebut dibuat sedemikian rupa menghasilkan beda tebal tembus radiasi yang kecil agar
Pemilihan teknik
1)
menghasilkan latitude yang baik serta memiliki isibilitas cacat yang tinggi.
@apan
4ndustial %tandar !@4%" merekomendasikan sudut berkas radiasi untuk radiografi sambungan dengan las alur tirus tunggal adalah 20o, sedangkan untuk las alur tirus ganda adalah 8o.
Bambar #-6 & %udut penyinaran untuk sambungan dengan las sudut.
<
7
Bambar #-# & %udut berkas radiasi pada radiografi las sambungan 7. +as alur tirus tunggal, sudut berkas radiasi 20o <. +as alur tirus ganda, sudut berkas radiasi 8o
Pemilihan teknik
19
Pada sambungan dengan las alur, tebal material !7" untuk penentuan paparan: waktu penyinaran, diperoleh dengan persamaan #-0a untuk las alur tirus tunggal dan persamaan #-0b untuk las alur tirus ganda.
7 ( $,2 > !$ A 1"
!#-0a"
7 ( $,$ > !$ A 1"
!#-0b"
dengan $ adalah tebal komponen berdiri dan 1 adalah tebal komponen horiContal.
9.2./ Sam)ungan Po#ok
%ambungan pojok !corner joint ", dibagi atas sambungan pojok dengan las sudut ! fillet weld " dan sambungan pojok dengan las alur ! groo&e weld ". Dengan alasan yang sama seperti pada sambungan , arah berkas radiasi yang disarankan adalah $0 o terhadap bagian yang berdiri, untuk sambungan pojok dengan las sudut, dan 20 o untuk sambungan pojok dengan las alur, seperti ditunjukkan gambar #-$a dan #-$b.
7 <
Bambar #-$ & %udut berkas radiasi pada radiografi las sambungan pojok
Pemilihan teknik
16
9.2., Las 0ole
%usunan antara film dan sumber radiasi pada pengujian radiografi las noCle ditunjukkan pada Bambar #.$$. %umber radiasi diletakkan sedemikian sehingga sumbu berkas membentuk sudut kira-kira 9 o terhadap dinding ertikal noCCle.
%umber
9o
Bambar #-$$ & %ambungan noCCle
9. aria)el Penyinaran Radiografi
/ariabel-ariabel radiografi berikut ini diperlukan dalam pengembangan prosedur radiografi, dan nilainya dipengaruhi oleh teknik penyinaran yang diterapkan, yaitu waktu penyinaran, energi !k/", ketidaktajaman geometri dan %*D minimal, jumlah film, dan panjang diagnostik.
9..1
%aktu penyinaran
Perhitungan waktu penyinaran didasarkan pada ketebalan yang ditembus radiasi. Pada teknik D%4 dan DD4 dimana radiasi menembus dua ketebalan las, waktu penyinaran didasarkan pada dua ketebalan material ditambah tinggi reinforcement dan backing strip !bila ada". Khusus teknik DD4-ellip, waktu penyinaran dengan sinar gamma dapat ditentukan dengan persamaan &
Pemilihan teknik
1#
1
%*D ellip , t %*D kur-a 7
!#-)"
Persamaan #-) berlaku juga untuk penyinaran dengan sinar >, terlebih dahulu mengganti 7 !aktiitas sumber gamma" dengan arus tabung !i". adalah e'"osure ditentukan dari kura penyinaran yang didasarkan pada dua ketebalan las. %*D elip ditentukan dengan menggunakan persamaan Phytagoras sebagai berikut &
%*D elip
%*D P 1 1
!#-9"
Dengan %*D adalah jarak normal antara sumber dengan material yang diuji, dan P adalah pergeseran sumber yang dihitung dengan persamaan #-1.
+atihan & $. Pipa diameter luar 0 mm tebal 1 mm diradiografi dengan teknik D%4-contact menggunakan sumber 4r-$#1 ) 5i dan film 7gfa D9, berapa waktu penyinaran untuk mendapat densitas 1,0? 1. Pipa besi las dengan diameter luar 8I dan tebal las $ mm diradiografi dengan teknik ellip dengan jarak normal sumber ke film 0 mm. @ika sumber yang digunakan 4r-$#1 aktiitas 8 5i dan film 7B*7 D9, berapa waktu penyinaran untuk memperoleh densitas 1,0?
9..2 Ketidakta#aman geometri dan SF' minimal a. Ketidakta#aman geometri
Dalam pembentukan bayangan radiografi, ketidaktajaman geometri secara umum dirumuskan dengan persamaan & Ug
f d %*D - d
dengan f adalah focal spot: dimensi sumber, SF' adalah jarak sumber ke film, dan d adalah jarak sisi material yang menghadap sumber dengan film.
Pemilihan teknik
1$
Pada teknik %%4 dan D%4 besarnya d sama dengan satu tebal dinding las !3". %edangkan pada teknik DD4 besarnya d sama dengan diameter luar las !4'". Dengan demikian, ketidaktajaman geometri untuk teknik %%4 dan D%4 dinyatakan dengan persamaan & Ug
f > %*D - >
!#-6"
%edangkan untuk teknik DD4 dinyatakan dengan persamaan&
Ug
f OD %*D - OD
!#-#"
Persamaan #-6 dan #-# dapat diterapkan apabila film benar-benar menempel benda uji. 7pabila terdapat jarak antara film dengan benda uji, maka jarak tersebut harus ditambahkan pada nilai > dan OD. +atihan $.
). SF' minimal
Pemilihan teknik
1$$
Pada teknik %%4 dan juga D%4, jarak sumber ke film minimal !%*D minimal" dapat ditentukan dari persamaan& f %*Dmin $ > Ug ma>
!#-$"
%edangkan pada teknik DD4, %*D minimal ditentukan dengan persamaan
f %*Dmin $ OD Ug ma>
!#-$$"
Ugma> adalah Ug maksimal yang diijinkan !ditentukan", nilainya ,1 in. untuk ketebalan material kurang dari 1 in.
+atihan $.
9..
Pemilihan +nergi (K* dengan persamaan &&%
Dalam radiografi, pemilihan energi sangat terkait dengan kontras dari film hasil radiografi. nergi terlalu rendah mempunyai dampak pada kontras yang terlalu tinggi dan energi terlalu tinggi berdampak pada kontras yang terlalu rendah, yang mana keduanya akan menyulitkan dalam pendeteksian cacat. Untuk memperoleh k/ yang optimal, standard 44 ! International Institute of Welding " menetapkan hubungan antara besarnya k/ dengan ketebalan material yang dirumuskan dengan persamaan&
k/ 7 < >
Pemilihan teknik
!#-$1"
1$1
7 dan < adalah tetapan yang besarnya bergantung pada jenis material dan ketebalan material !>" yang dilalui oleh radiasi, seperti ditunjukkan pada abel #.1. abel #.1. Konstanta untuk perhitungan k/ mesin sinar ' menurut standard 44 ebal !mm"
7luminium !7l"
7
<
7
<
,0 J > J 0
1
0
2
$
0 J > J 0
2
$,0
90
2,0
' adalah tebal satu dinding material !termasuk tinggi reinforcement dan backing strip" untuk teknik %%4. Untuk teknik D%4 dan DD4 > adalah dua tebal material !termasuk tinggi reinforcement dan backing strip". 9../ 5umlah film
@umlah film yang digunakan dalam sekali penyinaran, dapat dihitung dengan persamaan berikut & E
K ef Pf 1 O -
!#-$8"
E
( jumlah film
K ef
( panjang efektif las yang diperiksa, pada teknik panoramik adalah keliling las
Pf
( panjang film yang digunakan
O
( panjang oerlap antar film
+atihan & $. Pipa diameter luar $ m diradiografi dengan teknik panoramik menggunakan film panjang !2 > $0 in." dengan oerlap $ in. $ in." yang diperlukan untuk setiap penyinaran? 9.., Pan#ang diagnostik
Pemilihan teknik
1$8
Panjang diagnostik didefinisikan sebagai area las yang dapat dicakup dalam satu penyinaran. 7rea maksimum yang tercakup dalam sekali penyinaran tidak boleh melebihi yang dihasilkan oleh tebal tembus di ujung area yang berbeda ) sampai $ terhadap tebal tembus di tengah area.
Pada las longitudinal, dari ketentuan diatas dapat dirumuskan hubungan sebagai berikut & -
+ ( A ) ( $,) untuk pengujian kritis
-
+ ( A $ ( $,$
untuk pengujian biasa
dengan + adalah tebal tembus di ujung area sedangkan adalah tebal tembus dipusat area, seperti ditunjukkan gambar #.$$.
Panjang diagnostik pengujian kritis & + ( $,) 5os ( :+ 5os ( :$,)
(
$#,2o
an ( ':%*D an $#,2 ( ':%*D
'
( ,80 . %*D
Panjang diagnostik !efektif" ( 1 '
K ef 6 78 SF'
#-$2a
Panjang diagnostik pengujian biasa & + ( $,$ 5os ( :+ 5os ( :$,$
(
12,)$o
an ( ':%*D an 12,)$ ( ':%*D
'
( ,2) . %*D
Panjang diagnostik !efektif" ( 1 '
K ef 6 7892 SF'
Pemilihan teknik
#-$2b
1$2
S
SF'
L
T
K ef
Bambar #.$1 & Panjang diagnostik las longitudinal
Panjang diagnostik las circum ditentukan seperti pada abel #.8.
abel #.8 Panjang diagnostik las circum Teknik Penyinaran %%4 (internal source technique) %%4 (internal film technique) D%4
Pan#ang diagnostik (K ef * L %OD (source to object distance) $:$1 keliling pipa $:) keliling pipa
+atihan & Pada pengujian biasa sebuah las longitudinal yang tebalnya $ mm dengan %*D 6 mm digunakan film yang panjangnya 2 > $ inch.
Pemilihan teknik
1$0
9./
Kompensasi Kete)alan
Pada suatu lasan bentuk terdapat 1 perbedaan ketebalan yang besar antara base material dengan bagian yang diuji sehingga akan diperoleh film hasil radiografi dengan perbedaan densitas yang sangat besar, atau dengan kata lain latitude rendah. %alah satu cara untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan lempeng kompensasi tebal !com"ensation thicness wedge" yang berfungsi mengurangi perbedaan tebal sehingga diperoleh perbedaan densitas yang rendah pada film hasil radiografi. %yarat lempeng kompensasi tebal harus tidak mengandung cacat material.
lempeng kompensasi
film
Bambar #.$8 & Penyinaran menggunakan lempeng kompensasi tebal
9., Pengaruh Karakteristik ;a$at
Pemilihan arah berkas radiasi untuk radiografi suatu benda uji merupakan faktor utama yang mengendalikan kemampuan pendeteksian jenis cacat tertentu. Pemilihan arah berkas yang tidak tepat akan menghasilkan gambar cacat yang terdistorsi atau bahkan tidak dapat menampilkan gambar cacat sama sekali.
9.,.1 Kemampuan Pendeteksian ;a$at
%ecara umum terdapat dua jenis cacat yaitu cacat olumetrik dan cacat bidang !planar". 5acat olumetrik dapat digambarkan sebagai cacat tiga dimensi atau memiliki olume, sedangkan cacat planar memiliki ukuran tipis pada satu dimensi dan ukuran luas pada dua
Pemilihan teknik
1$)
dimensi. Kemampuan pendeteksian terhadap cacat dipengaruhi oleh karakteristik cacat seperti jenis, orientasi, dimensi, dan posisi cacat.
sumber
cacat planar
susunan aktual
gambar cacat
film
penumbra tidak ada gambar cacat
umbra gambar radiografi
Bambar #.$2
5acat dapat terdeteksi apabila terdapat perbedan penyerapan radiasi yang cukup besar antara cacat dengan material sekitarnya. Ketika benda uji berisi cacat planar, misalnya crack, cacat planar akan dapat terdeteksi hanya bila radiasi sejajar atau hampir sejajar terhadap bidang cacat tersebut. %ebaliknya, bila arah radiasi tegak lurus terhadap bidang cacat terdapat sedikit perbedaan penyerapan radiasi terhadap material sekitarnya sehingga sulit untuk terdeteksi. Bambar #.$2 menunjukkan hasil radiografi sebuah material yang mengandung dua cacat planar. 5acat tergambar ketika arah berkas radiasi sejajar bidang cacat, dan tidak terbentuk gambar cacat ketika arah berkas radiasi tidak sejajar bidang cacat.
Pada benda uji yang berisi cacat olumetrik berbentuk bola, seperti porosity atau inklusi, cacat akan terdeteksi darimanapun arah radiasi. =anya saja, cacat akan terdistorsi dari
Pemilihan teknik
1$9
bentuk dan ukuran yang sebenarnya bilamana arah radisi tidak tegak lurus terhadap bidang film, seperti ditunjukkan gambar #.$0.
sumber
cacat -olumetrik bentuk bola
susunan aktual
gambar cacat tidak terdistorsi
film
penumbra gambar cacat terdistorsi
umbra gambar radiografi
Bambar #.$0
3engacu pada prinsip geometri penyinaran, cacat terletak pada posisi dekat film akan mudah terdeteksi daripada cacat yang jauh dari film karena cacat yang demikian memiliki ketajaman gambar yang cukup tinggi.
9.,.2 Pemilihan arah )erkas radiasi pada radiografi las
Pada umumnya sambungan las diradiografi dengan arah radiasi yang tegak lurus dengan permukaan las. Eamun hasil radiografi dengan arah radiasi tersebut adakalanya kurang memuaskan karena mungkin tidak dapat mengungkap kandungan cacat yang ada di dalamnya atau menghasilkan gambar cacat yang terdistorsi. 5acat pada lasan seperti tungsten inclusion, "orosit*, shrinage mungkin dapat terdeteksi tanpa memperhatikan
Pemilihan teknik
1$6
arah berkas radiasi. Eamun cacat seperti crac , incom"lete of side wall fusion dapat terdeteksi dengan baik apabila arah berkas radiasi sejajar dengan permukaan sambungan. %edangkan, cacat incom"lete of "enetration dan centerline crac memerlukan arah berkas radiasi yang normal.
Bambar #.$) & 7rah radiasi dalam pemeriksaan las tumpul untuk memeriksa adanya cacat Hincom"lete of side wall fusionI Untuk mengungkap cacat crack dan incomplete of side wall fusion pada sambungan las tumpul !but weld " bentuk alur persegi, alur U, alur @ dapat terpenuhi hanya dengan arah berkas radiasi yang tegak lurus. etapi jenis alur lain seperti alur /, alur beel, sambungan fillet memerlukan dua arah berkas masing-masing sejajar dengan permukaan sambungan untuk memeriksa cacat tersebut dengan tepat, seperti pada gambar #.$).
Pemilihan teknik
1$#