KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JAKARTA
CAPITAL BUDGETING
Disusun Oleh : Muhammad Catur Istiawan 1401160238 8A Akuntansi Alih Program / 21
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Pemerintah Program Diploma IV Spesialisasi Akuntansi Alih Program Semester VIII Tahun 2017
Capital Budgeting Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun disebut penganggaran modal atau Capital Budgeting . Menurut Andrew Graham dari School of Policy Studies Queens University: “Capital Budgeting is a process used to evaluate investments i n long-term or capital assets”. Capital assets adalah aset yang dimiliki dengan usia atau masa pemanfaatan lebih dari setahun. Biasanya dana atau biaya yang dikelola untuk menangani aset ini sangat besar. Sehingga teknik penganggaran modal ini sifatnya sangat penting. Menurut Eugene F.Bringham dan Michael C. Ehrhardt: “Capital Budgeting is the decision process that managers use to identify those projects that add to the firm’s value, and as such it is perhaps the most important task faced by financial ma nagers and their staffs”. Contoh Capital Budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang perencanaan jangka panjang untuk merencanakan dan mendanai proyek besar jangka panjang. Dalam konteks sebuah negara atau pemerintahan, penganggaran modal memiliki implikasi dua hal yaitu sebagai instrumen kebijakan fiskal dan untuk meningkatkan kekayaan bersih dari pemerintah. Dan untuk hal-hal terlentu merupakan alat pembangunan daerah. Fungsi dari melakukan Capital Budgeting antara lain untuk mengidentifikasi investasi yang potensial. Apabila telah ditemukan, teknik ini dapat pula digunakan untuk memilih alternatif investasi. Manfaat Capital Budgeting
Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
Agar tidak terjadi over investment atau under investment
Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah yang sangat besar.
Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
Capital budgeting sangat penting bagi pemerintah karena keterbatasan sumber daya yang kita miliki sehingga hal tersebut harus dimanfaatkan secara efisien agar mencapai manfaat yang semaksimal mungkin. Pemerintah melakukan pelayanan kepada publik dengan berbagai macam tantangan yang kompleks, salah satunya adalah dalam kemampuan fiskal dan ekonomi. Dengan harapan untuk menyediakan kualitas pelayanan yang terbaik. Pemerintah perlu mencari penggunaan terbaik dari sumber daya yang dimiliki dengan manfaat yang paling baik. Investasi yang dilakukan pemerintah sangatlah penting tidak hanya karena jumlahnya yang besar, namun juga karena hal ini menyediakan infrastruktur sosial dan ekonomi untuk masyarakat untuk pertumbuhan ke depannya. Sangatlah penting untuk mengevaluasi proposal pengadaan investasi untuk memastikan bahwa sumber daya yang dipakai digunakan untuk kepentingan yang sebaik mungkin. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan dalam menentukan penganggaran belanja modal pemerintah seperti :
Apa manfaat spesifik yang dapat diberikan?
Apakah ada opsi lain yang bisa dilakukan untuk mencapai manfaat tersebut?
Apakah ada cara yang lebih baik untuk mengalokasikan sumber daya yang digunakan?
Apakah harus dilakukan oleh pemerintah atau bisa dialihkan kepada pihak swasta?
Secara garis besar beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penentuan penganggaran modal pemerintah adalah sebagai berikut : A. Ketersediaan sumber daya
Pemerintah pusat Pendapatan negara diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber penerimaan utama dari APBN. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi penerimaan dari sumber daya alam, setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya.
Dalam penentuan penganggaran modal, jumlah penerimaan negara menjadi pertimbangan yang sangat penting karena terkait proporsi sumber daya yang akan digunakan untuk memenuhi penganggaran modal pemerintah yang tercantum dalam APBN. Struktur belanja Proporsi dari anggaran belanja yang telah ditetapkan oleh pemerintah akan sangat mempengaruhi penentuan penganggaran modal yang akan dilakukan. Belanja modal yang hanya dianggarkan sekitar 15% dipengaruhi oleh penggunaan dana untuk belanja pada sektor lain seperti belanja pegawai dan belanja barang. Mandatory spending juga mempengaruhi besaran belanja modal yang dapat dianggarkan. Pemerintan harus jeli dalam menentukan alokasi penganggaran yang dilakukan melalui Capital Budgeting. Pemerintah Daerah Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Daerah yang mempunyai sarana dan prasara yang memadai dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada daerah tersebut, sehingga akan menambah PAD. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal (Darwanto dan Yulia Yustikasi, 2007). Berdasarkan bukti empiris tersebut, peningkatan PAD dapat mempengaruhi pemerintah dalam pengalokasian anggaran belanja modal. Selain itu, temuan tersebut mengidikasikan bahwa besarnya PAD menjadi salah satu faktor dalam pengalokasian anggaran belanja modal. Dana Alokasi Umum Semakin tinggi DAU yang diterima daerah maka akan semakin tinggi pula belanja modalnya. Dengan desentralisasi, pemerintah daerah mampu mengoptimalkan kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga tidak hanya mengandalkan DAU. Adanya dana transfer DAU dari pemerintah pusat maka daerah bisa fokus untuk menggunakan PAD untuk membiyai belanja modal yang
digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa terdapat hubungan antara pemberian DAU dengan alokasi belanja modal. Dana Alokasi Khusus Pemanfaatan DAK diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan dapat mempengaruhi pengalokasian anggaran belanja modal, karena DAK cenderung akan menambah aset tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan pelayanan publik. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA mempunyai signifikansi positif dengan alokasi belanja modal. Sebagian besar SiLPA digunakan belanja langsung berupa belanja modal yang secara langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Jumlah belanja langsung dapat berupa pembangunan infrastruktur, pengadaan aset, dan sebagainya Struktur belanja Sama dengan penganggaran pada pemerintah pusat, proporsi alokasi dari belanja selain belanja modal akan mempengaruhi penganggaran modal pada pemerintah daerah. Semakin besar alokasi belanja lain, penganggaran modal akan lebih terbatas. B. Tingkat kebutuhan
Pemerintah Pusat Penganggaran modal yang dilakukan pemerintah pusat akan sangat dipengaruhi kebutuhan akan pemenuhan kepentingan publik. Setiap belanja yang akan dianggarkan harus mempertimbangkan setiap aspek yang dapat mencakup kepuasan dan pemenuhan kepentingan publik secara menyeluruh. Hal ini terkati dengan tujuan dari pemerintah sendiri sebagai penyedia utama layanan publik. Pemerintah Daerah Berbeda dengan pemerintah pusat, Pemerintah Daerah masing-masing memiliki kebutuhan mendasar yang berbeda di setiap daerah. Belanja modal yang dilakukan dan akan dianggarkan dipengaruhi oleh kebutuhan proritas yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
C. Manfaat ekonomi yang dihasilkan
Dalam menjalankan fungsinya, pemerintah merupakan sebuah entitas non profit sehingga dalam setiap kebijakan belanja dan penganggaran yang dilakukan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi kepentingan publik. Dalam melakukan penganggaran modal harus dikaji secara mendalam manfaat yang akan diperoleh bagi publik agar tepat sasaran, efektif, dan efisien. D. Ketentuan pembiayaan
Tingkat bunga pinjaman juga mempengaruhi penentuan penganggaran modal yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah. Tingkat bunga dan biaya bungan yang akan dikeluarkan harus diperhatikan dan disandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh dari proses penganggaran modal. Opsi untuk melakukan belanj modal melalui pinjaman sangat penting untuk dihitung secara akurat agar penganggaran modal efektif dan efisien. Penganggaran Modal merupakan Suatu Konsep Investasi;
Penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. Jenis Investasi ;
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba ( non profit investement). 2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya ( non measurable profit investment) 3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment). 4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment). Kriteria Penilaian Investasi Payback Method
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payoff method dan pay out method. Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang
diperlukan untuk menutup kembali investasi. Perhitungan Pay-back belum memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan.
Payback Period =
Laba Tunai rata−rata per tahun
Kelebihan Payback Method
Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan Payback Method
Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
Metode ini tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
Discount Payback Period
Discounted Payback Period hampir sama dengan payback period namun dalam perhitungannnya memperhitungkan cost of capital sebagai discounted . Sehingga discounted payback period adalah lama periode dalam tahun yang diharapkan untuk mendapatkan kembali biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk suatu project dari discounted net cash flow. Discounted payback period adalah revisi dari payback period yang tidak mempertimbangkan cost of capital . Baik payback period maupun discounted payback period sering digunakan sebagai indikator untuk project riskiness. Kelebihan Discounted Payback Period 1)
Mudah dimengerti
2)
Memberikan informasi mengenai lamanya break even project
3)
Bisa dijadikan sebagai indikator resiko proyek
Kekurangan Discounted Payback Period 1)
Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk entitas
2)
Tidak mempertimbangkan cashflow yang keluar atau masuk setelah payback period
3)
Tidak memberikan informasi mengenai return suatu proyek
Nilai sekarang bersih ( Net Pr esent Value)
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan merupakan teknik capital budgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah present value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initial cash outflow). Net Present Value yaitu: “The Net Present Value is found by subtracting a project’s initial investment from the present value of its cash inflows discounted at a rate equal to the firm’s cost of capital”. Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor , biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan payback period . Untuk perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas.
Rumus NPV NPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io
Dimana: CFt
= Net Cash Flow (Prodeeds) pada tahun ke – t
k
= Tingkat Diskonto
t
= Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0
= Initial Outlays (Nilai investasi awal)
Tingkat pengembalian internal (IRR – Internal Rate of Return)
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari tingkat bunga (discaount rate) yang menyematkan nilai sekarang dari aliran kas neto (present value of procceds) dan investasi (initial outlays). Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi. Definisi Internal Rate of Return adalah: “The Internal Rate of Return (IRR) is the discount rate that equates the present value of cash inflows with the initial investment associated with a project”. Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan. Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV karena
menggunakan
cara
coba-coba
ketika
menentukan
besarnya
discount
rate
investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya menggunakan kalkulator atau komputer. Jika menggunakan IRR, maka investasi akan diterima bila besarnya IRR lebih besar dibanding tingkat bunga yang dipergunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal yang digunakan. Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost of capital , sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital proyek tersebut ditolak.
keterangan: IRR = internal rate of return rk = tingkat bunga yang kecil rb = tingkat bunga yang besar NPV rk = net present value pada tingkat bunga yang kecil PV rk = present value of proceeds pada tingkat bunga yang kecil PV rb = present value of proceeds pada tingkat bunga yang besar
Accounting Rate of Return (ARR)
Metode Accounting Rate Return (ARR) mengukur besarnya tingkat keuntungan dari investasi yang digunakan untuk memperolah keuntungan tersebut. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (earning after tax, EAT). Sedangkan investasi yang diperhitungkan adalah rata-rata investasi yang diperoleh dari investasi awal (jika ada) ditambah investasi akhir dibagi dua. Hasil dari ARR ini merupakan angka relatif (persentase). Penggunaan metode ARR ini sangat sederhana sehingga mudah untuk mengambil keputusan. Apabila besarnya ARR lebih besar dari biaya investasi yang digunakan (biaya modal) maka investasi tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Namun metode ini banyak kelemahannya, yaitu sebagai berikut: 1. Mengabaikan nilai waktu dari uang 2. Hanya menitikberatkan masalah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi 3. Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan 4. Kurang memperhatikan panjangnya (lamanya) jangka waktu investasi Rumus ARR
Referensi
Ardhani, P. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Alokasi Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Adib, M. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belanja Modal. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Wendorf, Jill. 2005. Capital Budgeting from a Local Government Perspective. Grand Valley State University.