PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PASIRLANGU Jl. Sukaraja Rt 05 Rw 05 0 5 Desa pasirlangu No.5 Kec. Cisarua Email :
[email protected] [email protected] Telp : 085314766464
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PASIRLANGU NOMOR :007/ SK / 8/ III /PKM/ 2018
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS PASIRLANGU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA PUSKESMAS PASIRLANGU,
Menimbang
: a. Bahwa dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan
Farmasi Puskesmas Pasirlangu dan untuk melayani keperluan pelanggan dalam penanganan kesehatannya sehingga perlu ditetapkan tentang pelayanan Farmasi di Puskesmas Pasirlangu; Pasirlangu; b. bahwa untuk mencapai tujuan seperti pada poin a maka perlu ditetapkan dengan surat kepurusan; Mengingat
: a. Permenkes RI no 74 Tahun 2016 Tentang Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian; c. Peraturan
Menteri
Kesehatan
889/Menkes/Per/V/2011
tahun
Registrasi,
dan
Ijin
Praktek
Ijin
RI
Nomor
2011
tentang
Kerja
Tenaga
Kefarmasian; d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
:
KEPUTUSAN
KEPALA
PUSKESMAS
PASIRLANGU
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI; Kesatu
:
Puskesmas Pasirlangu memberikan pelayanan farmasi
Kedua
:
Pelayanan Farmasi di Puskesmas Pasirlangu meliputi: 1. Penilaian ,pengendalian,penyediaan dan penggunaan obat. 2. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat. 3. Pelayanan obat 24 jam. 4. Pelayanan farmasi selama hari kerja. 5. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep. 6. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat. 7. Ketentuan Pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan dalam penyediaan obat tetapi belum sesuai persyaratan. 8. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat. 9. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa. 10.Ketentuan tentang petugas yang berhak meresepkan obat – obat psikotropika dan narkotika. 11.Ketentuan tentang rekonsiliasi obat (Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien /keluarga.) 12.Persyaratan penyimpanan obat. 13.Penanganan dan pelaporan obat kadaluarsa. 14.Pencatatan dan pemantauan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak Diinginkan. 15.Penyediaan obat emergensi. Adapun penjelasan dari pelayanan farmasi diatas sebagaimana terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.
Ketiga
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
: Bandung Barat
Pada Tanggal
: 12 MARET 2018
KEPALA PUSKESMAS PASIRLANGU
DANIEL TRISTO
Lampiran 1 Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pasirlangu Nomor Tanggal
: 007/SK/8/III/PKM/2018 : 12 maret 2018
PELAYANAN FARMASI
1. Penilaian Pengendalian Penyediaan Dan Penggunaan Obat untuk keperluan Puskesmas
Pasirlangu
harus
mengikuti
Standard
Prosedur
Penilaian pengendalian penyediaan dan penggunaan obat
Operasional
di Puskesmas
Pasirlangu. 2. Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari: a. Memperkirakan / menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh unit pelayanan. b. Menentukan:
Stok optimum
Stok pengaman/penyangga (bufferstock )
c. Menentukan waktu tunggu. Pengendalian obat terdiri dari: 1. Pengendalian Persediaan Untuk
melakukan
pengendalian
persediaan
diperlukan
pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:
Q = SK + SP (WT x D) – SS
Keterangan: Q = jumlah obat yang dipesan SK
= stok kerja
SP
= stok pengaman
WT
= waktu tunggu
SS
= sisa stok
D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok. 2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat apabila terdapat pemakaian yang melebihi rencana. 3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan banyak. Pemeriksaan
Besar
(pencacahan)
dimaksudkan
untuk
mengetahui
kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan. 2. Pengendalian Penggunaan Tujuan menjaga
dilaksanakannya kualitas
pengendalian
pelayanan
obat
penggunaan
dan
adalah
meningkatkan
untuk efisiensi
pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan meliputi: a. Prosentase penggunaan antibiotik. b. Prosentase penggunaan injeksi. c. Prosentase rata – rata jumlah R/. d. Prosentase Obat penggunaan obat generik. e. Kesesuaian dengan Pedoman. 3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa a. Penanganan Obat Hilang Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggungjawaban
Kepala
Puskesmas
sehingga
diketahui
persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat
dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas. Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. 2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang. 3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat disertai Berita Acara Obat Hilang. 4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok. 5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat dengan menggunakan LPLPO. 6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian. b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi
pasien
dari
efek
samping
penggunaan
obat
rusak/kadaluwarsa.
Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat. 2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat. 3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas. 4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
3. Pelayanan Obat 24 Jam a. Pengertian Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Pengelolaan obat public dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan pelaporan serta supervise dan evaluasi pengelolaan obat. Pelayanan obat 24 jam dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasien pada PONED. Tujuan dilaksanakannya pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Pasirlangu adalah agar: 1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien PONED dapat terlayani secara optimal selama 24 jam. 2. Terdapat
mekanisme
pelayanan
yang
jelas
dan
teratur
dalam
melaksanakan pelayanan obat 24 jam. b. Sistem Pelayanan Obat 24 Jam Pelayanan obat 24 jam di Puskesmas Pasirlangu dilaksanakan oleh bidan yang pada saat pelayanan sedang melaksanakan tugas piket jaga. Dalam pelaksanaannya bidan piket jaga harus: 1. Menulis obat yang dikeluarkan dari ruang perawatan sesuai dengan resep pasien. 2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan. 3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastic resep. 4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan jenis obat, jumlah obat, dosis obat, cara penggunaan, efek samping obat dan cara penyimpanan obat. 5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan. 6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di unit obat. 4. Puskesmas Pasirlangu Memberikan Pelayanan Obat Selama Jam Kerja Kepada Pasien Yang Datang Di Puskesmas Pasirlangu. Jam Pelayanan : Senin – Kamis : Jam 8.00 – 14.00 Jumat – Sabtu : Jam 8.00 – 13.00
5. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di Puskesmas Pasirlangu antara lain : a. Dokter umum yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas Pasirlangu. b. Dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter gigi di Puskesmas Pasirlangu. c. Perawat umum yang telah memiliki izin praktek keperawat di Puskesmas Pasirlangu. d. Perawat gigi yang telah memiliki izin praktek perawat gigi di Puskesmas Pasirlangu e. Bidan yang telah memiliki izin praktek bidan di Puskesmas Pasirlangu. 6. Persyaratan patugas yang berhak menyediakan obat bagi pelanggan / pasien di Puskesmas Pasirlangu antara lain: a) Tenaga tekhnis kefarmasian yang telah memiliki surat tanda registrasi
tenaga teknis kefarmasian (STRTTK) di puskesmas Pasirlangu; b) Tenaga
non
tekhnis kefarmasian terlatih, dibawah
pengawasan
dan
tanggung jawab langsung asisten apoteker; Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk semua pelayanan obat kepada pelanggan di puskesmas Pasirlangu; 7. Pelatihan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat apabila tidak tersedia tenaga yang berkopetensi dilakukan secara internal oleh petugas Farmasi Puskesmas Pasirlangu dengan dilakukannya OJT (on the training job). 8. Peresepan, Pemesanan Dan Pengelolaan Obat Tujuan : a. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional b. Meningkatkan kompetensi /kemampuan tenaga kefarmasian c. Mewujudkan system informasi manajemen d. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan Sasaran : a. Puskesmas b. Polindes/Poskesdes c. Posyandu d. PengobatanLansia Bentuk Kegiatan : a. Peresepan Obat
1) Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien 2) Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atau petugas lain yang diberi kewenangan b. Pemesanan Obat 1) Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh petugas Farmasi atau gudang obat puskesmas 2) Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit 3) Pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang obat puskesmas c. Pengelolaan Obat Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi kegiatan
perencanaan,
pendistribusian,pengendalian,
permintaan, pencatatan,
penerimaan, pelaporan
penyimpanan,
dan
pengarsipan,
Pemantauan dan evaluasi. 9. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kadaluarsa. a. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik barang. b. Petugas obat memasukkan obat ke dalam gudang penyimpanan obat Puskesmas Pasirlangu. c. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat dengan mengikuti system FIFO dan FEFO. d. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan ke dalam Kartu Stock Obat sebagai kartu kendali. e. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti system FIFO dan memperhatikan FEFO nya. f.
Petugas obat melakukan control rutin terhadap kualitas obat termasuk tanggal kadaluwarsa.
g. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpan di tempat terpisah dari obat lain. h. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluwarsa. i. j.
Petugas obat melaporkan obat kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas. Petugas obat mengembalikan obat kadaluwarsa dengan membuat Berita Acara Serah Terima Obat Kadaluwarsa kepada GUFA.
10.Ketentuan tentang petugas yang berhak meresepan Narkotika dan Psikotropika bagi pasien antara lain: a. PERESEPAN NARKOTIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter/ dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas Pasirlangu 2) Resep
Narkotika
ditulis
dengan
jelas
dan
dapat
dibaca
tanpa
menimbulkan kemungkinan salah tafsir 3) Setiap resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh oleh dokter/ dokter gigi penulis resep b. PERESEPAN PSIKOTROPIKA : 1) Dokter penulis resep adalah dokter / dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas Pasirlangu 2) Resep
Psikotropika
ditulis
dengan
jelas
dan
dapat
dibaca
tanpa
menimbulkan kemungkinan salah tafsir 3) Setiap Resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus diberikan, dosis pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh oleh dokter penulis resep. 11. Tidak ada ketentuan yang mengikat mengenai rekonsiliasi obat.adapun tatacara penggunaan obat sebagaimana dimaksud sebagai berikut: 1.
Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien;
2.
Dokter mengetahui dan menetapkan penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga yang dapat dikonsumsi bersama dengan obat yang diperoleh dari puskesmas;
3.
Obat
yang
dibawa
sendiri
oleh
pasien
dan
diijinkan
dikonsumsi bersama dengan obat puskesmas harus dicatat di rekam medis; 4.
Obat yang dibawa sendiri oleh pasien yang tidak Jelas identitasnya ditarik/diminta
oleh
petugas puskesmas.
12. Persyaratan Penyimpanan Obat: a. Petugas obat menerima obat dari Gufa dengan memeriksa keadaan obat yang diterima antara lain : kesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik obat b. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO dan FEFO d. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari khusus e. Petugas obat menyimpan sediaan cair dipisahkan dari sedian padat
f.
Petugas obat menyimpan vaksin, dan suppositoria dalam lemari pendingin dan melakukan control suhu setiap hari
g. Petugas obat mencatat semua obat ke dalam Buku Penerimaan Puskesmas dan Buku Pengeluaran obat h. Petugas Obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan kedalam kartu stok obat sebagai kartu kendali persediaan i.
Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya Bandung Barat.
13. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluwarsa sebagai berikut. a. Obat rusak dan kadaluwarsa ditempatkan secara terpisah agar tidak terjadi hal-hal seperti : salah ambil, cross contamination dan lain-lain yang dapat merugikan pelanggan. b. Semua obat rusak dan kadaluwarsa dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat tembusan UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten. c. Semua obat rusak dan kadaluwarsa di musnahkan sendiri di puskesmas pasirlangu dengan membuat Berita Acara pemusnahan. d. Laporan secara berkala melalui LPLPO atas pengeluaran obat yang telah dikirim ke UPTD Instalasi Farmasi. 14.Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak Diinginkan a.
Petugas obat menyampaikan formulir Monitoring efek samping obat (MESO) kepada petugas kesehatan pemeriksa pasien.
b.
Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping obat yang dipergunakan dalam terapi terhadap pelanggan.
c.
Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat dalam formulir MESO.
d.
Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obat.
e.
Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping obat yang diterima dari petugas kesehatan.
f.
Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat Puskesmas Pasirlangu.
g.
Kepala puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring Efek Samping Obat.
h. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluar Laporan Monitoring Efek Samping Obat. i.
Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.
j.
Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek Samping Obat
15. Penyediaan Obat Emergensi di Puskesmas Pasirlangu yaitu dengan : a. Membuat daftar Obat Emergensi di Unit Kerja. b. Menetapkan Daftar Obat – obat Emergensi di Unit Pelayanan,sebagai berikut: Aminophilin Inj Atropin Sulfas Inj Ranitidin Injeksi Dexametason Inj Diazepam Inj Ephineprin Inj Fitomenadion Inj Methylergometrin Inj Paracetamol Suppo 125mg/2,5ml Lidokain Injeksi Lidokain+Epinefrin Injeksi Stesolid Suppo 5mg Stesolid Suppo 10mg Mgso4 20% Mgso4 40% Calcii Gluconas Inj Aspilet ISDN Nifedipin 10 mg Furosemid 40 mg Rl Nacl Dextrose 5 % Difenhydramint Infusion Set makro Infusion Set mikro Iv Catether Spuit 1cc Spuit 3 Cc Spuit 5 Cc Spuit 10 Cc Ventolin Inhaler Betadine 30 ml Rivanol 60 ml c. Petugas menjamin tersedianya obat – obat emergensi pada ruang KIA/KB,ruang
Tindakan,ruang
imunisasi,ruang poned.
laboratorium,ruang
gigi,ruang
d. Petugas di unit pelayanan bertanggung jawab akan ketersediaan obat
– obat
emergensi
baik
dalam
hal
penyimpanan,
pemesanan
monitoring dan keamanannya. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
KEPALA PUSKESMAS PASIRLANGU
DANIEL TRISTO