8 Pertanyaan Interview Kerja yang Perlu Diketahui dan Jawabannya
Edited by 25 Desember 2015
Untuk mendapatkan sebuah pekerjaan, seorang pelamar memang umumnya diharuskan melewati beberapa tahapan yang menjadi syarat oleh perusahaan. Salah satu tahapan yang harus dilewati oleh seorang pekerja adalah wawancara (interview). Perusahaan memang tak mau rugi dengan setiap apa yang dilakukannya, termasuk pada hal rekrutmen ini. Maka dalam mencapai tujuannya mendapatkan keuntungan dari proses rekrutmen ini, perusahaan yang diwakili pihak HRD (Human Resource Development) akan memberikan sejumlah prosedur atau tahapan kepada para pelamar kerja. Prosedur yang salah satunya berupa tes dan wawancara ini dilakukan agar perusahaan tak salah merekrut atau memilih orang untuk dijadikan pegawai.
Pada proses wawancara ini, seorang pelamar kerja akan mendapatkan sejumlah pertanyaan dari pihak HRD yang harus dijawab dengan baik. Untuk Anda yang memang akan menjalani proses interview ini, maka Anda harus memahami dengan baik beberapa pertanyaan yang sering dimunculkan oleh para pewawancara dari pihak HRD ini. Lalu apa saja pertanyaan yang seringkali diajukan oleh pewawancara ini? Berikut ulasannya.
Pertanyaan 1: "Tolong jelaskan tentang diri Anda?"
Jelaskan Singkat Mengenai Diri Anda via theartofcharm.com
Pertanyaan pertama yang sering diajukan oleh pewawancara dari pihak HRD adalah, "tolong jelaskan tentang diri Anda?" Jika Anda mendapatkan pertanyaan seperti ini, maka Anda harus bisa menjawabnya dengan ringkas dan pada intinya. Jelaskan tentang apa yang bisa Anda tawarkan dari diri Anda. Pada pertanyaan yang satu ini, si pewawancara ingin mengetahui berapa lama pengalaman Anda, jenis perusahaan, dan hal yang pernah dikerjakan di perusahaan lama. Jangan lupa juga untuk bisa menghubungkan pekerjaan Anda di perusahaan lama Anda dengan passion atau kesukaan dan hobi yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Dari jawaban ini, HRD biasanya akan mampu mengetahui pengetahuan Anda, watak kepribadian dan kemampuan Anda.
Contoh jawaban yang baik dari pertanyaan ini adalah:
"saya pernah bekerja di bidang social media marketing selama 2 tahun. Dalam pekerjaan terakhir, saya memimpin divisi ini dengan tim sebanyak 4 orang. Saya sendiri memiliki kemampuan komunikasi pemasaran digital yang sangat baik dan kemampuan antarpersonal, dan itulah yang memungkinkan saya bekerja dibidang social media marketing ini. Saya sendiri memiliki latar belakang di beberapa perusahaan besar dan kecil. Selain komunikasi pemasaran digital juga memiliki wawasan dibidang media sosial yang up to date."
Pertanyaan 2: "Mengapa Anda meninggalkan/berniat meninggalkan pekerjaan terakhir Anda?"
Pertanyaan diatas memang sangat membingungkan bagi kebanyakan pelamar kerja. Jika Anda mendapatkan pertanyaan ini maka Anda harus menjawabnya dengan nada yang mantap, tanpa keraguan dan yang paling penting tanpa kebohongan. Jadi jika Anda memang mendapati perusahaan lama yang kurang menghargai pekerjaan Anda maka katakan saja demikian. Namun dalam kasus ini jangan memojokkan satu pihak dengan menyalahkan mereka dan seolah-olah Anda yang paling benar.
Contoh jawaban yang baik dari pertanyaan dengan kasus sebelumnya adalah:
"perusahaan memang telah banyak berubah dari saat saya memulai bekerja pada hari pertama. Perubahan yang memang membuat posisi saya semakin sulit ini dan membuat saya tidak bisa mengembangkan diri akhirnya membuat saya harus mau tak mau memutuskan untuk keluar, sebuah keputusan yang tidak terpikirkan sebelumnya."
Pertanyaan 3: "Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan ini?"
Jawab Setiap Pertanyaan dengan Bijak via careersweetener.com
Hati-hati dengan pertanyaan yang satu ini, karena pertanyaan ini sangat menjebak. Bila Anda mendapatkan pertanyaan ini Anda mau harus bisa menjawabnya dengan bijak. Jangan hanya berorientasi uang besar saja saat Anda bekerja di sebuah perusahaan. Meski manusia memang memiliki kewajaran jika mencari uang, namun Anda harus menyatakan hal ini secara impilisit (sugestif). Anda memang harus jujur, dan apabila Anda memang tertarik dengan gaji dari perusahaan tersebut, katakan saja bahwa Anda ingin bisa lebih produktif lagi dan ingin menyongsong masa depan yang lebih cerah lagi.
Tentu jawaban di atas adalah sebuah contoh. Anda tak harus ikut dengan jawaban itu, karena masing-masing orang memiliki alasan dan pandangan yang berbeda-beda terhadap sebuah perusahaan yang dilamarnya. Bisa saja seorang pelamar melamar pekerjaan di sebuah perusahaan karena adanya budaya kerja yang baik. Ada juga orang yang melamar karena ia suka dengan pemimpinnya dan manajemennya, dan alasan-alasan yang lainnya. Maka jawablah pertanyaan tersebut diatas dengan jujur, bijak dan yang terpenting bisa membuat Anda lebih nampak produktif.
Pertanyaan 4: "Kenapa kami harus mempekerjakan Anda?"
Pertanyaan ini juga menjebak. Anda harus hati-hati dengan pertanyaan yang ini juga. Umumnya pelamar akan menjawab dengan kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya. Bahan terkadang tak jarang ada beberapa pelamar yang melebih-lebihkan skill dan kemampuan yang dimilikinya dihadapan pewawancara. Anda memang sah-sah saja menyatakan kelebihan, kemampuan dan prestasi Anda dihadapan HRD. Tapi satu hal yang perlu Anda ingat Anda tidak boleh terlalu over (berlebihan). Kenapa? Hal ini dikarenakan tim HRD yang biasanya didominasi oleh orang-orang dari jurusan psikologi sangat mengetahui karakter seseorang jika ia menyatakan sesuatu yang over. Satu hal lagi yang perlu diwaspadai dan bisa menjadi bumerang buat para pelamar adalah menyatakan kelebihannya dengan merendahkan kemampuan orang lain. Jika hal ini Anda lakukan bersiaplah untuk dicoret dan melenggang dengan sebuah penolakan.
Baca Juga: Mau Kerja Online? Cari Lowongan Kerja Freelance Di Situs Ini
Pertanyaan 5: "Apa keunggulan Anda?"
Perhatikan Pertanyaan Menjebak via thebusinesswomanmedia.com
Berikutnya, pertanyaan yang seringkali dilontarkan para pewawancara adalah tentang keunggulan yang dimiiki para pelamar. Untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan sebuah kejujuran dan kesesuaian dengan posisi yang dilamar. Jangan sampai menyampaikan kelebihan dan kemampuan Anda yang tidak sesuai dengan posisi yang Anda lamar karena Anda akan dianggap kurang teliti dan tidak memperhatikan posisi yang dilamar. Lebih dari itu Anda harus menyampaikan keahlian dan keunggulan yang Anda miliki dengan yakin dan memang dibutuhkan oleh perusahaan. Satu hal lagi jangan berlebihan dalam menyampaikan hal ini.
Pertanyaan 6: "Apa kelemahan terbesar Anda?"
Setelah keunggulan, biasanya HRD akan berlanjut menanyakan kelemahan yang dimiliki pelamar. Untuk menjawab hal ini umumnya para pelamar mengalami banyak kesulitan. Kesulitan ini memang sangat mungkin terjadi karena saat para pelamar diajukan pertanyaan ini mereka merasa dipososi seperti makan buah simalakama (serba salah). Para pelamar ini menganggap jika Mereka mengungkapkan banyak kelemahan, maka mereka bisa tidak lolos atau gagal dalam wawancara. Namun ternyata ada satu teknik untuk bisa menjawab pertanyaan ini. Setiap manusia memang pastinya memiliki kelemahan, namun Anda bisa menggunakan teknik pemilihan kelemahan untuk menjadikannya sebagai kelebihan. Bagaimana caranya? Pilih saja kelemahan seperti saya terlalu tidak sabaran untuk cepat menyelesaikan pekerjaan atau saya mudah marah kepada diri saya ketika saya tidak menyelesaikan dengan baik, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 5 Hal Ini Bisa Membuat Wawancara Kerja Anda Lancar
Pertanyaan 7: "Apa yang Anda ketahui dari perusahaan ini?"
Pelajari Mengenai Perusahaan yang Akan Dilamar via yimg.com
Sebelum pergi untuk interview (wawancara), seorang pelamar memang dianjurkan bahkan diharuskan menggali informasi sebanyak mungkin tentang perusahaan yang akan Anda lamar. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan Anda akan memiliki kemungkinan besar mendapatkan pertanyaan yang menanyakan perusahaan yang Anda lamar. Jika Anda menjawabnya dengan baik maka Anda pandang sebagai orang yang peduli dan serius terhadap lowongan dan perusahaan. Namun jika Anda tidak bisa menjawab, maka Anda akan dianggap sebagai orang yang tidak serius terhadap perusahaan yang akan menjadi tempat ia bekerja.
Pertanyaan 8: "Apakah Anda ada pertanyaan untuk saya?"
Terakhir, pertanyaan yang sering diajukan oleh pewawancara dari tim HRD adalah "Apakah Anda ada pertanyaan untuk saya?" Pernyataan ini biasanya dilontarkan pewawancara di akhir interview. Lalu bagaimana menjawabnya pertanyaan ini dengan baik? Seorang pelamar memang memiliki dua pilihan dari pertanyaan ini, yaitu memberikan pertanyaan atau tidak. Dalam kasus ini Anda sebaiknya memilih untuk mengajukan pertanyaan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan dengan bertanya Anda mendapatkan nilai lebih karena Anda dianggap memiliki antusias terhadap interview, lowongan, atau posisi dan perusahaan. Ajukan pertanyaan seperti bagaimana deskripsi pekerjaan yang nantinya harus dijalani atau apa saja budaya kerja di perusahaan, dan lain sebagainya.
Anda Bingung Cari Kredit Mobil Terbaik? Cermati punya solusinya!
Bandingkan Kredit Mobil Terbaik!
Selamat Mencoba
Demikianlah informasi mengenai beberapa pertanyaan yang sering muncul pada interview kerja beserta jawaban yang tepat dan sesuai. Maka dari itu untuk Anda yang akan merencanakan menjalankan proses interview ada baiknya Anda memperhatikan dan memahami beberapa pertanyaan yang ada diatas agar proses interview Anda sukses dan Anda diterima bekerja di perusahaan yang Anda inginkan.
Baca Juga: Tips Bekerja Bagi Para Freshgraduate
Tips Bekerja Bagi Para Freshgraduate
Edited by 11 Juni 2015
Bayangkan kamu telah lulus kuliah. Skripsi dan kesibukan kampus lainnya sudah diselesaikan, gelar telah dipegang, lalu apa selanjutnya? Bebas? Tentu saja tidak. Realita kehidupan yang asli baru akan kamu hadapi, yaitu bekerja. Sebagai seseorang yang baru lulus s1, alias freshgraduate, tentunya kita memiliki standard yang ingin kita raih di dalam dunia pekerjaan. Tapi jangan salah, banyak dari kita yang masih menganggap bahwa dengan gelar yang kita miliki, otomatis beberapa hal akan kita miliki.
Bukan berarti perjalanan kalian untuk sukses dan berhasil dalam bekerja lantas akan didapati tanpa kamu keluar dari zona nyaman! Berikut 5 mitos freshgraduate yang umumnya masih banyak orang miliki:
1. Dengan Gelar yang Saya Miliki, Gaji yang Didapatkan Akan Besar
Freshgraduate via lmyefski.files.wordpress.com
Faktanya, gaji pertama kalian tidak akan memuaskan. Fakta yang lainnya lagi, kemungkinan nominal gaji kamu akan tetap seperti itu kecuali kamu melanjutkan karier dengan focus. Memang menyedihkan, namun begitulah realita.
Lulus dengan IPK cum laude dari universitas ternama? Bukan menjadi jaminan perusahaan akan menarik kamu untuk bekerja juga. Agar dapat dilirik oleh perusahaan, dibutuhkan lebih dari nilai bagus di ijazah. Para pemberi kerja ingin melihat apakah kita benar-benar layak untuk dipekerjakan, untuk selanjutnya diberikan gaji yang pantas selayaknya para pekerja lain. Maka dari itu, jangan putus asa jika gaji beberapa bulan pertama tidak sesuai ekspektasi. Bayangkan, lebih baik 6 bulan dengan gaji yang kurang seperti itu, kemudian meningkat seiring waktu dan kerja keras kamu, dibandingkan tidak sama sekali. Semua butuh proses, kan?
Baca Juga: 8 Cara Cermat Mengatur Gaji Bulanan
2. Perusahaan Tidak Membalas Lamaran Saya
Menunggu balasan lamaran via cdn1.itpro.co.uk
Jika kamu melamar pekerjaan di suatu perusahaan, yakin bahwa CV, resume, dan keperluan berkas lainnya sudah dikirimkan, namun perusahaan tersebut belum menghubungi, jangan kecewa terlebih dahulu, dan menganggap diri kamu tidak berkualifikasi untuk bekerja.
Nyatanya, ada banyak kemungkinan mengapa suatu perusahaan atau perekrut tidak tertarik kepada lamaran seorang freshgraduate. Pertama, mungkin saja banyak pelamar lain yang mengantri bersamaan dengan kamu. Sehingga dibutuhkan waktu yang tidak sebentar sampai kita sendiri dihubungi. Kedua, mungkin posisi yang kamu lamar kurang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Atau bisa saja bahkan tidak cocok dengan karakter yang diperlukan di lingkungan kerja bersangkutan.
Sambil menunggu jawaban dari perusahaan ini, cobalah lamar ke beberapa perusahaan lain, dan teruslah rajin mengecek website perusahaan dan email kamu.
3. Komitmen dapat Menunggu, Biarkan Saya Nikmati Waktu Muda Saya!
Waktu muda via redletterchristians.org
Para freshgraduate kerap kali merasa dirinya masih muda, dan menghabur-hamburkan gaji pertama mereka. Merasa bebas secara finansial, mereka tidak berpikiran untuk menabung untuk kemudian hari dan menghabiskan semuanya untuk membeli barang, traktiran, dan sebagainya. Namun jangan lupa: semakin muda kamu menabung, akan semakin baik.
Bayangkan jika dari gaji pertama kamu sudah mulai menabung, berapa yang akan terakumulasi ketika sudah berumur 35? Atau jika digunakan untuk cicilan rumah kamu sendiri. Seperti peribahasa "bersakit-sakit dahulu, berenang-renang kemudian," tabunglah jika kamu sudah mampu melakukannya.
4. Jangan Hanya Fokus Pada Pekerjaan Saja
Fokus pekerjaan via zdnet.com
Setiap perusahaan tentunya tertarik pada freshgraduate yang memiliki kemampuan kerja yang baik, record selama kuliah yang baik, dan lainnya, sebutkan satu per satu, karena ada banyak sekali. Tak banyak dari mereka yang tahu bahwa bukan hanya itu saja yang dilihat oleh perusahaan. Kemampuan kamu bersosial dengan sesama rekan kerja, beradaptasi, dan bertanggungjawab.
5. Hanya Mau Bekerja di Perusahaan Multinational
Multinational company via techonomy.com
Memang benar, perusahaan multinational akan memberikan kamu pengalam kerja dengan suasana kerja yang lebih professional dan lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Tetapi perusahaan-perusahaan kecil juga memberikan keuntungan yang sifatnya berbeda, seperti fleksibilitas yang lebih, kerjasama antar tim, dan kemungkinan untuk berinteraksi dengan atasan dan bawahan lebih luas karena birokrasi nya yang rendah.
Satu hal lagi, perusahaan kecil mengalami perubahan dan perkembangan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang sudah terstruktur seperti MNC, sehingga kamu akan merasakan peran dan kontribusi selama proses ini semua.
6 Kebiasaan Orang Sukses Yang Harus Kamu Tiru
Edited by 26 Juni 2015
Meraih kesuksesan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Agar seseorang bisa sukses, ia harus melewati berbagai tantangan dan proses yang tidak sebentar. Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai dengan mudah. Kedisiplinan dan kebiasaan memiliki peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang. Bahkan mulai dari kebiasaan terkecil yang seringkali diabaikan orang. Setiap usaha kita, sekecil apapun itu memberikan dampak pada tingkat kesuksesanmu.
Seorang penulis, Thomas Corley mengadakan penelitian tentang kebiasaan sehari-hari dari orang kaya dan orang miskin. Berdasarkan 233 responden dari orang kaya dan 128 dari orang miskin, ia akhirnya menemukan 6 kebiasaan orang sukses yang dilakukan setiap hari. Jadi, jika kamu mau sukses, ayo simak dan tiru kebiasaan ini.
1. Bangun 3 Jam Sebelum Jam Kerja
Bangun Lebih Pagi Setiap Hari via huffpost.com
Saat hari masih sangat pagi, orang sukses sudah bangun dan mulai bersiap-siap untuk menyambut hari baru. Berdasarkan penelitian, 44% orang sukses bangun 3 jam sebelum jam kerja dimulai. Hal ini dilakukan agar mereka dapat memiliki cukup waktu untuk bersiap-siap dan menenangkan diri sehingga dapat memulai kerja dengan kondisi yang tenang. Selain itu dengan bangun lebih pagi, kesempatan yang bisa mereka dapatkan lebih banyak karena waktunya juga lebih banyak.
Kebiasaan ini sangat harus kamu tiru jika kamu ingin sukses. Dengan bangun pagi, kamu akan menikmati banyak keuntungan. Kamu jadi tidak terburu-buru untuk bersiap-siap dan perjalanan ke kantor bisa dilakukan dengan santai. Lalu kamu juga bisa memperluas wawasanmu dengan memakai waktu tersebut untuk membaca berita. Ayo semangat bangun pagi!
Baca Juga: Kebiasaan Bangun Pagi Bikin Sukses
2. Memiliki Target Harian
Memiliki Target Harian via shopify.com
Orang yang sukses tidak memikirkan berapa lama ia harus bekerja hari ini, atau memikirkan kapan liburan tiba. Setiap harinya, sebelum hari dimulai, orang sukses sudah banyak berpikir tentang bagaimana cara membuat harinya produktif atau bagaimana cara menyelesaikan semua pekerjaan yang menantinya hari ini. Semua hal yang harus dilakukannya hari ini sudah diatur dengan jelas pada hari sebelumnya, jadi mereka tinggal menyesuaikan saja.
Membuat target harian harus kamu lakukan supaya kamu jadi termotivasi untuk bekerja. Karena dengan memiliki target yang jelas, maka pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu dan tidak ada lagi waktu yang terbuang untuk mengatur apa tujuanmu hari ini.
3. Tidak Pernah Berhenti Belajar
Belajar Berlaku Seumur Hidup via huffingtonpost.com
Ciri-ciri orang sukses yang paling terlihat adalah keinginannya untuk selalu belajar. Belajar disini tidak dalam bentuk sekolah, tetapi proses pembelajaran bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, dan dari siapa saja. Hal baru selalu tersedia di segala tempat, itulah yang mendorong orang sukses untuk terus belajar.
Semakin sering kamu belajar, maka kamu akan semakin pintar dan wawasan semakin luas. Dengan memiliki wawasan yang luas, kamu bisa berkomunikasi dan melakukan banyak hal loh. Jadi saat kesempatan itu datang, kamu bisa segera mengambilnya karena kamu memiliki wawasan tentang hal itu.
4. Menambah Jaringan Pertemanan
Memperluas Jaringan Pertemanan via pwpn.org
Kebiasaan yang satu ini seringkali dianggap tidak penting dan hanya membuang waktu saja, namun sebenarnya dengan menambah jaringan pertemanan, maka kesempatan untuk meraih sukses semakin besar. Kebanyakan orang cenderung melakukan bisnis dengan orang yang dipercaya. Dengan membangun relasi yang baik dengan orang lain, maka tingkat kepercayaan orang terhadap kamu akan semakin tinggi, jadi kemungkinan kamu untuk sukses semakin besar. Hal inilah yang dilakukan oleh para orang sukses. Mereka mau meluangkan waktu mereka untuk menambah dan menjaga relasi baik dengan orang lain karena mereka paham tentang betapa besarnya pengaruh teman dalam kesuksesan.
5. Bergaya Hidup Sehat
Menjaga Tubuh Tetap Sehat via aliyarhoca.com
Kesehatan memiliki dampak yang secara tidak langsung berpengaruh pada kesuksesan. Dengan tubuh yang sehat, maka pikiran lebih tenang sehingga banyak ide yang bisa membuat kamu mampu meraih kesuksesanmu. Selain itu dengan menjalani gaya hidup yang sehat, kamu akan lebih jarang sakit, sehingga kamu bisa lebih produktif dalam bekerja. Orang yang sukses akan pergi berolahraga setelah pulang kerja. Mereka akan pergi ke pusat kebugaran untuk berolahraga dan juga menambah jaringan pertemanan. Tidak hanya itu, gaya hidup sehatnya juga dilakukan dengan menjaga pola makan. Bahkan dalam hal ini saja, mereka disiplin. Apakah kamu sudah disiplin hidup sehat?
Baca Juga: Semakin Sehat, Semakin Banyak Uang
6. Lebih Banyak Membaca Daripada Nonton TV
Banyak Membaca Lebih Baik via happiestmommy.com
Proses pembelajaran yang paling populer adalah dengan membaca, karena saat membaca, otak mengulang apa yang kita baca sehingga informasi akan lebih mudah diingat. Tidak heran bahwa mambaca menjadi salah satu cara untuk menambah wawasanmu. Sebenarnya dengan menonton TV, kamu juga bisa mempelajari sesuatu, tetapi orang cenderung mencari tontonan yang berupa hiburan dan TV sering menayangkan program yang tidak mendidik sehingga menonton TV malah membuang waktumu.
Kesuksesan Datang Dari Diri Sendiri
Setelah kamu menerapkan 6 kebiasaan di atas, itu tidak menjamin bahwa kamu pasti akan sukses, tetapi dengan menerapkannya, kesempatan kamu untuk menjadi sukses semakin besar. Sukses atau tidaknya dirimu tidak ditentukan oleh apa yang dilakukan orang lain atau keadaan sekitar, tetapi semua itu ditentukan oleh dirimu sendiri. Jika kamu siap melakukan yang terbaik dan selalu berfokus pada tujuanmu, niscaya kesuksesan menantimu.
Apa Tujuan Anda Bekerja?
Written by Hans on December 28, 2015
Menjelang akhir tahun seperti saat ini pasti sangat identik dengan yang namanya FLASHBACK, kalau kita lihat di TV pasti isinya membahas tentang kejadian-kejadian apa yang telah terjadi selama setahun ini, atau kita lihat di situs Youtube akan ada video kompilasi dari video-video yang menjadi trending sepanjang tahun ini.
Saya pun melakukan hal yang sama, biasanya saya akan mengingat-ingat kembali apa yang telah terjadi selama setahun ini, apa saja yang telah saya lakukan, dan apakah resolusi/target/impian yang saya canangkan di awal tahun telah tercapai.
Namun, ada yang sedikit unik saat saya melakukan flashback pada tahun ini, karena ingatan saya tidak hanya tentang tahun ini tapi jauh lebih ke belakang lagi, kurang lebih sekitar 5 tahun yang lalu di mana saya baru lulus kuliah dan mencari pekerjaan.
Saya masih ingat betul setiap kali wawancara kerja selalu ada pertanyaan "Apa tujuan Anda bekerja?" Maklum mungkin saat itu saya masih baru lulus (fresh graduate) jadi mungkin perusahaan-perusahaan pengen tau apa sih motivasi saya untuk bekerja.
Jawaban saya pun selalu klise, kalau perusahaan tersebut adalah perusahaan besar dengan jenjang karir yang bagus saya akan menjawab "Saya ingin ambil bagian memajukan perusahaan ini dan membangun karir saya di perusahaan ini." Atau kalau di perusahaan kecil saya jawab "Saya ingin berkontribusi untuk perusahaan dan tentu saya ingin bisa lebih mandiri dengan punya penghasilan sendiri."
Terus terang jawaban ini tidak sepenuhnya jujur, tapi saya juga tidak berbohong lhooo, toh jawaban saya pun abu-abu. Karena bisa dibilang memang itu adalah salah satu tujuan saya, tapi bukan tujuan utama saya, hehehe…
Jadi apa dong tujuan utamanya? Tujuan utamanya adalah "Ngumpulin modal untuk bangun usaha sendiri." Memang dari awal cita-cita saya bukanlah menjadi pekerja kantoran, cita-cita saya adalah menjadi seorang pengusaha.
Selama sekitar 4 tahun saya bekerja sebagai karyawan, mengumpulkan modal sambil belajar tentang bisnis dan mindset pebisnis, serta mencari-cari peluang bisnis. Puji Tuhan, pada awal tahun 2013 saya resmi "pensiun dini" dan mewujudkan cita-cita saya untuk mendirikan usaha sendiri.
Jadi apabila teman-teman saat ini masih/akan bekerja sebagai karyawan namun sebenarnya bercita-cita menjadi seorang pengusaha, tetap tanamkan kuat-kuat dalam benak Anda bahwa bekerja sebagai karyawan hanyalah batu loncatan untuk Anda menjadi seorang pengusaha. Misalnya Anda bekerja untuk mengumpulkan modal, mengumpulkan relasi, mengumpulkan ilmu/informasi, dan lain sebagainya untuk bekal bisnis/usaha yang akan Anda dirikan.
Anda bisa bercerita tentang cita-cita Anda ini kepada teman-teman, saudara, atau keluarga Anda untuk semakin memperkuat dalam diri Anda bahwa tujuan akhir Anda adalah untuk mendirikan usaha sendiri. Saat saya masih bekerja sebagai karyawan, saya melakukan hal yang sama, saya selalu cerita ke teman, saudara, dan keluarga bahwa saya bekerja untuk mengumpulkan modal.
Karena semakin kuat impian tertanam dalam diri Anda, maka alam bawah sadar Anda tanpa Anda sadari akan membawa Anda ke garis finish Anda.
Saya ingat ada beberapa teman yang selalu mengatakan "bekerja untuk mencari pengalaman" dan pada akhirnya saya melihat pekerjaan mereka pun (*maaf) jadinya ya gitu-gitu saja, karena toh yang dicari hanya pengalaman, sedangkan pengalaman itu sesuatu yang menurut saya sangat absurd. Toh sebenarnya pengalaman juga bisa diperoleh dari mana saja kok, ngapain kerja kalau cuma cari pengalaman? Hehehe…
Namun, ada juga teman yang berkata "mau ngumpulin pengalaman dulu, tapi pengennya sih bisa kerja di luar negri", nah kalau ini lebih baik, karena tujuannya lebih jelas, yaitu mencari pengalaman supaya bisa jadi bekal untuk kerja di luar negri. Dan bisa ditebak, pada akhirnya teman saya ini pun berhasil diterima di sebuah perusahaan di luar negri.
Jadi, sekarang apa tujuan Anda bekerja? :)