BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Korupsi yang terjadi di berbagai Negara sudah menjadi hal yang dianggap sebuah kebiasaan. Sulitnya pemberantasan masalah ini dikarenakan banyak yang beranggapan bahwa korupsi merupakan hal yang dainggap biasa, padahal tanpa pikir panjang penyebab korupsi ini menimbulkan banyak kerugian bagi banyak orang, karena pada hakekatnya korupsi hanya menguntungkan pada keadaan seorang atau kelompok saja. Korupsi yang terjadi di indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Di lain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita. jika kondisi ini tetap di biarkan maka korupsi akan menghancurkan negeri ini. Korupsi di tanah negeri, ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde yang datang silih berganti. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan dapat ikut serta dalam memberantas korupsi, agar tidak semakin banyak pelaku korupsi di negara ini. Karena mahasiswa mempunyai peran penting dalam memberantas korupsi dengan jiwa dan intelegensi yang ia milki.
1
1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan pengertian korupsi? b. Apa pentingnya peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi? c. Apa peran mahasiswa dalam mencegah tindak korupsi? d. Bagaimana upaya mahasiswa dalam gerakan anti korupsi? e. Apa hambatan dalam penerapan pendidikan anti korupsi di lingkungan kampus?
1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian korupsi. b. Untuk mengetahui pentingnya peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi. c. Untuk mengetahui peranan pendidikan anti korupsi dini di kalangan mahasiswa dalam mencegah terjadinya tindak korupsi. d. Untuk mengetahui peran mahasiswa dalam mencegah tindak korupsi. e. Untuk mengetahui upaya mahasiswa dalam gerakan anti korupsi. f.
Untuk mengetahui hambatan dalam penerapan pendidikan anti korupsi di lingkungan kampus.
1.4 Manfaat a. Memberikan pengetahuan tentang pengertian korupsi. b. Memberikan pengetahuan tentang
pentingnya peran mahasiswa dalam gerakan anti
korupsi. c. Memberikan pengetahuan tentang peranan pendidikan anti korupsi dini di kalangan mahasiswa dalam mencegah terjadinya tindak korupsi. d. Memberikan pengetahuan tentang peran mahasiswa dalam mencegah tindak korupsi. e. Memberikan pengetahuan tentang upaya mahasiswa dalam dalam gerakan anti korupsi. f.
Memberikan pengetahuan tentang hambatan dalam penerapan pendidikan anti korupsi di lingkungan kampus.
2
BAB II ISI 2.1 Pengertian Korupsi
Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara. Korupsi merupakan suatu tindakan yang sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan negara. Korupsi di Indonesia bukanlah hal yang baru, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus korupsi yang terbilang cukup banyak. Akan tetapi banyak juga kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat atau pemegang kekuasaan yang telah dibongkar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komisi pemberantasan korupsi (KPK) sebagai lembaga tinggi negara telah menyatakan korupsi patut dinyatakan sebagai kejahatan luar biasa sehingga memerlukan penanganan khusus dalam hal pencegahan serta penindakannya. Sebagai sebuah gerakan yang terus didengungkan pada masa kini bahwa pemberantasan korupsi adalah harga mati karena dampaknya yang sangat besar dalam menyengsarakan bangsa dan negara. Ada hal yang menarik disampaikan Abraham Samad, ketua KPK, bahwa korupsi kini telah berevolusi dan bermetamorfosis. Jika dahulu korupsi dilakukan oleh orang- orang yang berusia diatas 40 tahun, kini korupsi dilakukan oleh orang-orang muda inilah bukti evolusi dalam korupsi. Korupsi juga bermetamorfosis dengan terlibatnya orang – orang berpendidikan tinggi serta berintelektualitas tinggi sehingga sulit terdeteksi. Kejahatan korupsi semakin ccanggih, jauh melampaui cara- cara tradisional seperti pungutan liar pada masa lalu. Dari hal inilah KPK berpandangan bahwa korupsi adalah kejahatan luat biasa yang perlu penanganan dengan metode yang luar biasa pula. Karena itu, KPK telah menyususn road map pemberantasan korupsi. Dalam istilah Abraham Samad, KPK tidak ingin sekedar menajdi “pemadam kebakaran” dalam fungsi penindakan, tetapi juga hendak mencari penyebab atau akar korupsi sehingga dapat dicarikan metode pemberantasannya, termasuk pencegahannya.
3
Sebagai bagian dari upaya pencegahan muncullah pemikiran perlunya pendidikam dan budaya anti korupsi (PBAK) dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Di perguruan tinggi, mahasiswa menjadi sasaran utama pendidikan ini, apalagi jika memandang ciri korupsi kini yang disampaikan Ketua KPK bahwa ada kecenderungan dilakukan mereka yang berpendidikan tinggi. Artinya mahasiswa sebagai calon penerus kepemimpinan bangsa perlu dinekali pengetahuan inplementasi budaya anti korupsi agar mereka pun kelak berperan sebagai subjek yg mencegah, sekaligus memberrantas korupsi. Buakn sebaliknya, justru karena ilmunya dapat melakukan tindak pidana korupsi secara lebih canggih.
2.2 Pentingnya PBAK di Perguruan Tinggi
Sejak dahulu gerakan mahasiswa berperan penting dalam memnetukan perjalanan bangsa Indonesia karena diyakini bahwa sosok mahasiswa adalah mereka yang masih berjiwa bersih karena idealism, semangat muda, dan kemampuan intelektual tinggi. Dari pandangan ini kemudian mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan (agent of change) pada suatu masyarakat atau bangsa. Dalam rangka pemberantasan korupsi sangat diharapkan keterlibatan mahasiswa yang sifatnya tidak pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan institusi penegak hokum, tetapi mahasiswa berperan aktif dalam upaya pencegahan. Mahasiswa lebih difokuskasn dalam hal ikut membangun budaya anti korupsi di masyarakat (Dikti,2011) Gerakan anti korupsi adalah suatu gerakan memperbaiki perilaku individu (manusia) dan sebuah system demi mencegah terjadinya perilaku koruptif. Gerakan ini haruslah merupakan upaya bersama seluruh komponen bangsa. Gerakan ini haruslah merpakan upaya bersama seluruh komponen bangsa. Gerakan ini juga memerlukan waktu panjang dan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait, yaitu pemerintah, swasta, swasta, dan masyarakat yang bertujuan memperkecil peluang bagi berkembangnya korupsi di negeri ini (Dikti.2011) Penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada mahasiswa adalah melalui pendidikan, 4
sosialisasi seminar, kampanye, atau bentuk bentuk ekstrakulikuler lainnya. Mahasiswa perlu diajak berperan aktif dan nyata dalam ranah pemberantasan korupsi. Mahasiswa diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor penggerak dalam gerakan anti korupsi di lingkungan keluarga, lingkungan kampus, serta lingkungan masyarakat sekitar dan di tingkat lokal/nasional. Untuk keberhasilan gerakan tersebut, mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang seluk beluk korupsi dan pemnerantasannya. Disini lah peran pendidikan dan Budaya anti kotupsi dapat diterapkan serta diwujudkan dalam pembelajaran pembelajaran di perguruan tinggi.
2.3 Peran Mahasiswa dalam Mencegah Tindak Korupsi
Pemuda khususnya mahasiswa adalah aset paling menentukan kondisi zaman tersebut dimasa depan. Mahasiswa salah satu bagian dari gerakan pemuda. Belajar dari masa lalu, sejarah telah membuktikan bahwa perjalanan bangsa ini tidak lepas dari peran kaum muda yang menjadi bagian kekuatan perubahan. Tokoh-tokoh Sumpah Pemuda 1928 telah memberikan semangat nasionalisme bahasa, bangsa dan tanah air yang satu yaitu Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda memberikan inspirasi tanpa batas terhadap gerakan-gerakan perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Peranan tokoh-tokoh pemuda lainnya adalag Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, lahirnya Orde Baru tahun 1966, dan Reformasi tahun 1998. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam peristiwa-peristiwa besar tersebut mahasiswa tampil di depan sebagai motor penggerak dengan berbagai gagasan, semangat dan idealisme yang mereka miliki dan jalankan. Mahasiswa dapat berperan nyata melalui edukasi dan kampanye, yang merupakan salah satu strategi pemberantasan korupsi yang sifatnya represif. Melalui program edukasi dan kampanye dapat dibangun perilaku dan budaya anti kotupsi antarsaesama mahasiswa atau jenjang lebih rendah lagi, yaitu taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah. Program edukasi dilakukan melalui banyak kegiatan, seperti pembuatan bahan ajar pendidikan dan budaya kurikulum pendidikan, dan pembentukan pusat studi anti korupsi di kampus. Program kampanye dapat dilakukan melalui media cetak, media elektronik, media daring (online), perlombaan/sayembara, termasuk modifikasi program kuliah kerja nyata.
5
Apapun bakat mahasiswa dalam edukasi dan kampanye dapat dijadikan pintu masuk untuk kampanye gerakan anti korupsi. Kegiatan ini dapat dimsukkan melalui aneka bakat seni yang dimiliki oleh mahasiswa, seperti menyanyi, menciptakan lagu anti korupsi, seni drama atau juga kemampuan menulis. Selain itu, organisasi-organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), HImpunan Majasiswa (HIMA), dan unit-unit kegiatan dapat menjadi contoh komitmen penegakkan integritas dalam berorganisasi. Bukanlah hal yang mengejutkan jika praktik-praktik korupsi juga menjalankan organisasi-organisasi mahsiswa sehingga hal ini pun harus dicegah sejak dini ketika mahasiswa juga dapat mengontrol organisasi yang dikelola di antara mereka. Contoh ekstrkulikuler anti korupsi yang digerakkan ma hasiswa: 1. FLAC Flac (Future Leader for Anti-Coruption) Indonesia merupakan sebuah organisasi pemuda yang berfokus pada pemberantasan korupsi dengan menciptakan generasi masa depa yang berintegritas, berkarakter, dan bebas dari korupsi. Selian ini FLAC lebih banyak melakukan kegiatan dalam bentuk mendongeng atau bercerita. Karena itu, segmentasi pendidikannya masih untuk anak-anak. Aktivitas mendongeng dilakukan FLAC dengan cara mendatangi beberapa sekolah. Dari kegiatan mendongeng itu m ereka mencoba membuat modul. Modul itu biasa mereka sampaikan ketika mereka melakukan aktivitas mendongenge. Apa yang disampaikan lebih ditekankan pad nilai-nilai. Ada tigas nilai utama yang ingin mereka sampaikan, yaitu jujur tanggung jawab dan mandiri. 2. KOMPAK Kompak merupakan komunitas yang memberi perhatian pada penyebaran nilainilai integritas di kalangan generasi muda Indonesia, khususnya mahasiswa Universitas Paramadina. Integritas yang dimaksud yang selarasnya ucapan dengan perbuatan. Kegiatan yang telah dilaksanakan KOMPAK antara lain, diskusi mengenai korupsi di sector pertambangan, bekerja sama dengan jaringan Advokasi Tambang (JATAM). Selain itu, mereka mengadakan young votes education, yakni mengedukasi para pemilih pemula untuk tidak golput. Kegiatan lain yang dilaksanakan KOMPAK adlah Save Ujian Bersih, yang biasanya belangsung ketika masuk masa-masa ujian. Merela melakukan kampanye, 6
membuat spanduk, membuat poster, dan mengadkan orasi yang memngajak kepada seluruh mahasiswa unuk tidak berbuat curang selama ujian berlangsung. 2.4 Upaya Mahasiswa dalan Gerakan Anti Korupsi
Faktanya fenomena korupsi selalu tidak berhenti menggrogoti negeri ini, korupsi merupakan kejahatan yang bukan hanya merugikan negara tetapi juga masyarakat. Artinya keadilan dan kesejahteraan masyarakat sudah mulai terancam. Maka saatnya mahasiswa sadar dan bertindak. Adapun upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah: a. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus. Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya. Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola pikir dan dikhawatirkan
akan
menjadi
kebiasaan
bahkan
yang
lebih
parah
adalah
menjadisebuahkarakter. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka juga harus memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak memberikan peluang kepada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan melalui korupsi. Misalnya ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai bia ya yang diestimasikan dari pihak kampus kepada calon mahasiswa maka perlu bagi mahasiswa untuk mempertanyakan dan menuntut sebuah transparasi dan jaminan yang jelas dan hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini adalah sebagai pengontrol kebijakan internal universitas. Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai pihak pengontrol kebijakaninternal kampus maka bisa menekan jumlah pelaku korupsi. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur. Tindakan ini diharapkan agar lebih mengetahui secara jelas signifikansi resiko korupsi di lingkungan kampus.Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya memberantas tindakan korupsi. Organisasi atau komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi wadah mengadakan diskusi atau seminar mengenai bahaya 7
korupsi. Selain itu organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan internal kampus. b. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya melakukan korupsi Upaya mahasiswa ini misalnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya melakukan tindakan korupsi karena pada nantinya akan mengancam dan merugikan kehidupan masyarakat sendiri. Serta menghimbau agar masyarakat ikut serta dalam menindaklanjuti (berperan aktif) dalam memberantas tindakan korupsi yang terjadi di sekitar lingkungan mereka. Selain itu, masyarakat dituntut lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dirasa kurang relevan. Maka masyarakat sadar bahwa korupsi memang harus dilawan dan dimusnahkan dengan mengerahkan kekuatan secara massif, artinya bukan hanya pemerintah saja melainakan seluruh lapisan masyarakat. c. Menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan pemerintah. Mahasiswa selain sebagai agen perubahan juga bertindak sebagai agen pengontrol dalam pemerintahan. Kebijakan pemerintah sangat perlu untuk dikontrol dan dikritisi jika dirasa kebijakan tersebut tidak memberikan dampak positif pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan semakin memperburuk kondisi masyarakat. Misalnya dengan melakukan demo untuk menekan pemerintah atau melakukan jajak pendapat untuk memperoleh hasil negosiasi yang terbaik. d. Upaya Sederhana Sebagai Bukti Mendukung Anti Korupsi Dalam hal ini prinsip-prinsip anti korupsi akan dikelompokan menjadi lima bagian yaitu: 1. Akuntabilitas Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada saat pelaksanaan kegiatan yang mana ketua panitia melaporkan kepada para undangan. 2. Transparasi a. Proses a. Proses Penganggaran Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini bersifat transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana yang dikeluarkan serta sisa dana dari kegiatan tersebut.
b. Proses b. Proses Penyusunan Kegiatan
8
Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai waktu, tempat dan diberitahukan kepada panitia panitia pelaksana serta dosen dan mahasiswa islam di poltekkes kemenkes palangka raya. c. Proses c. Proses Pembahasan Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan Dosen, Presiden BEM, dan perwakilan dari semua HMJ (Himpuanan Mahasiswa Jurusan) sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari semua pihak. d. Proses d. Proses Pengawasan Dalam pengawasan
melaksanakan
dari
Dosen
kegiatan
ini
juga
pembimbing organisasi,
mendapatkan BEM
izin
(Badan
serta
Eksekutif
Mahasiswa) serta HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) semua jurusan. e. Proses e. Proses Evaluasi Evaluasi dapat dilakukan tidak hanya oleh panitia terkait namun juga dapat disampaikan oleh semua pihak yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai kekurangan sehingga akan memperbaikinya. 3. Upaya lainnya yang dapat dilakukan yaitu: 1. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait dengan kepentingan publik. 2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh. 3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga ke tingkat pusat/nasional. 4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya. 5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas. 2.5 Hambatan dalam Penerapan Pendidikan Anti Korups di Lingkungan Kampus
1. Minimnya role-models atau pemimpin yang dapat dijadikan panutan dan kurangnya political-will dari pemerintah untuk mengurangi korupsi. 2. Penegakan hukum yang tidak konsisten dan cenderung setengah setengah. 3. Karena beberapa perilaku sosial yang terlalu toleran terhadap korupsi. 9
4. Struktur birokrasi yang berorientasi ke atas, termasuk perbaikan birokrasi yang cenderung terjebak perbaikan renumerasi tanpa membenahi struktur dan kultur. 5. Peraturan perundang-undangan hanya sekedar menjadi huruf mati yang tidak pernah memiliki roh sama sekali. 6. Kurang optimalnya fungsi komponen-komponen pengawas atau pengontrol, sehingga tidak ada check and balance. 7. Banyaknya celah/lubang-lubang yang dapat dimasuki tindakan korupsi 8. pada sistem politik dan sistem administrasi administrasi Indonesia. 9. Kesulitan dalam menempatkan atau merumuskan perkara, sehingga dari contoh-contoh kasus yang terjadi para pelaku korupsi begitu gampang mengelak dari tuduhan yang diajukan oleh jaksa. 10. Taktik-taktik koruptor untuk mengelabui aparat pemeriksa dan masyarakat yang semakin canggih. 11. Kurang kokohnya landasan moral untuk mengendalikan diri dalam 12. menjalankan amanah yang diemban.
10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Pendidikan anti korupsi dini sebagai langkah awal terhadap penanganan kasus korupsi yang bermula dari diri sendiri dan diharapkan berimplikasi terhadap kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam jangka panjang, pendidikan anti korupsi dini diharapkan mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta mampu melaksanakan melaksanak an Undang-Undang Undan g-Undang Dasar ’45 demi terwujudnya good terwujudnya good goverment . Pendidikan anti korupsi dini diharapkan mampu memberikan pola pikir baru terhadap generasi muda dalam mewujudkan negara yang bebas dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Pedidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat demokrasi yang madani, sudah sepantasnya mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam pendidikan karakter bangsa di Indonesia, khususnya ditujukan bagi ba gi mahasiswa. Karena pada dasarnya mereka adalah agen perubahan bangsa dalam perjalanan sejarah bangsa. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni terlah terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam beberapa peristiwa besar perjalanan bangsa ini telah terbukti mahasiswa berperan penting sebagai agen perubahan (agent (agent of change). change).
11
DAFTAR PUSTAKA http://megasholihah33.blogspot.co.id/2015/07/peran-mahasiswa-dalam-memberantas.html [diakses
pada: 19 Maret 2017; 11:04] http://sukendrysiregar.blogspot.co.id/2016/03/peran-mahasiswa-dalam-gerakan-anti.html [diakses
pada: 19 Maret 2017; 11:23] http://irham93.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-korupsi-menurut-undang.html [diakses pada: 19
Maret 2017; 11:52] http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-dan-ciri-korupsi-menurut-pakar.html [diakses
pada: 19 Maret 2017; 12:26] http://nidausanah.blogspot.co.id/2014/01/pemberantasan-korupsi-dalam-konsepsi.html [diakses pada: 19 Maret 2017; 13:14] Buku ajar “ Pendidikan dan Budaya Anti korupsi (PBAK)”, (PBAK)”, Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesisa, 2014
12
LAMPIRAN
-
Foto kegiatan mahasiswa dalam penegakkan upaya anti korupsi
13