Overview Jaringan FTTx
Tujuan Modul Setelah mempelajari modul ini peserta memahami dan mengetahui arsitektur teknologi & Implementasi FTTx serta
mengetahui Jenis dan fungsi elemen network FTTx baik di sisi Feeder, Distribusi, Drop dan Building network.
Topik bahasan 1 2 3 4
5 6 7 8 9
Definisi Arsitektur FTTx Elemen dan Network FTTx Perangkat aktif Feeder Network Distribution network Drop network In Building network In Home network
DEFINISI 1. Premises Adalah rumah tinggal atau tempat usaha, baik hunian satu unit maupun hunian multi-unit seperti apartemen dihitung sebagai satu tempat.
2. “Homes Passed” Adalah jumlah potensi rumah atau bangunan dimana operator telekomunikasi memiliki kemampuan untuk menghubungkan alat produksi di daerah layanan tersebut. Didalam definisi ini tidak termasuk tempat hunian dimana lokasinya tersebut tidak terhubungkan dan atau pada jarak tertentu tanpa instalasi lebih lanjut dari kabel tertanam secara substansial seperti feeder dan kabel distribusi (fiber) untuk mencapai daerah di mana pelanggan baru yang memiliki potensi itu berada. 3.“Homes Connected” Adalah jaringan yang terhubung dalam beberapa jumlah rumah atau bangunan yang terhubung sampai dengan titik pelanggan baik metode jaringan FTTH / FTTB. 4. Subscriber Adalah rumah atau bangunan yang terhubung ke jaringan B-FTTH / dan menggunakan setidaknya satu layanan koneksi ini dan didukung dengan kontrak komersial.
Central office
ODC
ODP
Premises Premises
Kabel Distribusi
Subscriber
ODP Roset
Home Connected ONT
Arsitektur FTTx Modus Aplikasi Jaringan FTTX. Jaringan kabel lokal fiber Optik (Fiber to The X) paling sedikitnya terdapat 2 perangkat aktif (Opto Elektrik) yang dipasang di Central Office dan yang satu lagi dipasang di dekat dan atau di lokasi pelanggan. Berdasarkan lokasi penempatan perangkat aktif yang dipasang didekat dan atau dilokasi pelanggan maka terdapat beberapa Konfigurasi sebagai berikut : 1. Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement atau tersebar dibeberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indor atau IKG, FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung pada jaringan kabel tembaga.
Arsitektur FTTx 2.
Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, biasanya berupa kabinet yang ditempatkan di pinggir jalan sebagaimana biasanya RK, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer, FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK.
3.
Fiber To The Curb (FTTC) TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet, diatas tiang maupun di Manhole, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter saja, FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti Titik Pembagi.
Arsitektur FTTx 4.
Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak didalam rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ).
5.
Fiber To The Tower. TKO terletak didalam shelter dari pada Tower, terminal equipment system GSM/ CDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor hingga beberapa meter saja Jaringan kabel FO yang mencatu Tower sbb: • Kabel FO Drop kalau lokasi tower perkotaan. • Kabel FO Distribusi kalau lokasi tower di pinggiran kota. Sehingga FTTT bisa dianalogikan sebagai pengganti ODP ( FTTC ) atau TB ( FTTH )
Arsitektur & Topologi FTTx ODC
Central office
ODP
OTP
zone curb building home
9
Arsitektur dan Topologi FTTH
ITU –T G.984.2 GPON Class B
Power Transmite OLT +5 s/d +1.5 dB
Kabel Feeder
Sensitifitas ONT -8 s/d – 27 dB
Kabel Distribusi Kabel Drop
Redaman/loss Mak 28 dB dan Min 13 dB
Patchcord bundel
FTTH ODP
CO n:8
OLT OLT
ME ME
FTTT
Upstrem 1.25 G
Panjang Gelonbang Menggunakan 1310
FTM Downstrem 2,5 G
Panjang Gelombang Menggunakan 1490
IMS/ IMS/ Softswitch Softswitch
ODC
ODP
Patch n:4 bundel
ODP ODP
FTTB
ODC
FTTT FTTH Power Transmit OLT +1.5 s/d +5 dBm Sensivitas ONT – 27 dbm Saturasi – 8 dbm Redaman Min 13 dB dan Max 28 dB
Konfigurasi Optical Access Network PON
Elemen dan Network FTTH
Secara umum jaringan FTTH/B dapat dibagi menjadi 4 Segmen catuan kabel selain perangkap Aktif seperti OLT dan ONU/ONT, yaitu sbb: 1.Segmen A : Catuan kabel Feeder 2.Segmen B : Catuan kabel Distribusi 3.Segmen C : Catuan kabel Penanggal / Drop 4.Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung
Optical Line Terminal ( OLT ) adalah suatu perangkat aktif ( Opto-Elektik ) yang berfungsi : 1. Mengubah sinyal Elektrik Sinyal Optik. 2. Sebagai alat multiplex
LF DATA
LG Electronics Inc.
LG Electronics Inc.
L-BLS
L-BLS
L-BLS
OLT 3
Modul GPFA ( GPON interface card )
LFLT INT
ACO
ACO
RST
RST
ACT FAIL
ACT FAIL
ACT FAIL
ACT FAIL
ACT FAIL
ACT FAIL
LF DATA
LF DATA
LF DATA
LF DATA
LF DATA
LF DATA
PON LF DATA
LF DATA
PON LF DATA
C-BLS LF DATA
ACT FAIL
ACO
ACO
RST
RST
PON LF DATA
PON LF DATA
PON LF DATA
C-BLS
C-BLS
LF DATA
LF DATA
L-BLS
L-BLS
EIT1F= Uplink 10 G
1 OLT = 10 x GPFA 1Modul GPFA=4 port 1 port = 32 User (Rekomendasi) 1 OLT = 1280 user
PON LF DATA
PON LF DATA
C-BLS LF DATA
L-BLS
PON LF DATA
PON LF DATA
C-BLS LF DATA
L-BLS
EIG= Uplink 1G
PON LF DATA
PON LF DATA
C-BLS LF DATA
L-BLS
PON LF DATA
PON LF DATA
C-BLS LF DATA
L-BLS
C-BLS LF DATA
L-BLS
LG Electronics Inc.
C-BLS
C-BLS LF DATA
PON
PON LF DATA
ACT FAIL LF1 LF2 LF3
LNI5A WPIU LNI5B
WPIU
LG Electronics Inc.
LF DATA
LF1 LF2 LF3
LG Electronics Inc.
LF DATA
PON
PON LF DATA
LG Electronics Inc.
PON
ACT
LNI4A WPIU LNI4B
WPIU
LG Electronics Inc.
LF DATA
LF DATA
OLT 2
ACT FAIL LF DATA
PON
PON
`
ACT FAIL LF DATA
LG Electronics Inc.
LF DATA
LNI3A WPIU LNI3B
WPIU
LG Electronics Inc.
CRT MAJ
LG Electronics Inc.
LF DATA
ACT FAIL
GSIA
GSIU
LG Electronics Inc.
ACT FAIL
LG Electronics Inc.
OLT 1
ACT FAIL
BNI1B LNI2A WPIU LNI2B BNI1A VICU VICU
WPIU
LG Electronics Inc.
LNI1AGSIB LNI1B OMPU WPIU
WPIU
LG Electronics Inc.
Control &Alarm
Perangkat Aktif ( OLT )
GCSD= Modul Control
Downstrem 2.5 G 2.5/32 = ±78 M
1. Persyaratan OLT a. Interface • Hot-inserted and hot-swappable. • 1+1 redundancy protection for control card, power card, and IP uplink card. • Untuk Layanan RF Video 1550 nm perlu ada tambahan perangkat WDM coupler (baik embedded/external)
b. Panjang Gelombang:
– Upstream menggunakan λ 1310 nm. – Downstream Data menggunakan λ 1490 nm. – Downstream Video menggunakan λ 1550 nm. Secara keseluruhan panjang gelombang tersebut melalui 1 (satu) core optik.
c. Layanan Yang diberikan: – – – –
Layanan Voice. Layanan Data. Layanan Video. Layanan Datakom.
d. Macam dan type OLT : ZTE 220 ZTE 300 Huawei MA 5600T ALU 7360 ISAM FX
: 1 card 4 por : 1 card 8 port (GTGO) dan 16 port ( GTGH) : 1 card 16 por : 1 card 16 port
2. Persyaratan ODN Interface to ODN: – Minimum 2 GPON interfaces per card. – Class B+ standard. – Optical connector type: = FC/PC or FC/APC = SC/PC or SC/APC – Bandwidth per PON: = Downstream 2.488 Gbps = Upstream 1.244 Gbps
3. Persyaratan ONU/ONT 1. Persyaratan ONU Interfaces: a. Interface to ODN: – FC/PC or FC/APC and SC/PC or SC/APC – Bandwidth: downstream 2.5 Gbps and upstream 1.25 Gbps
b. Interface to user network: – Module 10/100/1000Base-T Ethernet via RJ45 – Module E1 interfaces (optional) – Module VDSL2/ADSL2+ refer to ultra broadband – POTS via H.248/SIP – UPS option for MDU c. To OLT: minimum 1 optical port
d. To UNI: • Minimum 12 Ethernet port 10/100/1000 Base-T, or • Minimum 24 POTS (VoIP) port – RJ11, or • Minimum 12 RF video port- coaxial (optional). • Minimum 24 VDSL2/ADSL2+ port. • Minimum 4 E1 (optional).
Arsitektur Umum GPON
Element Management PSTN
Passive Outside Plant 28 dB optical budget
Voice GW
Voice STB / TV 1,490 nm
2.5Gb/s Optical Cable
IP/Ethernet
… 1,310 nm 1.2Gb/s Passive Packet Optical Line Optical WDM Termination Splitter Video (P-OLT) Coupler 2 s/d 64 splits 1550 nm
Broadcast HE
Video Optical Line Termination (V-OLT)
Optical Network Termination (ONT)
PC
Black/SIP (session inisitaion protocol) phone
Prinsip GPON dan Multiplexing Data Berbasis teknologi PON dan WDM 1 core 3 λ (full duplex); dimana : 2 λ untuk komunikasi Voice dan IP/Ethernet kirim/terima (downstream/upstream)
1 λ untuk broadcast TV/Video (dowstream) downstream = 1490 nm
Splitting ratio
upstream = 1310 nm
1:32, 1:64, 1:128
sinyal RF analog = 1550 nm
ODN EQUIPMENTS ODF- FTM
OSP
Di dalam Gedung
Di Rumah
Segmen A Elemen yang di segmen A antara lain • FTM (ODF – FMS), • Feeder Fiber Optik, • Optical Distribution Cabinet (ODC).
FTM (ODF + FMS) FTM ( Fiber Termination Management ) Adalah suatu perangkat yang digunakan untuk terminasi, interkoneksi dan cross connect fisik kabel optik baik dari outside plant (OSP), maupun dari perangkat aktif, serta merupakan tempat melakukan fungsi monitoring dan pengukuran fiber optik. ( sesuai STEL L-0552011 ) versi 1 ODF FMS (Optical Distribution Frame dan Fiber Management System ) Adalah bagian dari FTM yaitu perangkat yang berupa suatu frame tertutup dengan struktur mekanik berupa rack atau shelf atau struktur lain yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pegangan kabel (fiber) dan pasive spliter (elemen pasif lainnya), dilengkapi fiber organizer serta mampu melindungi elemen-elemen di dalamnya yang digunakan untuk tempat terminasi kabel serat optik yang berasal dari OSP dan perangkat aktif.
Cable management
Frame
Cable management
Splice Room FTB ODF for OSP termination
Pathcord
ODF for Equipment termination
Grounding Bar system pentanahan
E. AKSES
O. AKSES
Persyaratan FTM ODF FTM 1. Memiliki tinggi 2,2 m (termasuk sepatu rak atau rack wheels), 2. Mempunyai dudukan untuk FTB (Panel) dengan sistem rak 19”, 3. Kapasitas minimum ODF FTM adalah 7 Fiber Terminal Box. 4. Kapasitas tiap FTB maksimal 144 port 5. Sehingga kapasitas total ODF FTM minimal sebesar 1008 port.
Fiber Termination Box (FTB) 1. Desain konstruksi FTB atau dapat juga disebut Panel berbentuk modular dan atau tersusun dari beberapa sub panel yang berisi susunan konektor adaptor SC/UPC. Sub panel tersebut harus terpasang secara Swing atau Slidding pada modul FTB yang di-mounting pada struktur rak 19”. a. FTB/Panel harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemasangan, penggantian dan pemeliharaan fiber dapat dilakukan dengan mudah dan tidak mengganggu fiber (live fiber) yang lain. b. Setiap Panel FTB atau Sub-Panel harus dilengkapi dengan pigtail dan cassette tempat penyimpanan slack pigtail dan protection sleeve. c. Masing-masing Panel/Sub Panel harus dilengkapi dengan kabel/pathcord guide.dengan sempurna.
Splice Room Splice room harus dilengkapi splice tray yang berfungsi untuk mengamankan dan melindungi sambungan fiber/protection sleeve. Splice room dapat ditempatkan di Cassette pada Panel atau sub modul/sub panel FTB. Splitter • Jika ODF FTM dilengkapi dengan splitter, maka persyaratan splitter harus sesuai dengan Spesifikasi Telekomunikasi Splitter ( STEL L- 050 -2008 Versi 1); dan splitter harus diterminasi di ruang khusus berupa panel 19” setara dengan FTB/Panel (FTB Splitter). • Dalam hal ODF FTM tidak dilengkapi dengan splitter, maka harus terdapat Splitter room yang setara dengan FTB/Panel dan di-mounting pada rak 19”. Pentanahan ODF FTM harus memiliki terminal pentanahan yang berfungsi untuk terminasi pentanahan. Setiap bagian ODF FTM yang terbuat dari logam harus diterminasikan secara terintegrasi. Terminasi pentanahan harus sedemikian rupa sehingga kabel pentanahan dapat terpasang dengan sempurna.
FEEDER FIBER OPTIK Feeder FO berfungsi untuk menyalurkaan informasi berupa sinyal optik hasil konversi perangkat opto-elektik (OLT), biasanya menggunakan kabel fiber optic Single Mode tipe G652D Loose tube dan jenis kabel yang digunakan sesuai dengan instalasinya, ditinjau dari jenis instalasinya maka jenis kabel feeder terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai berikut : 1. Kabel fiber optic tanam langsung / direct burried (jarang diimplementasikan) 2. Kabel fiber optic duct / duct system, Jenis ini ada 2 macam yaitu : a. Sistem duct konvensional (instalasinya dengan cara penarikan) menggunakan pelindung/Duct dan pipa HDPE (merefer STEL K-0152008) b. Sistem Micro duct dimana cara instalasinya dengan dorongan tekanan udara (Air Blown System).
FEEDER FIBER OPTIK 3.
Kabel fiber optic udara (aerial), Jenis ini juga ada 2 macam : a. Sistim konvensional (instalasinya dengan cara penarikan). Dengan penggantung (merefer STEL K-017-2009 Versi : 2.1 ) b. Sistem Micro duct dimana cara instalasinya dengan dorongan tekanan udara (Air Blown System), Di indonesia belum digunakan sebagai Feeder FO
Duct dan Pipa HDPE STEL QA-L.038-2002 Versi 1
Contoh Duct dan Manhole
Contoh Duct pipa PVC
Contoh Duct pipa HDPE
Kapasitas kabel FO yang digunakan sebagai Feeder biasanya: 1. Kabel Duct mulai 48 s/d 264 core 2. Kabel Udara ( Aerial ) mulai dari 48 s/d 96 core.
Kabel FO Duct loose tube
Kabel FO Aerial loose tube
Tergantung kondisi dilapangan baik itu potensi Existing feeder, pemenuhan Homepass serta pengembangannya
Sarana Sambung Kabel FO Keperluan kabel untuk diinstalasi dilapangan beraneka ragam, sedangkan panjang kabel yang ada dalam 1 haspel terbatas berkisar antara 3 Km ( kap ≤ 96 core) dan 2 Km ( kap 144 & 264 core ), jika diperlukan instalasi kabel yang diperlukan lebih dari 3 Km maka diperlukan perangkat untuk menyambung dan pelindung dari sambungan tersebut, hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas dari pada kabel. Alat sambung yang digunakan biasanya Universal Closure, Spesifikasi merefer STEL L037-2001 Ver.2
Ukuran sarana sambung kabel tipe closure yang ada di pabrikan sbb : • Sampai dengan 64 core, • Sampai dengan 96 core, • Sampai dengan 144 core, • Sampai dengan 264 core.
ODC dan Passive Splitter ODC adalah suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa di lapangan (Outdoor) dan juga bisa didalam ruangan / di MDF Gedung HRB (Indoor), yang mempunyai fungsi sebagai berikut : • Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi • Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi (distribusi) untuk flesibilitas. • Tempat Splitter. • Tempat penyambungan.
Persyaratan ODC
Kebijakan NWS (ISP)
Persyaratan ODC ODC harus dilengkapi dengan : • • • •
Space untuk splicing, Space untuk spliter, Alur pathcord /kabel manajemen, Karena kabel Feeder yang masuk ke ODC tidak disambung semua dengan spliter maka harus disediakan parking lot, • Karena letaknya kebanyakan di Outdoor maka perlu adanya titik terminasi untuk sistem pentanahan. Kapasitas ODC bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan, yang ada dipabrikan secara standar yaitu : Kapasitas 96, 144, 288 dan 576 port. Rekomendasi dari NWS yang akan digunakan kapasitas 288 & 576 port (NDE No.C.Tel. 324/TK000/COO-A0020000/2011 tanggal 9 Desember 2011, perihal Kebijakan Pemenuhan Alat Produksi Broadband di Area Green Field dan GF over BF )
Passive Splitter Passive Splitter (PS) adalah suatu perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi informasi sinyal optic ( gelombang cahaya ), kapasitas distribusi dari PS bermacammacam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, dan 1:64, spesifikasi teknis merefer ( STEL-L -0472008 Ver1), dan ada juga yang inputnya 2 seperti 2:16 dan 2:32
Direkomendasikan digunakan di Telkom sampai 1:32 (secara total), aplikasinya : 1. One stage 1:32 dipasang di ODC 2. Two Stage 1:4 dan 1:8, 1 : 4 dipasang di ODC dan 1 : 8 dipasang di ODP
Persyaratan Passive Splitter Perlu diperhatikan dalam menggunakan splitter, mengingat redaman dari pada splitter cukup besar (terkait penghitungan Link Budget). Redaman dari masing-masing Splitter dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Parameters
1:2
1:4
1:8
1:16
1:32
1:64
2:16 2:32
1260 ̴ 1650
Operating Wavelenght (nm)
3.1
6.6
9.7
12.8
16.0 19.7
12.9
16.2
3.7
7.2
10.3
13.5
16.7 20.4
14.1
17.4
Insertion Loss ( dB). Max
Segmen B Segmen B Elemen yang di segmen B antara lain • Distribution Fiber Optik, • Optical Distribution Point (ODP), • Passive Splitter (PS).
Distribution Fiber Optik Kabel fiber optic distribusi ini sama hal seperti kabel fiber optik feeder yang mempunyai fungsi untuk meneruskan informasi yang berupa sinyal optik dari mulai ODC sampai dengan ODP, tetap menggunakan kabel fiber optik Single Mode tipe G652D dan jenis instalasinya sama dengan feeder, apakah Tanam Langsung, Dalam Polongan Duct, HDPE, Micro Duct dan Aerial. Kapasitasnya kabel fiber optic untuk distribusi hanya lebih kecil berkisar 6 core sampai 48 core tergantung jenis kabel yang digunakan seperti : 1. 2. 3.
Kabel Duct konvensional dan HDPE mulai dari 12 s/d 24 dengan 6 tube dan 24 s/d 48 dengan 8 tube (merefer STEL K-015-2008 ) Kabel dengan Micro duct mulai dari 2 s/d 24 core. Kabel udara mulai dari 12 s/d 24 dengan 6 tube dan 24 s/d 48 dengan 8 tube
Distribution Fiber Optik 4.
Kabel Aerial dan Duct dengan konstruksi Single Core Per Tube (SCPT) dengan kapasitas 12 dan 24 core,
5.
Dengan menggunakan type kabel yang sudah diimplementasi di Jepang • Ribbon Slotted SSW ( utk kap 48 core dan bisa sampai 300 core ) Aerial dan Ribbon Slotted ( utk kap 48 dan bisa sampai 1.000 core ) untuk Duct • C Slotted SSW untuk Aerial ( Maks 48 ) dan untuk Duct ( Maks 48 ). • Single Fiber type SSW ( Self Supporting Window ) kap sampai dengan 8 core
Optical Distribution Point (ODP) ODP juga merupakan suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa di luar ruangan/lapangan (Outdoor), didalam ruangan (Indoor), didalam gedung (HRB), yang mempunyai fungsi sebagai berikut : • Sebagai titik terminasi ujung kabel Distribusi dan titik tambat awal /pangkal kabel Drop (dropcore) / penanggal, • Sebagai titik pembagi dari kabel Distribusi menjadi beberapa saluran penanggal (kabel drop), • Tempat Splitter (1:8), • Tempat Penyambungan (splice).
Persyaratan ODP ODP ini dilengkapi dengan space untuk splicing, space untuk splitter dan sistem pentanahan. Kapasitas ODP bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan, yang ada dipabrikan secara standar yaitu :
a. Kapasitas 8 port.
Atas tanah/ Aerial
b. Kapasitas 12 port. c. Kapasitas 16 port.
Bawah tanah
d. Kapasitas 24 port. e. Kapasitas 48 port.
HRB
Tipe ODP Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi menjadi 3 jenis, yaitu : • • •
ODP tipe Wall / On Pole : ODP yang di-Instalasi di dinding atau dipasang diatas tiang, untuk Instalasi distribusi kabel udara dan kabel drop optik atas tanah (aerial), ODP tipe Pedestal : ODP yang di-Instalasi diatas permukaan tanah, untuk instalasi distribusi kabel tanah, kabel duct dan kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa PVC, ODP tipe Closure : ODP ini sangat flesibel bisa dipasang dibawah tanah, diatas tiang, bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang (pada kabel distribusi aerial).
Jenis ODP
ODP Wall/ On Pole
ODP Closure
ODP Pedestal
Aerial ODP
Passive Splitter (PS) Pada segmen Distribusi, dipasang Passive splitter jenis PLC dengan kapasitas : • •
Passive Spliter 1:8. Passive Splitter 2 : 16.
Segmen C • Kabel Drop Fiber Optik (dropcore), • Optical Termination Premisses (OTP).
Kabel Drop Fiber Optik (dropcore) Fungsi kabel drop yaitu meneruskan sinyal optis dari ODP ke rumah-rumah pelanggan, tipe kabel drop yang digunakan adalah tipe G.657. Maksud penggunaan kabel optik dengan core yang tidak sensitif terhadap tekukan (G657) adalah untuk meminimize redaman, dimana pada instalasi kabel drop ini banyak terjadi belokan-belokan. Kapasitas kabel ini drop pada umumnya 1, 2, dan 4 core. Sesuai dengan lokasi instalasinya, maka kabel drop terdiri dari 3 macam yaitu : 1. Kabel drop bawahtanah (undergound), diinstalasi dengan pelindung pipa PVC dan konstruksi Hand Hole / Pit Hand Hole (sesuai STEL K-034-2010 Versi : 1.0), 2. Kabel Drop ABF (Air Blown Fiber) dengan pelindung Micro Duct. 3. Kabel drop dengan penggantung (aerial system), sesuai STEL K-033-2009 Versi : 1.0.
Contoh Drop Fiber Optik
Kabel Drop Instalasi dengan pelindung pipa
Kabel Drop dengan kawat penggantung
Kabel Drop ABF
Optical Termination Premisses (OTP) OTP adalah perangkat pasif yang dipasang disisi luar rumah pelanggan, yang berfungsi sebagai berikut : • •
Titik terminasi atau titik tambat akhir dari kabel drop. Tempat sambungan core optik/peralihan dari kabel outdoor dengan Indoor.
Kapasitas OTP biasanya 1, 2 dan 4 port.
Segmen D • Kabel Indoor Fiber Optik, • Roset Optik, • Konektor Optik.
Kabel Indoor Fiber Optik Kabel indoor juga mempunyai fungsi sama dengan kabel-kabel fiber optic lainnya yang dibahas diatas, yaitu meneruskan arus informasi yang berupa gelombang cahaya. kabel indoor ini juga menggunakan tipe G-657 seperti pada kabel drop, dikarenakan banyak sekali melewati tikungan ataupun lekukan didalam rumah / gedung. Kapasitas corenya 1 atau 2 core. Instalasi kabel indoor (IKPG atau IKR/G) bermacam-macam cara seperti : a. Diinstal didalam Tray yang ditempelkan pada permukaan dinding atau pada sudut antara plafond dan dinding, b. Diinstal diatas Plafond dengan pelindung pipa PVC ukuran 20 mm, . c. Didalam pipa counduit yang sudah disediakan saat pembangunan rumah/ gedung.
d. Menggunakan micro duct untuk kabel Air Blown Fiber (ABF),
e. Diatas runway cable dan dilindungi dengan pipa PVC diameter 20 mm atau dengan micro duct khusus untuk building / HRB Untuk poin a dan b biasanya untuk rumah atau gedung yang sudah jadi, sedangkan yang poin c untuk rumah atau gedung yang masih tahap pembangunan serta poin d dan e bisa untuk yang sudah jadi maupun yang masih dalam tahap pembangunan rumah/gedung.
1 core
2 core Pipa Conduit 20 mm
Air Blown Fiber
Primary Micro Duct
Optical Indoor Outlet (Roset) Roset merupakan perangkat pasif yang diletakan didalam rumah pelanggan, yang menjadi titik terminasi akhir dari pada kabel fiber optic, kapasitas roset biasanya 1 atau 2 port.
Jenis Tempel
Jenis Tanam
Accessories Lainnya Pigtail Seutas serat optik yang pendek untuk menghubungkan perangkat dengan kabel optik, dilengkapi satu konektor pada salah satu ujungnya.
Patch-cord Utas penyambung / kabel interkoneksi, dimana kedua ujungnya telah terpasang konektor, digunakan untuk menghubungkan Port dengan Port (di ODF, ODC dan OTB) atau menghubungkan perangkat dengan terminal (ODF,OTB dan Roset)
Konektor Konektor SC/ UPC atau SC/ APC yang dipasang di ujung dari core optic, baik pada kabel feeder, distribusi, drop maupun indoor. Spesifikasi teknis merefer pada STEL L-043-2002 Versi 1 Dalam kategori ini dikenal ada 4 jenis yaitu PC (Phsical Contact), UPC (Ultra Physical Contact), APC (Angled Physical Contact). Namun dari jenis PC ini ada turunannya yaitu SPC (Super Physical Contact) dan secara detail digambarkan sbb.
UPC
APC
Yang banyak dipakai dalam FTTH adalah UPC dan APC
Adaptor Adapter adalah tempat untuk koneksi fiber optik yang terpasang pada konektor
SC-APC Adaptor
SC-UPC Adaptor
SC to FC Half Metal Adaptor
Trans gender Adaptor
SC to FC Plastic Adaptor
Klam C & S Klam C untuk tambat kabel drop ditiang dan Klam S untuk tambat di dinding, seperti gambar dibawah ini.
Tiang Besi & Beton Tiang digunakan untuk menyangga kabel udara Feeder, Distribusi, Drop serta untuk penempatan ODP, yang digunakan tiang beton / tiang besi dengan tinggi 7 dan 9 meter
ONU & ONT Optical Network Unit ( ONU ) dan Optical Network Terminal adalah suatu perangkat aktif ( Opto-Elektik ) yang dipasang disisi pelanggan, dimana ONU / ONT tersebut mempunyai fungsi sbb: 1. Mengubah sinyal Optik Sinyal Elektrik. 2. Sebagai alat demultiplex Keluaran dari ONU/ ONT adalah layanan : 1. Telephoni ( Voice ) 2. Data dan Internet. 3. CATV/ IPTV
CPE Customer
DASAR-DASAR KABEL SERAT OPTIK
Tujuan Peserta memahami dan mengetahui : a. Peserta mampu memahami Propagasi cahaya Kabel Serat Optik. b. Peserta mampu memahami Struktur dan Jenis Serat optik c. Peserta mampu memahami jenis dan macam-macam kabel serat serat optik. d. Peserta mampu dan memahami Rugi-rugi yang terjadi pada Kabel serat optik e. Peserta mampu memahami Kapasitas, Perhitungan Kode warna & Pelabelan Kabel Serat Optik
Pokok Bahasan a. Propagasi cahaya dalam serat optik b. Struktur dan Jenis serat optik
c. Jenis dan macam kabel serat optik d. Rugi-rugi yang terjadi pada Kabel serat optik e. Kapasitas, Kode warna kabel dan Pelabelan kabel serat optik
PROPAGASI CAHAYA DALAM SERAT OPTIK
Perambtan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : a. Merambat lurus,
b. Dipantulkan, c. Dibiaskan.
PROPAGASI CAHAYA DALAM SERAT OPTIK
Merambat lurus
Perambatan cahaya dalam medium
PROPAGASI CAHAYA DALAM SERAT OPTIK • Cahaya yang bergerak dari materi dengan indek bias lebih besar (padat) ke materi dengan indeks bias lebih kecil (tipis) maka akan bergerak menjauhi sumbu tegak lurus (garis normal). Sudut datang lebih kecil daripada sudut bias. • Cahaya yang bergerak dari materi dengan indek bias lebih kecil (tipis) ke materi dengan indeks bias lebih besar (padat) maka akan bergerak mendekati sumbu tegak lurus (garis normal). Sudut datang lebih besar dari pada sudut bias.
PROPAGASI CAHAYA DALAM SERAT OPTIK Mode Perambatan Cahaya a. Cahaya dapat merambat dalam serat optik melalui sejumlah lintasan yang berbeda. b. Lintasan cahaya yang berbeda-beda ini disebut mode dari suatu serat optik. c. Ukuran diameter core menentukan jumlah mode yang ada dalam suatu serat optik d. Serat optik yang memiliki lebih dari satu mode disebut serat optik multimode e. Serat optik yang hanya satu mode saja disebut serat optik single mode, serat optik single mode memiliki ukuran core yang lebih kecil.
STRUKTUR DAN JENIS SERAT OPTIK Struktur Serat Optik core cladding
Struktur Dasar Serat Optik
coating
Core (Inti)
Cladding (lapisan) Coating (jaket) Struktur Dasar Serat Optik
Core (inti) :
berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Cladding (lapisan) : berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Coating (jaket) : berfungsi sebagai pelindung mekanis sebagai pengkodean warna. Indek bias (n) Core selalu lebih besar daripada indek bias Cladding (Nc > Nd)
STRUKTUR DAN JENIS SERAT OPTIK Core a. b. c.
Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi Merupakan bagian utama dari serat optik karena perambatan cahaya sebenarnya terjadi pada bagian ini. Memiliki diameter Singlemode 7 µm – 10 µm , untuk Multimode 50 µm. ukuran core sangat mempengaruhi karakteristik serat optik.
Cladding a. Terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core b. Merupakan selubung dari core c. Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis). d. Cladding mempunyai ukuran 125 µm Coating a. Terbuat dari bahan plastik. b. Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan. c. Coating mempunyai ukuran >= 250 µm
STRUKTUR DAN JENIS SERAT OPTIK
Jenis Serat Optik a.
Step Index Multimode
b.
Graded Index Multimode
c.
Step Index Singlemode
STRUKTUR DAN JENIS SERAT OPTIK Step Index Multimode Profil indeks bias
50 mm
125 mm
n2 n1
a. b. c.
Indeks bias core konstan Ukuran core besar dan dilapisi cladding yang sangat tipis Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar
d. Terjadi dispersi e. f.
Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi Data bit rate rendah
STRUKTUR DAN JENIS SERAT OPTIK Graded Index Multimode 50 mm
125 mm
profil index bias
a. b.
Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehigga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat, Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding,
c. Dispersi minimum, d.
Harganya lebih mahal dari serat optik SI karena proses pembuatannya lebih sulit.
STRUKTUR DAN JENIS SERAT OPTIK Serat optik Step Index Single Mode
9 mm 125 mm
profil indeks bias
a. Serat optik SI monomode memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan ukuran claddingnya b. Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik c. Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi
LOSS DALAM FIBER OPTIK Secara garis besar loss (rugi-rugi) diakibatkan oleh Faktor Intrinsik (dari serat optik itu sendiri) Penyerapan (absorption loss) Penghamburan (scaterring loss) Faktor Ekstrinsik (karena Instalasi kabel optik) Coupling loss with emitting element Pressure from the side(Lateral pressure) Macro bending loss Splicing loss Coupling loss with receiving element 71
RUGI-RUGI KABEL SERAT OPTIK Rugi-rugi karena Penyerapan (Absorption Loss) Disebabkan karena adanya molekul-molekul air yang terperangkap didalam core (inti) serat optik, pada saat pembuatan serat optik OH -
Rugi-rugi karena Penghamburan (Scattering Loss) Disebabkan karena adanya facet-facet yang memantulkan dan membiaskan cahaya.
Scattering by large obstructions
RUGI-RUGI KABEL SERAT OPTIK Rugi-rugi karena Penghamburan (Scattering Loss) Rayleigh scattering terjadi pada seluruh serat
Rugi-rugi karena Penghamburan (Scattering Loss) Penghamburan dapat disebabkan karena : Micro bending
RUGI-RUGI KABEL SERAT OPTIK Rugi-rugi karena Penghamburan (Scattering Loss) Penghamburan dapat disebabkan karena : Variasi ukuran inti / core
RUGI-RUGI KABEL SERAT OPTIK Rugi-rugi karena instalasi Coupling loss with emitting element
Pressure from the side (Lateral pressure) Splicing loss Rayleigh scattering
Daya kirim Absorbtion loss Fresnel reflection
Daya tr
Scattering due to structure disuniformity
Coupling
Micro bending loss
Radiation loss due to bends
Fresnel loss with reflection
receiving element
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK Kabel Serat Optik Terdapat 2 (dua) jenis kabel optik, yaitu : 1). Jenis pipa longgar (loose tube): Serat optik ditempatkan didalam pipa longgar (loose tube) yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene terepthalete) serta berisi jelly. Saat ini sebuah kabel optik maksimum mempunyai 24 loose tube dan masing-masing loose tube berisi 12 serat optik. 2). Jenis alur (slot):
Serat optik ditempatkan pada alur (slot) didalam silinder yang terbuat dari bahan PE (polyethylene), pada saat ini telah dibuat di Jepang kabel jenis slot dengan kapasitas 1000 serat dan 3000 serat.
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK Penampang Kabel Optik Jenis Loose Tube
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK Fungsi dan bagian-bagian kabel optik jenis Loose tube a.
Loose tube, berbentuk tabung longgar yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutyleneterepthalete) yang berisi thixotropic gel dan serat optik ditempatkan didalamnya. Konstruksi loose tube yang berbentuk longgar tersebut mempunyai tujuan agar serat optik dapat bebas bergerak, tidak langsung mengalami tekanan atau gesekan yang dapat merusak serat pada saat instalasi kabel optik.
b.
c.
Thixotropic gel adalah bahan semacam jelly yang berfungsi melindungi serat dari pengaruh mekanis dan juga untuk menahan air. Sebuah loose tube dapat bersisi 2 sampai dengan 12 serat optik. Sebuah kabel optik dapat bersisi 6, 8 dan 24 loose tube. HDPE Sheath atau High Density Polyethylene Sheath yaitu bahan sejenis polyethylene keras yang digunakan sebagai kulit kabel optik berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis pada saat instalasi.
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK d. Alumunium tape atau lapisan alumunium ditempatkan diantara kulit kabel dan water blocking berfungsi sebagai konduktivitas elektris dan melindungi kabel dari pengaruh mekanis. e. Flooding gel adalah bahan campuran petroleum, synthetic dan silicon yang mempunyai sifat anti air. Flooding gel merupakan bahan pengisi yang digunakan pada kabel optik agar kabel menjadi padat. f.
PE Sheath adalah bahan polyethylene yang menutupi bagian central strength member. g. Central strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah- tengah kabel optik. Central Strength Member dapat merupakan: pilinan kawat baja, atau Solid Steel Core atau Glass Reinforced Plastic diperlukan saat instalasi. h. Peripheral Strain Elements terbuat dari bahan polyramid yang merupakan elemen pelengkap optik yang diperlukan untuk menambah kekuatan kabel optik.
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK Penampang Kabel Optik Jenis Slot
10 fiber ribbons in one slot
0.3 mm-thickness 8 fiber ribbon
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK Fungsi dan bagian-bagian kabel optik jenis Slot : a. Kulit kabel, terbuat dari bahan sejenis polyethylene keras, berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi serat optik dari pengaruh mekanis saat instalasi. b. Aluran (slot) terbuat dari bahan polyethylene berfungsi untuk menempatkan sejumlah serat. Untuk kabel optik jenis slot dengan kapasitas 1000 serat, diperlukan 13 aluran (slot) dan 1slot berisi 10 fiber ribbons. 1 fiber ribbon berisi 8 serat.
c. Central strength member adalah bagian penguat yang terletak ditengah-tengah kabel optik. Central strength member terbuat dari pilinan kawat baja yang mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi yang diperlukan pada saat instalasi. 81
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK Sesuai dengan konstruksinya kabel optik terdiri dari : a. Kabel Duct b. Kabel Tanah Tanam Langsung c. Kabel Atas tanah d. Kabel Rumah
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK PBTB Thixotropic Gel Loose colored fiber 2 Fiber per Tube
4 Fiber per Tube
Quad Twisted Copper Conductors
6 Fiber per Tube
12 Fiber per Tube
Filler Rod
HDPE Outer Sheath Aluminium tape Water Blocking Tape Floding gel Central strength member PE Sheath Periperal strain element ( option )
Konstruksi Dasar Kabel Optik Duct
13
14
1
2
12
3
11
4
10
5 9 8
7
6
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK PBTB Thixotropic Gel Loose colored fiber 2 Fiber per Tube
4 Fiber per Tube
Quad Twisted Copper Conductors
6 Fiber per Tube
12 Fiber per Tube
Filler Rod
HDPE Outer Sheath Corrugated steel Armour or Laid steel tapes Armour Aluminium tape BPTP Tube Floding gel Central strength member PE Sheath Water Blocking Tape Inner Sheath
Konstruksi Dasar Kabel Optik Tanah Tanam Langsung
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK PBTB Thixotropic Gel Loose colored fiber 2 Fiber per Tube
4 Fiber per Tube
Quad Twisted Copper Conductors
6 Fiber per Tube
12 Fiber per Tube
Filler Rod
Steel Messenger MDPE Sheath
Al Tape Water Blocking Flooding Gel Central Strength Member PE Sheath Periperal strain members ( option )
Konstruksi Dasar Kabel Optik Atas Tanah
JENIS DAN MACAM KABEL SERAT OPTIK
KAPASITAS, KODE WARNA & TANDA PENGENAL KABEL SERAT OPTIK Persyaratan Warna Untuk Serat Optik 1 Biru 7 Merah
2 Oranye/ Jingga 8 Hitam
3 Hijau
4 Coklat
5 Abu-abu
9 Kuning
10 Ungu
11 Pink
6 Putih 12 Toska
Persyaratan Warna Loose Tube pada Lapisan Dalam
Persyaratan Warna Loose Tube pada Lapisan Luar
Catatan : 1. Kabel kapasitas 288 core lose tube 14 tambah 2 filler ke 8 dan 16 kap. 312 lose tube 16
89
KAPASITAS, KODE WARNA & TANDA PENGENAL KABEL SERAT OPTIK Mm WG DG DY B LT xx Yy
: Jenis bahan penahan air : : Kabel dengan penahan rembesan air berupa kompon jeli dan thixotropic Gel. : Kabel dengan penahan rembesan air berupa pita (water blocking tape) dan thixotropic Gel. : Kabel dengan penahan rembesan air berupa pita kertas dan benang. : Aplikasi sebagai kabel tanam langsung (Direct Buried). : Konstruksi loose tube. : Jumlah serat dalam kabel. : Jumlah loose tube.
KAPASITAS, KODE WARNA & TANDA PENGENAL KABEL SERAT OPTIK Contoh penulisan penandaan ( kabel baru STEL K-016-2009) : PabrikKabel - TELKOM 2009 -KABEL OPTIK - NZDS.C-LF B DY LT 48/4T Tanda identifikasi ini menunjukkan bahwa: 1) Nama perusahaan adalah PabrikKabel. 2) Kabel milik TELKOM. 3) Tahun produksi adalah tahun 2009. 4) Jenis kabel adalah kabel Non-zero Dispersion Shifted Fibre tipe G.655.C. 5) Teknologi serat optik adalah Large Effective Area Fiber. 6) Aplikasi untuk tipe tanam langsung (Direct Buried). 7) Jenis penahan air berupa pita kertas dan benang. 8) Konstruksi loose tube. 9) Jumlah serat dalam kabel sebanyak 48 serat optik. 10)Jumlah loose tube 4 buah.
INSTALASI KABEL PREMISES BROADBAND (IKPB)
92
TOPIK BAHASAN :
1. Tata Cara Instalasi Kabel Drop Fiber 2. Tata Cara Instalasi Kabel Rumah 3. Tata Cara Instalasi Kabel Gedung 4. Teknik Instalasi Celling 5. Teknik Instalasi Runway/Tray 6. Teknik Instalasi Raceway 7. Teknik Instalasi Raised/ Access Floor 8. Teknik Instalasi Pada Dinding 9. Instalasi Perangkat ONT 93
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK 1.
Persiapan Pemasangan Kabel Drop Fiber Optik Mempersiapkan peralatan dan material untuk pekerjaan instalasi kabel drop
2.
Pemasangan Kabel Drop Fiber optik (Saluran Penanggal) a. Pemasangan Saluran Penanggal/Kabel Drop Optik menggunakan Kabel Udara b. Pemasangan Saluran Penanggal Bawah Tanah c. Pemasangan Saluran penanggal di Ruko
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK a.
Pemasangan Saluran Penanggal/Kabel Drop Optik menggunakan Kabel Udara Titik penambatan dipilih dengan persetujuan pelanggan, hal perlu diperhatikan: Titik tambat di rumah pelanggan sedapat mungkin dekat dengan perangkat roset optik/CPE yang akan dipasang Letak titik tambat harus aman dari jangkauan manusia, minimal ketinggian OTP dari permukaan 250 cm. Sejauh mungkin dari saluran instalasi/perangkat lain seperti saluran PLN, saluran/feeder antena dll. Memeperhatikan estetika lokasi tersebut.
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK Dipilih pada tempat yang kuat (tembok, listplank) agar mampu menahan daya tarik dari saluran penanggal (Drop Cable) untuk jangka waktu lama. Harus memperhatikan kelenturan kabel agar terhindar terputusnya kabel. Pengaturan kelenturan harus mempertimbangkan pertimbangkan faktor keamanan dan daya panggul maksimum saluran penanggal (Drop Cable) dan kerapihan. Titik tambat di rumah pelanggan menggunakan Drop Wire Clamp Hook (bracket mourstelling) pemasangan Saluran Penanggal pada tembok/ dinding menggunakan pelindung flexible pipe dapat dipergunakan Klem.
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK
Drop Fiber Optik
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK b. Pemasangan Saluran Penanggal Bawah Tanah Menggunakan sistem tanam langsung ataupun sistem semi duct dengan pelindung pipa PVC. kabel drop (saluaran penanggal) diterminasi di ODP (Pedestal) satu ujung dan di OTP di ujung lainnya. Kabel drop fiber optik yang digunakan dapat multi core / kabel single core untuk lokasi titik sambung dapat dibuat Kabel PIT/Mini Handhole Pondasi kedalaman 40 cm dan timbul ke permukaan tanah minimal 10 cm, pondasi beton campuran 1:2:3, ukuran atas 50 x 50 cm dan ukuran bawah 60 x 60 cm Galian untuk menanam pipa PVC antara Handhole lebar 20 cm dan dalam minimal 60 cm, untuk DKI 110 cm
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK b. Pemasangan Saluran Penanggal di Ruko dan Gedung Menggunakan ODP wall Dapat menggunakan kabel drop indoor Diinstalasi dengan pelindung tray kabel
Ke Terminal Pelanggan
Drop Optik Tray Kabel ODP
Kabel Distribusi OTP
Flexible Pipe
OTP
OTP
OTP
OTP
Cable Tray
Riser Pipe
Distribution Cable Riser Pipe
ODP
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK Tampak Depan
1 KETERANGAN: 1. ODP Pilar/ Pedestal 2. Optical Termination Terminal 3. Kabel Drop Optik 4. Kabel Distribusi 5. Pondasi Pedestal 6. Hand Hole 7. HDPE/ Pipa PVC 8. HDPE/ Pipa PVC 9. Pagar
2
3 9
4 5
JALAN
6
7
8
Tampak Samping
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK
ukuran minimal Handhole/PIT, Panjang = 60 cm, Lebar = 60 cm, Dalam = 60 cm, dapat dibuat secara precast pemasangan pipa PVC ke rumah pelanggan terdapat dua alternatif: diterminasi di OTP di dinding luar diterminasi langsung di roset optik
OTP
LUAR RUMAH
DALAM RUMAH
LUAR RUMAH
Roset ≥ 40 cm
Permukaan Lantai PIT
PIPA PVC/HDPE
PIPA PVC/HDPE
Kabel Drop Optik
DALAM RUMAH
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK Sistim distribusi saluran penanggal bawah tanah tanam langsung: a. Distribusi Langsung Kabel Drop optik tanam langsung OTP
OTP
OTP
OTP
OTP
OTP
OTP
OTP
Pedestal Kabel Multicore Fiber Optik
Kabel Drop optik tanam langsung Kabel Distribusi tanam langsung
OTP
DALAM RUMAH
OTP BATAS PERSIL
LUAR RUMAH
LUAR RUMAH
PIT
PIPA PVC/ HDPE
PIPA PVC/ HDPE
DALAM RUMAH
INSTALASI KABEL DROP FIBER OPTIK b. Distribusi Tidak Langsung Kabel Drop Bawah Tanah OTP
OTP
OTP
OTP
.
OTP
OTP
OTP
Pedestal Closure
Kabel FO Multipair
Kabel Drop Bawah Tanah .
Kabel Distribusi Bawah Tanah
Closure
Closure
Closure
OTP
INSTALASI KABEL RUMAH -GEDUNG (IKR-G)
IKR-G Jaringan FTTH
Definisi umum : Instalasi Jaringan Kabel Telekomunikasi di rumah pelanggan/Gedung yang mencakup kabel fiber optik, kabel telepon (Copper Cable) dan kabel data (UTP) lengkap dengan soket terminal dan roset serta perkabelan listrik yang mencatu perangkat aktif. * Dalam kondisi tertentu kabel yang dipasang pada IKR (IKPB) hanya kabel UTP dan kabel telepon saja serta kabel power. Elemen Jaringan IKR terdiri dari : a. Kabel drop fiber optik (drop core) type G.657 A/B b. Kabel fiber optik Indoor G.657 A/B (Tergantung pilihan penggunaan). c. Kabel data - Unshielded Twisted Pair (UTP) Cat-6 d. Kabel telepon (copper cable) e. Soket RJ-45 Cat-6 dan RJ-11 serta roset fiber optik f. Kabel listrik dan power plug g. Pipa pelindung/PVC untuk jalur kabel.
Tata cara Instalasi IKR Metode Instalasi IKR-G ada 3 cara : a.
Cara Tanam
b.
Cara Tempel.
c.
Cara Eksposibel.
Kegiatan instalasi kabel IKR-G meliputi instalasi kabel fiber optik, UTP dan Multipair, yang dimulai dari ONT/OTP berbagai titik awal penarikan
Pasang ducting cable sepanjang jalur tersebut dengan memperhatikan titik belok/lekukan pada dinding. Langkah-langkah instalasi sebagai berikut : 1.
Tentukan jalur kabel yang akan dilalui.
2.
Ukur Panjang kabel Listrik dari ONT dan STB ke jalur sumber listrik terdekat ( Pilihan socket outlet tanam/tempel atas persetujuan pelanggan).
3.
Potong kabel Indoor (Fiber optik, UTP dan Multipair) sesuai dengan ukuran.
4.
Khusus instalasi sistem tanam, pemasangan pipa/conduit dan perkabelan dilakukan bersamaan persegmen tarikan.
5.
Penarikan kabel dilakukan secara perlahan, segmen persegmen agar pada jalur berbelok tidak terjadi bending/patah/terlipat.
6.
Lakukan pemasangan connector (SC/UPC, RJ-4 dan RJ-11) pada masing-masing kedua ujung kabel.
7.
Koneksikan kedua ujung connector ke perangkat OTP/ONT dan Roset/STB, ONT dan terminal telepon.
8.
Tutup dan rapihkan ducting cable.
9.
Lakukan aktivasi dan pengetesan layanan.
10. Buat gambar layout penempatan perangkat pelanggan 11. Buat laporan material yang digunakan.
Tata cara Instalasi IKR
Tata cara Instalasi IKR
Tata cara Instalasi IKR
Tata cara Instalasi IKR- Rumah Baru
Tata cara instalasi IKR pada rumah baru, sama dengan cara instalasi di rumah lama, namun pada rumah baru ada beberapa keuntungan: 1. Jalur penarikan instalasi akan lebih rapi (dapat dilakukan sistem tanam). 2. Proses penarikan akan lebih mudah 3. Dapat dilakukan secara integrasi dengan pekerjaan instalasi lain. 4. Menekan biaya instalasi.
Instalasi Kabel Gedung - IKG Definisi : Instalasi IKG adalah kegiatan instalasi kabel telekomunikasi dari titik awal (ODP/ODC) menuju roset/soket RJ-45 dan RJ-11. Elemen jaringan IKG : a. Kabel Fiber optik distribusi b. ODP (Optical Distribution Point). c. Kabel Fiber Optik indoor d. Roset, soket RJ-45 dan RJ-11 e. Connector SC (pigtail) f. Kabel UTP/kabel data g. Kabel copper /Kabel telepon h. Pipa jalur kabel
Teknik Instalasi IKG 1. Instalasi diatas Plafon (Ceiling) 2. 3. 4. 5. 6.
Instalasi pada Runway/Tray Instalasi pada Raceway Instalasi dibawah Raised/Access Floor Instalasi Floor Duct/Conduit Instalasi di Dinding
Teknik Instalasi Celling • Instalasi dapat dilakukan pada rangka Plafon atau • • •
•
•
•
dipasang menggantung pada konstruksi atap bangunan. Cable Ceiling Support terbuat dari bahan yang ringan namun kuat. Cable Ceiling Support berbentuk Hook (“J”, segitiga atau FlexTray). Konstruksi cable ceiling support harus rigid sehingga kuat saat penarikan dan penempatan kabel. Pada pemasangan cable ceiling support harus memperhatikan beban kabel yang akan ditopang dan kekuatan dari rangka Plafon. Komponen-komponen yang ada dalam konstruksi cable ceiling support diantaranya J-hook, Tri-hook, Ceiling fastener dan FlexTray Kabel-kabel harus dipasang secara rapi pada cable ceiling support dan peletakannya dipisahkan sesuai dengan jenis kabel ( misalnya: Fiber optik/ Multipair/UTP/Koaksial
Teknik Instalasi Runway/Tray 1. Cable Tray/Runway dapat dipasang pada dinding , 2.
3. 4. 5.
6.
7.
langit-langit atau menggunakan penyangga yang dipasang diatas lantai Cable Tray/Runway terbuat dari bahan yang ringan namun kuat (structured carbon steel dengan tipe CChannel, Tubular, atau Solid Bar). Jarak dari Palfon ± 50 cm Pemasangan secara horizontal dipasang penyangga setiap 150 cm. Ukuran tray disesuaikan dengan kebutuhan (4, 6, 9, 12, 15, 18 dan 24 inchi) Kabel dipasang sejajar dan teratur sesuai rute dan dipisahkan sesuai jenisnya (kabel power, UTP dan copper, Fiber optik). Untuk rute tegak lurus setiap 50cm dipasang ties kabel dan rute mendatar setiap 100cm dipasang ties kabel .
Teknik Instalasi Raceway •
Cable Raceway dipasang menempel pada dinding bangunan atau bagian-bagian permukaan bangunan lainnya pada section perkabelan horisontal maupun Work Area.
•
Cable Raceway harus terbuat dari bahan plastik yang ringan namun kuat (umumnya terbuat dari PVC).
•
Ukuran Raceway dapat bervariasi contoh: ukuran 20x12 mm dapat memuat : – 2 kabel, ukuran 25x16 mm, atau – 6 kabel, ukuran 38x25 mm, atau
– 6 kabel dengan diameter kabel 5 mm. •
Pemilihan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah kabel yang akan dipasang di dalamnya.
Teknik Instalasi Raised/ Access Floor 1.
2.
3.
Konstruksi access/raised floor berupa sistem lantai modular dengan pedestal yang kokoh berdasarkan pertimbangan kekuatan, keindahan, dan kemudahan instalasi. Jalur kabel harus menggunakan cable Tray. Pada ujung terakhir kabel disediakan cable slack untuk kepentingan pemeliharaan dan perbaikan. Panjang cable slack disesuaikan dengan jenis kabel dan aplikasi penggunaannya
Teknik Instalasi Floor Duct/Conduit 1. Konstruksi floor duct terbuat dari bahan metal , non metal, rigid atau fleksibel dengan mempertimbangkan sifat keelektrisan. 2. Dimensi floor duct harus mempertimbangkan jumlah kabel dan fleksibilitas pengembangan. 3. Harus disediakan trench duct sepanjang jalur sebagai tempat/dudukan floor duct. 4. Floor duct dipasang sepanjang jalur trench dengan posisi stabil (tidak goyah). 5. Penutup trench duct sepanjang jalur harus mudah diakses dan dapat menahan beban. 6. Jalur kabel power dipisahkan (menggunakan compartement) dengan jalur kabel telekomunikasi 7. Pada setiap titik belokan atau persimpangan harus disediakan access point untuk memudahkan penarikan kabel. 8. Pada access point terakhir disediakan cable slack untuk kepentingan perbaikan dan pemeliharaan
9
Penarikan kabel dilakukan span per span diantara 2 (dua) access point
10 Untuk memudahkan penarikan kabel dibutuhkan tali/kabel pemancing antara 2 (dua) access point 11 Masukan kabel pemancing kedalam pipa
12 Saat Penarikan ikatlah ujung kabel pemancing dengan kabel, kemudian tarik kabel pemancing sehingga kabel masuk ke dalam pipa
Teknik Instalasi Pada Dinding 1. 2. 3. 4.
5. 6.
Jalur kabel dipasang didalam dinding dan terlindung. Bahan Material dapat berupa bahan metal atau non metal, rigid atau fleksibel. Pada rute yang membelok perlu dipasang flexible pipe. Untuk memudahkan penarikan kabel dibutuhkan tali/kabel pemancing Masukan kabel pemancing ke dalam pipa kemudian ujungnya disambungkan dengan kabel. Tarik kabel pemancing dengan hati-hati persegmen tarikan, sampai kabel masuk ke dalam pipa.
Perangkat Terminal Pelanggan Jenis Layanan : 1. Voice Pesawat Telepon 2. Data Komputer/ laptop/Smartphone 3. Video SD-TV/HD-TV
Jenis Perangkat aktif telekomunikasi : 1. Fiber Optik ONT (Optical Network Termination) 2. UTP Set Top Box (STB) HUB ( tergantung layanan) Switch (tergantung layanan) Access point (option)
Pemasangan/instalasi ONT di dalam rumah diantaranya: a. Karena instalasi ONT ini berada dikawasan/area pelanggan maka untuk pemasangan ini harus seijin dan persetujuan pemilik rumah. b. Lokasi penempatan ONT harus dekat dengan catuan listrik/PLN. c. Jika memungkinkan posisi ONT dekat dengan terminal pelanggan seperti pesawat telepon, Personal Komputer (PC) dan Setup Box (STB). d. Untuk kabel yang keluar dari ONT jika jarak ke terminal pelanggan cukup jauh maka kabel tersebut harus dilindungi oleh pipa pelindung PVC/Tray kabel baik menggunakan sistim tempel atau tanam. e. Untuk instalasi ONT yang dipasang diluar rumah (seperti garasi) posisi ONT harus terlindungi dari gangguan cuaca, phisik maupun non phisik. f. Konektor yang masuk ke port input ONT dapat berupa kabel path cord dari Roset Optik.
Secara detail pemasangan ONT sbb:
a. Pemasangan ONT dapat ditempatkan di atas meja atau di tempelkan di dinding. b. Untuk pemasangan ONT di dinding minimal ketinggiannya 40 cm dari permukaan lantai dengan cara ditempelkan ke baud yang telah dipasang sebelumnya. c. Port input ONT dapat berasal dari Roset, OTP atau ODP. d. Koneksi input ONT ke Roset menggunakan kabel patch cord sedangkan untuk koneksi input ONT yang berasal dari OTP atau ODP splice on connector (SOC)
SPLICE DAN PENGUKURAN
122
Tujuan : a.
Peserta dapat menggunakan peralatan (Splicer) penyambungan
kabel serat optik dengan benar. b.
Peserta dapat melakukan penyambungan fiber optik dengan benar.
c.
Peserta dapat menerapkan keamanan dan keselamatan kerja pada penyambungan kabel serat optik.
d.
Peserta siap melaksanakan test praktek penyambungan dengan benar.
TUJUAN a. Agar Peserta dapat menggunakan peralatan Splicer sesuai dengan prosedur yang benar. b. Agar peserta memahami penggunaan menu pada alat sambung (Splicer)
POKOK BAHASAN a. Penyambungan kabel serat optik b. Faktor yang mempengaruhi kualitas hasil sambungan c. Fusion Splicing (Penyambungan dengan metode peleburan)
PROSEDUR PENYAMBUNGAN KABEL SERAT OPTIK a. Penyambungan kabel serat optik harus sesuai prosedur. b. Penggunaan peralatan dan material harus benar. c. Pemasangan sarana sambung kabel harus sesuai petunjuk pelaksanaannya. d. Pengetesan harus dilaksanakan setelah selesai penyambungan. Jadi kesemuanya ini harus dilakukan dengan benar untuk mendapatkan hasil yang baik.
PENYAMBUNGAN KABEL SERAT OPTIK Penyambungan kabel serat optik terdiri dari : Penyambungan kabel.
Penyambungan serat. Pertama yang harus dilakukan adalah penanganan sarana sambung kabel lalu penanganan serat.
TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT Proses penyambungan kabel secara :
Penyambungan serat secara Fusion Penyambungan serat secara Mekanik
TEKNIK PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK
Dalam penyambungan serat ada 2 cara : Secara fusion.
Secara mekanik
Gambar 1. Penyambungan secara fusion
Penyambungan secara mekanik.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SAMBUNGAN KUALITAS PENYAMBUNGAN
Untuk mendapatkan hasil penyambungan baik
diperhatikan : a. Kualitas kabel sesuai spesifikasi. b. Alat sambung yang baik.
c. Lingkungan harus bersih. d. Jointer harus berpengalaman.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS SAMBUNGAN RUGI RUGI PENYAMBUNGAN
core core
cladding
cladding
Diameter core tidak sama
Permukaan fiber tidak rata
Diameter core tidak center
Sumbu fiber tidak sejajar
Penyimpangan sudut
Ujung fiber jauh
FUSION SPLICING Teknik penyambungan serat optik secara permanen dan untuk menghasilkan rugi-rugi penyambungan kecil harus memakai fusion splicer.
Bagian bagian fusion splicing :
Struktur fusion splicer. Proses fusion splicing. Kualitas sambungan. Perkiraan fusion splicing. Pemeliharaan fusion splicer.
FUSION SPLICING 1. STRUKTUR FUSION SPLICER
Alur V dan klem.
Mikro positioned dan sensor.
Elektroda.
Sistem sensor yang berisi kaca dan lensa.
Fungsi dari masing masing yang akan memadukan terjadinya proses penyambungnan.
FUSION SPLICING 2. PROSES FUSION SPLICING
Pengupasan coating dan perbersihan cladding.
Pemotongan serat. Pemasangan serat pada alur V. Membuat sejajar serat dan fusion splicing.
Mengecek hasil sambungan. Sleeve (pelindung sambungan).
FUSION SPLICING Pengupasan coating Fiber Tarik
Holder
Stripper
Stripper m
Setel the holder
Hot stripper
geser
Pemotongan serat/clading
fiber holder
cutter
Pemotongan dengan menggunakan holder Pemotongan manual
- Pigtail di ukuran 16mm pada cleaver - protection sleep ukuran 4cm,pada cleaver ukuran 12mm - protection sleep ukuran 6cm,pada cleaver ukuran 14mm
FUSION SPLICING
Hasil pemotongan
Kualitas pemotongan
Penempatan serat pada alur V Fiber holder
Alur-V
Fiber
Penempatan core pada alur V
FUSION SPLICING Membuat sejajar serat dan fusion splicing.
Jumlah ARC
Penyambungan 1 kali ARC
Surface tension
Sambungan core Penyambungan 2 kali ARC
FUSION SPLICING Pengecekan hasil sambungan
Garis
Lebih
gelembung
tipis
Lebih tebal
Sumbu
tidak sejajar
FUSION SPLICING 3. KUALITAS SAMBUNGAN. Perkiraan nilai sambungan dan tampilan luar daripada titik sambungan menunjukan baik jeleknya kualitas sambungan. Gelembung. Garis tebal.
Bayangan hitam. Bila terjadi hal semacam itu harus dilakukan lagi penyambungan.
FUSION SPLICING Kualitas sambungan
Gelembung
Garis hitam
Garis tebal
FUSION SPLICING 4. KESALAHAN.
Kesalahan penyambungan terjadi dikarenakan oleh : Diameter tidak sama. Ujung fiber tidak bulat.
Bagian yang disambung mengecil. Parameter pada fusion splicer harus diset lagi.
FUSION SPLICING Diameter tidak betul
Ujung-ujung fiber tidak bulat
Bagian yang disambung mengecil
FUSION SPLICING 5. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan alat fusion splicing :
Memelihara alur V.
Membersihkan lensa-lensa dan LED.
Membersihkan atau mengganti elektroda.
Jadi pemeliharaan alat fusion splicer sangat penting agar
kehandalan perangkat terjaga.
PENGUKURAN JARINGAN KABEL SERAT OPTIK
Tujuan : a.
Peserta mampu memahami parameter pengukuran fiber optik.
b.
Peserta mampu memahami fungsi alat ukur optical power meter (OPM)
dengan baik. c.
Peserta dapat mengoperasikan OPM pada simulasi jaringan serat optik
dengan benar. d.
Peserta siap melaksanakan test pengukuran dengan OPM
Pokok bahasan :
Persiapan Pengukuran
Redaman (Rugi-rugi serat optik).
Pengukuran kabel serat optik dengan OPM (Optical Power Cable).
PERSIAPAN PENGUKURAN
Keselamatan kerja Untuk menghindari kecelakan dan demi keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja, dalam pengukuran jaringan fiber optik, maka hal-hal berikut ini harus diperhatikan, yaitu:
1)
Jangan melihat laser secara langsung, karena berbahaya bila kena mata.
2)
Konektor harus dalam kondisi bersih agar diperoleh hasil pengukuran yang benar.
3)
Tegangan catuan harus sesuai dengan spesifikasi / yang diijinkan.
4)
Penanganan kabel konektor harus dengan hati-hati.
5)
Kondisi lingkungan alat harus dalam kondisi bersih.
6)
Kemampuan spesifik dari peralatan.
Pembersihan konektor dan penanganan pacthcord
Pembersihan Connector
Penanganan Pacthcord
REDAMAN (Rugi-rugi Serat Optik)
Pada sistem transmisi serat optik, cahaya yang merambat sepanjang serat optik akan mengalami peredaman, sehingga diujung jauh (sisi penerima) kekuatan cahaya akan menjadi lemah.
Disisi lain kekuatan cahaya dari dioda laser terbatas dan photodetector memiliki sensitifitas tertentu untuk dapat mendeteksi sinyal optik. Oleh karena itu untuk dapat mengoperasikan sistem telekomunikasi, rugi-rugi optik (total loss) harus dibuat pada level yang lebih tinggi dari level sensitivitas yang dimiliki oleh photodetector. Level rugi-rugi optik yang diperbolehkan sudah ditentukan untuk masing-masing sistem telekomunikasi.
Rugi-rugi Transmisi (Loss Transmission)
Transmission loss Intra Office loss FDP loss Line loss Margin
= Intra OfficeLoss + Line Loss = Margin sistem + FDP Loss = Optik Jumper Cord + Connector Loss = Cable Loss + Splicing Loss + Maintenance
Dalam pelaksanaan uji akhir kabel optik dimaksudkan untuk mengukur besarnya Total loss, yaitu merupakan penjumlahan dari Cable loss, Splicing loss dan Connector loss. Demikian juga untuk setiap sambungan harus diukur nilai loss-nya, apakah masih dibawah standar nilai splicing loss yang diperbolehkan. Nilai redaman untuk Fusion splice loss maksimum 0,1 dB, sedangkan nilai redaman untuk Mechanical splice loss maksimum 0,2 dB. Nilai redaman untuk Connector individual / tunggal maksimum 0,25 dB, sedangkan nilai redaman untuk connector berpasangan (loss terminasi) adalah maksimum 0,7 dB.
PENGUKURAN KABEL SERAT OPTIK DENGAN OPTICAL POWER METER (OPM)
Prinsip Pengukuran a. Prinsip pengukuran dengan power meter digunakan untuk menentukan Redaman total saluran (total loss) kabel serat optik secara akurat.
b. Redaman serat optik merupakan fungsi panjang gelombang, maka pengukuran harus dilakukan sesuai dengan panjang gelombang pada perangkat transmisi. c. Misal : Bila perangkat bekerja pada panjang gelombang 1550 nm, maka sumber cahaya yang digunakan harus juga 1550 nm.
Pengukuran dalam satuan decibel (dB) a. Pengukuran dengan power meter digunakan untuk menentukan loss (rugi) daya cahaya pada saluran serat optik. b. Satuan cahaya yang terukur dinyatakan dalam milliwatt (mW) dan decibell milli (dBm). c. Decibell (dB) adalah satuan pengukuran yang digunakan
menentukan loss atau gain (penguat) sebuah sistem.
untuk
PENGUKURAN DENGAN Optical Power Meter (OPM) 1)
Komponen link serat optik : a. Pengirim (OLT), b. Konektor, c. Link / Jaringan kabel serat optik, d. Sambungan serat optik (splicing point), e. Penerima (ONT).
2) Prinsip-prinsip
a.
Tujuan Pengukuran untuk menentukan redaman saluran (dB) dan Sisa daya (dBm),
b.
Pengukuran redaman serat optik dengan menggunakan OPM, setting panjang gelombang pada OPM harus sama dengan Panjang gelombang optis dari sumber cahaya
Misal : Bila perangkat bekerja pada panjang gelombang 1550 nm, maka setting panjang gelombang pada OPM juga 1550 nm.
3)
Pengukuran dalam satuan decibel (dB) a)
Decibel merupakan perbandingan daya, tegangan, maupun arus antara dua titik dalam bentuk logaritma.
b)
Satu titik ditempatkan pada awal atau masukan sistem yang diukur, sedangkan titik yang lain diletakkan pada ujung atau keluaran sistem.
c)
Rumusan daya untuk decibel dinyatakan sbb : G(dB) = 10 x log (daya keluaran / daya masukan) atau L(dB) = 10 x log (daya masukan / daya keluaran).
Bila daya keluaran lebih kecil daripada daya masukan maka persamaan ini menjadi negatif.
Cara menghitung logaritma : 1. bc = a b log a=c 2. b log a + b log d = b log (a+b) 3. b log a- b log d = b log ( a/d)
Perhatian : 1. Tipe/Jenis Connector (SC/FC/ST) 2. Kebersihan connector dan port terminal. 3. Jenis Fiber Optik (SM/MM) 4. Panjang Gelombang yang digunakan : 1310nm, 1490nm, 1550nm, 1625nm atau 1650nm 5. Lakukan kalibrasi sebelum pengukuran
Contoh : Diketahui bahwa daya keluaran sumber cahaya adalah 0,1 mW. Bila optical power meter dihubungkan di ujung lain serat optik tersebut, meter akan menunjukkan 0,05 mW
Dengan menggunakan rumusan decibel diperoleh: L(dB) = 10 log (daya masukan / daya keluaran).
L(dB) = 10 x log (0,1 mW / 0,05 mW). L(dB) = 3 dB.
Pengukuran Fiber loss
Tabel Perbandingan Sinyal dan Loss dB
Decibels (dB) 1. A ratio of the percentage of signal attenuation. 2. A relative measurement. 3. Attenuation, gain, and reflection are expressed as “dB”. 4. “dB/km” is used to define fiber and cable attenuation at specific wavelengths
0.00 0.01 0.02 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Throughput Loss % % 100.0 99.8 99.5 98.9 97.7 96.6 95.5 94.4 93.3 91.2 89.1 87.1 85.1 83.2 81.3 79.4 77.6 75.9 74.1 72.4 70.8
0.0 0.2 0.5 1.1 2.3 3.4 4.5 5.6 6.7 8.8 10.9 12.9 14.9 16.8 18.7 20.6 22.4 24.1 25.9 27.6 29.2
dB 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
Throughput Loss % % 69.2 67.6 66.1 64.6 63.1 50.1 39.8 31.6 25.1 20.0 15.8 12.6 10.0 3.2 1.0 0.3 0.1 0.03 0.01 0.003 0.001
30.8 32.4 33.9 35.4 36.9 49.9 60.2 68.4 74.9 80.0 84.2 87.4 90.0 96.8 99.0 99.7 99.9 99.97 99.99 99.997 99.999
Tabel Daya dBm 1. Singkatan dari dB (mW) , daya relatif (dB) direferensikan dalam 1mW (milliwatt) 2. +10 dBm = 10 mW 3. +3 dBm = 2 mW 4. 0 dBm = 1.0 mW 5. -3 dBm = 0.5 mW 6. -10 dBm = 0.1 mW 7. -20 dBm = 0.01 mW Pengukuran daya dinyatakan dalam “dBm”. Dimana : dBm – dBm = dB
dBm +20 +10 +6 +3 0 -3 -6 -9 -10 -12 -15 -18 -20 -21 -24 -27 -30 -33 -36 -39 -40
Milliwatts Microwatts Nanowatts 100.0 10.0 4.0 2.0 1.0 0.50 0.25 0.125 0.100 0.063 0.032 0.016 0.010
100,000 10,000 4,000 2,000 1,000 501 250 125 100 63 32 16 10 7.9 3.9 1.99 1.00 0.50 0.25 0.13 0.10
--------------------------------100,000 63,100 31,600 15,800 10,000 7,940 3,980 1,995 1,000 501 251 126 100
Contoh Pengukuran Serat Optik
Gambar : Pengukuran fiber loss dan connector loss
BUDGET LinkLINKBudget
Location
Jumlah Jumlah Satuan Titik Titik Terminasi sambung
Optical Line Terminal (OLT)
buah
Patch cord / Bundling Cable (Tie Line)
buah
1
Optical Distribution Frame (ODF)
set
2
Kabel Optik FEEDER (G-652D)
Km
Optical Distribution Cabinet (ODC)
Set
Margin System (dB)
Standart Jumlah Standart Standart Standart Redaman panjang Jumlah 1 stage Redaman Redaman Redaman Kabel Kabel Redaman (1:32) Splitter Terminasi Sambungan (dB/km) (km)
1.5 0.35 1 3 2
0.7
0.1
0.7
0.1
0.35
0.1
2
0.7
0.02
8
0.1
2 stage (1:4;1:8)
1.500
1.500
1.500
0.735
0.735
0.735
1.500
1.500
1.500
3.100
3.100
3.100
1.600
1.600
1.600
Modular Passive Splitter 1 : 4
buah
7.25
7.250
Modular Passive Splitter 1 : 32
buah
17.45
17.450
17.450
0.700
0.700
0.700
0.800
0.800
0.800
Kabel Optik DISTRIBUSI (G-652D)
Km
Optical Distribution Cabinet (ODP)
Set
PLC Passive Splitter 1 : 8
Kabel Optik DROP CORE (G-657) OTP Kabel Optik INDOOR (G-657)
0.35 1
0.7
1
buah
buah
Redaman Pactcord ONT
buah
10.380
0.35 1
0.1 0.7
Km
Roset
0.1
10.38
Km buah
2
1
0.02 0.7
0.35
10.380
0.035 0.700
0.35 1
7.250
0.1
0.007 0.800
0.002
0.001
REDAMAN TOTAL
27.385
27.565
JOBSHEET SOC (SPLICE ON CONNECTOR) & JOBSHEET ODP CLOSURE
161
Praktek penyambungan (splicing) soc
•
Persiapan alat
1.
unit splicer dan Fiber cleaver masing-masing holder sambung lurus dilepas
2.
Sepasang holder SOC
3.
Fiber stripper
4.
Drop fiber stripper
5.
Tool : tang potong , tang kombinasi
6.
Tisue optic
7.
Alchohol 95%
8.
Lakban
Langkah Pengerjaan 1. Penanganan konektor Siapkan lakban 5 – 10 cm untuk mengambil sisa potongan serat optik Tempatkan ferrule subassembly pada holder SC titik merah menghadap ke atas Kupas coating ferrule subassembly / pigtail sampai pangkal atau 2.5cm menggunakan fiber striper dan bersihkan alcohol Potong serat optik dengan menempatkan holder SC pada spce fiber cleaver kemudian tempatkan pada space splicer kanan untuk proses penyambungan
Komponen SOC 1. Penanganan kabel drop fiber Pisahkan barrel dari kabel 100 mm, potong menggunakan tang kombinasi Masukan 3 bagian komponen splice konektor secara urut : 1. screw cap 2. Boot 3. sleeve cap
JOBSHEET SOC (Splice On Connector) Kupas drop fiber menggunakan drop fiber stripper 4,5cm Tempatkan ujung kabel drop pada holder HS-IN Pilih serat fiber berwarna biru yang lainnya dipotong /dibuang Kupas coating menggunakan fiber stripper lalu bersihkan menggunakan alcohol Potong serat optik dengan menempatkan holder HS-IN pada space fiber clipper hasilnya pindahkan ke space splicer kiri, untuk proses penyambungan
3. Proses penyambungan
sambung ujung serat dengan menggunakan fusion splice dengan 1x arce lepas hasil sambungan dari kedua holder secara perlahan, ujung konektor arahkan vertikal ke bawah lindungi hasil sambungan dengan protection sleeve lalu panaskan lakukan proses pendinginan dengan mengarahkan konektor vertikal ke bawah pasangkan boot salah satu bagian yang ada tanda panah nya ada di atas dengan ferrule subassembly dorong hati-hati sampai mengunci kedua sisinya
Kunci screw cap Pasang Grip
PT 2 (PROVISIONING TYPE 2) 1) 2)
Buat ODP baru Closure pada home pass SCPT Insert Spliter
1)
Buatan ODP baru Closure pada Home pass SCPT
3. Tandai Kabel – Kupas – Bersihkan a. Tandai kabel 5 cm sedekat mungkin ke tiang sebagai titik awal untuk memisahkan kabel dan messeger b. Tandai kabel, kemudia kupas sesuai ukuran c. Tandai pada messenger tandai sebagai fungsi penguat d. Ratakan bagian kabel yang kasar dimana gasket dipasang
4. Sambungkan alumunium foil dengan kabel grounding dengan cara diselipkan diantara kulit kabel dan alumunium foil
Langkah pengerjaan : Petik satu core/ dua core di ujung jauh closure Kupas tube menggunakan tube cutter,sisakan 5cm Potong fleksibel tube 10 cm (ujung satunya di runcingkan) Sambung serat dengan pigtail yang sudah di siapkan dan hasil sambungan ditempatkan di slicer tray, sisa kabel dan pigtail di atur dan lingkarkan pada cassette perhatikan bending lingkaran kurang dari diameter 3 cm Install spliter 1:8