Insomnia adalah gejalah atau gangguan dalam tidur,dapat berupa kesulitan berulang untuk mencapai tidur,atau mempetahankan tidur yang optimal,atau kualitas tidur yang buruk. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan insomnia Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 440/11/431.201.7.8/2015 tentang penanganan insomnia Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. 1. Petugas Poli/UGD melakukan anamnesis/alloanamnesis 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung .Bila terdapat gangguan organik,ditemukan kelainan organ. 3. Petugas (dokter) memberikan diagnosa sementara berdasarkan hasil pemeriksaan,pedoman diagnosis: a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk. b. Gangguan terjadi minimal tiga kaliseminggu selama minimal satu bulan. c. Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari. d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabakan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan. 4. Petugas memberikan penanganan : a. Perbaiki pola hidup b. Terapi perilaku kognitif (CBT/Cognitif Behaviour Therapy) bagi yang telah mengalami gangguan lebih dari sebulan c. Obat tidur biasanya hanya digunakan sebagai pilihan terakhir. Obat tidur umumnya diresepkan dengan dosis serendah mungkin dan dengan jangka waktu sesingkat
mungkin. d. Untuk insomnia yang menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, stres berat atau terbangun tibatiba pada malam hari, dokter dapat meresepkan zopiclone atau zolpidem dengan dosis serendah mungkin dan maksimal 1 bulan. e. Untuk penderita insomia ysng mengalami cemas atau depresi, dokter dapat meresepkan golongan obat penenang seperti benzodiazepin atau antidepresan agar penderita menjadi rileks dan dapat tidur dengan lelap. 5. Petugas melakukan konseling dan edukasi Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat memahami tentang insomnia dan dapat menghindari pemicu terjadinya insomnia. 6. Petugas menetapkan kriteria rujukan Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan, atau apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu,pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang memilikii dokter spesialis kedokteran jiwa 6. Diagram Alir
Anamnesa : pasien tampak lelah dan mata cekung
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaanpenunjang
Diagnosa
1. Penatalaksanaan : a. Perbaiki pola hidup b. Terapi perilaku kognitif (CBT/Cognitif Behaviour Therapy) c. Obat tidur biasanya hanya digunakan sebagai pilihan terakhir, dengan pilihan zopiclone atau zolpidem golongan obat penenang seperti benzodiazepin atau antidepresan dengan dosis serendah mungkin dan maksimal 1 bulan.