500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 1
2
Peserta Peserta BPJS yang di rawat inap akan dilakukan tindakan operasi bagian Urologi tanggal 13 Agustus 2014, diminta untuk membayar alat dengan alasan alat tidak disediakan oleh RS sebesar Rp.8.500.000,Pasien tidak jadi dioperasi karena tidak membayar alat tersebut. Pasien dengan diagnosa appendix dan direncanakan direncanakan untuk tindakan bedah, namun dikarenakan mati listrik sehingga tindakan bedah dibatalkan
Verifikator melakukan pencatatan kasus ini sebagai bahan Alat Kesehatan pertimbangan pada saat dilakukan recredentialing FKRTL
Tindakan atau prosedur yang sudah dilakukan yang di koding (diinput)
Appendik
3
Diagnos Diagnosa a Utama Utama : K359 K359 (Acute (Acute appendicitis,unspecified)Tindakan : 4709 (Other appendectomy) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other oxygen enrichment) 8952(Electrocardiogram) Group CBGs : K-1-13-I (Prosedur appendik ringan) Biaya Rp. 4.474.757
Verifikator melakukan cross check kepada laporan operasi Appendik atau reusme medis, apabila terbukti tidak dilakukan operasi, verifikator menyampaikan hal tersebut kepada koder untuk dilakukan koreksi tagihan.
4
Pada pasien RITL dengan rencana tindakan biopsi, tidak jadi dilakukan tindakan karena alasan teknis RS (contoh: dokter tidak berada di tempat), namun tindakan biopsi tetap ditagihkan ke BPJS.
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien Biopsi yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
5
Pada pasien RITL dengan rencana tindakan pemasangan pemasangan cimino, tidak jadi dilakukan tindakan karena dokter tidak berada di tempat, namun tindakan pemasangan cimino tetap ditagihkan ke BPJS.
Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien Cimino yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya.
6
Rencana tindakan echo untuk kasus jantung tidak jadi dilakukan namun tetap ditagihkan Pasien masuk RITL tidak dilakukan tindakan marsupialisasi marsupialisasi namun ditagihkan tindakan marsupialisasi
Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder agar dilakukan koreksi tagihan. Tindakan yang ditagihkan adalah tindakan yang diberikan kepada pasien. Jika tidak dilakukan tindakan, maka tidak dientri. Yang entri hanya diagnosanya saja
Ekokardiografi
Diganosa Sekunder Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dialysis) Pasien didaftarkan didaftarkan masuk masuk ke poli poli kembali kembali karena karena obat yang diambil saat dia datang beberapa hari sebelumnya tidak dapat diambil karena belum waktunya mengambil obat
Tindakan yang tidak dilakukan tidak dapat ditagihkan. Klaim tidak dilayakkan.
Ginjal/Hemodialisa
Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).
Obat
Pasien Pasien RITL RITL atas atas nama nama Arifin Arifin Seltia Seltia Lubis Lubis nokp: nokp: 0001201576072 , masuk tgl 28-07-2014 kondisi pasien dalam ke adaan hamil masuk opname keluhan sakit pingangg tanpa ada tindakan psn plg .dua hr kemudian pasien SC
Pada kasus ini jika pasien sudah mendapatkan surat perintah rawat inap dan memasuki runag rawat, maka dapat ditagihkan sebagi kasus RITL dengan diagnosa O47.9 (False labour/persalinan palsu)
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
7
8
9
10
Gigi Mulut
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 11
Mengajukan Mengajukan klaim pasien rajal padahal pasien tersebut batal berobat.
Pelayanan kesehatan yang tidak jadi dilakukan (batal dilakukan), tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
Rujukan
12
Pasien Pasien RITL RITL Atas Atas Nama Nama : Ria Tio Siliton Silitonga ga Nokp Nokp : 0000014522128 masuk tanggal 07-07-2014 pulang tgl 07-072014 dengan diagnosa OMSK rencana operasi ,tenyata di batal pasien tdk berani dan hari itu juga pasien pulang
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan melakukan negosiasi dengan FKRTL.
Telinga
13
pasien masuk RITL dengan diagnosa utama Hernia Inguinalis Pada kasus yang pertama, tindakan heniotomy tidak dapat Tindakan Medik/Operatif dan direncanakan operasi, namun operasi ditunda setelah ditagihkan krn belum dilakukan. lebaran atas permintaan keluarga. Pihak Rumah Sakit menagihkan pelayanan RITL tersebut. Setelah lebaran pasien masuk RITL kembali untuk melakukan operasi Hernia tersebut dan pihak Rumah sakit menagihkan kembali. terpisah bukan sebagai satu periode penyakit
14
Pasien Thalasemia Thalasemia masuk lewat IGD dengan pengantar rawat Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada pasien Transfusi Darah inap: pro transfusi, diprosedur ditagihkan transfusi,pada saat yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan verifikasi di konfirmasi kepeserta ternyata pasien tidak jadi klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya. transfusi karena HB nya normal,tidak jadi dirawat tetapi ditagihkan sebagai tagihan rawat inap
15
Pasien an. Ny. Eka (21 Thn) masuk RITL melalui UGD, pasien tdk mempunyai kartu BPJS dan bersedia membayar sebagai pasien umum. Setelah dipindahkan ke ruang inap, pasien disarankan oleh perawat RS untuk menggunakan kartu BPJS milik saudara / tetangga.
Pada kasus ini tidak dapat diterbitkan SEP. kasus tidak Penggunaan kartu dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. Verifikator meminta tenaga kesehatan agar menlakukan edukasi kepada pasien untuk segera melakukan pendaftaran sebagai peserta JKN.
16
Pasien dirawat dikelas 3 ditagihkan di kelas 1 dengan tarif Rp. Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 2192494 28 tahun 2014.
17
Agusman Agusman masuk tgl 1-4 juli 2014 dgn dg Sciatica Sciatica dan arthosis Suda Sudah h diak diakom omod odir ir pada pada PMK PMK 28 Tahu Tahun n 2014 2014 hakkelas peserta di kelas 1 tetapi di rawat di kelas 2 Diagnose utama M54.3 Diagnose sekunder M19.9 kelas 1 (2.736.744) Kelas 2 ( 2.345.781).
Akom Akomod odas asii
18
Zaimah masuk tanggal 23-27 maret 2014 dg Dispepsia dan Vertigo. Hak kelas di kelas 1 tetapi pasien dirawat dikelas 2. Diagnosa Utama K30 dan sekunder R42.
Suda Sudah h diak diakom omod odir ir pada pada PMK PMK 28 Tahu Tahun n 2014 2014
Akom Akomod odas asii
19
Pasien Pasien yang hak nya kelas kelas 1, 1, dilet diletakk akkan an ke kelas kelas 3 karena karena penuh tetapi tetap di tagihkan di kelas 1
Suda Sudah h diak diakom omod odir ir pada pada PMK PMK 28 Tahu Tahun n 2014 2014
Akom Akomod odas asii
Akomodasi
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 20
Pasien Pasien PBI PBI masuk masuk RITL RITL dengan dengan kasus kasus Malaria Malaria Tersiana
Verifikator melakukan konfirmasi hak rawat peserta kepada koder untuk ditagihkan dan dibayarkan sesuai dengan hak dan kelas yang ditempati peserta mengingat peserta PBI tidak diperbolehkan untuk naik kelas.
21
Pasien masuk RITL dengan diagnosa Demam thyfoid. thyfoid. Pasien mendapat kelas perawatan kelas 3. Diajukan diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever; Namun diajukan sebagai pasien yang mendapat kelas perawatan kelas 2.
Verifikator melakukan customer visit kepada pasien Akomodasi dengan lembar konfirmasi, kemudian melakukan konfirmasi kelas rawat yang ditempati oleh pasien kepada koder.
22
Pasien mendapat mendapat kelas rawat di bawah hak kelas rawatnya, rawatnya, dengan alasan hak kelas rawatnya penuh namun penagihan sesuai hak kelas sebanyak 468 kss
Suda Sudah h diak diakom omod odir ir pada pada PMK PMK 28 Tahu Tahun n 2014 2014
Akom Akomod odas asii
23
Kasus Kasus persalina persalinan n normal normal dirawat dirawat di ruang ruang kebidana kebidanan n kelas kelas 2 walaupun hak kelas perawatannya kelas 1, klaim ditagihkan tetap ditagihkan sesuai hak kelas perawatan peserta, yaitu kelas 1
Suda Sudah h diak diakom omod odir ir pada pada PMK PMK 28 Tahu Tahun n 2014 2014
Akom Akomod odas asii
24
Pasien Pasien yang hak kelas kelas rawatn rawatnya ya penuh penuh misalny misalnya a kelas kelas 1,namun pasien dititipkan dikelas yang lebih rendah tetapi ditagihkan sesuai dengan hak kelas peserta yaitu kelas 1
Suda Sudah h diak diakom omod odir ir pada pada PMK PMK 28 Tahu Tahun n 2014 2014
Akom Akomod odas asii
25
Pasien RITL dengan dx A09 (diarrhoea) dan anemia. Pasien dirawat 3 hari di VIP, hak kelas seharusnya kelas I. Pasien di tagihkan iuran biaya oleh pihak RS, Padahal INAcbg lebih besar daripada biaya riil rumah sakit.
Pada kasus ini , pengajuan klaim RS sudah sesuai Akomodasi ketentuan. Untuk pasien yang naik kelas ke VIP dapat dikenakan selisih biaya. Sedangkan untuk tarif INA CBGs yang lebih tinggi dari tarif riil RS tidak lagi menjadi permasalahan apabila sesuai dengan kondisi pasien yang dilayani.
500 REKOMENDASI KODING
Akomodasi
NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 26
Pasien RITL dengan diagnosa nausea and vomiting vomiting naik kelas Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. perawatan dari kelas 2 ke kelas 1. Pasien membayar selisih Apabila peserta nai k kelas ke kelas II atau kelas I, tidak sesuai dengan tagihan yang seharusnya verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya.
Akomodasi
27
rumah sakit menagihkan menagihkan sesuai hak kelas rawat pasien sedangkan pasien menempati kelas perawatan yang lebih rendah lebih dari 3 hari. hari.
Diakomodir PMK No. 28
28
Pasien Pasien masuk masuk dengan dengan kasus kasus uterova uterovaginal ginal prolaps prolaps , unspecified, pasien naik kelas dari kelas I ke VIP, total tagihan yang di tujukan kepada pasien sebesarRp. 5.640.000. Tarif INA Cbg yang tercantum di billing RS Rp. 4.003.665 jd pasien membayar selisih Rp. 1.636.335,- akan tetapi tagihan INA Cbg yg RS tagihkan ke BPJS sebesar Rp. 5.676.993
Verifikator melakukan pengecekan hasil groper Akomodasi CBG’s yang tercantum di dalam billing RS (Rp 4.003.665,-) sudah sesuai kelas rawat dan level severitynya. Seharusnya tidak ada perbedaan antara hasil grouper RS dengan hasil grouper yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan. Jika hasil tidak sesuai, maka verifikator melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Kanit MPKR untuk dilakukan pembinaan dan sebagai bahan recredentialing FKRTL.
29
Px dgn hak kelas 1 dirawat dikelas 3 dan ditagihkan kelas 1
30
Pasien RITL dengan hak kelas II dirawat di kelas III karena kelas II penuh, Diagnosa utama: Dyspepsia K30 Biaya Ina CBGs Rp 3.713.095
Verifikasi Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN. Permenkes Permenkes 28 Tahun 2014 Veri Veriff sesu sesuai ai dengan dengan Perm Permen enke kes s 28 Tahu Tahun n 2014. 2014.
31
Pasien RITL hak kelas 1 tinggal di kelas III (turun kelas) dicoding kelas 1
32
Pasien RITL masuk dengan diagnosa E115 , ditagihkan biaya Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes kelas 2 28 tahun 2014.
Diabetes Melitus
33
Pasien Pasien dengan dengan diagnosa diagnosa dyspeps dyspepsia ia dirawat dirawat dikelas 3, ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
Dispepsia
34
Pasien Pasien dengan dengan diagnosa diagnosa utama utama K.808 K.808 Cther Cholelit Cholelithias hiasis is dikarenakan ruangan rawat sesuai hak peserta kelas 2 nya penuh pasien bersedia dirawat dikelas 3(untuk ruang kelas 1 dikonfirmasi juga penuh),akan
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
Empedu
Akomodasi
Akomodasi Akom Akomod odas asii
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 35
Pasien Pasien a/n Mardia Mardia Hasan, Hasan, NOKA NOKA : 0001261623069 hak kelas rawat kelas II, MRS pada tgl 06/07/2014 Pulang tgl 08/07/2014; No SEP 2407R00106140000633. Karena kamar kelas II penuh maka pasien sampai dengan tgl kepulangan ditempatkan di kamar kelas III. Pihak RS menangihkan sesuai dengan hak kelas pasien bukan kelas yang ditempati.
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
36
Pasien dengan persalinan SC dirawat dikelas 3, ditagihkan ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2
Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes 28 tahun 2014.
37
Merubah Merubah biaya biaya total total RS (billing) (billing) untuk untuk ditagihk ditagihkan an kepada kepada pasien yang dirawat di VIP
Verifikator melakukan konfirmasi kepada pihak Manajemen Akomodasi RS agar tarif VIP yang ditagihkan sesuai dengan tarif Perda yang berlaku.
38
Tagiha Tagihan n Klaim Klaim CAPD CAPD sebes sebesar ar Rp.6.906.000,/pasien
Verifikasi dilakukan sesuai dengan SE Menkes Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan pada FKTP dan FKRTL. Tarif Pelayanan CAPD paket rutin Sebesar Rp 5.940.000,00/bulan
Ginjal/Hemodialisa
Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim obat kronis mengacu pada SE Menkes No. 32
Obat
Tarif INA CBGS tidak membatasi jumlah pemberian obat. Obat diresepkan sesuai indikasi medis dan mengacu kepada Formularium Nasional.
Obat
39
klaim obat bukan memakai memakai harga DPHO tapi harga reguler Apotik yang harganya lebi h tinggi dari h arga tarif BPJS misal lantus harga DPHO Rp.126,800 diklaimkan Rp.212,900
40
klaim klaim obat yang seharusn seharusnya ya sudah sudah inclu include de dengan dengan tagihan tagihan INA-CBGs misal sediaan sirup atau insulin
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 41
Pasien a/n Philipus Lusi , NOKA 0000150702456 0000150702456 memperoleh memperoleh 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada tugas resep kronis dengan obat Kutoin caps namun pihak apotek Apotek agar dilakukan kore ksi entroan data pelengkap mengentry 2. Obat yang dibayar adalah obat yang sesuai dengan dengan sediaan kutoin injeksi. Tagihan obat kutoin diresepkan dan diberikan kepada pasien. yang seharusnya 11.892,- menjadi Rp 1.325.100,-
Obat
42
Pasien Pasien yang awalnya awalnya umum umum dan ditengah ditengah perawat perawatan an Suda Sudah h diak diakom omod odir ir PMK PMK No. No. 28 Tahu Tahun n 2014 2014 mengurus BPJS,namun di resume medis tanggal pasien masuk dibuat pada saat dijamin BPJS bukan pada saat pasien masuk ke rumah sakit dengan biaya umum.Sehingga verifikator tidak mengetahui bahwa klaim tersebut seharusnya dibayar proporsional
Pasi Pasien en Baru Baru
43
Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan dilakukan eksisi pada luka. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: T24,3,Burn third degree hip and lower limb except ankle and foot Tindakan : 869.1 Excision of skin for graft. Biaya Rp 21.678.658
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Penanganan Luka Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan apa yang tercantum di dalam resume medis. Diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengna diagnosa utama dan tindakan yang dilakukan. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
44
Pasien Pasien RITL RITL dengan dengan kasus: kasus: Stroke. Stroke. Diajukan u kan oleh RS: Diagnosa Utama: I63.9 ( Cerebral infarction, unspecified ) Hasil Grouper CBG’s: G-4-14-I Kecederaan pembuluh darah otak dengan infark ringan. Biaya Rp. 2.749.609
Untuk kasus ini, klaim tidak dapat dilayakkan karena pasien terdaftar sebagai peserta JKN setelah pasien keluar dari RS. Penjaminan baru JKN yang dalam kondisi sakit dan sedang dalam perawatan pada masa sebelum diberlakukannya PMK 28 Tahun 2014 (25 Juni 2014), maka verifikasi dilakukan sesuai dengan surat Diryan No. 406/III.2/0114
Penggunaan kartu
45
Pasien RI dengan dx T814 (infection (infection following a procedure, procedure, not elsewhere classified), dx.sek N390 ISK. Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya d RS. Pasien masuk RITL dengan kasus riwayat TBC dengan status pengobatan selasai, meninggal di UGD dalam observasi kurang dari 6 jam ditagihkan dengan tarif Rp. 4.322.474
Verifkator melakukan konfirmasi kepada koder sesuai kaidah Sistem INA CBGs apabila tidak terdapat infeksi kode yang dientrikan cukup N390.
Infeksi
46
sesuai kaidah koding maka apabila belum bisa ditegakkan Paru diagnosa yang tepat maka menggunakan kode obsevasi / suspect/ symptom sebagai kode utama
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
47
pada pelayanan pelayanan rawat rawat inap dan rawat rawat jalan masih ditemukan ditemukan resep resep
verifikator melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait dengan
obat yang dibebankan kepada peserta.
pelayanan obat , bahwa ketentuan
Klaim
pembiayaan obat telah masuk dalam paket biaya INA CBGs kecuali untuk obat yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up biaya.
48
Pasien Pasien RITL RITL denga dengan n kelua keluahan han Nyeri Nyeri perut perut kanan kanan diagnosa diagnosa Utama: Appendicitis acute (K35.9), Dilakukan prosedur operasi appendiktomy (47.09). Biaya: 2.880.854
Verifikator tidak melayakkan pengajuan klaim dengan operasi appendektomi. Verifikator mengkomunukasikan dengan tenaga koder agar mengentri sesuai diagnosa appendicitis saja.
Appendik
49
Pasien Pasien Masuk Masuk RITL RITL denga dengan n kasus kasus cellulit cellulitis is pada bagian bagian jempol kaki kanan, diagnosa yang d iajukan RS sebagai berikut : L02.8 Cutaneous abscess, furuncle, and carbuncle of other sites tindakan yang diajukan RS adalah : Prosedur Utama : 86.22 Excisional debridement of wound, infection, or burn Prosedur SKunder : 86.89 Other repair and reconstruction of skin and subcutaneous tissue Group CBGs : L-1-40-I Other Skin Subcutaneous Tissue And Breast Operations Biaya : Rp. 4.042.490
Verifikator menyampaikan kode INA CBGs yang sesuai dengan Juknis Sistem INA CBGs, kode yang tepat untuk ekstraksi kuku tersebut adalah 86.23
Cellulitis
50
Pasien Ny.R dirawat dengan diagnosa Utama Utama A15.7 Tuberkolusis, A01.0 Thypoid abdominalis, Gastritis A09 dengan biaya Rp.9,353,143,-
1. Verifikator memastikan diagnosa yang di entrikan oleh koder kepada DPJD (lembar konfirmasi). 2. Apabila pasien hanya menderita TB Paru unspecified, dientri dengan kode A 16.9 buka A15.7
Paru
51
Pasien Pasien masuk masuk RITL RITL dengan dengan kasus kasus TBC Paru Paru dan pneumothorax dengan tindakan pasang WSD. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : A16.2 Tuberculosis of lung, without mention of bacteriological or histological confirmation, Diagnosa sekunder: J93.9 Pneumothorax, unspecified. Tindakan: 33.1 Other operations on lung and bronchus. Group CBGs : J1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS SEDANG. SEDANG. Biaya Rp 11.689.801,00
1. Untuk kasus TB dengan pneumothorax, kodenya cukup Paru 1 saja, yaitu A16.2 dan kode J93.9 tidak perlu dicantumkan 2. Kode ICD 9 CM untuk WSD pada kasus TB adalah 34.04
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 52
3. Px kontrol kontrol hamil hamil di code O 66.0, 66.0, O 33.4, 33.4, O 34.2 Rp 1.328.996,-
1. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan kontrol kehamilan pasien, kehamilan keberapa dan berisiko atau tidak untuk menentukan Z34 atau Z35 2. Kode O33.4 dapat dijadikan kode utama apabila kondisi baru pertama kali diketahui pada saat kontrol. Untuk krontrol selanjutnya dapat digunakan kode Z34 atau Z35 dengan diagnosa sekunder O33.4
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
53
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.9 Delivery by caesarean section Diagnosa sekunder: O410 Oligohydramnions, O662 Obstructed labour due to unussually large fetus, O48 Prolonged Pregnancy Tindakan : 74.99 Other caesarean section of unspecified type Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 6.361.325
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode diagnosa utama
54
Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal + USG Hamil.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z34.0 Diagnosa sekunder : Tindakan : 88.92 (Magnetic resonace imaging of chest and myocardium) Group CBGs :Z-3-16-o (Prosedur magnetic resonance imaging) biaya Rp.603.631
Sesuai Kaidah koding dalam ICD-9 untuk USG Kehamilan di gunakan Kode 88.78 (Diagnostic ultrasound of gravid uterus)
55
Pada kasus persalinan normal dengan penyulit ketuban pecah dini (KPD), pada saat proses coding ditulis kode O42.0 (ketuban pecah dini dalam waktu 24 jam) sebagai diagnosis utama dan O80.8 (persalinan bayi tunggal) sebagai diagnosis sekunder. Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Grouper : O-6-13-II Persalinan vaginal sedang
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 56
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62.0 Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O98.8 Other maternal infectious and parasitic diseases complicating pregnancy, childbirth and the puerperium, Z35.8 Supervision of other high-risk pregnancies Tindakan : 75.99 Other obstetric operations, 74.1 Low cervical cesarean section. Group CBGs: W-1 -20-III PROSEDUR PADA RAHIM & ADNEKSA BERAT Biaya Rp. 9.299.104,00
1. Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) ke dalam aplikasi INA-CBGs 2. Jika sudah ada tindakan sc, maka tindakan 75.99 tidak perlu dientri lagi 3. Kode O82 harus dicantumkan sebagai diagnosa sekunder 4. Kode outcome delivery nya, Z37.1 single stillbirth (bayi lahir mati)
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
57
Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: Diagnosa utama: A41.9 Septicemia, Unspecified Diagnosa sekunder: J18.9 Pneumonia, Unspecified
1. Jika akan menggunakan kode A40.3, maka harus ada hasil kultur yang menunjukkan bahwa bakterinya adalah Streptococcus 2. Jika tidak diketahui hasil kulturnya maka dapat digunakan kode A41.9 dan ditambahkan diagnosa sekunder J18.9
Sepsis/Septikemia
58
Semua kasus Stroke Infark Batang Otak di kode dengan I63.9 (Stroke Infark) dan G46.3 (Syndrome Stroke Batang Otak)
Pada kasus ini seharusnya kode untuk stoke dengan pendarahan batang otak adalah I61.3
Stroke
59
Pasien RJTL dengan diagnosa Primary Amenorrhoe. Diajukan Penggunaan kode 70.12 tidak tepat karena Inspekulo tindakan oleh RS adalah Tindakan : Inspekulo dan petugas bukan merupakan tindakan melainkan termasuk bagian kode memberikan kode 70.12 Culdotomy dengan biaya Rp. dari pemeriksaan dalam. 565.136
60
61
8. Kasus RITL Typhoid pd Ibu hamil RS mengkode A 01.0 Group CBGs: A-4-14-I..3.884.254 Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: R104 (Other and unspecified abdominal pain); Diagnosa sekunder: A010 (Typhoid fever)
Tindakan Medik/Operatif
Pada kasus ini Kode utama harus O98.8 (infeksi lain pada Tiphoid ibu hamil) dan diagnosa sekundernya adalah A01.0 Jika diagnosa sudah dapat ditegakkan maka simptom (R10.4) tidak dapat menjadi kode utama
Tiphoid
62
Pasien masuk dari poli bedah rencana dengan diagnosa bengkak di leher diagnosa utama : C73 (Malignant neoplasm of thyroid gland) diagnosa sekunder : C77.0 (Lymph nodes of head, face, and neck) diagnosa skunder 2: T88.2 (Shock due to anaesthesia) tindakan 1: 68.1( Hysterotomy) tindakan 2: 4021( Excision of deep cervical lymph node) E-1-20-III PROSEDUR PADA TIROID, PARATIROID DAN SALURAN TIROGLOSAL BERAT. Rp 13.941.6 24
1. Penentuan diagnosa sesuai yang tertera pada resume Tumor/Kanker medis 2. terkait dengan diagnosa T88.2 (Shock due to anaesthesia) harus dipastikan tertera di resume medis dan konfirmasi kepada DPJP. 3. Kode 68.1 merupakan kode prosedur [ada bidang kebidanan sehingga tidak relevan untuk kasus ini. verifikator bisa mengembalikan berkas klaim untuk konfirmasi. 4. kode tindakan 40.21 membuat grouping mengarah pada tyroid sedangkan kode tindakan 41.42 mengarahkan ke prosedur limpa.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 63
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: C20 - Malignant neoplasm of rectum Diagnosa sekunder : D649 - Anaemia, unspecified. Tindakan : 99.04 99.18 89.52 87.44 Biaya Rp 14.966.614
64
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in Penggunaan D06.9 sudah tepat sebagai kode utama. situ cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding Penggunaan kode D64.9 pada kasus ini kurang tepat, difficulties and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified seharusnya D63.0 (anemia pada carcinoma). Tindakan : 99.21 99.04 89.52 87.44 Biaya 11.691387
65
1. Pada kasus ini verifikator memastikan apakah Ca recti Tumor/Kanker tertera pada rekam medik melakukan konfirmasi kepada DPJP (lembar konfirmasi). untuk kasus CA bisa dirawat berulang 2. Jika terbukti terdapat diagnosa CA rekti maka berlaku aturan tentang asterix 3. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger, dimana dagger harus menjadi diagnosa utama. Untuk anemi pada neoplasma kodenya adalah D63.0 * (asterix) maka anemia menjadi diagnosa sekunder
Tumor/Kanker
Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Diagnosa
Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder melakukan Ginjal/Hemodialisa
Utama : N180 (End -Stage rnal disease) Diganosa Sekunder : E722
konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dalam
(Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927
hal tetap terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui
(Arteriovenostomy for renal dialysis) Biaya untuk kls III
kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan
Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614
dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.
66
Pasien datang dengan keluhan G1P0A0 H 18-19 minggu dengan
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
abortus imminens. Diajukan RS diagnosa utama O26.9 pregnancy
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
related condition ,grup INACBG W-4-
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
16-I Gangguan antepartum ringan biaya RP.2,104,103
perbaikan kode.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
67
Pasien dengan hasil resume nyeri abdomen, ditagihkan dengan
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
diagnosa dyspepsia
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Gastritis/Dispepsia
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
68
Pasien dengan hasil resume chepalgia, ditagihkan dengan diagnosa
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
dyspepsia
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Gastritis/Dispepsia
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 69
Pasien dengan hasil resume VE (luka robek), ditagihkan dengan
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
diagnosa CKR
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Trauma Kepala
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
70
Pasien RITL masuk dengan diagnosa primer I64 (stroke), sekunder
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
I10, J44. 9 sesuai RM , ditagihkan biaya I10
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
,diagnosa sekunder I64, J449
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Stroke
71
Pasien X masuk tanggal 8/7/2014 dengan kasus persalinan dengan
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
diagnosa utama ekstraksi forceps dan ibu mengalami komplikasi
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
pasca melahirkan, didiagnosa acute respiratory distres syndrome,
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
anemia, syok hipovolemik, gagal jantung, gagal ginjal akut dan
Jantung
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
tindakan intubasi, long ventilator, ETT jadi tidak ada diagnosa untuk
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
persalinannya
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4. Kode yang tepat untuk ekstraksi forceps adalah O81.3 Other and unspecified forceps delivery [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]
72
Pasien RITL dengan diagnosa DBD dan menggunakan Infus Pump, RS
1. Sesuai ICD 9, untuk tindakan Infus Pump , kode yang
Demam Berdarah/DHF
memasukan kode 88.06 sehingga tagihan RS menjadi besar dan kode digunakan adalah 99.18 (Injection or infusion of electrolytes) INA-CBG's yang terbentuk adalah : L-1-40-I (Prosedur pada kulit,
2. Sesuai ICD 10 , kode untuk diagnosa DBD adalah
jaringan bawah kulit dan payudara ringan)
Dengue haemorrhagic fever [Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Certain infectious and parasitic diseases.] 3. Analisa kasus sudah benar
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 73
Pasien menderita Gangren diabeticum akan dilakukan prosedur
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Diabetes Melitus
amputasi jari kaki I namun dikoding dengan Amputation of through
kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan
foot (84.12) dengan tarif Rp
prosedur yang dilakukan terhadap pasien yang tertera pada
12.892.041,00
resume medis untuk dilakukan perbaikan kode dengan memperhatikan daerah tubuh yang dilakukan prosedur apakah hanya sebagian atau seluruh jari kaki. 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
74
Keluhan pasien datang demam dengan kejang,hasil CT- Scan
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
normal,hasil EEG konvulsi,diagnosa awal yang ditagihkan meningitis
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Saraf/Kejang
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
75
Pasien RJTL masuk dengan diagnosa Retens Urine. Diajukan oleh RS
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
dengan tindakan prosedur kateterisasi jantung. Biaya Rp 3.059.817
kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan
Saluran Kemih
prosedur yang dilakukan kepada pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. 3. Sesuai dengan ICD 10 , diagnosa yang sesuai untuk retensi urine adalah R33 Retention of urine [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings.] 4. Sesuai ICD 9 CM , kode untuk pemasangan kateter urine adalah 57.94 Insertion of indwelling urinary catheter
76
Pasien RITL, Dx utama: S062 Biaya Rp.3366598
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
77
Pasien RITL, Dx utama: A169, dx sekunder: K746 Biaya
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.5049895
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
78
Pasien RITL, Dx utama: I500, dx sekunder: M329 Biaya
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.5049664
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
79
Pasien RITL, Dx utama: S327, dx sekunder: T093, L89, G822 / 0302
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.24512623
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
80
Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder: G936, S528
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.3505042
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
81
Pasien RITL, Dx utama: H811, dx sekunder:I639 Biaya
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.4292377
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
82
Pasien RITL, Dx utama: N209, dx sekunder: N136 / 5511
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.13828560
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 83
Pasien RITL, Dx utama: I259, dx sekunder: R570 Biaya
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.3906020
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
84
Pasien RITL, Dx utama: S062, dx sekunder:R402 / 0124
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Biaya Rp.9733872
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
85
Pasien RITL, Dx utama: S2201, dx sekunder: G822 / O309 Biaya
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.18186142
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
86
Pasien RITL, Dx utama: C710, Dx. Sekunder: G936 Biaya
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Klaim
Rp.6494608
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
87
Pasien masuk RITL dengan diagnosa STEMI + COPD +
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
Bronchopneumonia + Dyspepsia. Diajukan diagnosa utama H15.8
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Other disorders of sclera; Diagnosa sekunder J44.9 C hronic
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
obstructive pulmonary disease
perbaikan kode.
+ J18.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
Jantung
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
88
Group CBGs : GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
5.569.355,00
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Mata
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 89
Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
1.568.039,00
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Saraf/Kejang
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
90
Pasien ICU dengan menggunakan ventilator dicoding dengan
verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan
ventilator >96 hour
pencantuman penggunaan ventilator dengan lama waktu >96
Ventilator
jam jika keterangan penggunaan ventulator> 96 jam tidak tertera pada resume medis
91
Pasien RITL masuk dengan diagnosa PPOK dan hipertensi, tetapi
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
dalam pengcodingan ditukar diagnosanya, diagnosa utama menjadi
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
hipertensi diagnosa sekunder diisi PPOK, sedangkan DJP nya adalah
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
dokter paru
perbaikan kode.
Paru
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar.
92
Pasien RITL masuk dengan diagnosa utama Appendicitis acute
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Appendik
(K35.8). Dilakukan tindakan Appendiktomi
kode diagnosa dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
(47.09) dan other lysis of peritoneal adhesion (54.59)
dan disesuaikan diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada
Group CBGs : K-1-11-I prosedur adhesiolisis peritoneal ringan. Biaya : resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. Rp. 6.051.528
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan pencantuman kode prosedur 54.59 bila tindakan tersebut tidak tercantum pada resume medis 2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.
93
Pasien RITL dengan diagnosa appendisitis akut dan sepsis
1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria Appendik
unspecified, tindakan yang dicoding appendectomy
klinis untuk sepsis 2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang paling banyak diserap
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 94
Pasien masuk RITL dengan kasus luka terbuka pasca laparatomi.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Tindakan Medik/Operatif
Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z09.0 Follow up
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
examination after surgery for other conditions
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
Diagnosa sekunder : T81.3 Disruption of operation
perbaikan kode.
wound, not elsewhere classified.
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada
Prosedur : 86.59 ( closure of skin and subcutaneous tissue of other
DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau
sites) Group CBGs : Z-4-12-III ( faktor-faktor yang mempengaruhi
penyulit terbesar.
status kesehatan berat) Biaya : Rp. 4.240.020
95
Kasus Efusi Pleura (J90) + Pneumoni (J18.9), dilakukan punksi pleura, 1. Kode IC9 CM untuk tindakan punksi pleura adalah dientry tindakan 33.93 (puncture of
34.09 Other incision of pleura,
lung), sehingga trbentuk CBGs J-1-30-III Rp 25.597.212,-
Creation of pleural window for drainage2.
Paru
2. verifikasi sudah benar
96
kasus bayi dilahirkan sehat ditagihkan sebagai bayi sakit, karena
1. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis
kehamilan/persalinan ibu patologis. Biasanya dientri P00.0, P02.7
penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) 2. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
97
Tindakan pemasangan O2 di entry 96.71 (continous mechanical
1. Kode IC9 CM untuk tindakan pemberian O2 adalah
ventilation)
93.96 Other oxygen enrichment
Ventilator
2. verifikasi sudah benar
98
Pasien masuk RITL dengan kasus Congestive heart Failure dan
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
Hepatitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama I50.0 (
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Congestive heart Failure) dan diagnosa Sekunder K75.9 (
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Hepatitis
Inflammantory liver disease). Grouping CBGs: I-4-12-II. Biaya: Rp. Rp. terkait dengan diagnosa akhir yang merujuk pada sumber daya
99
7.507.024,00
yang paling banyak digunakan.
Bayi lahir SC dirawat di ruang SCN dengan diagnosa P071 (o t h e r
1. verifikator memastikan anak yang lahir masih dalam
l o w b i r t h w e i g h t ) dengan berat lahir 2000 gram dan
tanggungan ( maks anak ke 3)
prosedure 9393 (N o n m e c h a n i cal m e t h o d s o f
2.Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
resuscitation )
diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) 3. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 100
Pada pasien RJTL dengan kasus operasi mata ODS yang dilakukan
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Mata
prosedur SICE, namun ditagihkan prosedur phacoemulsification
kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan diagnosa akhir
(special CMG) dengan tarif top up
dan tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.
± Rp.4.000.000,00
2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang prosedur yang diakukan dan dicocokan dengan yang tertera pada resume medis.
101
Pasien Ny.Y dirawat dengan diagnosa utama Perdarahan Post
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan
Partum O72.0, Perineal laceration during delivery, unspecified O70.9, tindakan/ prosedur yang dilakukan terhadap pasien.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
R57.1 - Hypovolaemic shock dengan tindakan 75.4 sesar bagian jenis 2. tindakan dengan kode 75.4 adalah Manual removal tertentu lainnya serta tindakan Manual Placenta 75.4 dengan biaya
of retained placenta bukan merupakan operasi saecar.
Rp.3.014.533,-
102
Pada pasien RJTL yang dilakukan prosedur CT scan kepala, dilakukan
1. penulisan prosedur sesuai dengan tindakan yang t ertera pada
penagihan Other CT scan yang dapat diinput sebagai special CMG
resume medis
dengan tarif top up ± Rp.
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
400.000,-
terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan
CT Scan
diagnosa akhir dan tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 3. Kode yang tepat untuk tindakan CT scan kepala adalah Computerized axial tomography of head ,C.A.T. scan of head 4. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis.
103
Pasien RITL dengan keluhan gagal ginjal dengan anemia. Diajukan RS 1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode DU: N18.9 DS: D57.0 Group CBGs N-4-10-III tumor ginjal & saluran
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
urin & gagal ginjal berat Rp.
pada resume medis.
5.823.769
2. kode yang tepat untuk anemia yang berhubungan
Anemia
dengan penyakit kronis adalah D63.8* Anaemia in other chronic diseases classified elsewhere [Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Diseases of the blood and blood-forming organs.]
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
104
Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Diagnosa
1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria Anemia
Sekunder : D649 (Anemia,unspecified) A419
klinis untuk sepsis
(Septicaemia,unspecified) Tindakan : 500 (Hepatotomy)
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744
terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan tehadap
(Routine chest x-ray, so described) 9059(Other microscopic
pasien. Konfirmasi dilakukan melalui lembar konfirmasi dan
examination of blood)9904 (Transfusion of packed cells) 8876
disertai pengecekan pada laporan operasi. jika memang benar
(Diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum)
dilakukan operasi maka tindakan prosedur tersebut tertera pada
8952(Electrocardiogram) Group CBGs : B-1-10-III (Prosedur hati dan
laporan operasi jika tidak maka termasuk prosedur diagnostik.
Pankreas berat) Biaya Rp. 29.131.158
105
Rehab medik utk tindakan traksi spinal dikoding 93.42 (traksi tulang
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan bagian rehab medik
belakang lainnya) padahal hanya menggunakan alat seperti katrol
terkait tindakan traksi spinal yang disesuaikan dengan diagnosa
biasa, tanpa prosedur pemasangan gips Rp. 564.742,-
akhir yang tertera pada resume medis.
Fisioterapi/Rehabilitasi Medik
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis.
106
Kode R509 (demam) sebagai diagnosa utama, padahal diagnosa
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
pasien sudah tegak, misal tiphoid (A90)
tertera pada resume medis.
Tiphoid
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 107
Semua diagnosa penyakit jantung, dikode R55 (sincope)
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir Jantung tertera pada resume medis. 2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
108
Pasien dengan efusi pleura dengan tindakan punksi dikoding DU TBC, 1. Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder adalah DS penyakit jantung+efusi pleura, dan tindakan PUNKSI --> 35 juta
Paru
diagnosa yang tertera pada resume medis yang ditentukan oleh dokter penanggungjawab pasien 2. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap sumber daya banyak dan sesuai dengan t indakan yang dilakukan.
109
- Dx acute pharingitis +DHF menjadi sl 3, ditambah ambil darah vena
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
di kode 39.49 membuat tarif jadi tinggi Rp. 50.835.898,-
diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
Demam Berdarah/DHF
dan rposedur yang tertera pada resume medis. 2. kode yang tepat untuk pemeriksaan darah adalah Microscopic examination of blood (parasitology)
110
-Tindakan pemasangan infus dikode Infus pump 86.06, padahal
kode yang tepat untuk pemasangan infus adalah 99.18
seharusnya pemasangan infus pump 99.18 (injeksi/ infus elektrolit)
Injection or infusion of electrolytes sedangkan kode 86.06 Insertion of totally implantable infusion pump adalah untuk pemasangan infus permanen (dalam arti implan)
Infud Pump
111
* UGD DAN POLI PADA HARI YANG SAMA DENGAN RAWAT INAP
Pelayanan UGD dan RJTL pada hari yang sama dengan RITL
DITAGIHKAN OLEH RUMAH SAKIT
menjadi satu rangkaian episode RITL. (UGD dan RJTL sudah
UGD/IGD
masuk ke dalam klaim RITL)
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 112
1. adanya diagnosa sekunder yang meningkatkan biaya. Contohnya
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
R633 : Feeding difficulties and mismanagement, E86 : Volume
tertera pada resume medis.
depletion, dll 2. Kode R menjadi diagnosa utama
Feeding Difficulties
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
113
Tindakan TACE (Trans arterial Chemo Embolization), menurut koder
1. kode yang tepat untuk tindakan TACE (Trans
Jantung
RS dan verifikator bahwa kode untuk prosedur tersebut adalah 99.25 Arterial Chemo Embolization) adalah 99.25 Injection or infusion
114
(suntikan atau infus zat kanker), namun menurut Dokter yang
of cancer chemotherapeutic substance Chemoembolization
mengerjakan tindakan TACE tsb (Spesialis Radiologi) kode tindakan
Injection or infusion of antineoplastic agent
TACE adalah 38,80 (oklusi bedah lain kapal, situs tidak ditentukan)
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait
karena menurut Dokter tindakan tersebut merupakan embolisasi
tindakan TACE dan mengecek laporan hasil tindakan TACE
pada pasien MRS dengan kondisi Hemiparese, stroke, ditagihkan DU Sesuai dengan kaidah koding, diagnosis primer adalah diagnosis : HT, dan DS : stroke Rp. 7,333,333,-
Stroke
yang memerlukan resource paling banyak. Dalam hal ini, kondisi yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan/ terapi adalah stroke, sedangkan hipertensi adalah komorbiditas.
115
bayi dengan infeksi keracunan air ketuban dan ikterus, ditagihkan
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi
rumah sakit dengan diagnosa: D.utama:P.59.0 (neonatal jaundice
ikterus pada bayi dan disesuaikan dengan yang tertera pada
associate with preterm delivery d.sekunder: P 39.2 (intra amniotic
resume medis.
infection of fetus) kode ina: P-8-17-II TARIF: 4.717.162
2. diagnosis primer adalah diagnosis yang memerlukan
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
resource paling banyak
116
Pasien Masuk RITL Dengan diagosa utama : Episode depresi sedang,
1. verifikstor memastikan kembali diagnosa akhir yang t ertera
diajukan oleh RS dengan diagnosa: Psichotic epilepi F068. Dengan
pada resume medis
biaya Rp. 6.537.362
2. kode yang tepat untuk diagnosa episode depresi
Saraf/Kejang
sedang adalah F32.1 Moderate depressive episode [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Mental and behavioural disorders.]
117
Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 - Carcinoma in situ
1. Verifikator melakuakn konfirmasi terkait dengan kode
cervix, unspecified. Diagnosa sekunder : R633 - Feeding difficulties
diagnosa yang dicantumkan kemudan disesuikan dengan yang
and mismanagement.D649 - Anaemia, unspecified Tindakan : 99.21
tertera pada resume medis
99.04 89.52 87.44 Biaya 11.691387
2.Diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap
Tumor/Kanker
banyak sumber daya. 3. pada kasus ini jika Ca Cervix nya merupakan riwayat maka menjadi diagnosa sekunder
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 118
Pasien RITL masuk dengan dengan keluhan sesak. Dikoding dengan
Kode i21.9 (Acute myocardial infarction, unspecified) tidak dapat Jantung
Diagnosa Utamanya I21.9; acute myocardial infarction, unspecified.
digabung dengan kode I50.0 (Congestive heart failure
Diagnosa sekunder I50.0 CHF (Congestive heart failure)
[Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases of the circulatory system.]) karena merupakan dua kondisi yang berbeda
119
Pasien masuk RITL dengan kasus DM. Diajukan RS sebagai berikut:
1. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan pencantuman Diabetes Melitus
Diagnosa utama: I63.3 Cerebral infarction due to thrombosis of
kode diagnosa E11.7, konfirmasi kepada DPJP tentang multiple
cerebral arteries Diagnosa sekunder: (E11.7 Non-insulin-dependent
complication pada pasien kemudian dicocokan dengan yang
diabetes mellitus with multiple complications), (I10
tertera pada resume medis
Essential (primary) hypertention Tindakan : 8703
2. komorbiditi adalah penyakit penyerta sedangkan
computerized axial tomograpy of head, 9059 other microscopic
yang dimaksud dengan komplikasi adalah penyakit penyulit.
examination of blood GroupCBGs: G-4-14- II kecederaan pembuluh darah otak dengan infark sedang Biaya Rp 7.463.208
120
Pasien RITL masuk dengan dengan kasus gangrene yang akan
sesuai ICD 10, kode yang tepat untuk diabetes non insulin
didebridement, diajukan RS sebagai berikut: Diagnosa utama E11.7
dengan gangrene
non-insulin dependent diabetes melitus with compc, diagnosa
adalah E11.5 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus
sekunder A48.0 gas gangrene
With peripheral circulatory complications gangrene [Extracted
Diabetes Melitus
from ICD-10 Second Edition, 2005, Endocrine, nutritional and metabolic diseases.]
121
pasien dengan rencana khemoterapi cancer payudara lanjutan,
1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan
diajukan RS sebagai berikut; Diagnosa utamanya C50.8 ; Malignant
kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai
neoplasm overlapping lession of breast diagnosa sekunder Z51.1
diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
Chemoteraphy session for neoplasm
2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena
Tumor/Kanker
kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1 boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani
122
Pasien Masuk dengan fraktur cruris 1/3 tengah tertutup dilakukan
1. verifikator memastikan kembali pada resume medis apakah
Tulang/Fraktur/Fraktur
tindakan reposisi tertutup dengan pemasangan gips. Pada penagihan benar dilakukan reposisi reposisi tertutup dengan pemasangan tindakan ditagihkan sebagai Fiksasi Eksternal
gips, jika benar maka kode tindakan yang tepat adalah 93.59 Other immobilization, pressure, and attention to wound
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 123
Pasien RITL Atas Nama : Aris Basuki sutrisno nokp:0001322657403
1. Sesuai dengan rekam medis paien masuk seharusnya diagnosa Stroke
masuk karena stroke dan hipertensi tetapi di pengkodean diagnosa
utama utama adalah I64 karena penyebab pasien masuk rumah
di balik menjadi Hipertensi dan stroke Rp.5.800.000
sakit karena Stoke nya, dan hipertensi adalah riwayat penyakit terdahulu , verifikator melakukan edukasi kepada koder 2. Sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi masuk dalam kelompok komorbiditi 3. Seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada sumber daya yang digunakan. Diagnosa hipertensi boleh dijadikan diagnosa sekunder
124
Pasien masuk R.inap dengan diagnosa di resume medik batu uretra
1. Penulisan kode diagnosa dan prosedur disesuaikan dengan
proximal bilateral dengan tindakan urs litotripsi dan dinaikan ke
yang tertera pada resume medis.
diagnosa utama calculus in urethra (N211) dan di prosedur Release
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan
of urethral stricture dilihat laporan operasi & laporan anestesi tidak
coder terkait dengan diagnosa akhir pasien. Apabila terdapat
ada. Biaya Diajukan Rp.10.931.328
ketidakcocokan, verifikator mencatat kemudian dilaporkan pada
Saluran Kemih
tim audit medis. 3. kode yang tepat untuk batu uretra adalah N21.1 Calculus in urethra [Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Diseases of the genitourinary system.] 4. kode yang tepat untuk tindakan URS litotripsi adalah 57.0 Transurethral clearance of bladder, Removal of calculus from bladder without incision
125
Kasus RITL untuk Vertigo dicode A 88.1 (Epidemic vertigo) Group
kode yang tepat untuk vertigo adalah R42 Dizziness and
CBGs: G-4-26-I dengan bbiaya Rp.3.267.158
giddiness, Light-headedness
Vertigo
Vertigo NOS [Extracted from ICD-10 Second Edition,2005, Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings.]
126
Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & Whooping
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
Cough Sedang. Biaya Rp. 5.519.110
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
Paru
pada resume medis
127
Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut berat. Biaya
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
Rp. 8.388.024
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
Jantung
pada resume medis
128
Pasien atas nama s.m rawat inap dengan diagnosa malignant
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
neoplasm of bladder neck. untuk diagnosa utama pada saat
atau tindakan yang tertera pada resume medis
Tumor/Kanker
pengkodingan sudah benar tapi pada saat t indakan, untuk tindakan EKG tidak dilakukan , tapi pada saat pengcodingan tindakan EKG dimasukkan dalam coding tindakan.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
129
Pasien masuk RITL dengan kasus Malignant neoplasm of breast
1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan
(C50.9) untuk dilakukan kemoterapi yang kedua kali.Diajukan oleh RS kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai sebagai berikut: Diagnosa utama: C50.9, Tindakan: 99.25. Group
diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi
CBGs: l-4-11-I Deskripsi Tumor payudara ringan. Biaya Rp 3.059.821
2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1 boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani
130
131
Spontaneus vertex delivery, diagnosa sekunder D64.9 Anaemia,
koding dari RS sudah tepat ditambahkan dengan O99.0 (Anaemia Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir complicating pregnancy, childbirth and the puerperium), kode
biaya Rp. 2.925.204
D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa sekunder
Pasien RITL ditagihkan dengan diagnosa utama dokter O80.0
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. di ajukan
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.0 Delivery by elective
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
caesarean section. Dignosa sekunder: O69.9 Labour and delivery
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
complicated by cord complication,unspecified. Tindakan: 74.1 Low
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
cervical cesarean section. Group CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
pembedahan caesar ringan. Biaya Rp 4.884.479,00
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
132
Pasien RITL dengan diagnosa Dyspepsia (pada kasus ibu hamil).
verifikasi sudah tepat, untuk diagnosa dyspepsia yang
Diajukan dignosa utama: Dyspepsia K30. Biaya Rp. 2.812.950
berhubungan dengan ibu hamil maka kode yang tepat adalah
Gastritis/Dispepsia
O99.6 Diseases of the digestive system complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Conditions in K00–K93 [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]
133
Pasien RITL dengan Kasus asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa
verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi
Paru
Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) Diagnosa Sekunder : P37.4 asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang t ertera (Other Conginetal malaria) Kode ina cbg's : P-8-8-08-III
pada resume medis.
Biaya : Rp. 10.972.944
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 134
Pasien RITL dengan Kasus Bronchopneumonia, SOPT, Hemoptisis
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan
Diajukan Oleh RS :
kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan
Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia, unspecified)
pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan
Diagnosa sekunder : J449 (Chronic obstructive pulmonary disease,
perbaikan kode.
unspecified), R042 (Haemoptysis) Tindakan : 99.18 (Injection or
2. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait
infusion of electrolytes),
dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan
99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic
pasien.
Paru
examination of blood), 97.44 (Routine chest x-ray, so described) Group cbg's : J-4-16-II (Simple pneumonia & whooping cough sedang) Biaya : Rp. 7.791.144
135
Pasien RITL dengan kasus Asphyxia. Diajukan Oleh RS : Diagnosa
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi
Utama : P21.9 (Birth aspyxia, unspecified) Kode ina cbg's : P-8-08-I
asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang t ertera
(Prosedur neonatal, berat badan lahir group 5)
pada resume medis.
Biaya : Rp. 3.979.863
2. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar
Paru
konfirmasi kepada dokter yang merawat. Kemudian kasus menjadi catatan kepada Tim Audit Medis.
136
Pasien dengan kasus Corpus alenum pecahan logam. Diajukan Oleh
1. verifikator melakukan konfirmasi pada coder terkait diagnosa
RS :
akhir sesuai pada resume medis.
Diagnosa Utama : T14.1 (Open woundof unspecified)
2. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP
Tindakan : 83,02 (Myotomy), 99.18 (Injection or infusion of
terkait lokasi organ yang tepat terkait diagnosa tersebut.
electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic examination of blood), 88.28 (Skeletal x-ray of ankle and foot) Kode ina cbg's : M-150-I (Prosedur Jaringan Lunak) Biaya : Rp. 7 .771.878
Corpus Alineum/Benda Asing
137
Pasien masuk RITL dengan kasus nyeri perut. Diajukan oleh RS
1. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir
sebagai berikut:
tertera pada resume medis.
Diagnosa Utama: R10.4 Other and unspecified
2. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama
abdominal pain
jika ada diagnosa lain yang lebih tepat
Diagnosa Sekunder : K76.0 Fatty (change of) liver, not elsewhere
3. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII
classified Hasil Grouper CBG's: Nyeri abdomen & Gastroenteritis
(R.-), atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab
Lain-lain (sedang). Biaya Rp.
XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama, sedangkan informasi di
4.029.409
rekam medis, terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan
Gastritis/Dispepsia
diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 138
139
pasien a/n X dirawat inap dengan diagnosa CKD + HT , pada saat
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
pengklaiman diajukkan oleh rumah sakit dengan diagnosa sesuai
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
resume CKD, HT, Pneumonia dan nilai klaim
pada resume medis
Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
RS sebagai berikut :
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
Ginjal/Hemodialisa
Paru
Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) Diagnosa sekunder pada resume medis : Z491 (extracorporeal dialysis), N990 (Postprocedural renal failure) Biaya : Rp.17.550.411,-
140
Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. Diajukan oleh
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan
RS sebagai berikut :
memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir yang
Diagnosa utama : K801 Calculus of gallbladder with other
tertera pada resume medis .
cholecystitis Diagnosa sekunder : J459 Asthma, Unspecified
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
Tindakan : 9394 Respiratory medication administered by nebulizer
terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Biaya : Rp.6.020.194,-
3. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa utama
Paru
sedangkan pada kasus ini tidak relevan
141
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan SC. Diajukan oleh RS sbb: 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang diagnosa utama: O82.1 dan diagnosa sekunder O65.4, t indakan : 74.0 menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
142
Pasien Rawat Jalan melakukan prosedur radiologi foto Thorax namun 1. penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur Radiologi dientri dengan jenis pemeriksaan Tomography,
atau tindakan yang tertera pada resume medis 2, verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP apakah pasien dilakukan tindakan pemeriksaan tomography jika tidak maka hanya dimasukan prosedur sesuai yang tertera pada resume medis
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 143
Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: A91
dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan diserahkan
Dengue haemorrhagig fever. Tidak ada dx sekunder tidak ada
pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis)
Demam Berdarah/DHF
prosedur. Group CBGs: Q-5-41-0Penyakit akut besar lain-lain. Biaya Rp. 181.351,-
144
Diagnosa utama G510 Bell's Palsy dengan prosedur
verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
Saraf/Kejang
89.13 diganti dengan G513 Clonic hemifacial spasm dengan prosedur diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
145
EEG
pada resume medis
pasien datang ke UGD dengan DIAre (A09) dengan Dehidrasi
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
sedang(E86) , pada saat pengklaiman dehidrasi dijadikan diagnosa
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang t ertera
primer sedangkan diare sekunder
pada resume medis 2. diagnosa akhir adalah diagnosa dengan penggunaan sumber daya paling banyak.
Diare
146
Pasien dengan diagnosa N20 mendapat tindakan ESWL ditagihkan
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode
dengan ESWL untuk gallblader yang seharusnya ESWL untuk batu
diagnosa dan prosedur yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
rennal
dan prosedur yang tertera pada resume medis
Saluran Kemih
2, kode yang tepat untuk ESWL pada ginjal adalah 98.51 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the kidney, ureter and/or bladder, sedangkan untuk gallblader adalah 98.52 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the gallbladder and/or bile duct
147
Pasien masuk RITL dengan kasus Persalinan SC . Diajukan oleh RS
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang
sebagai berikut:
menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Sectio
Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency
tapi yang keluar groupingnya persalinan normal
caesarean section
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode
Diagnosa sekunder: O83.2 Other manipulation-assisted delivery
O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit
Tindakan : 727.1 Vacuum extraction with episiotomy
dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0
Biaya Rp 5.681.666
dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 148
kekeliruan dalam pengkodean diagnosa, dimana diagnosa utama dan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai diagnosa sekunder dikode terbalik. Berdasarkan diagnosa DPJP,
Stroke
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
diagnosa utama : Stroke dan diagnosa sekunder : Jantung sedangkan 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
149
dalam pengkodean Dx utama jantung dan DX sekunder Stroke
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
menyebabkan tarif Ina CBG's Rp. 6. 898. 267
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Pasien RJTL.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
Utama : J45.9 Diagnosa sekunder : I10
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Tindakan : 39.8 (Operation on carotid body and other
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
vascular bodies)
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Group CBGs : I-2-22-0 (prosedur sedang pada pembulu dara) biaya
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Jantung
Rp.1.259.910
150
Pasien RITL masuk dengan kasus Hypertensi Berat, namun ditagihkan 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai oleh Pihak RS dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: I10
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Essential Primary Hypertension
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : I11.0 Hypertensif Heart Disesase
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
(Congestif )Heart Failure 150.0 Congestive Heart Failure
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
J18.9 Penumonia, unspesified
Hipertensi
GroupCBGs: I-4-
17-III HIPERTENSI BERAT Biaya Rp 7.597.333
151
Pasien RJTL dengan kasus kontrol lanjutan pasca persalinan
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
normal.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut :
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Diagnosa Utama : Z39
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Tindakan : 71.71 (Suture of laceration of vulva or perineum)
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Group CBGs :W-2-33-0(Prosedur kecil vulvovaginal)
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
biaya Rp.539.508
152
Pasien a/n Theresia Ajipina, NOKA : 0000860548184
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
MRS tgl 04/07/2014; No SEP : 2407R00107140000341
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
ditagihkan/dientry dengan kode yang tidak sesuai dengan resume
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
medisnya. Kode INACBGS yang dientry adalah F-4-19-11 sedangkan
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
pada resume medis lebih mengarah pada gangguan antepartum
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
yaitu kode INACBGS W-4-16-II
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
153
KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPNEU (R06.0). DIAGNOSIS
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
SEKUNDER ASMA (J46), DYSPEPSIA (K30), DEMAM TYPHOID (A01.0),
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
ISPA (J06.8), NYERI KEPALA (R5I)
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Tiphoid
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
154
KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPEPSIA (K30) DAN
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
DIAGNOSIS SEKUNDER DIARE (A09) ,SEPTIKEMIA (A41.9) DAN
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
VOMITUS (R11)
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Gastritis/Dispepsia
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
155
Pasien dengan diganosa diare akut disertai dehidrasi, namun pada
1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai
saat verifikasi kode yang digunakan adalah kode A09 (Diare Akut)
dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
dan kode D64.9 (Anemia), padahal dalam resume dan status tidak
2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
ada diagnosa anemia.
terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir
Diare
dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.
156
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan normal. Ditagihkan oleh
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder terkait kode
RS sebagai berikut : Di agnosa utama : O62.0 Primary inadequate
diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir pada resume
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
contractions Diagnosa sekunder : Z35.8 Supervision of other high-risk medis pregnancies Tindakan : 73.59 Other manually assisted delivery Group 2. sesuai Permekes 27 Tahun 2014: Persalinan normal CBGs: W-4-16-III GANGGUAN ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp.
maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk
3.915.633,00
pregnancy (Z35.5, Z35.6,Z35.7, dan Z35.8)ke dalam aplikasi INACBGs
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 157
Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa utama CHF (I500) dan
verifikasi sudah benar
Ginjal/Hemodialisa
diagnosa sekunder Hipertensi (I10)
158
Pasien masuk RITL dengan kasus TB. Diajukan RS : diagnosa utama
Permenkes No 27 tahuan 2014Untuk kasus pasien yang datang
Paru
A.17.8 Other Tuberculosis of nervous system Group CBG's : G-4-18-I, untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang sama seperti Infeksi tuberkulosa dan bakteri sistem pernafasan ringan. Biaya : Rp.
kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik, kemoterapi,
2.351.101,-
radioterapi) di rawat jalan dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder. 2. indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap, verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan.
159
1. pasien RITL off gips dengan riwayat fraktur padahal tindakanny
1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat
dikerjakan di UGD, selama di rawat inap tdk ada tindakan berarti
inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
dengan tarif RITL Rp. 4.119.069
tagihan rawat jalan. 2. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama.
Tulang/Fraktur/Fraktur
160
Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Penyakit
indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap, Jantung
Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50.1
verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam
Left ventricular failure
maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
Diagnosa Skunder :
dibayarkan rawat jalan.
J81 Pulmonary edema, I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11.9 Noninsulin-dependent diabetes mellitus Without complications N20.0 Calculus of kidney Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang Biaya : Rp. 10.541.081
161
Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan operasi mata
SEP diterbitkan pada hari pasien mendapatkan pelayanan bukan
(katarak), pasien/ keluarga pasien di anjurkan untuk mendaftar
sebelumnya.
Katarak
pelayanan rawat inap pada pagi/ siang hari, namun pada kenyataannya pada saat keluarga/ pasien memdaftarkan diri dalam pelayanan rawat inap pasien belum masuk RS (masuk RS sore/ malam hari).
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 162
Pasien masuk RITL pada pukul 10.30 Wib, dengan kasus Penyakit
indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap, Jantung
Jantung, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50.1
verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam
Left ventricular failure
maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
Diagnosa Skunder :
dibayarkan rawat jalan.
J81 Pulmonary edema, I11.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11.9 Noninsulin-dependent diabetes mellitus Without complications N20.0 Calculus of kidney Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang Biaya : Rp. 10.541.081
163
Pasien RJTL dengan diagnosa kista endometriosis diberikan injeksi
Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat
endrolin (tapros). Klaim ditagihkan dengan jenis pelayanan RITL,
inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
dimana seharusnya termasuk dalam jenis pelayanan RJTL karena
tagihan rawat jalan.
Tumor/Kanker
pasien hanya 3 jam berada di Rumah Sakit dan tidak mendapatkan fasilitas rawat inap.
164
Pasien RITL di RS Jiwa sebenarnya sudah pulang, tetapi secara
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan Akomodasi
administrasi di surat pulang dan rekam medis pasien belum pulang/
tanggal masuk dan keluar dan melakukan pengecekan pada
masih dirawat sampai LOS melewati fase sub akut (43hari) sehingga
resume medis . Apabila kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya
RS mendapatkan top up dari perhitungan ADL. Biaya : Rp.
sudah lebih dari 43 hari, memang harus dibuatkan SEP baru dan
3.745.402
menjadi episode RITL yang baru. Apabila kasus yang diajukan bukan kasus jiwa dan kusta, setelah pasien pulang dan kembali masuk ke RS, dibuatkan SEP baru dan menjasi episode RITL yang baru. 2. Verifikator membuat catatan readmisi kasus RITL dengan diagnosa yang sama untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.
165
Pasien Ny.A dirawat dengan Illeus paralitik masuk tanggal 15
1. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat Akomodasi
Februari dan keluar tanggal 15 Februari
inap, jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai
2014. Dan tanggal 15 Februari 2014kembali masuk
tagihan rawat jalan.
Rawat inap dengan diagnosa yang sama dan keluar tanggal 21
2. verifikator melalukan crosscheck dengan riwayat
Februari 2014 dengan Tarif Rp.10.903.462,-
pulang pada perawatan sebelumnya, jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
166
Pasien dilakukan operasi Pterygium dengan kondisi pasien hanya
analisa kasus sudah tepat , indikasi rawat inap disesuaikan
dirawat selama 3 Jam, tetapi oleh pihak RS menagihkan sebagai
dengan definisi episode rawat inap, jika kurang dari 6 jam di
kasus RITL
bayarkan sebagai rawat jalan
Akomodasi
167
pasien masuk UGD dengan keluhan kecelakaan lalu lintas Pelayanan kesehatan yang atas permintaan sendiri tanpa kesadaran baik, tidak mual, tidak muntah, tidak pusing tidak adanya indikasi medis tidak dapat dijamin oleh BPJS menderita luka robek atau terbuka dan didiagnosa oleh dokter Kesehatan. Cedera Kepala Ringan dan diarahkan rawat inap
Penanganan Luka
168
Pasien X dirawat di RS X dengan diagnosa utama glaukoma Verifikator membuat catatan kasus seperti ini untuk masuk tanggal 26/6/2014 pulang tanggal 01/7/2014 tanpa dijadikan bahan pertimbangan rekredensialing FKRTL dilakukan tindakan dikarenakan TIO masih tinggi kemudian masuk di RS X kembali tanggal 14/7/2014 pulang tgl 16/7/2014 juga tidak dilakukan tindakan kemudian keesokan harinya masuk ke RS Y tgl 17/7/2014 dan dilakukan operasi trabeculectomy di RS Y.
Glaukoma
169
Kasus Infertilitas dengan Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614
Infertilitas
170
hampir semua bayi yang lahir secara SC ditagihkan dengan diagnosa yang hampir sama
Sesuai dengan Perpres 111 Tahun 2013, salah satu pelayanan kesehatan yang tidak dijamin JKN adalah infertilitas. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar konfirmasi kepada dokter yang merawat. Kemudian kasus menjadi catatan kepada Tim Audit Medis.
171
Pasien MRS dari IGD dengan kesadaran menurun dan Respiratory distress suspect ec sepsis. Dilakukan tindakan invasif pemasangan ventilasi (intubasi endotracheal)
Penggunaan ventilator digunakan sesuai rekomendasi DPJP. Penggunaan ventilator96.71 juga dapat dilakukan pada kasus tersebut. Verifikator sebaiknya melakukan konfirmasi kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.
Ventilator
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 172
173
174
Pasien RJTL datang ke RS hanya minta rujukan tanpa pemeriksaan maupun tindakan.
Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan dari dokter, kemudian dimasukkan kembali pada catatan laporan masuk pasien IGD di hari yang sama agar biaya ambulance dapat ditagihkan. Biaya Rp 2.226.000 Pasien masuk RITL dengan kasus appendikitis akut. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K35.9 Acute Appendicitis Diagnosa sekunder: K65.9 peritonitis, unpecsified Tindakan : 47.09 other appendictomy. 54.59 other lysis of peritonial adhesion dengan tarif grouper Rp. 6.139.390
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, apakah Rujukan pasien mendapatkan konsultasi dokter spesialis atau tidak. Jika iya, maka konsultasi pasien kepada Dokter spesialis dapat menjadi satu episode RJTL. Pelayanan kesehatan diberikan atas indikasi medis mengikuti rujukan berjenjang.
Tagihan ambulan tidak dapat disetujui, sesuai PMK 71 Ambulan Tahun 2013, pelayanan ambulan ditagihkan untuk ambulan yang digunakan antar faskes bukan pada faskes yang sama. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Appendik Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan apa yang tercantum di dalam resume medis. Diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
175
bayi dengan diagnosa Asphixia ( 9 kasus )
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan Asfiksia diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
176
Pasien RJTL masuk dengan diagnosa osteomeylitis hanya konsul, tp ditagihkan biaya Fisiotherapy
Verifikasi melakukan konfirmasi kepada coder, jika hasil konfirmasi tidak dilakukan fisioterapi maka coder memperbaiki hasil coding dan entrian INA CBG’s.
Fisioterapi/Rehabilitasi Medik
177
Pasien RJTL masuk dengan heamodoalisa status masih dalam periode rawat inap(masih dirawat)
Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah
Ginjal/Hemodialisa
178
Pasien dirawat inap 2X dalam 5 hari dengan diagnosa yang Verifikator memastikan lama jam perawatan pasien pada sama. No. SEP tanggal 25 Juli 2014, apabila pasien dirawat kurang dari 6 0610R00107140000083 tgl masuk 21 Juli 2014 jam, klaim diajukan sebagai tagihan ra wat jalan. tgl pulang 23 Juli 2014 dengan diagnosa Hipertensi sedang, biaya grouping Rp. 6.096.614 kemudian masuk lagi tgl 25 Juli 2014 dan pulang tgl 25 Juli 2014 dengan diagnosa Hipertensi Sedang, biaya grouping Rp. 6.096.614 total tagihan Rp. 12.193.228,-
Hipertensi
179
Pasien RITL dengan keluhan: Nyeri dada (+), sesak napas (+). Diajukan oleh RS: Diagnosa Utama: I21.0 ( Acute transmural Myocardial infraction of anterior wall.) Diagnosa Sekunder : J81 Pulmonary oedema
Jantung
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa Pulmonary oedema. Verifikator melakukan pencatatan kasus ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 180
peserta datang untuk periksa visus mata pada rumah sakit, namun pihak poli mata mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan visus di optik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Kemudian hasil pemeriksaan visus dibawa ke poli mata pada hari yang berbeda dan SEP yang berbeda untuk dilakukan pengkaliam pelayanan pemeriksaan mata oleh poli mata
1. Pasa kasus ini klaim tidak dilayakkan karena tidak konsultasi dan tindakan yang dilakukan kepada pasien 2. Pelayanan kacamata pada kota/kab yang tidak ada Dokter Spesialis Mata dilakukan sesuai dengan Surat Diryan Nomor 4020/III.2/0514
Mata
181
Pasien RITL masuk dengan diagnosa melena, ditagihkan biaya diagnosa primer dyspepsia dan diagnosa sekunder anemia
Diagnosa masuk tidak menjadi dasar verifikasi. Diagnosa utama adalah diagnosa yang ditentukan pada saat akhir episode perawatan. Agar dilakukan cross check dengan resume medis.
Melena
182
Pasien RITL masuk dengan diagnosa Perdarahan Vaginal ec Myoma Uteri Intramural + Anemia, tidak dilakukan operasi ataupun transfusi namun ditagihkan prosedur operasi (75.99 Other obstetric operations) dan ISK (tidak ada data)
Verifikator meminta kelengkapan pengajuan klaim apabila terdapat tindakan medis operatif yang terindikasi tidak dilakukan.
Mioma Uteri
183
Pasien RITL masuk pada tanggal 20 Agustus 2014, diberikan obat Ferriprox sebanyak 30 tablet untuk 10 hari. Keluarga pasien datang kembali tanggal 3 September 2014 ke RSUD Depati Hamzah untuk mengambil sisa obat 20 hari
Sesuai SE Menkes No. 32 Tahun 2014, Obat Thalassemia Obat dapat ditagihkan diluar tarif INA CBGs pada apotek/Instalasi Farmasi yang bekerja sama.
184
Pasien masuk RITL dengan kasus O820 Sectio Caesarea. Biaya : Rp.4,477,439,-
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Resume medis yang kosong tidak dapat dijadikan dasar pengajuan klaim. Diharapkan coder dapat menyampaikan kepada DJP untuk segera mengisi resume medis yang sesuai.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
185
Pasien masuk RITL dengan Kasus: Nyeri ulu hati, BAB Hitam dan riwayat DM. Diagnosa Utama: K27.4 Peptic Ulcer, Crhonic or unspecified with haemmorhage Diagnosa sekunder : J18.9 Pneumonia, E10.8 Insulin-dependent diabetes mellitus With unspecified complications, N28.9 Disorder of kidney and ureter, unspecified Hasil Grouper CBG’s: Gastritis dan ulkus peptikum berat. Biaya Rp. 4.190.660
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Diganosa yang dientri harus sesuai dengan apa yang tertulis di dalam resume medis. Diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi ulang kepada DPJP.
Paru
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 186
Pasien a/n Antonius Lorang, NOKA : 0000150821019 berkunjung ke poli bedah (RJTL) pada tgl 10/06/2014; No SEP 2407R00106140000633 untuk memperoleh kateter sedangkan pemasangan akan dilakukan di Puskesmas. Namun pihak RS menanggihkan dengan prosedur pemasangan kateter sehingga biaya yang ditagihkan menjadi lebih besar.
1. Seharusnya pemasangan kateter di PKM sudah termasuk dalam komponen paket kapitasi. 2. Pada kasus ini, tindakan pemasangan kateter tidak dapat dientri karena tidak dilakukan. Tagihan yang diajukan adalah episode RJTL dengan konsultasi dokter spesialis. 3. Verifikator melakukan pencatatan hal ini dan melaporkan kepada kanit MPKR sebagai bahan pada forum kemitraan dengan DinKes dan RS.
Pemasangan Kateter
187
188
Pasien dengan diagnosa abortus inkomplit disertai tindakan kuretase, namun pada saat verifikasi kode diagnosa yang digunakan adalah kode O03.9(Abortus inkomplit) dan kode tindakan 74.4 (operasi caesar), padahal dalam resume dan bukti tindakan tidak ada tindakan operasi caesar tetapi kuretase.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. 2. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP 3. Tindakan yang dientri harus sesuai dengan resume medis. Resume medis harus menggambarkan tindakan yang benar-benar diberikan kepada pasien.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
Pelayanan oleh dokter spesialis namun di poli tidak ada Verifikator memberikan informasi tersebut kepada atasan Rujukan dokter yang merawat hanya perawat (bedah), menulis perintah (Kanit) agar didiskusikan dalam forum kemitraan sehingga untuk pemeriksaan penunjang, bahkan menulis resume rawat dapat dilakukan pembinaan kepada dokter/RS tersebut. jalan dan merujuk pasien denga n berkas yang sebelumnya sudah ditandatangani oleh dokter
189
Pasien Rawat Inap belum dilakukan operasi tetapi sudah ada laporan operasinya yang lengkap dari dokter “X”
190
Pasien X dirawat inap tanggal 13/8/2014 dituliskan di resume medis tindakan Tonsilectomy dan eksisi lesi di faring, sedangkan berdasarkan laporan operasi tindakan yang dilakukan hanya tonsilectomy.
191
Px dgn dx Close fraktur pd laporan pre-op tertulis fixasi dan mobilisasi dientry tindakan Orif dan Long- arm cast
Laporan operasi yang dipakai adalah laporan operasi yang Tindakan Medik/Operatif dibuat setelah tindakan operasi dilakukan. Verifikator melaporkan hal ini kepada Manajemen RS dan Tim audit medis. Untuk kasus ini tidak menambah biaya INA CBG’s. Kode Tonsil hasil grouping INA CBG’s tetap U.1.20.I
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Tulang/Fraktur/Fraktur tindakan yang dilakukan. Laporan operasi yang digunakan adalah laporan operasi post-op, bukan pre-op.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 192
Pasien RJTL dengan Diagnosa Paint in joint. Dilakukan Tindakan Gentle Massage dan petugas kode memberikan kode 93.63 Osteopathic manipulative treatment using lowvelocity, high amplitude forces. Biaya : Rp. 457.525
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Apabila tidak ada tindakan yang menggunakan alat (hanya massage saja) seharusnya kode IC9 CM nya adalah 93.16 atau 93.27
193
Pasien RJTL diagnosa benjolan pada punggung yang pada pemeriksaan awal agar dilakukan prosedur pemeriksaan radiologi dan darah,akan tetapi dianjurkan dari pihak RS agar pemeriksaan tersebut dilakukan pada 2 hari yang akan datang dengan menggunakan berkas klaim yang baru.
1) Untuk kasus ini, perintah Pemeriksaan penunjang dasar Tumor/Kanker (lab dan radiologi) tidak dibuatkan SEP baru (menggunakan No. SEP lama), pemeriksaan penunjang tersebut menjadi satu rangkaian episode RTJL dengan konsultasi dokter sebelumnya. 2) Untuk kasus penyakit kronis yang memerlukan evaluasi pemeriksaan penunjang kembali, misal: HDL dan LDL, HBA1C (sebelum konsultasi dengan dokter), maka diterbitkan SEP baru dan pemeriksaan penunjang ini menjadi satu rangkaian dengan konsultasi dokter selanjutnya pada saat konsultasi hasil pemeriksaan penunjang.
194
Pasien masuk dengan Dx. Ca Rectum, klaim ditagihkan dilakukan tindakan operasi. Setelah ditelusuri dalam Rekam Medik tidak ada tindakan operasi.
195
Tidakan operasi tidak dapat ditagihkan. Verifikator membuat catatan medis untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis.
Pasien Rawat Inap dengan diagnosa Appendicitis selalu dilakukan
verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait tindakan
tindakan bedah explorasi laparatomi
prosedur yang dilakukan kepada pasien dan dilakuka
Tulang/Fraktur/Fraktur
Tumor/Kanker
Appendik
pengecekan terhadap laporan operasi kemudian disesuaikan dengan yang tertera pada resume medis
196
197
Pasien sudah ditegakkan diagnosa “ malignant” oleh dokter tanpa
verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP mengenai dasar
dilakukan pemeriksaan Penunjang patologi Anatomi (PA)
penetapan diagnosa akhir tersebut melalui lembar konfirmasi
Pasien RITL dengan kasus Appendicitis with peritonitis. Diajukan
pada kasus ini tindakan laparatomy merupakan salah satu
Oleh RS :
rangkaian dalam tindakan Appendectomy maka tidak dikode
Diagnosa Utama : k35.0 (Appendicitis with peritonitis.)
tersendiri.
Tumor/Kanker
Tindakan Medik/Operatif
Tindakan : 54.19 (Other laparatomy), 47.09 (Other Appendectomy), 92.21 (Injection of antibiotic), 96.59 (Other irrigation of wound), 90.59 (Other microscopic, examination of blood) Kode ina cbg's : K-140-I (Prosedur Sistem Pencernaan Lain-Lain (Ringan)) Biaya : Rp. 8.609.878
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
198
Pasien RITL dengan kasus Gangren dijari I pedis dextra + DM type II.
1. analisa kasus sudah benar , tindakan pembersihan luka sudah
Tindakan : Debridement + Amputasi jari I pedis d. Diajukan Oleh RS :
termasuk dalam tindakan utamanya ( amputasi dan diartikulasi)
Diagnosa Utama : M86.9 (Osteomyelitis, unspecified),
2. verifikator melakuka konfirmasi kepada coder
Diagnosa Sekunder : E10.5 (Insulin-dependent diabetes melitus with
terkait pencantuman kode tindakan 86.28 (Nonexcisional
peripheral circulatory complications) Tindakan : 84.01 (Amputation
debridement of wound,infection or burn)
Tindakan Medik/Operatif
and disarticulation of finger), 86.28 (Nonexcisional debridement of wound, infection or burn), 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.17 (Injection of insulin), 99.21 (Injection of antibiotic), 89.53 (Vectorcardiogram (with ECG)) Group cbg's : M-1-80-II (Prosedur Anggota TubuhAtas Sedang) Biaya : Rp. 21.155.348
199
Pasien dengan kasus Abses mamae sinistra, Hypertensi
1. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait dengan
Diajukan Oleh RS :
tindakan prosedur yang dilakukan kemudian dicocokan dengan
Diagnosa Utama : N61 (Inflammatory disorder of breastI
yang tertera pada resume medis.
Diagnosa Sekunder : I10 (Essential (primary)
2. verifikator melakukan pengecekan dengan laporan
hypertension)
tindakan dan dan laporan operasi jika memang dilakukan
Tindakan : (Nonexcisional debridement of wound,infection or burn),
tindakan mastotomy ( dicek apakah ada penggunaan ruang
850 (Mastotomy), Kode Ina cbg's : L-
operasi dan anestesi umum)
Tindakan Medik/Operatif
1-50-I (Prosedur Pada Payudara) Biaya : Rp. 6.693.822
200
Pasien RITL dengan jumlah LOS lama mis 143 hari,dipulangkan karena kondisi pasien sudah stabil,hanya selang beberapa hari kemudian pasien masuk kembali RITL
Verifikator memastikan kembali kasus ini. Apabila kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya sudah le bih dari 143 hari, memang harus dibuatkan SEP baru dan menjadi episode RITL yang baru. Apabila kasus yang diajukan bukan kasus jiwa dan kusta, setelah pasien pulang dan kembali masuk ke RS, dibuatkan SEP baru dan menjasi episode RITL yang baru. Verifikator membuat catatan readmisi kasus RITL dengan diagnosa yang sama untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.
Akomodasi
201
Pasien baru pulang rawat inap kemudian datang lagi selang 1 Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode Akomodasi hari dan ditagihkan menjadi 2 episode rawat inap rawat sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK- BPJS Kes.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 202
Peserta dirawat inap tgl 10/03-2014, kemudian diberikan keterangan untuk pulang. Selanjutnya diminta dibuatkan SEP kembali tgl 27/03-2014 dgn alasan peserta masuk RS kembali, sementara peserta masih dalam perawatan di Rumah Sakit
Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari Akomodasi pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya. Pada kasus ini karena pasien masih dalam masa perawatan, maka masih dalam satu episode perawatan.
203
Pasienmasuk RITL dengan diagnose utama :Sincope and collapse (R55), LOS pasien selama 1 hari. Pasien meminta pulang paksa. Biaya: Rp 6.424.375,-
Verifikator memastikan ada tidaknya surat perintah rawat dari DJP dan apakah pasien sudah masuk ke ruang rawat. Jika telah sesuai maka dapat ditagihkan sebagai kasus RITL dengan diagnosa utama sesuai dengan diagnosa pada saat pulang paksa.
204
Pulang Paksa
Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 sampai tgl
Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Stroke
03/05/2014, dengan diagnosa masuk I63.9
sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
Cerebral Infarction, unspecified. Pasien dipulangkan
dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). tgl
pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
17/02/2014 - 02/03/2014, (2). Tgl 06/03/2014 -
terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun
15/03/2014, (3). tgl 20/03/2014 - 30/03/2014, (4). tgl
menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-
07/04/2014 - 25/04/2014, (5). tgl 03/05/2014 - meninggal
BPJS Kes.
205
206
Pasien masuk RITL dengan kasus hemofili diajukan RS diagnosa
verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam
utama : D66 Hereditary factor VIII deficiency GroupCBG's : D-4-11-I
maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka
Gangguan Pembekuan Darah Ringan Biaya : Rp. 2.931.775,00
dibayarkan rawat jalan.
RJTL yang seharusnya satu episode rawat jalan karena pemeriksaan
Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena
belum selesai , akhirnya oleh pihak RS dibuat kunjungan beberapa
konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk
kali dengan SEP yang berbeda.
dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda.
Hemofili
Klaim
Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.
207
Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan dari dokter,
1. pelayanan ambulance pada pelayanan rawat jalan diberikan
kemudian dimasukkan kembali pada catatan laporan masuk pasien
jika dlam kondisi gawat darurat dan antar faskes BPJS Kesehatan
IGD di hari yang sama agar biaya ambulance dapat ditagihkan. Biaya
2. biaya ambulance dapat ditagihkan ke BPJS
Rp
kesehatan melalui biaya klaim diluar paket INA CBGs dengan
2.226.000
besaran sesuai tarif PERDA dan ditagihkan melalui Aplikasi LUPIS
UGD/IGD
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 208
M. Azka Pratama masuk tanggal 14/8 sampai 16/8 dengan diagnosis
Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Diare
KDS (R50) dan disertai dengan dx skunder GEAD , kemudian pasien
sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
mask kembali dengan diagnosis yang sama pada tanggal 17/8
dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
dengan dx utam GEAD (A09) dan dx skunder KDS (R50).
pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-BPJS Kes.
209
M.yamin masuk tgl 21-23(pukul 11.00) juli dg acute tubul-interstitial
Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Ginjal/Hemodialisa
nepritis dan gastrooesopageal dan masuk kembali tgl 23 (pukul
sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
22.30) -27 juli masukdengan acute tubul-interstitial nepritis,calculus dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah of kidney, hydronefrosis dan gastrooesopagea setelah
pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan
dicekdirekammedik resume medis ada,klaim tgl 27 di layakan
terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMKBPJS Kes.
210
pada pelayanan rawat inap tingkat lanjutan sering ditemukan pasien analisa kasus sudah benar
Akomodasi
kronis seperti (hipertensi, GGK, Asma, DM, dll) yang masuk berulang (readmisi).
211
Pasien RITL dengan kasus ISPA, Malaria, Dyspepsia
1. pelayanan kesehatan yang dijamin adalah pelayanan
Diajukan oleh RS :
kesehayann yang sesuai dengan prosedur pelayanan.
Diagnosa utama : J06.9 (Acute upper respiratory, unspecified)
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui
Diagnosa sekunder : B54 (Unspecified malaria), K30 (Dyspepsia)
prosedur
Group cbg's : U-4-13-II (Peradangan Epiglotis, Telinga Tengah, ISPA
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
Infeksi
dan lain-lain) Biaya : Rp. 2.775.304
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
212
Pasien RITL keluar, kemudian pada hari yang sama pasien tersebut
1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika
kembali masuk dengan diagnosa yang sama
pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
Akomodasi
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. 2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
213
Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 sampai tgl
1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika
03/05/2014, dengan diagnosa masuk I63.9
pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
Cerebral Infarction, unspecified. Pasien dipulangkan
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). tgl
rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
17/02/2014 - 02/03/2014, (2). Tgl 06/03/2014 -
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
15/03/2014, (3). tgl 20/03/2014 - 30/03/2014, (4). tgl
menjadi
07/04/2014 - 25/04/2014, (5). tgl 03/05/2014 - meninggal
pasien rawat inap.
ICU
2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
214
Menagihkan RJTL (UGD dan poli), padahal pasien mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter
Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD Akomodasi maupun Poli RJ pada hari yang sama, penagihannya merupakan paket dengan tagihan rawat inap
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 215
Pasien menjalani 2 jenis perawatan RJTL dan RITL pada hari Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD Akomodasi yang sama. Pihak RS menagihkan untuk kedua kasus maupun Poli RJ pada hari yang sama, penagihannya tersebut. Untuk Kasus RJTL; Kode INA-CBG’s Q-5-23-0 Tarif merupakan paket dengan tagihan rawat inap INA-CBG’s : Rp.131.371,-. Untuk Kasus RITL; Kode INACBG’s O-6-12-II Tarif INA-CBG’s : Rp. 2.395.662,-
216
Pasien Haemodialisa yang membutuhkan obat kronis selama 30 hari tidak diberikan resep pada saat pasien dilakukan Haemodialisa, akan tetapi pasien tersebut harus kembali ke Poli Internis pada keesokan harinya, dan diberikan obat untuk kebutuhan 15 hari
Verifikator memastikan apakah saat dilakukan HD pasien Ginjal/Hemodialisa mendapatkan konsultasi dari Dokter Spesialis. Jika pasien mendapatkan konsultasi dari Dokter pd saat dilakukan HD maka obat kronis seharusnya dapat diberikan resep pada saat haemodialisa. Jika pasien tidak mendapatkan konsultasi dari Dokter pd saat dilakukan HD, maka obat diberikan oleh Dokter Spesialis di poliklinik untuk kebutuhan 30 hari.
217
Pasien gagal ginjal yang dirawat inap dan akan melakukan melakukan HD, maka HD nya diklaimkan ulang secara terpisah rawat jalan Pasien datang tanggal 24/07/2014 untuk operasi , dipulangkan oleh dokter pada tanggal 30/07/2014. kemudian pasien masuk rumah sakit lagi melalui UGD pada tanggal 31/07/2014 karena infeksi luka operasi
Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah
219
Pasien RJTL dengan diagnosa CHF diberikan tindakan echocardiografi, dilakukan 1 kali tindakan, ditagihkan pada 2 tanggal yang berbeda
Pada kasus ini pemeriksaan Echocardiografi merupakan Jantung satu episode RJTL dengan konsultasi Dokter sebelumnya.
220
Pasien RJTL dengan mendapatkan pelayanan pada bulan Juli. Tetapi diajukan kembali klaim pelayanan bulan Agustus 2014. Biaya : Rp. 156.234
Klaim bulan Agustus tidak dilayakan.
218
Ginjal/Hemodialisa
Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Infeksi Tim Audit Medis.
Klaim
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 221
Pasien masuk RITL dengan kasus malaria. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: B51.( (Plasmodium vivax malaria without complication )Hasil Grouper CBG’s: Penyakit infeksi bakteri dan parasit lain-lain ringan. Biaya Rp. 2.613.044
Sesuai dengan regulasi, kasus pada RS TNI tingkat IV perujuk dan Tingkat IV yang menerima rujukan, dapat dilakukan pembayaran. Agar verifikator melakukan pencatatan hal ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis terkait kompetensi RS TNI IV perujuk.
Malaria
222
tagihan obat yang melebihi peresepan maksimal. Contohnya, valsartan, candesartan, novo mix dll.
Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim obat kronis mengacu pada SE Menkes No. 32
Obat
223
Mengajukan klaim rawat jalan yang langsung rawat inap
RJTL pada hari yang sama dengan RITL menjadi satu rangkaian episode RITL. (RJTL sudah masuk ke dalam klaim RITL)
Rujukan
224
Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 datang dan beorbat ke poliklinik , pasien akan dilakukan tindkan operasi sehingga harus di rawat inap , rumah sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dan ritl
225
Pasien RITL tanggal 31/08/2014 sampai 04/08/2014 dengan diagnosa Hyperplasia of prostate (N40) dengan dr.IJ sebelumnya pasien di RI di RSUD tanggal 21/07/2014 sd 25/07/2014 dengan dr yang sama dan dx yang sama yaitu prostate.
Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada atasan langsung (Kanit) agar dilakukan credensialing ulang terhadap faskes yang merujuk.
226
Pasien diarahkan untuk membeli plester obat pada poli kandungan dengan alasan plester tersebut memiliki kualitas yang lebih baik
1. Sesuai dengan pasal 24 Permenkes 71 Tahun Obat 2014, disebutkan bahwa Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu komponen yang dibayarkan dalam paket Indonesian Case Based Groups (INA-CBGs). 2. Verifikator melakukan pendekatan kepada Manajemen RS, agar tidak terulang kasus yang sama dikemudian hari. 3. Verifikator melakukan pencatatan sebagai bahan pertimbangan pada saat dilakukan re- credentialing FKRTL
227
Pasien dengan diagnosis DM dirujuk dari RS tipe C ke tipe B
228
adanya bidan klinik swasta yang membawa pasien untuk di lakukan tindakan SC tanpa indikasi medis
Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada atasan langsung (Kanit) agar dilakukan credensialing ulang terhadap bidan klinik swasta yang merujuk.
229
Pasien masuk dengan kasus rencana akan di operasi tetapi dokter tidak mau mengoperasi di RS tersebut karena jasa operasi yang didapatkan sedikit sehingga pasien dirujuk ke RS swasta dimana dokter juga bekerja di RS swasta tersebut
Verifikator memberikan informasi tersebut kepada atasan Rujukan (Kanit) agar didiskusikan dalam forum kemitraan sehingga dapat dilakukan pembinaan kepada dokter/RS tersebut.
Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD Tindakan Medik/Operatif maupun Poli RJ pada hari yang sama, penagihannya merupakan paket dengan tagihan rawat inap
Agar verifikator melaporkan ha l ini kepada Kanit MPKR untuk dilakukan pembinaan FKRTL dan didiskusikan dalam forum kegiatan kemitraan daerah.
Hiperplasia Prostat
Rujukan
Rujukan
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 230
Klinik dokterku sering merujuk px ke Rs (kasus yg harusnya bisa ditangani diklinik),ex:nebulizer
Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit MPKR untuk Rujukan dikoodinasikan dengan kanit MPKP. Sebaiknya dilakukan recredentialing FKTP da FKRTL yang masih dalam satu yayasan.
231
meningkatnya rujukan dari dokter keluarga yang merupakan Direktur RS (RS tanpa petugas BPJS Center)
Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit MPKR untuk Rujukan dikoodinasikan dengan kanit MPKP. Sebaiknya dilakukan recredentialing FKTP dan FKRTL yang dapat menimbulakn potensi self referal. Pada dasarnya rujukan ke FKRTL dilakukan sesuai dengan indikasi medis.
232
Pasien masuk RJTL membutuhkan konsul intern tidak dilayani Pada kasus ini tetap dibayarkan 2 episode RJTLkarena Obat pada hari yang sama, karena pembatasan jumlah pasien konsultasi dengan Dokter Spesialis dilakukan pada hari berobat. yang berbeda. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.
233
Pasien Nn.A dirawat dengan diagnosa Tonsilitis kronis J35.1, Headche R51, A41 Septicemia. Dengan tindakan 28,2 amandel tanpa adenoidectomy dan 28,7 kontrol perdarahan setelah tosillectomy dan adenoidectomy, 28.5 eksisi tonsil lingual dengan biaya Rp.10.561.160,-
Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah diagnosa septicemia. Untuk prosedur yang ditetapkan lebih dari 1 tidak terlalu mempengaruhi tarif INA CBGs. Hendaknya verifikator memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.
Tonsil
Pasien dengan diagnosa utama :H110 Pterygium dengan diagnosa
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
Mata
sekundernya :H269 Cataract diajukan dengan tindakan 1139 Other
atau tindakan yang tertera pada resume medis
234
excision of Pterygium dan 1371 Insertion of intracular lens prothesis at time of catarct exctraction ,one stage
235
Pasien melakukan pemeriksaan RJTL setalah dilakukan pemeriksaan
analisa sudah tepat
Akomodasi
dokter menganjurkan untuk dilakukakan Rawat inap. RS mengajukan 2 episode yaitu RJTL dan RITL.
236
Tagihan rawat jalan dan tagihan rawat inap ditagihkan bersamaan
Sesuai kaidah koding, pasien yang dilayani pada hari yang sama
Klaim
untuk diagnosa yang berhubungan atau tidak berhubungan ditagihkan 1 episode
237
Pasien X dengan Diagnosa Thalasemia Mayor mendapatkan resep
analisa kasus sudah benar
Thalasemia
obat Thalasemia di pelayanan RJTL untuk 30 hari, Pemberian obat tersebut dipecah untuk kebutuhan 1 minggu dan setiap tagihan dilakukan top up sehingga dalam satu bulan ada tagihan rawat inap 4x yang di top up.
238
Pasien RJTL yang periksa ke poli dengan dokter spesialis, dan
Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena
membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk
laboratorium atau radiologi dilakukan di hari selanjutnya
dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda.
Radiologi
Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 239
pasien rawat inap yang seharusnya satu episode rawat inap.Masuk
Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Akomodasi
rawat inap kembali dengan diagnosa dan keluhan yang sama seperti sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang perawatan sebelumnya. Dengan jarak pulang perawatan dengan
dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
masuk kembali kurang dari 3 hari. Dit agihkan beda episode.
pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMKBPJS Kes.
240
Tn Junaedi kelas II dirawat tanggal 25/8 didiagnosis
analisa kasus sudah tepat
Jantung
HHD dengan CHF. Dientrikan sbb: diagnosis primer I11.9 Hypertensive heart disease without (conges) heart failure dan diagnosis sekunder I50.0 - Congestive heart failure. GroupCBGs: I-417-III Hipertensi berat. Biaya Rp 6,342,285
241
Menagihkan tindakan kontap di luar prosedur SC, tindakan
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
debridemen terpisah dengan tindakan ortopedi lainnya,tindakan
atau tindakan yang tertera pada resume medis
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
Pasien RJTL dengan diagnosa DM type I, dilakukan pemeriksaan Lab
Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena
Diabetes Melitus
DLL
konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk
appendictomy terpisah dengan laparatomy
242
dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL.
243
Pasien masuk dengan gejala kejang demam, dan setelah dinyatakan
Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat Saraf/Kejang
pulih oleh dokter, pasien diizinkan pulang.Diajukan diagnosa utama
sebelumnya, apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang
R56.0 Febrile convulsion. Lalu esoknya, pasien masuk lagi RS dengan
dapat dirawat kembali klaim disetujui. Yang diperhatikan adalah
gejala kejang demam. Dan diajukan kembali diagnosa utama sebagai pada kasus akut, kasus akut idealnya dapat diselesaikan R56.0 Febrile convulsion
terapinya hingga tuntas, untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMKBPJS Kes.
244
Memecah pemeriksaan penunjang sebagai kunjungan episode RJTL
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
baru sebanyak 312 KSS
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
Klaim
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 245
Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL closed fracture tulang
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
Tulang/Fraktur/Fraktur
iga dan luka di kepala (GCS 15) dan dirawat dengan thoracotomy dan atau tindakan yang tertera pada resume medis drainase intercostal melalui kateter. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: S06.9 Intracranial injury, unspecified, with open intracranial wound Diagnosa sekunder: S29.7 Multiple injuries of t horax ; S22.40 Multiple fractures of ribs, closed dan S27.2 Traumatic haemopneumothorax, with open wound into thoracic cavity Tindakan : 34.02 Exploratory thoracotomy ; 34.04 Insertion of intercostal catheter for drainage ; 99.03 Other transfusion of whole blood ; 87.42 + 87.02 + 90.59 (X-Ray & Lab) Group CBGs: J-1-30-III PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS BERAT Biaya Rp 36.266.130,-
246
Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dan dilakukan
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
Amputasi Lower Leg. Diajukan oleh RS sebagai berikut:
atau tindakan yang tertera pada resume medis
Trauma Kepala
Diagnosa utama: S98.3 Traumatic amputation of other parts of foot Diagnosa sekunder: S88.9 Traumatic amputation of lower leg, level unspecified Tindakan : 84.12 Amputation through foot ; 99.03 Other transfusion of whole blood ; 90.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT Biaya Rp 21.724.302,-
247
Pasien RJTL masuk dengan diagnosa katarak dilakukan pemeriksaan
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
laboratorium 3 hari sebelum dilakukan operasi
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
Katarak
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 248
Pasien RJTL berobat dengan diagnosa tonsilitis dan akan dilakukan
1. sesuai Permenkes 27 Tahun 2014jika Pasien yang masuk ke
tindakan operasi, dan pemeriksaan penunjang ditagihkan terpisah
rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat
dari RITL, RITLnya disuruh datang 3 hari lagi.
jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu
Infeksi
episode rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya. 2. Jika konsultasi dan pemeriksaan penunjang dilakukan pada hari yang sama maka merupakan 1 episode RJ
249
Pasien hemodialisa melakukan tindakan HD pada tanggal 02
1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan
September 2014, keesokan harinya pasien datang kembali ke RSUD
adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
untuk mengambil obat. Hari sebelumnya pada saat melakukan
dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
tindakan HD pasien tidak diberikan obat
obat yang diberikan pada
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 2. pada kasus ini untuk pengambilan obat pada esoknya tidak dibuatkan SEP baru.
Ginjal/Hemodialisa
250
Bayi baru lahir dgn kasus BBLR+RDS, langsung dirujuk, namun
Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien
ditagihkan biaya rawat inap sebagai bayi sakit, dan dirawat oleh
mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien
dokter umum
telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap.
251
Pasien RJTL dengan indikasi pemeriksaan labor oleh dokter
untuk kasus ini masih digolongkan dalam 1 episode walaupun
dikonsulkan kembali 3 hari kemudian untuk pemeriksaan labor
pemeriksaan penunjang dilakukan beda hari
Laboratorium
tersebut
252
Pasien RJTL dengan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan penunjang 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika ex : USG abdomen, pasien di rawat inapkan dengan alasan budget
pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
RJTL tidak sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
Akomodasi
rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. 2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada tim audit medis
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 253
Pasien RJTL dengan diagnosa observasi TB Paru, dengan
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, rontgen thorax dan
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
tes mantoux yang seharusnya masuk dalam satu episode RJTL
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
dijadikan dua episode RJTL, sehingga pasien datang hanya untuk
yang diberikan pada
baca hasil labor 2 hari kemudian dijadikan sebagai episode baru.
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
Paru
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
254
Pasien Ny.W dirawat dengan Diagnosa Akut Peritonitis dengan kode tindakan laparatomi eksplorasi dan tindakan small to small k65.0 dan Akut Vaskuler Disorder of intestine dengan kode k55.0.
intestin dapat dilakukan dalam 1 aktivitas sehingga kode yang
Serta tindakan yang dilakukan adalah Laparatomi explorasi dengan
digunakan adalah 54.11
kode
Laparatomy exsplorasi.
Tindakan Medik/Operatif
54.11 dan small to small intestin dengan kode 45.91 LOS 5 Hari dengan biaya Inacbg Rp.30.781.182,-
255
Pasien Ny.S dirawat dengan Diagnosa Appendicitis Infiltrat masuk
1. pada kasus ini Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
tanggal 9 Maret 2014dan pulang tanggal 18 Maret 2014dengan
apakah pasien dilakukan operasi untuk kondisi Appendicitis
biaya Rp.9.204.542,-. Dan kembali masuk tanggal 20 Maret 2014
Infiltrat kemudian mengecek apakah pasien pulang sembuh atau
dengan diagnosa Peritonitis difuse dan keluar tanggal 25Maret
pulang paksa
2014 dengan tarif Rp.9.204.542,-
2. Sesuai panduan tehnis verifikasi klaim Jika pasien
Appendik
telah dipulangkan dalam keadaan pulangpaksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
256
Pasien RJTL dengan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
laboratorium atau radiologi. Diajukan RS: pemeriksaan dokter
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
sendiri, untuk laboratorium dan radiologi dilakukan selang beberapa
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
hari berikutnya, dan billing pelayanan ada pemeriksaan dokter.
yang diberikan pada
Laboratorium
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
257
penunjang diagnostik (radiologi/laboratorium) dalam satu episode
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
ditagihkan secara terpisah dikarenakan RSUD membuat kebijakan
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
SEP berlaku 3 hari.
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat
Laboratorium
yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 258
-Top up thalassemi diberikan pada px yang dapat obat deferiprone,
1. Pada kasus special drug, verifikator pastikan kesesuaian
deferoxamine, deferasirox namun ada bbrp klaim thalassemi yang di
antara tagihan dengan resume medis, billing dan
top up kan hanya diberikan obat tdk sampai 1 bulan. Shg mereka
regimen (jadual dan rencana pemberian obat).
mengentry 2 episode.
2. top up obat thalasemia diberikan 1 kali per episode rawat jalan.
Thalasemia
259
Bayi baru lahir infeksi, di MRS kan, setelah KRS bayi kontrol 3 hari
1.pada kasus ini bisa dikategorikan 2 episode karena keadaan
kemudian diMRSkan lagi dengan dx hiperbilirubin (banyak kasus)
bilirubin naik pda hari ke 3
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
2. verifikator memastikan bayi tersebut merupakan anak dalam tanggungan yang masiih mendapatkan penjaminan, kecuali bayi dari PBI maka dipastikan sudah terdaftar dalam master file.
260
Dari poli Rawat jalan, diberikan pengantar RITL untuk 1-
1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan
3 hari ke depan, dengan alasan harus konsul ke poli anastesi dulu,
adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
sehingga ditagihkan 2 episode
dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
Klaim
obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 2. pasien yang menjalani rawat jalan dan dilanjutkan dengan rawat inap pada hari yang sama hanya bisa ditagihkan sebagai satu episode rawat inap.
261
Kasus pasien Ca, yang memerlukan kemoterapi dan transfusi dipecah Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
Tumor/Kanker
menjadi 2 episode, misal hari ini kemoterapi, 2 hari kemudian datang satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter lagi untuk transfusi
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
Psien dengan dx Jantung dan dx Paru dengan 2 DPJP, pasien setelah
262
pada kasus ini seharusnya terapi pengobatan kedua penyakit (
Jantung
terapi jantung dan dipulangkan, esoknya di MRS kan lagi untuk terapi jantung dan paru) bisa dilakukan bersamaan sehingga masuk Paru
dalam 1 episode kecuali ada kondisi lain yang menyebabkan pengobatan ntidak bisa bersamaan.
263
Kasus rawat jalan : Px di poli dilakukan
Sesuai PMK 27 tahun 2014 , pemeriksaan penunjang masih
pemeriksaan penunjang (laboratorium) akan tetapi pada saat itu
masuk jadi satu dengan episode rawat jalan
Laboratorium
pasien tidak dapat melakukan pemeriksaan laborat karena pasien belum puasa. Keesokan hari pasien daftar lagi untuk melakukan pemeriksaan laborat.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 264
265
Kasus rawat jalan : pemeriksaan laborat diundur satu minggu
Sesuai PMK 27 tahun 2014 , pemeriksaan penunjang masih
berikutnya.
masuk jadi satu dengan episode rawat jalan
Pasien dengan chalazion dilakukan excision of chalazion dirawat
1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika
inapkan 1 hari
pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
Laboratorium
Mata
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. 2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada tim audit medis
266
Klaim RITL pada pasien kelas 1 dengan : Diagnosa utama : H0.01
1. pada kasus ini , verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP
chalazion Tindakann : 08.21 excision of chalazion Group CBGs : H-1-
perihal SOP RS untuk penanganan chalazion, apakah dapat
20-I prosedur ektraokuler dan mata ringan Tarif INA CBGs
dilakukan pada pelayanan tingkat RJ atau RI
: Rp
13.568.530
Mata
2. Verifikator mencatat kasus ini dan melaporkan pada tim audit medis
267
Atas Nama : Supriadi Nokp : 0001263209084, masuk tanggal 27-07-
penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur
2014 Dengan keluhan mual dan muntah
atau tindakan yang tertera pada resume medis
.diagnosa belum tegak tapi coder sudah menentukan diagnosa yang begitu banyaknya dan ternyata dokter belum visite pasien sudah di pulangkan Rp.11.375.000
268
T indakan Oesophagografi
Biaya t indakan atau prosedur sudah t ermasuk dalam nilai penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah maupun ditagihkan kepada peserta. Kecuali untuk beberapa tindakan yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up
Diare
269
Penagihan Alat Kesehatan Dalam Paket
1. Biaya tindakan atau prosedur sudah termasuk dalam nilai
Alat Kesehatan
penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah maupun ditagihkan kepada peserta. Kecuali untuk beberapa tindakan yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up 2. untuk alat kesehatan yang tidak disebutkan secara tersendiri dibayar diluar paket INA C BGS ( Permenkes 59 tahun 2014) maka dibayarkan satu paket dalam INA CBGS
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 270
Pelayanan IGD dgn terapi O2, sedangkan O2 ditagihkan sendiri dgn
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
code 93.96
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
UGD/IGD
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
271
Px 26/8/14 pagi melalui IGD-MRS dx retention urine,sore KRS.
Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah
26/8/14 malam IGD-MRS dx hematuri
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter
Saluran Kemih
serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
272
Bayi lahir dengan Apgar Score 6-9 ditagihkan dgn diagnosa P21.0
1. Resume medis yang ditulis harus sesuai dengan keadaan pemeriksaan pasien yang sebenarnya.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
2. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit Medis.
273
Pasien untuk kasus gigi ditindaki dihari yang berbeda untuk diagnosa Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan adalah yang sama sehingga pasien dibuatkan SEP (tagihan ) yang baru
Gigi Mulut
satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.
274
Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: Diagnosa
1. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Ina CBGs , yang
utama: R50.9 Fever, Unspecified
menggunakan sumber daya besar adalah Typoid fever
Diagnosa sekunder: A01.0 Typoid fever
2. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama apabila
Tiphoid
ada diagnosa lebih spesifik yang s udah ditegakkan.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 275
Pasien dengan kasus Vulnus Ictum Regio Thoraks, Abdominal Sinistra. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan pencantuman Diajukan Oleh RS :
kode diagnosa T14.1, konfirmasi kepada DPJP tentangOpen
Diagnosa Utama : T14.1 (Open wound of unspecified body region)
wound of unspecified body region pada pasien kemudian
Tindakan : 86.28 (Nonexcisional debridement of wound,infection or
dicocokan dengan yang tertera pada resume medis
Tindakan Medik/Operatif
burn), 54.0 (Incision of abdominal wall), 99.18 (Inject ion or infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic examaination of blood)Kode ina cbg's : K-1-30-I (Prosedur duodenum, esofagus & Lambung non komplikasi) Biaya : Rp. 9.356.917
276
Pasien dengan diagnosa End Stage renal disease dalam perawatan
Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode
rawat inap dengan total gruping senilai Rp.
RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah
10.027.304,Namun tindakan pasien extracorporal dialysis ditagihkan terpisah pada rawat jalan senilai Rp. 994.441,-
Ginjal/Hemodialisa
277
pasien a/n Yohanes De Brito tanggal 18/08/2014 datang ke rumah
pda kasus ini masih merupakan 1 episode maka dibayarkan
sakit hanya untuk melanjutkan pemeriksaan hari sebelumnya
hanya pelayanan sebelumnya
Laboratorium
tanggal 16/08/2014 (laboratorium) , ditagihkan oleh rumah sakit sebagai klaim
278
Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 datang dan beorbat Sesuai Permenkes 27 th. 2014: SPasien yang masuk ke rawat ke poliklinik , pasien akan dilakukan
inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan
tindkan operasi sehingga harus di rawat inap , rumah
atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode
sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dan ritl
Klaim
rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya.
279
Bayi yang lahir dari persalinan SC, oleh RS di tagihkan tersendiri
1. bayi yang lahir sehat tagihannya menadi satu dengan perawatan ibunya
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
2. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) 3. Untuk bayi lahir dipengaruhioleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 280
Pasien RITL dengan kasus: Hiperemesis. Diajukan oleh
1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika
RS:
pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika
Diagnosa Utama: O21.0 ( Mild hyperemesis gravidarum
pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang
) Hasil Grouper CBG's: W-4-16-I Gangguan antepartum ringan. Biaya
rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama
Rp. 2.749.609
perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
menjadi pasien rawat inap. 2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
281
Pasien MRS tanggal 12/4 pulang tanggal 17/4. Pada tanggal 16/4 ada 1. Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari tagihan rawat jalan atas nama pasien tersebut di RS lain.
Akomodasi
pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya. 2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien t elah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. 3. pada kasus ini tagihan RJ tidak dibayarkan karna pasien masih dalam status perawatan di RS tersebut
282
Pasien dirawat inap post kecelakaan lalu lintas dengan Diagnosa
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP melalui lembar
primer S52.11 Open Fracture of upper end of radius. Diangnosa
konfirmasi terkait dengan tindakan yang dilakukan kepada
sekunder S53.3 Open fracture ulna Traumatic of Ulnar Ligament,
pasien.
I77.2 Ruptur artery,
2. tindakan untuk patah t ulang dengan penyambungan
A41.2 Septicemia. Dilakukan tindakan operasi 79.32
erteri merupakan 2 tindakan yang tidak berhubungan maka
Tulang/Fraktur/Fraktur
Open Reduction with Internal Fixation, 39.31 Suture of Artery , 86,65 dapat dikode berbeda Heterograft to skin, 83.49 Other Excision of soft tissue dan 79.62 Debridement.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
283
pasien RJTL pada hari I, hanya dilakukan pemeriksaan oleh dokter
1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan
dan diberikan pengantar ke laboratorium namun belum dilakukan
adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
pemeriksaan lab dikarenakan waktu jam pelayanan sudah selesai.
dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
pada hari berikutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan
obat yang diberikan pada
ditagihkan sebagai 2 kasus yang berbeda
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
Laboratorium
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP
284
Pasien RITL masuk dengan Diagnosa Batu Saluran Kencing. Pihak RS
1. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap banyak
menagihkan sebagai berikut : Diagnosa Utama : R33 Retensio Urin
sumber daya
Diagnosa Sekunder : N21.1 Calculus in Urethra
2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder
Group CBGs: N-4-15-II Gejala, Tanda-tanda pada Ginjal dan Saluran
terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir
Urin Sedang
yang tertera pada resume medis
Saluran Kemih
Biaya Rp 3.245.580
285
peserta yang datang ke Rumah sakit untuk mendapatkan
1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014: Satu episode rawat jalan
pemeriksaan mata dan diagnosa oleh dokter sebagai kat arak
adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan
kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium guna persiapan
dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan
operasi katarak, selang 2 hari pasien datang kembali ke poli mata
obat yang diberikan pada
dengan membawa hasil laboratorium dan keesokan harinya pasien
hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan
menjalani operasi katarak
penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
Mata
tidak dihitung sebagai episode baru. 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 2 SEP, untuk pelayanan konsultasi dan pemeriksaan penunjang serta operasi kataraknya
286
Pasien lahir di RSUD. Ende tgl 04/06/2014 dan menggunakan SEP no. 1. perawatan bayi masih menjadi satu dengan perawatan Ibunya Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir sepanjang bayi belum pulang dan mejadi satu episode dengan
kartu ibu dengan diagnosa BBLR dan Gangguan napas sedang. Hari ini hari perawatan ke
ibunya
7 dan dibuatkan nota dari ruang perinatal agar
2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP
dibuatkan jaminan atas nama pasien, dengan menggunakan TANGGAL MASUK 11/06/2014, Keterangan dari keluarga pasien bahwa pasien dari lahir hingga hari ini masih dirawat dan belum pernah pulang dari RSUD Ende.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 287
Pada pasien dengan diagnosa open fraktur multiple os tibia et fibula, 1. sesuai permenkes 7 tahun 2014: Kode kondisi multiple : Pada coder RS menggunakan diagnosa T14.2 (fracture of unspesified body
suatu episode perawatan dengan kondisi multiple (injury,
region) sebagai diagnosa utama dan S82.2 (fracture of shaft tibia)
sequelae, HIV), kondisi yang nyata lebih berat dan membutuhkan
sebagai diagnosa kedua. Padahal diagnosa open fraktur multiple os
resources lebih dari yang lain harus dicatat sebagai kondisi
tibia et fibula dapat digambarkan hanya dengan satu kode diagnosa,
utama. Bila terdapat kondisi “Multiple ….” dan tidak ada kondisi
yaitu S82.71(multiple fractures of lower leg, open).
tunggal yang menonjol, diberi kode “multiple……..”
Tulang/Fraktur/Fraktur
dan kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu Kode ini diterapkan terutama pada yang berhubungan dengan penyakit HIV, Cedera dan Sequelae 2. diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya , pada kasus ini verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan kode diagnosa T14.2 yang menyebutkan bagian tubuh yang belum spesifik
288
Pasien RITL masuk dengan kasus fraktur terbuka dan harus segera dilakukan tindakan operasi oleh dokter spesialis bedah tulang, pasien dikenakan iur biaya untuk pemasangan alat kesehatan pen, karena RS belum bersedia menyediakan alat tersebut. Jadi setiap pasien orthopedi ditawarkan oleh dokter spesialis apakah setuju dengan iur biaya tersebut.
289
Pasien RITL hak kelas rawatan kelas III tetapi pasien di informasikan oleh pihak RS bahwa jika pasien mengambil kelas sesuai dengan hak rawatan didalam ruangan terdapat banyak pasien dan obat-obat BPJS tidak sama dengan obat RS, karena obat RS menggunakan obat paten. Pasien yang tidak tau mengenai obat naik ke kelas II setelah didedukasi oleh pihak RS.
Tarif INA CBGs sudah memeperhitungkan biaya tindakan dan alkes yang digunakan kecuali untuk alkes diluar tarif INA CBGs seperti :…. RS harus menyediakan alkes tersebut tanpa iur biaya. Verifikator melakukan sosialisasi kepada koder agar mengikuti ketentuan yang berlaku. (disertai lembar konfirmasi).
Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Apabila peserta nai k kelas ke kelas II atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya.
Alat Kesehatan
Akomodasi
290
Pada pasien RJTL dengan rencana tindakan injeksi di poli RJ, Verifikator mengkonfirmasikan laporan pasien kepada dilakukan penagihan Bahan Medis Habis Pakai (spuit) oleh koder. pihak RS.
Bahan Medis
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 291
pada pelayanan RJTL dan RITL ketika pasien harus dilakukan Memberikan sosialisasi kepada koder bahwa pelayanan ct CT Scan CT SCAN sesuai indikasi medis masih dilakukan iur biaya. scan sudah termasuk kedalam tarif INA CBGs untuk RITL dan kedalam Top Up CBGs untuk RJTL.
292
Pasien dengan Dx. Endometriosis, diberikan obat Endrolin 3,75 mg dan ditagihkan sebagai Fee For Service
Verif sesuai dengan SE Diryan No. 38 tahun 2014 dan surat Diryan No. 2170/III.2/0314 tanggal 25 Maret 2014. Obat Endrolin untuk kasus endometriosis sudah termasuk dalam paket INA CBG’s.
Endometriosis
293
tindakan operasi katarak yang disertai pemasangan IOL. Untuk alat kesehatan IOL masih dibebankan kepada peserta.
Sudah diakomodir pada PMK 59 Tahun 2014 sehingga tidak diperbolehkan iur biaya atas penggunaan IOL.
Katarak
294
Pasien X mendapatkan permintaan tindakan kolonoskopi di Agar dilakukan verifi kasi sesuai dengan juknis veri fikasi. Kolonoskopi RJTL tanggal 07/8/2014, namun pasien dirawat inapkan untuk Selama ada surat perintah RITL dari DJP maka dibayarkan melakukan tindakan tsb pada tanggal 12/8/2014 menjadi episode RITL
295
MRI DENGAN KONTRAS, BIAYA KONTRAS DITAGIHKAN PESERTA
296
Bayi RITL dengan dx.utama neonatal jaundice, dan procedure Prosedur ultraviolet light terapy sudah sesuai dengan Neonatal Jaundice ultraviolet light theraphy diagnosa pasien. Ultra light therapy merupakan terapi rawat bayi kuning bukan merupakan pemeriksaan penunjang. Tarif dijamin sesuai tarif INA CBGs yang berlaku. pasien tetap ditarik iur biaya apabila obat yang diberikan Verifikator meng-infirmasikan berdasarkan PMK No. 28 Obat diluar fornas Tahun 2014 penggunaan obat diluar fornas di FKTL hanya dimungkinkan dapat direkomendasikan dari ketua komite medik farmasi dan terapi dengan persetujuan komite medik atau Kepala/Direktur yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INC CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta
297
Verifikator melakukan sosialisasi kepada Manajemen RS, bahwa MRI bisa dilakukan pada episode RJTL dan biaya menjadi Top Up INA CBG’s (MRI).
MRI
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 298
Untuk pasien leukemia menggunakan obat kemo vincristin Kemoterapi bisa dilakukan di Rawat inap maupun rawat Obat saja yang bisa dilakukan dirawat jalan,namun dijadikan rawat jalan tergantung dari kebutuhan medis pasien. Untuk inap,dimana hari I pasien pemeriksaan labor,hari II baru kasus ini idealnya dilakukan pada rawat jalan. Namun agar dilakukan kemoterapi (diinapkan di hari I tanpa indikasi medis) dilihat kesiapan RS untuk menangani pasien kemo di rawat jalan. Verifikator juga melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien kepada DPJP.
299
Pasien masuk RITL rujukan dari RS Arifin Achmad dengan kasus GBS(Guillain Barre Syndrome). Selama di rawat di ICU dikenakan biaya untuk membeli obat gammaras + Rp 41.700.000. karena obat tidak ada di pekanbaru dan obat harus dipesan ke distribusi langsung
sesuai PMK No. 28 Tahun 2014 Penggunaan obat di luar Formularium nasional di FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta.
300
Pasien seringkali diresepkan obat untuk beli di luar RS seperti albumin, citicholin,
Verifikator melakukan edukasi kepada peserta bahwa obat Obat yang dijamin sudah termasuk kedalam biaya INA CBGs. Verifikator menyampaikan keluhan pasien kepada manajemen dengan lembar kronologis pasien.
Obat
301
Pasien mendapatkan obat Exjade 250 mg dan ditagihkan sebagai Fee For Service
Exjade 250 mg termasuk dalam obat terapi kelasi besi. Jika obat ini diberikan untuk pasien Thalassemia mayor pada kasus RJTL (diagnosa utama) maka kasus diinput sebagai kasus RITL ditambahkan dengan Top Up Special CMG’s.
302
Untuk operasi besar spt SC pihak RS menjelaskan kepada pasien dapat dilakukan apabila pasien bersedia naik kelas dengan alasan biaya yang ditanggung pihak BPJS Kesehatan kecil
303
Mengajukan klaim rawat inap dengan diagnose hypertiroid tetapi tidak ada hasil laboratium yang menunjang (T3,T4) layanan tanggal 14-15 juli 2014
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder untuk Tiroid penegakkan diagnosa hipertiroid. Penetapan diagnosa hipertiroid menjadi kewenangan dan tanggung jawab DJP.
304
Untuk transfusi darah Trombosit pasien disuruh membeli sendiri seharga 3,5 juta perkantong dengan alasan tidak ada kerjasama dengan PMI
Verifikator menginformasikan kepada manajemen keluhan pasien tersebut (sertai surat kronologis pasien) dan menyampaikan kepada peserta bahwa pemenuhan kebutuhan kantong darah merupakan tanggung jawab RS yang biayanya sudah masuk kedalam tarif INA CBGs.
Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Apabila peserta nai k kelas ke kelas II atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya.
Obat
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
Transfusi Darah
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 305
Pasien di rawat inap di ruang perawatan kelas 2 dengan Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi status hak kelas peserta ruang perawatan kelas 1, tetapi pihak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai RS menagihkan dengan hak kelas dari pasien dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
306
Pasien Rawat inap dengan kasus GEA. Dan dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan pasien di kelas I. Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I (satu) Biaya : Rp. 4.019.428
307
Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di rawat kelas Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi perawatan kelas 3 kemudian kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar Rp. 8,314,961,- dan gruping pada hak perawatan kelas 3 yaitu Rp. 5,939,258,-
308
Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di rawat kelas Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi perawatan kelas 2 kemudian kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar Rp. 9,257,182,- dan gruping pada hak perawatan kelas 2 yaitu Rp. 7,9343728,-
309
pasien masuk RITL dan dirawat dikelas 2, Hak perawatan kelas 2 tetapi di entri oleh coder di kelas 1
Klaim tidak dilayakan. Verifikator melakukan konfirmasi Akomodasi kepada coder agar coder memperbaiki hari entrian. Penagihan kelas perawatan sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014.
310
Pasien Rawat inap dengan kasus Partus Spontan. Dan dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan pasien di kelas I. Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I (satu) Biaya : Rp. 3.212.628
1. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah Persalinan/Kehamilan/Bayi hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan Baru Lahir sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak Akomodasi kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
311
Pasien RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Dan dirawat dikelas II (Dua) Diajukan oleh RS : Diagnosa utama : O82.0 (Delivery by elective caesarean section) Tindakan : (Other cesarean section of unspecified type) Dientri kelas perawatan kelas I (Sesuai hak kelas peserta) Kode ina cbg’s : O-6-10-I (Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya : Rp. 6.417.072
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder perihal Persalinan/Kehamilan/Bayi penyulit nya. Jika diagnosis penyulit menjadi diagnosa Baru Lahir utama dan SC menjadi diag sekunder, maka hasil grouper akan menjadi persalinan vaginal maka SC diubah menjadi dignosa utama. 2. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien.
312
Pasien Tn.S dirawat di dengan diagnosa utama S688 Traumatic amputation of other parts of wrist and hand, A419 Septicaemia dengan tindakan 84.01 amputasi dan disarticulation jari, 86,69 graft kulit lainnya ke situs lain dengan biaya Rp.17,955,613.-
Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah diagnosa septicemia. Untuk prosedur yang ditetapkan lebih dari 1 tidak terlalu mempengaruhi tarif INA CBGs. Hendaknya verifikator memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.
313
Tindakan CT-Scan,FNAB,dan operasi catarac dilakukan RITL Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien CT Scan padahal tidak ada indikasi dan hanya dirawat 1 hari tersebut. Apabila dokter yang merawat merekomendasikan rawat klaim disetujui.
314
pasien a/n suhartawan tanggal 17/7/2014 disarankan untuk ct- Rawat inap dilakukan sesuai dengan indikasi medis. CT Scan scan , pihak rumah sakit merawatinapkan pasien Seharusnya CT Scan dapat dilakukan pada episode RJTL dan untuk selain CT Scan kepala, RS mendapatkan top up INA CBG’s. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis.
315
Pasien dengan keluhan dispepsia dirawat inap untuk dilakukan endoscopy
Verifikator melakukan konfirmasi kepada dokter yang merawat untuk mengetahui indikasi rawat pasien.
316
Diagnosa Utama : N809 (Endometriosis, unspecified) Tindakan : 8192 (Injection of theraupetic substance into joint or ligament) INA- CBG : W-4-12-I ( Gangguan menstruasi dan sistem reproduksi wanita) Tarif : Rp. 2.351.358
Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien Endometriosis tersebut. Apabila dokter yang merawat merekomendasikan rawat klaim disetujui. Kasusu tersebut dicatat dan dilaporkan kepada tim audit medis.
317
REHAB DILAKUKAN BERULANG ULANG TANPA EVALUASI YANG BERARTI DARI DOKTER SPESIALIS REHAB
318
Pasien RJTL dengan diagnosa gastritis , di entri tindakan USG dan Diagnosa Kolik Abdomen
Verifikator mengarahkan pasien untuk konsultasi terlebih Fisioterapi/Rehabilitasi dahulu kepada DPJP setelah 1 periode terapi rehab medik Medik selesai. Untuk kasus ini, apabila tidak ada hasil USG Gastritis/Dispepsia dikonfirmasikan kepada koder, kemudian disepakati sesuai dengan diagnosa akhir pasien.
Amputasi
Dispepsia
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 319
Pasien masuk dengan diagnosa Hearth Failure. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: I10.9 I50.9(Hearth failure, unspecified) Diagnosa sekunder: E 14.5 (Unspecified diabetes mellitus with peripheral circulatory complications) Group CBGs: I-4-12-II ( Kegagalan Jantung Sedang ) Biaya: Rp 7.440.063,- : Biaya real RS Rp 3.215.315,-
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Jantung diagnosa sekunder DM. Jika pasien menderita DM namun dengan kondisi terkontrol dan tidak kondisi gangren, maka diagnosa sekundernya seharusnya E14.9 (DM tanpa komplikasi); Jika pasien memang tidak menderita DM maka verifikator membuat catatan untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.
320
tindakan IVP, CT-scan, dan colonoscopy dirawat- inapkan
Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder Kolonoskopi agar dilakukan koreksi tagihan menjadi tagihan rawat jalan.
321
Pasien bayi sehat (di resume tertulis diagnosa utama NA,SMK) tapi ditagihkan dengan diagnosa lain (jaundice/infection) pada BBL (diresume tertulis sebagai diagnosa sekunder) biaya : Rp.2.155.562-Rp.2.384.581
Pada kasus ini diagnosa utama seharusnya adalah Jaundice pada Bayi sesuai pada resume. Verifikator melengkapi bukti pelayanan pasien untuk terapi jaundice kepada koder.
Neonatal Jaundice
322
PENDERITA TB BERKUNJUNG KE POLI PARU LEBIH DARI DUA KALI DALAM SEBULAN PADAHAL SUDAH MENDAPATKAN JATAH OBAT KRONIS DARI BPJS KESEHATAN
Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).
Obat
323
Odontektomi dirawatinapkan, padahal sebelum berlaku tarif INA-CBG’s sebelumnya tarif Askes, cukup di Rawat Jalan
Pada kasus ini umumnya odontektomi yang dirawat adalah Odontektomi impacted odontektomi. Apabila manajemen RS telah mengeluarkan SK untuk rawat inap bagi seluruh kasus odontektomi, verifikator dapat meminta salinan SK tersebut untuk disampaikan kepada atasan (Kanit) dan tim audit medis.
324
Pasien RITL dengan kasus diagnosa utama J18.0 bronchopenumonia diagnosa sekunder I10; essential hypertensi, I51.7; cardiomegali, J01.8; other acute sinusitis dan kode tindakan 874.4 routine chest x-ray, so described
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Selanjutnya verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.
Paru
325
Pasien RITL dengan keluhan: Batuk ± 1 minggu, Panas ± 1 minggu, sesak napas (+) Diagnosa Utama: J18.0 Bronchopneumonia Diagnosa Sekunder : B50.9 Plasmodium Falciparum Malaria, Unspecified, K56.3 Gallstone Ileus
Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan diagnosa Malaria dan Gallstobe illeus. Verifikator melakukan pencatatan kasus ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
Paru
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 326
Pasien Tn.A dirawat dengan diagnosa T303 - Burn of third degree, body region unspecified, M245 - Contracture of joint dengan tindakan 86,22 Excisional debridement luka, infeksi atau membakar, 86,69 graft kulit lainnya ke situs lain, 80,4 pembagian kapsul sendi dengan biaya Rp.21.678.658,-
Untuk diagnosa Burn of Third Degree memang Penanganan Luka dimungkinkan dilakukan Graft kulit seperti pada koding RS, sepanjang pada laporan operasi memang dilakukan. Verifikator dapat memastikan kembali tindakan tersebut dari laporan operasi dan konfirmasi DPJP. Pada kasus ini tarif yang mendukung peningkatan biaya adalah graft kulit.
327
RAWAT LUKA POST OP DILAKUKAN BERULANG ULANG DI POLI BEDAH MELEBIHI STANDAR (DALAM SEBULAN 8 KALI)
Verifikator MELIHAT STATUS REKAM MEDIK APAKAH RAWAT LUKA ITU BENAR BENAR DILAKUKAN DAN DIBUTUHKAN OLEH PASIEN DITINJAU DARI KEADAAN LUKA POST OP-NYA (ADA KOMPLIKASI ATAU TIDAK)
328
Pasien RJTL dengan diagnosa infeksi bekas luka operasi SC dilakukan pemeriksaan penunjang USG dan ganti perban di poli. Selang dua hari pasien datang hanya untuk ganti perban. Namun RS menginput prosedur USG tanpa indikasi (pasien datang ke poli selang dua atau tiga hari selama lima kali dengan prosedur yang sama).
Verifikator meminta konfirmasi hasil pemeriksaan USG dari Persalinan/Kehamilan/Bayi setiap kunjungan kepada koder. Apabila terdapat catatan Baru Lahir dan atau hasil pemeriksaan USG, klaim disetujui.
329
Bayi baru lahir dari persalianan normal dengan PB/BB = 47 cm/3000 gram, bayi lahir langsung menangis, Apgar Score = 8/9 menit, Diagnosa utama : P28.2 Cyanotic attacks of newborn Diagnosa sekunder : P21.9 Birth asphyxia, unspecified; P02.7 Fetus and newborn affected by chorioamnionitis Group CBGs: J-4-21-III GEJALA, TANDA DAN DIAGNOSIS SISTEM PERNAFASAN LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp. 4.607.347,00
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. 2. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP 3. Verifkator mencatat kasus ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
330
Pasien an Hendrikus Keo (0000151200988) dilakukan pemeriksaan yang mengarah pada penyakit asam urat, namun dalam penegakkan diagnosa bukan merupakan diagnosa asam urat melainkan diagnosa penyakit terdahulunya (riwayat penyakit)
1. Diagnosa utama adalah diagnosa yang menghabiskan sumber daya paling banyak 2. Jika penyakit yang menghabiskan resources terbanyak adalah penyakit yang terdahulu maka code diagnosa utama adalah Z85 - Z88 3. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi ulang kepada DPJP
Rheumatoid/Arthritis
331
Tindakan transfusi darah dilakukan untuk menegakkan diagnosa anemia,namun berdasar khan hasil lab HB nya normal Pasien Rawat Inap dengan diagnosA Limpoma, dilakukan tindakan pembedahan : radical exsisi dan skin graft
Klaim disetujui karena sudah dilakukan transfusi. Namun verifikator mencatat untuk didiskusikan kepada tim audit medis. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder/manajemen RS sesuai dengan hasil customer visit. Verifiaktor dapat melakukan pengecekan pada laporan operasi. Kasus dibayar sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
Transfusi Darah
332
Penanganan Luka
Tumor/Kanker
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 333
Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama D332 (Benign neoplasm Verifikator mensosialisasikan tentang rujukan parsial. of brain, unspecified) Prosedur: Ketentuan sesuai dengan Pemenkes 28 tahun 2014 8703 (Computerized axial tomography of head)
334
Pasien a/n Saharudin, NOKA : 0000150865187 MRS melalui UGD pada tgl 23/07/2014; pasien pasien menjalani perawatan di UGD selama kurang dari 6 jam dan pulang pada hari yang sama ; No SEP 2407R00107140001600. Ditagihkan oleh pihak RS dengan biaya RITL.
Verifikasi sesuai dengan Permenkes 27 Tahun 2014 terkait dengan definisi episode.
Tumor/Kanker
Akomodasi
335
Pasien masuk RITL dengan kasus CRF. Diajukan RS sbb: Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal disease) diagnosa sekunder : anemia Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dialysis) Biaya untuk kls III Rp.12.498.845 Biaya untuk Kls II Rp.14.998.614
Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder Anemia melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dalam hal tetap terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.
336
Pasien masuk RITL dengan kasus Anemia dengan riwayat cancer nasopharynx. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosautama: C11.9 (Malignant neoplasm of nasopharynx, unspecified) Diagnosasekunder: D 64.9 (Anemia) Tindakan : 99.04 (Tranfusion of packed cells)Group CBGs: U4-10-II (Tumor kerongkongan, mulut, hidung dan telinga sedang ) Biaya: Rp 11.291.276,- : Biaya real RS Rp 1.310.820,-
Kode utama C11.9 sudah sesuai. Namun apabila kondisi Anemia pasien benar anemia pada kasus kanker, maka anemianya dikoding D63.0 sebagai diagnosa sekunder.
337
Pasien RITL dengan kasus ITP, Anemia gravis, Malaria. Diajukan oleh RS : Diagnosa Utama : D69.3 (idiopathic thrombocytopenic purpura)Diagnsoa Sekunder : D64.9 (Anemia, unspecified), B50 (Plasmodium falciparum, unspecified) Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 99.04 (Transpusion of packed cells), 90.59 (Other microscopic examination of blood, 87.44 (Routine chest x-ray, so described), 87.24 (Other x-ray of lumbosacral spine) Kode ina cbg’s : D-4-11-II (Gangguan Pembekuan Darah Sedang) Biaya : Rp. 5.094.124
1. Secara kaidah ID 10, tidak ada atauran yang melarang Anemia penambahan anemia pada kasus ITP 2. Pada kasus ini, melihat hasil HB normal, maka verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan coder. HB normal tidak menunjukkan kondisi anemia.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 338
Pasien Masuk poli bedah dengan K/U dengan dx susp APP rencana oprasi hari jumat tgl 27/6/2014 DX UTAMA : K351 (Acute appendicitis with peritoneal abscess) dx skunder K565 (Other and unspecified intestinal obstruction) tindakan 1: 5411 (Exploratory laparotomy) tindakan 2 : 5459(Other lysis of peritoneal
Jika diresume medis atau di penunjang lainnya ( misal : Appendik foto appendik) tertera ada perlengketan di intestinal maka diagnosa K565 (Other and unspecified intestinal obstruction) sesuai.
339
Pasien RITL masuk dengan appendicitis akut tanpa gejala penyulit dan komplikasi dan kemudian dilakukan operasi appendectomy ditagihkan dengan tindakan 45.79 (other partial excision of large intestine). Biaya Rp.13.219.681
Verifikator melihat pada laporan operasi dan resume medis Appendik
340
Pasien dengan diagnosa Appendicitis acute dilakukan tindakan Appendiktomi dan di laporan operasi dengan prosedur di entrykan other lysis of peritoneal adhesion
341
Pasien masuk RITL dengan kasus appendiksitis akut + Analisa kasus sudah tepat apabi la memang kode K35.9 gastritis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: digunakan sebagai diagnosis primer jika ada tindakan K29.7 g a s t r i t i s u n s p e c i f i e d Diag nosa sekunder: K359 47.09 acute appendicitis unspecified Tindakan : 88.76 ( d i a g n o st i c u l t r a s o u n d o f a b d o m e n a n d r e t r o p e r i to n e u m ) . 47.09 (o t h e r appendect o my ) Group CBGs: K-1-13-II prosedur appendik sedang Biaya Rp 6.050.999
342
Pasien masuk RITL dengan kasus Appendicitis akut dengan diagnosa komplikasi peritonitis diffus. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : K35.1 Acute appendicitis with peritoneal abscess. Diagnosa sekunder: K65.0 Acute peritonitis,. Tindakan: 54.19 Other laparotomy. Group CBGs :K-1-40-III PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (BERAT). Biaya Rp 14.211.748,00
1. Verifikator memeriksa kembali pada resume medis Appendik apakah ada indikasi dilakukan lysis of peritoneal adhesion, jika tidak ada maka tidak dikode 2. Untuk kasus ini tidak sinkro antara diagnosa dengan prosedur 3. kode yang tepat untuk tindakan Appendictomy adalah 47.09 Appendik
1. Sesuai kaidah koding ICD 10 kode K65.0 acute Appendik peritonitis dipergunakan untuk kasus peritonitis akut tetapi tidak dapat dipergunakan untuk peritonitis dengan atau diikuti oleh appendicitis 2. kode untuk kasus appendicitis peritonitis cukup K35.0
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
343
Pasien RITL masuk dengan kasus Appendicitis Akut, namun ditagihkan oleh Pihak RS se bagai Appendicitis + Peritonitis dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: K35.0 Acute Appendicitis with general ized peritonitis Tindakan : 54.11 Exploratory Laparotomy Group CBGs: K-1-40-I Prosedur Sistem Pencernaan Lain-lain Ringan Biaya Rp 6.627.467
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, Appendik memastikan apakah ada kondisi peritonitis 2. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika memang dilakukan.
344
Pasien bayi dengan kasus asfiksia yang diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: asfiksia sedang (P21.1) Diagnosa sekunder: newborn affected by chorioamnioniti (P02.7) . CBG P-8-08- III Rp 7.294.521,-
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP melalui Asfiksia lembar konfirmasi dan melihat pada resume medis apakah memang benar tertera diagnosa sekunder newborn affected by chorioamnioniti 2. Pada kasus ini, kode P02.7 bisa digunakan sebagai diagnosa sekunder karena bayi ada kelainan
345
Pasien datang post KLL dengan CKS dengan keluhan sakit kepala dan pusing (berputar), hasil pemeriksaan CT Scan ditemukan perdarahan pidural temporal sinistra dan perdarahan intracerebral lobus frontalis serta odema cerebri. Diagnosa utama : Vertigo of central origin (H814). Diagnosa sekunder : Other specified injuries of head (S089), intracranial haemoragie (I629). Biaya : Rp. 3.576.981
berdasarkan hasil CT scan maka kodefikasi yang tepat adalah DU : S06.4 ( Epidural haemorage) menurut ICD 10, kode untuk Traumatic Intracranial Haemoragre adalah S06
CT Scan
346
Pasien RITL dengan diagnosa yang tertulis pada resume medis dyspepsia + DHF, diajukan oleh pihak RS : D. utama dyspepsia (K30), d. sekunder Dengue Haemorrhage fever (A91). Group CBGs : K-4-18-III, Diagnosis sistem Pencernaan lain-lain (berat), tarif 7.224.796
1. Penentuan diagnosa didasarkan pada diagnosa yang tertera di resume medis 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Dengue Hemorrhagic Fever
347
- diare+vol depletion+DHF thypoid fever+DHF : sl 3, sering hanya demam dan mual saja sudah disebut Tiphoid Fever tanpa hasil lab/ pemeriksaan penunjang.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait Dengue Hemorrhagic dengan diagnosa DHF thypoid dan melihat kembali pada Fever rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa dimasukan kodenya. 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa yang menyerap sumber daya banyak, maka diagnosa tersebut yang dijadikan diagnosa utama. 3. Diagnosa akhir ditegakkan pada akhir perawatan pasien
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 348
- DHF+HHD langsung meningkat tajam levelnya
Pada kasus ini diagnosa HHD dikode I11.9 sebagai diagnosa sekunder tidak meningkatkan severity level.
349
9. Kasus RITL dgn kasus typhoid (A01.0) dan komplikasi DHF Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera pada (A91)/diare(A09)/trombositopeni oleh RS dx primer typhoid resume medis dan menghabiskan sumber daya terbesar sehingga meningkatkan derajat keparahan saverity lavel III Group CBGs: A4-14-III..5.724.394
350
Pasien masuk RITL dengan vomitus mepunyai rawayat DM dan Efusi Fleura diajukan Rs sbb: Dignosa utama : E116 (NonInsulin-dependent- melitus with other spesified complications) Diganosa sekunder : J90 (pleura Effusion,not elsewhewr claasified) Tindakan : 3393 (puncture of lung) Biaya Rp.41.881.755
351
Pasien masuk dengan sesak 2 hari, DM dan TB. Diagnosa yang diajukan RS : DU :I219 acute myocardial infraction. DS : E149 unspec diabetes melitus without complications B909 Sequele of respiratory and unspec TB, Biaya RP 4.407.824
Dengue Hemorrhagic Fever
Dengue Hemorrhagic Fever
Merujuk pada ICD 10 maka , verifikasi sudah benar namun Diabetes Melitus diagnosa sekundernya adalah E14.9 karena tidak disebutkan secara spesifik DM tipe apa.
1. Merujuk pada hasil resume medis , maka diagnosa akhir Diabetes Melitus adalah CAD (I25.1 Atheroscelerotic Heart Disease termasuk coronary (artery) : Atheroma, Atherosclerosis, disease, sclerosis) TB paru kecuali dinyatakan lain dikoding dengan A16.2 dan DM (E14.9) 2. untuk penetapan I21.9 acute myocardial infraction harus ditelusuri dasar penetapannya.
352
Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: E102 Insulin -dependent diabetes melitus with renal complication+B1 Diagnosa sekunder: N189 (Chronic Renal Failure)
353
Pasien datang dengan hiperglikemia dengan gds 312 grDl. Dengan koplikasi selama perawatan HT, ISPA, Arhritis, GE dan mendapatkan terapi injeksi i nsulin. Pada kasus ini diberlakukan pengkodean diagnosa utama I10 (Hipertensi) dengan sekunder E138 (DM Komplikasi), Vertigo (H814), Ispa (J00), Arthritis (M1399) dan GE (A09) dengan kode prosedur injeksi insulin ( 9917). Biaya yang timbul 6.096.614,-
354
Pasien masuk RITL dengan kasus Gangren diabeticum ditagihkan oleh RS dengan kode : Diabetes melitus type II dengan komplikasi lain (E11.6) sebagai diagnosa utama dan Gangren (R02) sebagai diagnosa sekunder dengan tarif Rp. 6.000.438
1. dilihat kembali apakah pasien adalah pasien DM IDDM atau NIDDM 2. jika pasien terbukti IDDM maka koding menjadi E10.9 3. diagnosa sekundernya adalah N18.9
Diabetes Melitus
1. Dilihat kembali pada diagnosa mana yang menyerap banyak sumber daya selama episode perawatan.
Diabetes Melitus
1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila ada 2/ 3 Diabetes Melitus kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11.5
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 355
Pasien dengan diagnosa Gangrene dan DM ditagihkan dengan kode R02 (Gangrene, not elsewhere classified) sebagai diagnosa utama dan E11.8 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus With unspecified complications) sebagai diagnosa kedua dengan tarif Rp. 4.449.092
1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila ada 2/ 3 Diabetes Melitus kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11.5
356
pasien DM dengan ulkus dikoding Du : DM dan Ds : ulcer seharusnya cukup 1 kode DM dengan poin 5 misal Du : E14.5 ; DS:L97 tarif INA-CBGs Rp.6,228,729 Pasien RITL dengan kasus DM gangrene. Diajukan RS sebagai berikut: DU: E11.5 DS: A41.9 Tindakan: 84.15 Group CBGs: M-1-02-III Prosedur amputasi berat Biaya Rp. 29.330.807
Pada kasus ini verifikasi sudah tepat, bahwa untuk diagnosa DM dengan komplikasi ulcer dikode dengan E14.5
Diabetes Melitus
Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi sepsis berdasarkan hasil laboraorium , apakah mengarah ke sepsis atau hanya infeksi
Diabetes Melitus
358
Pasien RITL dengan kasus Kesadaran menurun, Hypoglycaemia ec DM tipe II, Electrolyte imbalance ec hypokalemia, NHS Thrid Attack. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : R40.2 (Coma, unspecified) Diagnosa Sekunder : E16.2 (Hypoglicaemia, unspecified), E87.8 (Other disorder of electrolyte and fluid balance, not elsewhere classified), I64 (Stroke, not specified as haemorrhage or infarction), E11.9 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus whitout complications)
1. Kode R40.2 (coma) tidak bisa digunakan terpisah jika pasien menderita DM tipe II. Seharusnya kodenya adalah E11.0 sebagai diagnosa utama. 2. Jika DM dengan hipoglikemia, maka kodenya tetap E11.0 sebagai diagnosa utama
Diabetes Melitus
359
Pasien anak masuk RITL dengan diagnosa keluar diare. Oleh 1. Malnutrisi atau kurang gizi harus ditentukan sesuai RS coding dengan code diare + kurang gizi dengan standar atau kriteria malnutrisi yang ditetapkan oleh RS dan kondisi ini harus dicantumkan di dalam resume medis
Diare
360
Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia . Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium vivax malaria without complication. Tindakan :99.18 Injection or infusion of electrolytes. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) biaya: Rp 6 .047.172
Dispepsia
357
Agar verifikator melakukan konfirmasi kepa da Coder, memastikan kembali resources RS yang digunakan paling banyak. Diagnosa utama disepakati sebagai diagnosa yang paling banyak menghabiskan resources.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 361
Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia . Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium vivax malaria without complication. Tindakan :99.18 Injection or infusion of electrolytes. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) biaya: Rp 6 .047.172
Agar verifikator melakukan konfirmasi kepa da Coder, memastikan kembali resources RS yang digunakan paling banyak. Diagnosa utama disepakati sebagai diagnosa yang paling banyak menghabiskan resources.
Dispepsia
362
363
Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama K30 Dyspepsia dan Diagnosa Sekunder: R160 Hepatomegaly
Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. Diajukan oleh oleh RS sbb: Diagnosa utama: K92.0 Haematemesis. Diagnosa sekunder: D64.9 Anaemia, unspecified, K30 Dyspepsia, E11.9 Noninsulin-dependent diabetes mellitus without complications, E43 Unspecified severe protein- energy malnutrition.Group CBGs: K-4-18-III DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAINLAIN (BERAT), Biaya: Rp. 7.418.126
Hepatomegaly merupakan gejala sehingga tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama kalo ada diagnosa lain yang lebih tepat(pada ICD 10 gejala masuk dalam kelompok kodefikasi R)
Dispepsia
1. Untuk kriteria pasien dengan kondisi malnutrisi berat dilihat pada kriteria klinis malnutrisi. 2. untuk penegakan diagnosa Malnutrition-related diabetes mellitus with unspecified complications adalah kewenangan DPJP
Dispepsia
364
Pasien masuk RITL dengan keluhan panas dingin menggigil, Verifikator memastikan kembali pada kepada DPJP, pusing, demam, riwayat malaria. Diajukan oleh RS sebagai diagnosa manakah yang menyerap lebih banyak sumber berikut: daya Diagnosa utama: K30 Dyspepsia Diagnosa sekunder: B51.9 Plasmodium Vivax Malaria Without Complication. J45.0 Predominantly Allergic Asthma Tindakan : Group CBGs: K-4-18-II Diagnosis Sistem Pencernaan Lain - Lain (Sedang) Biaya Rp 3.926.735
Dispepsia
365
Pasien masuk RITL dengan kasus Hepatitis A akut + Dispepsia. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 (dyspepsia) Diagnosa sekunder: B159(Hepatitis A without hepatic coma) Group CBGs: K-4-18-II diagnosis sistem pencernaan lain-lain (sedang) Biaya Rp 5.048.206
1. Verifikator konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa mana yang menyerap banyak sumber daya 2. hasil verifikasi sudah tepat
Dispepsia
366
Pasien RITL dirawat 3 hari dengan dxD y s p e p s i a ( K 3 0 ) , Hypertensive heart disease with congestive h e a r t f a i l u r e ( I 1 1 0 ) , c a r d i o m e g al y ( I 5 1 7 ) .
1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2. pada kasus ini seharusnya yang menjadi diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya
Dispepsia
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 367
Pasien RITL , diajukan diajukan o/RS : DU : K30 (dyspepsia) DS : J06.9 (acute upper respiratory infection) Tind : 90.59 (other microscopic examination of blood 99.18 (injection or infusion of electrolytes) INA-CBG : K-4-18-I (diag sist pencernaan lain2) Tarif : 3.057.555
1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2. pada kasus ini seharusnya yang menjadi diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya
Dispepsia
368
Pasien RITL dengan kasus Dyspepsia, Leukesitosis Diagnosa Utama : K30 (Dyspepsia) Diagnosa Sekunder : D72.8 (Other specified disorders of white blood cells) Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 90.59 (Other microscopic examination of blood)
Diagnosa sekunder D72.8 tidak dapat ditambahkan jika hasil WBC nya normal.
Dispepsia
369
Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. Diajukan oleh oleh RS sbb: Diagnosa utama: K92.0 Haematemesis. Diagnosa sekunder: D64.9 Anaemia, unspecified, K30 Dyspepsia, E11.9 Noninsulin-dependent diabetes mellitus without complications, E43 Unspecified severe protein- energy malnutrition.Group CBGs: K-4-18-III DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAINLAIN (BERAT), Biaya: Rp. 7.418.126
1. Diagnosa utama: K92.0 2. Diagnosa sekunder: a. Anemia dengan kode: D53.9 b. Dispepsia kode K30 3. Dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode adalah kondisi DM nya, E11.9 dengan E43 dapat digabung menjadi E12.8 Hasil akhir Gruper adalah K-4-18-II
Dispepsia
370
Pasien RITL masuk dengan tindakan aff DJ stent ditagihkan tindakan 55.98 (Removal of mechanical kidney) tidak tepat DJ Stent dengan tindakan 55.98 (Removal of mechanical kidney). Biaya karena untuk pengangkatan DJ Stent tindakannya 97.64 Rp.13.188.528
371
Pasien masuk RITL dengan kasus Cholecystitis.diajukan oleh RS sbb: Diagnosa Utama : K819 (Cholecystitis,Unspesifed) Diagnosa sekunder : K808 (other cholelithiasis) D648 (other specified anemias) Tindakan : 5122(Cholecystektomy) 5411 (Exploratory lapatomy) Biaya Rp. 20.439.767.
Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder, coder Empedu melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dalam hal tetap terjadi dispute, maka verifikator tetap menyetujui kasus ini. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.
372
4. Px fisioterapi prosedur streching dikode excersice (93.19) Rp 247.098,-
Code streching otot dan tendon yang tepat adalah 93.27
Fisioterapi/Rehabilitasi Medik
373
Pasien RITL masuk dengan kasus gastritis dan ada hipertensi Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum pada sebagai dx utama hipertensi I159 dan sekunder gastritis K297 resume medik biaya Rp 4.497.228
Gastritis/Dispepsia
374
Pasien masuk RITL dengan kasus cholic abdomen dan Dasar penentuan kode diagnosa harus sesuai dengan anemia, diagnosa akhir oleh DPJP adalah gastritis (K29.7). diagnosa akhir yang tertera pada resume medis yang Diajukan oleh RS adalah sebagai berikut: diagnosa utama dibuat oleh DPJP. K29.0 ( Acute Haemorrhagic Gastritis) dan diagnosa sekunder D62 (acute posthaemorrhagie anemia) Group CBGs K-4-11-II Gastritis dan Ulkus Peptikum Sedang. Biaya 4.457.773,00
Gastritis/Dispepsia
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 375
Pasien RITL dengan diagnosa chronic gastritis dan prosedur gastroscopy. Prosedur gastroscopy dikode dengan 4411 (transabdominal gastroscopy), dimana seharusnya kode yang digunakan adalah 4413 (other gastroscopy).
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Gastritis/Dispepsia melihat pada resume medis terkait tindakan yang dilakukan 2. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur yang tertera pada resume medik
376
Pasien masuk RITL. Diagnosa utama K295 (Chronic gastritis, unspecified); Diagnosa sekunder: J029 (Acute pharyngitis, unspecified), A419 (Septicaemia, unspecified)
Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera pada resume medis dan menghabiskan sumber daya terbesar
377
KASUS GIGI PRE DAN POST OPERASI DITAGIHKAN SEBAGAI KASUS OPERASI GIGI
1. Koding dilakukan pada kasus/ tindakan yang sudah Gigi Mulut dilakukan 2. Untuk kasus post operasi maka kodenya Z09.8 (Follow-up examination after other treatment for other conditions [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.])
378
Pasien rutih HD stage IV mengalami penurunan kesadaran dikoding diagnosa utama Hypoglicaemia (E162), End stage renal (N180), dengan prosedur tindakan ETT (9604). Pasien meninggal. Biaya : Rp. 10.752.829,-
Kodefikasi RS sudah benar dengan memperhatikan bahwa Ginjal/Hemodialisa yang paling banyak menyerap sumber daya adalah Hypoglicaemia sedangkan End stage renal sebagai penyerta
379
Pasien masuk RITL dengan kasus gagal ginjal. Ditagihkan RS untuk diagnosa septicemia disesuai dengan kriterai : diagnosa utama N.18.9 Chronic renal failure, unspecified. septicamia dan merupakan kewenangan dokter Diagnosa sekunder : A.41.9 Septicaemia, unspecified. Group CBG’s : N4-10-III Tumor Ginjal & Saluran Urin & Gagal Ginjal Berat. Biaya : Rp. 4.368.389,00
380
Pasien haemodialisa yang membutuhkan transfusi darah dijadikan pasien rawat inap
381
pasien RITL dengan diagnosa GGK dengan pemasangan AV SHUNT ditambahkan DS ; HT dan ANEMIA
Gastritis/Dispepsia
Ginjal/Hemodialisa
Pasien haemodialisa yang membutuhkan transfusi darah Ginjal/Hemodialisa yang dirawatinapkan maka harus sesuai dengan indikasi rawat inap 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa Ginjal/Hemodialisa akhir dan tindakan yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2. Jika hanya terbukti diagnosa adalah gagal ginjal kronik dengan hipertensi maka kode diagnosa yang tepat adalah I12.0 (Hypertensive renal disease with renal failure [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Diseases of the circulatory system.] ) dengan tindakan pemasangan AV SHUNT kode yang tepat adalah 39.27-arteriovenostomy for renal dialiys (Cimino)
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 382
Pasien masuk dgn diagnosa utama CKD ( N18.0), Ds:hyperkalaemia ( E875), anaemia ( D649), pneumonia (J189) dgn CBGs N-4-10-III biaya Rp 8.492.917,00
Diagnosa dan tindakan yang ditagihkan harus sesuai dengan yang tertera di dalam resume medis.
Ginjal/Hemodialisa
383
Pasien rawat inap dengan Diagnosa utama N18.0 (end stage renal disease) dan diagnosa skundernya N20.0 (calculus of kidney) sedangkan di RM R10.4 (colic abdomen) sebagai diagnosa sekundernya.
1. Diagnosa dan tindakan yang dientri harus sesuai dengan yang tertera di dalam resume medis dan benar2 diberikan kepada pasien.
Ginjal/Hemodialisa
384
* POLI GIZI DITAGIHKAN SENDIRI
1. Verifikasi melakukan konfirmasi kepada DPJP apakah Gizi konsultasi Gizi dilakukan pada 1 hari bersamaan dengan konsultasi pada poli lain 2. konsulatasi ke poli gizi yang dilakukan pada hari yang berbeda dapat dikode Z71.3 Dietary counselling and surveillance Dietary counselling and surveillance (for): • NOS • colitis • diabetes mellitus • food allergies or intolerance • gastritis • hypercholesterolaemia • obesity [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.]
385
Pasienmasuk RITL dengankasus GBS (Guillain Barre 1. Dalam kaidah koding tidak larangan penambahan kode Syndrom). Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosautama: G82.3 pada kode G61.0 G 61.0 (Guillain Barre Syndrome) Diagnosasekunder: G 82.3 (Flaccid tetraplegia) Group CBGs: G-4-19-III (Infeksi Non BakteriSistemPersarafan ) Biaya: Rp 6.717.789,- : Biaya real RS Rp 869.137,-
Guillain Barre Syndrom
386
Pasien RITL masuk dengan kasus hipertensi I159 sbg dx uatama dan stroke sebagai dx sekunder I64 biaya Rp 5.285.238
Hipertensi
387
Pasien RITL masuk dengan kasus N200 sbg dx utama dan HT dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan sebagai dx sekunder dan pulmonary odem j81 dx sekunder diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa biaya Rp akhirnya 8.129.532
seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada sumber daya yang digunakan.
Hipertensi
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 388
Pasien RITL masuk dengan dx I10 Hipertensi sbg dx primer seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada gastritis dx sekunder dan stroke I64 dx sekunder kedua biaya sumber daya yang digunakan. Diagnosa hipertensi boleh Rp 5.285.238 dijadikan diagnosa sekunder
Hipertensi
389
Pasien masuk dengan keluhan tidak dapat menggerakkan anggota tubuh , diagnosa utama I10 Essential (primary) hypertension dan diagnosa Sekunder I64Stroke, not specified as hemorrhage or infarction kode inacbgs I-4-17-III ( HIPERTENSI BERAT ) dengan biaya RP. 7.421.333
1. analisa verifikator sudah tepat, verifikator melakukan edukasi kepada koder 2. sesuai dengan kaidah ICD 10 ,hipertensi masuk dalam kelompok komorbiditi
Hipertensi
390
pasien RITL dengan riwayat Hipertensi, di resume tertera td 140/90 tapi di ajukan dengan diagnosa HHF (hipertensi heart failur) drngan tarif RP. 10.416.088
1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2. Jika hanya terbukti hanya diagnosa hipertensi maka kode yang tepat adalah I10
Hipertensi
391
Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama: G819 (Hemiplegi, Pada kasus ini, yang menjadi resouces terbesar adalah unspecified); Diagnosa sekunder: I64 (Stroke, not specified as stoke maka yang menjadi diagnosa utama. Hemiplegi, aemorrhage or infarction), I10 (Essential hypertention), E785 hipertensi dan hiperlipidemia menjadi diagnosa sekunder (Hyperlipidemia, unspecified)
Hipertensi
392
Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban hijau dan afgar score 8/9 dokter mendiagnosa I n f e c te d b a b y dengan alasan air ketuban hijau merupakan faktor predisposisi atau resiko terjadinya Infected baby. Namun pada catatan medis rumah sakit tidak ada keterangan yang menyatakan bahwa bayi tersebut mengalami air ketuban hijau atau K o r i o a m n i o n n i t i s tetapi pihak Rumah Sakit menagihkan klaim tersebut sebagai Infected baby.
Infeksi
393
Pasien masuk RITL dengan kasus HHD, CRF dan Merujuk pada ICD 10 maka sebagai kode utama : I13.2 Hyperuricemia. Diajukan oleh RS dengan DU : i500 (CHF) dan dan kode sekunder E79.0 (analisa kasus sudah benar) DS : N19(CRF) , E790(Hyperuricemia). Biaya : 10.509.833
Jantung
394
Pasien masuk dengan keluhan chest pain diagnosa RS : diagnosa utama I210 Acute transmural myocardial infraction of anterioi wall. Diagnosa sekunder D64.9 anemia N29 late syphilis kidney. Grup INACBG I-4-10-II Infark myokard sedang. Biaya : Rp.6,385,485
Jantung
500 REKOMENDASI KODING
1. Semua penyakit yang diderita oleh bayi ybs harus tertera di dalam resume medis 2. Jika terdapt ketidaksesuaian antara resume medis dengan catatn medis yang lain, maka verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP. 3. Verifikator dapat mecatat kasus ini dan melaporkan kepada Tim Audit Medis.
1. Kodifikasi mengacu pada resume medis ( verifikasi sudah tepat) 2. hasil EKG sinus aritmia merupakan pembuktian dari diagnosa Old myocardial infraction
NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 395
Pasien masuk dengan nyeri dada , riwayat darah tinggi, nyeri Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder ulu hati, RS mengajukan adalah diagnosa yang tertera pada resume medis kecuali diagnosa utama I10 Essential primary jika ditemukan kejanggalan maka dapat dil ihat pada hasil hipertension, pemeriksaan penunjang. diagnosa sekunder A160 Tuberculosis of lung, K30 Dyspepsia. Grup INACBG I-4-17-II Hipertensi sedang dengan biaya RP. 4,354,725
396
Pasien Menderita Hipertensi, CHF dan Gagal Ginjal Kronik. Diagnosa dikoding secara terpisah, dengan diagnosa utama CHf (I50.0), Hipertensi (I11.9), dan GGK (N18.9) sebagai diagnosa sekunder dengan tarif Rp. 10.541.081
397
Peserta RJTL TGL 05/08/2014 Kontrol ulang dengan dx CHf Analisa kasus sudah tepat apabi la memang pasien kontrol Jantung di entri dengan koding I500 (chf) bukan kode Z 099 (follow up ulang dengan diagnosa yang sama examination after unspecitied tretment for other conditions )dengan biaya Rp. 326.927
398
399
Pasien masuk RITL dengan rencana tindakan kateterisasi jantung. Diajukan oleh RS sebagai be rikut: Diagnosa utama: I10 (essential primary hypertension) Diagnosa sekunder: I21.1 (acute transmural myocardial infarc inferior wall); E78.2 (mixed hyperlipidemia) Tindakan : 88.55 (coronary angiography using single catheter) Group CBGs:I-1-15-III Prosedur kateterisasi jantung berat Biaya Rp 25.594.219,00
Jantung
1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai , apabila ada 2/ 3 Jantung kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu 2. pada kasus ini kode yang tepat adalah I13.0
1. Penentuan diagnosa didasarkan pada diagnosa yang tertera di resume medis 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar
Pasien masuk RITL Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir Diagnosa utama: I2.19 - Acute myocardial infarction, yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan unspecified Diagnosa sekunder : A09 - Diarrhoea and dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada gastroenteritis of presumed infectious origin K808 E114 - Non- DPJP insulin- dependent diabetes mellitus with neuro comps J189 Pneumonia, unspecified D649 - Anaemia, unspecified Tindakan 87.44 89.52 49.51 39.95 93.96 88.76 Biaya Rp 15.947.874
Jantung
Jantung
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 400
Pasien dirawat inap dengan diagnosa CHF dirawat selama 6 hari, hasil laboratorium ureum, creatinin, Natrium, kalium, clorida normal, pada INA CBG’s dientry pemeriksaan EKG dan RO ditagihkan dengan kode diagnosa hasil grouping I-4-12-III biaya Rp. 7.518.759
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan melihat pada resume medis terkait diagnosa dan tindakan yang dilakukan (lembar konfirmasi) 2. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur yang tertera pada resume medik
401
Pasien Ny.Y dirawat dengan Angina pectoris I20.9, hipertensi 1. penyakit jantung yang bisa digabung adalah penyakit I10, dan Diabetes Militus tipe 2 E11.9 dengan Los 5 hari biaya gagal jantung dengan komplikasi hipertensi sedangkan inacbgs Rp.4.549.724,pada kasus ini berbeda konteks 2. Kode dari RS sudah tepat
Jantung
402
1. Px jantung diajukan RS dengan dx utama : DC/Heart diasease (dx tidak spesifik sbg dx primer) (I 51.9), dx sekunder AF (I 48) grouper I-424-II RS tipe C Rp 8.809.931,- sedangkan riil Rp 3.712.000,-
Jantung
1. Sesuai dengan aturan koding, tidak larangan penambahan I48 pada kasus dengan diagnosa I51.9 2. Kode I48 harus dibuktikan dengan hasil pemeriksaan EKG
Jantung
403 404
5. Px fisioterapi prosedur manipulasi (reposisi) dikode cardiac retraining (93.36) Rp 247.098,Peserta dijadwalkan atau direncanakan dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik Echokardiografi. Peserta merupakan pasien kontrol RS. Tetapi oleh pihak RS, peserta diberikan pengantar untuk rawat inap
Code manipulasi (traksi manual dan mekanik) yang lebih tepat untuk adalah 93.21 1. Pemeriksaan Echo bisa dilakukan pada RJTL 2. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis
Jantung Jantung
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 405
1. Pasien RITL dengan Kasus CVA Infark dengan DS Hemiplegia menaikkan severity level Diajukan oleh RS sebagai berikut = Diagnosa Utama : I633 (Cerebral Infarction due to thrombosis of cerebral arteries Diagnosa Sekunder : G819 (Hemiplegia, unspecified) I11.9 (Hypertensive heart disease without (congestive) heart failure)Tindakan : 8703 (Computerized axial tomography of head) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest x-ray, so described) 9059 (Other microscopic examination of blood) Group CBGs : G-4-14-II (Kecederaan Pembuluh darah otak dengan infark sedang) Biaya Rp. 7.996.295
1. Severity level ditentukan oleh hemiplegi dan hipertensi untuk diagnosa sekunder. 2. Penambahan diagnosa hemiplegi sebagai dx sekunder sepanjang tertera dalam resume medis
Jantung
406
Pasien masuk RITL. Diagnosa Utama I519 (Heart Disease, unspecified) dengan Diagnosa sekunder J81 (Pulmonary oedema) Pasien dilakukan operasi mata katarak di RS, tetapi oleh pihak RS menagihkan dengan operasi pterygium
Diagnosa yang ditagihkan harus sesuai dengan yang tertera di dalam resume medis.
Jantung
1. Verifikator memastikan kesesuaian diagnosis dan prosedur sesuai dengan pelayanan yang telah diberikan oleh fasilitas kesehatan.
Katarak
407
2. Untuk kasus mata, pasien mencantumkan identitas lengkap termasuk alamat dan no hp pada saat pembuatan SEP, agar pasien mudah untuk dikonfirmasi tentang perawatan yang telah diterima oleh pasien. 3. Verifikator melakukan konfirmasi langsung terhadap pasien melalui telepon
408
Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan operasi mata (katarak), untuk mendapatkan pelayanan pasien di anjurkan untuk mendaftar pelayanan rawat inap sehingga pasien diarahkan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap, namun pada kenyataannya pada pasien tidak menginap dan kembali pada esok pagi hari untuk dilakukan operasi, kemudian pasien diijinkan pulang
409
Pasien RITL masuk dengan dx I500 dan dx sekunder k759 biaya Rp 6.005.618
410
Sebenarnya INA CBG’s sudah menyediakan Top up di Katarak RJTL untuk kasus operasi katarak. Tujuannya agar pasien yang memerlukan operasi katarak tidak perlu dirawat inap. Namun hal ini perlu diperhatikan SPM Rumah Sakit untuk kasus katarak.
dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Klaim diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya serta dilihat sumber daya yang paling banyak digunakan Pasien RITL , diajukan diajukan o/RS : DU : L91.0 (keloid 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali tindakan yang Kulit scar) Tind : 86.4 (radical excision of skin lesion) INA-CBG : M- tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi 1-50-I (prod jaringan lunak ringan) Tarif : 6.430.126 kepada DPJP 2. Jika tindakan nya terbukti hanya insisi maka kode yang tepat adalah 86.05
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 411
Pasien RITL dengan kasus Hypotensi, kandidasis, malaise Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : I95.9 (Hypotension, unspecified) Diagnosa Sekunder : B37.0 (Candidal stomatitis), R53 (Malaise and fatigue) Kode ina cbg’s : I-4-24-II (Diagnosis Sistem Pembuluh Darah Lain-Lain (Sedang)) Biaya : Rp. 11.408.861
1. Verifikator melakukan konfirmasi mengenai diagnosa sekunder candidiasis. 2. Diagnosa sekunder R53 tidak perlu ditambahkan, namun jika ditambahkan tidak mempengaruhi severity level. 3. Verifikator melaporkan kepada Tim Audit medis mengenai penetapan candidiasi pada pasien
Kulit
412
Pasien Masuk dengan kasus leukemia akut diajukan RS : diagnosa primer : Acute Myeloid Leukaemia (C92.0) diagnosa sekunder anemia (D649) dengan biaya Rp. 8.457.537,-
diagnosa utama sudah tepat , namun untuk diagnosa sekundernya anemia menggunakan kodefikasi D63.0 (anemia in neoplastic disease)
Leukemia
413
Sering dx sekunder ditambah leucositosis D72.8 utk du yang memiliki potensi meningkatkan leuco.
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa leucositosis dan melihat kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa dikode 2. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan melalui Dewan Pertimbangan Medik untuk ditanyakan kriteria leucositosis
Leukositosis
414
Pasien masuk RITL dengan kasus malaria dan gizi buruk. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: B50.9 Plasmodium falciparum malaria, unspecified Diagnosa Sekunder : E46 Unspecified protein- energy malnutrition Hasil Grouper CBG’s: A-4-14- III Penyakit Infeksi Bakteri dan parasit lain-lain berat. Biaya Rp. 4.621.146
1. Verifikator melakukan konfirmasi terkait penetapan kondisi malnutrisi 2. Disarankan agar RS menetapkan SPM untuk menentukan kondisi malnutrisi. 3. Penetapan kondisi malnutrisi harus sesuai dengan kriteria atau SPM yang ditetapkan RS
Malaria
415
Pasien RITL ditagihkan RS : diagnosa utama : P.59.9 Neonatal jaundice, unspecified diagnosa sekunder : A.41.9 Septicaemia, unspecified Group CBG’s : P-8-17-III Neonatal, BBL Group-5 Tanpa Prosedur Mayor Berat Biaya : Rp. 5.316.929,00
1. Diagnosa sepsi dilihat kembali pada kriteria klinis 2. kode sepsis pada bayi adalah P36.9
Neonatal Jaundice
416
diagnosa akhir dokter menuliskan Bronchopneumonia dan efusi pleura. RS mengajukan J180 Bronchopneumonia diagnosa sekunder j90 pleural effusion Kode INACBG J-416-III Simple pneumonia &whooping cough berat. Biaya RP. 9,786,379
Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder adalah diagnosa yang tertera pada resume medis yang ditentukan oleh dokter penanggungjawab pasien
Paru
417
Pasien RITL masuk RS dengan serangan asma (J45.9) Verifikator melakukan konfirmasi terkait diagnosa kepada dirawat 3 hari, setelah 2 hari MRS lagi dengan keluhan lemas, DPJP dan memastikan di resume medis tertera. nyeri ulu hati. Tetapi diagnosa akhir MRS kedua ditambahkan TB Paru (A16.2) + Infark Miocard (I21.9) tanpa ada data terlampir + K30 Dyspepsia
Paru
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 418
Pasien masuk RITL, ditagihkan RS diagnosa utama : J.18.9 Pneumonia, unspecified diagnosa sekunder : A.15.0 Tuberculosis of lung, confirmed by sputum microscopy with or without culture dan J.90 Pleural effusion. Group CBG’s : J-416-III Simple Penumonia & Whooping Cough Berat. Biaya : Rp 8.155.316,00.
Sesuai kaidah koding maka kodefikasi yang tepat adalah : Paru diagnosa utama : A15.0 diagnosa sekunder J90, kode J18 sudah termasuk dalam kode A15.0 Tuberculosis of lung, confirmed by sputum microscopy with or without culture Tuberculous: • bronchiectasis • fibrosis of lung } confirmed by sputum microscopy with or without culture • pneumonia • pneumothorax [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Certain infectious and parasitic diseases.]
419
Kasus Code Creep: Pasien RITL dengan keluhan batuk darah, memiliki riwayat TB (sembuh). Dengan pengajuan sbb: Diagnosa Utama :R042 (haemoptysis) dan Diagnosa Sekunder: J449 (COPD, unspecified). Biaya Rp. 4.440.815,-
1. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Ina CBGs , Paru yang menggunakan sumber daya besar adalah COPD 2. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama apabila ada diagnosa lebih spesifik yang sudah ditegakkan. (batuk darah dicirikan dengan kode R)
420
Penambahan DS isolation pada setiap pasien morbili dan TBC 1. Pada ICD 10 Isolasi dikode Z29.0 (Need for other Paru prophylactic measures [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.]). Jika dilihat sub Blok nya , kode Z29 adalah untuk Prosedur tindakan prophylacsis. 2. Pada Kode Z29.0 terdapat keterangan tambahan pasien ditangani diisolasi dengan tujuan untuk pencegahan agar tidak tertular penyakit setelah kontak dengan penyakit infeksi. 3. Untuk kasus menular dan infeksi seperti campak, TB, pasien datang untuk pengobatan penyakit tersebut bukan untuk pencegahan. pasien dipisahkan ruangannya supaya tidak menularkan ke pasien lain. maka untuk kondisi ini kode Z29.0 tidak tepat.
421
- DU: effusi pleura, Ds: pneumoni.Pembuktian pneumoni sering ditulis efusi+pneumoni. Di rontgen tdk tertulis itu pneumoni cuman suspect TB tetapi dokter sdh ttd itu kasus pneumoni. biaya: Rp 8,5 juta
Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa pneumoni dan melihat kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa dimasukan kodenya.
Paru
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
422
Pasien RITL dengan kasus Bronchopneumonia, CHF. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : J18.0 (Bronchopneumonia, unspecified) Diagnosa Sekunder : I50.0 ( Congestive heart failure) Tindakan : 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 93.96 (Other oxygen enrichment), 90.59 (Other microscopic examination of blood), 87.44 (Routine chest x-ray, so described), 89.53 (vectorcardiogram (with ECG)) Kode ina cbg’s : J-4 16-II (Simple Pneumonia & whooping cough Sedang) Biaya : Rp. 5.565.103
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan DPJP mengenai diagnosa sekunder CHF. 2. Verifikator melaporkan hal ini kepdaa Tim Audit Medis
423
Pasien masuk ke RS dengan kasus open wound of head. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : S01,9 open wound of head, part unspecified, DS : G93.6 cerebral oedema, H11.3 conjunctival haemorrhage tindakan : 86.69 other skin graft to other sites INA-CBG L-1-30-II prosedur pemindahan kulit tanpa luka bakar sedang, biaya : 12.686.741
1. Untuk Injury mengacu ke kode S Penanganan Luka 2. Pada kasus ini ,diagnosa sekunder yang tepat adalah S06.1 (Traumatic cerebral oedema [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Injury, poisoning and certain other consequences of external causes.]) , oedema cerebral disebabkan oleh cedera. 3. Cedera pada konjuctiva mata kode yang tepat adalah S05.0 ( Injury of conjunctiva and corneal abrasion without mention of foreign body [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Injury, poisoning and certain other consequences of external causes.)
424
Pasien masuk dengan keluhan luka di telapak kaki sebelah pada kasus ini verifikator memastikan apakah tindakan kanan di alami pasien lebih kurang 4 hari yang lalu awalnya Fasciotomy tertera di resume medis , jika tidak tertera os mengaku kakinya tertusuk paku , jempul kaki kanan juga dilakukan konfirmasi ke DPJP (lembar konfirmasi) luka akibat tertusuk paku lebih kurang seminggu yang lalu . Riwayat sebelumnya sudah amputasi pada interphalang (3/3/2014) diagnosa utama : E145 (With peripheral circulatory complications) Dx skunder : A418(Other septicemia) tindakan 1: 86.22( Excisional debridement of wound, infection, or burn Removal by excision of) tindakan 2: 83.14 (Fasciotomy) M-1-50-III PROSEDUR JARINGAN LUNAK BERAT Rp. 21.211.082
Penanganan Luka
425
Pasien masuk dgn diagnosa utama S67.0 (crushing injury finger) dilakukan tindakan debridment dgn koding 79.64 grouper CBGs M-180-1 biaya Rp 12.485.355,00
Penanganan Luka
pada kasus ini koding RS sudah lebih spesifik dan dapat dikoding 79.64 karena debridement dilakukan pada jari dengan fraktur terbuka
Paru
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 426
Pasien diagnosa luka dibagian jempol kuku kaki diarahkan oleh dokter untuk mendapatkan pelayanan rawat inap
1. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis Penanganan Luka 2. Verifikator dapat melaporkan kasus ini kepada Tim Audit Medis 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
427
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama:Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: prematur ruptur membrane Tindakan : cesarean section Biaya Rp 5,356,999
428
Pasien masuk RS dengan keluhan: os datang pukul 05.00 wib kodefikasi dari verifikasi sudah tepat. dengan keluhan keluar air sejak pukul 01.00wib,ku sedang, TD 153/108mmhg, H 80x/mnt, RR 20x/menit TFU 3 jari, djj 135x/menit, HIS 3x/10menit lamanya <20dtk,VT 2cm, ketuban (-).th iufd D5:RL =2:1+induksin 1amp.Diagnosa akhir P1A0 sc a/i KPD 24 jam +PEB. koder mengentri kan : diagnosa utama : O 82.1 (delivery by emergency caesarean section) Diagnosa sekunder : O42.1 (Premature rupture of membranes :onset of labour after 24 hours) Diagnosa Sekunder : O14.1 (Severe Pre Eclamsia) Biaya : Rp. 5.374.020
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
429
430
Pasien RITL masuk dengan dx primer O429 prematur ruptur membran dan dx sekunder D649 Anemia dengan tindakan 744 se sar dan 6699 biaya Rp 10.516.281
Pasien X dirawat inap pada tanggal 06/08/2014 masuk dengan diagnosa G2P1A0 Hamil 33 minggu blm inpartu dengan partus prematurus iminen (PPI), dengan diagnosa utama O46.9 (Perdarahan ante partum), di cek di resume tidak ada pendarahan. Semua pasien PPI dikode perdarahan ante partum
1. koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan dengan O99.0 (Anaemia complicating pregnancy, childbirth and the puerperium), kode D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai di agnosa sekunder
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
sesuai kaidah koding maka pasien dengan kondisi partus Persalinan/Kehamilan/Bayi prematurus iminen (PPI) maka kode nya adalah O60 Baru Lahir (Onset (spontaneous) of delivery before 37 completed weeks of gestation)
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 431
Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus incomplit. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O03.6 . Diagnosa sekunder: O08.1 Delayed or excessive haemorrhage following abortion and ectopic and molar pregnancy. Tindakan : 69.02 Dilation and curettage following delivery or abortion. Group CBGs: W-1-11- III PROSEDUR DILATASI, KURET, INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. 10.480.452
1. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai dengan aturan kaidah ICD 10 2. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode baru dari perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi, misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00- O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. [Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding.]
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
432
Pasien masuk RITL dengan kasus bayi dari persalinan SC. Ditagihkan RS : diagnosa utama P.03.4 Fetus and newborn affected by caesarean delivery. Diagnosa sekunder : P.22.0 Respiratory distress syndrome of newborn. Group CBG’s : P-817-III Neonatal, BBL grup-5 tanpa prosedur mayor berat. Biaya : Rp. 9.895.470,00
1. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis utama bila ada kode diagnosis P lainnya 2. berdasarkan pada kaidah koding maka kode yang tepat adalah Diagnosa utama P22.0 dan diagnosa sekundernya P03.4
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
433
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: D64.9 Anaemia, unspecified Tindakan : 74.1 Low cervical caesarean section Group CBGs: 0-6-10-II Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Sedang Biaya Rp 4.478.350,-
434
Pasien masuk ke RS dengan kasus premature ruptur of membran. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : O42.2 premature rupture of membranes, labour delayed by therapy, Tindakan : 69.3 paracervical uterine denervation , INA-CBG :W-1-20-I prosedur pada rahim dan adneksa ringan, Biaya :5.336.052
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4.Koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan dengan O99.0 (Anaemia complicating pregnancy, childbirth and the puerperium), kode D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai di agnosa sekunder
1. Denervasi bisa dilakukan untuk pereda rasa nyeri tapi belum menggambarkan prosedur untku menangani premature ruptur of membran. 2. verifikator harus memastikan /konfirmasi kepada DPJP prosedur utama yang dilakukan pada premature ruptur of membran
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
435
Pasien masuk ke RS dengan kasus abortus. Diajukan oleh RS sbb : Diagnosa utama : O06.1 unspesified abortion, incomplete, complicated by delayed or excessive haemoragic, Diagnosa sekunder : R57.1 hypovolemic shock, O08.3 shock following abortion and ectopic and molar pregnancy, N93.9 abnormal uterine and vaginal bledding, unspesified, Tindakan : 69.09 other dilation and curettage group CBG : W1-11-III, prosedure dilatasi, kuret, intraurine dan servik berat biaya : 10.2374.661,00
1. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode baru dari perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi, misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. [Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding.] 2. berdasarkan kaidah koding maka kodefikasi yang tepat adalah diagnosa utama : O06.1 unspesified abortion, incomplete, complicated by delayed or excessive haemoragic , diagnosa sekundernya : O08.3 shock following abortion and ectopic and molar pregnancy. 3. Kondisi shock pasca abors , kode yang tepat O.08.3 bukan R57.1 sedangkan perdarahan paca aborsi kode yang tepat adalah O06.1 bukan N93.9
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
436
Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian section. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama : O82.8 other single delivery by caesarean section, diagnosa sekunder : N76.8 other specified inflamation of vagina and vulva, O42.1 premature ruptur of membranes, onset of labour after 24 hours, N39.3 stress incontinence, N31.1 reflux neuropathic bladder, not elsewhere classified, O25 malnutrition in precnency, O14,1 severe pre eclampsia, Tindakan : cesarean section of other specified type, INA CBG : O-6-10-II prosedure operasi pembedahan caesar sedang, biaya : 4.491.665
1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk menghilangkan Persalinan/Kehamilan/Bayi diagnosa dengan kode N pada kasus persalinan hanya Baru Lahir perlu ditambahkan kode O99.8 (Other specified diseases and conditions complicating pregnancy, childbirth and the puerperium [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]) untuk menjelaskan kondisi dengan kode N 2. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kriteria klinis ( bisa didapatkan dari perhimpunan /organisasi profesi atau DPJP)
437
Pasien RITL masuk diagnosa Persalinan Normal dan dalam Resume Medis dituliskan diagnosa akhir O23.5 Infections of the genital tract in pregnancy + O80.0 dan tindakan 73.4 + 73.6 + 75.7 + 70.71 dengan kode inacbg W-1-30-II dan tarif Rp. 5.289.299
Verifikator melakukan konfirmasi terkait infeksi saluran kencing kepada DPJP dan memastikan di resume medis tertera.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 438
Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian section. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama : O82.8 other single delivery by caesarean section, diagnosa sekunder : O68.9 labour and delivery complicated by fetal distress, unspesified, N31.9 neuromuscular dysfungtion of bladder O48 prolonged pregnancy, O36.8 maternal care , for other specified fetal problems, O62,4 hypertonic, incoordinate, and prolonged uterine contractions, tindakan : cesarean section of other specified type INA CBG : O-6-10-II prosedure operasi pembedahan caesar sedang ,biaya : 4.491.665
1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk menghilangkan Persalinan/Kehamilan/Bayi diagnosa dengan kode N pada kasus persalinan hanya Baru Lahir perlu ditambahkan kode O99.8 (Other specified diseases and conditions complicating pregnancy, childbirth and the puerperium [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]) untuk menjelaskan kondisi dengan kode N 2. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kriteria klinis ( bisa didapatkan dari perhimpunan /organisasi profesi atau DPJP)
439
Pasien RITL melahirkan dengan vakum ekstraksi, tanda vital baik, tidak ada tanda dan gejala syok hipovolemik, namun ditagihkan RS dengan kode R57.1 (hypovolaemic shock) sebagai diagnosa sekunder. Biaya Rp.3.055.736
1. pada kasus ini verifikator melihat kembali pada resume Persalinan/Kehamilan/Bayi medis, dan riwayat perjalanan penyakit pasien selama Baru Lahir perawatan, apakah syok hipovolemik tertera 2. kode untuk gejala syok hipovolemik pada kebidanan yang tepat adalah O 75.1 (Shock during or following labour and delivery [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Pregnancy, childbirth and the puerperium.]) 3. Sedangkan kode R57.1 mengarah pada kondisi shock umum, dan kondisi shock umum tersebut ada pembatasan luar (exclude) dalam arti dikaitkan pada kondisi spesifik tertentu ( lihat ketentuan exclude pada kode R57)
440
Ny. Della kelas II dirawat tanggal 6/8 dengan diagnosis G1PoAo hamil posterm inpartu kala II JTH preskep. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O48 Prolonged Pregnancy Tindakan : 74.1 Low cervical cesarean section Group CBGs: 06-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp4,869,999
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 441
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.0 Classical cesarean section Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 5.452.565
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
442
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O63.0 Prolonged first stage (of labour) dan O32.8 Maternal care for other malpresentation of fetus (tidak ada data malpresentasi) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 5.698.559,-
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
443
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O63.9 Long labour, unspecified dan O32.3 Maternal care for face, brow and chin presentation (seharusnya tidak ditulis, karena presentasi kepala dbn) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.070.399,-
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
444
bayi baru lahir dengan ibu HbS Ag (+) dengan kode DU P399 : infection specific to the perinatal period, unspecified. DS P002 : Fetus and newborn affected by maternal infectious and paracitic disease dan Z380 : singleton, born in hospital. Biaya : Rp. 5.112.280
1. Verifikator melakukan konfiemasi kepada DPJP untuk memperjelas dasar infeksi pada bayi (lembar konfirmasi) 2. Apabila sudah tegak keadaan infeksi pada bayi, jika sudah dihunakan kode P 399, maka kode P00.2 tidak diperlukan lagi 3. Buat catatan untuk audit medis
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
445
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O66.2 Obstructed labour due to unusually large fetus dan O99.0 Anaemia complicating pregnancy, childbirth and the puerperium Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type ; 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.884.479,-
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
446
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan 90.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.884.479,-
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
447
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O63.1 Prolonged second stage (of labour) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type ; 88.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.884.479,-
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 448
Pasien RJTL dengan diagnosa P070 (e x t r e m e l y l o w b i r t h w e i g h t ) dengan berat badan 3000 gr
1. Pada kasus ini tidak dapat dikode karena antara Persalinan/Kehamilan/Bayi informasi berat badan dengan diagnosa tidak sesuai Baru Lahir namun sebelumnya dipastikan berat badan bayi 2. Jika bayi datang untuk kontrol pasca perawatan atau lahir dan hasil kontrolnya menyatakan sehata maka kode yang tepat adalah Z09.8 (Follow-up examination after other treatment for other conditions [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.]) 3. Jika bayi datang untuk kontrol ( kondisi sehat ketika lahir) maka kode yangtepat adalah Z00.1(Routine child health examination [Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, Factors influencing health status and contact with health services.])
449
Pasien RITL dengan kasus Persalinan, sesuai kaidah koding bahwa penyulit hrs dientrikan sbg DU, namun oleh RS untuk SC penyulit tidak dientrikan sbgai DU krn menurunkan tarif. Sedangkan untuk persalinan normal, penyulit sbgai DU dapat meningkatkan tarif sehingga tetap dientri oleh pihak RS. Diajukan oleh RS sebagai berikut = Diagnosa Utama : O829 ( Delivery by caesarean section , unspecified) Diagnosa Sekunder : O689 (Labour and delivery complicated by fetal stress, unspecified) O418 (Other specified disorders of amniotic fluid and membranes) Tindakan : 744 (Caesarean section of other specified type) Group CBGs : O-6-10-I (Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya Rp. 6.194.085
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
450
Pasien RITL dengan SC dan komplikasi kala I aktif. Diajukan RS sebagai berikut: DU: O82.1 DS: O63.0 Tindakan: 74.1. Group CBGs: O-6-10-I Prosedur operasi pembedahan Caesar ringan Rp. 5.600.000,-
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 451
Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: (O46.9 Antepartum haemorrhage, unspecIfied), (O44.1 Placenta praevia with haemorrhage), (O64.9 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation, unspecIfied) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.022.133,00
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4. berdasarkan PMK 27 tahun 2014 apabila SC bersama dengan sterilisasi maka tindakan sterilisasi tidak perlu di input
452
Pasien masuk dgn diagnosa utama O46.9 (Antepartum Jika kondisi pasien memang mengalami anemia, maka haemorrhage, unspecified) diagnosa sekunder ditambahkan D Diagnosa sekunder anemia pada kasus kehamilan dapat 64.9 (Anaemia, unspecified) dilakukan tindakan sectio caesar ditambahkan dengan kode O99.0 dan D64.9 dgn koding 74.4 biaya Rp 4.034.912 kondisi medis post sectio caecar selalu dengan kadar Hb < 10 mmHg dan merupakan manifestasi klinis dan pasien tidak diberikan tranfusi darah hanya dengan terapi asam folat dan zat besi. Hal ini terjadi pada 15-17 kasus
453
7. Proses persalinan dgn dx primer Persalinan penyulit PEB (O 14.1), dx sekunder kala II (O 63.1) dan persalinan normal (O 80.9), tindakan Persalinan Normal (73.59) grouper W-4-16II (Prepartum diasease) kls I Rp 3.939.274,-
454
Pasien RITL masuk dengan kasus dx primer p034 dan dx sekunder p128 dan sekunder kedua p369 atau sepsis biaya Rp 4.362.982 Kasus ke 2 dx primernya P034 dx sekundernya sepsis biaya Rp 6.108.175
455
Pemberian injeksi risperidal cons 37,5 mg pada penderita schizofrenia (F200) selalu masuk ruang perawatan (tidak ada obat lain atau tindakan lain) Rp. 6.058.171 (kls 1)
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
1. Penyulit dalam persalinan bisa sebelum persalinan atau Persalinan/Kehamilan/Bayi pada saat persalinan. PEB adalah penyulit sebelum Baru Lahir persalinan, dan pada kasus ini bisa dijadikan diagnosa utama. 2. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar. 1. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada Sepsis/Septikemia kriteria klinis untuk sepsis 2. Penentuan diagnosa utama dan sekunder didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang paling banyak diserap 3. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis utama bila ada kode diagnosis P lainnya verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait SPM Psikis pemberian injeksi risperidal cons 37,5 mg pada penderita schizofrenia , jika memang termasuk pada kategori rawat inap maka tindakan bisa dikode 99.18 dengan diagnosa utama F20.0
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan)
456
10. Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.1 Delivery by emergency caesarean section. Diagnosa sekunder: O64.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation. Tindakan: 74.0 Classical cesarean section Group CBGs: O-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp. 5.452.565
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4. Pada kasus ini, maka O82 yang menjadi kode diagnosa utama
457
Pasien hamil mendapatkan pelayanan rawat inap dan disarankan untuk dilakukan operasi cesar, prosedur tindakan di tagihkan secara terpisah (1) low cervical cesarean section, 2) injection of anesthetic into spinal canal for analgesia, 3) other oxygen enrichment, 4) aplikasi of other wound dressing).
1. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Persalinan/Kehamilan/Bayi menghasilkan grouper yang inkonsistensi, contoh pasien Baru Lahir Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X, kode O80O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 dan O42.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal, maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 3. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.
458
Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban jernih, R e s p i r a t o r y R a t e ( R R ) : 3 6 x / m e n i t dan A p s g a r S c o r e 8 /9 dokter mendiagnosa asfiksia ringan, setelah dikonfirmasi berdasarkan kriteria asfiksia menurut I C D 10, dokter penanggung jawab langsung mengganti nilai A s p g a r S c o r e yang ada di dalam resume klaim maupun catatan medik RS, tetapi pihak Rumah Sakit menagihkan klaim tersebut sebagai asfiksia ringan dengan alasan salah tulis nilai Ap s g a r S c o r e .
1. Resume medis yang ditulis harus sesuai dengan keadaan pemeriksaan pasien yang sebenarnya. 2. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit Medis.
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 459
Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus incomplit. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O03.6 . Diagnosa sekunder: O08.1 Delayed or excessive haemorrhage following abortion and ectopic and molar pregnancy. Tindakan : 69.02 Dilation and curettage following delivery or abortion. Group CBGs: W-1-11- III PROSEDUR DILATASI, KURET, INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. 10.480.452
1. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai dengan aturan kaidah ICD 10 2. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama", kecuali episode baru dari perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi, misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Ini dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00- O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. [Dikutip dari ICD-10 Second Edition, 2005, 4. Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding.]
Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir
460
Pasien MRS dengan diagnosa hematemesis (K92.0) dan mengalami gangguan cemas ditagihkan dengan anxiety (F41.9) sebagai diagnosa utama biaya : Rp.6.655.429
Verifikator melihat kembali ke rekam medis apakah diagnosa anxiety (F41.9) tertera, jika tertera maka boleh dikode
Psikis
461
pasien schizofren, dengan berat badan di bawah normal di diagnosa malnutrisi D.utama: F20.x (schizophrenia) D. Sekunder: E44.0(moderate protein energi malnutrition) kode Ina: F-4-10-III Tarif ina: 9.233.857 (RS tipe A kelas 3
Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP
Psikis
462
Pasien RITL masuk dengan dx primer N12 dan dx sekunder septicemia A419 biaya Rp 3.625.258
Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria klinis untuk sepsis
Sepsis/Septikemia
463
Pasien RITL dengan leukositosis tanpa ada gejala lain yang menunjukkan tanda-tanda sepsis tetapi ditagihkan A41.9 (Septicaemia) sebagai diagnosa sekunder. Biaya Rp. 9.512.654
untuk diagnosa septicemia disesuai dengan kriteria septicamia dan merupakan kewenangan dokter
Sepsis/Septikemia
464
465
Pasien Masuk RITL dengan kasus Retensio urine ec stricture Kode R33 tidak mempengaruhi hasil grouping. Bisa uretra. Diajukan oleh RS : ditambahkan atau tidak. Diagnosa Utama : N35.9 (Urethral stricture, unspecified) Diagnosa Sekunder : R33 (Retension of urine) Tindakan : 58.0 (Urethrotomy) Pasien dengan keluhan penurunan kesadaran, masuk dengan hasil koding verifikasi sudah tepat diagnosis stroke. Pada penagihan, kode yang diajukan menjadi hipertensi + stroke, severity level III.
Sepsis/Septikemia
Stroke
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 466
Semua Kasus Stroke di coding dengan stroke infark (I63.9)
Harus dipastikan adanya pendarah atau tidak, sampai dimana pendarahannya intra cerebral atau cerebral saja.
Stroke
467
2. Px dgn dx primer HT ( I 10) dan dx sekunder stroke (I 63.9) grouper I-4-17-III Rp 7.333.333,-
Pada kasus ini seharunya stroke menjadi diagnosa utama karena menajadi resouces terbesar
Stroke
468
Pasien masuk RITL dengan kasus thalasemia diajukan oleh RS sebagai berikut Dx utama: D561 beta thalasemia dx Sekunder : E831 disorders of iron metabolism tindakan: 9903 other tranfusion of whole blood Biaya: Rp. 2,966,413
1.Dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang yang berkaitan Thalasemia dengan diagnosa sekunder tersebut. 2. Sesuai kaidah ICD 10 bahwa kode E83.1 memang diperkenankan untuk digunakan sebagai diagnosa sekunder (perhatikan exclude) 3. Ketika tanda atau gejala dari suatu penyakit dijadikan diagnosa sekunder maka harus dikonfirmasi ke perhimpunan profesi , sumber daya apa yang digunakan dan penetapan diagnosa berdasarkan kaidah klinis
469
Pasien masuk dengan ruptur uretra dilakukan operasi cystotomy. Diajukan RS sebagai berikut : diagnosa utama N368 Other spec disorder of urethra, procedure 5674 ureteroneocystostomy grup INACBG N-1-20-I prosedure saluran urin atas ringan. Biaya Rp.10,181,363
1. verifikasi sudah sesuai , berdasarkan kode untuk cystotomy pada ICD 9 CM adalah 57.19 2. kode 56.74 digunakan untuk replacement of ureter with bladder flap atau ureterovesical anastomosis
470
Pasien RITL masuk dengan kasus operasi laparatomi dengan 1. dipastikan kembali apakah pasien pasca operasi dx primer Z489 dan dx sekunder peritonitis K659 dan ada dx laparatomi atau pasien menjalani operasi laparatomi sekunder lagi septicemia A419 biaya Rp 10.903.462 2. jika pasien kondisi pasien adalah post operasi maka kodenya di kodefikasi kelainan post prosedural 3. untuk diagnosa septicemia merupakan kewenangan dokter
Tindakan Medik/Operatif
471
Pasien RITL masuk dengan dx primer K659 peritonitis dengan Kodefikasi yang tepat adalah tindakan op 5411 Laparatomy dan app 4709 biaya Rp dx primer K659 peritonitis dengan tindakan op 15.264.846 dan ksus yang ke 2 biaya 10.903.462 5411 Laparatomy
Tindakan Medik/Operatif
472
Pasien RITL masuk dengan hernia inguinalis tanpa gejala penyulit dan komplikasi dan kemudian dilakukan operasi hernioraphy ditagihkan dengan tindakan 46.93 (revision of anastomosis of small intestine). Biaya Rp.13.219.681
Tindakan Medik/Operatif
pada kasus ini , untuk tindakan hernioraphy dengan pemasangan mesh , kode yang tepat adalah 53.03 (Other and open repair of indirect inguinal hernia with graft or prosthesis)
Tindakan Medik/Operatif
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 473
Pasien RITL dengan post kecelakaan lalu lintas tanpa adanya Verifikator melihat pada laporan operasi dan keadaan kehilangan kulit kemudian dilakukan debridement, ditagihkan klinis pasien serta riwayat perjalanan pasien selama RS dengan tindakan rawatan 86.70 (Pedicle or flap graft). Biaya Rp.6.970.860
Tindakan Medik/Operatif
474
Pasien yang awalnya status umum, setelah di lakukan tindakan operasi baru mengurus BPJS, berubah status BPJS di pertengahan rawat setelah menyelesaikan biaya umum. Pada tagihan klaim tindakan operasi tetap dimasukkan di prosedur
1. Terkait dengan pemberlakukan kartu sesuai pada Permenkes No. 28 tahun 2014 2. Terkait koding disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis
Tindakan Medik/Operatif
475
Pasien masuk RITL dengan kasus Acute peritonitis. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K65.0,Acute peritonitis Diagnosa sekunder: K63.1 Perforation of intestine (nontraumatic) Tindakan : 541.1 Exploratory laparotomy dan 460.4 Resection of exteriorized segment of large intestine. Biaya Rp 21.986.558
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder, memastikan apakah ada kondisi peritonitis 2. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika memang dilakukan. 3. Pada kasus ini tindakan reseksi tidak tepat karena sudah termasuk dalam tindakan laparatomy eksplorasi
Tindakan Medik/Operatif
476
Pasien RITL masuk dengan dx primer typoid A010 dengan biaya Rp 3.359.324
dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis)
Tiphoid
477
Pasien RITL masuk dengan dx primer K802 dan dx sekunder dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan E835 dan dx sekunder kedua A010 dengan biaya Rp4.384.253 diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis)
Tiphoid
478
Pasien RITL masuk dengan dx primer J189 dan sekunder A010 Biaya Rp 8.155.316
dilihat kembali pada resumen medis
Tiphoid
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 479
Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dengan GCS Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan 15 namun diagnosa inacbg dimasukkan S09.8 Other specified meliihat pada resume medis terkait kondisi pasien ( injuries of head apakah memang lukanya dikepala atau dijari tangan) + S29.8 Other specified injuries of thorax dan ditagihkan dengan kode inacbg M-1-50-III dengan tarif Rp. 21.211.082,-
Trauma Kepala
480
Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dengan luka 1. pada kasus ini , diagnosa yang menyerap sumber daya di kepala, wajah dan kaki. Diajukan oleh RS sebagai berikut: banyak adalah cederanya bukan DM Diagnosa utama: E11.9 Non-insulin-dependent 2. analisa verifikator sudah tepat diabetes mellitus without complications Diagnosa sekunder: S02.81 Fractures of other skull and facial bones, open dan Z98.8 Other specified postsurgical states Tindakan : 84.12 Amputation through foot dan 79.67 Debridement of open fracture of tarsals and metatarsals Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT Biaya Rp 21.724.302,-
Trauma Kepala
481
Pasien Nn.N dirawat dengan Diagnosa Cedera Kepala S09,9 Unspecified injury of head, Luka Bakar grade III T21.2 Burn of second degree of trunk, VL frontalis T14,1 - Open wound of unspecified body region. Dengan tindakan debridemand 86,22 dan repair luka 78.29 dengan biaya inacbg Rp.26.014.384,-
482
DHF ditambah dx sekunder trombocytopenia
1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Trauma Kepala memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis . 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar 3. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa utama sedangkan pada kasus ini tidka relevan
1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa trombocytopenia dan melihat kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum, jika tercantum maka bisa dikode 2. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan melalui Dewan Pertimbangan Medik untuk ditanyakan kriteria trombocytopenia
Trombositopeni
483
Pasien datang dengan osteomyelitis dengan riwayat Koding hasil verifikasi sudah benar ditambahkan dengan pengobatan TB dengan hasil rontgen gambaran fraktur radius diagnosa sekunder : Z 86.1 Personal history of infectious dan ulna patologis sinistra and parasitic diseases 1/3 distal, pasien dirujuk dengan kasus ortopedi. dikoding diagnosa utama : Osteomyelitis dengan diagnosa sekunder TB paru (A161). Biaya yang timbul Rp. 5.707.282,-
Tulang/Fraktur/Fraktur
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 484
Pasien RITL dengan DPJP Spesialis Bedah dan diagnosa Utama Fracture seringkali diikuti dengan diagnosa sekunder Bronchpneumonia padahal dari hasil tindakan penunjang tidak ada hasil Bronchopneumonia
Dikonfirmasi kembali kepada DPJP perial diagnosa tersebut terkait dasar penentuan Bronchopneumonia sebagai diagnosa (lembar konfirmasi) bila memang diagnosa tersebut tercantum dalam resume medis
Tulang/Fraktur/Fraktur
485
Pasien masuk RS dengan kasus fracture involving multiple regions of one upper limb,open. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : T02.21 fractures involving multiple regions of one upper limb, open, diagnosa sekunder : S09.9 Unspesified injury of head, tindakan : application of external fixation device, radius and ulna, INA-CBG : M-1-80-II prosedur anggota tubuh atas sedang, biaya : 8.293.281
1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 batasan tentang deskripsi kode S09.9 2. Sehubungan dengan diagnosa utama fractures involving multiple regions of one upper limb, open. verifikator mengkonfirmasi kepada DPJP terkait multiple region yang dimaksud. 3. jika tidak terbukti ada multiple region maka ditentukankode untuk fracture yang tepat berdasarkan resume medis
Tulang/Fraktur/Fraktur
486
Pasien masuk RITL dengan kasus fraktur patella, diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : S82.0 Fracture Of Patella Prosedur utama : 79.66 Debridement of open fracture of tibia and fibula Prosedur skunder : 93.53 Application of other cast Group CBGs : M-1-70-I Prosedur Lutut Dan Tungkai Bawah Selain Kaki Biaya : Rp. 22.227.105
verifikator memastikan kembali pada resume medis apakah benar dilakukan reposisi pada fraktur patela, jika benar maka kode tindakan yang tepat adalah 78.16
Tulang/Fraktur/Fraktur
487
Pasien masuk RITL dengan kasus ca. Diajukan oleh RS sebagai berikut: dx. Utama : Ca Nasofaring dx. Sekunder : Non Hodgkin Limfoma hasil PA Non Hodgkin Limfoma Rp. 15.950.057
1. verifikator melihat pada riwayat sebelumnya apakah memang ada diagnosa tersebut. 2. penetapan kasus CA didasarkan pada hasil pemeriksaan penunjang ( verifikasi sudah benar)
Tumor/Kanker
488
Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: C76.2 Malignant neoplasm of abdomen Kasus kemoterapi pada rawat inap di entry Dx Utama : C50.9 (Ca Mammae). dengan tindakan Kemoterapi 99.25 L-4-11-I Rp 2.506.671
Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum pada resume medik
Tumor/Kanker
489
1. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10, untuk pelayanan Tumor/Kanker kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.1 sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi 2. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.1 boleh tidak digunakan . untuk diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani
500 REKOMENDASI KODING NO
KASUS
REKOMENDASI NCC
K e y w o r d (Pe rihal/ Organ/
Diagnosa/ Tindakan) 490
Pasien masuk RITL dengan K/U Nyeri pada buah zakar yang dialami lebih kurang 10 tahun sebesar bola tenis, keras + benjolan tidak dapat dimasukkan kembali Dx utama : K404 (Unilateral or unspecified inguinal hernia, with gangrene) Dx sekunder : A418 (Other septicemia) tindakan 1: 4593 (Other small-to-large intestinal anastomosis) tindakan 2: 5303 (Other and open repair of direct inguinal hernia with graft or prosthesis ) K-1-20-III ( PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (BERAT) Rp 22.051.929,-
1. terkait dengan diagnosa other septicemia , verifikator Tumor/Kanker memastikan kembali standar pelayanan medis yang berlaku di RS tersebut terkait dengan kriteria septicemia. ( dengan lembar konfirmasi) 2.Prosedur pada tindakan pertama 45.93 (intestinal anastomosis = merupakan tindakan penyambungan usus halus) tidak spesifik untuk penanganan hernia inguinalis sedangkan diagnosa utamanya adalah hernia , maka verifikator melakukan konfirmasi kepada coder perihal ketidak sesuai tersebut (lembar konfirmasi).