Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, September 2016 Vol. 5 No. 3, hlm 196–203 ISSN: 2252–6218 Artikel Penelitian
Tersedia online pada: http://ijcp http:/ /ijcp.or.id .or.id DOI: 10.15416/ijcp.2016 10.15416/ijcp.2016.5.3.196 .5.3.196
Pengaruh Pemberian Leaet terhadap Pengetahuan Akseptor Mengenai Kontrasepsi Suntikan Progestin di Puskesmas Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Tahun 2015 Inarah Fajriaty, Eka K. Untari, Herwita Saftarini Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia Abstrak Pengetahuan sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Salah satu upaya memotivasi akseptor kontrasepsi suntikan progestin agar tercapai program penundaan kehamilannya yaitu dengan pemberian informasi melalui leaet. Tujuan penelitian ini untuk menentukan pengaruh pemberian leaet terhadap pengetahuan akseptor mengenai kontrasepsi suntikan progestin di Puskesmas Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment , dengan rancangan non-randomized control group pretest posttest design design pada 62 akseptor yang ditentukan secara purposive secara purposive sampling. sampling. Akseptor dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok leaet dengan 31 akseptor tiap kelompok. Pemberian leaet hanya dilakukan pada kelompok leaet setelah pretest setelah pretest . Setelah 1 bulan dilakukan posttest pada pada kedua kelompok. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square Chi-Square.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden kelompok kontrol dengan pengetahuan baik sebesar 58,06% s aat aat pretest pretest , dan menurun sebesar 54,84% pada saat posttest . Responden kelompok leaet yang memiliki pengetahuan baik pada saat pretest sebanyak 58,06% dan meningkat sebesar 74,19% pada saat posttest saat posttest . Terdapat hubungan yang signikan antara pemberian leaet dengan pengetahuan responden mengenai kontrasepsi suntikan progestin ( p ( p value = value = 0,000). Sosialisasi informasi secara luas mengenai kontrasepsi suntikan progestin harus terus dilanjutkan untuk meningkatkan penggunaannya meskipun pengetahuan baik terlihat pada akseptor. Kata Kunci: Leaet, kontrasepsi suntikan progestin, pengetahuan
Effect of Educational Leaet on The Acceptor’s Knowledge About Progestogen-Only Injectable Contraceptive at Sungai Kakap Community Health Center Kubu Raya Regency in 2015 Abstract The knowledge is very important in shaping a person’s behavior. behavior. One of the ways motivating the progestogenonly injectable contraceptive acceptors to achieve t he program of delayed pregnancy is given information by leaet. The aim of this study was to determine the effect of the leaet on the acceptor’s knowledge about progestogen-only injectable contraceptive at Sungai Kakap community health center Kubu Raya regency in 2015. This study was a quasi-experiment with non-randomized control group pretest-posttest design on 62 selected acceptors who were determined by purposive sampling. The acceptors were divided into two groups, both leaet and control groups had 31 acceptors. Only the leaet group was given leaets after the pretest. After one month, both leaet and control groups were done the posttest. Data was analyzed using Chi-Square. The results showed that 58,06% of acceptors in the control group had good knowledge on pretest and decreased by 54,84% on the posttest. The acceptors in the leaet group as much as 58,06% had good knowledge on the pretest and increased by 74,19% on posttest. There was a signicant correlation between giving leaet and respondent’s knowledge about injectable progestogen-only contraceptive (p-value = 0.000). Although most of the acceptors had good knowledge, widespread information regarding progestogen-only injectable contraceptive should be continued constantly. Keywords: Knowledge, leaet, progestogen-only injectable contraceptive
Korespondensi: Herwita Saftarini, S.Farm, Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia, email :
[email protected] Naskah diterima: 4 Agustus 2015, Diterima untuk diterbitkan: 22 Agustus 2016, Diterbitkan: 1 September 2016
196
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 5, Nomor 3, September 2016
kontrasepsi suntikan progestin di Puskesmas Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2015.
Pendahuluan
Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah kehamilan. 1 Salah satu metode kontrasepsi yang banyak digunakan akseptor yaitu kontrasepsi hormonal dengan kandungan hanya progestin diberikan dalam bentuk suntikan.2 Biaya lebih murah dan penggunaannya yang praktis merupakan alasan yang umum digunakan akseptor dalam memilih kontrasepsi suntikan progestin.3 Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa beberapa akseptor menggunakan kontrasepsi suntikan progestin hanya mengikuti saudara dan tetangganya tanpa mengetahui manfaat, efek samping serta keuntungannya.4 Akseptor perlu mengetahui informasi tersebut pada jenis kontrasepsi yang akan digunakan, sehingga akan menjadi pertimbangan akseptor dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menggunakan kontrasepsi yang rasional, efektif, dan esien. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yaitu pengetahuan.5 Akseptor membutuhkan motivasi untuk menggunakan pengetahuan agar tercapai manfaat yang optimal dari pengobatan mereka6, yaitu program penundaan kehamilan. Salah satunya dengan pemberian informasi kesehatan melalui leaet. Pertimbangan penggunaan leaet yaitu dapat menampung informasi dengan kemasan menarik dan menyesuaikan karakteristik kelompok akseptor, serta bisa didiskusikan bersama pasangan, keluarga maupun teman saat santai.7 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik provinsi Kalimantan Barat tahun 2013, Kabupaten Kubu Raya berada di peringkat kedua jumlah akseptor aktif kontrasepsi suntikan terbanyak. Puskesmas Sungai Kakap termasuk di wilayah Kabupaten Kubu Raya dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian leaet terhadap pengetahuan akseptor mengenai
Metode
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan non-randomized control group pretest posttest design. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah akseptor suntikan progestin, sudah menikah, tidak buta huruf, bersedia menjadi responden penelitian, dan tercatat sebagai masyarakat kabupaten Kubu Raya. Kriteria eksklusi diantaranya janda, mengundurkan diri dalam penelitian, dan tidak membaca leaet. Jumlah minimal sampel yang mengikuti penelitian ini dihitung menurut Lwanga and Lemeshow adalah sebagai berikut8:
Nilai derajat kepercayaan (α) yang adalah 5%, proporsi atau prevalensi (P) sebesar 45%,9 dan tingkat presisi (d) sebesar 24%. Jumlah sampel minimal pada masing-masing kelompok kontrol dan kelompok leaet adalah 17 akseptor dan yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 31 akseptor. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode nonprobability sampling secara purposive sampling . Pemberian leaet pada kelompok leaet dilakukan setelah pretest , sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah 1 bulan, dilakukan posttest pada kedua kelompok untuk mengetahui memori jangka panjang (long term memory) responden yang umumnya berlangsung beberapa jam hingga hari atau minggu, bahkan seumur hidup. 10 Leaet yang digunakan sebagai perlakuan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada 30 responden secara acak yang memiliki karakteristik sama dengan akseptor 197
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 5, Nomor 3, September 2016
suntikan progestin di Puskesmas Sungai Kakap. Informasi-informasi yang terdapat pada leaet adalah pengertian, waktu yang tepat, keuntungan, kerugian, indikasi, dan kontraindikasi KB Suntik Depo Progestin. 11 Persetujuan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini tercantum dalam lembar informed consent yang dibagikan secara bersamaan dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini adalah lembar kuesioner yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan kriteria nilai r > 0,683.12 Responden dikategorikan memiliki pengetahuan kurang baik apabila menjawab soal dengan benar <7 dan pengetahuan baik apabila menjawab soal dengan benar ≥7 dari jumlah soal sebanyak 10 pertanyaan. Responden dikategorikan memiliki pengetahuan tidak naik apabila total skor jawaban saat pretest < total skor
jawaban saat posttest dan pengetahuan naik apabila total skor jawaban saat pretest ≥ total skor jawaban saat posttest . Perbedaan pengetahuan responden antara kelompok kontrol dan kelompok leaet pada saat pretest dan posttest dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Analisis untuk mengetahui hubungan antara pemberian leaet terhadap pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntikan progestin dilakukan secara statistik menggunakan uji Chi-Square. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan nilai p dari Pearson Chi-Square yang terdapat pada kolom Asymp.Sig.(2-sided). Adanya hubungan pemberian leaet yang bermakna terhadap pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntikan progestin, apabila diperoleh nilai p<0,05. 13 Adapun penelitian ini telah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya dengan nomor izin 800/ 846/Dinkes-A.
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden No.
1
2
3
4
Karakteristik
Kelompok Kontrol (n=31)
Kelompok Leaet (n=31)
Total (n=62)
n
%
n
%
n
%
Umur 15 – 19 tahun 20 – 34 tahun 35 – 49 tahun
1 22 8
3,23 70,97 25,81
3 21 7
9,68 67,74 22,58
4 43 15
6,45 69,35 24,19
Jumlah Anak 1 orang 2 orang ≥ 3 orang
11 11 9
35,48 35,48 29,03
8 12 11
25,81 38,71 35,48
19 23 20
30,65 37,10 32,26
Pendidikan Tidak sekolah SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi
0 16 10 5 0
0 51,61 32,26 16,13 0
4 17 6 4 0
12,90 54,84 19,35 12,90 0
4 33 16 9 0
6,45 53,23 25,81 14,52 0
Pekerjaan Tidak bekerja PNS Swasta Lainnya
21 0 10 0
67,74 0 32,26 0
28 0 1 2
90,32 0 3,23 6,45
49 0 11 2
79,03 0 17,74 3,23
198
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 5, Nomor 3, September 2016
Tabel 2 Hasil Uji Coba Leaet Ya
No.
Pertanyaan
1
Apakah anda mengerti dengan isi leaet KB Suntik Depo Progestin? Apakah kalimat yang terdapat di leaet KB Suntik Depo Progestin mudah dibaca dan dipahami? Apakah gambarnya menarik? Apakah warnanya menarik?
2 3 4
Tidak
n
%
n
%
30
100
0
0
30
100
0
0
30 30
100 100
0 0
0 0
Tabel 5. Nilai rata-rata skor pengetahuan responden setelah pemberian leaet pada kelompok kontrol yaitu 6,48 sedangkan kelompok leaet sebesar 7,90. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan nilai rata-rata skor pengetahuan responden yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok leaet saat setelah pemberian leaet (pretest). Dari hasil uji Chi-Square, diperoleh nilai p<0,05 yang terdapat pada Tabel 6.
Hasil
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sungai Kakap dimulai bulan Maret hingga April 2015. Responden penelitian ini merupakan akseptor suntikan progestin yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian yang berjumlah 62 orang. Informasi mengenai karakteristik responden seperti umur, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil uji coba leaet pada Tabel 2 menunjukkan seluruh responden (100%) memilih jawaban “Ya” pada tiap butir pertanyaan uji coba leaet. Hasil pengukuran pengetahuan responden kelompok kontrol dan kelompok leaet pada saat sebelum dan sesudah pemberian leaet melalui kuesioner ini terdapat pada Tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan baik pada kelompok leaet yaitu 74,19%. Tabel 4 menunjukkan hasil distribusi peningkatan pengetahuan responden pada kelompok kontrol maupun kelompok leaet. Perbedaan pengetahuan responden antara kelompok kontrol dan kelompok leaet pada saat pretest dan posttest dapat dilihat pada
Pembahasan
Akseptor suntikan progestin di Puskesmas Sungai Kakap sebanyak 69,35% berumur 20 sampai 34 tahun. Rentang umur tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. 14 Responden sebagian besar memiliki jumlah anak 2 orang yakni 37,10%. Menurut Rizali et al., alasan sebagian besar responden memiliki jumlah anak hidup yang cukup (≤2 anak) karena ingin mempunyai keluarga kecil bahagia sejahtera serta tidak ingin terbebani secara ekonomi akan kebutuhan anak di masa mendatang seperti biaya pendidikan.15
Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Leaet No
Pengetahuan
1 2
Kurang Baik Baik
Kelompok Kontrol Pretest
13 18
41,94 58,06
Kelompok Leaet
Posttest
14 17
45,16 54,84
199
Pretest
13 18
41,94 58,06
Posttest
8 23
25,81 74,19
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 5, Nomor 3, September 2016
Tabel 4 Distribusi Peningkatan Pengetahuan Responden Kelompok Kontrol No.
1 2
Pengetahuan
Tidak Naik Naik
Kelompok Leaet
n
%
n
%
25 6
80,65 19,35
10 21
32,26 67,74
Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SD yaitu 53,23%, serta tidak bekerja atau ibu rumah tangga yaitu 76,03%. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh ibu rumah tangga memiliki waktu yang banyak untuk berkunjung ke puskesmas. 16 Leaet yang dilakukan uji coba bertujuan untuk mengetahui keterbacaan leaet, kekurangan, dan mencari masukan dalam perbaikan leaet17, sehingga informasi yang terkandung di dalam leaet dapat tersampaikan dan dipahami oleh responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh responden telah menyatakan tampilan leaet cukup menarik, isi materi yang disampaikan serta gambar yang digunakan sudah sesuai dengan tema. Responden kelompok kontrol dan kelompok leaet pada saat pretest sebagian besar memiliki pengetahuan baik. Tidak ada perbedaan signikan nilai rata-rata skor pengetahuan responden yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok leaet saat sebelum pemberian leaet ( pretest ) pada hasil uji Mann-Whitney. Hal ini menunjukkan sebelum diberikan leaet, kedua kelompok responden memiliki karakteristik pengetahuan tentang kontrasepsi suntikan
progestin yang hampir sama. Setelah 1 bulan, dilakukan posttest melalui kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang sama seperti pada saat pretest . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok leaet mengalami kenaikan pengetahuan lebih banyak daripada kelompok kontrol yaitu 67,74%. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signikan nilai rata-rata skor pengetahuan responden yang bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok leaet saat setelah pemberian leaet ( posttest ). Hal ini diduga terdapat pengaruh pemberian leaet terhadap pengetahuan akseptor kontrasepsi suntikan progestin. Hubungan antara pemberian leaet dengan pengetahuan responden tentang kontrasepsi suntikan progestin dapat diketahui dengan menggunakan uji Chi-Square. Nilai p<0,05 yang diperoleh pada hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian leaet terhadap peningkatan pengetahuan responden. Hasil penelitian yang sama juga ditemukan pada Goma MS, yaitu terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna pada ibu hamil diberi pamet dan tidak diberi pamet (p=0,023).18
Tabel 5 Hasil Uji Mann-Whitney Perbedaan Pengetahuan Responden antara Kelompok Kontrol dan Kelompok Leaet pada Saat Pretest dan Posttest Pretest
Kelompok Kontrol Kelompok Leaet
Posttest
n
Nilai rata-rata
p
Nilai rata-rata
p
31 31
6,48 6,84
0,574
6,48 7,90
0,001
200
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 5, Nomor 3, September 2016
Tabel 6 Hasil Uji Chi-Square Peningkatan Pengetahuan Responden Pengetahuan Tidak Naik
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol Kelompok Leaet
Total
Pemberian media leaet ini dalam bentuk kalimat, gambar maupun kombinasi keduanya akan mempermudah masyarakat untuk memahami pengetahuan mengenai kontrasepsi suntikan progestin. Masyarakat pada awalnya belum memiliki pengetahuan mengenai kontrasepsi suntikan progestin akan memiliki pengetahuan baru, sedangkan mereka yang telah memiliki pengetahuan tersebut akan menambah pengetahuan baru.7 Pemrosesan informasi untuk menjadi pengetahuan yang tersimpan dalam memori manusia dikenal dengan proses kognitif. Sistem pemroresan informasi ini terdiri atas 3 komponen yaitu memori penginderaan ( sensory memory), memori jangka pendek ( short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).19 Memori penginderaan ( sensory memory) mencatat informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu atau kombinasi dari panca indera. Jika informasi atau stimuli tersebut tidak diperhatikan maka langsung terlupakan, sementara akan ditransfer ke memori jangka pendek ( short term memory) jika informasi diperhatikan. Setelah berada memori jangka pendek ( short term memory), informasi dapat ditransfer lagi dengan proses pengulangan ke memori jangka panjang (long term memory) untuk disimpan. 20 Keterbatasan pada penelitian ini yaitu informasi di luar mengenai kontrasepsi suntikan progestin yang diperoleh akseptor selain dari pemberian leaet tidak dapat dikontrol keberadaannya dalam penelitian.
Naik
n
%
n
%
25 10
80,64 32,26
6 21
19,35 67,74
35
100
27
100
p
0,000
Simpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian leaet dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai kontrasepsi suntikan progestin ( p value= 0,000). Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, terutama masyarakat kabupaten Kubu Raya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk melakukan wawancara dan mengisi kuesioner sehingga penelitian ini dapat terlaksana dan bermanfaat. Pendanaan
Pada penelitian ini sumber pendanaan berasal dari dana pribadi peneliti. Konik Kepentingan
Seluruh penulis menyatakan tidak terdapat potensi konik kepentingan dengan penelitian, kepenulisan (authorship), dan atau publikasi artikel ini. Daftar Pustaka
1. Rades M, Yusran M, Susianti. The relationship between knowledge and education of mom with using contraceptive devices in satelit health
201
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Volume 5, Nomor 3, September 2016
care, Bandar Lampung. J Majority. 2015;4(2):66–73. Pratiwi D, Syahredi, Erkadius. Hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan di puskesmas Lapai Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;3(3):365–9. Natalia C, Kundre R, Bataha YB. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu pengguna kontrasepsi suntik Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) di wilayah kerja puskesmas Ranotana Weru Kec. Wanea Manado. E-Jurnal Keperawatan. 2014;2(2):1–7. Mardiantari D. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang KB suntik dengan sikap dalam memilih KB suntik 3 bulanan di desa Besole, kecamatan Bayan, kabupaten Purworejo. Jurnal Komunikasi Kesehatan. 2012;3(2):8–16. Hendrakusuma FX B, Negari MP. Hubungan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dengan pemilihan penggunaan kontrasepsi. Jurnal Wimisada. 2014;1(2):1–5. Gennaro AR. Remington the science and practice of pharmacy Edisi ke-21. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2005. Nurhastanti AS. Perbedaan tingkat pengetahuan tentang obat sebelum dan sesudah pemberian leaet pada masyarakat desa Kupen kecamatan Pringsurat kabupaten Temanggung (skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2013. Lwanga SK, Lemeshow S. Sample size determination in health studies: apractical manual. Geneva: WHO Library Cataloguing in Publication Data; 1991. Sari TWD. Gambaran karakteristik akseptor keluarga berencana di puskesmas Alianyang kota Pontianak tahun 2013.
Jurnal Mahasiswa PSPD FK UNTAN Tahun 2014. 2014;1(1):1–22. 10. Chang T, Jo SH, Lu W. Short-term memory to long-term memory transition in a nanoscale memristor. ACS Nano J. 2011;5(9):7669–76. doi: 10.1021/ nn202983n 11. Affandi B. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Edisi ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011. 12. Pujiati N. Hubungan tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta (karya tulis ilmiah). Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2009. 13. Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan deskriptif, bivariat, dan multivariat dilengkapi dengan aplikasi menggunakan SPSS. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika; 2011. 14. Sitopu SD. Hubungan pengetahuan akseptor keluarga berencana dengan penggunaan alat kontrasepsi di puskesmas Helvetia Medan. Jurnal Darma Agung. 2013;22(4):1–8. 15. Rizali MI, Ikhsan M, Salmah U. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik di kelurahan Mattoangin kecamatan Mariso Kota Makassar tahun 2013. Database Jurnal Imiah Indonesia. 2013;9(3):156–64. 16. Anggia RJ, Mahmudah. Hubungan jenis dan lama pemakaian kontrasepsi hormonal dengan gangguan menstruasi di BPS (Bidan Praktek Swasta) Wolita M. J. Sawong kota Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 2012;1(1):45–51. 17. Dyah IP, Muwakhidah, Indriyani L. Pengembangan model pendidikan gizi dengan media leaet terhadap peningkatan pengetahuan tentang serat makanan (dietary ber) pada remaja di 202
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia
Volume 5, Nomor 3, September 2016
SMK Dwija Dharma Boyolali. Jurnal Kesehatan. 2011;4(1):31–40. 18. Goma MS. Pengaruh pemberian pamet terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai inisiasi menyusu dini (skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro; 2012. 19. Retnowati E. Keterbatasan memori dan implikasinya dalam mendesain
metode pembelajaran matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. 2008; Universitas Negeri Yogyakarta: ePrints@ UNY; 2012. 20. Bhinnety M. Stuktur dan proses memori. Buletin Psikologi. 2008;16(2):74–88.
203