4Dampak Positif dan Negatif Keberagaman Budaya Masyarakat Indonesia
Kita tahu bersama, Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya yang ada di setiap daerah-daerahnya. Menjadi negara kepulauan terbesar di dunia menjadikan kekayaan budaya suatu daerah menjadi milik bersama sebagai satu negara. Mulai dari pakaian adat, ad at, rumah adat, tarian daerah, musik daerah, kesenian daerah dan masih banyak lagi. Perbedaan suku, bangsa, ras dan kepercayaan yang tersebar di seluruh tanah air juga menjadi kekayaan yang sangat berharga bagi kita selaku warga negara Indonesia. Adanya keberagaman budaya dalam negara kita dapat membawa dampak positif dapat juga memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan kehidupan kita dalam bernegara. Berikut penjelasan dampak positif dan negatif dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia. 1. Dampak Negatif Keberagaman Budaya di Indonesia:
Masyarakat Cenderung Cue
Saking banyaknya keberagaman budaya di Indonesia, masyarakat tidak lagi terpesona dengan kekayaan budaya yang dimilikinya. Ada kalanya masyarakat terkesan cuek dengan budaya sendiri dan malah lebih bangga saat mengambil bagian dalam kebudayaan negara lain. Tentunya proses Tentunya proses interaksi sosial antara yang senang berbudaya dan yang cuek-cuek saja akan terganggu.
Pengelolaan yang Tidak Mudah
Pengelolaan kekayaan budaya Indonesia yang beraneka ragam tentu bukan hal mudah. Pemerintah tidak bisa menghandle semuanya tanpa bantuan dari masyarakat. Jika masyarakat mengharapkan pemerintah saja yang ambil bagian penuh dalam pengelolaan keberagaman budayanya, pastilah pengelolaan dan pengembangann ya tidak akan maksimal.
Adanya Kelompok-kelompok Radikal
Suku dan budaya yang tidak sedikit memungkinkan adanya kelompok-kelompok radikal yang tidak mau menerima adanya budaya lain untuk masuk di daerah mereka. Kelompok radikal memenuhi kriteria ciri-ciri kelompok sosial yang tidak sehat karena memaksakan kehendak mereka yang harus selalu benar. Tentu saja hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan membuat kondisi NKRI yang tadinya penuh dengan rasa persatuan menjadi saling bertentangan.
Menjadi Alasan Terjadinya Perpecahan
Bukan tidak mungkin dalam kondisi budaya
yang sangat beragam ini terjadi menimbulkan konflik di antara masyarakat. Masalah yang tadinya hanya melibatkan dua orang dari suku dan budaya yang berbeda bisa jadi rumit ketika identitas budayanya dibawa-bawa dalam topik perdebatan. Hal ini adalah salah satu dampak negatif, dan dampak positif keberagaman budaya yang sudah dijelaskan masih kita perangi sampai detik ini. Masih ada saja oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang senang memprovokasi dua pihak yang datang dari latar belakang budaya yang berbeda sehingga timbul perpecahan, bukan hanya dari kedua pihak tersebut tapi juga perpecahan antar daerah asal kedua pihak. Dengan melihat baik dampak positif dan negatif dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia, baiknya kita tetap fokus pada hal-hal positifnya saja. Pandangan negatif akan tetap ada, tinggal bagaimana kita menghadapinya dengan biasa saja dan tidak melebih-lebihkan sehingga tidak memicu perpecahan di bumi Indonesia. Dampak positif ini dapat kita maksimalkan dengan meminimalisir adanya pembahasan lebih jauh dan penyebaran ajaran yang tidak berpihak pada persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia agar dapat menghindari penyebab terjadinya konflik . Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi Anda A. ETNOSENTRISME
Etnosentrisme adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. Sebab-sebab Munculnya Etnosentrisme di Indonesia Salah satu faktor yang mendasar yang menjadi penyebab munculnya etnosentrisme di Bangsa ini adalah budaya politik masyarakat yang cenderung tradisional dan tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional – dan juga ikatanikatan primordial- masih cenderung menguasai masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik dalam kerangka kepentingan mereka yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan lain-lain. Aspek kognitif dan partisipatif masih jauh dari masyarakat kita. Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab munculnya masalah etnosentrisme adalah pluralitas Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan. Setiap suku, agama, ras dan golongan berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain.Pertarungan kepentingan inilah yang sering memunculkan persoalan persoalan di daerah. Contoh Etnosentrisme di Indonesia Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai
dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara n egatif konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh para ahli ilmu sosial. Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi masyarakat papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat memalukan. Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggaan. B. Rejection
Rejection adalah keterampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk melarang klien melakukan rencana yang akan membahayakan atau merugikan dirinya atau orang lain. Rejection dapat dilakukan oleh konselor secara tersamar maupun secara langsung. 2.
Jenis-jenis Rejection 1. 1. Penolakan langsung atau terang-terangan
Konselor memberikan batasan dalam sifat, keadaan segera atau darurat dan konselor membatasi semua ucapan, tindakan dan pemikiran konseli yang kurang tepat. Contoh: Konseli : “Bu saya sangat kesal dengan teman saya, dia memang baik terhadap saya tetapi dia sangat selalu menyontek tugas saya, dia tidak pernah mengerjakan tugasnya sendiri dengan alasan tidak sempat, tidak bisa dan banyak lagi alasannya. Mulai dari sekarang saya tidak mau lagi mengenalnya, menyapanya, membantunya pokoknya saya tidak mau mengenalnya walaupun kami satu kelas”. Konselor : “ Jangan, jangan lakukan perbuatan seperti itu karena itu dapat merusak hubungan pertemanan kalian” 1. Penolakan tidak langsung atau secara halus
Penolakan ini diberikan dengan tujuan untuk memberi kesempatan pada konseli agar memikirkan kembali rencana yang akan dilakukanya. Penolakan ini digunakan bila ungkapan verbal dan non verbal konseli dianggap belum darurat. Contoh: Konseli : “Bu saya sangat kesal dengan teman saya, dia memang baik terhadap saya tetapi dia sangat selalu menyontek tugas saya, dia tidak pernah mengerjakan tugasnya sendiri dengan alasan tidak sempat, tidak bisa dan banyak lagi alasannya. Mulai dari sekarang saya tidak mau lagi mengenalnya, menyapanya, membantunya pokoknya saya tidak mau mengenalnya walaupun kami satu kelas”. Konselor : “Coba kamu pikirkan lagi apa yang akan kamu lakukan itu, karena biar bagaimanapun dia adalah teman kamu”. 3.
Tujuan Rejection
a.) Agar klien tidak melakukan rencana yang membahayakan dan merugikan diri sendiri dan orang lain b.) c.)
Agar klienmemikirkan kembali rencanya yang sudah diputuskan Agar klien tidak cepat mengambil keputusan yang salah serta membahayakan.
d.) Membuka wawasan konseli atas beberapa alternatif tindakan yang lebih menguntungkan. e.) Mendorong konseli menempuh tindakan lain sebagai pengganti tindakannya yang merugikan. 4.
Waktu Pemberian Rejection
Rejection diberikan oleh konselor kepeda klien ketika klien akan melakukan rencana yang akan membhayakan/merugikan diinya sendiri atau orang lain. C. Cultural Lag
Pengertian Cultural Lag – Cultural Lag adalah/ Cultural Lag yaitu/ Cultural Lag merupakan/ yang dimaksud Cultural Lag/ arti Cultural Lag/ definisi Cultural Lag. Cultural Lag sering disebut dengan ketertinggalan budaya, yaitu suatu kondisi di mana terjadi peerbedaan taraf kemajuan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan karena ada yang tumbuh cepat dan ada yang tumbuhnya lambat. D. Anomie
Anomie adalah/ Anomie yaitu/ Anomie merupakan/ yang dimaksud Anomie/ arti Anomie/ definisi Anomie. Anomie yaitu kondisi di mana tidak ada pegangan terhadap apa yang baik dan apa yang buruk bagi masyarakat. Keadaan ini mengakibatkan anggota-anggota masyarakat tidak mampu untuk mengukur tindakan-tindakannya karena batas-batasnya tidak ada. Anomie merupakan hilangnya nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga masyarakat tidak mempunyai pegangan dalam menentukan hal yang baik dan buruk. Suatu nilai yang sudah ada hilang karena perubahan sosial dan nilai-nilai baru yang dibutuhkan tidak muncul. Hal ini membuat masyarakat menjadi bingung untuk menentukan nilai dalam kehidupan mereka. Kejadian-kejadian anarkis yang terjadi dalam masyarakat mungkin dapat kita ambil sebagai contohnya. Tindakan pengeboman akhir-akhir ini marak terjadi. Dalam analisa ini mereka melakukannya karena mereka tidak mengetahui apa arti nilai pengeboman itu dan akibat yang ditimbulkan dalam masyarakat. Keadaan masyarakat yang kacau membuat mereka bingung untuk menentukan tindakan mereka. Dalam keadaan ini seorang sangat mudah untuk dipengaruhi. E. Mestizo culture
Mestizo culture adalah suatu proses pencampuran unsur kebudayaan yang satu dengan yang lainnya yang mempuyai warna dan sifat yang berbeda contoh;masyarakat menggemari memiliki benda banda hasil teknologi modern, seperti mesin cuci,setrika baju,komputer dan lain-lain 2. Dampak Positif Keberagaman Budaya di Indonesia Menjadi Kekayaan Negara
Tentu saja berbagai macam budaya yang datang dari daerah mana saja entah itu pesisir pantai, pegunungan, desa, kota, suku, semuanya berhak diklaim sebagai kepunyaan dari negara Indonesia. Kekayaan budaya ini patut menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakatnya, bukan hanya dari daerah asal budaya tertentu saja. Hal ini juga memunculkan rasa kepemilikan kebudayaan bagi seluruh rakyat Indonesia, sehingga ketika ada satu saja budaya yang diklaim atau dilecehkan oleh negara lain, seluruh warga negaranya bersatu untuk merebut kembali dan mengembalikan kebudayaan tersebut sebagai identitas negara.
Membentuk Masyarakat yang Toleran
Keberagaman budaya dalam setiap daerah tentu memiliki berbagai macam perbedaan. Karena berada di satu atap yang sama yaitu NKRI, mau tidak mau masyarakatnya berkewajiban untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam perbedaan. Hal ini menjadi lumrah bagi warga Indonesia karena sudah terbiasa dengan kehadiran suku bangsa lain yang tinggal menetap di daerah yang bukan asalnya. Interaksi masyarakat yang toleran tentu merupakan bentuk hubungan sosial yang dapat dengan mudah terbentuk dengan sendirinya.
Menjadi Daya Tarik Bagi Turis Asing
Bukan rahasia lagi, selain kekayaan budaya yang melimpah Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Setiap daerah punya daya tariknya sendiri. Kekayaan alam yang telah dimiliki ini ketika digabungkan dengan kekayaan budaya yang kental tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi turis asing. Contoh nyata dari pernyataan ini adalah Pulau Bali yang sukses menggabungkan kekayaan alam dan kekayaan budayanya menjadi daya tarik yang tidak hanya dipuja orang lokal, tapi juga masyarakat internasional.
Meningkatkan Pendapatan Negara
Dengan pengelolaan sistem dampak positif keberagaman budaya yang tepat, pemerintah sudah punya modal untuk mendapatkan pendapatan negara yang lebih lewat kekayaan budaya Indonesia yang sudah tersedia. Dengan dibangunnya situs-situs sejarah, sanggar budaya dan pengadaan festival budaya rutin yang merupakan peran pemerintah dalam mengelola keberagaman sosial budaya, tentu akan menarik pengunjung dari dalam maupun luar negeri yang bisa meningkatkan pendapatan negara. A. Tercapainya Integrasi Nasional Faktor-Faktor Pendorong, Pendukung dan Penghambat Integrasi Nasional - Faktor Pendorong Integrasi Nasional, Faktor Pendukung Integrasi Nasional dan Faktor Penghambat Integrasi Nasional. Kita semua wajib untuk mengikut sertakan diri dalam m enjaga integrasi nasional dari berbagai macam ancaman, gangguan, hambatan yang datang dari mana saja baik dari luar maupun dalam. Faktor Pendorong Tercapainya Integrasi Nasional
1. Adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah. 2. Adanya ideologi nasional yang tercermin di dalam simbol negara yakni Garuda Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 3. Adanya sikap tekad dan keinginan untuk kembali bersatu di dalam kalangan Bangsa Indonesia seperti yang telah dinyatakan di dalam Sumpah Pemuda. 4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan adanyadan munculnya semangat nasionalisme dalam kalangan Bangsa Indonesia.
Faktor Pendukung Integrasi Nasional
1. 2. 3. 4.
Penggunaan bahasa Indonesia. Semangat persatuan serta kesatuan di dalam Bangsa, Bahasa dan Tanah Air Indonesia. Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yakni Pancasila. Adanya jiwa dan rasa semangat dalam bergotong royong, solidaritas serta toleransi keagamaan yang sangat kuat. 5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang diakibatkan oleh penderitaan semasa penjajahan.
Faktor Penghambat Integrasi Nasional
1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang memiliki sifat heterogen. 2. Kurangnya toleransi antar sesama golongan. 3. Kurangnya kesadaran di dalam diri masing-masing rakyat Indonesia terhadap segala ancaman dan gangguan yang mucul dari luar. 4. Adanya sikap ketidakpuasan terhadap segala ketimpangan dan ketidak merataan hasil pembangunan
B. Tumbuhnya Sikap Toleransi dan empati Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan prang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Sikap tolerans dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupanmasyarakat Indonesia multicultural. Dengan pengembangan sikap toleransi dan empati sosial, maka masalah-masalah yang beraitan dengan keberagaman sosial budya akan dapat dikendalikan, sehingga tidak mengarah pada pertentangan sosial yang dapat mengancam diisintegrasi nasional. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sejak zaman Kerajaan Majapahit telah terpelihara cukup baik. Oleh karena itu, sikap toleransi tidak boleh pudar hanya karena perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat istiadat atau golongan politik. Sebab bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika, kita tidak layak bersikap sukuisme, realism, chauvisme, primadialisme, atau anarkisme dalam kehidupan masyarakat. Sebab sikap dan perilaku seperti itu bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya dan jati diri bangsa Indonesia yang bersifat kekluargaan, ramah tamah, tolong menolong dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menempatkan diri sebagai warga masyarakat yang merupakan bagian utuh dari bangsa Indonesia. Untuk itu, perlu dikembangkan sikap dan perilaku yang dilandasi oleh sikap demokratis, toleransi, empati, solidaritas, tolong menolong, dan kekeluargaan. Dengan demikian, kita akan dapat memlihara dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang dilandasi oleh nilainilai budaya nasional. Sebagai makhluk Individu, manusia memiliki hak dan kewajiban asasi untuk mengembangkan kehidupannya secara mandiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun, manusia tidak dapat hidup secara sendiri-sendiri, melainkan memerlukan bantuan manusia lainnya. Keberadaan manusia hanya bermakna bila mampu hidup secara kolektif dalam persekutuan dengan individu-individu lain dimasyarakat. Adapun cara untuk menerima dan menghargai orang lain atau suku bangsa lain yang berbeda latar belakang budaya dapat dilakukan sebagai berikut: a. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai dari bangsa Indonesia. b. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa c. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
d.
Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki persamaan kedudikan, harkat, martabat, dan derajat, serta hak dan kewajiban asasi. e. Kita perlu menerima dan menghargai oranglain/suku bangsa lain sebagai pemilihan dan penghuni tanah air Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Rsa f. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai manusia yang memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda dalam ras, suku bangsa, bahasa, adatistiadat, profesi, golongan politik dan sebagainya. C. Menimbulkan Semangat Persatuan dan Kesatuan
Ungkapan “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” adalah suatu ungkapan yang menyatakan betapa besarnya arti persatuan dan kesatuan tersebut. Apabila bersatu padu, kita tidak hanya teguh dalam arti lebih kuat dalam menghadapi permasalahan juga mampu menyelesaikan persoalan yang tidak dapat kita selesaikan sendiri. Kehidupan bersama orang lain hanya dapat diwujudkan melalui persatuan dan kesatuan. Tanpa rasa dan semangat rela berkorban serta persatuan dan kesatuan, kita tidak mungkin dapat hidup bersatu. Sikap semangat persatuan dan kesatuan dapat ditunjukkan dalam berbagai kehidupan, di antaranya sebagai berikut: a. Kehidupan Keluarga
Apabila setiap anggota keluarga mengabaikan rela berkorban dan rasa persatuan dan kesatuan, dapat dibayangkan bagaimana kira-kira kehidupan keluarga tersebut. Setiap hari bahkan setiap saat akan terjadi pertengkaran. Akibatnya, dalam kehidupan keluarga tersebut tidak pernah ada rasa aman, tenteram, dan damai. Adapun contoh perilaku yang mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan keluarga, di antaranya :
beribadah bersama orang tua; pembagian tugas yang adil kepada semua anggota keluarga; menikmati hiburan bersama; menyelesaikan segala permasalahan dengan musyawarah.
b. Kehidupan Masyarakat
Meskipun latar belakang mereka berbeda-beda, tetapi mereka satu keluarga besar yang dipenuhi semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Kondisi seperti ini merupakan kekuatan ampuh dalam menangkal segala gangguan dan ancaman, terutama gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Adapun contoh perilaku yang mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat, di antaranya :
kerja bakti bersama demi menciptakan kebersihan lingkungan tempat tinggal; tukar menukar para pemuda dari daerah yang satu ke daerah yang lain; mengadakan festival budaya nasional; mengadakan Jambore nasional.
c. Kehidupan Bangsa dan Negara
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa baik ketika merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan dengan berbagai pembangunan. Tanpa persatuan dan kesatuan kita tidak mungkin dapat melaksanakan pembangunan seperti sekarang ini. Bangsa yang bercerai-berai tidak mungkin membangun dan tanpa pembangunan tidak ada kebahagiaan. Adapun perilaku untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan saat ini dalam kehidupan bangsa dan negara di antaranya:
mengharumkan nama bangsa dengan mengikuti pertandingan dalam bidang apapun baik dalam tataran nasional maupun internasional; memperluas pendidikan di berbagai negara dengan tujuan mengembangkan pembangunan negara; berperan serta dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan; menjaga stabilitas pembangunan nasional secara merata dan menyeluruh.
2. Menghindari Perilaku Merusak Semangat Persatuan dan Kesatuan
Dalam perjalanan bangsa dan negara Indonesia, persatuan dan kesatuan sangat diperlukan untuk membangun bangsa dan negara agar sejajar dengan bangsa dan negara lainnya yang sudah terlebih dahulu maju. Selama bangsa kita melaksanakan pembangunan secara berkesinambungan, telah banyak kemajuan yang dicapai di berbagai bidang kehidupan. Namun, secara nyata kita selalu mendapatkan pengalaman-pengalaman pahit yang merusak semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Ancaman yang seringkali muncul dikarenakan banyaknya peluang berperilaku tercela yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan nasional. Adapun beberapa ancaman yang seringkali tampak dalam berbagai kehidupan, di antaranya: a. Kemiskinan Kemiskinan selalu dijadikan lahan tumbuhnya ketidakpuasan serta kegelisahan masyarakat. Kesenjangan sosial terjadi antara si miskin dan si kaya yang mengakibatkan timbulnya perpecahan satu sama lain. Selain itu, mereka yang mengalami kemiskinan mudah terkena hasutan untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat kelancaran pembangunan. b. Apatisme dan Ketidakpedulian Sosial Faktor penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan yaitu giat dan semangatnya masyarakat dalam gerak pem-bangunan. Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dengan tidak mengindahkan nilai Pancasila dan UUD 1945. Namun, apabila egoisme golongan muncul di kalangan masyarakat Indonesia maka hal tersebut menjadi pemicu kepasifan masyarakat dan secara langsung akan menghambat jalannya pembangunan. c. Keterbelakangan
Proses pembangunan senantiasa diupayakan agar memberi manfaat yang merata hasilnya di seluruh pelosok tanah air. Namun, luasnya wilayah Indonesia serta tingginya jumlah penduduk menyebabkan belum ratanya pembangunan dan hasil-hasilnya. Oleh karena itu, munculnya kesenjangan sosial tidak dapat kita hindari dan perlu kita waspadai serta atasi bersama. d. Korupsi dan Kolusi Tengah beredar dimana-mana kasus korupsi, hal ini muncul karena rendahnya kesadaran moral serta tanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan kepentingan negara dan bangsa. Korupsi dan kolusi merupakan perbuatan yang melanggar hukum. Jika tidak ditanggapi dan diatasi dengan sebaik-baiknya akan merugikan jalan pembangunan dan meruntuhkan kehidupan masyarakat. e. Dekadensi Moral Berkembangnya arus informasi di zaman globalisasi menyebabkan kita dengan mudah dapat melihat gaya hidup maupun pola pergaulan di negara lain. Perlu dipahami, bahwa kebudayaan dan kepribadian bangsa kita dengan bangsa lain sangatlah berbeda. Oleh karena itu, kita harus mewaspadai kemungkinan lunturnya nilai-nilai kepribadian bangsa kita. D. Meningkatkan Harkat dan martabat Masyarakat Ke dunia Harkat dan martabat merupakan dua istilah yang tidak terlepas dari manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Meskipun memiliki arti perbeda, namun kedua istilah tersebut saling berkaitan erat. Pengertian harkat manusia adalah derajat kemuliaan manusia sedangkan pengertian martabat manusia adalah harga diri atau tingkat harkat manusia.
Manusia juga memiliki jiwa dan raga dimana jiwa atau roh manusia memiliki derajat (harkat) yang lebih tinggi karena berhubungan langsung dengan pencipta-Nya dan memiliki kemampuankemampuan yang disebut cipta, rasa dan karsa. Sedangkan raga manusia merupakan derajat paling rendah di mata Tuhan karena berhubungan dengan kondisi dan tingkah laku manusia yang terkadang manusia mengingkari hakekat dasar harkat dan martabat manusia lainnya Harkat dan Martabat Manusia (HMM) pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia untuk menjalani kehidupan bermasyarakat karena sudah merupakan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan. Untuk itu setiap orang wajib dan berhak menjaga harkat dan martabatnya.
Hak dan Kewajiban Atas Harkat dan Martabat Manusia Harkat dan martabat manusia tidak terlepas dari hak asasi manusia dalam menjaga harga dirinya karena sudah melekat sejak lahir dan terbawa dalam kehidupan bermasyarakat. Demikian juga dengan kewajiban asasi manusia yaitu untuk membatasi hak yang dimiliki. Namun, seringkali harkat dan martabat manusia direndahkan oleh manusia lain seperti diskriminasi sosial, pelanggaran HAM dan lain-lainnya.
Namun, harkat dan martabat manusia bernilai sama di mata Sang Pencipta, apapun situasi dan kondisinya. Tidak ada jabatan, pangkat, pendidikan, latar belakang, kondisi ekonomi yang menyebabkan HMM lebih tinggi dari manusia lainnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki bakat, kodrat, kebebasan hak, dan kewajiban asasi dalam menjaga dan menciptakan harkat dan martabat. Contoh penerapan harkat dan martabat manusia yang paling umum adalah dalam pendidikan. Berdasarkan Harkat dan Martabat Manusia (HMM) dilakukan proses pembe lajaran yang merupakan interaksi antara manusia dengan manusia (pendidik dan peserta didik) berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pendidikan merupakan wahana bagi pengembangan dan media bagi pemuliaan manusia yang merupakan:
makhluk yang terindah dalam bentuk dan pencitraannya; makhluk yang tertinggi derajatnya; makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Kuasa; khalifah dimuka bumi; pemilik Hak-hak Asasi Manusia (HAM
E.Menambah khazanah wawasan pemilik budaya lain
Muatan penting yang terdapat di dalam kebudayaan adalah cermin identitas manusia. Muatan tersebut mampu mengangkat harkat dan martabat manusia kepada strata tertentu, terutama pada lingkungan yang dikelilingi oleh budaya yang beragam. Jika kamu cermati, keberagaman budaya sesungguhnya adalah kekayaan yang tidak ternilai. Tidak seluruh negara di muka bumi ini memiliki kekayaan budaya seperti yang terdapat di Indonesia. Beraneka suku, beraneka bahasa, dan beraneka adat istiadat. Sungguh luar biasa. Setiap wilayah memiliki ciri yang berbeda. Ada yang memiliki hanya satu budaya, ada pula yang memiliki beragam budaya. Misalnya Korea, negara Korea yang terletak di Semenanjung Korea hanya memiliki satu suku bangsa dan satu bahasa. Meski dipisah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan, namun suku bangsa dan bahasa mereka hanya satu. Oleh karena itu, mereka disebut dengan monokultur. Berbeda halnya dengan Indonesia, negara ini memiliki ribuan pulau dan digabungkan dengan banyak lautan. Dengan demikian budaya dan bahasa pun bermacammacam. Hal ini yang disebut dengan poli kultur. Di Indonesia, meski berada dalam satu pulau, budaya dan bahasa pun dapat berbeda. Di Pulau Jawa, ada suku Sunda dan suku Jawa. Meski terbagi menjadi dua suku tersebut, Pulau Jawa memiliki bahasa yang berbeda-beda.
Di daerah Banten, meski termasuk daerah Sunda, namun ada suku pedalaman yakni Baduy Luar dan Baduy Dalam. Masyarakat Baduy Luar umumnya mengenakan pakaian serba hitam. Adapun suku Baduy Dalam mengenakan pakaian serba putih. Suku Baduy Luar cenderung masih dapat menerima pengaruh dari luar, tetapi s uku Baduy Dalam tidak mau menerima pengaruh dari luar. Pendatang pun tidak begitu serta-merta dapat memasuki wilayah Baduy Dalam. Pendatang yang akan ke daerah Baduy Dalam tidak diperkenankan menggunakan kendaraan bermesin atau kendaraan yang dihela binatang berkaki empat. Masyarakat Baduy Dalam juga tidak menonton televisi atau mendengarkan radio. Di daerah lain yakni di daerah Cirebon, ada sebagian wilayah yang menggunakan bahasa Sunda, ada yang menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa yang digunakan juga beragam. Bahasa Jawa di daerah Yogyakarta juga akan jauh berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan di daerah Jawa Timur. Contoh di atas hanyalah sedikit contoh budaya yang berbeda. Di Indonesia masih banyak lagi contoh keragaman budaya yang dimiliki. Keragaman budaya sesungguhnya dapat memberikan nilai lebih. Suatu negara yang memiliki budaya yang beragam dapat membawa negara tersebut ke mancanegara. Ke kayaan budaya yang beranekaragam dapat meningkatkan harkat dan martabat masyarakatnya di kancah dunia sebagai negara yang berbudaya tinggi. Budaya yang beraneka ragam juga dapat menambah khazanah wawasan pemilik budaya lain, sehingga dapat memperkaya pola pikir yang telah dimiliki sebelumnya. Contohnya, terapi pengobatan tradisional di Papua dengan menggunakan buah na ga akhirnya dapat menambah wawasan pengobatan masyarakat yang berada di luar daerah Papua. Selain menjadi kekayaan negara, budaya yang dimiliki dapat menjadi sebuah kontrol sosial. Seperti halnya budaya, bahasa daerah yang bermacam-macam yang dimiliki oleh daerah-daerah di suatu negara, dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakatnya. Hal tersebut dapat diambil dari istilah yang berkaitan dengan budaya setempat. Contohnya pamali. Pamali yang berasal dari daerah Sunda, dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakat untuk tidak melakukan hal yang kurang baik. Hal yang serupa juga dapat dilihat dari bahasa Jawa ora ilok. Ora ilok dapat menjadi kontrol sosial masyarakat Jawa untuk tidak melakukan hal yang buruk. Ada anggapan dalam kebudayaan Jawa bahwa seorang gadis yang duduk di tengah pintu itu ora ilok karena kelak dapat menjadi perawan tua. Sesungguhnya hal ini ada pesan di balik pesan bahwa duduk di bawah pintu akan menghalangi orang ya ng lalu lalang di pintu tersebut. Demikian halnya dengan memotong kuku pada malam hari ora ilok karena potongan kuku akan menjadi kunang-kunang betina. Kunang-kunang betina akan dicari oleh kunang-kunang jantan yang berasal dari potongan kuku orang mati. Sebenarnya pesan tersembunyi di belakangnya adalah dilarang memotong kuku pada malam hari untuk menghindari kecelakaan pada saat memotong kuku. Masyarakat Jawa, khususnya orang Jogja tidak berkata secara langsung pada inti permasalahan, namun dibuat sedemikian rupa agar pesan yang disampaikan tidak menyinggung perasaan orang lain. Semakin kaya ragam budi daya yang melingkupi suatu entitas, maka akan semakin beragam sumbangan
yang akan hadir pada entitas tersebut, dan akhirnya membentuk sebuah kebudayaan yang kaya. Keragaman budaya sesungguhnya jika kamu cermati, dapat memberikan nilai lebih. Suatu negara yang memiliki budaya yang beragam dapat membawa negara tersebut ke mancanegara. Kekayaan budaya yang beraneka-ragam dapat meningkatkan harkat dan martabat masyarakatnya di kancah dunia sebagai negara yang berbudaya tinggi. Budaya yang beraneka ragam dapat menambah khazanah wawasan pemilik budaya lain, sehingga dapat memperkaya pola pikir yang telah dimiliki sebelumnya. Contohnya, terapi pengobatan tradisional di Papua dengan menggunakan buah na ga akhirnya dapat menambah wawasan pengobatan masyarakat yang berada di luar daerah Papua. Bahasa daerah yang bermacam-macam yang dimiliki oleh daerah-daerah di suatu negara, dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakatnya. Hal tersebut dapat diambil dari istilah yang berkaitan dengan budaya setempat. Contohnya pamali. Pamali yang berasal dari daerah Sunda, dapat menjadi kontrol sosial bagi masyarakat Sunda untuk tidak melakukan hal yang kurang baik. Dengan demikian, keragaman budaya dapat memberikan sumbangan atau masukan kepada kebudayaan lain untuk memperkaya khazanah budaya, dapat memperkenalkan kebudayaan ke dunia luar, mengangkat harkat dan martabat, juga dapat sebagai kontrol sosial. Diversitas kebudayaan di Indonesia memiliki potensi yang baik bagi masyarakat Indonesia; di antaranya adalah 1.
Memperkenalkan ke seluruh dunia sebagai bangsa yang berbudaya tinggi.
2.
Meningkatkan harkat dan martabat.
3.
Menambah khazanah kekayaan suku bangsa lain.
4.
Menghimpun kekuatan kebudayaan nasional yang khas.
5.
Kontrol sosial.
6.
Penuntun etika.
SMK N 2 PINGGIR NAMA KELOMPOK :
Kelas : XI TKR 2