Nama
: Ramadhan Febri Kusuma
Nim
: 15202039
Mata Kuliah
: Perl. Bedah dan Anastesi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang alat kesehatan diagnostik lanjut ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
i
Daftar Isi Kata Pengantar .......................................................................................
i
Daftar Isi ..................................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2 Tujuan .................................................................................................
1
Bab II Pembahasan....................................................................................
2
2.1 Electro Surgery Unit (ESU) ................................................................
2
2.2 Laparascopy ........................................................................................
5
2.3 Anasthesi unit ......................................................................................
6
2.4 Hermonic Scapel .................................................................................
9
2.5 Endoscopy ...........................................................................................
10
2.6 Operating Table...................................................................................
11
2.7 Suction Pump ......................................................................................
13
2.8 Operating Theater ...............................................................................
15
2.9 Laser co2 .............................................................................................
16
2.10 operating ...........................................................................................
18
Bab III Penutup .........................................................................................
21
3.1 ..............................................................................................................
21
Daftar Pustaka ...........................................................................................
22
ii
iii
BAB I PEND'AHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia medis, baik itu kedokteran, kebidanan maupun keperawatan dan lain sebagainya diperlukan suatu alat untuk menunjang pekerjaan. Alat-alat tersebut dikelompokkan menurut kegunaannya. Seorang tenaga kesehatan harus mengerti betul alatalat yang digunakan dalam bidangnya. Selain itu juga harus memahami fungsi dari masingmasing alat yang digunakan untuk meminimalisir resiko kesalahan dalam menggunakan alat tersebut. Minimnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam menggunakan alat-alat dapat merugikan pasien pada umumnya dan petugas itu sendiri pada khususnya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan membahas tentang alat-alat peralatan bedah dan anasthesi
1.2 Tujuan
Memahami fungsi alat Memahami cara kerja alat Sop alat tersebut Mengetahui cara pemeliharaan alat
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Electro Surgery Unit (ESU)
A. Pengertian
Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik frekwensi tinggi.Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus listrik melalui suatu jaringan.Pada penggunaan Elektrosurgery Unit,digunakan arus listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300 KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan.Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka bakar , dan memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral. Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU ( electro surgery unit ), yang digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung menutup. B. Cara Kerja Dan Prinsip kerja Cara Kerja Power supply mendapat inputan dari jala jala PLN, kemudian power supply akan memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit frekwensi dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan masuk ke rangkaian modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan kemudian dikuatkan lagi oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan frekwensi tinggi dan akan dikeluarkan melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari supply yang masuk ke HF
–
2
Prinsip Kerja Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/ cutting . Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor. C. Efek Samping
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain : 1)
Efek Thermal Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh. 2) Efek Faradik Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang digunakan sekurang-kurangnya 300KHz, 3) Efek Elektrolitik Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion dalam tubuh. D. SOP 1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU terutama cairan. 2. Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan baik. 3. Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding. 4. Pastikan kabel power telah tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak ada ground, hubungkan ESU dengan ground tambahan. 5. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power. 6. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down, baik untuk cutting maupun coagulation. Lakukan juga pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode yang diinginkan untuk coagulating, bila memang dibutuhkan. 7. ESU siap untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke pasien dengan baik. 8. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.
3
E. Perawatan
1. Cek Performa Test performa otomatis setelah switch power di on kan o o Cek output tegangan/arus HF Cek otomatis dari elektroda netral o 2. Pengecekan Keselamatan Pengecekan inscripsi dan instruksi manual o o Pengecekan secara visual dari unit dan aksessoris dari kerusakan 3. Pengecekan Keselamatan Pengukuran output saat mode operasi CUT o o Pengukuran output saat mode operasi COAGULATE Pengukuran kapasitas frekuensi tinggi pada berbagai mode operasi o o Elektro Surgery Unit harus melalui pemeriksaan paling tidak satu tahun sekali. F. Troubleshooting 1. Ada tegangan HF pada sensor tegangan HF, Kesalahan : kesalahan dalam generator HF , mengganti aksesoris 2. Tegangan keluaran HF terlalu tinggi Kesalahan: Kesalahan dalam generator HF 3. Modus unit power supply pasokan tegangan tidak beralih selama aktivasi, Kesalahan : Kesalahan dalam beralih modus power supply 4. Modus unit power supply pasokan tegangan terlalu tinggi pada saat aktivasi ST Generator Kesalahan : Kesalahan dalam beralih modus unit power supply
5. Kebocoran arus LF adalah >50 mA dan mengalir ke unit melalui elektroda netral Kesalahan : Periksa posisi pasien ,apakah ada kontak dengan infus berdiri , atau sejenisnya Ada peralatan yang rusak yang terhubung ke pasien Ada pemerataan potensi dan grounding konduktor baik atau t idak 6. Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan ON Kesalahan: servise teknis 7. Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur kes elamatan laporan OFF Kesalahan : servise teknis 8. Batas waktu kontinu maksimum terlampaui Kesalahan : Hanya aktifkan unit yang diperlukan Batas waktu monitor fitur keamanan umumnya hanya akan meningkat dengan indikasi yang ketat dengan menggunakan program pengujian di set up.
4
2.2 Laparascopy Unit
A. Pengertian Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut. Untuk melihat organ di dalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.Atau dapat diartikan tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar karena menggunakan alat bantu kamera kecil yang dapat dimasukkan dalam rongga abdomen untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain. Metode ini dikatakan makin berkembang dengan didukung oleh peralatan canggih yang disebut Endo Alfa. Alat ini merupakan yang pertama di indonesia dan yang ketiga di Asia, selain Jepang dan Hongkong. indo Alfa dilengkapi dengan teknologi Narrow Brand Image (NBI) yang menangkap warna yang lebih spesifik dalam pemeriksaan. Dengan gambar yang lebih jelas, dokter dapat dengan tepat dan cepat mendeteksi keganasan kanker sejak dini. B. Keuntungan dan Kerugian
1.Keuntungan Rasa nyeri minimal karena luka operasi kecil dan tidakmelukai otot. Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat sehingga waktu perawatan di rumah sakit lebih singkat dan cepat kembali ke aktivitas normal. Luka kecil mengakibatkan perut bekas operasi hampirtidak terlihat 2. Kerugian Teknik operasi ini tidak dapat dilakukan pada pasien-pasian yang pernah operasi perut sehingga terjadi perlengketan hebat di dalam rongga perut. Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relative lebih mahal. C. Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi 1. Indikasi Diagnostik Diagnosis diferensiasi patologi genetalia interna Infertilitas primer dan atau sekunder Second look operation,apabila diperlukan tindakan berdasarkan operasi s ebelumnya Mencari dan mengangkat translokasi AKDR. • •
•
•
•
•
5
2. Indikasi Terapi Kistektomi ,miomektomidan histerektomi Hemostasis perdarahan pada perforasi uterus akibat tindakan sebelumnya. 3. Indikasi operatif terhadap adneska Fimbrioplasti ,salpingostomi,salpingolisis Koagulasi lesi endometriosis. Aspirasi cairan dari suatu konglomerasi untuk diagnostik yang terapeutik. Salpingektomi pada kehamilan ektopik Kontrasepsi mantap (oklusi tuba) Rekontruksi tuba atau reanastromosis tuba pascatubectomi 4. Indikasi operatif terhadap ovarium Pungsi folikel matang pada program fertilisasi in-vitro Biopsi ovarium pada keadaan tertentu( kelainan kromosom atau bawaan , curiga keganasan). Kistektomi antara lain ada kista coklat( endometrioma), kista dermoid, dan kista ovarium lain Ovariolisis, pada perlekatan periovarium Kontraindikasi 1. Kontraindikasi absolut Kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya anestesi Diatese hemoragik sehingga mengganggu funsi pembekuan darah Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen bagian atas , disertai dengan distensi dinding perut ,sebab kelainan ini merupakan kontraindikasi untuk melakukan pneumoperitonium. 2. Kontraindikasi relative Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit untuk memasukkan trokar kedalam rongga pelvis oleh karena trokar dapat melukai tumor tersebut Hernia abdominalis, dikawatirkan dapat melukai usus pada saat memasukkan trokar ke dalam rongga pelvis, atau memperberat hernia pada saat dilakukan pneumoperitonium.kini kekhawatiran ini dapat di hilangkan dengan modifikasi alat pneumoperitonium otomatic.
2.3 Anasthesi Unit
A. Pengertian Anestesi (pembiusan; berasal dari Bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthetos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan 6
rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi juga menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancar (Ibrahim, 2000). B. Tujuan Anastesi Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian tubuh tertentu, daripada harus melakukan pembiusan total. Tujuan utama dari pemberian obat premedikasi adalah untuk memberikan sedasi psikis, mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress mental atau factor-faktor lain yang berkaitan dengan tindakan anestesi yang spesifik. Hasil akhir yang diharapkan dari pemberian premedikasi adalah terjadinya sedasi dari pasien tanpa disertai depresi dari pernapasan dan sirkulasi. Kebutuhan premedikasi bagi masing-masing pasien dapat berbeda. Rasa takut dan nyeri harus diperhatikan betul pada pra bedah. Tujuan anastesi adalah untuk menyediakan, atau menghilangkan rasa s akit.Memblokir impuls saraf dari bagian bawah segmen tulang belakang yang mengakibatkan penurunan sensasi di bagian bawah tubuh. Obat epidural jatuh ke dalam kelas obat yang disebut bius lokal seperti bupivacaine, chloroprocaine, atau lidokain.. Mereka sering disampaikan dalam kombinasi dengan opioid atau narkotika, seperti fentanyl dan sufentanil, untuk mengurangi dosis yang diperlukan bius lokal. Efek somatic ini timbul didalam kecerdasan dan menumbuhkan dorongan untuk bertahan atau menghindari kejadian tersebut. Kebanyakan pasien akan melakukan modifikasi terhadap manifestasi efek somatic tersebut dan menerima keadaan yaitu dengan Nampak tenang. Reaksi saraf simpatis terhadap rasa takut atau nyeri tidak dapat disembunyikan oleh pasien. Rasa takut dan nyeri mengaktifkan syaraf simpatis untuk menimbulkan perubahan system sirkulasi dalam tubuh. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi efferen simpatis yang ke pembuluh darah, dan sebagian karena naiknya katekolamin dalam sirkulasi. C. Manfaat Anestesi 1. Digunakan sebagai diagnostic, untuk menentukan sumber nyeri 2. Digunakan sebagai terapi, local anestesi merupakan bagian dari terapi untuk kondisi oper asi yang sangat nyeri, kemampuan dokter gigi dalam menghilangkan nyeri pada pasien m eski bersifat sementara merupakan ukuran tercapainya tujuan terapi 3. Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan postoperasi. Proses operasi yang bebas ny eri sebagian besar menggunakan anestesi local, me mpunyai metode yang aman dan efekt if untuk semua pasien operasi dentoalveolar. 4. Digunakan untuk kepentingan postoperasi. Setelah operasi dengan me nggunakan anestes i umum atau lokal, efek anestesi yang berlanjut sangat penting untuk mengurangi ketidak nyamanan pasien. D. Keuntungan dan Kerugian 1. Keuntungan a. Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien. b. Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks c. Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi sedikitnya satu jam dan jika pa sien setuju dapat diperpanjang sesuai kebutuhan operasi gigi minor atau adanya kesuli tan dalam prosedur d. Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada pe nanganan pasca anestesi
7
2. Kerugian a. Ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada awal penggunaan b. Menimbulkan rasa gatal atau demam c. Pasien mungkin merasakan hanya mati rasa di bagian perut E. Efek Samping Ada beberapa macam efek samping yang ditimbulkan pada penggunaan diantaranya : 1. Penurunan tekanan darah. 2. Sakit kepala (juga dikenal sebagai tulang punggung sakit kepala). 3. Pada bayi,mungkin membuat penurunan tekanan darah. 4. Sakit kepala juga sangat jarang, tetapi mungkin dapat terjadi. 5. Reaksi terhadap obat-obatan yang berlebihan, sepert ruam F. Sop Kebutuhan dan cara kerja anestesi beranekaragam. Anestesi juga memiliki cara penggunaan yang berbeda sesuai kebutuhannya. Tak hanya cara disuntikkan saja, tetapi juga dihirup melalui alat bantu nafas. Beberapa cara penggunaan anestesi ini di antaranya : 1. Melalui pernafasan Beberapa obat anestesi berupa gas seperti isoflurane dan nitrous oxide, dapat dimasukkan melalui pernafasan atau secara inhalasi. Gas-gas ini mempengaruhi kerja susunan saraf pusat di otak, otot jantung, serta paru-paru sehingga bersama-sama menciptakan kondisi tak sadar pada pasien. Penggunaan bius jenis inhalasi ini lebih ditujukan untuk pasien operasi besar yang belum diketahui berapa lama tindakan operasi diperlukan. Sehingga, perlu dipastikan pasien tetap dalam kondisi tak sadar selama operasi dilakukan. 2. Injeksi Intravena Sedangkan obat ketamine, thiopetal, opioids (fentanyl, sufentanil) dan propofol adalah obat-obatan yang biasanya dimasukkan ke aliran vena. Obat-obatan ini menimbulkan efek menghilangkan nyeri, mematikan rasa secara menyeluruh, dan membuat depresi pernafasan sehingga membuat pasien tak sadarkan diri. Masa bekerjanya cukup lama dan akan ditambahkan bila ternyata lamanya operasi perlu ditambah. 3. Injeksi pada spinal / Epidural Obat-obatan jenis iodocaine dan bupivacaine yang sifatnya lokal dapat diinjeksikan dalam ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa pada paruh tubuh tertentu. Misalnya, dari pusat ke bawah. Beda dari injeksi epidural dan spinal adalah pada teknik injeksi. Pada epidural,injeksi dapat dipertahankan dengan meninggalkan selang kecil untuk menambah obat anestesi jika diperlukan perpanjangan waktu tindakan. Sedang pada spinal membutuhkan jarum lebih panjang dan hanya bisa dilakukan dalam sekali injeksi untuk sekitar 2 jam ke depan. 4. Injeksi Lokal Iodocaine dan bupivacaine juga dapat di injeksi di bawah lapisan kulit untuk menghasilkan efek mati rasa di area lokal. Dengan cara kerja memblokade impuls saraf dan sensasi nyeri dari saraf tepi sehingga kulit akan terasa kebas dan mati rasa. G. Cara Pemberian Obat penghilang rasa sakit epidural diberikan dalam beberapa cara : 1. Injeksi dengan top-up : Anestesi akan disuntikkan dengan obat penghilang rasa sakit ke dalam tabung untuk mematikan bagian bawah perut pasien.
2. Infus kontinu : Anestesi yang mengatur kateter epidural. Ujung tabung terpasang pada pompa, yang akan menghilangkan rasa sakit pada punggung pasien terus-menerus. 8
2.4 Hermonic Scapel
A. Pengertian Sebuah pisau bedah harmonik (Harmonic Scapel) adalah sebuah peralatan medis yang digunakan dalam prosedur pembedahan sebagai pilihan untuk pisau bedah baja atau elektro bedah diathermy yang menggunakan teknologi ultrasound untuk memotong jaringan sekaligus menyegel tepi dipotong
B. Perlengkapan Harmonic Scapel
Sistem biasanya terdiri dari transduser genggam ultrasonik Generator Food Switch Pisau harmonic
C. Cara Kerja
Energi listrik yang dihasilkan oleh generator masuk ke dalam bagian tangan Cakram keramik piezoelektrik mengubah energi listrik menjadi gerakan mekanis, gerakan mekanis di transfer ke poros, dimana diperkuat oleh node silikon Pisau bergetar longitudinal di 55.500 Hz yang memungkinkan pemisahan jaringan dengan thermal transfer minimal.
D. Kelebihan
Khusus dirancang untuk pembedahan halus dan lembut Menawarkan keuntungan terobosan dalam hal efisiensi, ergonomi, performa, dan banyak lagi
E. Kekurangan
Pisau bedah harmonik tidak mudah bermanuver Membutuhkan waktu lebih lama untuk memotong dan mengentalkan jarin gan Pisau bedah harmonic hanya menggumpal seperti memotong
9
2.5 Endoscopy
A. Pengertian Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh manusia. Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/ fiber skop) atau langsung melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat dilihat dengan jelas (Agus Priyanto, 2009 :13). Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop dimana bagian dari alat yang masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa cahaya. (Agus Priyanto, 2009 : 13). B. Manfaat Endoskop 1. Mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna (apakah ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll) 2. Dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam (biopsy) guna pemeriksaan.
C. Jenis Endoskop Jenis-jenisnya cukup banyak karena saluran dalam tubuh manusia juga beragam. Beberapa diantaranya jenis endoskop adalah : a) Endoskop kaku (rigidscope) b) Endoskop lentur (fiberscope) c) Video endoscope (evis scope) d) Endoskop kapsul (capsul endoscope) D. Cara kerja Untuk mendapatkan visual dari dalam tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan kamera dan ditampilkan pada layar atau melihat secara langsung (dengan meneropong). E. Perawatan Alat Endoscop merupakan alat yang canggih dengan harga yang cukup mahal. Perawatan Endoscop beserta kelengkapannya merupakan salah satu faktor penting didalam menunjang keberhasilan tindakan Endoscopi dan mempertahankan alat tetap awet dan tidak mudah rusak. Konsep pemeliharaan alat meliputi hal berikut : 1. Handling Alat Alat harus diperlakukan dengan halus dan penuh kasih sayang. Tahapan yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh untuk mencegah kerusakan alat dimulai dari cara mengambil alat dari lemari penyimpanannya, membawa alat ke tempat pemeriksaan, meletakkan alat pada sandaran Endoscop atau meja pemeriksaan, memasang alat pada sumber cahaya, saat memulai tindakan, waktu manuver, observasi dan waktu menarik alat dari pasien, melepas alat dari sumber cahaya, membersihkan alat, mengeringkan serta mengembalikannya lagi ke lemari penyimpanan.
10
2. Penyimpanan Tempat penyimpanan alat harus mempunyai suhu konstan di bawah 20ºC. Kelembaban diusahakan stabil dengan memelihara silica gel yang harus selalu diganti, bebas jamur dan bakteri. Lemari penyimpanan Endoscop didesain sesuai kebutuhan, sandaran dibuat dengan kemiringan 60º dengan dilapisi peredam untuk melindungi dari benturan sewaktu mengambil dan meletakkan Endoscop. 3. Pembersihan Pembersihan alat endoscop melalui 3 tahapan yaitu: pembersihan, desinfektan dan steril. Hati-hati terjadi kontaminasi infeksi yang sering terjadi pada paska skleroterapi. Oleh karena itu perlu tindakan pembersihan yang baik. Kelalaian pada proses ini dapat mengakibatkan terjadinya infeksi paska tindakan.
F. Waktu penggunaan alat Penggunaan alat ini digunakan saat melakukan tindakan Endoskopi. Tindakan Endoskopi sendiri dilakukan saat kondisi pasien : 1. Keluhan saluran cerna yang berulang(kronis atau berat).dilakukan tindakan gastroskopi 2. Pendarahan saluran cerna atas(muntah darah dan buang air besar berwarna hitam) dilakukan tindakan gastroskopi 3. Pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan kolonoskopi 4. Adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar.dilakukan tindakan kolonoskopi. 5. Pengobatan varices (pelebaran) pembuluh darah pada te nggorokan.dilakukan tindakan gastroskopi.
2.6 Operating Table
A. Pengertian Operating Table adalah alat yang berfungsi untuk meletakan pasien sesuai dengan posisi yang dibutuhkan dalam melakukan tindakan operasi atau tindakan pembedahan. Nama lain operating lab adalah meja operasi atau meja bedah. B. Prinsip Kerja Pergerakan naik atau turun meja operasi digerakan dengan sistim hydrooulik. Pada meja operasi terdapat berbagai aksesoris yang harus di siapkan apabila akan dilaksanakan kegiatan bedah, antara lain : penyangga kepala sedang dilakukan kegiatan bedah ( tidak terjadi perubahan posisi). Apabila menggunakan sistim elektrik, perhatikan pembumian. Hal yang perlu di perhatikan:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kestabilan posisi meja Sistim hhydroulik, oli dan valve Kebersihan alat Pengeraman Lakukan pemaliharaan sesuai jadwal Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali 11
C. SOP
Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas pasien calon operasi. 1. Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh paramedik ruangan rawat inap Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan membawa bed atau dengan kursi roda 2. Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara paramedik ruangan dengan petugas OK, beserta status pasien dan obat-obatan yang diperlukan 3. Petugas OK memeriksa kembali kelengkapan administrasi dan identitas pasien 4. Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor transport pasien untuk kemudian dipindahkan ke brankar OK 5. Lakukan pemindahan senyaman mungkin 6. Setelah pasien diatas brankar, possikan senyaman mungkin, bed pasien dikeluarkan. 7. Pasien dibawa ke koridor ruang recovery 8. Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua perhiasan, beri penutup kepala, lakukan senyaman mungkin sesuai tata krama. Tenangkan pasien. 9. Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi, pindahkan pasien ke meja operasi senyaman mungkin. 10. Posisikan senyaman mungkin. 11. Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine catheter, O2, Pasang manset Tekanan darah, pasang pulse oxymetri, nyalakan pulse oksimeter/ECG Monitor sesuai kebutuhan masing-masing pasien. D. Perawatan a) Setelah digunakan, meja operasi harus berada pada tingkat meja, posisi terendah. b) meja operasi setelah digunakan, harus bersih dan kering. c) pegangan dan tidak perlekatan sementara harus dijaga dengan baik, jangan pergi. d) pad meja operasi dapat menggunakan alkohol 20% dan glutaraldehid 20% untuk pembersihan dan desinfeksi, setelah disinfeksi harus kering, dan bersihkan percikan di pad. e) meja operasi sebelum dan sesudah operasi, harus segera dibersihkan dan disinfeksi tepat waktu, penggunaan desinfektan tidak korosif untuk pembersihan dan desinfeksi, dan tepat waktu dengan lap untuk menghapus sisa cairan. Seluruh mesin bisa didesinfeksi dengan sinar ultraviolet. f) meja operasi dari bagian transmisi, harus sering menambahkan minyak pelumas atau vaseline, mempermudah pengoperasian. g) tangki harus dibersihkan secara teratur dari sampah atau oli, bersihkan oli. Jika sering digunakan, tangki harus dibersihkan setahun sekali, biasanya minimal setahun sekali. h) kondisi visual pabrik untuk memberi pengguna aksesori dan informasi yang diperlukan.
12
2.7 Suction unit
A. Pengertian
Suction Pump adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk membersihkan cairan dari dlam tubuh manusia. Tentu saja cairan yang tidak berfungsi oleh tubuh, seperti lender jalan nafas, darah yang keluar pada saat operasi dan cairan lainya yang perlu dikeluarkan. Suction pump terdiri dari tabung, selang, motor (mesin), Suction regulator, Manometer, dan beberapa komponen penting lainya. Semua komponen bekerja dengan system yang dapat diatur sesuai dengan kondisi penggunaan. Ketika cairan terlalu kental kekuatan hisapan juga akan bertambah, begitu juga sebaliknya. B. Jenis – jenis suction 1. Suction Pump Mobile
Alat Suction Pump type ini memiliki daya hisap yang cukup kuat, memiliki dua tabung dengan kapasitas 2,5 Liter. Jenis suction pump mobile ini cocok digunakan di ruang operasi, UGD ataupun ruang ICU. 2. Suction Pump Portable
Jenis portable ini biasanya digunakan di ruang perawatan, atau juga dirumah untuk pasien yang dirawat dirumah. Daya hisap tidak terlalu besar dan terdiri dari satu buah tabung. 3. Suction Pump Transport
Alat sucation ini biasanya digunakan di unit emergency, seperti ambulance, untuk keperluan evakuasi dan lain sebagainya. Alat suction ini memiliki daya hisap yang ringan, dengan baterai AC/DC sehingga cocok digunakan disegala tempat.
13
C. SOP Persiapan Alat :
Siapkan Suction Pump Siapkan selang penghisap sesuai kebutuhan Air untuk membersihkan Sarung tangan Tongue spatel dan pinset untuk memegang selang
Persiapan pasien :
Pasien dalam kondisi sadar posisikan setengah duduk, pasien tidak sadar posisikan miring Posisi kepala dikondisikan agar alat dppat berjalan lancar Ini contoh penghisapan lendir di dalam saluran pernapasan
Proses penyedotan :
Dekatkan alat pada pasien Siapkan selang dan pasang pada mesin suction pump Hidupkan alat dan seting daya hisapnya sesuai kebutuhan Uji coba pada air, apakah dapat berfungsi dengan baik Buka mulut pasien dengan tongue spatel Masukan selang dan hisap lendir sampai selesai Matikan mesin dan proses telah selesai dilakukan
D. Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada satu tegangan, yaitu tegangan 100 V atau 220 V, Rpm 145, 59/60 Hz, maka ketika pemilihan motor dilakukan harus sesuai dengan besaran tegangan yang ada di dalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor yang memiliki fungsi sebagai startin g capasitor. Motor akan memutar beserta kipas penghisap sehingga dapat menghisap cairan dalam tubuh pasien lewat selang penghisap yang terhubung lewat tabung dan filter. E. Pemeliharaan
Suction pump merupakan alat kesehatan unit yang bisa berkali kali dipakai dan bergantian antara pasien yang satu dengan yang lainnya. Untuk pemeliharaan alat suction pump bisa dengan lakukan hal berikut : –
Bersihkan tabung dan selang setiap selesai memakai alat suction pump ini. Dibersihkan dengan desinfectan agar steril Cek kondisi monitor dan daya hisap apakah masih berfungsi dengan baik. Ini dapat dilakukan seminggu sekali Cek mesin kompresor suction pump, apakah masih dalam kondisi baik atau sudah mulai lemah.
14
2.8 Operating Theater
A. Pengertian
Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Ruang operasi harus dirancang dengan faktor keselamatan yang tinggi. B. Syarat Kamar Operasi
Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun pintu, dan semua pintu harus selalu dalam keadaan tertutup. Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup. Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang. Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca. Ukurankamaroperasiminimal6x6m2dengantinggiminimal 3 m. Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah, terbuat dari bahan yang kuat, aman dan tinggi minimal 2,70 m dari lantai. Dindingterbuatdaribahanporselenatauvynilsetinggilangit- langit atau dicat dengan cat tembok berwarna terang yang aman dan tidak luntur. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan, permukaan rata dan tidak licin serta berwarna terang, contoh : vinyl atau keramik. Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu operasi dan ketinggian pemasangan. Harus tersedia gelagar (gantungan) lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit- langit. Pencahayaan 300 500 lux, meja operasi 10.000 20.000 lux dengan warna cahaya sejuk atau sedang tanpa bayangan Ventilasi sebaiknya menggunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya. Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang bedah ortopedi atau transplatasi organ harus menggunakan pengaturan udara UCA (Ultra Clean Air ) System Suhu kamar idealnya 20 26 C dan harus stabil Kelembaban ruangan 50 60% Kebisingan 45 dB. –
–
–
–
15
C. Rancang bangun kamar operasi
Kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi dengan fasilitas induksi anestesi Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi Kamar pulih (recovery room) Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan narkotik Ruang/tempat pengumpulan/pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah Ruang istirahat untuk staf yang jaga Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas operasi Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara: Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan ruangan semi steril
2.9 Laser
A. Pengertian
Laser merupakan singkatan dari Ligh Amplification by the Stimulated Emmision of Radiation. Laser merupakan suatu alat yang dapat memancarkan cahaya mulai dari panjang gelombang inframerah yang paling jauh, daerah cahaya tampak, sampai pada daerah vakum ultraviolet serta daerah sinar-X. Cahaya yang dipancarkan oleh laser dihasilkan dari stimulasi emisi radiasi dari medium dalam laser. Emisi tersebut dikuatkan sehingga menghasilkan cahaya bersifat monokromatis ( satu panjang gelombang ), koheren, tearah, dan memiliki kecerahan ( brightness ) yang tinggi. Emisi radiasi dirangsang ketika atom-atom dibangkitkan kedalam sifat energi dasar dalam ground. Atom-atom penguat harus lebih dibangkitkan ke level energy tertinggi untuk menghasilkan inverse populasi yang berkitan dengan jumlah atom pada level menegah. Pembangkitan atom-atom tersebut distimulasikan untuk perusakan secara koheren pada tingkat energi menengah sehingga kuat radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sesuai dengan energi GAP yang dihasilkan.
16
B. Kelebihan dan Kekurangan
Solid-state laser adalahLaser yang menggunakan zat padat sebagai mediumnya. Salah satu solid-state laser adalah laser titanium safir Kelebihan: Laser titanium safir digunakan untuk pengukur jarak pada militer,selain itu laser titanium safir juga banyak digunakan dalam penelitian Kekurangan: Laser Titanium Safir adalah jarang digunakan dalam industri,terutama karena efisiensi yang rendah dan tingkat pengulangannya rendah
C. Jenis – jenis Laser
1. Solid-state laser material telah dikuatkan terdistribusi dalam matriks padat (seperti ruby atau neodymium: yttrium-aluminium garnet laser yag). Laser neodymium-yag memancarkan cahaya inframerah pada 1.064 nanometer (nm). 2. Laser Gas (helium dan helium-neon, hene, merupakan laser gas yang paling umum) memiliki output utama dari lampu inframerah. CO 2 laser memancarkan energi jauh dari inframerah, dan digunakan untuk memotong material keras. 3. Laser Excimer (nama ini berasal dari istilah excited dan dimers) menggunakan gas reaktif, seperti klorin dan fluorin, dicampur dengan gas inert seperti argon, kripton atau xenon. Ketika elektrik dirangsang, molekul pseudo (dimer). Ketika lased, dimer menghasilkan cahaya dalam kisaran ultraviolet. 4. Dye laser menggunakan pewarna organik kompleks, seperti rhodamine 6g, dalam larutan cair atau suspensi sebagai media penguat. 5. Semiconductor laser, kadang-kadang disebut dioda laser, laser yang tidak solid-state. Perangkat elektronik yang menggunakan ini umumnya sangat kecil dan menggunakan daya yang rendah. Mereka dapat dibangun menjadi array yang lebih besar, seperti sumber penulisan dalam beberapa printer laser atau CD player.
D. Manfaat Laser Dalam Berbagai bidang
Dalam bidang kedokteran dan kesehatan, sinar laser digunakan antara lain untuk mendiagnosis penyakit, pengobatan penyakit, dan perbaikan suatu cacat serta penbedahan. Pada bidang industri, sinar laser bermanfaat untuk pengelasan, pemotongan lempeng baja, serta untuk pengeboran. Pada bidang astronomi, sinar laser berdaya tinggi dapat digunakan untuk mengukur jarak Bumi Bulan dengan teliti. Dalam bidang fotografi, laser mampu menghasilkan bayangan tiga dimensi dari suatu benda, disebut holografi. Dalam bidang elektronika, laser solid state berukuran kecil digunakan dalam system penyimpanan memori optik dalam computer. Dalam bidang komunikasi, laser berfungsi untuk memperkuat cahaya sehingga dapat menyalurkan suara dan sinyal gambar melalui serat optik.
17
E. Prinsip Kerja Laser Laser dihasilkan dari proses relaksasi elektron. Pada saat proses ini maka sejumlah foton akan di lepaskan berbeda sengan cahaya senter emisi pada laser terjadi dengan teratur sedangkan pada lampu senter emisi terjadi secara acak. Pada laser emisi akan menghasilkan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. berbeda dengan lampu senter emisi akan mengasilkan cahaya dengan banyak panjang gelombang. proses yang terjadi adalah elektron pada keadaan ground state (pada pita valensi) mendapat energi kemudian statusnya naik menuju pita konduksi ( keadaan eksitasi) kemudian elektron tersebut kembali ke keadaan awal (ground state) diikuti dengan beberapa foton yang terlepas. Kemudian agar energi yang dibawa cukup besar maka dibutuhkan sebuah resonator resonator ini dapat berupa lensa atau cermin yang sering digunakan adalah lensa dan cermin. ketika di dalam resonator maka foton-foton tersebut akan saling memantul terhadap dinding resonator sehingga cukup kuat untuk meninggalkan resonator tersebut. laser cukup kuat digunakan sebagai alat pemotong misalnya adalah laser CO2 laser yang kuat adalah tingkat pelebaranya rendah dan energi fotonya tinggi. .
2.10 Operating Microscope
A. Pengertian
Bedah mikro adalah tindakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang memerlukan mikroskop untuk melihat dan mengoperasinya. Ini termasuk pembuluh darah kecil, saraf, dan tuba. Bedah mikro biasanya dilakukan pada daerah telinga, hidung, dan tenggorokan karena ini memiliki struktur kecil dan halus. Tindakan yang menggunakan ruang operasi bermikroskop atau kaca pembesar bertenaga tinggi ini biasanya bukan pilihan pertama untuk pengobatan rekonstruksi, tetapi dapat digunakan untuk memperbaiki masalah yang rumit dalam tindakan lain seperti penutupan primer, pencangkokan kulit, penyembuhan sekunder, atau cangkok jaringan kulit lokal dan regional. Sejarah bedah mikro dimulai ketika mikroskop untuk operasi pertama kali diperkenalkan dan dengan itu juga deskripsi pertama anastomosis pembuluh darah dibuat. Pada tahun 1960, teknik bedah mikro menjadi lebih populer, dan pada tahun 1964, telinga kelinci berhasil ditanam kembali melalui tindakan bedah mikro. Tindakan pertama ini luar biasa karena melibatkan pembuluh darah berukuran 0,1 cm. Setelah dua tahun, seekor monyet menjalani bedah mikro untuk memisahkan kaki yang menempel di tangan. Ini sekali lagi membuktikan pentingnya bedah mikro dalam pengobatan modern. Keberhasilan tindakan itu diperkuat lagi dengan peningkatan keunggulan perbaikan arteri digital dan penyambungan kembali jari. Karena keberhasilan yang didapat tindakan ini selama tahun 1960-an, bedah 18
mikro untuk memindahkan jaringan komposit menjadi populer pada 1970-an. Selama dekade berikutnya, tindakan rekonstruksi mandibula untuk kanker yang disebut transplantasi jaringan autologous diperkenalkan. Keberhasilan yang dialami tindakan ini selama bertahun-tahun telah membuat bedah mikro menjadi sangat penting dalam bedah plastik. B. Cara Kerja
Peralatan yang digunakan untuk bedah mikro akan membantu memperbesar bidang operasi dan memungkinkan gerakan presisi meski dengan pembesaran tinggi. Pembesaran memungkinkan dilakukannya operasi pada struktur yang sebenarnya sangat sulit untuk dilihat karena berukuran mikroskopis. Alat yang paling penting dalam bedah mikro yang adalah mikroskop, instrumen bedah mikro, dan mikroskopis mat. Mikroskop yang digunakan dalam operasi biasanya berbeda satu sama lain karena masing-masing memiliki fitur dan tujuan penggunaannya sendiri. Beberapa mikroskop ada yang berdiri sendiri, sementara yang lain dipasang di langit-langit; masing-masing dilengkapi dengan lengan bergerak yang memungkinkan ahli bedah untuk mengubah posisi mikroskop. Karena rumitnya dan sifat khusus dari jenis tindakan ini, beberapa pertimbangan harus dibuat dan beberapa faktor yang tidak diperlukan dalam operasi konvensional diperkenalkan. Lokasi bedah, mengingat ukuran mereka, hanya dapat dilihat karena set khusus lensa mikroskop dan sumber cahaya intensitas tinggi yang digunakan selama tindakan. Ruang operasi juga diatur dengan pencahayaan rendah sehingga pencahayaan mikroskop ditingkatkan. Tim bedah juga memiliki kamera video yang menampilkan apa yang terjadi di bidang operasi. Selanjutnya, pembesaran yang biasanya diperlukan untuk bedah mikro adalah sekitar lima sampai empat puluh kali. Untuk mengidentifikasi dan mengekspos struktur, perbesaran rendah digunakan. Untuk perbaikan mikro, perbesaran yang lebih tinggi sering diperlukan. Perbesaran rendah (sekitar dua sampai enam kali) menggunakan loupes bedah atau lensa pembesar yang ditempatkan pada sepasang kacamata. C. Instrument dalam Microskop
Instrumen bedah mikro berbeda yang digunakan dalam ti ndakan ini dirancang khusus. Instrumen ini dibuat agar mampu bermanuver, bahkan dalam struktur mikroskopis dalam tubuh. Beberapa instrumen yang digunakan dalam mikro antara lain sebagai berikut:
Forceps Tempat jarum Gunting Jepitan vaskular yang digunakan untuk mengontrol perdarahan Clamp Applicator Irigator yang digunakan untuk mencuci Dilator pembuluh darah yang digunakan untuk membuka memotong pembuluh darah Alat-alat bedah standard
19
D. Resiko dan Komplikasi
Semua tindakan bedah memiliki resiko, terutama yang rumit dan melibatkan bagian tubuh mikroskopis. Bedah Mikro dapat menyebabkan komplikasi dan resiko sebagai berikut:
Tersumbatnya cangkok jaringan kulit Lemak nekrosis Hematoma Infeksi Kerusakan luka/komplikasi Komplikasi sistemik terkait dengan anestesi Trombosis vena dalam dan emboli paru-paru
Pasien harus membahas tindakan ini secara rinci dengan dokter bedah mereka atau menemui dokter untuk memahami, tidak hanya manfaatnya tetapi juga kemungkinan resiko dan komplikasi tindakan ini.
20
BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan Peralatan bedah dan anastesi adalah suatu alat yang dirancang untuk digunakan untuk kegiatan pembedahan. Maka kita harus merawat dan membersihkan alat yang habis, dan melakukan maintenance pada alat alat tersebut supaya tidak terjadi kerusakan pada saat pemakaian. –
21
Daftar Pustaka
http://djokosoeprijanto.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-elektro-surgery-unitesu.html http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/04/normal-0-21-false-false-false-ms-xnone.html http://amedevice.blogspot.co.id/2010/06/operating-table.html http://kumpulansopkeperawatan.blogspot.co.id/2015/07/sop-transport-pasienantar-ruangan.html http://www.sortilege.org/fungsi-dan-pengertian-suction-pump.html https://www.scribd.com/document/318454781/makalah-endoscopy https://www.scribd.com/doc/310829836/harmonic-scalpel-docx https://galihendradita.wordpress.com/2015/04/13/pelayanan-operasi-cotcentraloperation-theatre/ http://harmansuharmanto.blogspot.co.id/2012/01/pemanfaatan-laser-co2-dalamoperasi.html https://www.scribd.com/document/318454781/makalah-endoscopy
22