Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanDeskripsi lengkap
sikap
penghayatan profesi veterinerFull description
Deskripsi lengkap
Dasar Pengklasifikasian Ukuran Butir oleh Wentworth dan klasifikasi Umum batuan sedimen Oleh KoesoemadinataDeskripsi lengkap
Full description
penghayatan profesi veteriner
sosialFull description
Full description
tq
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
mkmFull description
soalFull description
seharusnya diterap&an dengan menumuh&an &eine&aan dalam persatuan dan u&an yang meniadaan peredaan apalagi meniada&an persatuan. Demo&rasi yang di'iai gotong royong seharusnya teru'ud dalam pengamilan &eputusan dengan musyaarah+mu9a&at dan u&an yang dide&te oleh mayoritas atau minoritas elit yang punya &e&uasaan dalam eragai entu&nya. Kese'ahteraan yang di'iai oleh gotong royong seharusnya teru'ud dalam etu& partisipasi serta emansipasi dan u&an yang erasis indi?idualisti& &apitalis. Pen'elasan 2udi 0ati9 yang memuat &ata @harusA terseut &ini perlu dicermati &enyataannya di lapangan5 apa&ah perila&u &ita seagai angsa dan 'uga seagai indi?isu sudah seperti diidam&an. 7i&a cara &ita erlalu+lintas merupa&an cerminan perila&u &ita ermasyara&at5 &ita dapat melihat lalu lintas &ita masih semraut dan diarnai egoism yang tinggi dari masing+ masing pengguna 'alan. Masing+masing merasa paling penting atau minimal minta orang lain mengerti aha sedang memili&i &eperluan yang sangat penting5 sehingga minta prioritas. 7i&a dahulu &ita menyata&an diri seagai angsa yang su&a tolong menolong5 rasanya saat ini empati &ita &epada orang lain yang sedang mendapat &esulitan terasa sangat sedi&it. Kita menya&si&an &eti&a ada &ecela&aan di 'alan5 &eanya&an pengguna 'alan yang lain menonton dan hanya sedi&it yang menolong. 7i&a &orupsi dianggap sesuatu peruatan yang menghancur&an sendi+sendi &ehidupan5 tampa&nya sampai saat ini &ita elum mampu &eluar dari 'eratan perila&u &orupti9. ,da pernyataan menari& dari seorang pengamat5 orang+orang yang dulunya su&a erteria& lantang tentang &orupsi5 setelah mendapat &esempatan memegang posisi ternyata 'uga mela&u&an &orupsi. Pada ulan 7uli :;;6 Ma'alah Readers Digest memuat hasil sur?ai tentang ting&at &esopanan dan &epedulian masyara&at. Dari 34 &ota yang disur?ai dihasil&an !" pering&at dan 7a&arta erada di pering&at !4 ersama *aipei. Memang masyara&at 7a&arta masih leih sopan dan peduli dianding masyara&at /ingapore (pering&at !<)5 /eoul (pering&at !6) dan Kualalumpur (pering&at !#). -amun ternyata &ita erada 'auh diaah ,mesterdam (pering&at !;)5 MeCico ity (pering&at 6)5 Berlin (pering&at 4)5 dan urich (pering&at :). Bu&an&ah orang+orang di negara+negara terseut selama ini &ita &ata&an ersi&ap indi?idualisE Bu&an&ah &ita punya Pancasila yang diya&ini mengandung nilai+nilai luhurE *entu &ita tida& meragu&an &eluhuran nilai+nilai &ehidupan yang ter&andung dalam Pancasila. 2ang &ita pertanya&an adalah mengapa &ita yang punya Pancasila ternyata &alah sopan dan &alah peduli &epada sesama dianding dengan anga lain yang tida& punya Pancasila dan sering &ita &ata&ana angsa yang ersi&ap indi?idualis. ,pa&ah memang se'a& dulu &ita termasu& angsa yang tida& egitu sopan dan peduli5 atau ter'adi pergeseran perila&u masyara&at yang dulunya sopan men'adi &urang sopan5 yang dulunya peduli men'adi tida& ergitu peduli &epada orang lain. ontoh+contoh di atas tentu tida& menggamar&an masyara&at Indonesia secara &eseluruhan. Masih anya& anggota masyara&at yang santun5 yang peduli &epada orang lain5 yang 'u'ur dan tida& mau mengamil sesuatu yang u&an ha&nya dan seterusnya. Demi&ian pula dalam tataran pe'aat dan pimpinan5 ai& pimpinan 9ormal maupun non 9ormal5 'uga anya& yang perila&unnya sesuai dengan nilai+nilai luhur Pancasila. -amun yang pasti5 &eresahan anya& piha& terhadap perila&u masyara&at dan 9enomena &ehidupan erangsa perlu mendapat perhatian sungguh+sungguh. Beerapa pa&ar menyata&an aha &eterpuru&an angsa &ita u&anlah &arena &ita &urang pandai5 u&anlah &ita &e&urangan ahan a&u5 tetapi masalah po&o&nya terleta& pada morala&hla&&ara&ter &ita semua. Moral &ita &urang ai& (untu& t ida& mengata&an tida& ai&). Banya& diantara &ita yang ingin ena& sendiri dan melupa&an &epentingan orang lain5 su&a meneraas untu& memperoleh ha& atau &einginan &ita5 merasa diri &ita paling penting dan meminta orang lain menghargai dan memeri &esempatan &ita leih dahulu5 dan seterusnya. Fenomena itu tida& hanya secara indi?idual5 u&an hanya ra&yat &ecil yang tida& erpendidi&an tetapi 'uga pada para pemimpin yang erpendidi&an tinggi5 u&an pada seseorang secara indi?idual tetapi 'uga perila&u &elompo&. Mengapa 9enomena itu ter'adi dengan sangat &ental5 pada hal &ita punya Pancasila seagai 9alsa9ah hidup dan 9alsa9ah angsa. *entu &ita ya&in aha Pancasila mengandung nilai+nilai &e'u'uran5 &esantunan5 dan &epedulian. Fenomena &etida&'u'uran5 &e&urangsantuan dan &e&urangpedulian &epada ha&+
ha& orang lain terseut5 &ita ya&in u&an &arena Pancasila tida& mengandung nilai+nilai itu. 2ang perlu dipertanya&an5 mengapa nilai+nilai luhur Pancasila elum dihayati5 sehingga elum dapat memandu masyara&at untu& menerap&annya dalam &ehidupan &eseharian. Dalam &asus hasil sur?ai Readers Digest5 mengapa nilai+nilai &esantunan dan &epedulian yang ter&andung dalam Pancasila elum dihayati dengan ai& oleh masyara&at 7a&arta5 sehingga saat disur?ai erada di pering&at !4. Dalam &asus erlalu lintas5 mengapa nilai+ nilai luhur @tepo sliroA5 mementing&an &epentingan umum elum &ita hayati sehingga &ita cenderung egois dalam erlalu lintas. Dalam &asus &orupsi5 mengapa &ita tega mengamil sesuatu yang u&an ha& &ita5 yang sering&ali men'adi&an orang lain men'adi sengsara. Itulah pertanyaan mendasar yang harus diurai dan dicari&an 'aaan. Kerisauan terhadap perila&u masyara&at yang tida& sesuai dengan nilai+nilai yang diya&ini &eenarannya5 tida& hanya ter'adi di Indonesia. *homas 0in&ona (!"":) menyeut&an ,meri&a /eri&at 'uga merisau&an hal yang sama5 se'a& tahun !"$;an. leh &arena itu5 menurut 0arry P. -ucci dan Darcia -ar?aeG (:;;$) $;H negara agian di ,meri&a /eri&at mea'i&an pendidi&an &ara&ter. Menurutnya itu sesuai dengan &ecenderungan di masyara&at yang menyata&an seharusnya se&olah memeri&an dorongan tumuhnya &e'u'uran pada ana&+ana& ("#H)5 menghargai orang lain ("4H)5 demo&ratis ("3H) dan menghormati orang lain yang ereda latar ela&ang sosial dan seagainya ("3H). Dalam seminar internasional yang diada&an oleh nesco di Manila5 ,pril :;!; pendidi&an moral 'uga diahas pan'ang lear. 1ampir semua pera&ilan yang hadir 'uga mengeluh&an perila&u masyara&at yang dianggap sudah tida& sesuai dengan nilai+nilai udaya angsanya. Dalam &onsep pendidi&an5 perila&u seseorang merupa&an hasil ela'ar. Bela'ar dalam arti luas5 yaitu ela'ar di mana sa'a5 &apan sa'a5 serta dari dan atau &epada siapaapa sa'a. Melalui proses ela'ar seseorang dapat eruah &emampuannya dan 'uga perila&unya. Keti&a menerima in9ormasirangsang5 seseorang a&an mela&u&an proses asimilasi dan atau a&omodasi dengan pengetahuanpemahaman yang telah dimili&i seelumnya. Keti&a ter'adi proses asimilasi dan atau a&omodasi itulah seseorang mela&u&an internalisasi terhadap in9ormasirangsang yang diterima dengan &onstru& pemahaman yang seelumnya telah dimili&i. Dari proses t erseut selan'utnya a&an di&onstru& pemahaman aru dan pemahaman aru itulah yang merupa&an hasil ela'ar. /etiap saat orang ela'ar erdasar&an apa yang dilihat5 didengar5 diaca dan dialami. Memaca u&u5 memaca sms5 memaca &oran5 melihat orang lain eruat sesuatu5 mendengar orang ericara5 mendengar orang erdis&usi5 melihat tele?isi5 melihat suatu persitia5 mendengar radio5 mengalami suatu peristia dan se'enisnya merupa&an proses mendapat&an in9ormasirangsang dan dengan demi&ian a&an menyea&an yang ersang&utan ela'ar. ,da pa&ar yang menyeut in9ormasi rangsang seperti itu5 &hususnya 'i&a itu itu intera&si a&ti9 dengan piha& lain atau yang ersang&utan mela&u&an @e&sperimenA5 seagai pengalaman ela'ar. In9ormasipengalaman dalam eragai 'enis itulah yang selan'utnya diolah oleh ota& &ita dan hasil olahannya diseut hasil ela'ar. Dalam domain a9e&ti9 atau hal+hal yang ter&ait dengan perila&u5 hasil ela'ar dapat erupa penguatan dari pemahaman seelumnya5 tetapi 'uga dapat merupa&an peruahan dari pemahaman seelumnya. /eseorang yang seelumnya erperila&u &orupti9 dan &emudian eruah men'adi tida&5 sangat mung&in disea&an adanya in9ormasi atau pengalaman yang mampu menguah &onstru& lama tentang &orupsi men'adi &onstru& aru pemahaman aha &orupsi itu tida& ai& atau &orupsi itu erahaya5 sehingga harus dihindari. Peruahan pemahaman itu ter'adi a&iat proses ela'ar. /eseorang yang seelumnya erperila&u &orupti9 dan se&arang 'uga tetap mela&u&an &orupsi5 mung&in disea&an selama itu elum ada in9ormasipengalaman yang dapat menguah pemahamannya tentang &orupsi atau in9ormasi yang diterima menguat&an &onstru& pemahaman aha &orupsi itu oleh5 &orupsi itu menguntung&an5 paling tida& &orupsi itu ditoleransi atau tida& erahaya. *ida& ter'adinya &onstru& pemahaman terseut dapat &arena in9ormasipengalaman yang diterima tida& memeri&an in9ormasi aru tentang &orupsi atau ah&an in9ormasipengalaman yang diterima 'ustru menguat&an &onstru& tentang &orupsi seelumnya.
/eseorang yang semula tida& mau &orupsi tetapi &emudian mela&u&an &orupsi5 'uga merupa&an hasil ela'ar. Mung&in yang ersang&utan menerima in9ormasipengalaman yang mampu menguah &onstru& pemahaman seelumnya aha &orupsi itu tida& ai& atau &orupsi itu erahaya men'adi &orupsi itu menguntung&an atau ditoleransi atau tida& erahaya. Konstru& itulah yang &emudian mendorong yang ersang&utan mela&u&an &orupsi. In9ormasi dan pengalaman yang diterima orang sangat anya& 'umlah5 'enis dan entu&nya. In9ormasipengalaman yang ter&ait dengan nilai+nilai5 sering&ali tida& se'alan antara satu dengan yang lain. 7i&a hal itu ter'adi a&an muncul @pertarunganA di dalam diri seseorang untu& menimang mana yang seharusnya dii&uti. 1al seperti itu sering&ali menghasil&an &onstru& dalam entu& ersyarat. @erperila&u , &alau &eadaannya 5 erperila&u B &alau &eadaannya 25 atau &alau &eadaannya A. Konstru& yang @tida& hitam+ putihA itulah yang tampa&nya ter'adi dalam perila&u masyara&at &ita saat ini. Beerapa ahli menyeut pola @tida& hitam putihA seagai situasional. ,rtinya perila&u seseorang itu tida& ditentu&an oleh &onstru& pemahaman tunggal yang diya&ini5 tetapi tergantung pada situasi yang dihadapi saat itu. ontoh sederhana adalah dalam erlalu lintas. 7i&a ditengah malam dan &eadaan sepi5 seseorang &etemu lampu merah di perempatan5 mung&in yang ersang&utan a&an erhenti atau mung&in a&an terus 'alan dan itu sangat mung&in ter&ait dengan situasi saat itu. Karena &eadaan sepi5 &onstru& pi&iran untu& mematuhi peraturan lalu lintas5 mung&in di&alah&an oleh pi&iran @ah &an sepi5 toh t ida& mengganggu orang lainA. -amun 'i&a lalu lintas masih ramai atau sepi tetapi ada polisi5 mung&in yang ersang&utan a&an erhenti. Dengan &ata lain5 &etaatan yang ersang&uta terhadap peraturan lalu lintas5 masih ersyarat. *homas 0in&ona (!"":) menyeut aha ada tiga tahapan dalam erperila&u5 &hususnya yang ter&ait dengan moral5 yaitu moral &noing5 moral 9elling dan moral action. Pada tahap moral &noing artinya orang telah tahu dan 9aham tentang nilai+nilai tertentu. Pada tahap moral 9eeling5 yang ersang&utan tida& hanya 9aham tetapi sudah menghayati a&an &eenaran nilai+nilai tertentu. Pada tahap moral action5 yang ersang&utan tida& hanya menghayati tetapi sudah mela&u&an dalam setiap &esempatan. /epertinya5 tiga tahapan terseut sangat mirip prinsip yang dahulu dianut dalam penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Dalam &onsep pendidian5 untu& sampai tahap moral &noing mung&in tida& terlalu sulit. *etapi orang yang sudah 9aham (sampai tahap moral &noing) elum tentu menghayati pemahaman terseut. Belum tentu apa yang di9ahami terseut terpateri men'adi seuah &eya&inan. Pemili& /IM tentunya sudah 9aham a&an ramu+ramu lalu lintas5 namun apa&ah &emudiam mere&a merasa harus mematuhi rasanya elum tentu. Banya& diantara &ita yang erhenti di lo&asi yang ertanda di larang erhenti5 dan menyalip di lo&asi yang ertanda dilarang menyali. Dan itu dila&u&an u&an &arena terpa&sa atau &ondisional5 &arena memang &ita tida& merasa harus mela&u&annya. Itu erarti yang ersang&utan sampai tahap moral &noing tetapi elum sampai tahap moral 9eeling. Faham tetapi elum menghayati. ,pa&ah yang sudah sampai tahap moral 9eeling otomatis sampai tahap moral action ternyata 'uga elum tentu. /eperti contoh terdahulu5 mung&in &ita sudah menghayati aha pada saat lampu merah di perempatan &ita harus erhenti. *etapi &arena godaan ingin cepet sampai tu'uan dan situasi sepi5 &ita terus er'alan. /eseorang menghayati aha &orupsi itu 'ahat dan merusa& sendi+sendi &ehidupan5 tetapi adanya &eutuhan dan peluang mung&in @mema&saA yang ersang&utan mela&u&an. 2ang mema&sa siapaE Diri sendiri yang didorong adanya &einginan &aya dan peluang yang tersedia. Dua contoh di atas menun'u&&an yang ersang&utan sudah sampai moral 9eeling tetapi elum sampai moral action. /eperti apa contoh mere&a yang sudah sampai moral actionE 2aitu mere&a yang secara otomatis mela&u&an dalam &ondisi apapun5 &arena hal itu telah men'adi prinsip hidup yang harus dila&u&an. rang seperti itu5 perila&unya tida& lagi &ondisional atau ersyarat5 tetapi mela&u&annya atas &eya&inan aha itu harus di&er'a&an dalam &eadaan apapun. 7i&a nilai+nilai luhur Pancasila diharap&an men'adi moral masyara&at dan moral angsa5 men'adi &ara&ter masyara&at dan &ara&ter angsa5 ma&a &onsep pendidi&an dan tahapan ela'ar moral yang diurai&an di atas dapat di'adi&an salah satu @pisau edahA agi perila&u &ita yang elum se'alan dengan nilai+nilai luhur Pancasila. 8alaupun elum
mela&u&an penelitian5 saya menduga anya& diantara ana& angsa ini yang sudah tahu dan 9aham a&an &andungan nilai+nilai Pancasila. Pancasila sudah dia'ar&an secara /D5 sehingga semestinya seagian esar masyara&at sudah tahu &andungan nilai+nilai di dalamnya. Dalam istilah *homas 0in&ona5 mere&a sudah sampai tahap moral &noing. *etapi sangat mung&in elum sampai tahap moral 9eeling dan 'i&a sudah sampai tahap moral 9eeling elum sampai tahap moral action. Mencermati tahapan yang dia'u&an *homas 0in&ona dan &onsep ela'ar5 ma&a pendidi&an dapat men'adi ahana strategis dalam penumuhan perila&u yang di'iai nilai+nilai luhur Pancasila. -amun men'umpai 9enomena perila&u masyara&at5 termasu& yang terdidi&5 ma&a pendidi&an Pancasila perlu ditelaah &emali. Betul&ah materi a'ar maupun metoda pemela'aran5 ai& di /D5 /MP5 /M, dan perguruan tinggi. Mung&in&ah pemela'aran Pancasila selama ini aru sampai tahap moral 9eeling u&tinya memperoleh nilai agus pada ulanganu'ian5 tetapi perila&u &eseharian masih 'auh dari nilai+nilai luhur Pancasila yang menggamar&an elum sampai pada moral action. Dari eragai studi5 penumuh&emangan moral yang paling e9e&ti9 adalah melalui pemudayaan5 yang diaali dengan pemiasaan (haituasi) yang &emudian diarengi dengan penanaman nilai+nilai seagai sandaran &eiasaan terseut. Dalam &onte&s pendidi&an 9ormal5 ma&a nilai+nilai luhur Pancasila diupaya&an men'adi udaya se&olahuni?ersitas. /emua gurudosen seharusnya men'adi guru moral dan men'adi teladan agaimana erperila&u yang sesuai dengan nilai+nilai luhur Pancasila. /emua matapela'aranmata&uliah @dimuatiA Pancasila5 sesuai dengan &arateristi& matapela'aran mata&uliahnya. Menyampai&an &uliah5 tanya 'aa5 dis&usi5 pra&tium di laoratoriumstudio eng&el5 dan pra&te& lapangan dapat diguna&an seagai contoh penerapan nilai+nilai luhur Pancasila dalam &ehidupan sehari+hari. /etiap orang5 termasu& sisa memili&i &emampuan dan &ecenderungan eradaptasi dengan ling&ungan. 7i&a &eiasaan &ehidupan sehari+hari di /D5 /MP5 /M, dan perguruan tinggi sesuai dengan nilai+nilai luhur Pancasila5 dapat diya&ini sisamahasisa a&an mengi&uti &eiasaan terseut. 7i&a tepat a&tu5 saling menghormati5 tida& menyonte& men'adi &eiasaan sehari+hari di se&olahuni?ersitas5 dapat diduga sisamahasisa a&an mengi&uti &eiasaan terseut. Dengan egitu tahapan pemiasaan (haituasi) er'alan. 7i&a tahapan terseut diarengi dengan pemahaman dan penghayatan mengapa &eiasaan terseut harus dila&u&an (in&ulturasi)5 ma&a &eiasaan terseut a&an er&emang men'adi udaya. Pemudayaan suatu nila+nilai memerlu&an tiga syarat5 yaitu= (!) adanya teladan dari orang tuaseniorpenga'ar5 (:) dila&u&an secara &onsisten dan a&tu cu&up lama5 dan (3) dimili&inya sandaran erupa nilai+nilai yang dapat diterima oleh sisamahasisa. Dalam &onte&s pendidi&an moral Pancasila5 syarat nomor 3 'elas telah ada. 2ang diperlu&an adalah pemiasaan dengan teladan para gurudosen dan itu dila&u&an secara terus menerus5 sehingga men'adi udaya se&olah&us. Kita perlu ela'ar dari &e&urangerhasilan (untu& tida& menyeut &egagalan) penataran P4 di masa lalu. Pada penataran P4 di masa lalu5 &eteladanan para penatar dan senior anya& diragu&an. Para peserta sering er&omentar @dia sendiri seperti itu5 &o& menga'ari macam+macamA. Komentar itu menun'u&&an &etida&percayaan peserta &epada penatar. Pada hal5 dalam pendidi&an &etida&percayaan peserta &epada gurudosenpelatih a&an menyea&an peserta malas ela'ar dan meremeh&an matapela'aranpelatihan5 a&hirnya pendidi&an gagal mencapai tu'uan. /eperti diseut&an di atas5 aha orang ela'ar dari apa sa'a dan &apan sa'a. Disamping ela'ar &epada gurudosen5 sisamahasisa 'uga ela'ar &epada teman lain5 ela'ar dari tele?isi5 ela'ar dari radio5 ela'ar dari &oran5 ela'ar pada &e'adian di masyara&at yang diamati dan seagainya. Demi&ian 'uga gurudosen dan pegaai lainnya di se&olah&us. Itulah seanya se&olah di9ahami seagai agian dari sistem masyara&at dan tentu sa'a ter'adi intera&si antar &eduanya (Peter /enge5 :;;;). Berarti pemiasaan dan pemudayaan yang diterima di se&olah u&an satu+satunya in9ormasi pengalaman yang dimili&i dalam ela'ar nilai+nilai Pancasila. /isamahasisa mendapat&an in9ormasipengalaman dari sumer lain yang sering&ali leih gencar dianding apa yang dilihat dan dipela'ari di se&olah&us. Dan seringa&ali in9ormasipengalaman dari eragai sumer terseut tida& se'alan. /eagai contoh5 'i&a di se&olah di&eang&an udaya tepat a&tu5 sementara &eiasaan di luar se&olah yang 'uga diperoleh
sisamahasisa adalah &eiasaan @'am &aretA. 7i&a di se&olah nyonte& ditumuh&an seagai peruatan haram5 sementara di masyara&at nyonte& merupa&an hal yang iasa. leh &arena itu5 sisamahasisa harus mela&u&an perandingan dan seagainya. 7i&a ternyata pengaruh luar terseut egitu &uat5 u&an mustahil pemiasaanpemudayaan yang di&emang&an di se&olah a&an &alah5 dan sisamahasisa a&an mementu& &onstru& @yang di se&olah&us itu hanya teori5 sedang&an yang dari luar itu pra&te& yang dienar&an oleh masyara&atA. ,tau sisa mahasisa memangun &onstru& &ondisional5 'i&a di se&olah erperila&u tertentu dan 'i&a di masyara&at erperila&u yang ereda. Mengingat &uat dan derasnya pengaruh dari luar se&olah&us5 rasanya terlalu erat 'i&a pemudayaan nilai+nilai Pancasila diean&an &epada se&olah&us sa'a. /alah satu 9a&tor yang sangat &uat pengaruhnya &epada ana&masyara&at adalah media5 &hususnya tele?isi. *ayangan sinetron5 in9otainment5 dan se'enis itu erpengaruh &uat terhadap ana&+ana&. Perila&u intang sinetron dan 9ilm &artun &emudian ditiru oleh ana&+ ana&. leh &arena itu5 sudah saatnya tele?isi dia'a& e&er'asama melalui 'alur pendidi&an in9ormal dalam pemudayaan nilai+nilai luhur Pancasila. Kalau sa'a dapat diuat sinetron yang menggamar&an &ehidupan &eseharian yang sesuai dengan nilai+niai luhur Pancasila5 ma&a tugas se&olah a&an terantu. Konon 9ilm &artun Popeye+the /ailor Man dirancang untu& memuat ana&+ana& ,meri&a agar senang ma&an sayur ayam dan ternyata itu erhasil. /aat ini ana&+ana& Indonesia 'uga gemar melihat 9ilm &artun Ipin dan pin dari Malaysia. Kita 'uga pernah punya sinetron /i Doel ,na& /e&olahan yang sangat digemari masyara&at. 7i&a &ita dapat memuat 9ilm &artun dan sinetron seperti itu dengan muatan pendidi&an moral Pancasila5 ma&a tugas gurudosen untu& memudaya&an Pancasila men'adi leih ringan. *entu 9ilm dan sinetron seperti itu harus diuat secara pro9esional5 sehingga memili&i daya tari& &epada masyara&at untu& menonton.