64. CEKUNGAN BANDA 64.1 REGIONAL Paleogene Oceani Oceani c Fr F r actur e - Neogene Neogene Remnan Remnan t Oceani Oceani c Nama Cekungan Polyhistory Cekungan Polyhistory : Paleogene Klasifikasi Cekungan :Cekungan Sedimen Status Belum ada penemuan Hidrokarbon Administratif : Laut Banda, sebelah timur Palung Aru (Gambar 64.1 ) Geografis : 127o - 130o BT dan 4o - 8o LS Geologi : Bagian timur dari jalur volkanik Banda yang membusur dari Pulau Sumbawa hingga ke Pulau Seram-Buru.
Gambar 64.1 Peta indeks Cekungan Banda.
64.2 TEKTONIK DAN STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL Dari sisi tektonik, Cekungan Banda merupakan bagian dari kerak samudra Laut Banda. Elemen stratigrafi di bagian utara Busur Banda berasal dari batas Kontinen Australia, namun pada rezim tektonik saat ini, unsur stratigrafi di daerah ini merupakan bagian dari Lempeng Pasifik yang berinteraksi dengan Laut Banda. Sistem transpressional lateral mengiri yang merupakan rezim tektonik saat ini di daerah bagian utara Laut Banda terkonsentrasi sepanjang zona Sesar Sorong, yang mengikuti pantai utara Papua bagian barat yang menerus ke arah barat hingga daerah lautan bagian utara dari Pulau Sula. Beberapa dari patahan strike patahan strike slip slip ini terbawa hingga ke bagian selatan dari Kepala Burung oleh zona Sesar Aiduna dan akibat palung di bagian selatan dari Pulau Seram. Keseluruhan area di daerah Papua, Seram, dan Pulau Buru didominasi oleh struktur kompresional dengan orientasi NW-SE, dan rezim pergerakan transpressional lateral mengiri.
60-1
Gambar 64.3 Kerangka tektonik regional Indonesia Timur (Barber dkk., 2003).
64.3 KRONOSTRATIGRAFI REGIONAL 1) Pembentukan batas kontinen Australia pada Permian dan Mesozoikum Awal. Pembentukan ini merupakan hasil break-up Gondwanaland dengan Australia memisahkan massa kontinen yang lain, yang sekarang kemungkinan dikenali sebagai India. 2) Diikuti oleh periode batas benua pasif yang berlangsung selama Mesozoikum Akhir dan Tersier, dan menerus sampai Miosen Akhir. 3) Tumbukan lempeng tektonik masih berlangsung sampai akhir Miosen antara batas kontinen Australia dan busur Asia Tenggara. Selama periode ini, pulau-pulau di Indonesia Timur yang ada saat ini mulai terbentuk. Perbedaan lingkungan pengendapan dari shelf sampai slope dan kemudian naik kembali terjadi di Kapur Awal. Pada zaman Kapur, Paparan Baratlaut, dan Papua Barat dicirikan oleh endapan klastik kaya akan lempung dan endapan Tersier dicirikan oleh endapan carbonate platform (Batugamping New Guinea). Ketebalan total bagian ini kemungkinan lebih dari dua kilometer. Kedua unit stratigrafi ini tidak terdapat di Outer Banda Arc termasuk pada Cekungan Buru dan endapan Kapur dan Tersiernya tersusun oleh batugamping deep water dan napal yang tebalnya hanya mencapai beberapa ratus meter saja. Penyebaran graben pada Permian-Trias dititikberatkan pada daerah dekat d engan gariscontinental break-up berikutnya. Di Pulau Timor, Seram Busur Banda, Graben Vulcan, dan Malita Northwest Shelf , endapan Permian-Trias mencapai ketebalan beberapa kilometer. Di Papua Barat, distribusi sedimen tebal Permian-Trias tidak begitu diketahui, tetapi berdasarkan data sumur dan data
60-2
seismik, terdapat kehadiran paling tidak satu dari graben Permian-Trias. Di luar graben, bagian Permian-Trias lebih tipis dan terkadang tidak hadir. Bukti yang ada adalah dari Arafura Shelf yang mengindikasikan tidak adanya graben Permian-Trias pada daerah tersebut. Gambar 64.4 Rekonstruksi batas Kontinen Australia pada Neogen Akhir (sebelum deformasi) ( Smet, M.E.M. de, 2000).
64.4 SISTEM PETROLEUM Batuan silisiklastik Mesozoikum dan struktur yang kompleks di daerah ini dapat menjadi potensi reservoir dan jebakan yang baik bagi sebuah sistem petroleum, namun perlu dikaji lebih lanjut.
60-3
.) 5 9 9 1 , a ni m at r e P( ) s ei r ot ar o b a L er o C( r u mi T ai s e n o d nI if ar gi t ar t s a m e k S
5. 4 6 r a b m a G
60-4