I.
Pendahuluan Undang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa Rumah Sakit Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyeleng meny elenggarak garakan an pelayanan pelay anan kesehata kese hatann perorangan secara paripurna. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun kenyataannya upaya pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit masih belum dilaksanakan secara maksimal. Rumah sakit masih berorientasi pada upaya kuratif dan rehabilitative, sementara pelayanan promotif dan preventif di rumah sakit masih dianggap sebelah mata, karena dinilai merupakan sebuah cost center tanpa tanpa pernah melihat esensi dampak/ outcome dari outcome dari promosi kesehatan yang dikelola dengan baik seperti yang dilakukan di beberapa negara maju. Health Promoting Hospital (HPH) atau (HPH) atau rumah sakit yang mempromosikan kesehatan di dunia saat ini telah menjadi trend dan dipandang sebagai rumah sakit masa depan karena menintegrasikan seluruh aspek pelayanan secara holistik dan inklusif terhadap kesehatan secara berkesinambungan. Pelayanan secara holistik bertujuan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit tidak hanya berdimensi fisik semata yang berorientasi pada patogenik tetapi juga mencakup seluruh dimensi manusia meliputi bio, psiko, sosio dan determinan lainnya yang berorientasi pada salutogenik. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan rujukan harus melaksanakan pelayanan yang inklusif sehingga Rumah Sakit akan memberikan kontribusi lebih bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan sistematis. Ciri pelayanan kesehatan inklusif adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dari mulai pelayanan kesehatan dasar/ primer, pelayanan kesehatan rujukan sekunder/ tersier hingga dikembalikan ke pelayanan kesehatan primer atau langsung ke lingkungan masyarakat yang telah terkondisikan untuk peningkatan derajat kesehatannya. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai per 1 Januari 2014 dan penerapan akreditasi Rumah Sakit versi 2012 mewajibkan rumah sakit untuk menerapkan pelayanan secara paripurna sebagaimana amanat undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Upaya promotif dan preventif menjadi suatu upaya terintegrasi dalam pelayanan rumah sakit. Upaya promotif dan preventif dapat dijadikan kendali mutu dan biaya dengan melalui peningkatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga serta masyarakat rumah sakit untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya penyembuhan dan rehabilitasi. RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa berusaha menerapkan pelayanan paripurna dalam rangka mensukseskan program jaminan kesehatan nasional. Upaya promosi kesehatan telah dirintis sejak tahun 2014 dan saat ini pengelolaan promosi kesehatan di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafatelah memiliki struktur yang jelas. Berdasarkan hal tersebut program kerja unit promosi kesehatan rumah sakit menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan program-program promosi kesehatan.
Program Kerja PKRS
Halaman1
II.
Latar Belakang Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan yang langsung berhadapan dengan masyarakat yang menggunakannya, selain itu rumah sakit merupakan tempat rujukan sehingga diharapkandapatmelakukan pelayanan yang dapat dijangkauoleh masyarakatdenganpelayanan yangbaiksertamutuyangterjamin. Rumah
sakitdalam
jugamemerlukanpromosi, danbenarterhadap
memperkenalkan
sehinggamasyarakat
produkpelayanan
Namun,rumahsakit dalam melakukan
pelayanannya
dapat
mengetahui
kesehatanyangakandiberikan
kepada
masyarakat
informasi oleh
yangjelas
rumah
sakit.
promosinya perlu denganrarnbu-rarnbuetikayangharusditaati,
sehingatetapmenjunjung tinggi jati diri rumah sakit sebagai institusiyang memiliki fungsi sosial. Promosikesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan pencegahannya. PKRS juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu PKRS merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. III.
Tujuan Umum dan Khusus Program ini disusun sebagai acuan bagi petugas rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan di rumah sakit sehingga diharapkan mampu : 1. Menciptakan masyarakat rumah sakit yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pasien atau klien rumah sakit serta pemeliharaan lingkungan rumah sakit 2. Masyarakat dapat mengetahui dan memanfaatkan dengan baik semua pelayanan yang disediakan rumah sakit
IV.
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Pelayanan promosi kesehatan meliputi pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat inap dan rawat jalan, pelayanan edukasi staf, pelayanan edukasi pengunjung dan masyarakat, mempromosikan tempat kerja yang sehat, dan pengembangan promosi kesehatan serta bersama unit lain meningkatkan kualitas mutu pelayanan secara berkesinambungan berbasis perilaku. 1. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Jalan Pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat jalan dilakukan di klinik edukasi terintegrasi. Tenaga edukator adalah dokter umum, perawat dan ahli gizi yang telah tersertifikasi edukator.Untuk
menunjang
pelayanan
dibuatkan
pedoman
edukasi
yang
telah
distandardisasi.Kegiatan edukasi meliputi assesment kebutuhan edukasi pemberian edukasi secara terstruktur dan merencanakan tindak lanjut pelayanan.Adapun pasien yang berkunjung ke klinik edukasi terdiri dari pasien langsung dan pasien rujukan dari klinik dokter spesialis. Alur pelayanan edukasi di klinik rawat jalan adalah sebagai berikut :
Program Kerja PKRS
Halaman2
Pasien
Pendaftaran
Pulang
Klinik Edukasi
Klinik Spesialis
Kebutuhan edukasi
Ya
Tdk
Gambar 4.1 Alur Pelayanan Edukasi di Rawat Jalan
Pasien yang membutuhkan pelayanan edukasi dapat melakukan pendaftaran langsung ke klinik edukasi.Klinik edukasi juga menerima rujukan dari klinik spesialis sesuai dengan kebutuhan edukasi. 2. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Inap Pelayanan edukasi pasien di rawat inap bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pasien dan keluarga dalam mendukung upaya penyembuhannya melalui peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan upaya peningkatan kesehatannya secara mandiri. Pemberi pelayanan adalah tenaga kesehatan tersertifikasi minimal edukator dasar.Pemberian edukasi disesuaikan dengan kebutuhan yang didapat melalui assessment kebutuhan edukasi.Inisial kebutuhan edukasi dilakukan oleh tenaga fungsional promosi kesehatan sedangkan pelaksana edukator dilakukan oleh masing-masing profesi sesuai dengan kebutuhan edukasi pasien tersebut.RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafamenerbitkan buku panduan edukasi dan media edukasi yang telah terstandardisasi yang bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan promosi kesehatan. Alur pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat inap sebagai berikut :
Pasien
IGD
Pulang
Diizinkan
Rawat Inap Pelayanan Medik Keperawatan Penunjang
Asessmen Kebutuhan edukasi
Tdk
pulang
Evaluasi Re edukasi/ Tidak
Ya
Proses Edukasi
Gambar 4.2 Alur Edukasi di Rawat Inap Edukasi pasien dan keluarga di rawat inap dilakukan pada semua pasien sesuai dengan kebutuhan edukasi.Setelah pasien masuk rawat inap maka dilakukan kajian kebutuhan edukasi oleh perawat, hasil kajian ini di jadikan dasar bagi multi profesi dalam melakukan edukasi.Edukasi Program Kerja PKRS
Halaman3
dilakukan terintegrasi multi profesi. Setelah dilakukan edukasi kemudian dilakukan evaluasi apakah diperlukan edukasi kembali atau tidak, jika di perlukan maka dilakukan edukasi kembali tetapi jika pasien sudah akan pulang dan masih memerlukan edukasi lanjutan maka dianjurkan untuk mengikuti program edukasi melaui klinik edukasi. 3. Pelayanan Edukasi Pengunjung dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit Pelayanan edukasi bagi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dilakukan berdasarkan hasil kajian kebutuhan edukasi pengunjung dan masyarakat yang dilakukan secara berkala.Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi kesehatan maupun informasi pelayanan rumah sakit.Edukasi dilakukan oleh tenaga edukator melalui metode dan media yang tepat.Pada sasaran pengunjung dan masyarakat informasi yang dapat disampaikan diantaranya penyakit yang menjadi isu terkini, tatalaksana pelayanan di rumah sakit, info pelayanan dan peraturan rumah sakit dll. 4. Mempromosikan tempat kerja yang sehat Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang memiliki karakteristik potensi resiko berbahaya (hazard) mulai dari risiko bahaya fisik, biologis, kimia bahkan psikologis.Setiap hari petugas kesehatan berada dilingkungan tersebut sehingga dibutuhkan manajemen lingkungan kerja yang menfasilitasi untuk peningkatan kesehatan dan kebugaran karyawannya. Pengelola promosi kesehatan harus secara aktif membuat sistem dan kebijakan rumah sakit yang berparadigma sehat dan bersama unit kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit dan instalasi sanitasi dan kebersihan meningkatkan budaya kerja yang safety , lingkungan kerja yang sehatdan hidup bersih dan sehat menuju rumah sakit yang hijau dan sehat(Green and Healthy Hospital). V.
Cara Melaksanakan Kegiatan Terdapat beberapa kegiatan promosi kesehatan di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa sesuai dengan program kerja yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun kegiatannya adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Jalan Pelayanan edukasi pasien di unit rawat jalan terdiri atas dua kegiatan, yaitu KIE Individu dan KIE kelompok. a. KIE Individu Tema penyuluhan Individu adalah situasional sesuai dengan penyakit yang dialami oleh pasien.Bentuk kegiatan yaitu melakukan pengkajian terkait sepuluh masalah kesehatan yang paling sering muncul di unit rawat jalan, dari data tersebut dibuatlah media pendidikan leaflet. Leaflet digandakan dan siap untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan pendidikan kesehatan tersebut. Adapun sepuluh penyakit dengan kejadian yang sering muncul di unit rawat jalan adalah:
-
Diabetes Meilitus
-
Hipertensi
Program Kerja PKRS
Halaman4
-
TB Paru
-
ISPA
-
Dyspepsia
-
Febris
-
Gastritis
-
Gastroeteritis akut
-
PPOK
-
Osteo Artritis Sasaran penyuluhan adalah pasien dan keluarga yang berobat ke unit rawat jalan RS
Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Tujuan kegiatan adalah diharapkan pasien dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai apa penyakit yang diderita, tanda dan gelaja, cara penanganan sederhana, komplikasi jika tidak diobati, cara merawat selama di rumah. Tujuan akhirnya adalah pasien dan keluarga mencapai tingkat kepatuhan menjalani regimen terapeutik sehingga pasien bisa sembuh total dari penyakit yang dialaminya. Adapun starategi yang digunakan dalam melakukan KIE Individu di rawat jalan adalah
dengan
menyiapkan
penggandaan
materi
dalam
bentuk leaflet .Parameter
keberhasilannya jika dalam satu bulan dilakukan pendidikan kesehatan KIE individu kepada seluruh pasien yang membutuhkan edukasi individu berdasarkan pengkajian kebutuhan edukasi di klinik spesialis.Pasien dan keluarga memahami isi edukasi ditandai dengan mampu menjawab pertanyaan evaluasi saat dilakukan pendidikan kesehatan. b. KIE Kelompok KIE kelompok adalah program kelas edukasi untuk beberapa penyakit atau kondisi kesehatan dengan tingkat kejadian yang cukup tinggi.RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafainstalasi rawat jalan menetapkan tiga kelas edukasi yaitu kelas edukasi TB, kelas edukasi pada pasien Hemodialisa, kelas edukasi Luka yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang berkaitan. Bentuk pendidikan kesehatan kelas dengan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan.Sasarannya adalah agregat penyandang penyakit atau kondisi kesehatan yang telah ditentukan yang secara regular berobat ke rawat jalan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafadan dengan sadar mengajukan diri untuk ikut dalam kelas pendidikan kesehatan. Tujuan kegiatan adalah tercapainya kelompok penyandang penyakit tertentu sehingga terbentuk support group yang saling memotivasi satu sama lain sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Strategi yang digunakan adalah dengan melakukan pengumuman pembukaan pendaftaran kelas edukasi kelompok kepada pengunjung rawat jalan, selanjutnya membuat rekap data peminat kelas. Selanjutnya dipilih kepanitiaan teknis untuk proses penyelenggaraan kelas edukasi kelompok, setelah persiapan matang, maka akan ada pulikasi khusus kepada
Program Kerja PKRS
Halaman5
peserta yang mendaftar. Parameter keberhasilan kegiatan adalah teraksananya acara edukasi kelompok setiap bulannya. 2. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Inap Di pelayanan rawat inap, edukasi pasien dan keluarga dilakukan pertama kali saat pasien datang, selama dalam perawatan, dan saat kepulangan.Pelaksanaan edukasi pasien di ruangan rawat inap dilaksanakan oleh seluruh profesi yang terlibat dalam perawatan pasien, seperti perawat, dokter, ahli gizi, fisioterapi, rohaniawan, dan staf ruangan terkait.Adapun penanggung jawab edukasi pasien dan keluarga di setiap rawat inap dijabat secara stuktural oleh seorang perawat. Adapun program kerja di rawat inap antara lain: a.
KIE Individu Tema dan bentuk edukasi individu pasien rawat inap sifatnya adalah individualis sesuai kebutuhan pasien yang dirawat.Kondisi pasien menjadi pengkajian utama dalam pemberian edukasi sehingga format edukasi yang diberikan bisa sangat bervariasi dan berbeda-beda satu pasien dengan yang lainnya.Sasaran kegiatan adalah pasien dan keluarga rawat inap. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terkait malah kesehatan yang dialami, cara perawatan sederhana dan terlibatnya pasien serta keluarga dalam proses penyembuhan selama perawatan. RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafamenetapkan 12 standar edukasi yang perlu disampaikan. Adapun poinnya adalah sebagai berikut:
-
Pengertian, tanda dan gejala penyakit
-
Rencana penatalaksanaan, pengobatan dan perawatan saat ini
-
Jenis, fungsi, cara minum dan efek samping obat
-
Interaksi obat dan Makanan
-
Program diet dan nutrisi
-
Manajemen nyeri
-
Cara penggunaan alat medis yang ada pada pasien dengan aman dan efektif
-
Perawatan dan pengobatan dirumah/ lanjutan setelah perawatan
-
Hand Hygiene
-
Cara mencegah kejadian jatuh di RS
-
Tindakan perawatan khusus pada pasien
-
Lain-lain Adapun strategi yang dijalankan dimulai dengan melakukan pengkajian kebutuhan
pendidikan pasien melihat faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Selanjutnya ditetapkan diagnosa kebutuhan belajar dengan tema tertentu, perawat akan merencanakan implementasi pendidikan kesehatan dan mengkoordinasi disiplin ilmu lain yang dibutuhkan untuk mengedukasi pasien dan keluarga. Saat hari H pendidikan kesehatan, dilakukan kontrak waktu dan tempat, disiapkan materi pendidikan dalam bentuk brosur, lembar Program Kerja PKRS
Halaman6
balik atau media elektronik menggunakan alat tablet PC. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, evaluasi perubahan prilaku dilakukan sepanjang proses perawatan dengan cara mengamati dan mengevaluasi secara berkala setiap harinya. Evaluasi akhir dilakukan pada saat discharge planning kepulangan pasien. Materi pendidikan yang menjadi materi utama adalah 12 standar edukasi yang sesuai dengan isi dari formulir catatan edukasi terintegrasi.Adapun poinnya yakni pengertian, tanda dan gejala penyakit, rencana penatalaksanaan, pengobatan dan perawatan saat ini, jenis, fungsi, cara minum dan efek samping obat, interaksi obat dan makanan, program diet dan nutrisi, manajemen nyeri, cara penggunaan alat medis yang ada pada pasien dengan aman dan efektif, perawatan dan pengobatan dirumah/ lanjutan setelah perawatan, Hand Hygiene, cara mencegah kejadian jatuh di RS, tindakan perawatan khusus pada pasien dan lain-lain. Selain penyampaian materi edukasi, informasi juga diberikan pada saat pasien masuk yakni tentang orientasi ruangan, hak pasien dan keluarga, gelang pasien untuk identifikasi sebelum diberikan perlakuan, serta perawatan sederhana dirumah setelah diperbolehkan pulang. Parameter keberhasilan pendidikan kesehatan individual adalah tercapainya meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terkait masalah kesehatan yang dialami, cara perawatan sederhana dan terlibatnya pasien dan keluarga dalam proses penyembuhan selama di rawat dan proses perawatan saat pulang ke rumah. b.
KIE Kelompok Rawat Inap KIE masal adalah program pendidikan kelompok pasien dan keluarga di rawat inap yang memiliki kebutuhan yang sama. Kebutuhan pendidikan yang sama misalnya jika masalah kesehatan yang dialami sama, beberapa pasien masuk ruangan rawat inap bersama-sama atau jika terjadi kondisi kejadian luar biasa suatu penyakit.Tujuan KIE masal adalah untuk efisiensi waktu dan sumber daya, jika kondisinya memungkinkan. Strategi pelaksanaan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar suatu kelompok pasien dan keluarga.Selanjutnya dibentuk panitia kecil sebagai tenaga teknis pada hari H. Panitia terdiri atas penyusun materi dan media, penyaji, logistik, dan dokumentasi, dimana kepanitiaan kecil ini diambil dari stuktur organisasi rawat inap.Penyaji bisa datang dari multi disiplin sesuai dengan tema materi pendidikan yang diberikan. Selanjutnya dilakukan kontrak waktu dan tempat kepada beberapa pasien yang menjadi sasaran, tempat akan sangat menyesuaikan kemampuan pasien, jika mobilisasi baik bisa di tempat tertentu namun jika tidak bed-side teaching menjadi pilihan dengan modifikasi posisi pemateri. Acara dilaksanakan dengan format semiformal dilengkapi dengan logistik yang memastikan proses belajar mengajar menjadi maksimal seperti sound system, media cetak atau audio-visual. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, proses evaluasi langsung dapat dilakukan dengan melemparkan pertanyaan terkait materi kepada hadirin, evaluasi jangka panjang dapat dilakukan selama proses perawatan. Parameter keberhasilan kegiatan adalah 100% pasien
Program Kerja PKRS
Halaman7
menghadiri kegiatan, 50% keluarga menghadiri kegiatan, 70% peserta mampu menjawab pertanyaan evaluasi.
3. Pelayanan Edukasi Pengunjung Pelayanan edukasi pengunjung rumah sakit difokuskan penyakit tertinggi yang ditemui di rumah sakit, kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan, serta sikap yang diharapkan untuk diimplementasikan. Bentuk kegiatannya yaitu dengan membuat media edukasi visual yang dapat dibaca oleh pengunjung rumah sakit.Sasaran kegiatan tentu saja untuk pengunjung yang terdiri atas pasien, keluarga yang mengantar, tamu, karyawan, dll. Strategi pelaksanaan dimulai dengan menyepakati beberapa tema pendidikan kesehatan, dimanatim kecil akan dibentuk untuk menentukan tema apa saja yang akan diangkat untuk dibuatkan media cetak edukasi. Adapun Tim PKRS RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafamenyepakati delapan tema, antara lain: TB, ASI, Cuci tangan, Etika batuk, Diabetes mellitus, Hipertensi, Antenatal care (ANC), dan Larangan merokok. Selanjutnyaakan disusun materi pada sebuahlayout poster atau standing banner , lalu masuk proses editing dan revisi oleh ketua PKRS.Setelah disepakati, maka akan naik cetak di percetakan. Hasil cetakan akan diletakan di beberapa sudut rumah sakit yang banyak didatangi pengunjung. Parameter keberhasian kegiatan adalah jika 100% tema yang disepakati naik cetak menjadi media poster atau standing banner . Bagi pengunjung dan penunggu pasien di rumah sakit juga ada program edukasi hand hygienedan penularan TB yang dilakukan oleh IPCN secara langsung. 4. Edukasi Masyarakat Sekitar Rumah Sakit Promosi kesehatan yang diperuntukan untuk masyarakat sekitar RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafaadalah kegiatan untuk melibatkan masyarakat sekitar rumah sakit dalan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dalam tataran preventif. Adapun kegiatan dari program edukasi masyarakat sekitar antara lain: a.
Senam Sehat Bersama RST Senam sehat bersama RST adalah kegiatan oleh raga bersama instruktur RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.Tema kegiatan bervariasi seperti senam jantung sehat, senam reumatik, senam aerobic, dll.Sasaran kegiatan adalah pegawai RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, pengunjung rawat jalan, keluarga pasien rawat inap, dan masyarakat sekitar.Waktu pelaksanaan adalah seminggu sekali pada hari Jum’at di pagi hari, adapun tempatnya sesuai dengan cuaca, jika cuaca baik parkiran digunakan sebagai tempat senam, jika cuaca hujan atau mendung aula menjadi pilihan tempat senam.Tujuan kegiatan ini adalah terciptanya komunitas senam sehat RST yang mampu meningkatkan statsus kesehatan preventif. Strategi kegiatan dimulai dengan publikasi kegiatan dengan leaflet dan melalui pengeras suara. Selanjutnya dipilih tim kecil untuk menjadi panitia teknis yaitu mencari
Program Kerja PKRS
Halaman8
instuktur senam, menyiapkan logistic, menyiapkan konsumsi, panitia juga diharapkan mampu menjaga kontinyuitas kegiatan dengan interval satu minggu sekali dan memaintain peserta kegiatan sehingga terbentuk komunitas senam sehat RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Parameter keberhasilan adalah minimal terlaksana 3 kali senam setiap bulannya sepanjang tahun. b.
Senam Lansia Senam lansia adalah kegiatan olah raga dan olah bugar bagi lansia.Senam lansia.Sasaran kegiatan adalah pengunjung dan masyarakat sekitar yang masuk kategori lansia.Tujuan kegiatan adalah memelihara kesehatan dan kebugaran lansia sehingga tercapai kesejahteraan di masa tua. Strategi kegiatan dimulai dengan publikasi kegiatan dengan leaflet dan melalui pengeras suara. Selanjutnya dipilih tim kecil untuk menjadi panitia teknis yaitu mencari instruktur senam, menyiapkan logistik, menyiapkan konsumsi, panitia juga diharapkan mampu menjaga kontinyuitas kegiatan dengan interval satu bulan sekali dan memaintain peserta kegiatan sehingga terbentuk komunitas senam lansia RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Parameter keberhasilan adalah minimal terlaksana 1 kali senam setiap bulannya sepanjang tahun.
c.
Talkshow/ Seminar Bulanan Talkshow/ Seminar Bulanan adalah kegiatan mengundang pakar untuk mengupas suatu tema kesehatan secara mendalam dengan cara penyampaian secara dua arah. Sasaran kegiatan adalah agregat penyandang, pengunjung rumah sakit, keluarga pasien rawat inap, karyawan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa, dan masyarakat sekitar rumah sakit.Tujuan kegiatan adalah terciptanya kesadaran sosial pada suatu masalah kesehatan. Strategi pelaksanaan kegiatan adalah dengan membentuk tim kecil untuk dijadikan panitia teknis. Panitia akan menentukan tema seminar perbulan sesuai dengan pengkajian penyakit yang dirasa krusial untuk dibahas. Panitia akan dibagi menjadi tim acara untuk mencari pakar atau pembicara yang kompeten dibidangnya, tim logistik, tim konsumsi, dan dokumentasi. Kegiatan ini juga membuka kesempatan untuk kerjasama dengan pihak ke tiga untuk mensponsori acara. Setelah acara dirasa cukup matang, akan dilakukan publikasi baik ke dalam maupun keluar. Ke dalam rumah sakit akan di sebarkan melalui poster dan pengeras suara, sedangkan keluar rumah sakit dengan menyebarkan melalui media sosial rumah sakit dan memasang spanduk di depan rumah sakit. Parameter keberhasilan adalah minimal terlaksana 1 kali kegiatan setiap bulannya sepanjang tahun.
d.
Siaran Kesehatan Suara Cinta FM Bekerja sama dengan jejaring Dompet Dhuafa, RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa mendapatkan program siaran radio dengan segmen bincang – bincang kesehatan di radio suara cinta FM. Radio ini memberikan waktu untuk RS Rumah Sehat Terpadu Dompet
Program Kerja PKRS
Halaman9
Dhuafa membicarakan masalah kesehatan yang dianggap penting ke seluruh area pancaran radio suara cinta FM. Biasanya materi yang disampaikan sesuai dengan tema yang disepakati dengan mandatangkan pembicara yang dianggap kompeten. Parameter keberhasilan adalah minimal terlaksana 1 siaran setiap bulannya sepanjang tahun. e.
Edukasi kesehatan via media sosial Edukasi kesehatan via media sosial adalah kegiatan penyebaran informasi kesehatan baik untuk pencegahan maupun pengobatan via media sosial. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengedukasi para Netizen yang menjadi Follower ID RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa”Sehat untuk Semua”. Dengan unit Humas sebagai PIC kegiatan, pendidikan kesehatan via media sosial difokuskan pada tiga media, antara lain twitter, Facebook, dan web page RS Rumah Sehat Terpadu dompet Dhuafa. Bentuk kegiatan program ini adalah dengan secara terjadwal admin membuat status fb, twit di Twitter, atau artikel di web page. Parameter keberhasilan kegiatan adalah minimal terdapat satu twit di twitter dan satu status facebook setiap harinya, serta satu artikel kesehatan di web page setiap bulannya.
5. Mempromosikan tempat kerja yang sehat Terdapat beberapa program untuk mempromosikaan tempat kerja yang sehat di rumah sehat terpadu dompet dhuafa, adapun programnya antara lain: a.
Sosialiasi APD dan Hand Hygiene Alat pelindung diri di rumah sakit tidak hanya bagi tenaga medis, tetapi juga bagi tenaga penunjang medis seperti cleaning services, pengelola linen, bagian dapur gizi, ambulance dan rujukan, dll. Tujuan kegiatan adalah agar terciptanya kesadaran untuk melindungi diri sendiri saat bekerja agar tidak terkena penyakit menular dari pasien, maupun kejadian kecelakaan kerja yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan karyawan. Strategi pelaksanaan dengan melaksanakan konsolidasi pengenalan APD pada karyawan
non
medis
dalam
bekerja,
bentuk
kegiatan
bisa
seminar
maupun
workshop.Parameter keberhasilan jika 100% pegawai non medis yang bertindak sebagai penunjang medis mengikuti kegiatan sosialisasi APD. b.
Sosialiasi manajemen sanitari Bekerjasama dengan sanitarian di rumah sakit, sosialiasi manajemen sanitari adalah program pengenalan pengolahan limbah di rumah sakit.Bentuk kegiatan adalah dengan membuat media penjelasan untuk sampah benda tajam, medis dan sampah non medis.Sasaran kegiatan adalah pekerja medis, pasien dan keluarga, pengunjung, dan karyawan RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa.Tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan pengetahuan dan pembiasaan penempatan sampah sesuai dengan sifatnya. Strategi pelaksanaan adalah dengan membuat stiker kecil yang ditempatkan pada tempat sampah bertuliskan “sampah medis” dan “sampah non medis” lalu menempelkan poster diatas tempat sampah berisi gambar-gambar dengan contoh sampah medis dan non
Program Kerja PKRS
Halaman10
medis. Parameter keberhasilan kegiatan adalah tidak ditemukannya pencampuran sampah anatra medis dan non medis. c.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi karyawan non-medis Bantuan hidup dasar adalah pengetahuan untuk melakukan resusitasi jantung paru pada orang awam sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.Pelatihan BHD untuk karyawan non medis merupakan suatu keharusan mengingat lingkungan rumah sakit adalah tempat yang berpotensi dengan peluang cukup besar terjadi kasus henti jantung dan henti napas.Sasaran kegiatan adalah karyawan non-medis RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. Straktegi pelaksanaan kegiatan adalah dengan membentuk tim kecil untuk dijadikan panitia teknis. Panitia akan menentukan menyusun modul pelatihan. Panitia akan dibagi menjadi tim acara untuk mencari pakar atau pembicara yang kompeten dibidangnya, tim logistik, tim konsumsi, dan dokumentasi. Kegiatan ini juga membuka kesempatan untuk kerjasama dengan pihak ke tiga untuk support acara. Setelah acara dirasa cukup matang, akan dilakukan publikasi ke dalam dengan memo internal dan pengeras suara. Parameter keberhasilan adalah 100% karyawan non medis telah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar.
VI.
Sasaran Berikut ini akan dijelaskan melalui tabel sasaran rencana target waktu pelaksanaan: No. 1.
Kegiatan
Sasaran
KIE Individu Rajal
Waktu
pasien dan keluarga
Seluruh
pasien
membutuhkan
yang
edukasi
sesuai
pengkajian 2.
KIE Kelompok Rajal
agregat
penyandang Sekali dalam sebulan dengan
penyakit
atau
kondisi materi yang berbeda setiap bulan
kesehatan tertentu
nya
3.
KIE Individu Ranap
pasien dan keluarga
Seluruh pasien Rawat Inap
4
KIE Masal Ranap
pasien dan keluarga
Setiap
dua
bulan
atau
menyesuaikan kondisi di ruangan 5.
Pelayanan Pengunjung
edukasi Pengunjung Sehat
RS
Terpadu
Rumah Enam materi edukasi per tahun Dompet
Dhuafa 6.
Edukasi Hand Hygiene Pengunjung dan TB
Sehat Dhuafa
RS
Terpadu
Rumah Edukasi Hand Hygiene dilakukan Dompet setiap satu minggu sekali. Edukasi TB dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Program Kerja PKRS
Halaman11
7.
Senam Sehat Bersama Warga RS Rumah Sehat RST
1 kali seminggu setiap hari Jum’at
Terpadu Dompet Dhuafadan masyarakat sekitar.
8.
Senam Lansia
9.
Talkshow/
Seminar
Bulanan
Lansia Masyarakat sekitar
1 kali sebulan
Warga RS Rumah Sehat
1 kali sebulan atau menyesuaikan
Terpadu
Dompet
Dhuafa dengan hari besar kesehatan
Masyarakat sekitar 10.
Siaran Kesehatan Suara Masyarakat pendengar
1 kali sebulan
Cinta FM 11.
Media sosial
Masyarakat Netizen
Minimal 1 status dan twit per hari, minimal 1 artikel untuk web page per bulan
12.
Sosialiasi APD
Karyawan RS Rumah Sehat Sekali Terpadu Dompet Dhuafa
dalam
masa
orientasi,
diuang pada pertemuan rutin di unit
13.
Sosialiasi
manajemen Karyawan, pengunjung
sanitari
Sekali
dalam
masa
orientasi,
diuang pada pertemuan rutin di unit
14.
Pelatihan
BHD
karyawan non-medis
Program Kerja PKRS
bagi
Karyawan non medis
Sekali dalam masa kerja, diulang tiap 2 tahun
Halaman12
VII.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Jadwal Kegiatan
No
Kegiatan
Jan I
1 2 3 4 5
6
7
8 9
10
11 12 13
14
II
III
Feb IV
I
II
III
Mar IV
I
II
III
Apr IV
I
II
III
Mei IV
I
II
III
Juni IV
I
II
III
Juli IV
I
II
III
Agust IV
I
II
III
Sept IV
I
II
III
Okt IV
I
II
III
Nov IV
I
II
III
Des IV
I
II
KIE Individu Rajal KIE Kelompok Rajal KIE Individu Ranap KIE Masal Ranap Pelayanan Edukasi Pengunjung Edukasi Hand Hygiene dan TB Senam Sehat Bersama RST Senam Lansia Talkshow/ Seminar Bulanan Siaran Kesehatan Suara Cinta FM Media sosial Sosialisasi APD Sosialisasi Manajemen Sanitari
III
Ket IV
Fasilitas Leaflet
Koordi nasi dengan diklat SDI
Pelatihan BHD bagi Karyawan Non-Medis
Program Kerja PKRS
Halaman13
VIII.
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan Tim PKRS RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa akan dievaluasi setiap 6 bulan, yaitu pada saat pertemuan Manajemen di pertengahan tahun dan pertemuan di akhir tahun. Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan PKRS yang berhasil dilakukan serta pembahasan mengenai kendala-kendala yang dihadapi. Selain itu komite juga menyampaikan upaya perbaikan sistem pelayanan yang direkomendasikan berdasarkan hasil investigasi sederhana.
IX.
Pencatatan, Pelaporan Kegiatan Pencatatan dilakukan setiap kali kegiatan berlangsung. Adapun pelaporan dilakukan tergantung sifat acara, pada acara insidentil laporan pertanggungjawaban acara diberikan maksimal satu bulan setelah acara, sedangkan pada acara rutin laporan diberikan perbulan, antara lain: 1. Laporan edukasi rawat jalan 2. Laporan edukasi rawat inap 3. Laporan edukasi HH dan TB 4. Laporan edukasi masyarakat sekitar 5. Laporan edukasi karyawan
X.
Anggaran Anggaran telah ditetapkan melalui RKAT tahun 2017 sebesar Rp ______________ dengan rincian anggaran terlampir.
Mengetahui, Bogor,
Ns. Nenda Purnamasari, S.Kep Ketua TIMPKRS
Program Kerja PKRS
drg. Imam Rulyawan, MARS PJS Direktur Utama
Halaman14