21324_Rangkuman Forensik

Rangkuman Forensik

►

PEMERIKSAAN DOKTER DI TKP (TEMPAT KEJADIAN PERKARA)

Dokter berkoordinasi dengan penyidik → terutama terutama team Labfor.

►

Dokter membantu mencari barang bukti, misal racun, anak peluru dll.

►

Segala yang ditemukan diserahkan pada penyidik.

►

Dokter dapat meminjam barang bukti tersebut → serah terima peminjaman secara tertulis.

►

Selesai pemeriksaan, TKP ditutup misal selama 3 X 24 jam.

►

Korban dibawa ke RS dengan disertai permohonan visum et repertum.

Peran Dokter: Ahli – Ahli – wewenang wewenang penyidik (KUHAP pasal 7 ayat 1 sub h, KUHAP pasal 120 ayat 1, Pasal 189 ayat (1).f UU No 36 Tahun 2009 tentang Ke ehatan) Hasil pemeriksaan → visum et repertum TKP Manfaat: 1. Menentukan saat kematian. 2. Menentukan pada saat itu sebab akibat tentang luka 3. Mengumpulkan barang bukti 4. Menentukan cara kematian

 



Perkiraan saat kematian :

- Tergantung pengalaman dokter.

Prosedur 

kesimpulan Pemeriksaan TKP berisi :

Permintaan lisan/telpon → tertulis. Transportasi disediakan penyidik Didampingi penyidik min. pangkat “letnan/inspektur dua”

Yang perlu dicatat Dokter

Dokter bila menerima permintaan harus mencatat : 1. Tanggal dan jam dokter menerima permintaan bantuan 2. Cara permintaan bantuan tersebut ( telpon atau lisan) 3. Nama penyidik yang minta bantuan 4. Jam saat dokter tiba di TKP 5. Alamat TKP dan macam tempatnya (misal : sawah, gudang, rumah dsb.) 6. Hasil pemeriksaan

Yang dikerjakan dokter di TKP 1. berkoordinasi dengan penyidik. 2. Menentukan korban masih hidup → diselamatkan atau sudah mati → dibiarkan asal tidak mengganggu lalu lintas dan Jangan memindahkan jenasah sebelum seluruh pemeriksaan TKP selesai. 3. TKP diamankan oleh penyidik agar dokter dapat memeriksa dengan tenang dan Yang tdk berkepentingan dikeluarkan dari TKP, Dicatat identitas orang yang sebelumnya berada di TKP. 4. Dokter memeriksa mayat dan sekitarnya dan mencatat : - Lebam mayat - Kaku mayat . - Suhu tubuh korban. - Luka-luka - membuat Sketsa atau foto

- Diperlukan data: o o o o o o

Lebam mayat (livor mortis) Kaku mayat ( rigor mortis) Penurunan suhu tubuh (algor mortis). Pembusukan Umur larva Ialat pada jenasah jam jenazah ditemukan dan Jam orang tersebut terlihat hidup



Sebab akibat luka - benda apa yang menyebabkan luka, misal benda tajam, tumpul atau senjata api dll.



Cara kematian (Manner of death)

- Penyidik minta bantuan dokter untuk menentukan mati wajar atau tidak wajar. - Sehingga penyidik dapat melakukan tindakan selanjutnya dan dapat menghemat tenaga dan waktu. 1. Wajar Pada pemeriksaan sepintas lalu dari luar saja pada  korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Keadaan TKP rapi;  dalam almari ditemukan obat-obatan dan rongent  foto yang menandakan korban sakit paru-paru. Cara kematian korban diduga adalah wajar.  2. Bunuh Diri 1. Jika dokter kebetulan melihat sendiri peristiwa. dokter → saksi, bukan ahli. “Jelas suatu kejadian bunuh diri” 2. keadaan TKP rapi dan luka-luka pada tubuh korban adalah luka-luka klasik bunuh diri. “Peristiwa tersebut biasanya merupakan peristiwa bunuh diri” 3. keadaan TKP rapi dan luka-luka pada korban adalah luka-luka tidak klasik bunuh diri, ia dapat berkesimpulan “Peristiwa ini lebih mendekati bunuh diri dari pembunuhan” 3. Pembunuhan

Mencari dan Mengumpulkan Barang Bukti (Trace Evident)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.













keadaan TKP porak-poranda +luka-luka pada korban tidak sesuai dengan luka-luka klasik bunuh diri. “Peristiwa tersebut merupakan pembunuhan”

4. Kecelakaan keadaan TKP rapi dan di atas meja terdapat alat seterika yang dibongkar, sedangkan dalam tangan korban terdapat kawat listrik yang bocor yang berhubungan dengan arus listrik. “Peristiwa tersebut menurut dugaan adalah suatu suatu kecelakaan” 5. Tidak jelas Dari pemeriksaan TKP dan pemeriksaan luar pada korban belum dapat diambil kesimpulan tentang cara kematian. •

•

•

Untuk menentukan sebab pasti kematian → mutlak harus dilakukan otopsi. Pemeriksaan TKP harus dilakukan sendiri oleh dokter, tdk boleh diwakilkan. Dokter yang melakukan pemeriksaan TKP yang harus menandatangani Visum et Repertum TKP.















Traumatologi Luka: Rusaknya suatu jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma JENIS TRAUMATOLOGI o

KEKERASAN BERSIFAT MEKANIK / FISIK •

KEKERASAN TUMPUL : - LUKA MEMAR - LUKA LECET : LECET TEKAN & LECET LECET GESEK - LUKA ROBEK

•

•

KEKERASAN TAJAM: LUKA TUSUK, LUKA IRIS, LUKA BACOK TEMBAKAN SENJATA API - LTM : JARAK JAUH, JARAK DEKAT, SANGAT SANGAT DEKAT - LUKA TEMBAK TEMPEL

o

KEKERASAN BERSIFAT ALAM •

LUKA AKIBAT SUHU : NYALA API, BENDA CAIR PANAS, Hypothermis

•

LUKA AKIBAT LISTRIK : LISTRIK & PETIR

•

Barotrauma KEKERASAN BERSIFAT KIMIAWI

o •

LUKA AKIBAT ASAM KERAS

•

LUKA AKIBAT BASA KUAT















Luka Akibat Benda Tajam



Tidak mengenai tulang

Benda Tajam:



Panjang > dalam luka

 

BERMATA TAJAM :  Bisa untuk mengiris BERUJUNG RUNCING:  Bisa untuk menusuk

CIRI - CIRI

LUKA IRIS

LUKA RETAK / robek

Ciri Luka Akibat Benda Tajam: 

Tepi luka rata

1.

Tepi luka

Rata

Tak rata

2.

Sudut luka

Lancip

Tak lancip



Sudut luka tajam

3.

Jembatan Jar

(-)

(+)



Rambut ikut terpotong

4.

L.Memar sekitar

(-)

(+)



Jembatan jaringan ( - )

5.

Rambut

Terpotong

Tdk Terpotong



Memar/lecet di sekitarnya ( - )

6.

Lokalisasi

Dimanamana

Daerah yg di bwh ada tulang

Cara melukis luka: 1. Dipotret 2. Lokasi : a. ordinat

b. absis

Luka iris bunuh diri

Luka Iris pada Pembunuhan : Biasanya korban lebih lemah/tidak berdaya

Lokasi luka pada daerah tubuh yang dapat dicapai korban sendiri.

Lokasi luka sembarang tempat → tidak mungkin dicapai tangan korban

3. Ukuran: panjang: merapatkan kedua tepi; kedalaman: menyebut kerusakan alat-alat tubuh yang dilalui luka, dasar luka 4. Jumlah luka 5. Bentuk luka: o o o o

tepi luka, sudut luka, jembatan jaringan, memar, luka lecet, rambut ikut terpotong sesuatu yang keluar dari luka

 leher  pergelangan tangan  lekuk siku, lekuk lutut

6. Benda asing

 pelipatan paha

7. Terjadinya intravital/post mortal

“Luka Iris Percobaan” (+) sejajar dengan luka yang fatal & kedalaman tidak sama

“Luka Iris Percobaan” ( – ) – )

“Luka Tangkisan” (-) (-)

“Luka Tangkisan” (+) anggota gerak

Pakaian robek (-) → disingkirkan dahulu

Pakaian robek (+)

8. Luka tersebut menyebabkan kematian/tidak 9. Cara kejadian luka:kecelakaan/bunuh diri/pembunuhan

Sebab Kematian Luka Akibat Benda Tajam : 1.

- Perdarahan - Kerusakan organ vital - Emboli udara - Aspirasi darah

2.

Sepsis / infeksi

3 Macam Luka Akibat Benda Tajam: T ajam:

II. LUKA TUSUK



Luka Iris (Incisied Wound)

Batasan :



Luka Tusuk (Stab Wound)



Luka Bacok (Chop Wound)

Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.

I. LUKA IRIS Luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.

Contoh: -Belati, bayonet, keris -Clurit

















Memar/lecet di sekitarnya ( + ) bila sampai pangkal pisau



Panjang < dalam luka



Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL Identifikasi Senjata pada LUKA TUSUK:

BENDA TUMPUL :

1. Panjang Luka : ukuran maksimal dari lebar senjata

-

Tidak bermata tajam

2. Dalam luka : ukuran minimal dari panjang senjata

-

Konsistensi keras / kenyal

 DADA (Stabil)

-

Permukaan halus / kasar

sangat elastis → tidak dapat diambil kesimpulan  Perut sangat

SEBAB KEMATIAN :

panjang senjatanya



Kerusakan organ vital

Contoh: Korban , luka tusuk di dada, panjang panjang luka 5 cm, dalam luka 20 cm.



Perdarahan



Shock

a. Pisau panjang 20 cm lebar



Thrombosis

7 cm

b. Pisau panjang 25 cm lebar

3 cm



Emboli

c. Pisau panjang 15 cm lebar lebar

3 cm



Infeksi / sepsis

Luka tusuk bunuh diri

Luka Iris pada Pembunuhan

Lokasi luka pada alat tubuh penting tubuh yang dapat dicapai korban sendiri. : dada, perut

Lokasi luka sembarang tempat → tidak mungkin dicapai tangan korban

“Luka Iris Percobaan” (+) luka tusuk bergerombol dekat dengan luka tusuk utama dengan kedalaman yang berbeda

“Luka Iris Percobaan”/tentative stabs ( – ) – )

“Luka Tangkisan” (-) (-)

“Luka Tangkisan” (+)

Jumlah luka fatal biasanya satu

Jumlah luka bisa lebih dari satu

Pakaian robek (-) → disingkirkan dahulu

Pakaian robek (+)

Cadaveric spasm pada tangan yang memegang senjata

Cadaveric spasm (-)

CARA KEMATIAN : -

Tersering kecelakaan

-

Pembunuhan

-

Jarang bunuh diri

Pembagian Menurut Ukuran tubuh yang terkena 1. Localized: Sebagian kecil tubuh; Benda dengan luas relative kecil a. Serangan Manusia: ditinju, dipukul kayu; b. Serangan Hewan: ditendang kuda, tertindih binatang c. Tabrakan, jatuh 2. Generalized: Seluruh / sebagian besar tubuh - Terlempar: Kecelakaan Lalu Lintas (KLL), terjatuh dari tempat tinggi → trauma direct (tempat kontak) dan indirect (bukan tempat kontak) - Tergilas/tertindih: KLL, tertimpa bangunan → Trauma direct - Terkoyak: KLL → Kekerasan Tangensial

Pembagian MENURUT JARINGAN/ORGAN YANG TERKENA 1. KULIT

:

- Luka Lecet (abrasion) - Luka Memar (contusion)

III. LUKA BACOK

- Luka Robek (laceration)

Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata taj am atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar

2. KEPALA :

Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal

3. LEHER dan TULANG BELAKANG

Ciri LUKA BACOK :

4. DADA

- Tengkorak - Intracranial: Selaput Otak, Otak :

- Tulang - Organ dalam dada















4. Biru kehijauan → coklat → menghilang 1- 4 minggu

I. LUKA LECET Luka akibat kekerasan benda yang bepermukaan kasar sehingga epidermis sebagian / seluruh lapisannya hilang. -

Benda kasar : : terseret di jalan aspal

-

Tali tampar : : gantung diri

-

Benda runcing : runcing : duri, kuku

-

Meninggalkan bekas : bekas : ban mobil

Ciri – Ciri – ciri ciri luka lecet

-

Sebagian / seluruh epitel hilang hilang Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (crusta) Reaksi radang → timbunan sel PMN jaringan parut (-), biasanya

Ante mortem

Post mortem

Coklat kemerahan → eksudasi

Mengkilap, kekuningan

Mikroskopis: sisa2 epithelium & tanda-tanda intravital (+)

Mikroskopis: epidermis terpisah sempurna dari dermis & tanda-tanda intravital (-) Pada penonjolan tulang, umumnya

Umur luka lecet 1. Hari 1 – 1 – 3 3 : coklat kemerahan → eksudasi darah & cairan lymfe 2. Hari 2 / 3 : pelan2 bertambah suram dan lebih gelap 3. 1 – 2 – 2 minggu: pembentukan epitel baru 4. Beberapa minggu: penyembuhan lengkap

III. LUKA ROBEK kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit Mudah terjadi pada kulit yang ada tulang di bawahnya

-

Biasanya pada penyembuhan, meninggalkan jaringan parut

-

Cara terjadi A. Persentuhan dengan benda keras pada kulit di atas tulang. Contoh: kepala membentur meja. → luka retak: luka pada kulit daerah tubuh yang ada tulang tepat di bawahnya: kepala, tulang kering CIRI - CIRI Tepi luka

Rata

Tak rata

2.

Sudut luka

Lancip

Tak lancip

3.

Jembatan Jar

(-)

(+)

4.

L.Memar sekitar

(-)

(+)

5.

Rambut

Terpotong

Tdk Terpotong

6.

Lokalisasi

Dimanamana

Daerah yg di bwh ada tulang

B. Persentuhan dengan arah miring/tangensial dengan benda kasar → merobek kulit → luka lecet dan luka memar di tepinya, biasanya. pada kepala, wajah, ekstremitas, sering. C. Persentuhan dengan benda berputar contoh: roda → luka robek sirkuler D. Patah tulang → menembus kulit

Kekerasan Benda Tumpul Pada Kepala 1. TENGKORAK : - Fraktur Basis Cranii

kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi bengkak, berwarna merah kebiruan.

Gejala:

LUKA MEMAR

LEBAM MAYAT

1. Di sembarang tempat

1. Bagian tubuh yang

2. Pembengkakan (+)

terendah

3. Tanda Intravital (+)

2. (-)

4. Ditekan tidak

3. (-)

LUKA RETAK / robek

1.

II. LUKA MEMAR

Mudah pada kulit tipis dan mempunyai j aringan lemak di bawahnya

LUKA IRIS

-

Keluar darah dari mulut, hidung, telinga Brill hematoma: pendarahan di sekitar bola mata → atap bola mata patah

- Fraktur Calvaria Bentuk fraktur: A. Fraktur linier / fissure: garis tunggal dimulai dari tempat trauma dan menjalar B. Fraktur compositum: garis fraktur lebih rumit dari fraktur linier. Rekrontuksi urutan pukulan: garis patah tulang yang kedua berhenti pada garis patah tulang

















Perdarahan-perdarahan kecil di daerah SUBSTANTIA ALBA dan SUBSTANTIA GRISEA. - Laceratio Cerebri

-a. Meningica Media (tersering) -a. Meningica ant, a. Meningica post, Sinus Lateralis (jarang)

Kerusakan jaringan otak (white and grey mater) disertai robeknya ARRACHNOID.

Jumlah yang mematikan kurang lebih 125 gram.

2 macam :

Pada anak-anak/bayi : jarang dapat terjadi Epidural Haemorrhage → duramater masih melekat pada tulang

1. Direct Laceration (Coup) → sisi trauma - Fraktur tengkorak → tepi2nya merusak arachnoid dan jar. Otak, kadang2 (tidak selalu) duramater ikut robek - Sering: parietal, temporal 2. Countre Coup Laceration → berlawanan sisi trauma - Benturan → acelerasi + decelerasi → Oscilasi (getaran) otak → membentur duramater sisi yang berlawanan - kepala dalam keadaan bergerak / kepala bebas bergerak - Sering: parietal dan occipital - Kelainan counter coup > coup

Ada : “PERIODE LATENT”

Incidence → 20 -40 th - Sub dural Haemorrhage Perdarahan di bawah selaput tebal otak Mekanisme terjadinya : 1. Laceratio jaringan otak & arachnoid arac hnoid 2. Pecahnya P.darah di permukaan otak 3. Perlukaan kembali dari lacerasi lama 4. Fraktura daerah parietal dan tem poral yg merobek duramater dan meningica media Jumlah perdarahan yang mematikan + 60 gram - Sub arachnoid Haemorrhage

- Oedema Cerebri Tanda-tandanya :

Perdarahan di bawah selaput laba-laba otak. → V. Cerebri superior

-

Permukaan gyri menjadi lebih rata

Tipe ringan primer: bercak pada daerah parieto occipital uni/bilateral, tepi posterior cerebellum, daerah vermis.

-

Sulci menjadi lebih dangkal

Trauma berat: pendarahan menyeluruh

-

Otak bertambah berat

Dapat diakibatkan karena :

-

Ventrikel-ventrikel mengecil

1. Trauma

Karena adanya kompresi → bekas cetakan ‘Foramen Magnum’ pada Cerebellum bagian bawah

2. Penyakit/spontan  pecahnya ANEURYSMA CIRCULUS WILLISI

Mikroskopis terdapat timbunan cairan intra cellular, peri cellular, dan peri vascular

Kekerasan Benda Tumpul Pada Leher dan tulang belakang

-

-

- Commotio Cerebri Gangguan fungsi otak akibat trauma kepala, tanpa dapat

Leher:

-

local: pendarahan dalam otot atau patah tulang2 leher

















Kekerasan Benda Tumpul Pada Dada 1. Tulang A. Tulang iga - Transverse fracture → trauma langsung - Oblique fracture → crushing (terjepit), bending (tertekuk), grinding (tergilas) Kematian:

B.

C. D.

2.

A.

B.

Shock Hematothorax Pneumothorax Deformitas dada → ateclasis dan secondary pneumonia Sepsis → abses dinding dada Sternum - Patah tulang manubrium → benturan depan dada - Fractura sternum di antara costa 2-4 → kekerasan tidak langsung - Robekan pericardium atau jantung Scapula: jarang terjadi Clavicula: dislokasi sendi di sternum atau acromion, tidak menyebabkan kematian langsung atau tidak langsung organ dalam dada lepas dari fixasi chrushed/contused robek pecah / burst open lacerasi akibat costa yang patah pericardium robek akibat patah tulang costa atau sternum robek pada samping akibat tekanan pada sisi dada jantung → kerusakan hebat

















Luka Tembak BALLISTIC TRAUMA VICTIM EXAMINATION 1. Pengamanan dan pengumpulan barang bukti 2. suatu luka tembak 3. luka tembak masuk dan keluar 4. Jumlah dan lokasi luka pada pakaian/tubuh 5. jarak dan arah/sudut tembakan 6. Jumlah tembakan 7. Tanda khas bunuh diri, pembunuhan, kecelakaan 8. luka yang fatal 9. Mencari anak peluru/gotri dan benda asing lainnya dari tubuh korban 10. Pemeriksaan khusus: sidik jari, golongan darah, histo patologi 11. VISUM ET REPERTUM

1. CONTACT ENTRY BALLISTIC WOUND / LUKA TEMBAK KONTAK : Hard Contact Entry Ballistic Wound ; Soft Contact Entry Ballistic Wound 2. CLOSE RANGE ENTRY BALLISTIC WOUND / LUKA TEMBAK JARAK DEKAT 3. DISTANT RANGE ENTRY BALLISTIC WOUND / LUKA TEMBAK JARAK JAUH •

EXIT BALLISTIC WOUND / LUKA TEMBAK KELUAR

CONTACT ENTRY BALLISTIC WOUND o

o

o

Pemeriksaan TKP : Menentukan Cara Kematian

Skin to muzzle barrel range : 0 cm, pressure included in hard contact Wound shape : circle, oval if it angled shot, starshape/torn if there is bone under the skin Wound edge : contusion ring, burnt tissues & hair, soot, tattooage/stippling, stippling stippling can be embedded in subcutaneus tissues & inside the wound, muzzle imprint

1. Mengamankan Barang Bukti

Wound colour : pinkish-red (CO)

2. Mendokumentasikan Hasil Pemeriksaan

CLOSE RANGE ENTRY BALLISTIC WOUND

3. Mengumpulkan Barang Bukti

o

Skin to muzzle barrel range

: < 60 cm

4. Memberi Petunjuk pada Penyidik

o

Wound shape

: mostly oval

o

Wound edge

: contusion ring,

Pemeriksaan Luka Tembak : Menetukan Mekanisme & Penyebab Kematian 1. Jumlah Luka Tembak

burnt tissues & hair in range < 1 5 cm, soot in range < 30 cm, tattooage/stippling in range < 60 cm DISTANT RANGE ENTRY BALLISTIC WOUND

2. Luka Tembak Masuk & Keluar

o

3. Tipe Luka Tembak Masuk : Kontak/Dekat/Jauh

o

4. Lokasi Luka Tembak 5. Sudut & Arah Tembakan

o

Skin to muzzle barrel range

: > 60 cm

Wound shape circle in sniper shot

: mostly oval,

Wound edge

: contusion ring

6. Pengeluaran Anak Peluru 7. Perkiraan Tipe Senjata Api FIREARM PROJECTILE EFFECT

STEPS IN BALLISTIC TRAUMA EXAMINATION 1. COMPLETE PICTURE & DOCUMENT OF THE ENTIRE

















12. LOCATION OF WOUNDS HAVE TO BE PRECISELY MEASURE WITH AXIS, ORDINATE, & FROM CALCANEUS TO DETERMINE THE DIRECTION A ND ANGLE OF SHOT DIFFERENCE BETWEEN SUICIDAL & HOMICIDAL GUN SHOT WOUND TRAITS

SUICIDAL

HOMICIDAL

Site Of Entry Wound/Lokasi Luka Masuk

Head, Heart, Mouth/Kepala, Jantung, Mulut

Anywhere/Di Mana Saja

Shot Distance/Jarak Tembak

Contact, Close/Kontak, Dekat

Any Range/Jarak Mana Pun

Direction/Arah

Upward, Forward, Backward/Ke Atas, Ke Depan, Ke Belakang

Usually Upward/Biasanya Ke Atas

Number /Jumlah

One/Satu

One To Many/Satu Hingga Banyak

Hand Pressing Trigger/Tangan Yang Memegang Pelatuk

Gun Powder Residue Present/Terdapat Residu Bubuk Mesiu

None/Tidak Terdapat

Position Of Weapon/Posisi Senjata

At The Scene/Di Lokasi

Not At The Scene/Tidak Ada Di Lokasi

Scene Of Crime/TKP

At One House/Di Rumah Seseorang

Any Place/Sembarang Tempat

•

Determine The Direction & Angle Of Shot/Menentukan Arah & Sudut Tembakan

•

Determine The Range Of Shot/Menentukan Jarak Tembakan

•

Document Safe Keep/Penyimpanan Dokumen

PARAFFIN TEST/TES PARAFIN : DERMAL NITRATE TEST/TES NITRAT KULIT : DIPHENYLAMINE DIPHENYLAMINE TEST/TES DIPHENYLAMINE To test whether there is residue of nitrate from the gun powder from fired gun on the hand that pull the firearm trigger/Untuk menentukan apakah ada sisa mesiu dari senjata yang ditembakkan pada tangan yang menarik pelatuk  can be false +, it is consider to be obsolete test now-a-day

NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS/ANALISIS ANALYSIS/ANALISIS AKTIFASI NEUTRON :

















•

Caliber Determinant/Penentuan Kaliber

•

Semi Auto

•

Scratch Examination/Pemeriksaan Goresan

•

Auto

•

Firing Test/Tes Firing  Determine Range Of Shot/Penentuan Jarak Tembakan & Firearm Identification/Identifikasi Senjata Api

HOW TO EXTRACT THE PROJECTILE/ BAGAIMANA CARA MENGAMBIL ANAK PELURU : Preparation/ Persiapan : Gloves, Scalpel/Lancet Extraction/ Pengambilan : •

Small incision next to skin mound/ Pengirisan kecil di sebelah gundukan kulit (not on top of the mound)

•

Push the bullet/pellet out with both thumbs or index finger/ Dorong anak peluru dengan kedua ibu jari atau jari telunjuk

•

Do not use any sharp equipment in projetile direct extraction/ Jangan menggunakan peralatan tajam pada pengambilan langsung anak peluru

HOW TO SEND THE PROJECTILE TO FORENSIC LABORATORY/BAGAIMANA CARA MENGIRIM ANAK PELURU KE LABFOR : •

Inscription On Projectile With Number , D ate, Initial & Not To Damaged The Marking/Inskripsi Pada Anak Peluru Dengan Nomor, Tanggal, Initial & Tidak Merusak Goresan Yang Perlu Untuk Identifikasi

•

Cotton Wrapped/Bungkus Dengan Kapas

•

In To A Cardboard & Wrapped Accordingly/Masukkan Dalam Kotak Karton Dan Bungkus Rapi

•

Bundle The Box, Labelling , & Seal/Ikat Kotak, Beri Label, & Segel

•

Made Bundling Report/Buat Berita Acara Pembungkusan

BULLET = PROJECTILE FROM RIFFLED/GUNS & PELLET = PROJECTILE FROM SMOOTH BORED/SHOTGUNS





















Luka Thermik

keracunan akut gas CO / gas toksik lainnya.

Trauma thermic yang terjadi baik pada suhu tinggi maupun suhu rendah

Pada korban yang meninggal karena keracunan gas CO → saturasi COHb dalam darahnya dapat sampai 40% - 60%.

Trauma thermik terdiri dari : 1. Hyperthermis 2. Hypothermis

Gradasi luka bakar

Hyperthermis Kematian karena luka bakar biasanya terjadi karena anakkecelakaan. →semua golongan umur, orang tua dan anakanak (lebih sering). pembunuhan dan bunuh diri. Klasifikasi luka bakar: 1. Luka bakar thermis 2. Luka bakar kimia 3. Luka bakar listrik

–

–

–

Luasnya area yang terbakar Tinggi rendahnya temperatur/panas yang membakar tersebut → kedalaman luka bakar Lamanya kontak dengan kulit.

Rule of Nine dari Wallace - Permukaan kepala dan leher

9%

- Permukaan dada

9%

- Permukaan punggung

9%

- Permukaan perut

9%

Luka bakar thermis: kelainan akibat kontak permukaan luar - Permukaan pinggang dan dalam tubuh dengan panas fisik - Permukaan extremitas atas kanan Penyebab luka bakar thermis ada 2 yaitu : - Permukaan extremitas atas kiri 1. Luka bakar oleh panas kering (burns/dry heat) - Permukaan extremitas bawah kanan misalnya : - sinar matahari - Permukaan extremitas bawah kiri - Nyala api - Permukaan alat kelamin - Benda padat yang panas 2. Luka bakar oleh panas basah (scalds/moist heat) Patofisiologi korban luka bakar : 1. Sembuh tanpa bekas

9% 9% 9% 18% 18% 1%



















Tingkat luka bakar menurut Boyer (1814) :

b.Dewasa

1. Tingkat I : hanya mengenai epidermis. 2. Tingkat IIa : superficial, mengenai epidermis & lapisan atas corneum. 3. Tingkat IIb : Dalam, mengenai epidermis dan lapisan dalam corneum.

-luka bakar Tk II (15-30)% -luka bakar Tk III (2-10)%

III.Ringan a.Anak-anak

-luka bakar Tk II < 10% -luka bakar Tk III < 2%

b.Dewasa

4. Tingakat III : mengenai seluruh tebal kulit, subcutan, otot dan tulang.

-luka bakar Tk II < 15% -luka bakar Tk III < 2%

PEMERIKSAAN KEMATIAN PADA KORBAN LUKA BAKAR. Pemeriksaan pada (TKP). –

Menentukan apakah korban masih hidup atau sudah meninggal.

–

Menentukan perkiraan saat kematian.

–

Menentukan sebab/akibat dari luka bakar.

–

Membantu mengumpulkan barang bukti.

–

Menentukan cara kematian

Menentukan sebab/akibat dari luka bakar. a.Luka bakar oleh cairan ( scalds) -derajat I : hyperemia -derajat II : vesikula b.Luka bakar kering ( dry heat ) Bisa derajat I sampai I V, tergantung dari tingkat panas dan lama kontak, kemerahan sampai dengan hangus.

Cara kematian pada luka bakar























Dehidrasi - hemokonsentrasi- gangguan vaskularisasi glomerulus- ischemic ginjal-- irreversible Kerusakan tubulus ginjal karena penumpukan myoglobin( necrosis otot masive) dan pigme n hemoglobin ( hemolisis eritrocyte )

OTOPSI KORBAN LUKA BAKAR - Kelainan bisa mengenai seluruh organ. - Pada pemeriksaan luar : terdapat kelainan pada kulit tgt derajatnya,bisa juga tjd heat stiffening,sedang lebam mayat kadang2 sukar dilihat. -Pada pemeriksaan dalam : tidak ada kelainan yg patognomonis. - Perlu dilakukan pemeriksaan saluran nafasnya,adakah tanda2 jelaga.

HEAT STROKE   

Terjadi : dibawah terik matahari diruangan yg panas dan tidak ada ventilasi

 Gejala :

- dapat pingsan dengan tiba2 atau didahului dgn panas, pusing, menguap, bintik kemerahan pada kulit - keluar keringat yg banyak - kemudian korban jatuh dalam keadaan circulatory collaps

 akut :

-kulit warna merah kebiruan ok capillary congestion dan keradangan ringan  khronic :

- nodule yg kemerahan - ulcerasi - hemorhage - jaringan parut Derajat: Derajat I: hipertermi & edema Derajat II: nekrosis kulit sampai subcutis Derajat III: nekrosis kulit sampai subcutis, nyeri dan bila sembuh → keropeng Derajat IV: kerusakan seluruh jaringan



















Luka Listrik Arus listrik ialah : muatan listrik yang bergerak dari tempat yang berpotensial tinggi ketempat yang berpotensial rendah. Arus listrik terdiri dari : 1. Arus listrik searah (direct current = DC) 2. Arus listrik bolak-balik (alternative current = AC) Tedeschi et.al. menggambarkan bbp variasi aliran arus listrik yg masuk kedalam tubuh korban

1) Tanda listrik terkecil sebesar kepala jarum dengan warna kemerahan 2) Gelembung berisi cairan, seperti kulit yang terkena api rokok 3) Kulit hangus arang, rambut terbakar, tulang meleleh dengan pembentukan butir kapur (kalk parels) – parels) – Calcium Calcium Phosphat 4) Electric metalisasi - Kawat listrik menguat dan mengkondesir di jaringan tubuh. panas yg ditimbulkan sedemikian besar → ion-ion asam jaringan bereaksi dengan ion-ion logam dari kawat atau kabel membentuk garam dan menyebar di jaringan Pemeriksaan dalam •

•

•

•

•

CARA KEMATIAN > Kecelakaan --> paling sering. > Pembunuhan / bunuh diri --> jarang. SEBAB KEMATIAN

Otak → pendarahan kecilkecil-kecil → paling banyak ventrikel III dan IV Jantung → fibrilasi → berhenti pad afase diastole → dilatasi dilatasi jantung kanan Paru → edema, congesti, Custer: puncak lobus salah satu paru terbakar, pneumothorax Organ viscera → kongesti → kongesti yang merata Petechie / perdarahan mukosa Tractus GI ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik

•

hati didapat lesi yang tidak khas

•

tulang →tulang mempunyai tahanan listrik yang



















> Pada kulit korban korban → gambaran pohon gundul / “arborescent marking” → akibat dilatasi pembuluh darah perifer. 2. Efek mekanik > Terjadi oleh karena dorongan udara yang terdesak sekitar cahaya petir akibat panas 3. Efek kompresi > Perpindahan udara → suara ledakan. > Korban dpt terlempar, pakaian pakaian menjadi koyak dan kotor → mirip gelandangan. > Luka yg terjadi akibat persentuhan dengan benda tumpul → abrasio, contusio, lacerasio dan avulsio, bahkan fraktur ekstremitas. > Pada kepala dpt terjadi fraktur tengkorak, epidural bleeding, subdural bleeding, contusio dan lacerasio otak. Cara kematian > Pasti kecelakaan. > Tidak mungkin pembunuhan &

bunuh diri.

> perlu diperhatikan pada waktu pemeriksaan korban adalah apakah korban meninggal karena petir atau bukan.





















Luka Kimia 

As. cenderung berikatan dgn protein  koagulasi protein plasma.

2 JENIS LUKA - ASAM [ asam kuat : pH < 2] - BASA [ basa kuat : pH > 11.5]



TERJADINYA TRAUMA KIMIA

Koagulasi protein → barrier yg membatasi penetrasi & kerusakan lebih lanjut

- Kecelakaan >>>> - Pembunuhan <<< - Bunuh Diri << 

ANGKA KEJADIAN TERSERING AKIBAT ASAM

ETIOLOGI BAHAN ASAM :

Nekrosis koagulasi oleh protein denaturasi

Larutan basa kuat menembus dinding sel  kelainan intra sel: reaksi penyabunan

BAHAN BASA :

- As. Sulfat

- Amnomium Hidroksida

- As. Hidroclorida [HCl]

- Potasium Hidroksida

- As. Asetat [CH3COOH]

- Sodium Hidroksida

- As. Kromat [Cr2O3]

- Kalsium Hidroksida

Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja. Kecuali: Asam Hidroflorida, → asam lemah yg dgn cepat menembus membran sel

luka menembus dinding sel

Asam kuat bersifat higroskopis

Kulit terkena basa kuat  warna kelabu kekuningan,



















DAMPAK TRAUMA KIMIA PADA ORGAN TUBUH 

MATA - Asam / Basa - disemprot / disiram pada wajah - Gejala : ringan – ringan – berat berat [ buta]



KULIT - Luka bakar - Cacat  Scar - Gejala : gatal, nye ri, pengelupasan, eritema dll



PARU - Inhalasi - Tersering As.Hidrocloric - Gejala : edema sal. Nafas, gangguan nafas, keracunan CO (akibat oksidasi Hb)



SALURAN CERNA



















Barotrauma

PATOFISIOLOGI BAROTRAUMA SAAT MENYELAM MENYELAM

DEFINISI: cedera akibat kegagalan utk me nyamakan tekanan antara rongga berudara pd tubuh dgn lingkungan sekitar.

BAROTRAUMA PENURUNAN (squeeze)

Terutama → rongga tubuh yg tertutup: tuba esutachius, esutachius, telinga tengah, sinus paranasal, atau paru

 Telinga Luar

• akibat obstruksi pada telinga luar (ec pemakaian tudung kepala yg ketat, serumen, penggunaan penutup telinga)  tek.lebih ↑ pd telinga luar tidak dapat diteruskan

ETIOLOGI & KLASIFIKASI  Barotrauma dapat terjadi pada keadaan:

• Saat menyelam: - saat turun ke dalam air (squeeze), - saat naik ke permukaan air secara cepat (reverse squeeze atau overpressure) • Saat penerbangan: - pesawat take off (barotrauma ascending)

langsung ke membrane timpani  tuba eustachius membuka sehingga udara masuk ke telinga tengah untuk menyamakan tekanan dari luar luar telinga  efeknya terjadi bulging membran timpani kearah luar,

dapat terjadi rupture rupture membrane timpani disertai perdarahan, swelling dan hematom pada kulit yang melapisi saluran telinga bagian luar  Telinga Tengah

- Jika penyelam terus turun ke dalam air dgn cepat



















Penyelam tidak dapat membuka tuba eustachius dengan manuver politzer  tek. intrakranial terus meningkat selama penyelam melakukan manuver politzer Karena cairan otak berhubungan dengan cairan pada telinga dalam, maka tekanan ini akan diteruskan ke telinga dalam  menyebabkan tingkap bundar ataupun tingkap lonjong telinga dalam pecah (eksplosif) sehingga terbentuk fistula BAROTRAUMA SAAT NAIK (reverse Squeeze/overpressure) •

Telinga Tengah

Peregangan & ruptur membran timpani dapat terjadi dan mengakibatkan nyeri yang sama dengan squeeze Sebagai tambahan, dapat terjadi facial baroparesis dimana peningkatan tekanan mengakibatkan kurangnya suplai darah pada nervus facialis.



Gejala : nyeri pada sinus sinus yang terkena dan pendarahan dari hidung yang berasal dari sinus yang terkena

MANIFESTASI KLINIS Gejala klinis : efek pada telinga maupun sinus, penyakit dekompresi, dan emboli gas arteri  Efek pada telinga:

• Nyeri pada telinga • Rasa tidak nyaman pada salah satu /kedua telinga • Penurunan pendengaran ringan • Rasa penuh pada telinga  Jika kondisi memburuk dan berlangsung lama:

• Nyeri yang ekstrim pada telinga



















Asphyxia

•

Bahasa: 

Greek: “Pulseless” = “Absence of pulse”



Generelized hypoxia



Mati lemas (Bahasa indonesia)

Wajah pucat – pucat – tenang; tenang; Oedema – Oedema – cyanosis cyanosis (-); petichie – petichie – congesti congesti (-); reflek pengosongan (-)

PERUBAHAN ANTE – ANTE – POST POST MORTEM

FISIOLOGIS

Definisi: Keadaan Kekurangan Oksigen karena terganggunya saluran pernapasan

GANGGUAN OXYGENASI = HYPOXIA/ANOXIA HYPOXIA/ANOXIA 

Gangguan transportasi O2 ke paru



Gangguan supply O2 ke jaringan

1. 2. 3. 4.

Struggle Quiescence Convulsion : 2 mt Apnea : 1 mt





















3. OEDEMA 

Wajah, lidah, laring



MEKANIK

Gangguan oxygenasi karena faktor phisik

1. Os. Hyioid  Fr. Cornu mayor

‒

Obstruksi respirasi eksternal (Suffocation)

2. Os. Thyroid  Fr. Cornu Superior

‒

Obstruksi respirasi internal (Choking)

3. Os. Cricoid  Fr. Ring Ring shaped shaped

‒

Kompresi leher (Hanging/Garoting)

4. A. Carotid  Tidak sadar 5. N. Vagus  Sudden death  reflek inhibition

Kompresi dada (Traumatic)



















‒

‒



Jatuhnya cairan seminal karena gravitasi bukan indikasi aktivitas sexsual antemortem Tubuh korban dibersihkan difoto ulang dan pemeriksaan detail

MECHANIC ASPHYXIA DEATH

I. SUFFOCATION - OBSTRUKSI RESPIRASI RESPIRASI EKSTERNAL

2. Tidak mungkin bunuh diri 

AUTOPSY 1. Memar tekanan ujung jari 2. Bekas kuku  lecet bulan sabit 3. Memar di leher dan soft tissue 4. Umumnya frakture tulang hyoid atau tulang rawan thyroid



















2. Memar di soft tissue 3. Frakture tulang hyoid, Tidak umum frakture tulang rawan thyroid 4. Distribusi lebam mayat di bawah semua alat gerak 

ROPE TENSION REQUIRED TO OCCLUDE TUBULAR STRUCTURE IN THE NECK



‒

>> kecelakaan

‒

Pembunuhan jarang

AUTOPSY ‒

Tidak ada tanda cedera luar,

‒

Kadang – Kadang – kadang kadang memar pada dada

‒

Kerusakan soft tissue (otot pernapasan) Patah tulang rusuk





















AIR ASIN

III. pathology

‒

Hypertonik dibanding plasma



Laringitis difteri

‒

Ekstraksi air dari darah ke alveoli



Fibrosis paru

‒

Hemokonsentrasi - Paru menjadi besar



Tumor paru

‒

Hypoxic hypoxia



Oedema glotis

‒

Hipokalemia, hipernatremia, hiperklorida Mati dalam 5 10 menit, 20 ml/kgBB

IV. iatrogenic



















Tanatologi ilmu pengetahuan yang mempelajari perubahanperubahan pada tubuh seseorang yang telah meninggal Fungsi:  

•

Mata  dlm 4 jam  ditetesi Atropin  midriasis

Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa dalam stadium somatic death :

Menentukan apakah seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.



Hilangnya pergerakan dan sensibilitas.



Berhentinya pernapasan.

Menentukan berapa lama seseorang telah



Berhentinya denyut jantung dan peredaran darah.

































































































































































































































21324_Rangkuman Forensik

Recommend Documents