WORK BREAKDOWN STRUCTURE
Yullianty Noorlaelasari, ST., MT.
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2017
Definisi WBS(1) • Langkah pertama dalam membuat estimasi biaya adalah “mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang ada dalam proyek yang sedang dihitung” atau yang sering dikenal dengan sebutan WBS. • WBS (Work Breakdown Structure) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk perancangan dan pengelolaan proyek.
Definisi WBS(2) • WBS diperoleh dengan menguraikan lingkup proyek menjadi bagian-bagian terkecil yang dapat dikelola dengan baik. • Lingkup proyek diurai menjadi bagian-bagian sesuai kelompok pekerjaan, selanjutnya tiap-tiap bagian diurai menjadi sub-bagian sub-bagian dan tiap-tiap sub bagian diurai menjadi komponenkomponen yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga didapat komponen pekerjaan terkecil. • Komponen pekerjaan terkecil tersebut disebut paket pekerjaan
Definisi WBS(3) • WBS merupakan diagram terstruktur dan hierarki berupa diagram pohon (tree structure diagram). • Penyusunan WBS dilakukan dengan cara topdown, dengan tujuan agar setiap komponenkomponen kegiatan (hasil pemecahan pekerjaan) tetap berorientasi ke tujuan proyek. • Manfaat pemecahan pekerjaan ini al : – Memudahkan pembuatan jadwal proyek dan estimasi biaya proyek. – Menentukan siapa yang harus bertanggungjawab. – Menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek.
Manfaat WBS(1) WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan elemen perencanaan yang terdiri atas kerangkakerangka seperti di bawah ini : • • • • •
Kerangka penjabaran program Kerangka perencanaan detail Kerangka pembiayaan Kerangka cara pelaporan Kerangka penyusunan organisasi
Manfaat WBS(2) • Dari kerangka-kerangka tersebut, WBS dapat membantu proses penjadwalan dan pengendalian dalam suatu sistem yang terstruktur menurut hierarki yang makin terperinci, sampai pada lingkup yang makin kecil berupa paket-paket pekerjaan dengan aktivitas yang jelas. • Paket-paket pekerjaan ini nantinya dapat dikelola sebagai unit kegiatan yang diberi kode identifikasi kinerja yang dapat diukur.
Batasan & Klasifikasi WBS(1) • Agar WBS yang kita buat dianggap sudah cukup memadai, ada beberapa batasan yang harus dipenuhi antara lain : – – – –
Pekerjaan cukup mudah dilaksanakan Dapat ditentukan waktu penyelesaiannya Bisa diukur kemajuannya Dapat diidentifikasi sumber daya apa yang diperlukan dan – Biaya yang diperlukan bisa dihitung.
Batasan & Klasifikasi WBS(2) • Lebih detail lagi, ada beberapa faktor umum yang harus dipertimbangkan dalam menyusun WBS, yaitu berdasarkan klasifikasi sbb : – Pembagian berdasarkan area/lokasi yang berbeda. – Pembagian kategori yang berbeda untuk tenaga kerja, peralatan dan material. – Pembagian subdivisi pekerjaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan. – Pembagian pihak, seperti kontraktor utama, subkontraktor dan pemasok.
Batasan & Klasifikasi WBS(3) • Klasifikasi tsb dapat membantu menentukan tingkatan WBS untuk – Memudahkan pembuatan jadwal proyek dan estimasi biaya proyek
– Memudahkan monitoring terhadap bagianbagiannya serta – Menentukan penanggungjawab masing-masing elemen pada setiap tingkatan.
• Berikut contoh struktur WBS dengan kegiatan beserta identitas kode yang digunakan.
Contoh WBS(1) • WBS (Work Breakdown Structure) 1. Proyek Rumah 2 lantai (Level-1) 1.1. Pekerjaan Persiapan (L-2) 1.2. Pekerjaan Tanah (L-2) 1.3. Pekerjaan Struktur (L-2) 1.3.1. Struktur Bawah (L-3) 1.3.1.1. Pekerjaan Pondasi (L-4) 1.3.2. Struktur Atas (L-3) 1.3.2.1. Pekerjaan Beton (kolom, balok, pelat) (L-4)
Contoh WBS(2) • WBS (Work Breakdown Structure) 1.3.2.1. Pekerjaan Beton (kolom, balok, pelat) (L-4) 1.3.2.1.1. Pekerjaan Bekisting (L-5) 1.3.2.1.2. Pekerjaan Pembesian (L-5) 1.3.2.1.3. Pekerjaan Pengecoran Beton (L-5) 1.3.3. Struktur Atap (L-3) 1.3.3.1. Pekerjaan Rangka Atap (L-4) 1.4. Pekerjaan Arsitektur (L-2) 1.5. Pekerjaan M/E (L-2)
Contoh WBS(3) • WBS diatas menggunakan pengkodean, berdasarkan tingkatan (level) sd paket pekerjaan terakhir. • Berikut uraian mengenai dasar pertimbangan yang digunakan didalam menentukan level/ tingkatan WBS : L-1 : Proyek Rumah 2 lantai L-2 : Persiapan, Pekerjaan Tanah, Struktur, Arsitektur dan M/E. Dibagi berdasarkan spesifikasi pekerjaan.
Contoh WBS(4) L-3 : Struktur Bawah, Struktur Atas dan Struktur Atap. Dibagi berdasarkan lokasi/tempat pekerjaan. L-4 : Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan Beton dan Pekerjaan Rangka Atap. Dibagi berdasarkan pembagian pihak yang akan mengerjakan. L-5 : Pekerjaan Bekisting, Pekerjaan Pembesian dan Pekerjaan Pengecoran Beton. Dibagi berdasarkan pembagian kategori yang berbeda terkait tenaga kerja, material dan peralatan.
Contoh WBS(5) Contoh : Level-1 : Proyek Level-2 : Tugas
Rumah dua lantai
Pekerjaan Tanah
Persiapan
Level-3 : Sub-tugas Level-4 : Paket Pekerjaan
Struktur
Mekanikal & Elektrikal
Arsitektur
Struktur bawah
Struktur Atas
Struktur Atap
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Beton (Kolom, Balok, Pelat)
Pekerjaan Rangka Atap
Level-5 : Sub-Paket pekerjaan
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pengecoran Beton
Gbr. 3. WBS dari Proyek Rumah Dua Lantai
TUGAS • Carilah 1 (satu) contoh proyek pembangunan gedung. • Buat WBS dari proyek diatas dalam bentuk coding dan tree diagram structure dengan kegiatan beserta identitas kode yang digunakan (gunakan WBS chart pro untuk tree structure diagram). • Uraikan dasar pertimbangan yang digunakan didalam menentukan level/ tingkatan WBS dari proyek diatas.
Terima Kasih