Laporan Ekologi Hewan Pendidikan Biologi 2015
April 2018
ESTIMASI POPULASI DENGAN METODE SIMULASI CMRR (Capture, Mark, Release and Recapture) Sri Lestari* K4315061 / Kelas A / Pendidikan P endidikan Biologi 2015 *) Email:
[email protected]
Keywords:
1.
Abstract : Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode CMRR ( Capture, Mark, Release, and Recapture) Recapture) untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi serta membandingkan hasil estimasi dari rumus Peterson dan rumus Schnabel. Prinsip kerjanya yaitu mengambil segenggam kancing baju merah yang ada di dalam saku jas praktikum, menghitung jumlahnya, kemudian menggantikan jumlah kancing baju warna merah dengan kancing warna putih dan memasukkannya ke dalam saku berisi kancing baju warna merah tadi. Kemudian mengambil cuplikan kedua dengan cara yang sama, dan dilakukan pengulangan hingga 13 kali. Hasil analisis rumus Peterson menunjukkan perkiraan jumlah total populasi sebesar 466,5 dengan dengan nilai varians varians sebesar 0,74 standar standar error sebesar 503,88, 503,88, standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 466,5 ± 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar error pada rumus Peterson sangat tinggi sehingga kurang akurat dalam mengestimasi jumlah populasi. Sedangkan penggunaan rumus Schnabel menghasilkan perkiraan jumlah total populasi sebesar 34,85 dengan nilai varians sebesar 0,09, standar error sebesar 3,49 , standar standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 34,85 ± 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar error dalam rumus Schnabel jauh lebih rendah dibandingkan rumus Peterson sehingga lebih akurat dalam mengestimasi jumlah populasi. CMRR, Peterson, Schanabel, estimasi populasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenisnya yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta, 1992). Suin (1989) dalam Hasnah (2010) menyatakan bahwa estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan kepadatan suatu populasi. Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau per satuan luas atau per satuan volume atau per satuan penangkapan. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis
dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu secara absolut dan secara relatif. Pada kerapatan relatif jumlah individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandingkan dengan jenis lain atau frekuensinya per satuan waktu. Cara mengukur kerapatan absolut ada dua, yaitu mengitung seluruh individu dan metode sampling (Widyaleksono, dkk, 2012). Dalam suatu ekosistem terdapat fluktuasi kepadatan populasi, untuk mempermudah dalam menghitung
2
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
kepadatan suatu populasi, maka dibuat suatu simulasi cara penghitungan kepadatan populasi tersebut. Metode yang dapat digunakan adalah metode CMRR, dalam praktikum ini menggunakan metode Peterson dan Schnabel. Dasar Teori Populasi Populasi dalam bidang ekologi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus (Savitri, Dasari, & Agustina, 2016) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Lubis, Dasari, & Agustina, 2017) Sifat dan karakteristik populasi Karekteristik dasar populassi ada dua yaitu : karakteristik biologis yang merupakan ciri yang dimiliki oleh individu-individu pembangun populasi, dan karakteristik statistik yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok-kelompok individu. Yang termasuk karakteristik biologis populasi adalah sebagai berikut : 1. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang sifatnya ada yang konstan ada pula yang mengalami perubahan sejalan dengan waktu (umur). 2. Mempunyai ontogeni atau sejarah hidup (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, tua, mati).
3.
Dampak dikenai dampak faktorfaktor lingkungan, dan dapat memberikan respons terhadap faktor lingkungan 4. Mempunyai hereditas 5. Terintegrasi oleh faktor-faktor hereditas (genetik) dan lingkungan (ekologi) Karakteristik statistik merupakan ciri yang tidak dipunyai oleh suatu organisme. Ciri ini timbul sebagai akibat dari aktivitas kelompok individu yang berinteraksi. Yang termasuk karakteristik statistik populasi adalah kelimpahan dan kerapatan populasi, sebaran umur, distribusi atau dispersi individuindividu dalam populasi, potensi biotik, dan bentuk pertumbuhan. (Ngabekti, 2006) Beberapa sifat populasi yang penting berkenaan dengan ekologi, yaitu pertumbuhan populasi, kerapatan populasi dan struktur populasi.
a. Pertumbuhan populasi Sifat dinamis populasi yang mendasar adalah tumbuh, yaitu kemampuan untuk menambah jumlah individu. Tumbuh dirumuskan sebagai sifat esensial yang membedakan populasi mahluk hidup dengan materi mati. Laju pertumbuhan populasi yang dinyatakan dalam jumlah individu, yang dalam pertambahan populasi dibagi jangka waktu terjadinya penambahan ini, yang dapat dirumuskan dengan;
dimana N = jumlah individu populasi asal
t = waktu Apabila populasi yang individu-individu anggotanya bertambah atau berkurang karena migrasi, maka perubahan itu secara positif hanya dapat diisi oleh keturunannya, misalnya kelahiran atau natalitas yang harus terjadi. Ada beberapa cara menghitung
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
natalitas, tetapi selalu dihubungkan dengan kematian atau mortalitas yang juga terjadi. Keseluruhan proses ini disebut sebagai laju pertumbuhan. Konsep mendasar dari fenomena pertumbuhan populasi adalah pertumbuhan eksponensial b. K erapatan populasi Ukuran populasi tumbuhan dan hewan di suatu tempat tertentu (kerapatan populasi) biasanya tergantung dari migrasi. Karena pengaruh pakan atau lingkungan fisik populasi maka ukuran populasi suatu spesies akan tidak sama dengan ukuran spesies lain. Misalnya gajah yang bertubuh besar yang rendah potensi biologiknya, akan dengan cepat merusak lingkungan hidupnya hingga persediaan pakannya juga cepat habis, dan akan segera diikuti dengan angka kematian tinggi, tetapi angka kelahirannya rendah dan akhirnya angka kematian pun akan turun kembali diikuti meningkatnya angka kelahiran.
c. Struktur populasi Sifat demografi yang penting bagi setiap anggota populasi adalah kenyataan pada saat keseimbangn populasi itu dalam keadaan reproduktif. Karena itu maka pada umumnya populasi dibagi dalam tiga kategori, yaitu pre-reproduktif, reproduktif dan postreproduktif . Untuk itu biasanya dikaji melalui piramida-piramida umur seperti dalam gambar berikut.
Gambar 3.3. Piramida umur teoretik menunjukkan persentase tinggi ukuran populasi rendah, medium dan tinggi. Kelaskelas umur dikelompokkan menjadi prereproduktif, reproduktif, dan postreproduktif. (Utina & Baderan, 2009)
3
Ukuran populasi Berdasarkan karakteristik ukuran, populasi dikelompokkan menjadi dua yaitu populasi tertutup dan populasi tidak tertutup. Populasi tertutup merupakan suatu populasi dimana ukuran populasi konstan selama periode penelitian, tidak ada penambahan (kelahiran atau imigrasi) atau pengurangan (kematian atau emigrasi). Secara umum, makna tertutup pada populasi tertutup ini dapat diartikan bahwa tidak ada perubahan dalam anggota populasi secara signifikan. Sedangkan, yang dimaksud dengan populasi tidak tertutup yaitu suatu populasi dimana ukuran populasi berubah-ubah selama periode penelitian. Secara umum, makna tidak tertutup pada populasi tidak tertutup ini dapat diartikan bahwa jumlah anggota populasi secara signifikan mengalami penurunan atau peningkatan. (Lubis et al., 2017) Kerapatan populasi Kerapatan populasi adalah rata-rata jumlah individu per satuan luas area (m2, Ha, km dan sebagainya), atau per satuan volume medium (cc/ml, liter), atau per satuan berat medium tempat hidup (gram, kg, dan sebagainya). Dalam hal tertentu, kerapatan populasi hewan lebih memberikan makna bila dinyatakan per satuan habitat atau mikrohabitat. Misalnya, sekian individu cacing kremi per individu inang, sekian larva Dacus per buah jambu, dan sekian individu hama wereng per rumpun padi, akan lebih bermakna dibandingkan dengan penggunaan satuan penyebut, secara berturut-turut, per gram tubuh inang, per ha kebun jambu, dan per Ha sawah. Kerapatan populasi tidak selalu harus dinyatakan sebagai jumlah individu. Apabila ukuran tubuh individu sangat bervariasi, kerapatan populasi seringkali dinyatakan sebagai kerapatan biomassa (B). Harga B dapat dihitung rumus sebagai berikut:
4
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
B = Σ b atau B = nb b = berat tubuh individu n = jumlah individu b = rata-rata berat tubuh individu
Dalam bahasan yang lebih khusus (produkrivitas, energetika) di bidang ekologi, adakalnya biomassa dinyatakan dalam satua berat kering (bebas air) atau satuan energi (kcal, cal, joule). Di alam, terdapat kecenderungan umumadanya hubungan berbanding terbalik antara kerapatan dengan ukuran tubuh. Populasi dengan kerapatan tinggi berukuran tubuh kecil, dan sebaliknya. Kerapatan populasi dipengaruhi oleh parameter utama yaitu: natalitas, mortalitas, imigrasi, dan emigrasi. Selain itu, dipengaruhi pulas oleh distribusi umur, komposisi genetik, dan pola distribusi. Natalitas dan imigrasi meningkatkan kerapatan, sedangkan mortalitas dan emigrasi berpengaruh menurunkan kerapatan. Distribusi umur mempengaruhi kerapatan populasi karena berpengaruh pada natalitas dan mortalitas. Populasi dengan distribusi umur tua lebih besar daripada jumlah umur muda, kerapatannya akan menurun. Komposisi genetik berarti perbandingan jenis kelamin. Kerapatan akan bertambah apabila jumlah individu betina lebih banyak daripada jumlah individu jantan. Pola distribusi merupakan sebaran individu dalam ruang. Ada tiga pola dasar yaitu: acak, teratur dan mengelompok. Pola distribusi mengelompok akan meningkatkan kerapatan populasi (Ngabekti, 2006)
Metode-metode penghitungan populasi Metode CMRR Metode Capture-Recapture merupakan suatu metode yang dipergunakan untuk menaksir ukuran populasi dengan teknik Capture, Marking, Release, Recapture (CMRR) yaitu menangkap, menandai,
melepaskan, dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. 1. Menangkap (capture) Menangkap dapat diartikan sebagai pengambilan sampel dalam populasi tertentu. Pada umumnya dalam teknik ini diperlukan jebakan untuk populasi yang bersifat liar. 2. Menandai (marking) Setelah objek sampel tertangkap, selanjutnya objek sampel tersebut diberi tanda. hal ini dilakukan agar menjadi pembeda dengan anggota populasi yang lain yang belum/tidak tertangkap. 3. Melepaskan (realease) Setelah objek sampel diberi tanda, objek sampel tersebut selanjutnya dilepaskan kembali dan berbaur dengan anggota populasi yang lain. Menangkap kembali (recapture) Menangkap kembali hal ini mempunyai arti mengambil sampel kembali. Terdapat perbedaan untuk penangkapan kembali ini karena ada kemungkinan anggota populasi yang tertangkap merupakan objek sampel sudah ditangkap sebelumnya yang dibedakan dengan tanda.(Lubis et al., 2017) Capture Mark Release Recapture (CMRR) ini dilakukan untuk mengestimasi jumlah anggota populasi pada populasi tertutup. Teknik ini dilakukan dengan cara menangkap (Capture) sejumlah sampel yang terdapat dalam populasi yang telah ditentukan, menandai (Marking) semua sampel yang tertangkap (untuk sampel yang sudah ditandai pada penangkapan sebelumnya tidak diberi tanda kembali), melepaskan (Release) sampel yang tertangkap ke populasi dan menangkap kembali (Recapture) sampel acak pada populasi, lalu menghitung dan menganalisisnya. Asumsi Dasar Teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi
5
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
sebelum menggunakan teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR). Menurut (Mark Lindberg & Eric Rexstad, 2002) dalam (Savitri et al., 2016) asumsi-asumsi yang harus dipenuhi pada teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR) adalah sebagai berikut:
Penandaan pada hewan tidak mempengaruhi perilaku dan nasib hewan yang ditandai.
dengan proporsi hewan yang sudah ditandai pada populasi hewan yang ditandai pada populasi.
Dari asumsi di atas, maka untuk
menentukan estimasi jumlah anggota populasi, metode Licoln-Petersen menggunakan perumusan sebagai berikut:
Penandaan tidak hilang selama proses penelitian.
Setiap hewan yang ditandai yang hidup dalam populasi pada waktu kemempunyai peluang yang sama untuk ditangkap. Perilaku setiap hewan yang ditandai tidak berhubungan dengan hewan lain yang ditandai.
N relatif = N ± sd Keterangan:
Pengambilan sampel dalam waktu yang singkat.
Macam-Macam Teknik Capture Release Recapture (CMRR)
Mark
Metode Licoln-Petersen .
Metode Licoln-Petersen merupakan metode yang paling sederhana dalam teknik Capture Mark Release Recapture (CMRR), metode ini digunakan untuk menganalisis jumlah populasi pada populasi yang tertutup. Pada metode Licoln-Petersen hanya dilakukan satu kali penandaan pada sampel yang tertangkap dan hanya satu kali penangkapan ulang (recapture). Karena hal itu, metode LicolnPetersen disebut sebagai metode yang paling sederhana dalam mengestimasi populasi pada populasi tertutup. Estimasi Licoln-Petersen dapat diturunkan berdasarkan asumsi awal bahwa jika sampel kedua merupakan sampel acak dari populasi hewan yang sudah ditandai dan belum ditandai, maka proporsi dari hewan yang ditandai pada sampel yang terambil pada pengambilan kedua sama
. . . . (a) ∑ . . . . . (b) Varians = Standar Error = √ ∑( ̅ ) Standar Deviasi = √ Ukuran Populasi = N =
C = Tangkapan total selama pengambilan sampel M = ditandai
Cacah
individu
yang
Cacah individu yang Rec = ditandai dalam periode sampling tertentu (hijau) Rel = Cacah individu ditandai dan tertangkap lagi
yang
Metode Schnabel Metode Schnabel merupakan metode Capture Mark Release Recapture (CMRR) dengan penandaan dan penangkapan ulang lebih dari dua kali. Asumsi-asumsi pada Metode Schnabel Menurut (Southwood, 1971), asumsi yang harus dipenuhi sebelum menggunakan metode Schnabel dalam mengestimasi hewan adalah sebagai berikut:
Pemberian tanda mudah hilang.
pada
hewan
tidak
Hewan yang sudah ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi. Populasi harus dalam sistem tertutup
6
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya. Sampling dilakukan waktu yang tetap.
dengan
interval
Ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Perumusan estimasi jumlah anggota populasi dengan menggunakan metode Schnabel, yaitu (Ogle, 2013) dalam (Savitri et al., 2016)
yaitu memiliki range bias yang cukup besar sehingga akurasi data yang dihasilkan secara ilmiah sangat dipertimbangkan. Jika dibandingkan dengan metode Schnabel, metode ini memiliki nilai keakuratan dan kevalidan yang jauh lebih rendah (Ariefiandy, 2009). Sedangkan metode Schnabel merupakan metode estimasi populasi yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidakvalidan dalam metode Peterson. Metode ini mengasumsikan bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. (Michael, 1994).
Rumus metode Schanabel
Varians = ∑ Standar error = √ ∑( ̅ ) Standar Deviasi = √ Ukuran Populasi = N =
Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara menerapkan metode CMRR untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi? 2. Bagaimana cara membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu Peterson dan Schanabel?
N relatif = N ± sd
Keterangan
C = Tangkapan total selama pengambilan sampel M = ditandai
Cacah
individu
yang
Cacah individu yang Rec = ditandai dalam periode sampling tertentu (hijau) Cacah individu Rel = ditandai dan tertangkap lagi
Tujuan 1. Menerapkan metode CMRR untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi 2. Membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu Peterson dan Schanabel 2.
METODE PENELITIAN
yang
Metode Peterson merupakan salah satu metode estimasi populasi yang sederhana karena hanya berdasarkan satu kali proses penangkapan, penandaan, pelepasan dan penangkapan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek. Metode Peterson cocok untuk populasi yang tertutup. Rumus Peterson bersifat akurat untuk data dengan ukuran sampel yang kecil. Kelemahannya
Praktikum dilakukan pada hari Jumat, 6 April 2018 bertempat di laboratorium Fistum FKIP Biologi gd D UNS Alat dan bahan Alat dan bahan yang kami gunakan adalah stoples 2 buah dan kancing baju warna merah dan putih dalam jumlah tertentu. Cara kerja mengambil segenggam kancing baju merah yang ada di dalam toples, dihitung jumlahnya (ni), kemudian menggantikan jumlah kancing baju
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
merah tersebut dengan kancing baju warna putih dan dimasukkan ke dalam toples yang berisi kancing baju warna merah tadi. Cara ini bertujuan untuk menandai hewan. Kemudian mengisi toples dikocok dengan konstan agar kancing baju tercampur secara homogen. Mengambil cuplikan yang kedua dengan cara yang sama, apabila terdapat sejumlah kancing baju berwarna lain, maka dicatat sebagai Ri. Melakukan cuplikan berikutnya sampai sepuluh kali. Dengan demikian estimasi populasi untuk kancing baju warna merah dapat dihitung dengan kedua, rumus, Peterson dan Schnabel. Apabila ingin menghitung kancing baju warna yang lain, caranya sama seperti di atas hanya toples yang diambil kancing baju yang pertama
7
adalah yang berisi kancing baju dengan warna yang lain tersebut dan cuplikan dilakukan sebanyak 13 kali. Setelah selesai mengestimasi populasi, menghitung kedua macam kancing baju tadi lalu menjumlahnya secara langsung. Lalu mengisi angkaangka ke dalam lembar yang tersedia. Analisis data dengan cara memasukkan angka-angka saat praktikum lalu menghitung menggunakan rumus Peterson dan Schanabel Metode Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan rumus Peterson dan Schanabel
8
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.
Dari praktikum yang akukan didapatkan data sebagai berikut:
No
C
M
Rel
Rec
2
2
M
(CM)
MRec
CM
() ()
1
2
0
2
0
0
0
0
0
2
-1,85
3,41
2
3
2
1
2
4
36
4
6
3
18
1,33
9
3
-0,85
0,72
3
4
3
2
2
9
144
6
12
6
72
1
24
4
0,15
0,02
4
5
5
4
1
25
625
5
25
25
625
0,2
125
5
1,15
1,33
5
5
9
3
2
81
2025
18
45
22,5
1012,5
0,8
112,5
5
1,15
1,33
6
3
12
2
1
144
1296
12
36
36
1296
0,33
108
3
-0,85
0,72
7
4
14
3
1
196
3136
14
56
56
3136
0,3
224
4
0,15
0,02
8
3
17
1
1
289
2601
17
51
51
2601
0,33
153
3
-0,85
0,72
9
5
18
3
2
324
8100
36
90
45
4050
0,8
225
5
1,15
1,33
10
4
21
1
3
441
7056
63
84
28
2352
2,3
112
4
0,15
0,02
11
4
22
2
2
484
7744
44
88
44
3872
1
176
4
0,15
0,02
12
4
24
3
1
576
9216
24
96
96
9216
0,3
384
4
0,15
0,02
13
4
27
2
2
729
11664
54
108
54
5832
1
216
4
0,15
0,02
50
174
29
20
3302
53463
297
697
Keterangan C = Tangkapan total selama pengambilan sampel M = Cacah individu yang ditandai Rec = Cacah individu yang ditandai dalam periode sampling tertentu (hijau) Rel = Cacah individu yang ditandai dan tertangkap lagi
0
0
466,5
0
( )
X
34082,5
9,55
Varians
0
1868,5
3,85
0
∑ (9,55- ) = =
= 0,74
√ () = √
Standar Error =
= 503,88 Analisis Kuantitatif Rumus Peterson
. . . . (a) ∑ . . . . . (b) Varians = Standar Error = √ ∑( ̅ ) Standar Deviasi = √ Ukuran Populasi = N =
N relatif = N ± sd
Hasil perhitungan metode CMRR dengan rumusPeterson
Standar deviasi
Ukuran Populasi
N=
= 466,5
̅ ) √ ∑( = √ =
= 0,90 = N ± sd = 466,5 ± 0,90 = 466,5 + 0,90 = 467,40 = 466,5 - 0,90 = 465,60 Jadi, nilai N berkisar antara 465,60 - 467,40
N relatif
9,69
9
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
Data dikatakan deviasi ≤ 10% Syarat continue
̅
Data pengamatan tidak kontinyu
kontinyu
apabila
standar
̅
= 0,90 = N ± sd = 34,85 ± 0,90 = 34,85 + 0,90 = 33,95 =34,85 - 0,90 = 35,75 Jadi, nilai N berkisar antara 33,95 - 35,75
N relatif
Data dikatakan deviasi ≤ 10% Syarat continue
̅
Rumus Schanabel
∑ Varians = Standar error = √ ∑( ̅ ) Standar Deviasi = √ Ukuran Populasi = N =
N relatif = N ± sd
Hasil perhitungan metode CMRR dengan rumus Schanabel
=
Varians
= =
∑
√ () =√
Standar error =
= 3,49
apabila
standar
̅
= sd ≤ 10% = sd ≤ 0,38 = 0,90 > 0,38, sehingga
Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Rumus Peterson dan Schnabel No. Keterangan Rumus Rumus Peterson Schanabel
1.
Ukuran Populasi (N)
466,5
34,85
2. 3.
Varians Standar Error Standar Deviasi N Relatif
0,74 503,88
0,09 3,49
0,90
0,90
4. 5.
= 0,09
kontinyu
Data pengamatan tidak kontinyu Dari perhitungan estimasi populasi metode CMMR dengan rumus Schanabel didapatkan hasil ukuran populasi (N) sebesar 34,85, varians sebesar 0,09 , standar error sebesar 3,49 , standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 34,85 ± 0,90.
Ukuran Populasi = N =
= 34,85
=
= sd ≤ 10% = sd ≤ 0,38 = 0,90 > 0,38, sehingga
Dari perhitungan estimasi populasi metode CMMR dengan rumus Peterson didapatkan hasil ukuran populasi (N) sebesar 466,5, varians sebesar 0,74 , standar error sebesar 503,88 , standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 466,5 ± 0,90.
̅ ) √ ∑( = √
Standar Deviasi
Kisaran nilai N
466,5 ± 34,85 0,90 0,90 465,60 - 33,95 467,40 35,75
± -
10
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
Analisis Kualitatif Praktikum ini menggunakan metode CMRR dengan rumus Peterson dan Schnabel. Metode CMRR biasa digunakan untuk melakukan estimasi ukuran populasi yang didasarkan pada berapa banyak individu yang sedang ditandai (Samuel, 2011). Metode CMRR merupakan suatu cara yang dapat diterapkan untuk menandai dan menghitung estimasi populasi berdasarkan struktur yang ingin diteliti, bersifat sederhana untuk menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali (Piter, 2015). CMRR biasa digunakan untuk memperkirakan kelimpahan suatu populasi, dimana konsistensi suatu recapture dipengaruhi oleh tipe / macam perangkapnya (Clement, 2015). Dalam model CMRR , ukuran populasi dapat diperkirakan dari rasio individu yang ditandai dan individu yang tidak ditandai dalam sesi penangkapan kembali. (Seber, 1973). Perkiraan populasi merupakan perkiraan kelimpahan yang berasal dari analisis data capture-mark-releaserecapture (Williams, et.al. 2001). Perkiraan populasi ini digunakan untuk menentukan apakah populasi menurun, stabil atau meningkat dengan demikian dapat diperkirakan jumlah populasi yang mendiami suatu wilayah. Perkiraan populasi juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak dari ancaman, menilai respon terhadap tindakan manajemen yang dirancang untuk mengurangi ancaman, dan daerah sorot dimana dibutuhkan penelitian lebih lanjut (Lettink & Armstrong, 2003). Hasil perhitungan estimasi populasi dengan rumus Peterson dan Schnabel yaitu sebagai berikut.
Penggunaan rumus Peterson menghasilkan perkiraan jumlah total
populasi sebesar 466,5 dengan nilai varians sebesar 0,74 standar error sebesar 503,88, standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 466,5 ± 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar error pada rumus Peterson sangat tinggi sehingga kurang akurat dalam mengestimasi jumlah populasi.
Penggunaan rumus Schnabel menghasilkan perkiraan jumlah total populasi sebesar 34,85 dengan nilai varians sebesar 0,09, standar error sebesar 3,49 , standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 34,85 ± 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar error dalam rumus Schnabel jauh lebih rendah dibandingkan rumus Peterson sehingga lebih akurat dalam mengestimasi jumlah populasi.
Metode Peterson merupakan salah satu metode estimasi populasi yang sederhana karena hanya berdasarkan satu kali proses penangkapan, penandaan, pelepasan dan penangkapan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek. Metode Peterson cocok untuk populasi yang tertutup. Rumus Peterson bersifat akurat untuk data dengan ukuran sampel yang kecil. Kelemahannya yaitu memiliki range bias yang cukup besar sehingga akurasi data yang dihasilkan secara ilmiah sangat dipertimbangkan. Jika dibandingkan dengan metode Schnabel, metode ini memiliki nilai keakuratan dan kevalidan yang jauh lebih rendah (Ariefiandy, 2009). Sedangkan metode Schnabel merupakan metode estimasi populasi yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidakvalidan dalam metode Peterson. Metode ini mengasumsikan bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. (Michael, 1994). Berdasarkan teori yang ada, maka hasil praktikum telah sesuai dengan teori, yaitu
11
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
bahwa metode CMRR Schnabel memiliki nilai keakuratan dan kevalidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode CMRR Peterson. Hal ini karena metode Schnabel memiliki asumsi tambahan yaitu bahwa ukuran populasi harus konstan pada periode sampling berikutnya dan pengulangan dilakukan lebih dari dua kali. Dengan demikian, kesalahan sampling (standar error) dapat diperkecil sehingga estimasi jumlah populasi lebih akurat dan mendekati jumlah sebenarnya
4.
Perbandingan hasil perhitungan rumus Peterson dan Schnabel : No. Keterangan Rumus Rumus Peterson Schanabel 1. Ukuran 466,5 34,85 Populasi (N)
SIMPULAN
Estimasi populasi adalah suatu metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan kepadatan suatu populasi dengan cara memprediksinya. Salah satu metode estimasi populasi adalah CMRR. Metode CMRR merupakan suatu cara yang dapat diterapkan untuk menandai dan menghitung estimasi populasi berdasarkan struktur yang ingin diteliti, bersifat sederhana untuk menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Pada praktikum ini metode CMRR dilakukan dengan mengambil dan melepaskan sejumlah kancing yang dianggap sebagai besarnya populasi yang ada menggunakan kancing hijau dan merah sebagai populasi simulasi. Rumus yang digunakan adalah Peterson dan Schnabel.
2. 3.
Varians Standar Error
0,74 503,88
0,09 3,49
4.
Standar Deviasi
0,90
0,90
5.
N Relatif
466,5 ± 34,85 0,90 0,90 465,60 - 33,95 467,40 35,75
Kisaran nilai N
± -
Penggunaan rumus Peterson menghasilkan perkiraan jumlah total populasi sebesar 466,5 dengan nilai varians sebesar 0,74 standar error sebesar 503,88, standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 466,5 ± 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar error pada rumus Peterson sangat tinggi sehingga kurang akurat dalam mengestimasi jumlah populasi. Penggunaan rumus Schnabel menghasilkan perkiraan jumlah total populasi sebesar 34,85 dengan nilai varians sebesar 0,09, standar error sebesar 3,49 , standar deviasi sebesar 0,90 dan N relatif sebesar 34,85 ± 0,90. Hasil tersebut menunjukkan bahwa standar error dalam rumus Schnabel jauh lebih rendah dibandingkan rumus Peterson sehingga lebih akurat dalam mengestimasi jumlah populasi 5.
LAMPIRAN 1 lembar laporan sementara 1 lembar foto dokumentasi
12
6.
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015 DAFTAR PUSTAKA
Ariefiandy, Achmad. 2009. Jurnal Survey Populasi Biawak Komodo (Varanus Komodoensis) dan Populasi Satwa Mangsa Biawak Komodo. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur Kabupaten Landak. Lettink, M.; Armstrong, D.P. 2003 An Introduction to Using Mark Recapture Analysis for Monitoring Threatened Species. Department of Conservation Technical Series 28A: 5 – 32. Lubis, A. R., Dasari, D., & Agustina, F. (2017). Penerapan Model Dan Model Untuk Mengestimasi Ukuran Populasi Tertutup Pada Data Capture-Recapture Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang Dan Laboratorium. UI Press. Jakarta. Ngabekti, S. (2006). Buku ajar dengan pendekatan jelajah alam sekitar (jas). Piter, Fetronius. 2015. Karakteristik Populasi dan Habitat Kelelawar Hipposideros cervinus (Sub ordo Microchiroptera) di Gua Bratus Kecamatan Air Besar. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura. Pontianak: Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 77-83.
Samuel, G. 2011. Testing The Effectiveness Of Capture Mark Recapture Population Estimation Techniques Using A Computer Simulation With Known Population Size. Elsevier B.V. Department of Natural and Social Sciences, University of Gloucestershire, Cheltenham, GL50 4AZ, UK Ecological Modelling 222, 3291 – 3294. Savitri, G., Dasari, D., & Agustina, F. (2016). PENERAPAN METODE SCHNABEL DALAM MENGESTIMASI JUMLAH ANGGOTA POPULASI TERTUTUP (Studi Kasus Perhitungan Populasi Ikan Molamola). Jurnal EurekaMatika, 4(1), 75 – 91. Retrieved from http://fpmipa.upi.edu/journal/v1/ind ex.php/eurekamatika/article/view/7 66/545 Seber, G.A.F. 1973. Estimating animal abundance and related parameters. New York : Hafner. Utina, R., & Baderan, D. W. K. (2009). Ekologi dan Lingkungan Hidup. Williams, et.al. 2001. Analysis and Management of Animal Populations. New York : Academic Press.
Laporan Ekologi Hewan – Pendidikan Biologi 2015
FOTO DOKUMENTASI
13