DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI (DTSS) PEMERIKSAAN SARANA PENGANGKUT
MODUL
MATERI PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK
OLEH : TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BEA DAN CUKAI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2008
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI
Sebagai bagian dari proses belajar mengajar yang berlangsung di Pusdiklat Bea dan Cukai, kebutuhan akan modul yang mudah dan dapat dipelajari oleh para peserta Diklat Pemeriksaan Sarana Pengangkut adalah sangat mendesak diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka disusunlah Modul Pemeriksan Kapal Secara Sistematik. Rangkuman yang dijadikan dasar pembuatan modul terdiri dari berbagai ketentuan dan peraturan yang sedang dan masih berlaku antara lain diambil dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan atas Undang Nomor 10 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang cukai, dan Peraturan Pemerintah RI, Surat Keputusan Menteri Keuangan RI, Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan aturan-aturan lain yang berkaitan dengan topik bahasan dalam modul ini. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi sehingga modul ini dapat disajikan. Kami menyadari akan keterbatasan prasarana dan sarana penunjang dalam pembuatan modul ini, karena itu kami harapkan saran-saran dan kritik dari pihak yang berkepentingan akan modul ini, yang nantinya akan dapat menyempurnakan modul ini.
Jakarta,
Nopember 2007
Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai
Ttd.
Endang Tata NIP. 060044462
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar . ............................................................................................................
i
Daftar Isi . .................................................................................................................... ii MODUL – PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK .............
1
Pendahuluan . .....................................................................................................
1
1.1. Deskripsi Singkat..................................................................................................
1
1.2. Tujuan Pembelajaran Umum ...............................................................................
3
1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus .............................................................................
3
1.4. Petunjuk Pembelajaran ........................................................................................
3
1.
Kegiatan Belajar (KB) 1 .....................................................................................
4
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik ............................................................
4
1.
1.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ......................................................................... 4 1.2. Latihan ………………………………………………………………………… 37 1.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 39 2.
Test Formatif …………………………………………………………………. 40
3.
Kunci Jawaban Test Formatif ……………………………………………….. 43
4.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………… .. 43
5.
Daftar Pustaka . ……………………………………………………………….. 44
MODUL PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK
2. Pendahuluan 1.1.Deskripsi Singkat Sarana pengangkut yang tiba dari luar daerah pabean mempunyai resiko untuk dijadikan alat untuk melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan. Hal ini mengingat banyak pihak memiliki akses terhadap sarana pengangkut ketika sarana pengangkut tersebut berada di luar daerah pabean. Dapat anda bayangkan bagaimana ramainya suatu pelabuhan laut internasional atau bandara internasional. Belum lagi bila hal tersebut dikaitkan dengan kemungkinan adanya konspirasi internal antara pelaku pelaku dengan oknum di lingkungan agen sarana pengangkut tersebut.
Dari pemikiran seperti itu maka pemeriksaan sarana pengangkut menjadi penting, hal ini dimaksudkan agar hak-hak negara, berupa penerimaan pajak, dapat terjamin. Juga agar jangan sampai barang-barang impor yang masuk jenis larangan dan pembatasan masuk secara illegal dengan menggunakan sarana pengangkut tersebut. Penghentian sarana pengangkut untuk pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dalam rangka penindakan dilakukan oleh Satuan Tugas yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua Pejabat Bea dan Cukai berdasarkan Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang dan diterbitkan berdasar kan petunjuk yang cukup.
Penghentian sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai tanpa Surat Perintah hanya dalam keadaan mendesak dan berdasarkan petunjuk yang cukup bahwa sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya belum dipenuhi/diselesaikan kewajiban pabeannya, tersangkut pelanggaran Kepabeanan, Cukai atau peraturan larangan/ pembatasan impor atau ekspor. Keadaan mendesak sebagaimana dimaksud adalah suatu keadaan dimana penegahan harus seketika itu dilakukan dan apabila tidak dilakukan dalam arti harus menunggu surat perintah terlebih dahulu, barang dan sarana pengangkut tidak dapat lagi ditegah sehingga penegakan hukum tidak dapat lagi dilakukan.
Petunjuk yang cukup sebagaimana dimaksud adalah bukti permulaan ditambah dengan keterangan dan data yang diperoleh antara lain, laporan pegawai; laporan hasil pemeriksaan biasa; keterangan saksi dan/atau informan; hasil intelijen; atau hasil pengembangan
penyidikan. Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian
sebagaimana dimaksud segera melaporkan penghentian sarana pengangkut kepada Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam terhitung sejak penghentian dilakukan.
Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang sebagaimana dimaksud tidak menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam sejak menerima laporan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian, pengangkut/sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya. Yang dimaksud pemeriksaan dengan cara konvensional adalah pemeriksaan dengan menggunakan alat dan peralatan yang sederhana, yang dominan menggunakan pengalaman dalam pelaksanaan tugas, dan biasanya dilakukan untuk kapal yang belum memiliki peralatan dan kelengkapan yang modern.
Sedangkan pemeriksaan kapal secara modern adalah pemeriksaan kapal secara sistematik dengan menggunakan peralatan modern dan dibutuhkan keahlian khusus dibidang pemeriksaan kapal, yaitu ships search. Kegiatan dalam rangka impor ekspor, dan pengangkutan barang tertentu, di lakukan di Pelabuhan, dan dominan mengguna kan kapal, untuk itu agar penanganan dan penyelesaian perkara atau pelanggaran Kepabeanan dan Cukai oleh Pegawai Ditrektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi optimal dan berdaya guna serta berhasil guna disusunlah modul berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 Tentang Kepabeanan, Undang-undang Lain yang pelaksanaannya dibebankan kepada DJBC beserta ketentuan pelaksanaannya, disusun dalam bentuk Modul dengan judul “Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik” disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat Ships Search.
1.2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu melaksanakan dan menjelaskan peraturan dan ketentuan Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik, atas pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal.
1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Bahan ajar atau Modul Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik ini dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian petegas Bea dan Cukai sehingga memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan kapal. Bermanfaat bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat sebagai pedoman dalam mengikuti ujian, evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta Diklat Ships Search dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu bekerja sesuai bidang specialisasinya.
1.4. Petunjuk Pembelajaran Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian berupa data, definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal dengan baik. Pelajari terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar belakang, diskripsi singkat, tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar.
Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari, berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan kreatif.
1. Kegiatan Belajar (KB) 1 Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik
1.1.Uraian, Contoh, dan Non Contoh: Sarana pengangkut ialah setiap kendaraan/angkutan melalui laut, udara ataupun melalui darat , seperti pesawat udara, kapal laut, truk atau sarana lain yang dapat digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Terhadap sarana pengangkut Pejabat Bea dan Cukai mempunyai wewenang untuk melakukan penindakan di bidang Kepabeanan sebagai upaya untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai pelanggaran ketentuan Undang-undang untuk menjamin hak-hak negara dan dipatuhinya ketentuan Undang-undang, penindakan tersebut meliputi penghentian dan pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang diatasnya, penegahan terhadap barang dan sarana pengangkut, dan penguncian, penyegelan, dan/atau pelekatan tanda pengaman yang diperlukan terhadap sarana pengangkut. maupun barang yang ada diatasnya Sarana pengangakut laut yaitu kapal dalam kegiatan pelayarannya terikat ketentuan internasional, dalam rangka pelaksanaan tugas kepabeanan Bea dan Cukai dapat melakukan pemeriksaan kapal, pelaksanaan tugas biasanya diawali dengan cara pinindakan, dalam hal tempat penghentian tidak mungkin dilakukan pemeriksaan karena alasan mengganggu ketertiban umum; dan membahayakan keselamatan pengangkut, kapal, dan petugas Bea dan Cukai. Satuan Tugas Bea dan Cukai memerintahkan pengangkut untuk membawa kapal nya ke tempat lain yang sesuai untuk pemeriksaan, Kantor Pabean terdekat atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit surat perintah, sekarang ketentuannya dapat dibawa ketempat atau kantor pabean yang muda dicapai.Satuan tugas bea dan cukai yang melakukan pemeriksaan kapal di tempat penghentian atau tempat yang sesuai untuk pemeriksaan,
wajib
menunjukkan
surat
perintah
kepada
pengangkut;dan
memberitahukan maksud dan tujuan pemeriksaan Dalam pemeriksaan, pengangkut wajib menunjukkan semua surat dan dokumen yang berkaitan dengan sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya serta denah situasi bagi kapal di laut kepada pejabat Bea dan Cukai.
Dalam hal pengangkut tidak memenuhi kewajibannya, satuan tugas Bea dan Cukai berwenang mencari semua surat dan dokumen dan memeriksa tempat-tempat dimana disimpan surat atau dokumen yang diperlukan. Setiap tindakan, satuan tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Untuk keperluan pemeriksaan barang di atas kapal, pengangkut/nakhoda atau kuasanya wajib menunjukkan bagianbagian/tempat-tempat dimana disimpan barang; menyerah-kan barang dan membuka peti kemas/kemasan barang; dan menyaksikan pemeriksaan. Dalam hal pengangkut atau kuasanya tidak memenuhi kewajibannya , satuan tugas Bea dan Cukai berwenang melakukan pemeriksaan karena jabatan. Setiap tindakan pemeriksaan kapal secara jabatan, Satuan tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Dalam hal hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran, pengangkut/sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya. Dalam hal hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran, kapal dan/atau barang di atasnya ditegah dan dibawa ke Kantor Pabean yang mudah dicapai atau Kantor Pabean tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah dan diserahkan kepada Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai (PPNC DJBC) untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. Atas hasil pemeriksaan kapal dan/atau barang di atasnya, pejabat Bea dan Cukai wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dalam rangka pemeriksaan kapal, diperlukan juga pengetahuan ketentuan dan terminologi nautika, nautika ini penting agar kapal berlayar tidak ada gangguan teknis, maupun non teknis. Untuk optimalisasi hasil pemeriksaan kapal dilakukan pemeriksaan kapal secara sistematisn dan menggunakan pengetahuan dan alat yang lebih maju atau modern.
Maksud dari suatu pemeriksaan kapal adalah agar setiap pihak yang terkait dengan pengoperasian kapal yang datang dari luar daerah pabean mematuhi ketentuan tentang kewajiban untuk memberitahukan barang-barang impor yang dibawanya dari luar daerah pabean, sebagaimana diperintahkan oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang kepabeanan, khususnya ketentuan yang diatur dalam pasal 7 Undang-Undang tersebut. Sedangkan tujuan dari suatu pemeriksaan kapal adalah untuk mencegah, mencari dan menemukan adanya suatu tindakan yang dapat diduga sebagai pelanggaran ketentuan kepabeanan dan cukai.
Persiapan Pemeriksaan Kapal Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai berikut : Mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal, Mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti : - Cermin - Obeng - kunci pas - lampu senter - kamera - narcotest, dll Mempersiapkan Formulir-Formulir, Mempelajari denah kapal, Menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing, Mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal. Yang perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari 1 x 24 jam.
Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal
Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih
Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes
Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah
serta identitas yang
menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs)
Meminta nakhoda untuk mengiisi daftar isian yang meliputi : - nama kapal - kebangsaan - pelabuhan terakhir yang disinggahi - nama nakhoda kapal - nama agen pelayaran
- tempat dan tanggal mulai berlayar - pelabuhan terakhir dalam daerah pabean yang disinggahi sebelum keluar dari daerah pabean Indonesia - tempat berlabuh kapal sekarang - muatan narkotika/drugs, senjata api yang peruntukan bukan untuk keperluan kapal - muatan MMEA
Meminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, yang meliputi : - nama kapal - kebangsaan - pelabuhan terakhir yang disinggahi - nama nakhoda - pelabuhan tujuan lanjutan - draft kapal (depan dan belakang) - berat muatan kapal - berat bahan bakar - berat air tawar/air minum - berat air balast - berat bahan makanan - jumlah berat keseluruhan - hasil pemeriksaan draft - selisih berat muatan - tanggal, bulan, tahun dan jam tinggal di ambang luar - tanggal, bulan, tahun, dan jam sandar di pelabuhan - tanda tangan nakhoda
Meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal, meliputi : - berat keseluruhan muatan - berat bongkaran transit - berat muatan ekspor - berat muatan re-ekspor dan pelabuhan tujuan barang tersebut - tanda tangan
Meminta nakhoda menyerahkan dokumen kapal, yang meliputi : - Manifes - Crew list - Passanger list (bila ada) - Narcotic/drug list - Arms and amunition list - Inventory list - Personal effect list - Voyage memo
Meminta seorang perwira kapal untuk mendampingi pelaksanaan pemeriksaan kapal,
Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, yang meliputi antara lain : - haluan kapal o bagian antara tangki balast dan palka o bagian di bawah lantai cerobong angin, ruang kontrol, bagian antara locker rantai dan ruang palka o ruang antara tumpukan balok-balok kayu yang terdapat di ruang tukang kayu o bagian dalam dari selang karet o di bawah lantai deck store, tempat laci-laci dalam ruang penyimpanan cat, dalam saluran ventilasi ruang lampu
- Tiang Utama Kapal o bagian atas tiang utama o di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa o bagian atas palfond tempat memasukan cargo o bagian bawah mesin derek
- Ruang Palka o bagian tersembunyi di antara dua ruang palka o bagian atas saluran kabel di atas palka o bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka
- Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK o di balik dinding kayu kamar o di balik tempat penyimpanan barang pribadi o di balik kaca cermin o di balik sofa dan tempat duduk o locker bagian atas o di bawah bantal-bantal sofa o di bawa dasar locker o di sekitar rangka jendela o laci bawah meja tulis o ranka kayu tempat tidur o bagian tersembunyi lemari pakaian o di bawah lantai kamar o bagian bawah tempat tidur o di bawah pipa ventilasi
- Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) o langit-langit o di dalam vacuum cleaner o di dalam sambungan pipa toilet o di balik rak-rak perbekalan o di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan o bagian atas saluran kabel ruang ganti o di bawah pot-pot tanaman
- Bagian tengah kapal (sebelah luar) o di dalam perahu karet dan sekoci o saluran udara di dek o di dalam saluran ventilasi o bagian dasar menara radar o di dalam kotak pasir
o di dalam tangga tali o di bawah ember-ember pasir o di dalam besi-besi berongga o di bawah palang kayu
- Buritan o di dalam tangki air o ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar o di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek o di bawah gulungan tali di bawah ruangan penyimpan tali o bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka o di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan dek o bagian-bagian, ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan
- Kamar Mesin o di dalam tangki keperluan sehari-hari o di dalam tangki minyak pelumas o di dalam lobang-lobang tiang penyangga meja kerja ABK kamar mesin o bagian dan kelengkapan mesin bubut o di dalam pipa ventilasi o bagian-bagian tersembunyi di dalam tangki bahan bakar o bagian-bagian tersembunyi di antara kamar mesin dengan ruang palka o di dalam saluran udara ke msin uap o bagian tersembunyi di sekitar as o rongga-rongga di dalam switch control board o tempat-tempat, bagian-bagian lainnya yang dicurigai dapat dipakai untuk menyembunyikan barang-barang
- Menegah dan menyimpan barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang larangan, - Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab atas barang yang ditegah,
- Membuat Berita Acara Penegahan barang yang ditandatangani oleh nakhoda kapal sebagai saksi, - Melaporkan setiap kejadian adanya pelanggaran kepada atasan langsung, - Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya dibatasi, - Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi, - Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang tegahan, - Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan kepada pihak-pihak yang barangnya ditegah, - Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan Sarana Pengangkut, - Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
Pemeriksaan Sistematis
Kita lebih sering menganggap pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit, sehingga kita sangat mudah melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya kita cari. Pemeriksaan kapal adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang
dilakukan sebuah tim. Ketika melaksanakan pemeriksaan yang sulit, petugas harus melakukannya secara sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciri-ciri: metodis, terorganisasir, efisiens, logis, tertib, dan disiplin.
Pemeriksaan secara
sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam menemukan apa yang sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada,
dan apat dijadi kan dasar untuk
menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada. Untuk melaksanakan pemeriksaan secara sistematik, setiap petugas harus mengerti peran dan tanggung jawabnya masing-masing, yaitu: -
Anggota Tim Pemeriksa–tahu bagaimana melaksanakan pemeriksaan dan berkomunikasi dengan petugas yang lain.
-
Ketua Tim Pemeriksa–merencanakan pemeriksaan berdasarkan sumber daya terbaik yang dapat digunakan, batasi tempat-tempat di kapal yang akan diperiksa yang mungkin dijadikan tempat untuk menyembunyikan barang selundupan (berdasarkan informasi).
Pemeriksaan Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga. Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam (100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal. Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu melakukan pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas, lebih dari itu pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik). Petugas yang merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang ditargetkan memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari (keputusan peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
Informasi Merencanakan pemeriksaan kapal harus didasarkan pada informasi yang diperoleh dari: -
Target–siapa / apa / dimana
-
Hasil analisa jurnal kapal dan dokumen terkait.
-
Peninjauan kapal
-
Denah kapal
Pertimbangan penyusunan rencana pemeriksaan adalah: -
Apa yang kita cari
-
Dimana kita mencarinya
-
Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang diperlukan
-
Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang tersedia
-
Waktu pemeriksaan
-
Dana
Rangkaian kegiatan pemeriksaan: -
Nakhoda atau perwira kapal yang bertanggung jawab dihubungi untuk ditanyai dan dimintai informasi
-
Menilai resiko secara lengkap, berdasarkan: o hasil analisa jurnal kapal o hasil peninjauan kapal o hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya o hasil menghitung draf kapal
-
Segala kebutuhan dasar pemeriksaan tersedia
-
Petugas berada di atas kapal
-
Catatan pemeriksaan kapal o Sebagai data tetap pemeriksaan kapal o Sebagai informasi (keamanan dan keselamatan) yang perlu diperhatikan oleh seluruh petugas o Data intelijen untuk pemeriksaan yang akan datang Pemeriksaan sebenarnya
-
Hal-hal yang harus diingat o Batasi pergerakan manusia – terlalu banyak orang (petugas atau awak kapal) dapat mengacaukan dan membatasi ruang gerak pemeriksaan. o Denah kapal sering diperlukan untuk mununjukkan kepada petugas mengenai tempat/ruang yang akan dilakukan pemeriksaan, dan pastikan pemeriksaan dilakukan secara mendalam dan sistematik. o Jika pemeriksaan berhasil dengan baik, pemahaman mengenai kapal yang diperiksa menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebelum memulai pemeriksaan, lihat sekeliling, apakah segalanya seperti yang seharusnya (normal). Apakah ada yang tidak wajar karena campur tangan manusia.
-
Yang dicari, adalah: o Jejak kaki atau tapak tangan o Segel/pengaman yang rusak o Baut dan sekrup yang tampak telah dibuka sebelumnya o Adanya debu atau oli pada area yang tidak wajar o Suatu tempat yang sangat bersih (yang jika dibandingkan dengan sekitarnya)
-
Mengenal Ruang Kosong (Hampa) o Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space) seperti ruang yang ada pada peralatan, dibalik dinding/sekat kapal, ruang di sekitar barang furniture, ruang di bawah lantai kapal, bahkan ruang-ruang yang ada pada struktur kapal. Jika ragu lihat denah kapal. o Periksa apakah tangki muatan yang kecil atau peralatan sedang digunakan. Tempat tersebut yang tidak terpakai merupakan tempat yang sempurna untuk menyembunyikan barang.
-
Pemeriksaan o Kenali di mana kita akan memulai, bagaimana kita melakukannya dan di mana lokasi terakhir pemeriksaan.
o Bagilah lokasi yang diperiksa menjadi beberapa bagian dan tempatkan anggota tim di tiap lokasi. Penting bagi anggota tim untuk mengetahui tempat yang menjadi tanggung jawabnya untuk menghindari pengulangan dan memastikan pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan lengkap. o Sangatlah penting menjaga komunikasi antar petugas selama pemeriksaan, komunikasi yang bagus akan membantu dalam pemeriksaan secara menyeluruh. o Cobalah untuk berusaha apakah ada jalan termudah untuk memasuki tempat yang akan diperiksa o Selain hal-hal tersebut di atas, lihat dan berfikir!!
-
Awak Kapal o Kenali lingkungan (tempat kerja) mereka. o Waktu-mereka memiliki banyak waktu untuk menyembunyikan barang dengan rapi atau dengan cara yang sangat sederhana (bahkan kadang disembunyikan tepat di hadapan atau di bawah kita). o Perlu diingat bahwa awak kapal telah sering menghadapi pemeriksaan kapal yang dilakukan oleh Petugas Bea dan Cukai di seluruh dunia. Mereka mengetahui bagaimana cara petugas melakukan pemeriksaan, dimana petugas melakukan pemeriksaan, dan seberapa jauh petugas melaksanakannya.
Mereka dapat menyembunyikan barang di tempat yang tidak mudah ditemukan oleh petugas yang dengan hanya menggunakan senter dan cermin. Mereka akan menempatkannya di tempat sangat tersembunyi, di belakang sesuatu yang terpasang sehingga sangat sulit untuk memasuki ruangan tersebut dan melakukan pemeriksaan.
Ketika memeriksa di tempat-tempat tersebut, kita harus berusaha lebih keras untuk
memastikan
bahwa
menyembunyikan barang.
tempat
tersebut
tidak
digunakan
untuk
Denah kamar mesin
Anjungan (Ruang Kemudi) dan Peralatannya Ajungan (Ruang Kemudi) sebuah kapal adalah ruang tertutup yang berada di tempat yang paling tinggi di atas di atas deck. Di tempat tersebut terdapat alat-alat navigasi kapal. Dari ruang inilah kapal dikendalikan. Pada umumnya alat-alat navigasi yang digunakan sangat sensitif dan perlu diketahui bahwa alat tersebut tidak boleh terganggu. Pada setiap sisi anjungan terdapat sayap anjungan (bridge wing). Di tempat ini terdapat kompas gyro yang digunakan perwira kapal menetapkan posisi kapal pada peta. Anjungn sayap juga merupakan tempat untuk lampu navigasi. Daerah ini seharusnya diperiksa dengan seksama karena banyak terdapat ruang-ruang untuk menyembunyikan barang.
Sayap Anjungan dengan kompas gyro dan lampu sorot.
Bagian belakang anjungan biasanya adalah ruang peta, ruang peta terdiri dari peta untuk keperluan navigasi yang dibutuhkan kapal dalam pelayarannya. Peta ini terpisah lembar per lembar. Di tiap lembarnya terdiri peta dari daerah tertentu. Terkadang peta pelayaran terbagi dalam beberapa lembar jika kapal sering melakukan rute yang sama. Peta biasanya disimpan di dalam meja peta dan disimpan di laci besar dengan ruang kosong dibelakang laci. Terdapat banyak rak, yang terdiri dari berita navigasi yang dibutuhkan kapal. Locker di tempat ini berisi isyarat keadaan darurat, jas hujan, dll.
Ruang peta
Terdapat juga ruang atau tempat untuk menyimpan bendera isyarat dan bendera dari berbagai macam negara. Di dermaga, pintu masuk ke anjungan hanya disediakan bagi perwira jaga, dan selalu dalam keadaan terkunci. Di laut, anjungan selalu ditempati perwira jaga dan juru mudi. Di atas anjungan terdapat daerah yang disebut dek embarkasi (monkey island). Tempat ini berada pada posisi tertinggi di kapal. Biasanya memiliki ruang battery yang terdiri dari batery darurat yang menjadi cadangan bagi semua alat komunikasi apabila terjadi kerusakan sistem power. Pemeriksaan ruang battery tersebut harus hati-hati mengingat bahaya yang dapat ditimbulan dari cairan asam baterry. Di monkey island juga terdapat kompartemen tahan air lainnya berisi tanda isyarat dengan bentuk khusus (bola dan belah ketupat) yang harus dibawa kapal.Tiang isyarat kapal, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyarat lainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di kapal. Tiang isyarat juga disebut pohon natal. Scanner radar juga terpasang di atas tiang (pohon natal). Karena besarnya tegangan dan transimisi gelombang radio yang digunakan radar, sangat penting bagi kita untuk memastikan bahawa radar dalam keadaan mati ketika kita bekerja di sekitar monkey island. Antena alat navigasi dan komunikasi juga dapat ditemukan di area ini.
Tiang utama tampak dari sayap anjungan
Anjungan adalah area dari kapal dimana kapal dikenal. Terdiri dari alat navigasi, komunikasi, alat pencegah tabrakan, dan alat kendali kapal. Di bawah dek anjungan terdapat dek akomodasi. Tepat di bawah anjungan adalah ruang/cabin kapten/nakhoda. Pada kebanyakan kapal Juru Mudi akan ditemukan di sisi kanan (startboard) kapal sementara Kepala Kamar Mesin berada di sisi kiri (port) kapal. Tempat penyimpanan barang (bonded store) juga terdapat di dek ini, begitu juga brankas kapal.
Semua dek lain di bawahnya adalah akomodasi bagi perwira lain dan awak kapal. Berbagai lemari penyimpan/locker miliki bagian lain juga terdapat di gang/lorong akomodasi. Denah kapal menunjukakan beberapa area dari kapal, denah umum, palka, tanki, denah pemadam kebakaran, prosedur darurat, isyarat darurat dll akan tampak di dinding sekat akomodasi.
Tempat Penyimpanan kepala pelayan biasanya pada dek dasar-terdiri la macam permintaan dari kapal. Semua persediaan kering, alat masak, alat pemotong, kain, toilet dll disimpan dan kuncinya dipegang kepala pelayan. Juga terdapat ruang pendingin di kapal niaga. Alasan untuk ini adalah setiap kamar harus dijaga pada suhu berbeda. Empat ruang pendingin biasanya ruangan daging, ikan, susu dan sayuran. Suhu sekitar 18 derajat biasanya untuk daging, pemakaian pakaian dingin dianjurkan selama dalam daerah ini.Terdapat tempat makan berbeda antara perwira dan awak kapal yang disebut ruang makan. Juga terdapat ruangan terpisah untuk memasak yang disebut galley.
Terminologi nautika
Abaft
mengarah ke belakang/buritan kapal
Abeam
garis tegak lurus dari tengah buritan ke arah depan/haluan kapal
Aboard
di atas kapal
Aft (buritan)
bagian belakang kapal
Alleyway
seluruh lorong/gang dan jalan terusan di dalam wilayah akomodasi
Amidship
di bagian tengah kapal
Anchor (Jangkar)
alat yang digunakan untuk menahan posisi kapal di laut yang dihubungkan dengan rantai. Biasanya berada di bagian depan kapal, tetapi ada juga kapal yang mempunyai jangkar di belakang (stream anchor)
Jangkar cadangan
Rantai Jangkar dan Pipa Rantai Jangkar (Anchor cable and hawes pipe)
Anchor Cable
(Rantai Jangkar)
rantai
besar
yang menghubungkan
jangkar engan kapal (disimpan di dalam chain locker)
Astern
di belakang kapal. Juga mengacu pada gerakan buritan (seperti mundur ke belakang )
Athwartship
garis lurus kapal ke arah depan dan belakang kapal
Ballast
biasanya berisi air laut, dimuat untuk tujuan meningkatkan stabilitas kapal (dimuat dalam tangki ballast). Juga digunakan untuk meningkatkan draft kapal saat tidak berisi muatan.
Beam
lebar kotor kapal
Berth
bagian dari dok yang digunakan untuk mengikat kapal. Tempat tidur di dalam kabin
Bilge (got)
bagian terendah di dalam dinding/badan kapal (hull) yang digunakan untuk saluran cairan
Bill Of Lading
dokumen kepemilikan/kontrak pengangkutan atas muatan kapal
Bitts (bolder)
tiang/tonggak yang digunakan untuk tambatan kapal
Bow
ujung depan kapal
Bow line
tali tross kapal di depan (disebut juga tali utama)
Bridge
ruang navigasi (anjungan)
Bulk carrier
kapal yang dirancang untuk mengangkut barang curah
Bulkhead
dinding/sekat kapal
Bridge with radar
Bulwark
pagar (railing) kapal di sekeliling luar geladak utama
Bunkers
bahan bakar kapal
Cabin
ruang akomodasi awak kapal
Capstan
mesin derek dengan tiang vertikal untuk menarik tambang kapal (biasanya pada kapal kecil)
Catwalk
gang/jalan yang berada di atas bagian tengah geladak utama
Chain Locker
ruang menyimpan rantai jangkar
Cofferdam
ruang kosong (kedap) diantara dua kompartemen (tangki) dan berfungsi sebagai pemisah keduanya
Companionway
tangga di dalam superstruktur kapal
Crow’s Nest
posisi untuk melihat yang ada di tiang utama kapal
Davits
batang/lengan pengangkat sekoci
Deadweight
ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang dan persediaan
Deck (geladak)
lantai kapal
Deck head
langit-langit kapal
Tiang utama kapal dengan christmas tree dan crow’s nest
Sekoci penyelamat
Derrick
mesin
derek
yang
digunakan
untuk
mengangkat/
menurunkan/ memindahkan ke posisi yang ditentukan dengan cepat. Digunakan untuk memuat dan membongkar muatan pada kapal barang model lama
Draught
biasa juga disebut draft kapal adalah kedalaman kapal di bawah air (jarak antara lunas sampai permukaan air)
Fairlead
pemandu untuk menambatkan kapal
Fathom
ukuran kedalaman (6 feet)
Fender
bantalan yang ada di sisi kapal untuk mencegah kerusakan akibat benturan
Flotsam
puing kapal yang hancur dan mengapung di air
Fore & Aft
sejajar dengan garis tengah kapal
Frames
tulang iga (ribs) kapal atau kerangka melintang yang kuat
Freeboard
jarak dari permukaan air sampai dengan geladak utama
Galley
dapur kapal
Gangway
tangga/jembatan yang menghubungkan dermaga dengan kapal (kadang lebih rendah ketika kapal kosong)
Gantry
sejenis mesin derek/batang pemuat
Guys
tambang atau kawat untuk menahan mesin derek
Hatch
lubang untuk masuk ke palka
Helm
kemudi kapal
Hold
ruang penyimpanan muatan (palka) di kapal
Hull
badan kapal (kulit luar kapal)
In Ballast
tidak membawa muatan
Keel (lunas)
batang membujur di dasar kapal (tulang punggung kapal)
Knot
satuan kecepatan kapal yaitu 1 nautical mile per jam
List
kapal miring pada satu sisi
Rakit Penyelamat (Life raft), memiliki masa kadaluarsa
Life Raft
rakit penyelamat yang dapat ditiup (biasanya disimpan di geladak kapal)
Load line
tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk kedalaman atau kemampuan kapal mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda
Log
alat untuk mengukur kecepatan kapal
Log book
buku harian kapal, biasa disebut juga rough log book atau deck log book
Manifest
daftar muatan, pemilik, dan persediaan
Mess
ruang makan di dalam kapal
Monkey Island
daerah di atas bridge (disebut juga sebagai compass deck)
Mooring Line
tambang yang digunakan untuk menambat kapal
O.B.O
Minyak (Oil) – Curah (Bulk) – Bijih (Ore)
Old man
master/captain kapal
Pilot Ladder
tangga khusus terbuat dari tambang kapal sesuai peraturan internasional, digunakan untuk naik ke kapal di laut, biasa disebut juga tangga pandu atau tangga monyet.
Poop
geladak utama di bagian belakang kapal
Port
sisi kiri kapal di bagian depan
Rudder
alat yang digunakan sebagai alat kendali kapal
Samson Posts
tiang vertikal yang kokoh yang digunakan dengan derek
Smokestack
cerobong kapal (funnel)
Sounding
kedalaman air di dalam tangki
Tangga pandu yang disimpan
Tanda bahaya di tempat masuk monkey island
Starboard
sisi kanan kapal menghadap ke depan
Stem
ujung depan kapal
Stern
buritan kapal
Superstructure
daerah ruang akomodasi di dalam kapal
Stern
buritan kapal
Superstructure
daerah ruang akomodasi di dalam kapal
Tanker
kapal yang dibuat khusus mengangkut muatan dlm bentuk cairan
Gross Tonnage
kapasitas muat kotor kapal. Ukuran untuk kapasitas total adalah 1 volumetric tons dari 100 cubic feed
Smokestack (cerobong kapal/funnel)
Net tonnage
kapasitas muat kapal yang dapat menghasilkan penerimaan
Trim
perbedaan antara draft bagian depan dan belakang kapal
Windlass
alat untuk menarik rantai jangkar dan jangkarnya
Winch
alat yang igunakan untuk mengangkat dan menurunkan cargo dan juga digunakan untuk menarik tambang kapal
mooring winches
Draft kapal - Cara menghitung berat muatan: Menghitung dwt dengan memakai deadweight scale Menghitung displacement dengan menggunakan hydrostatic curve Menghitung displacement dengan menggunakan ukuran utama kapal Menggunakan volume ruang muat yang tertera pada surat ukur kapal - Tonage
(tonase), adalah sebuah harga yang didapat dengan menghitung sesuai
peraturan dan cara tertentu yang dapat dianggap menunjukkan internal capacity suatu kapal, yaitu banyaknya ruangan didalam kapal yang dapat memberikan keuntungan. Terdapat dua macam register tonage, yaitu Brt (bruto register tonage), dan Nrt (netto register tonage)
- Cb = coefisient block adalah perbandingan antara volume badan kapal di bawah air dengan volume kotak yang dibatasi oleh panjang (l), lebar (b) dan sarat air (d) yang sama. Rumus: Cb = volume displacement : (l x b x d)
- Batasan coefisient block : kapal barang (general cargo)
= 0,65 - 0,75
kapal cepat (fast boat)
= 0,35 - 0,50
kapal tanker
= 0,75 - 0,80
barge (tongkang)
= 0,80 - 0,95
tug boat (kapal tunda)
= 0,65 - 0,70
- Displacement adalah jumlah air dalam ton yang dipindahkan oleh kapal terapung, atau gaya tekan keatas oleh air terhadap kapal yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan atau sama dengan volume badan kapal yang tercelup dikalikan dengan berat jenis air laut (BD air laut = 1,025). Rumus, Displacement = volume x BD air laut = l x b x t x cb x bd
- Dead weight ( Dwt ) atau bobot mati adalah gabungan berat dalam ton untuk berat muatan,
bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, bahan makanan dan
minuman, awak kapal, penumpang dan barang bawaan. Rumus, Dwt = Displacement - Lwt
- Light weight (lwt) atau berat kapal kosong adalah berat badan kapal,bangunan atas, peralatan/perlengkapan kapal, permesinan kapal dan lain-lain Rumus, Lwt = Displacement-Dwt
- Berat muatan ( PB ) hasil perhitungan berat muatan yang secara kasar tersebut akan dibandingkan dengan berat muatan yang tercantum dalam manifest kapal, dari perbandingan tersebut petugas dapat memperkirakan kemungkinan ada/tidak nya kelebihan atau pelanggaran. Rumus, PB = Dwt-Lwt
Denah Kapal
Denah Kapal
Denah Kapal
Denah Kapal
Skala Draf Kapal
Draf Kapal
Sarat kapal adalah kedalaman bagian kapal yang terendam air. Sarat kapal ini terkait dengan berat kapal beserta isinya. Hubungan antara bobot mati (dead weight) kapal dengan saratnya dapat di ambil sebagai perkiraan sebagai berikut.
Bobot Mati Kapal Dalam Ton
Sarat Kapal Dalam Kaki (FT)
Sarat Kapal Dalam Desimeter (DM)
10.000
26
79
20.000
30
91
50.000
38
115
100.000
48
146
200.000
60
183
300.000
72
219
500.000
90
274
1.2.Latihan
1). Pertanyaan:Jelaskan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum Petugas Bea dan Cukai melakukan pemeriksaan kapal! Jawab: Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai berikut mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal, mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti cermin, obeng, kunci pas, lampu senter, kamera, dan narcotest, dll. Mempersiapkan Formulir-Formulir, mempelajari denah kapal, menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing, dan mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal. Yang perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari satu kali dua puluh empat jam.
2).
Pertanyaan: Jelaskan secara singkat pelaksanaan pemeriksaan kapal pada umumnya dilakukan oleh petugas Bea dan Cukai! Jawab: Secara singkat pelaksanaan pemeriksaan kapal pada umumnya dilakukan oleh petugas Bea dan Cukai, adalah Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih. Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam manifes. Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah serta identitas yang menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs), eminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal. Meminta nakhoda menyerahkan dokumen kapal, yang meliputi Manifes, Crew list, Passanger list (bila ada), Narcotic/ Drug list, Arms and amunition list, Inventory list , Personal effect list, dan Voyage memo, Meminta seorang perwira kapal untuk mendampingi pelaksanaan pemeriksaan kapal. Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, haluan kapal, tiang Utama Kapal, Ruang Palka, Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK, Tempat untuk minum (restoran, bar, dll), Bagian tengah kapal (sebelah luar), Buritan, Kamar Mesin. Menegah dan menyimpan barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang larangan. Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab atas barang yang ditegah. Membuat Berita Acara Penegahan barang yang ditandatangani oleh nakhoda kapal sebagai saksi. Melaporkan setiap kejadian adanya pelanggaran kepada atasan langsung. Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya dibatasi. Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi. Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang tegahan. Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan kepada pihak-pihak yang barangnya ditegah. Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan Sarana Pengangkut. Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
1.3.Rangkuman
Dalam pelaksanaan tugas pegawai Bea dan Cukai masih ada yang menganggap pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit, sehingga kita sangat mudah melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya kita cari. Pemeriksaan kapal adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang dilakukan sebuah tim.
Ketika melaksanakan pemeriksaan yang sulit, petugas harus melakukannya secara sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciri-ciri: metodis, terorganisasir, efisiens, logis, tertib,dan disiplin.
Pemeriksaan secara sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam menemukan apa yang sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada, dan apat dijadikan dasar untuk menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada.
Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga. Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam (100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal.
Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu melakukan pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas, lebih dari itu pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik).
Petugas yang merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang ditargetkan memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari (keputusan peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
2.Test Formatif
1). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Tiang Utama Kapal, yang diperhatikan adalah bagian atas tiang utama, di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa, bagian atas palfond tempat memasukan cargo, dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti d. Bagian bawah mesin derek
2). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Ruang Palka, yang diperhatikan adalah bagian tersembunyi di antara dua ruang palka, bagian atas saluran kabel di atas palka, dan pada: a. Bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka b. Ruang di bawah lantai kapal c. Bagian dasar menara radar d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
3). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK yang diperhatikan adalah
di balik dinding kayu kamar, di balik tempat penyimpanan
barang pribadi, di balik kaca cermin, di balik sofa dan tempat duduk, locker bagian atas, di bawah bantal-bantal sofa, di bawa dasar locker, di sekitar rangka jendela, laci bawah meja tulis, rangka kayu tempat tidur, bagian tersembunyi lemari pakaian, bagian bawah tempat tidur, di bawah pipa ventilasi , dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Di bawah lantai kamar d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
4). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) yang diperhatikan adalah langit-langit, di dalam vacuum cleaner, di dalam sambungan pipa toilet, di balik rakrak perbekalan, di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan, di bawah pot-pot tanaman, dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian atas saluran kabel ruang ganti c. Bagian bawah mesin derek d. Bagian dasar menara radar
5). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Bagian tengah kapal (sebelah luar), yang diperhatikan adalah di dalam perahu karet dan sekoci, saluran udara di dek, di dalam saluran ventilasi, , di dalam kotak pasir, di dalam tangga tali, di bawah ember-ember pasir, di dalam besibesi berongga, di bawah palang kayu, dan pada : a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti d. Bagian bawah mesin derek
6). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk tempat yang ada di Buritan, yang diperhatikan adalah, ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar, di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek, di bawah gulungan tali, di bawah ruangan penyimpan tali, bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka, di bawah lantai penyimpanan barangbarang kebutuhan dek, bagian-bagian ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan, dan pada: a. Di dalam tangki air b. Ruang di bawah lantai kapal c. Bagian dasar menara radar d. Bagian bawah mesin derek
7). Rangkaian kegiatan pemeriksaan Kapal dilakukan oleh petugasBea dan Cukai dengan cara menilai resiko secara lengkap, berdasarkan, hasil analisa jurnal kapal, hasil peninjauan kapal, hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya, dan dengan cara: a. Hasil menghitng volume barang b. Hasil menghitung tonase barang impor/ekspor c. Hasil menghitung draf kapal d. Hasil menghitung panjang, lebar dan tinggi kapal
8). Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space) seperti ruang yang ada pada peralatan, dibalik dinding/sekat kapal, ruang di sekitar barang furniture, , bahkan ruang-ruang yang ada pada struktur kapal, dan pada: a. Ruang di bawah lantai kapal b. Bagian dasar menara radar c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti d. Bagian bawah mesin derek
9). Ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang dan persediaan, adalah: a. Brt b. Nrt c. Deadweight d. Displacement
10). Tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk kedalaman atau kemampuan kapal mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda, adalah: a. Log book b. Load line c. List d. Life Raft
3. Kunci Jawaban Test Formatif 1. d
6. a
2. a
7. c
3. c
8. a
4. b
9. c
5. b
10. b
4.Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda dengan hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar sebagaimana data pada kolom dibawa ini.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi.
5.Daftar Pustaka . Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan. Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939 Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan Undang-undang No. 19 Tahun 1960 Tentang Pengelola Pelabuhan Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian Fisheries Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus (straight base lines) dalam point to point theory dari Archipellagic State Principle, melalui Pengumuman Pemerintah Indonesia tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan nama ’Deklarasi Juanda’ UU No. 9 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan Instruksi Presiden No. 17/1967 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan PP No. 11/Tahun 1983 Tentang Perum Pelabuhan PP No. 3/Tahun 1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum. Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000 Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah. SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional. SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus. Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi, oleh Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003 Buku Panduan –Customs Course – Ships Search – Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005 – Pemeriksaan Kapal (Buku Panduan ini diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di National Enforcement Training Course – Australian Customs Service pada bulan April – Mei 2005, dan telah diterjemahkan oleh, Pegawai DJBC Nama Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma, Andhi Pramono, dan Fabian Cahyo Wibowo