1
LAPORAN PRAKTIK KERJA PUSKESMAS DI PUSKESMAS II TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018
Oleh : 1. Riztiana Adiviyanti 2. Beni Erlangga Khaerulloh 3. Rilma Samanta
( P1337433115075 ) ( P1337433115076 ) ( P1337433115077 )
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN 2018 KATA PENGANTAR
2
2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan Praktik Kerja Puskesmas di Puskesmas II Tambak Kabupaten Banyumas Tahun 2018. Tujuan penulisan laporan adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan memberikan gambaran secara singkat terhadap kegiatan praktik kerja di puskesmas sebelum lulus agar tidak canggung apabila bekerja nantinya. Dalam penyelesaian laporan ini penulis banyak mendapat bantuan baik materiil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Warijan, S.Pd., A. Kep., M. Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. 2. Asep Tata Gunawan, SKM, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto. 3. Suparmin, S.S.T., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan. 4. Lagiono, SKM., M. Kes., Dr. M. Choiroel Anwar, SKM, M.Kes., dan Sugeng Abdullah, Abdullah, SST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Penyuluhan Penyuluhan Kesehatan Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan, bantuan pikiran, dan saransaran yang baik dalam penulisan laporan praktik kerja puskesmas. 5. Seluruh dosen dan Staff Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto yang telah membantu kelancaran proses penulisan laporan tugas akhir.
3
2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan Praktik Kerja Puskesmas di Puskesmas II Tambak Kabupaten Banyumas Tahun 2018. Tujuan penulisan laporan adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan memberikan gambaran secara singkat terhadap kegiatan praktik kerja di puskesmas sebelum lulus agar tidak canggung apabila bekerja nantinya. Dalam penyelesaian laporan ini penulis banyak mendapat bantuan baik materiil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Warijan, S.Pd., A. Kep., M. Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. 2. Asep Tata Gunawan, SKM, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto. 3. Suparmin, S.S.T., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan. 4. Lagiono, SKM., M. Kes., Dr. M. Choiroel Anwar, SKM, M.Kes., dan Sugeng Abdullah, Abdullah, SST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Penyuluhan Penyuluhan Kesehatan Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan, bantuan pikiran, dan saransaran yang baik dalam penulisan laporan praktik kerja puskesmas. 5. Seluruh dosen dan Staff Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto yang telah membantu kelancaran proses penulisan laporan tugas akhir.
3
3
6. Puskesmas II Tambak yang telah mengizinkan penulis mengikuti kegiatan praktik kerja di puskesmas. 7. Keluarga tercinta, Ibu dan Bapak tersayang dan saudara lain yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan moril serta materiil dalam penulisan laporan tugas akhir ini. 8. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu Disadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun laporan. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Purwokerto. 8 Februari 2018 Penulis
4
4
DAFTAR ISI Halaman Judul.............................................................................................................. i Kata Pengantar Pengantar ............................................................................................................. ii Daftar Isi ....................................................................................................................... iv Daftar Tabel .................................................................................................................. v Daftar Lampiran ............................................................................................................ vi Bab I. Pendahuluan Pendahuluan ...................................................................................................... 1.1 Latar Belakang.............................................................................................. Belakang.............................................................................................. 1.2 Tujuan .......................................................................................................... 1.3 Manfaat......................................................................................................... Bab II. Metode Pelaksanaan ......................................................................................... Bab III. Gambaran Umum Wilayah ............................................................................... 3.1 Keadaan Geografi......................................................................................... 3.2 Keadaan Demografi ...................................................................................... 3.3 Derajat Kesehatan Kesehatan ........................................................................................ 3.4 Sarana Prasarana Kesehatan ....................................................................... Bab IV. Hasil Kegiatan .................................................................................................. 4.1 Gambaran Penyakit Menurut ....................................................................... 4.1.1 Orang ................................................................................................ 4.1.2 Tempat .............................................................................................. 4.1.3 Waktu ................................................................................................ 4.2 Hasil Konseling Konseling............................................................................................ 4.3 Hasil Intervensi Intervensi ............................................................................................ Bab V. Simpulan dan Saran.......................................................................................... 5.1 Simpulan ..................................................................................................... 5.2 Saran-saran Saran-saran................................................................................................. Daftar Pustaka .............................................................................................................. Lampiran ......................................................................................................................
5
5
6
6
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
3.1
Halaman Jenis
Rodentisida
yang
terdaftar
dan
diizinkan
penggunaannya di Indonesia..........................................
30
Definisi Operasional.........................................................
38
7
7
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Kuesioner untuk PT Akael Satria Indonesia.....................
45
2
Kuesioner untuk Rumah Makan Pringsewu Sumpiuh......
49
3
Lembar Persetujuan PT Akael Satria Indonesia.............
50
8
8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit-penyakit
yang
berhubungan
dengan
masalah
kesehatan
lingkungan merupakan problema yang cukup besar di negara berkembang (Indonesia) dn menyebabkan angka kesakitan/kematian yang cukup tinggi. Pengunjung fasilitas kesehatan yang ada khususnya di Indonesia baik di Rumah Skait maupun Puskesmas kebanyakan adalah para penderita penyakit yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan perilaku yang tidak sehat. Dalam mengatasi masalah penyakit-penyakit tersebut dirasakan bahwa upaya
pengobatan
penyakit
dan
upaya
peningkatan/perbaikan
kualitas
lingkungan dikerjakan secara terpisah dan tidak terintegrasi dengan upaya terkait
lainnya,
petugas
paramedis/medis
melaksanakan
upaya
penyembuhan/pengobatan tanpa memperdulikan dan atau tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi lingkungan perumahan/pemukiman si pasien. Di sisi lain petugas kesehatan lingkungan melakukan upaya kesehatan lingkungan (pengawasan kualitas lingkungan, penyuluhan, dan perbaikan mutu lingkungan) tanpa
memperhatikan
masalahan
penyakit/kesehatan
masyarakat
di
lokasi/kawasan tersebut. Dalam rangka lebih meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta untuk mengintegrasikan upaya kesehatan baik secara kuratif, preventif, dan promotif maka terbentuklah program klinik sanitasi. Mahasiswa Prodi D-III Kesehatan Lingkungan semester VI yang telah dibekali berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan penilaian terhadap faktor lingkungan terhadap kejadian penyakit, dan upaya pemecahannya baik menggunakan teknologi sederhana maupun teknologi tinggi disertai dengan memberdayakan masyarakat perlu melakukan praktik kerja puskesmas ini sebelum lulus agar tidak canggung apabila bekerja nantinya.
1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Mahasiswa dapat bertanggung jawab pada pekerjaan yang menjadi tugasnya sendiri di bidang kesehatan lingkungan serta diberi
9
9
tanggung jawab atas pencapaianhasil kerja kelompok orang dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif. 1.2.2
Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu bekerjasama dengan paramedis dan tenaga medis untuk menangani penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan dan mampu melakukan intervensi terhadap permasalahan yang ditemukan. b. Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien di Puskesmas. c.
Mahasiswa
mampu
melakukan
interview
terhadap
pasien
di
puskesmas. d. Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko lingkungan rumah yang berhubungan dengan penyakit pasien di puskesmas. e. Mahasiswa mampu menjadi fasilitator terhadap permasalahan kesehatan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat. f.
Mahasiswa mampu melakukan konseling terhadap pasien penyakit berbasis lingkungan.
g. Mahasiswa mampu melakukan promosi kelompok/keluarga. h. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan praktik klinik sanitasi. 1.3 Manfaat 1.3.1
Bagi Puskesmas II Tambak Merupakan bahan masukan pada program klinik sanitasi di puskesmas.
1.3.2
Bagi Almamater Merupakan bahan pustaka Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto.
1.3.3
Bagi Mahasiswa
10
10
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal praktik kerja puskesmas dengan mengaplikasikan disiplin ilmu antara teori yang didapat di perkuliahan dengan yang ada di lapangan.
11
11
BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Waktu dan Tempat 2.1.1
Waktu Pelaksanaan mulai 5 Februari
–
10 Maret 2018 dengan
pembagian waktu sebagai berikut : 2.1.1.1 Tanggal
:
30 Februari
– 1
Maret 2018 Pembekalan Praktik
Kerja Puskesmas; 2.1.1.2 Tanggal
:
5 Februari kerja
–
9 Maret 2018 Pelaksanaan praktik
puskesmas,
bimbingan
dan
supervisi,
penyusunan laporan; 2.1.1.3 Tanggal
:
10 Maret 2017 Evaluasi kegiatan praktik kerja puskesmas.
2.1.2. Tempat Jumlah mahasiswa sebanyak 36 orang terbagi menjadi 9 puskesmas Klinik sanitasi di Wilayah Kabupaten Banyumas. Anggota kelompok pada lokasi/ kelompok praktek klinik sanitasi ditempatkan 3 – 4
orang mahasiswa pada setiap puskesmas.
2.2 Organisasi Untuk kelancaran kegiatan klinik sanitasi sejak dari pembekalan sampai evaluasi maka disusun satuan tugas dengan susunan sebagai berikut: 1. Pelindung
: Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan (Asep Tata Gunawan, SKM., M. Kes)
2. Penanggung Jawab
: Ketua Program Studi D IV Kesehatan Lingkungan (Hari Rudiajanto I.W ., ST., M.Kes.)
3. Ketua
: Lagiono, SKM., M.Kes
4. Sekertaris
: Dr. M. Choiroel Anwar, SKM., M.Kes
5. Umum
: Khomsatun, S.Pd, M.Kes
12
12
6. Bendahara
: Kuswati
7. Anggota
: Semua Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan
2.3 Kegiatan 2.3.1
2.3.2
2.3.3
Persiapan 2.3.1.1
Rapat – rapat
2.3.1.2
Penyusunan Buku Panduan
2.3.1.3
Surat menyurat
2.3.1.4
Pertemuan koordinasi
Pelaksanaan 2.3.2.1
Teori - Pembekalan
2.3.2.2
Kerja Praktik Klinik Sanitasi di Puskesmas
2.3.2.3
Bimbingan dan Supervisi
Evaluasi dan pelaporan Rincian tahapan-tahapan kegiatan klinik sanitasi meliputi : 2.3.3.1
2.3.3.2
Rapat – rapat 2.3.3.1.1
Rapat penentuan waktu,kelompok,kegiatan dll
2.3.3.1.2
Pematangan rencana kegiatan
Penyusunan buku pedoman Buku pedoman sebagai pegangan mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktik Klinik Sanitasi
2.3.3.3
Surat menyurat Surat menyurat baik Dinas Kesehatan maupun ke instasi yang terkait.
2.3.3.4
Pertemuan koordinasi
13
13
2.3.3.4.1
Pertemuan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan kepala puskesmas
2.3.3.4.2
Pertemuan koordinasi dengan petugas sanitasi
2.3.3.4.3
Pertemuan koordinasi dengan kepala Puskesmas yang akan menjadi lokasi praktik
2.3.3.5
Pembekalan 2.3.3.5.1
Pembekalan materi tentang klinik sanitasi
2.3.3.5.2
Pemberian
materi
tentang
pemberdayaan
masyarakat 2.3.3.5.3
Pemberian
materi
tentang
inspeksi
sanitasi
perumahan dan lingkungan 2.3.3.5.4
Pemberian materi tentang pengolahan air
2.3.3.5.5
Pemberian materi tentang pengambilan sampel
2.3.3.5.6
Pemberian materi tentang intervensi lingkungan
2.3.3.5.7
Pemberian materi tentang penyakit yang akan dijadikan sasaran praktik
2.3.3.5.8
Praktik
interview
2.3.3.5.9
Pratik
inspeksi sanitasi perumahan
di sekitar
kampus 2.3.3.6
Lapangan 2.3.3.6.1
Kegiatan di Puskesmas (dalam gedung) meliputi kegiatan sebagai berikut : 2.3.3.6.1.1
Melakukan terhadap
interview/ pasien
wawancara
dengan
kasus
14
14
penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk oleh dokter atau paramedis Puskesmas. Adapun jenis penyakit yang menjadi sasaran dalam praktik Klinik Sanitasi adalah penyakit Diare, TBC, ISPA, DHF, Malaria, Demam Berdarah, Kecacingan, dan penyakit Kulit/ Scabies (1 orang mahasiswa minimal : 10 penyuluhan). 2.3.3.6.1.2
Mengambil kesimpulan perlu tidaknya dilakukan
kunjungan
rumah
untuk
inspeksi sanitasi terhadap lingkungan rumah penderita. 2.3.3.6.1.3
Melakukan konseling terhadap pasien dan
kesepakatan
waktu
untuk
kunjungan rumah. 2.3.3.6.2
Kegiatan di Lapangan (di luar gedung) meliputi kegiatan sebagai berikut : 2.3.3.6.2.1
Menilai faktor risiko lingkungan rumah berkaitan
dengan
penyakit
yang
diderita. 2.3.3.6.2.2
Menilai
kondisi
lingkungan
secara
keseluruhan. 2.3.3.6.2.3
Mencari adanya kemungkinan adanya penderita lain di sekitar.
15
15
2.3.3.6.2.4
Menarik kesimpulan tentang faktor lingkungan
yang
berhubungan
dengan penyakit diderita. 2.3.3.6.2.5
Mengambil
kesimpulan
tentang
intervensi yang perlu dilakukan. 2.3.3.6.2.6
Melakukan
promosi
kelompok/
intervensi
penyehatan
keluarga. 2.3.3.6.2.7
Melakukan
lingkungan/ rekayasa sanitasi sesuai dengan analisis factor resiko yang ditemukan.
Jenis
intervensi
yang
dilakukan tiap-tiap penyakit terlampir (Lampiran 2) 2.3.3.6.3
Intervensi Melakukan analisis
faktor
intervensi
yang
intervensi
risiko
sesuai
yang
dilakukan
dengan
diketemukan(jenis tiap-tiap
penyakit
terlampir)
2.3.3.6.4
Tata Tertib 2.3.3.6.4.1
Kehadiran teori di kelas minimal 75% dari total pertemuan
2.3.3.6.4.2
Kehadiran di lahan praktik sanitasi/ puskesmas harus menggunakan jaket almamater
16
16
2.3.3.6.4.3
Selama praktik di Puskesmas harus menggunakan jaket almamater
2.3.3.6.4.4
Selama
praktik
di
Puskesmas
mengikuti tata tertib yang berlaku di Puskesmas 2.3.3.6.5
Supervisi Dilakukan oleh pembimbing/ petugas seksi kesehatan lingkungan Dinas Kesehatan sebanyak 2 kali yakni : 2.3.3.6.5.1
Pada
awal
kegiatan
sekaligus
penyerahan mahasiswa ke Kepala Puskesmas. 2.3.3.6.5.2
Akhir
kegiatan
dengan
tujuan
mengevaluasi dan sekaligus pamit ke kepala Puskesmas 2.3.3.6.6
Evaluasi Penilaian
dilakukan
lapangan
berdasarkan
lapangan,
presensi
dan
oleh
hasil
pembimbing
pengamatan
laporan
di
mahasiswa,
kriteria penilain sebagai berikut:
Mekanisme Penilaian Ketentuan lain yang harus dipenuhi Item penilaian
Bobot
17
17
-
Praktik
60%
Puskesmas -
100% dari total tatap muka
Laporan praktik Total
1. Persentasi kehadiran praktik min.
40% 100%
2. Selama praktik ikuti tata tertib di Puskesmas 3. Selama perkuliahan seragam dan jas almamater sesuai ketentuan 4. Seluruh laporan harus dikumpulkan 1 minggu setelah selesai pelaksanaan praktik lapangan 5. Seluruh tugas harus dikumpulkan / dikerjakan Nilai = N1 + N2 = Nilai Akhir
Nilai Akhir Mk. Klinik Sanitasi = 35% Nilai Teori + 65% Nilai praktik
2.4 Pendanaan Semua pendanaan praktik klinik sanitasi ditanggung oleh intitusi dan mahasiswa dengan perincian sebagai berikut : 2.4.1
Intitusi Biaya yang menjadi tanggungan institusi meliputi biaya praktik Klinik Sanitasi yang meliputi : 2.4.1.1
Administrasi
2.4.1.2
Koordinasi
18
18
2.4.2
2.4.1.3
Penggandaan Buku Panduan
2.4.1.4
Pembekalan
2.4.1.5
Honor Dosen Tamu
2.4.1.6
Honor Pembimbing Institusi
2.4.1.7
Transport Supervisor
2.4.1.8
Honor Koreksi Lapangan
Mahasiswa Biaya yang menjadi tanggungan mahasiswa dalam praktik Klinik Sanitasi adalah : 2.4.2.1
Akomodasi dan transport
2.4.2.2
Kost
2.5 Tata Tertib 2.5.1
Kehadiran dilahan praktik sanitasi/ Puskesmas minimal 90%.
2.5.2
Apabila absen harus memberi tahu pembimbing lapangan.
2.5.3
Setiap melakukan kegiatan di Puskesmas harus menggunakan jaket almamater.
2.5.4
Selama praktik di Puskesmas mengikuti tata tertib yang berlaku di Puskesmas.
2.6 Pelaporan Pada Akhir kegiatan (maksimal seminggu setelah selesai praktik lapangan)
mahasiswa
sudah
harus
menyerahkan
laporan.
Adapun
sistimatika format laporan selengkapnya sebagai berikut : Halaman judul Kata pengantar Daftar isi
19
19
Daftar tabel Daftar lampiran BAB I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Manfaat BAB II. Metode Pelaksaanaan BAB III. Gambaran Umum Wilayah 3.1 Keadaan Geografi 3.2 Keadaan Demografi 3.3 Derajat Kesehatan 3.1.1.
Morbiditas
3.1.2.
Pola 10 besar penyakit
3.1.3.
Mortalitas
3.2.
CDR dan Kematian
3.3.
Sarana dan Prasarana yang ada di Puskesmas
3.4.
3.3.1.
Puskesmas
3.3.2.
Puskesmas Pembantu
3.3.3.
Posyandu, dll
Cakupan Kegiatan Kesling meliputi : 3.4.1.
Air minum
3.4.2.
Jamban keluarga
3.4.3.
TTU/Wisata
3.4.4.
TPM
3.4.5.
TP 3
20
20
3.4.6.
Industri, dan Seterusnya
BAB IV. Hasil Kegiatan 4.1.
Gambaran penyakit menurut 4.1.1. Orang 4.1.2.
Tempat
4.1.3.
Waktu
4.2.
Hasil Konseling
4.3.
Hasil Intervensi
BAB V. Simpulan dan Saran 5.1. Simpulan 5.2. Saran-saran Daftar Pustaka Lampiran (foto – foto kegiatan)
21
21
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
3.1 Keadaan Geografi Puskesmas II Tambak merupakan wilayah timur jauh (tenggara) dari Kabupaten Banyumas, dengan luas wilayah 1.432 Ha atau sekitar 1,1% dari luas kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas Tambak II terdiri dari 5 desa yaitu; Pesantren, Karangpucung, Prembun, Purwodadi dan Buniayu. Desa yang paling luas adalah Purwodadi yaitu 374 ha, sedangkan desa yang wilayahnya paling sempit adalah Karangpucung yaitu sekitar 218 ha. Wilayah Puskesmas II Tambak terletak di pojok Kabupaten Banyumas, dan berbatasan dengan :
Sebelah utara
: Desa Watuagung
Sebelah timur
: Kabupaten Kebumen
Sebelah selatan
: Desa Gebangsari
Sebelah barat
: Desa Kamulyan, Desa Karangpetir.
Wilayah Puskesmas II Tambak terletak pada ketinggian sekitar 15 mdpl
–
35 mdpl. Dengan suhu udara rata-rata sekitar 27 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 80 %. Sekitar 50 % dari luas tanah adalah daerah persawahan, 43 % pekarangan dan tegalan dan 7 % lain-lain.
3.2 Keadaan Demografi 3.2.1 Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk dalam wilayah Puskesmas II Tambak tahun 2016 berdasarkan data dari masing-masing desa adalah 20.872 jiwa. Terdiri dari 10.330 (49,5%) laki-laki dan 10.542 (50,5%) perempuan. Dengan jumlah keluarga sebanyak 6.509 dan kepadatan penduduk 1.422 jiwa/km 2. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 jumlah jiwa dalam wilayah Puskesmas II Tambak mengalami peningkatan. 3.2.2 Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk tahun 2016 yang paling banyak adalah Desa Purwodadi sebesar 6.311 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.687
22
22
jiwa/km2, sedangkan yang paling sedikit penduduknya adalah Desa Pesantren sebesar 2.684 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.220 jiwa/km2. Kepadatan penduduk total wilayah Puskesmas II Tambak adalah 1.422 jiwa/km 2. Penyebaran penduduknya cukup merata, mulai dari daerah yang dekat jalan raya sampai ke daerah.
3.3 Derajat Kesehatan Untuk melihat gambaran dari derajat kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas II Tambak, dapat dilihat dari angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan status gizi. 3.3.1
Mortalitas Angka kematian dapat dipergunakan untuk menilai derajat kesehatan masyarakat di wilayah tertentu dalam waktu tertentu. Disamping untuk mengetahui derajat kesehatan, juga dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat keberhasilan dari program pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan di suatu wilayah tertentu. Angka kematian berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber dipaparkan sebagai berikut di bawah ini. 3.3.1.1 Angka Kematian Bayi Angka kelahiran hidup di wilayah Puskesmas II Tambak tahun 2016 adalah 325 (162 laki-laki dan 163 perempuan). Sedangkan kasus bayi mati ada tidak ditemukan. Berarti angka kematian bayi (AKB) di wilayah Puskesmas II Tambak adalah 0 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKB Puskesmas II Tambak tahun lalu yaitu 150/1000 kelahiran maka terjadi penurunan menjadi 6,1/1000 kelahiran hidup. Dan jika dibandingkan dengan target Milenium Development Goals (MDGS) tahun 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup maka AKB di Puskesmas II Tambak termasuk baik karena telah melampaui target.
23
23
GAMBAR 2 GRAFIK ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI PUSKESMAS II TAMBAK TAHUN 2012 – 2016
GAMBAR
3.3.1.2 Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2016 terdapat 1 kasus sedangkan tahun 2015 terdapat 1 kasus, pada tahun 2014 dan tahun 2013 tidak ada kasus, tahun 2012 adalah 3 kasus atau 1.003,3 per 100.000 kelahiran hidup.
57
57
Tabel 3.1 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan Dan Puskesmas JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN PUSKESMAS PUSKESMAS II TAMBAK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
NO
PUSKESM AS
DESA
JUMLA H LAHIR HIDUP
JUMLAH KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU KEMATIAN IBU NIFAS BERSALIN
KEMATIAN IBU HAMIL < 20 Thn
2034 Thn
Thn
JM L
< 20 Thn
2034 Thn
≥35
Thn
JM L
< 20 Thn
2034 Thn
≥35
JUMLAH KEMATIAN IBU
Thn
JM L
< 20 Thn
2034 Thn
≥35
≥3
5 Th n
JM L
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
II TAMBAK
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
56
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
PESANTREN KARANGPUCU NG PREMBUN
57
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
BUNIAYU
72
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
5
PURWODADI
110
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
325
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
308
Sumber : Petugas KIA Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI
yang
sebenarnya
57
3.3.1.3 Angka Kematian Balita Dilihat dari tabel 3.2 angka kematian balita pada tahun 2016 terdapat 5 kasus sedangkan tahun 2015 ada 3, pada tahun 2014 ada 3, tahun 2013 ada 2, tahun 2012 nihil. Ini menunjukan adanya peningkatan angka kematian balita di wilayah Puskesmas II Tambak.
57
3.3.1.3 Angka Kematian Balita Dilihat dari tabel 3.2 angka kematian balita pada tahun 2016 terdapat 5 kasus sedangkan tahun 2015 ada 3, pada tahun 2014 ada 3, tahun 2013 ada 2, tahun 2012 nihil. Ini menunjukan adanya peningkatan angka kematian balita di wilayah Puskesmas II Tambak.
58
58
59
59
3.3.2
Morbiditas 3.3.2.1 Angka Kematian Bayi 3.3.2.2 Angka Kematian Ibu 3.3.2.3 Angka Kematian Balita
3.3.3
Status Gizi
3.4 Sarana Prasarana Kesehatan (Pustu, Posyandu, Kader Nakes, dll.) Yang kurang Pustu, Posyandu 3.4.1
Puskesmas Pembantu
3.4.2
Posyandu
3.4.3
Tenaga Kesehatan 1. Tenaga Medis Tenaga Medis atau dokter yang ada di sarana kesehatan dalam wilayah Puskesmas II Tambak ada 1 (satu) orang dokter umum yang bekerja di wilayah Puskesmas II Tambak. 2. Dokter Gigi Dokter gigi tidak ada. Standar IIS 2010, 3. Tenaga Farmasi Tenaga farmasi pada Puskesmas II Tambak sebanyak 1 (satu) orang. 4. Tenaga Bidan Tenaga Kebidanan jumlahnya 10 orang. 5. Tenaga Perawat Tenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas II Tambak lulusan SPK ada 2 orang dan D-III Keperawatan 8 orang
60
60
6. Tenaga Gizi Tenaga Gizi di Puskesmas II Tambak jumlahnya 1 orang, lulusan DIII Gizi 7. Tenaga Sanitasi Tenaga kesehatan masyarakat ada 1 (satu) orang
61
61
BAB IV HASIL KEGIATAN
4.1. Penyakit Diare Berikut ini dijelaskan gambaran mengenai distribusi penyakit Diare selama tanggal 5 Februari 2017 sampai dengan tanggal 9 Maret 2017 yang ada di wilayah kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan variabel orang, tempat, dan waktu. 4.1.1.
Gambaran Penyakit Menurut Orang Distribusi penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan variabel orang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Distribusi penyakit berdasarkan variabel orang No Nama Pasien 1. Fitriyani 2. Kenzo Chiko 3. Rijal Tahajudi 4. Miswati 5. Sangidin 6. Altaf Zain Rionaldo 7. Fedi Praijitno 8. Erni Silfiana 9. Wulandari 10. Simin Solihin
Diare di wilayah kerja Puskesmas II Tambak Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki
Umur (Tahun) 34 Tahun 2 Tahun 22 Tahun 54 Tahun 61 Tahun 3 Tahun 50 Tahun 17 Tahun 4 Tahun 59 Tahun
62
62
Gambar 4.1. Distribusi penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan variabel orang
Distribusi penyakit Diare berdasarkan variabel orang 6 5 4 3
Jumlah
2 1 0 Perempuan
Laki-laki
Berdasarkan data diatas,presentase penderita Diare berjenis kelamin
perempuan sebesar 50% dan laki-laki 50%. Setelah
dilakukan inspeksi sanitasi ke rumah penderita di dapatkan hasil bahwa sebagian besar penderita Diare perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang yaitu tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan makan makanan sembarangan. Kondisi demikan menjadi salah satu faktor penyebab resiko terjadinya Diare. 4.1.2. Gambaran Penyakit Menurut Tempat Gambaran penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan tempat adalah sebagai berikut:
63
63
Tabel 4.2. Gambaran penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan tempat No Nama Pasien Alamat 1 Miswati Purwodadi, Rt.05/Rw.04 2 Wulandari Purwodadi, Rt.05/Rw.04 3 Fitriyani Purwodadi, Rt.09/Rw.04 4 Sangidin Karangpucung, Rt.01/Rw.02 5 Kenzo Chiko Karangpucung, Rt.04/Rw.02 6 Rijal Tahajudi Karangpucung, Rt.05/Rw.02 7 Simin Solihin Karangpucung,Rt.05/Rw.03 8 Altaf Zain Rionaldo Pesantren, Rt.01/Rw.01 9 Fedi Praijitno Pesantren, Rt.05/Rw.02 10 Erni Silfiana Buniayu, Rt.05/Rw.03 Gambar 4.2. Gambaran penyakit Diare di wilayah kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan tempat
Gambaran penyakit Diare berdasarkan tempat 4
3 e l t i T 2 s i x A
Series1
1
0 Purwodadi
Karangpucung
Pesantren
Buniayu
Berdasarkan data diatas, Presentase penyakit Diare terbanyak di Desa Purwodadi 30%, Desa Karangpucung 40%, Desa Pesantren 20%, Desa Buniayu 10%.
64
64
4.1.3. Gambaran Penyakit Diare Menurut Waktu Pelaksanaan Gambaran Penyakit Diare di wilayah Puskesmas II Tambak berdasarkan waktu adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Gambaran Penyakit Diare di wilayah Puskesmas II Tambak berdasarkan waktu No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Pasien Rijal Tahajudi Fedi Praijitno Kenzo Chiko Simin Solihin Fitriyani Erni Silfiana Miswati Wulandari Altaf Zain Rionaldo Sangidin
Waktu berkunjung ke puskesmas Selasa, 6 Februari 2018 Selasa, 6 Februari 2018 Rabu, 7 Februari 2018 Sabtu, 10 Februari 2018 Selasa, 13 Februari 2018 Kamis,15 Februari 2018 Sabtu, 17 Februari 2018 Sabtu, 17 Februari 2018 Selasa, 27 Februari 2018 Rabu, 28 Februari 2018
Gambar 4.3. Gambaran Penyakit Diare di wilayah Puskesmas II Tambak berdasarkan waktu
Gambaran penyakit Diare berdasarkan waktu 3 2 1 0
Jumlah
65
65
Berdasarkan data diatas, kunjungan pasien Diare pada tanggal 6 Februari 2018 sebesar 20%, tanggal 7 Februari 2018 sebesar 10%, tanggal 10 Februari 2018 sebesar 10%, tanggal 13 Februari 2018 sebanyak 10%, tanggal 15 Februari 2018 sebanyak 10%, tanggal 17 Februari 2018 sebanyak 20%, tanggal 27 Februari 2018 sebanyak 10%, dan tanggal 28 Februari 2018 sebesar 10%. 4.2 Hasil Konseling Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi. Pelaksanaan konseling tentang peyakit yang berbasis lingkungan dilaksanakan di ruang klinik sanitasi. Berikut ini adalah daftar klinik sanitasi didalam gedung untuk penyakit Diare yang dilaksanakan di Puskesmas II Tambak adalah sebagai berikut:
No 1.
Tabel 4.4. Hasil konseling Nama Diagnosis Pasien Rijal Diare Tahajudi
2.
Fedi Praijitno
Diare
3.
Kenzo Chiko
Diare
Hasil Konseling
Saran
a. Tidak menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan baik, b. Makan makanan sembarangan yang tidak higienis
a. Jangan biarkan makan matang berada di dapur atau meja dalam keadaan terbuka b. Tingkatkan PHBS
a. Sering berada di sawah b. Tidak membiasakan cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan a. Perubahan kebiasaan minum susu, dari susu
a. Terapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan b. Tingkatkan PHBS a. Jangan mengkonsumsi susu coklat
66
66
4. 5.
Simin Solihin Fitriyani
Diare
putih ke susu coklat sehingga tubuh bereaksi berupa diare (buang air besar terus menerus) b. Alergi susu coklat Makan makanan terlalu pedas
Diare
a. Tidak menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan baik, b. Makan makanan sembarangan yang tidak higienis
6.
Erni Silfiana
Diare
a. b. Menggunakan air kali untuk mencuci pakaian c. Mandi menggunakan sabun batang bersamaan d. Sering sekali hujan-hujan bermain di genangan air
7.
Miswati
Diare
a. Mandi menggunakan sabun batang yang digunakan secara bersama-sama b.
8
Wulandari
Diare
a. Tertular teman kerja yang menderita Diare b. Tidak menjemur handuk, baju, tempat tidur di terik matahari c. Tidak mengganti sprei secara berkala
9.
Altaf Zain Rionaldo
Diare
a. Tertular kakanya yang menderita penyakit Diare b. Menggunakan sabun secara bersama c. Menggunakan handuk secara bersama
Jangan mengkonsumsi makanan terlalu pedas a. Jangan biarkan makan matang berada di dapur atau meja dalam keadaan terbuka b. Terapkan kebiasaan CTPS c. Tingkatkan PHBS a. Tinggkatkan kebersihan diri b. Gunakan sabun mandiyang cair c. Gunakan handuk sendiri d. Mencuci dengan menggunakan air yang bersih e. Kurangi bermain di genangan air a. Gunakan sabun cair untuk mandi b. Gunakan handuk sendiri-sendiri c. Menggunakan tempat tidur yang terpisah a. Tingkatkan kebersihan diri b. Menjemur handuk, baju,dan tempat tidur secara berkala c. Mengganti sprei seara berkala dan mencucinya a. Meningkatkan PHBS b. Menggunakan sabun cair saat mandi c. Menggunakan handuk secara terpisah/sendiri-sendiri
67
67
10.
Sangidin
Diare
d. Mencuci baju secara bersama
d. Mencuci baju dengan memisahkan baju penderita Diare dengan baju anggota keluarga yang lain
a. Gatal-gatal sudah lama b. PHBS sudah baik c. Sering bekerja di sawah
a. Mandi dengan menggunkan sabun cair b. PHBS perorangan ditingkatkan
Dari konseling yang telah dilaksanakan pada penderita Diare, di dapatkan bahwa hasil sebagian besar pasien terkena penyakit Diare, akibat: a. Perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah dan belum di terapkan seperti tidak di biasakan mencuci tangan. b. Makanan matang berada di dapur atau meja dalam keadaan terbuka c. Mengkonsumsi makanan yang tidak higienis dan terlalu pedas. d. Rumah terlalu berdekatan dengan kandang.
4.3 Hasil Intervensi Pasien Diare yang datang ke Klinik Sanitasi selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan melakukan kegiatan kunjungan ke rumah pasien untuk mencocokan hasil konseling di klinik sanitasi dengan kondisi sebenarnya di lapangan (rumah pasien dan lingkungan).
68
68
4.3.1
Deskriptif Faktor Resiko Deskriptif faktor penderita Diare di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan hasil observasi lapangan dirumah pasien, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5. Deskriptif faktor penderita Diare di Wilayah Kerja Puskesmas II Tambak berdasarkan hasil observasi lapangan dirumah pasien No Nama Observasi Lapangan Kesimpulan Kunjungan Pasien 1. Rijal Tahajudi a. Langit-langit ada a. Menggunakan eternit, kotoran, sulit mengalami retak dan dibersihkan dan bocor pada waktu rawan kecelakaan. hujan b. Jamban tidak ada b. Buang air besar di c. Sarana pembuangan kolam depan rumah air limbah tidak ada c. Pembuagan air d. Membuang sampah limbah di buang ke dibuang kolam sembarangan. d. Membuang sampah masih dihalaman rumah 2. Kenzo Chiko a. Langit-langit ada a. Menggunakan ternit, kotoran, sulit mengalami retak dan dibersihkan dan bocor pada waktu rawan kecelakaan. hujan b. Jamban tidak ada b. Buang air besar di c. Sarana pembuangan kolam depan rumah air limbah tidak ada c. Pembuagan air d. Membuang sampah limbah di buang ke dibuang kolam sembarangan. d. Membuang sampah masih dihalaman rumah 3. Fitriyani a. Langit-langit tidak ada a. Belum mempunyai b. Dinding bukan tembok langit-langit, genteng c. Sarana pembuangan masih terlihat. air limbah tidak ada b. Tembok masih d. Sarana pembuangan menggunakan kayu. tidak ada c. Pembuangan air e. Jendela kamar tidak limbah dialirkan ke pernah dibuka kebun f. Membersihkan rumah d. Sarana pembuangan
69
69
dan halaman dilakukan kadangkadang g. Membuang sampah dibuang ke kebun
e.
f.
g.
dibuang ke kebun PHBS kurang karena jarang membuka jendela PHBS perilaku penghuni rumah kurang karena jarang membersihkan rumah dan halaman Membuang sampah masih dikebun dengan cara dibakar Belum mempunyai langit-langit, genteng masih terlihat. Dinding masih terbuat dari bahan asbes. Ruangan kamar tertutup rapat Jendela ruang keluarga hanya di tutup dengan kain Minimnya jendela kondisi rumah yang tertutup rapat Sarana air bersih menggunakan belik yang di salurkan kerumah Membuang sampah di kebun dengan dibakar.
a. Langit – langit tidak ada b. Dinding bukan tembok belum kedam air. c. Jendela kamar tidur tidak ada d. Jendela ruang keluarga tidak ada e. Pencahayaan kurang jelas, sehingga kurang jelas untuk membeca dengan normal f. Sarana air bersih bukan milik sendiri dan memenuhi kesehatan g. Membuang sampah di buang ke kebun
a.
a. Langit – langit tidak ada b. Dinding bukan tembok belum kedam air. c. Jendela kamar tidur tidak ada d. Jendela ruang keluarga tidak ada e. Pencahayaan kurang jelas, sehingga kurang jelas untuk membeca dengan normal
a. Belum mempunyai langit-langit, genteng masih terlihat. b. Dinding masih terbuat dari bahan asbes. c. Ruangan kamar tertutup rapat d. Jendela ruang keluarga hanya di tutup dengan kain e. Minimnya jendela kondisi rumah yang tertutup rapat
b. c. d.
e.
f.
g.
70
70
f.
Sarana air bersih bukan milik sendiri dan memenuhi kesehatan g. Membuang sampah di buang ke kebun
f.
a. Langit-langit tidak ada b. Dinding bukan tembok belum kedam air. c. Lantai masih tanah d. Jendela kamar tidur tidak ada. e. Sarana air bersih ada dan milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat f. Belum memiliki jamban g. Jendela kamar tidur pernah dibuka h. Jendela ruang keluarga tidak pernah dibuka i. Membersihkan rumah dan halaman dilakukan kadangkadang. j. Membuang sampah dibuang sembarangan k. Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah.
a.
a. Langit-langit tidak ada b. Dinding bukan tembok belum kedam air. c. Lantai masih tanah d. Jendela kamar tidur tidak ada. Pencahayaan kurang jelas, sehingga kurang jelas untuk
a. Langit-langit belum menggunakan plafon b. Dinding masih menggunakan kayu c. Lantai masih tanah belum kedap air d. Kamar masih menggunakan triplek e. Mempunyai sarana
g.
b. c. d. e.
f.
g.
h.
i.
Sarana air bersih menggunakan belik yang di salurkan kerumah Membuang sampah di kebun dengan dibakar. Langit-langit belum menggunakan plafon Dinding masih menggunakan kayu Lantai masih tanah belum kedap air Kamar masih menggunakan triplek Mempunyai sarana air bersih berupa sumur tetapi tidak digunakan /MCK di sungai Belum memiliki jamban buang air besar di sungai PHBS kurang baik jarang membuka jendela rumah dan membersihkan rumah dan halaman Membuang sampah masih dikebun dengan cara dibakar Kandang ternak ayam berhimpit dengan penghuni rumah
71
71
e.
f. g. h.
i.
j. k.
membeca dengan normal Sarana air bersih ada dan milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat Belum memiliki jamban Jendela kamar tidur tidak pernah dibuka Jendela ruang keluarga tidak pernah dibuka Membersihkan rumah dan halaman dilakukan kadangkadang. Membuang sampah dibuang sembarangan Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah.
a. Langit – langit tidak ada b. Lubang asap dapur tidak ada c. Jendela ruang keluarga di buka kadang-kadang. d. Dalam membersikan rumah dan halaman di bersihkan kadangkadang e. Membuang sampah di buang ke kebun f. Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah. a. Langit – langit tidak ada
f.
g.
h.
i.
air bersih berupa sumur tetapi tidak digunakan /MCK di sungai Belum memiliki jamban buang air besar di sungai PHBS kurang baik jarang membuka jendela rumah dan membersihkan rumah dan halaman Membuang sampah masih dikebun dengan cara dibakar Kandang ternak berhimpit dengan penghuni rumah
a. Langit –langit belum menggunaan plafon b. Memasak menggunakan kayu bakar. c. PHBS kuarang karena jarang membuka jendela d. PHBS kuarang karena jarang membersihkan rumah dan halaman. e. Membuang sampah masih di kebun dengan dibakar f. Mempunyai ternak dan berhipitan dengan penghuni rumah a. Langit –langit belum menggunaan plafon
72
72
b. Luas ventilasi kurang dari 10%dari luas lantai. c. Pencahyaan di dalam rumah kurang jelas, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal d. Lubang asap dapur tidak ada e. Jendela ruang keluarga di buka kadang-kadang. f. Dalam membersikan rumah dan halaman di bersihkan kadangkadang g. Membuang sampah di buang ke kebun h. Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah. a. Jendela kamar tidur tidak pernah dibuka. b. Jendela ruang keluarga dibuka kadang-kadang. c. Membuang sampah di buang ke kebun.
4.3.2
b. Memasak menggunakan kayu bakar. c. PHBS kuarang karena jarang membuka jendela d. PHBS kuarang karena jarang membersihkan rumah dan halaman. e. Membuang sampah masih di kebun dengan dibakar f. Mempunyai ternak dan berhipitan dengan penghuni rumah
a. PHBS kurang baik karena jarang membuka jendela kamar tidur b. jendela ruang keluarga jarang dibuka karena dekat kandang ternak c. membuang sambah dikebun dengan dibakar
Intervensi Pemecahan Masalah
Tabel 4.6. Intervensi Pemecahan Masalah No Nama Observasi Kesimpulan Pasien Lapangan Kunjungan 1. Rijal a. Langit – langit a. Masih terlihat Tahajudi tidak ada atapnya b. Jendela ruang b. Masih
Saran dan Tindakan a. Sebaiknya memasang plafon b. Sebaiknya diganti
73
73
keluarga di buka kadangkadang. c. Dalam membersikan rumah dan halaman di bersihkan kadangkadang d. Membuang sampah di buang ke kebun e. Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah.
c.
d.
e. f.
g.
h.
i.
menggunakan sabun (batang) bersamaan Handuk digunakan bersama-sama Pakaian kotor dengan penderita tidak dipisahkan Baju tidak disetrika Tidak mencuci tangan dengan sabun Rumahnya dekat dengan kandang ternak dan penampungan air Kasur jarang dijemur dan tidak menggunakan sprei Kebersihan rumah kurang terjaga
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.
Kenzo Chiko
a. Langit – langit tidak ada b. Jendela ruang keluarga di buka kadangkadang. c. Dalam membersikan
a. Masih terlihat atapnya b. Masih menggunakan sabun (batang) bersamaan c. Handuk digunakan
a. b. c.
dengan sabun cair Haduk sebaiknya sendiri-sendiri dalam pemakaian dan dikeringkan setelah dipakai Dipisahkan terlebih dahulu baju penederita pada saat mencuci baju, bila perlu direndam pakai air panas Sebaiknya baju yang kering di setrika terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membunuh bakteri. Di haruskan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memegang bayi,dan sesudah BAK BAB Sebaiknya memisahankandang ternak dengan jarak <10m, dan melakukan pengamankan sumber air. Sebaiknya menjemur kasur/ tempat tidur dan sprei 1 minggu 1 X Tingkatkan PHBS didalam rumah untuk mencegah penyakit dan pencapaian rumah sehat. Sebaiknya memasang plafon Sebaiknya diganti dengan sabun cair Haduk sebaiknya sendiri-sendiri dalam pemakaian dan dikeringkan setelah
74
74
rumah dan halaman di bersihkan kadangkadang d. Membuang sampah di buang ke kebun e. Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah.
d.
e. f.
g.
h.
i.
bersama-sama Pakaian kotor dengan penderita tidak dipisahkan Baju tidak disetrika Tidak mencuci tangan dengan sabun Rumahnya dekat dengan kandang ternak dan penampungan air Kasur jarang dijemur dan tidak menggunakan sprei Kebersihan rumah kurang terjaga
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
Fitriyani
a. Jendela kamar tidur tidak pernah dibuka. b. Jendela ruang keluarga dibuka kadangkadang. c. Membuang sampah di buang ke kebun.
a. Diare tertular dari di rumah orang tua (mertua) b. Kontak langsung dengan penderita c. Tidak mencuci tangan pake sabun d. Pemakaian sabun,
a.
b.
c.
d.
dipakai Dipisahkan terlebih dahulu baju penederita pada saat mencuci baju, bila perlu direndam pakai air panas Sebaiknya baju yang kering di setrika terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membunuh bakteri. Di haruskan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, memegang bayi,dan sesudah BAK BAB Sebaiknya memisahankandang ternak dengan jarak <10m, dan melakukan pengamankan sumber air. Sebaiknya menjemur kasur/ tempat tidur dan sprei 1 minggu 1 X Tingkatkan PHBS didalam rumah untuk mencegah penyakit dan pencapaian rumah sehat. Sebaiknya meningkatkan PHBS di dalam rumah Mencuci tangan sesudah kontak langsung pada penderita dan mencuci pakai sabun Menyetrika baju dengan suhu yang panas Memisahkan baju penderita dengan
75
75
handuk, dan pakaian bersama-sama
4.
5.
a. Langit – langit tidak ada. b. Jendela kamar tidur tidak ada c. Jendela ruang keluarga tidak ada d. Pencahayaan kurang jelas, sehingga kurang jelas untuk membeca dengan normal e. Sarana air bersih bukan milik sendiri dan memenuhi kesehatan f. Membuang sampah di buang ke kebun a. Langit – langit tidak ada. b. Jendela kamar tidur tidak ada c. Jendela ruang keluarga tidak ada d. Pencahayaan kurang jelas, sehingga kurang jelas untuk membeca
a. Belum mempunyai langit-langit, masih terlihat genteng b. Sumur terdapat sampah dan airnya kerush c. Masih menggunakan sabun batang d. Menggunakan handuk bersama-sama e. Kasur jarang di jemur dan tidak menggunakan sprei f. Masih bermain di tempat yang kotor g. Lantai menggunakan plester a. Sumur terdapat sampah dan airnya kerush b. Masih menggunakan sabun batang c. Menggunakan handuk bersama-sama d. Kasur jarang di jemur dan tidak menggunakan
e.
a. b.
c.
d.
e.
f. g.
yang lain saat mencuci Menggunakan sabun cair saat mandi dan handuk secara tidak bersamaan Sebaiknya memasang plafon Sebaiknya sumber air terlindungi dengan menutup sumur Menggunakan sabun cair saat mandi supaya tidak terkontaminasi dengan yang lain Gunakan handuk 1 orang 1 handuk dan di jemur setelah digunakan Jemur kasur dan cuci sprei minimal 1 minggu 1X PHBS di tingkatkan kembali Sebaiknya dibersihkan setiap hari supaya bersih dan sehat
a. Sebaiknya memasang plafon b. Sebaiknya sumber air terlindungi dengan menutup sumur c. Menggunakan sabun cair saat mandi supaya tidak terkontaminasi dengan yang lain d. Gunakan handuk 1 orang 1 handuk dan di jemur setelah digunakan
76
76
e.
f.
6.
a. b.
c. d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
dengan normal Sarana air bersih bukan milik sendiri dan memenuhi kesehatan Membuang sampah di buang ke kebun Langit-langit tidak ada Dinding bukan tembok belum kedam air. Lantai masih tanah Jendela kamar tidur tidak ada. Sarana air bersih ada dan milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat Belum memiliki jamban Jendela kamar tidur pernah dibuka Jendela ruang keluarga tidak pernah dibuka Membersihka n rumah dan halaman dilakukan kadangkadang. Membuang
sprei e. Masih bermain di tempat yang kotor f. Lantai menggunakan plester
e. Jemur kasur dan cuci sprei minimal 1 minggu 1X f. PHBS di tingkatkan kembali g. Sebaiknya dibersihkan setiap hari supaya bersih dan sehat
a. Belum memiliki langit-langit masih terlihat genteng b. Masih terbuat dari kayu c. Lantai masih tanah d. Baju jarang disetrika e. Mencuci baju di kali f. Kasur tidak dipakaikan sprei dan jarang di jemur g. Tidur bersamaan dengan penderita h. Sabun yang digunakan sabun batang secara bersamaan i. Perilaku anaknya susah mandi j. Jendela kamar tidur ada k. Kendang ternak masih berhimpitan dengan
a. Sebaikny memasang plafon b. Sebaiknya dinding harus kedap air c. Sebainya diplester harus kedap air d. Baju disetrika untuk membunuh bakteri e. Merubah pola kebiasaan yang mencuci disungai sekarang di sumur f. Sebaiknya kasur dijemur dan mengganti sprei 1 minggu 1X g. Sementara penderita tidur secara terpisah agar tidak menular ke orang lain h. Gunakan sabun cair saat mandi i. PHBS penghuni rumah perlu di tingkatkan kembali dengan mandi 2 x sehari j. Sebaiknya membuat jendela untuk sumber pencahayaan k. Sebaiknya kendang ternak ditempatkan jauh dari rumah
77
77
sampah dibuang sembarangan k. Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah.
7.
a. Langit-langit tidak ada b. Dinding bukan tembok belum kedam air. c. Lantai masih tanah d. Jendela kamar tidur tidak ada. e. Sarana air bersih ada dan milik sendiri tetapi tidak memenuhi syarat f. Belum memiliki jamban g. Jendela kamar tidur pernah dibuka h. Jendela ruang keluarga tidak pernah dibuka i. Membersihka n rumah dan halaman dilakukan kadangkadang.
penghuni
a. Lantai masih tanah b. Baju jarang disetrika c. Mencuci baju di kali d. Kasur tidak dipakaikan sprei dan jarang di jemur e. Tidur bersamaan dengan penderita f. Sabun yang digunakan sabun batang secara bersamaan g. Perilaku anaknya susah mandi h. Jendela kamar tidur ada i. Kendang ternak masih berhimpitan dengan penghuni
j.
Sebainya diplester harus kedap air k. Baju disetrika untuk membunuh bakteri l. Merubah pola kebiasaan yang mencuci disungai sekarang di sumur m. Sebaiknya kasur dijemur dan mengganti sprei 1 minggu 1X n. Sementara penderita tidur secara terpisah agar tidak menular ke orang lain o. Gunakan sabun cair saat mandi p. PHBS penghuni rumah perlu di tingkatkan kembali dengan mandi 2 x sehari q. Sebaiknya membuat jendela untuk sumber pencahayaan r. Sebaiknya kendang ternak ditempatkan jauh dari rumah
78
78
j.
k.
8.
a.
b. c.
d.
9.
Membuang sampah dibuang sembarangan Pada rumah menempel kandang ternak berimpit dengan dinding rumah. Langit-langit ada kotoran, sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. Jamban tidak ada Sarana pembuangan air limbah tidak ada Membuang sampah dibuang sembarangan .
a. Langit-langit ada kotoran, sulit dibersihkan dan rawan kecelakaan. b. Jamban tidak ada c. Sarana pembuangan air limbah tidak ada d. Membuang sampah dibuang
a. Langit-langit pada waktu hujan bocor b. Diare tertular pada saat bekerja di Jakarta c. Masih menggunakan sabun batang d. Belum memiliki jamban (BAB di kolam )
a. Sebaiknya memperbaiki langitlangit sehingga tidak menimbulkan rawan kecelakaan b. Menjaga PHBS pada saat bekerja, apabila terkena segera di obati c. Sebaiknya menggunakan sabun cair agar tidak menular ke yang lain d. Sebaiknya numpang dahulu pada saat mau BAB atau membuat wc bisa wc semi permanen (cemplung)
a. Tertular dari anaknya b. Masih menggunakan sabun batang c. Belum memiliki jamban (BAB di kolam) d. Pembuangan air limbah disalurkan ke kolam
a. Sebaiknya memperbaiki langitlangit sehingga tidak menimbulkan rawan kecelakaan b. Sebaiknya menjaga kontak langsung pada penderita c. Sebaiknya menggunakan sabun cair agar tidak menular ke yang lain d. Sebaiknya numpang dahulu pada saat mau BAB atau membuat
79
79
sembarangan . 10.
a. Langit-langit tidak ada b. Dinding bukan tembok c. Sarana pembuangan air limbah tidak ada d. Sarana pembuangan tidak ada e. Jendela kamar tidak pernah dibuka f. Membersihka n rumah dan halaman dilakukan kadangkadang g. Membuang sampah dibuang ke kebun
wc bisa wc semi permanen (cemplung) a. Belum ada langit-langit, masih terlihat genting b. Dinding terbuat dari kayu c. Baju yang sudah dipakai digunakan kembali yang menyebabkan gatal-gatal d. Masih menggunakan sabun batang e. Baju jarang disetrika f. Jarang membuka jendela
a. Sebaiknya memasang plafon b. Sebaiknya dinding terbuat dari bahan kedap air c. Sebaiknya baju yang sudah digunakan dicuci ( bisa menggunakan air panas) d. Sebaiknya gunakan sabun cair supaya tidak tertular e. Baju sebaiknya disetrika untuk membunuh bakteri min 60 derajat suhu panas f. Jendela sebaiknya dibuka setiap hari g. Tingkatkan kembali perilaku PHBS dirumah
80
80
4.3.3
Inspeksi Sarana Sanitasi Air Bersih
FORMULIR INSPEKSI SANITASI SARANA AIR BERSIH JENIS SARANA I.
: Sumur Gali
Keterangan Umum Lokasi
:
Puskesmas II Tambak Desa Jatisaba
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
II.
Tanggal kunjungan
:
21-22 November 2017
Apakah telah diambil sampel airnya ?
:
Tidak
Jenis Kelamin (L/P)
Nama Pasien / KK
Umur
Wafi /
Perempuan
9 Tahun
Ufia /
Perempuan
7 Tahun
Eny / Subejo
Perempuan
28 Tahun
Imarisma /
Perempuan
7 Tahun
Muhammad Ridwan /
Laki-Laki
10Tahun
Choerul Anam / Sami’un
Laki-Laki
7 Tahun
Isnaeni Alif Saputra /
Laki-Laki
10 Tahun
Tofik Aji Priyanto /
Laki-Laki
23 Tahun
Karisem /
Perempuan
43 Tahun
Maneja Kemis
Laki-Laki
62 Tahun
Alamat
Sudimara, Rt.05/Rw.03 Sudimara, Rt.05/Rw.03 Sudimara, Rt.06/Rw.02 Batuanten, Rt.07/Rw.03 Batuanten, Rt.07/Rw.03 Batuanten, Rt.05/Rw.03 Batuanten, Rt.05/Rw.03 Panusupan, Rt.10/Rw.03 Panusupan, Rt.10/Rw.03
Sami’un
Panusupan,Rt.09/Rw.07 Diagnosa Khusus 1
1
2
2
3
3
4
4
Diagnosa Khusus Ya
1. Apakah ada jamban pada
radius 10m disekitar sumur ? 2. Apakah ada sumur pencemar lain pada radius 10 m disekitar
Tdk
Ya
v
v
Tdk
Ya
v
v
Tdk
Ya
v
v
Tdk
45 5 5
6
Ya
Ya
v
v
Tdk
v
v
6
7
Tdk
Ya
v
v
7
8
Tdk
v
v
Ya
8
9
Tdk
Ya
9
10 10
Tdk
Ya
Tdk
v
v
v
v
v
v
81
sumur, misalnya kotoran hewan, sampah, genangan air, dll? 3. Apakah ada/sewaktuwaktu ada genangan air pada jarak 2 (dua) meter sekitar sumur ? 4. Apakah saluran pembuangan air limbah rusak/tidak ada? 5. Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter ?
v
v
v v
v
v
v
v v
v
v
6. Apakah ada/sewaktu-
waktu ada genangan air diatas lantai semen sekeliling sumur ? 7. Apakah didaerah hulu intake digunakan sebagai tempat limpahan air dari hasil kegiatan peternakan (sapi perah, ayam, dan lain-lain) ? 8. Apakah ember dan tali timba diletakkan sedemikian rupa sehingga memungkikan pencemaran? 9. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga memungkinkan air merembes kedalam sumur ? 10. Apakah dinding semen sedalam 3 (tiga) meter dari atas permukaan tanah tidak diplester cukup rapat/tidak sempurna ? JUMLAH Skor resiko pencemaran :
4.3 Hasil Intervensi
v
v
v
v
v
v
8 – 10 6 – 7 3 – 5 0 – 2
3
2 2
v
v
v
v
v
v
v
v
v v
v
v
v
: : : :
8
v
6
2
6
v
v
2 6
4 6
v
v
v
v
v
v
4
3
v
v
v
v
v
v
Amat Tinggi (AT) Tinggi (T) Sedang (S) Rendah (R)
v
v
v v
v
2
v
v
v
3
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
7 3
7 0 10
82
Komponen perilaku dan komponen kesehatan lingkungan ini merupakan dua faktor yang paling memungkinkan untuk diintervensi, sehingga telah menjadi kiblat berbagai tindakan promotif dan preventif pada mayoritas masalah penyakit dan masalah kesehatan. Sedangkan intervensi pada faktor lingkungan dapat dilakukan antra lain melalui : 1.
Perbaikan sanitasi lingkungan dan pemberantasan vektor secara langsung.
2. Perbaikan sanitasi dapat diharapkan mampu mengurangi tempat perindukan lalat. Cara yang bisa diambil di antaranya adalah menjaga kebersihan kandang hewan, buang air besar di jamban yang sehat, pengelolaan sampah yang baik, dan sebagainya. 3. Kunjungan Rumah
83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari pembahasan data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa : Total masyarakat yang menderita penyakit selama tahun 2014 adalah 14.244 dan dibagi dalam 10 penyakit terbanyak di puskesmas kassi-kassi. Adapun 10 penyakit terbanyak yang diderita masyarakat di daerah kassi-kassi yaitu nasofaringitis akut, hipertensi, ISPA, dispepsia, diare dan gastroenteritis, batuk, necrosis of pulp, diabetes melitus, sakit kepala, serta disorders of tooth development and eruption. Penyakit yang tertinggi adalah nasofaringitis akut dengan jumlah 1.607 atau dengan persentase 22,9%. Nasofaringitis akut merupakan keadaan infeksi anak yang paling lazim, tetapi kemaknaannya terutama tergantung pada frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi. Umur 15-19 tahun adalah umur pemduduk yang paling banyak menderita penyakit, dan latar belakang pendidikan SMA/SLTA/MTS menjadi kelompok masyarakat yang paling riskan mengalami penyakit dikarenakan keterbatasan tingkat pengetahuan. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan adalah transparansi data, pembuatan program kesehatan yang sesuai keadaan masyarakat, pencatatan angka kejadian penyakit secara rutin, dan evaluasi menyeluruh terhadap struktur pengurus surveilans puskesmas. 4.2 Saran Semoga adanya laporan ini dapat memberikan gambaran tentang temuan kejadian penyakit di puskesmas kassi-kassi sehingga bentuk tindak lanjut berupa evaluasi kinerja dan program kesehatan dapat diterapkan lebih baik lagi.
84
DAFTAR PUSTAKA