REFERAT Transient TIC Disorder
Disusun Oleh :
Jessica Lepianda (11-2011-192)
Dokter Pembimbing : Dr. Evalina Asnawi, SpKJ
ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA JAKARTA
1 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
S
Kata Pengantar
egala puji dan syukur penyusun panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan pertolongan-Nya, referat yang berjudul “Transient TIC Disorder” ini dapat selesai disusun. Referat ini disusun sebagai sarana diskusi dan
pembelajaran, serta diajukan guna memenuhi persyaratan penilaian di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Jakarta. Penghargaan dan rasa terima kasih disampaikan kepada dr. Evalina Asnawi, SpKJ yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan referat ini. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan referat ini. Penyusun menyadari bahwa dalam referat ini masih jauh dari sempurna, baik mengenai isi, susunan bahasa, maupun kadar ilmiahnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dari penyusun dalam mengerjakan referat ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta, 13 Agustus 2013
Penulis
2 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN Pendahuluan ..…….………………………………......………………......... 4 BAB II. TRANSIENT “TIC” DISORDER 2.0 Definisi .......................................................................................................... 5 2.1 Prevalensi ...................................................................................................... 6 2.2 Etiologi .....................…………………………………………………….... 6 2.3 Gejala Klinis .................................................................................................. 7 2.4 Klasifikasi ...................................................................................................... 8 2.5 Diagnosis ....................................................................................................... 9 2.6 Penatalaksanaan ............................................................................................. 9 2.7 Tinggal bersama pasien Transient TIC Disorder ......................................... 10 2.8 Prognosis ...................................................................................................... 10 BAB III. PENUTUP .
3.1 Kesimpulan.........……………………………………………………….......... 11 3.2 Daftar Pustaka...…………………………………………………………........ 12
BAB I PENDAHULUAN 3 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
Transient TIC disorder atau gangguan TIC sementara merupakan salah satu dari gangguan perilaku dan emosional yang biasa onsetnya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja. Gangguan TIC sendiri termasuk ke dalam F.95 yang kemudian dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu; gangguan TIC sementara (F.95.0) dan gangguan TIC motorik atau vokal kronik (F.95.1).1 Di buku Diagnostik dan Statistik Manual dari Gangguan Mental (DSM) revisi yang ke-5, dijelaskan bahwa baik sindrom tourette dan gangguan tic termasuk ke dalam kelainan motorik yang merupakan kelainan dari neurodevelopmental. 3 Ciri khas yang terpenting yang membedakan TIC dari gangguan motorik lainnya adalah gerakan yang mendadak, cepat, dan sekejap, dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang mendasari, sifatnya berulang-ulang (biasanya) terhenti saat tidur, dan gejala tersebut dengan mudah timbul kembali.
BAB II TRANSIENT “TIC” DISORDER 2.0
DEFINISI TIC adalah suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu kelompok otot
khas tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung dengan cepat, dan berulang4 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
ulang, tidak berirama, ataupun suatu hasil vokal yang timbul mendadak dan tidak ada tujuan yang nyata. TIC jenis motorik dan jenis vokal mungkin dapat dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun penggarisan batasannya tidaklah jelas.1 TIC seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun tidak jarang juga disertai gangguan emosional yang luas, khususnya fenomena obsesi dan hipokondrik. Namun ada pula beberapa hambatan perkembangan khas yang disertai TIC. Tidak ada garis pemisah yang jelas antara gangguan TIC dengan berbagai gangguan emosional dan gangguan emosional yang disertai TIC. Diagnosisnya mencerminkan gangguan utamanya. 1 Ciri khas terpenting yang membedakan TIC dari gangguan motorik lainnya adalah gerakan yang mendadak, cepat, sekejap, dan terbatasnya gerakaan, tanpoa bukti gangguan neurologis yang mendasari; sifatnya berulang-ulang dan biasanya terhenti saat tidur. Kurang beriramanya TIC dapat membedakannya dari gerakan yang stereotipik berulang yang tampak pada beberapa kasus autisme dan retardasi mental. Aktivitas motorik manneristik yang tampak pada gangguan ini cenderung mencakup gerakan yang lebih rumit dan lebih bervariasi dari gejala TIC. Gerakan obsesif kompulsif sering menyerupai TIC yang kompleks namun berbeda karena bentuknya cenderung ditentukan oleh tujuannya (misalnya menyentuh atau memutar benda secara berulang) daripada oleh kelompok otot yang terlibat; walaupun demikian seringkali sulit untuk membedakannya. 1 Gangguan TIC sementara merupakan gangguan TIC yang pada umumnya memenuhi kriteria untuk didiagnosis sebagai gangguan TIC, tetapi tidak melampaui waktu 12 bulan. 1.3,4
2.1
PREVALENSI Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa lebih dari 19% kasus TIC
terjadi pada usia sekolah, dan anak-anak dengan gangguan TIC dalam penelitian ini umumnya tidak terdiagnosis. 1 dari 100 orang mungkin pernah mengalami beberapa bentuk dari gangguan TIC yang biasa onsetnya terjadi sebelum masa pubertas.1,2 Sedangkan gangguan TIC sementara atau Transient TIC Disorder biasanya paling sering dijumpai pada anak-anak usia 4-5 tahun 5 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
2.2
ETIOLOGI Sampai saat ini tidak diketahui penyebab dari terjadinya gangguan TIC sementara
ini. Sama seperti sindrom Tourette dan gangguan TIC lainnya, gangguan TIC sementara ini mungkin disebabkan karena kombinasi dari beberapa faktor.4 Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa gangguan TIC ini mungkin diwariskan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic, mutasi gen diidentifikasi sebagai penyebab dari Sindrom Tourette pada beberapa kasus (Mayo, 2012)2,3 Kelainan pada otak juga bisa bertanggungjawab atas terjadinya gangguan TIC ini. Seperti kelainana yang juga menyebabkan kelainan mental lainnya seperti depresi dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). 3,4 Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa gangguan TIC sementara juga mungkin berhubungan dengan neurotransmiter. Neurotransmiter adalah zat-zat kimia pada otak yang menghubungkan signal-signal dari saraf ke sel. Bagaimanapun juga belum ada penelitian
yang
menjelaskan
secara
lengkap
dan
jelas
mengenai
hubungan
neurotransmiter.3,4
2.3
GEJALA KLINIS Anak kecil dengan gangguan TIC mungkin mengalami kedutan pada wajah atau
kedutan di lengan, kaki, atau area lainnya. Kedutan atau tic dapat berkaitan dengan:
Gerakan yang berulang-ulang yang tidak memiliki ritme
Dorongan yang sangat kuat untuk membuat gerakan
6 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
Gerakan yang jelas, singkat, dan kaku yang meliputi: Berkedip Mengepalkan tinju Gerakan pada jari kaki Pembesaran lubang hidung Meringis Menyentak lengan Gerakan membuka mulut Gerakan mengangkat alis Mengangkat bahu Menjulurkan lidah
TIC ini sering terlihat seperti gerakan saraf. TIC dapat memburuk dengan adanya stres dan biasanya tidak terjadi selama tidur. Suara-suara juga dapat terjadi, seperti:
2.4
Mendengkur
Berdesis
Merintih
Mendengus
Suara membersihkan tenggorokkan
“Clicking”
KLASIFIKASI Dalam buku DSM edisi yang ke-4, gangguan TIC dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Transient TIC disorder (Gangguan TIC sementara)
7 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
Gangguan motorik maupul vokal multipel dalam durasi paling tidak 4 minggu tapi tidak melampaui 12 bulan 2. Chronic TIC disorder (Gangguan TIC motorik atau vokal kronik) Gangguan TIC motorik atau vokal, tapi tidak keduanya yang terjadi lebih dari 1 tahun. 3. Tourette syndrome Didiagnosis ketika terjadi TIC baik motorik maupun vokal yang terjadi terus menerus selama lebih dari 1 tahun. 4. TIC disorder NOS (Not Otherwise Specified) atau Gangguan TIC yang tidak tergolongkan Gangguan TIC ini onsetnya terjadi pada masa kanak-kanak (terjadi sebelum usia 18 tahun dan bukan merupakan efek dari obat maupun gangguan medis lainnya.
2.5
DIAGNOSIS Berdasarkan dari Centers for Disease Control and Pervention (CDC), American
Psychiatric Association (APA) menjelaskan cara menegakkan diagnosis dari gangguan TIC sementara. 3 8 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
Seseorang dengan gangguan TIC harus memenuhi gejala-gejala di bawah ini untuk bisa didiagnosa menderita gangguan TIC sementara (CDC, 2011);
Satu atau lebih TIC motorik (seperti berkedip, menaikkan bahu) atau TIC vokal seperti (bersenandung, membersihkan tenggorokan, atau meneriakkan kata ataupun kalimat)
TIC harus muncul setidaknya setiap hari paling tidak selama 4 minggu, tapi tidak lebih dari 12 bulan
TIC harus terjadi sebelum usia 18 tahun
Gejala-gejala tersebut bukan merupakan efek samping dari obat-obaatan atau karena gangguan medis lainnya seperti Huntington disease atau post-viral encephalitis
2.6
Bukan merupakan Sindrom Tourette atau kelainana TIC lainnya
PENATALAKSANAAN Transient TIC disorder seringkali berlangsung dan hilang tanpa diberikan
pengobatan pada anak-anak. Sangatlah penting bagi anggota keluarga dan guru untuk tidak terlalu memperhatikan TIC karena dapat membuat anak tidak percaya diri dan memperburuk gejalanya. Kombinasi terapi dan pengobatan dapat membantu dalam situasi dimana TIC mempengaruhi pekerjaan atau sekolah.3,4 Stress dapat membuat TIC lebih parah atau lebih sering terjadi, sehingga teknik untuk mengonbtrol dan mengelola stress sangatlah penting. Terapi kognitif juga sangat bermanfaat untuk gangguan TIC. Pasien belajar untuk mengontrol emosi mereka, juga perilaku dan pikiran. 3,4 Pengobatan dengan obat-obatan tidak dapat mengobati gangguan TIC secara lengkap, tapi dapat mengurangi gejala pada beberapa pasien. Biasanya diberikan obatobatan yang dapat mengurangi kadar dopamin dalam otak seperti fluphenazine, haloperidol, atau pimozide. Dopamine adalah neurotransmiter yang mungkin berhubungan dengan terjadinya TIC. 3,4 9 | Tr a n s i e n t T I C d i s o r d e r
Kadang juga diberikan anti-depresan. Obat-obatan ini membantu pengobatan pada kecemasan, kesedihan, atau gangguan obsesif kompulsif dan dapat membantu mengurangi komplikasi dari gangguan TIC. 3,4
2.7
TINGGAL BERSAMA PASIEN DENGAN GANGGUAN TIC SEMENTARA Tinggal bersama dengan pasien TIC sementara mungkin dapat memusingkan.
Tetapi bagaimanapun juga, kondisi ini dapat dikontrol dengan pengobatan. Cobalah untuk mengurangi stress untuk mengurangi gejala. Terapi dan medikasi dapat membantu mengurangi gejala pada beberapa kasus. Orang tua dari anak dengan gangguan TIC sementara memerankan peranan penting dalam mendukung secara emosional dan membantu dalam pendidikan anak mereka. 4
2.8
PROGNOSIS Normalnya, TIC menghilang setelah beberapa bulan. Tetapi sebaiknya orang tua
tetap memantau anaknya. Pada beberapa kasus, gangguan TIC sementara dapat berlanjut ke kondisi yang lebih serius seperti Sindrom Tourette. Sindrome Tourette adalah TIC motorik multipel dengan satu atau beberapa TIC vokal yang tidak harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul. Onset hampir terjadi pada masa anak-anak dan remaja. Lazimnya, ada riwayat TIC motorik sebelum timbulnya TIC vokal, sindrom ini sering memburuk pada usia remaja dan dapat pula menetap sampai usia dewasa. 4
BAB III KESIMPULAN
10 | T r a n s i e n t T I C d i s o r d e r
Transient TIC disorder atau gangguan TIC sementara merupakan salah satu dari gangguan perilaku dan emosional yang biasa onsetnya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja. Gangguan TIC sendiri termasuk ke dalam F.95 yang kemudian dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu; gangguan TIC sementara (F.95.0) dan gangguan TIC motorik atau vokal kronik (F.95.1). Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa lebih dari 19% kasus TIC terjadi pada usia sekolah, dan anak-anak dengan gangguan TIC dalam penelitian ini umumnya tidak terdiagnosis. 1 dari 100 orang mungkin pernah mengalami beberapa bentuk dari gangguan TIC yang biasa onsetnya terjadi sebelum masa pubertas. Sedangkan gangguan TIC sementara atau Transient TIC Disorder biasanya paling sering dijumpai pada anak-anak usia 4-5 tahun Sampai saat ini tidak diketahui penyebab dari terjadinya gangguan TIC sementara ini. Sama seperti sindrom Tourette dan gangguan TIC lainnya, gangguan TIC sementara ini mungkin disebabkan karena kombinasi dari beberapa faktor Transient TIC disorder seringkali berlangsung dan hilang tanpa diberikan pengobatan pada anak-anak. Kombinasi terapi dan pengobatan dapat membantu dalam situasi dimana TIC mempengaruhi pekerjaan atau sekolah. Normalnya, TIC menghilang setelah beberapa bulan. Tetapi sebaiknya orang tua tetap memantau anaknya. Pada beberapa kasus, gangguan TIC sementara dapat berlanjut ke kondisi yang lebih serius seperti Sindrom Tourette. Sindrome Tourette adalah TIC motorik multipel dengan satu atau beberapa TIC vokal yang tidak harus timbul secara serentak dan dalam riwayatnya hilang timbul.
DAFTAR PUSTAKA
11 | T r a n s i e n t T I C d i s o r d e r
1. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III hal. 368370. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.1993. 2. Sadock Benjamin, Sadock Alcon. TIC disorder in Kaplan &Sadock’s Synopsis of psychiatry. Philadelphia; Lippincott William & Wilkins. 2009. p. 1235-1243 3. http://www.healthline.com/health/transcient-tic-disorder?toptoctest=expand 4. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000747.htm 5. http://en.m/wikipedia.org/wiki/Tic_disorder
12 | T r a n s i e n t T I C d i s o r d e r