LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“Suhu Tubuh, Berat Badan dan Tinggi Badan”
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
INDAH CAHAYA P
3415106777
LAILATUL FITRIANI
34151...
LUTHFI ANZANI
341
REANEETA SAFITRIE
341....
PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL 2010 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012
A. Tujuan Suhu Tubuh Aksila dan Oral
-
Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh yang benar
-
Mengetahui cara mengukur suhu tubuh
-
Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh
-
Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
-
Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kehilangan panas
-
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi panas
-
Mengetahui perbedaan suhu tubuh yang di lakukan di Oral dengan Axilar
-
Mengetahui pengaruh berkumur air es terhadap perubahan suhu tubuh setiap OP
Berat Badan dan Tinggi Badan
-
Dapat menggunakan alat-alat yang dipakai dalam mengukur berat badan dan tinggi badan
-
Mengetahui cara mengukur berat badan dan tinggi badan
-
Mengetahui rumus perhitungan BB ideal
-
Menghitung nilai Indeks Masaa Tubuh (Body Massa Index)
-
Mengetahui berat badan dan tinggi badan Ideal setiap OP
B. Dasar Teori A. Suhu Tubuh Jaringan
dan
sel
memberi
gambaran
tentang
keadaan
kesehatan
seseorangmelalui suatu rentang suhu. Hipotalamus mengontrol suhu inti tubuh agar tetap berada pada suhu tubuh normal. Secara fisiologis, suhu tubuh diatur olehmekanisme vasodilatasi, vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat.Suhu tubuh tidak akan mengalami perubahan apabila produksi panas sama dengan besarnya suhu tubuh yang hilang ke lingkungan. Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain,aksila, oral, rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuh berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhulingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal untuk suhu aksila adalahdalam rentang antara 36 °C – 37 °C, pada oral antara 36,5 °C - 37,5 °C dan suhu pada rektal biasanya 0,6 °C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang muda pada pagi hari berkisar antara 36,3°C ± 37,1 °C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain. Serabut C radiks dorsal menghantarkan sebagian impuls yang dibangkitkan oleh reseptor raba dan berbagai reseptor kulit lain, selain impuls yang dibangkitkan oleh reseptor nyeri dan suhu ( Ganong, 2008 ). Sebagian energi yang dibutuhkan untuk reaksi endotermik ini diperoleh dari penguraian glukosa menjadi CO₂ dan H₂O, tetapi di otot juga ada senyawa fosfat berenergi tinggi lain yang dapat menyuplai energi yang dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Dalam keadaan istirahat dan selama olah raga ringan, otot menggunakan lemak dalam bentuk asam lemak bebas. Bila intensitas olah raga meningkat, penyediaan energi yang cukup cepat tidak diperoleh hanya dari lemak, sehingga pemakaian karbohidrat juga penting sebagai komponen campuran bahan bakar otot. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O ₂ menjadi meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan pemakaian O₂ sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Panas yang timbul di otot dapat diukur dengan tepat menggunakan thermocouples yang sesuai. (Ganong, 2008) Panas istirahat (resting heat), yakni panas yang dilepaskan saat istirahat. Panas yang dihasilkan sebagai kelebihan panas istirahat selama kontrkasi, disebut panas awal, terdiri atas panas pengaktifan( activation heat ), panas yang dihasilkan otot saat berkontraksi, dan panas pemendekan ( Shortening heat ), yang sebanding dengan besarnya pemendekan otot. Setelah kontraksi, pembentukan panas sebagai kelebihan panas istirahat
berlanjut
hingga 30 menit. Panas pemulihan (recovery heat ) ini adalah panas yang dilepaskan melalui proses metabolisme yang mengembalikan otot ke keadaan sebelum kontraksi. (Ganong, 2008) Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, danoleh semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal.Panas dikeluarkan dari tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran ), dan penguapanair di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urinedan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas menentukansuhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu
dankarena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan(Ganong, 2008 ). Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yangdapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuhmanusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuhmanusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanismeumpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telahmelewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akanmerangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankansuhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita lakukanuntuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S.Koplewich, 2005)
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara yaitu: 1. Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih tinggi ke obyek lain dengan jalan kontak langsung (Gabriel, 1998). 2. Konveksi Konveksi adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin misalnya orang telanjang yang duduk dalam ruangan yang kehilangan sekitar 12% panasnya dengan cara konduksi ke udara menjauhi tubuh. 3. Radiasi adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut (Gabriel, 1996). misalnya seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar normal kehilangan sekitar 60% panas total secara radiasi. Jika suhu tubuh naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit sambil membawa panas tubuh. Di setiap tempat perawatan baik di rumah sakit maupun klinik dipakai lokasi pengukuran temperatur pada ketiak, sub lingual dan rektal (Gabriel, 1998). Terdapat beberapa
tempat yang mudah diakses untuk memantau suhu tubuh.Suhu mulut dan ketiak (aksila) setara, sedangkan suhu rectum rata-rata lebihtinggi 1°F (0,56°C). Yang sekarang juga tersedia adalah alat pemantau suhi yangmemindai panas yang dikeluarkan oleh gendang telinga dan mengubah suhu inimenjadi ekivalen oral. Namun, tidak ada dari pengukuran-pengukuran ini yangmerupakan indikasi mutlak suhu inti internal, yang sedikit lebih tinggi daripada100°F daripada tempat yang diukur (Sherwood, 2009)
Jalur Termogulasi Utama : Suhu kulit
Suhu inti
Termoreseptor
Termoreseptor sentral (di hipotalamus, bagian lain di SSP dan or an abdomen
perifer (di kulit)
Pusat integrasi termoregulasi hipotalamus
Adaptasi perilaku
Neuron motorik
Sistem saraf simpatis
Sistem saraf simpatis
Otot rangka
Pembuluh darah kulit
Kelenjar keringat
Vasokonstriksi dan vasodilatasi kulit
Berkeringat
Tonus otot, menggigil
Kontrol produksi panas atau pengurangan panas
Kontrol produksi panas Kontrol en uran an anas
Kontrol pengurangan panas
B. Berat Badan dan Tinggi Badan Pengukuran berat badan dan tinggi badan merupakan salah satu jenis pengukuran antropometrik yaitu pengukuran terhadap ukuran dan komposisi tubuh. Pengukuran ini menunjukkan keseimbangan antara kalorii yang tersedia dengan pengeluaran energi, massa otot, lemak tubuh, dan penyimpanan protein. Berat badan ideal dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya suhu dan jenis kelamin. Seseorang dikatakan kelebihan berat badan apabila berat badannya 10% lebih berat
dari berat ideal, bila berat badannya lebih dari 20 % maka kondisi ini disebut obesitas, sedangkan bila berat badannya 10 % kurang dari berat badan ideal maka kondisi ini disebut kekurangan nutrisi. Indeks
Massa
Tubuh
( Body
Mass
Index)
adalah
pegukuran
yang
memperlihatkan kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan seseorang. Bila BMI berada pada antara 18 – 25 maka seseorang dianggap sehat, sedangkan resiko mengalami masalah kesehatan meningkat apabila nilai BMI diatas 25. IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 yang mengatakan bahwa batasan berat badan (BB) normal orang dewasa berdasarkan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan, juga tidak dapat diterapkan padakeadaan khusus (penyakit) seperti edema, asites, dan hepatomegali.IMT dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut:
[ ]
Dengan keterangan sebagai berikut: BB = berat badan TB = tinggi badan Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitasadalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaituapabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanitakarena lemak (Ganong W.F, 2008). Penderita obesitas mengalami penumpukanlemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya. Nilai normaluntuk indeks ini adalah 20-25 kg/m²
Grafik BMI untuk dewasa
C. Alat dan Bahan Alat: 1. Termometer raksa (aksila) 2. Termometer raksa (oral) 3. Stopwatch 4. Tissue 5. Timbangan berat badan 6. Alat pengukur tinggi dengan skala sentimeter (cm) Bahan: 1. Air Es
D. Cara Kerja Suhu Badan pada daerah axilar: bersihkan termometer sebelum digunakan
bersihkan dan keringkan daerah axila OP
tunggu selama 5 menit
OP persilakan duduk, letakkan termometer pada axila, jepit dengan tangan menyilang di dada
catat hasil pengmatan, lakukan hal yang sama dengan keadaan OP telah lari-lari kecil selama 10 menit
Pengukuran Suhu Tubuh pada daerah Oral:
bersihkan termometer sebelum digunakan, turunkan air raksa sampai di bawah garis terendah
OP bernafas dalam keadaan tertutup, letakkan dibawah lidah, biarkan selama 5 menit
catat hasil pengamatan, ulangi dengan keadaan bernafas dengan mulut terbuka, dan berkumur air es selama 5 menit
E. Hasil Tabel Hasil Pengamatan Suhu Tubuh kelas PBB 2010
Nama
Suhu aksila Usia
JK
Riko
20
CP
OP
Suhu oral
Istirahat
Aktivitas
Mulut tutup
Mulut buka
L
36,6
36,9
36,8
36,7
36,7
20
P
36,7
37
37,2
36,2
36,9
Ellys
20
P
36,2
36,2
36,8
36,8
36,6
DP
19
P
36,4
37,7
37,4
36,9
36,4
Dewi S
20
P
35,4
36,2
36,6
37,5
Aulia
20
P
35,9
36,5
37,1
36,7
36,7
Nindy R
22
P
36,3
36,2
36,6
36,6
36,5
Tabel Hasil pengamatan Tinggi Badan dan Berat Badan
Nama OP
usia JK
Berat Badan (kg)
Tinggi badan (cm)
BMI
Luluk
20
P
53
166
19,27
Juwita
20
P
47
164
17,47
Luthfi
20
P
50
161
19,28
Devi
20
P
39
163
14,67
Yuli
20
P
45
161
17,15
Evy
20
P
48
158
19,28
Nurika
20
P
49
160
19,1
Kumur air es
F. Pembahasan Suhu Tubuh a. Pengukuran Axilar Pada praktikum pengukuran suhu tubuh, terdapat tujuh OP yang terdiri atas enam OP berjenis kelamin perempuan, dan satu OP yang berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data yang diperoleh, suhu tubuh pada masing-masing OP dalam keadaan istirahat adalah hampir 70 % berkisar sekitar 36°C – 37 °C. Sedangkan yang 30 % bersuhu sekitar 35°C - 36°C. Menurut kami, perbedaan suhu pada kedua OP tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi tubuh OP, keadaan lingkungan tubuh OP, seperti suhu ruangan saat pengukuran suhu tubuh Pada saat itu, kedua kelompok mendapat tempat pengukuran yang berada dekat dengan AC (di bagian belakang dari ruangan laboratorium fisiologi). Ketika mereka berada di dekat lingkungan yang bersuhu rendah (dingin), maka tubuh mereka akan beradaptasi dengan lingkungan, sehingga tubuh OP pun menjadi dingin. Ketika tubuh OP dingin, maka saat dilakukan pengukuran suhu tubuh, didapatkan hasil yang lebih rendah dari OP lainnya. Perpindahan panas yang terjadi dari tubuh OP ke udara luar karena perbedaan suhu, terjadi secara, konveksi, yaitu pemindahan panas melalui gas atau cairan yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan dibandingkan udara dingin. Kemudian, selain pengukuran dilakukan dengan istirahat (tanpa aktivitas) juga dilakukan pengukuran suhu setelah OP beraktivitas selama 10 menit, dengan tujuan untuk membandingkan perubahan yang terjadi pada suhu tubuh OP tersebut sebelum dan sesudah beraktivitas. Sebagian besar OP mengalami perubahan, yaitu suhu tubuh OP setelah beraktivitas menjadi naik kecuali pada Nindi yang mengalami penurunan suhu badan sebesar 0,1 derajat Celcius. Perbedaan hal tersebut dapat diakibatkan oleh perbedaan metabolisme di dalam tubuh nindy atau bisa juga terjadi karena kesalahan mambaca termometer. Sehingga itu berarti bahwa, aktivitas mempengaruhi suhu tubuh OP. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O ₂ menjadi meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan pemakaian O ₂ sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai
panas ( Ganong, 2008). Jadi, setelah tubuh beraktivitas, otot – otot bekontraksi, maka suhu tubuh akan meningkat.
b. Suhu oral Pengukuran suhu oral pada praktikum kali ini memberikan hasil rentang suhu 36,7oC - 37 oC pada ketujuh OP dalam kondisi istirahat dan mulut tertutup. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kedua OP memiliki suhu inti tubuh yang normal, hal ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pada umumnya, nilai normal untuk suhu oral manusia muda pada pagi hari diperkirakan sekitar 36,3 oC - 37,1 oC (Ganong, 2008). Besar suhu pada bagian oral dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan bernapas melalui mulut.(Ganong, 2008). Pada praktikum kali ini, OP yang telah diukur suhu oral dalam keadaan istirahat dan mulut tertutup melakukan pengukuran suhu oral kembali dengan keadaan mulut terbuka, dan ternyata suhu oral ketujuh OP tersebut mengalami rata-rata penurunan 0,44 oC darimulut tertutup ke mulut terbuka. Hal ini dapat terjadi karena, keadaan mulut yang terbuka menyebabkan OP mengalami pernapasan melalui mulut. Sehingga di dalam rongga mulut terjadi sirkulasi udara dengan udara diluar rongga mulut. Karena adanya aliran udara tersebut maka terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara di dalam rongga mulut dengan udara diluar rongga mulut. Perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya perubahan berat jenis udara, udara panas akan naik sedangkan udara dingin akan bergerak ke bawah (Ganong, 2008). Hal ini dapat juga dianalogikan dengan pernapasan yang terengah-engah. Pernapasan yang cepat dan dangkal ini sangat meningkatkan jumlah penguapan air di mulut dan saluran napas sehingga meningkatkan pengeluaran panas (Ganong, 2008). Saat mulut terbuka, udara yang keluar dari saluran napas akan meningkatkan jumlah penguapan air di mulut, hal ini lah yang meningkatkan suhu karena adanya pengeluaran panas. Saat OP berkumur dengan air es yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan suhu rongga mulut (oral), maka peristiwa konduksi terjadi. Konduksi merupakan perpindahan panas antara objek atau bahan dengan suhu berbeda yang berkontak satu sama lain (Ganong, 2008). Air es yang masuk ke rongga mulut dengan suhu lebih rendah berkontak langsung dengan bagian oral yang bersuhu lebih tinggi, oleh karenanya panas akan segera berpindah dari bagian oral ke air es yang bersuhu lebih rendah, sehingga terjadi penurunan suhu pada bagian oral sebesar 0,15oC.
Saat 5’ kedua pengukuran, suhu oral sudah mengalami peningkatan kembali, hal ini terjadi karena air es sudah mengalami peningkatan suhu akibat panas yang diberikan oleh rongga mulut menuju pada suhu seimbang antara kedua bagian tersebut. Sehingga lambat laun, suhu oral akan kembali pada kisaran suhu normalnya yaitu 36,3 oC - 37,1 oC. Adapun mekanisme perpindahan panas secara konduksi dan konveksi tersebut tetap dipengaruhi oleh system saraf
yaitu hipotalamus sebagai pemberi respon refleks
perubahan suhu tubuh. Hipotalamus dikatakan mengintegrasikan informasi suhu tubuh dari reseptor sensorik di kulit, jaringan dalam, medulla spinalis bagian ekstrahipotalamus otak dan hipotalamus (Ganong, 2008). Masing-masing dari kelima input tersebut meberikan kontribusi 20% dari informasi yang diintegrasikan (Ganong, 2008). Selain dari itu, suhu tubuh juga dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya usia, jenis kelamin, hormone, lingkungan, emosi/ stress, makanan dan gizi, serta aktivitas tubuh.
c. Berat Badan dan Tinggi Badan Praktikum pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan badan dan meteran tubuh. Pengukuran dilakukan tanpa menggunakan alas kaki dan menanggalkan benda yang mungkin menambah berat badan OP. setelah dilakukan kalibrasi kemudian dicatat. Hasil pengukuran menunjukkan data OP yang beragam. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung berat badan ideal dari OP dengan menggunakan rumus BB = TB – 110 (±10%). Perhitungan ini dilakukan bertujuan agar mengetahui keadaan ideal dari OP yaitu keadaan berat badan yang normal dan seimbang. Setelah didapatkan berat badan ideal dilakukan perhitungan indeks massa tubuh dengan rumus IMT = Berat badan (Kg)/ (tinggi badan) 2(m). perhitungan indeks massa tubuh untuk mengetahui apakah OP tersebut malnutrisi, normal atau overweight. Pengukuran dengan menggunakan standar hasil perhitungan yaitu < 18 OP dinyatakan malnutrisi, rentang 18-25 OP dinyatakan normal, sedangkan OP>25 dinyatakan overweight dan beresiko mengalami obesitas (kelebihan lemak tubuh). Dengan menggunakan standar rentang tersebut, praktikan dapat menganalisa hasil pengukuran. Pada OP Luluk memiliki BB 52 Kg dengan IMT/BB sebesar 19,27. Sesuai dengan standar yang ada, Luluk memiliki berat badan yang ideal. Menurut rentang BMI yaitu 18-25 Hal tersebut sama dengan Jani yang memiliki BB 50 Kg, sedangkan rentang IMTnya pun sebesar 19,2. Berbeda dengan saudari evi yang memiliki BB 48 Kg dengan IMT/BB sebesar 19,28 dan saudari Nurika yang memiliki BB 49 Kg dengan IMT/BB sebesar 19,7. Walaupun terdapat perbedaan pada IMTnya, OP tersebut dinyatakan normal, karena
standar yang ada pada IMT yang normal itu berada pada rentang 18 – 25. Namun jika perhitungan IMT melebihi OP mengalami overweight dan beresiko mengalami obesitas bila tidak mengatur pola makan dengan benar. Penyebab obesitas dapat beragam factor, yaitu 1) penurunan aktivitas fisik dan pengaturan makan yang tidak baik, 2) faktro lingkungan, social dan psikologi membuat perilaku makan yang abnormal, 3) nutrisi berlebih pada masa kanak, 4) kelainan neurogenik, 5) factor genetic. Sedangkan terdapat OP bernama chandra yang memiliki BB 47 Kg dengan besar IMT/BMI adalah 17,47 lalu Devi yang memiliki BB 39 dengan IMT 14,67 dan saudari yuli dengan BB 45 dan BMI 17,5. OP tersebut termasuk ke dalam OP yang malnutrisi karena besar IMT/BMInya dibawah 18 walaupun BBnya masih ke dalam BB ideal. Pada keempat OP yaitu lulu, jani, evi dan nurika yang sudah ber IMT normal . termasuk OP yang sudah cukup ideal, walaupun sudah termaksud kedalam IMT yang sudah cukup ideal Keempat orang ini harus tetap menjaga pola makan sebab perempuan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menimbun lemak dalam tubuhnya. Dengan menjaga pola makan tentu kita akan menghindari tubuh dari berbagai macam penyakit. Berbeda dengan saudari devi, yuli dan chandra yang harus meningkatkan porsi energy makanannya dengan menyeimbangkan komponen karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Seperti halnya obesitas, malnutrisi juga dapat karena riwayat dari bayi yang memiliki jaringan adiposity yang sedikit. Serta mengurangi stress terhadap sesuatu agar nafsu makan tetap terjaga. Apalagi jika orang tersebut memiliki metabolisme yang cepat, maka makanan selingan (cemilan)
G. Kesimpulan -
Tempat pengukuran suhu tubuh ada di aksila dan oral (mulut).
-
Cara mengukur suhu tubuh di bagian oral dan aksila adalah dengan menggunakan thermometer oral dan thermometer aksila.
-
Suhu tubuh pada bagian aksila dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan pakaian.
-
Besar suhu pada bagian oral dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk makanan/minuman panas atau dingin, mengunyah permen karet, merokok, dan bernapas melalui mulut
-
Mekanisme perpindahan panas suhu tubuh dapat terjadi melalui konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.
-
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi panas yaitu: metabolisme basal, aktivitas
muscular
termasuk
menggigil,
peningkatan
metabolisme
yang
disebabkan oleh tiroksin dan efek norepinephrin, pengaruh saraf simpatis pada sel dan pengaruh temperatur pada sel. -
Rata-rata suhu tubuh di aksila saat ketujuh OP mengalami peningkatan yaitu dalam keadaan istirahat adalah 36.2 0C dan setelah melakukan aktivitas berlari menjadi 36,60C.
-
Rata-rata suhu tubuh di bagian oral OP dalam keadaan istirahat adalah 36,2 0C, saat mulut dalam keadaan terbuka terjadi peningkatan suhu menjadi 36,6 0C. sedangkan pada saat mulut tertutup terhitung suhu menjadi 36, 9 berkumur dengan air es suhu oral mengalami penurunan
setelah
menjadi 36,7 0C
.dimungkinkan dikarenakan suhu didalam oral mengalami penurunan suhu yang dikarenakan suhu es yang masuk kedalam tubuh sangat dingin. -
Terjadi perpindahan panas secara konduksi antara thermometer dengan bagian oral dan terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara dalam rongga mulut dengan udara luar pada saat mulut dalam keadaan terbuka, sehingga terjadi peningkatan suhu.
-
Saat berkumur dengan air es, terjadi perpindahan secara konduksi antara panas antara air es dengan panas pada rongga mulut
-
BB ideal dapat diukur dengan menggunakan rumus BB = TB – 110 (±10%).
-
Terdapat 3 orang OP yang mengalami malnutrisi dengan besar IMT/BMI yang dibawah 18
H. Daftar Pustaka Ganong,F. William. 2008. Fisiologi Kedokteran. ECG: Jakarta Lauralee, Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC : J akarta -. http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html, diunduh tanggal 06 Oktober 2012 pukul 21.00 WIB -. http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/, diunduh tanggal 06 Oktober 2012 pukul 21.00WIB Paulev. 2004. Textbook in Medical Physiology and Pathophysiology : Essentials and Clinical Problems. 2nd edition. http://www.zuniv.net/physiology/book/chapter21.html. 23 Februari 2012. 22.00 WIB