LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
BAB VIII RONA LINGKUNGAN AWAL
8.1. UMUM Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) didasarkan pada asumsi bahwa dampak negatif akan ditangani pada semua tahapan proyek ( prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi) melalui pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan efektivitas pengelolaan tersebut dievaluasi melalui Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) yang juga dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Proyek PLTM Cianten II dibuat berdasarkan Keputusan
Menteri
Pertambangan
dan
Energi
Nomor
:
389.K/008/M.PE/1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Untuk Kegiatan Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi serta Listrik dan Pengembangan Energi. Proyek PLTM Cianten II terletak pada DAS Cianten II, Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. PLTM Cianten II memiliki dua rumah pembangkit dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 2 x 2500 KW dan energi yang dibangkitkan pertahun sebesar 29.521 GWH. Energi listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan daerah di Propinsi Jawa Barat umumnya dan Kabupaten Bogor khususnya.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 1
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
8.2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI 8.2.1.Pendekatan 8.2.1.Pendekatan Teknis Analisis Mengenai Dampak LIngkungan merupakan suatu proses yang terdiri atas banyak langkah yang dilakukan secara berurutan dimana pada umumnya langkah yang lebih awal memberikan masukan untuk langkah berikutnya. Namun antara langkah yang satu dengan langkah yang lainnya terhadap hubungan umpan balik. Secara garis besar proses penyusunan UKL-UPL adalah mencakup langkah-langkah sebagai berikut : a.
Rencana kegiatan/ Proyek yang wajib UKL-UPL
b.
Diumumkan kepada masyarakat untuk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat
c.
Mengidentifikasi
dampak
dari
rencana
usaha
dan/
atau
kegiatan d. Menguraikan rona lingkungan awal di lokasi proyek dan sekitarnya e.
Memprediksi dan pendugaan dampak
f.
Mengevaluasi
dampak
dan
merumuskan
arahan
Upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Pendekatan Teknis yang dilakukan konsultan untuk pelaksanaan Penyusunan Dokumen UKL-UPL di Desa Ciasmara Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Prosedur perencanaan detail engineering desain sebagai berikut: a. Kegiatan Persiapan -
Mobilisasi Mobilisasi Personil dan Peralatan
-
Persiapan Teknis
-
Penyusunan Rencana Kerja Rinci
b.
Penentuan Batas Wilayah Studi
c.
Pekerjaan Pengumpulan Data dan Penelitian
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 2
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
8.2.2.Pendekatan Teknologi Pendekatan memperkecil
teknologi
yang
dampak
dilakukan
negatif
yang
untuk timbul
menanggulangi/ akibat
kegiatan
pembangunan PLTM Cianten II pada tahap konstruksi, operasi maupun pasca operasi meliputi: a.
Tahap Konstruksi Pada
tahap
konstruksi
terdapat
dua
kegiatan
utama
yang
mempunyai dampak terhadap lingkungan yaitu kegiatan mobilisasi alat dan bahan serta kegiatan pembangunan PLTM Cianten II. 1.
Pendekatan teknologi pada kegiatan mobilisasi alat dan bahan seperti : - Penyiraman jalan untuk menanggulangi resuspensi debu akibat kegiatan transportasi, dengan mempergunakan truk tangki air. - Mengoperasikan kendaraan yang baik jalan dan telah lulus uji emisi dari instansi terkait (Dinas Perhubungan setempat). - Membatasi
laju
kendaraan
sehingga
debu
tidak
beterbangan ke udara. - Untuk mengurangi intensitas kebisingan dilakukan dengan cara pembatasan aktifitas mobilisasi hanya pada siang hari saja. - Upaya menanggulangi gangguan kemacetan lalu lintas dilaksanakan
dengan
mengatur
lalu
lintas
perjalanan
kendaraan proyek tidak pada waktu jam sibuk, frekuensi angkutan diatur dan disesuaikan dengan kepadatan jalan yang dilalui, peningkatan disiplin pengemudi proyek dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas seperti “flash light” - Memperbaiki dan memperlebar jalan ruas jalur yang akan masuk ke tapak proyek (di mulut jalan akses). - Memperbaiki sarana jalan yang rusak akibat beroperasinya kendaraan berat. - Membuat tangki septik untuk menampung limbah cair para pekerja proyek.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 3
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
2.
Pendekatan teknologi untuk mengendalikan dampak negatif pada Kegiatan pembangunan jalan akses adalah : -
Mempergunakan teknologi untuk memperkecil kekeruhan sungai dan air tanah/sumur (kualitas-air) pada waktu dilakukan penggalian/pengerukan saluran
-
Untuk
mengatasi
pencemaran
air
akibat
ceceran
(tumpahan) tanah yang jatuh ke jalan pada waktu dilakukannya pendekatan
pembongkaran teknologi,
dengan
barang, cara
:
dilakukan masyarakat
(mewajibkan) kepada mobil truk pengangkut material untuk
melengkapi
terpal
sebagai
fasilitas
tempat
pencegahan tumpahan material ke jalan raya. b.
Tahap Operasi Pada tahap operasi, kegiatan yang dapat menimbulkan dampak negatif adalah kegiatan pembongkaran, penimbunan barang, pengoperasian jalan akses ke Power Station 1.
Untuk mengendalikan pencemaran udara dan air pada kegiatan pengoperasian jalan akses, dilakukan pendekatan teknologi dengan cara : -
Pada musim kemarau dilakukan penyiraman jalan akses ke PLTM
Cianten
II
dengan
air
agar
debu
tidak
beterbatangan ke lingkungan sekitarnya. -
Mengumpulkan limpasan air hujan yang jatuh di atas jalan akses dengan jalan membuat saluran drainase di kiri-kanan jalan; kemudian limpasan air hujan tersebut dialirkan ke kolam sedimentasi.
2.
Pada saat kegiatan pengoperasian jalan akses ke lokasi Power Station, dilakukan pendekatan teknologi dengan cara : -
Emisi
gas
buang
dari
kendaraan
material
akan
dikendalikan dengan pengukuran gas buang secara periodesasi dan menanam pohon yang dapat menyerap gas buang dari kendaraan.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 4
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
-
Untuk mencegah penyebaran debu dari jalan akses, maka di kiri-kanan jalan akses ditanami pohon/tumbuhan yang berfungsi sebagai green belt, dan melakukan penghijauan di lahan terbuka.
-
Ceceran
limbah
minyak
dicegah
dengan
mempergunakan sarana “Oil Catcher”. -
Kebisingan
yang
timbul
dari
operasional
truk
yang
mengangkut barang-barang dengan memasang sekat peredam suara untuk melokalisasi sumber kebisingan serta menahan pohon dan melakukan penghijauan di lahan terbuka.
8.2.3.Pendekatan Sosial Ekonomi Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang berlandasakan pada interaksi sosial, dan bantuan peran pemerintah. A.
Tahap Pra Konstruksi Pada tahap pra konstruksi, kegiatan pembebasan lahan rencana pembangunan PLTM Cianten II dan jalan akses ke PLTM Cianten II dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Penanggulangan yang dapat dilakukan adalah : Memberi ganti rugi lahan dengan harga memadai. Melakukan setempat
sosialisasi melalui
terlebih
koordinasi
dahulu dengan
kepada
masyarakat
Pemerintah
daerah
setampat. Meminta
Ijin
kepada
Instansi
yang
berwenang
dengan
berkoordinasi dengan instansi terkait. B.
Tahap Konstruksi o
Pada tahap kegiatan konstruksi pembangunan untuk kegiatan pembersihan lahan pepohonan dapat menimbulkan keresahan pemilih lahan. Pendekatan sosial ekonomi yang akan dilakukan adalah dengan memberikan “tali asih” kepada pemilik lahan.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 5
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor o
Pada tahap konstruksi Pembangunan PLTM Cianten II kegiatan pengerahan tenaga kerja dapat menimbulkan dampak berupa gangguan kamtibmas serta ketidakpuasan masyarakat (akibat kurangnya penyerapan tenaga kerja lokal). Pendekatan sosial ekonomi yang akan dilakukan adalah : -
Mendorong dan mensyaratkan pada kontraktor untuk memanfaatkan tenaga kerja skill lokal, sebagai bagian dari pengalihan keahlian dan memanfaatkan pekerjaan non skill secara maksimal sesuai dengan kebutuhan.
-
Mendorong dan menginformasikan pada para kontraktor tentang budaya pemanfaatan pekerja lokal, seperti “subkontr aktor” tenaga kerja.
-
Memberikan upah buruh secara wajar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (misalnya memenuhi standar UMK yang telah ditetapkan) dan tenaga kerja yang bekerja di rencana pembangunan jalan akan diasuransikan (JAMSOSTEK).
-
Tenaga kerja yang dilibatkan pada rencana Kegiatan Pembangunan PLTM Cianten II akan dijamin kesehatan dan keselamatannya.
-
Melakukan
koordinasi
yang
efektif
antara
pemrakarsa
dengan aparat desa, demikian pula pihak kontraktor diwajibkan berkoordinasi dengan aparat desa sehingga pelaksanaannya dapat selaras.
C.
Tahap Operasi Pada tahap operasi, peluang kerja dan peluang usaha dapat menimbulkan
ketidakkpuasan
penduduk
lokal
(gangguan
kamtibmas) apabila peluang-peluang tersebut tidak dapat diraih oleh penduduk lokal. Sementara itu keberadaan pipa-pipa yang akan dipasang dapat mengganggu
lalu
lintas
sehingga
menimbulkan
keesahan
masyarakat.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 6
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
1.
Untuk mengendalikan keresahan masyarakat akibat langkanya peluang kerja dan peluang usaha dan alih teknologi, akan dilakukan pendekatan sosial ekonomi dengan cara : - Memberikan informasi urutan spesifikasi teknis tenaga kerja dan upaya-upaya alih teknologi terhadap tenaga kerja lokal agar alih teknologi dapat berjalan sesuai rencana, antara lain dengan cara pemberian training dan penterjemahan manual peralatan. -
Mengupayakan menjadi
secara
rekanan
Pembangunan
bertahap
kerja/usaha
PLTM
Cianten
agar
di
II
peluang-peluang
lingkungan
dapat
Kegiatan
dilaksanakan
oleh
penduduk lokal. - Mengembangkan
dan
mengupayakan
bantuan
bagi
penduduk lokal sebagai kompensasi bagi masyarakat disekitar Kegiatan Pembangunan PLTM Cianten II melalui program “Community Development” -
Pemrakarsa
akan
melakukan
perlindungan
secara
serius
terhadap masyarakat sebagai tenaga kerja pada proyek pembangunan Jaringan jalan. - Melibatkan tenaga kerja lokal secara maksimal dan tidak melibatkan
tenaga
kasar
dari
luar
daerah
agar
tidak
menimbulkan kecemburuan sosial.
2.
Untuk mengendalikan gangguan terhadap penggunan air sungai (penurunan pendapatan), akan dilakukan pendekatan sosial ekonomi dengan cara : -
Memberikan
kompensasi
kepada
para
nelayan/petambak
sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility - Melakukan sosialisasi dan musyawarah antara pemrakarsa dan para nelayan perihal jenis dan besaran kompensasi di bawah koordinasi pemerintah daerah setempat.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 7
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
D.
Tahap Pasca Operasi Pada tahap pasca operasi, pemutusan hubungan kerja dapat menimbulkan dampak negatif. Pendekatan sosial ekonomi yang dapat dilakukan adalah : -
Mengupayakan jenis tunjangan khusus sesuai dengan kondisi dan situasi di masa yang akan datang.
-
Meningkatkan skill anggota keluarga para pekerja yang akan memasuki
masa
akhir
kerja
mereka
pada
Kegiatan
Pembangunan PLTM Cianten II. 8.2.4. Pendekatan Institusi Pendekatan institusi adalah mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh Pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak penting lingkungan hidup, meliputi :
Pembentukan institusi/wadah yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan yang didalamnya duduk wakil-wakil dari pemrakarsa, Institusi/wadah
desa ini
merencanakan
(tokoh dapat
dan
formal)
dan
bermanfaat
untuk
melaksanakan
masyarakat. menyusun,
Pemberdayaan
Masyarakat (Community Development).
Pihak pemrakarsa akan selalu berkoordinasi dengan institusi terkait baik di tingkat pusat maupun daerah.
Koordinasi di tingkat daerah dengan instansi-instansi : Dinas Tenaga Kerja, Dinas Sosial, Dinas Pendapatan daerah, Aparat Keamanan Setempat, terutama yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi, kamtibmas dan masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. Bappedal setempat, terutama yang berkaitan dengan kebijaksanaan
pengelolaan
lingkungan
hidup
dan
peraturan-peraturan daerah di bidang lingkungan.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 8
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
Pemrakarsa akan melaksanakan peraturan-peraturan dalam bidang lingkungan hidup baik peraturan yang bersifat nasional maupun daerah/lokal.
Pemrakarsa akan selalu membuat laporan triwulan dengan format pelaporan
hasil
pelaksanaan
UKL
dan
UPL
sesuai
dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005, Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan UKL dan UPL 8.3.
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN Kegiatan
pemantauan
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
efektifitas pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup. Sesuai tujuan dan kegunaan dari dokumen UKL- UPL ini adalah untuk : 1. Memantau komponen lingkungan hidup di daerah tapak proyek
dan
sekitarnya
yang
terkena
dampak
Kegiatan
Pembangunan PLTM Cianten II, sesuai dengan hasil Studi UKLUPL yang telah dilakukan. 2. Memantau komponen lingkungan di daerah tapak proyek dan sekitarnya
yang
berpotensi
menimbulkan
dampak,
baik
dampak positif (manfaat) maupun dampak negatif (risiko) terhadap pembangunan proyek tersebut di atas. 3. Menentukan parameter lingkungan yang dipantau antara lain lokasi,
waktu,
metode
dan
cara
pengukurannya
serta
pengawasan pelaksanaan yang dipantau. A.
Bagi Pemrakarsa 1.
Sebagai pedoman dan arahan bagi Pemrakarsa dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan;
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 9
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
2.
Hasil pemantauan yang diperoleh dapat digunakan sebagai umpan
balik
dalam
menentukan
langkah-langkah
kebijaksanaan pengelolaan dan pemantauan berikutnya. 3.
Hasil
pemantauan
lingkungan
dapat
digunakan
sebagai
bahan atau informasi kepada pihak lain bila suatu saat terjadi keluhan/tuntutan dari masyarakat atau pihak ketiga yang menyangkut kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemrakarsa B.
Bagi Pemerintah 1.
Deteksi dini perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya
sehingga
tidak
menggangu
kesehatan,
kenyamanan dan keselamatan masyarakat. 2.
Deteksi dini pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lain.
3.
Merupakan bahan masukan dalam perencanaan wilayah sesuai dengan kondisi rona lingkungan awalnya serta tingkat pembangunan yang sudah ada.
4.
Menghindari tumpang tindih pemanfaatan sumberdaya alam;
5.
Mencegah timbulnya keresahan sosial masyarakat, sehingga dapat
menjamin
terpeliharanya
ketertiban
kehidupan
dan
sosial
keamanan
ekonomi
dan
serta budaya
masyarakat; 6.
Sebagai alat dan bahan pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan dari rencana Kegiatan Pembangunan PLTM Cianten II.
7.
Mengetahui
secara
pasti
wewenang
masing-masing
batas pihak
tanggung yang
jawab
terlibat
dan dalam
pelaksanaan proyek
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 10
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
C.
Bagi Masyarakat 1.
Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek di bangun, sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut.
2.
Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan masukan informasi-informasi ataupun ikut langsung di dalam menjalankan proyek.
3.
Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut menghindarkan timbulnya kesalahpahaman, hingga dapat menggalang kerjasama yang saling menguntungkan.
4.
Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajibannya di dalam ikut menjaga dan mengelola kualitas lingkungan.
8.3.1. Tahap Pra Kontruksi A. Keresahan Pemilik Lahan Untuk mengetahui ketidakpuasan/keresahan pemilik lahan agar potensi ketidakpuasan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga gangguan keamanan dan ketertiban masa dapat dicegah sejak dini dengan melakukan pemantauan lingkungan dengan : 1)
Metode pengumpulan dan Analisis Data Wawancara dengan masyarakat di wilayah studi yang terkena dampak dan Disnaker pemda setempat
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan di wilayah yang termasuk dalam wilayah studi khususnya.
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 11
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
Pemantauan
dilakukan
pada
saat
kegiatan
rekrutmen
dilakukan dengan frekuensi 1 kali setiap ada kegiatan rekrutmen. B.
Kesempatan kerja dan berusaha Untuk memantau jumlah angkatan kerja dan pengusaha lokal yang diberi peluang untuk ikut memanfaatkan keberadaan proyek baik sebagai pekerja maupun sebagai pelaku usaha yang terkait dengan keberadaan proyek. Metode Pemantauan Lingkungan 1)
Metode pengumpulan dan Analisis Data Wawancara dengan masyarakat di wilayah studi yang terkena dampak dan Disnaker Pemda setempat
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan di wilayah didalam wilayah studi khususnya.
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan
dilakukan
pada
saat
kegiatan
rekrutmen
dilakukan dengan frekuensi 1 kali setiap ada kegiatan rekrutmen. C. Mata Pencaharian dan Pendapatan Agar dampak sekunder yang akan terjadi dapat dikembangkan sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara
dan
sigi
lapangan
secara
langsung
untuk
menelaah seberapa besar perubahan pendapatan dan peluang kerja sebagai sumber mata pencaharian baru. 2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan di sekitar wilayah studi.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 12
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan sejak tahap pra kontruksi sampai tahap kontruksi berlangsung.
D.
Persepsi Masyarakat Agar keberadaan proyek dapat menyatu dan sekaligus mendapat dukungan dari masyarakat karena merasa ikut memiliki. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Sigi lapangan secara langsung sekaligus wawancara terstruktur untuk menjaring pendapat masyarakat yang terkait dengan kegiatan Pemrakarsa.
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan terhadap anggota masyarakat dalam wilayah studi.
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Selama kegiatan pra konstruksi berlangsung minimal setiap 1 bulan sekali.
8.3.2. Tahap Konstruksi A. Kualitas Air Sungai Memantau kualitas air sungai khususnya zat padat tersuspensi serta minyak dan lemak sesuai Kepmen KLH No. Kep-02/MenKLH/I/1988. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pengambilan sampel air dengan menggunakan botol khusus yang tutupnya dapat dikendalikan dari permukaan. Tutup tersebut harus rapat agar air pada kedalaman yang tidak dikehendaki tidak masuk kedalam botol sampel tersebut. Sampel-sampel
air
pada
satu
titik
dari
kedalaman
dikompositkan, selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 13
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
- Zat padat tersuspensi dengan metode gravimetrik dan alat timbangan analitik;
- Kekeruhan dianalisis dengan metode nefelometrik / Helige turbiditik dengan alat turbidimeter; dan
- Minyak dan lemak di analisis dengan metode spektrofotometrik dan alat spektrofotometer. 2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Lokasi pemantauan kualitas air sungai di sepanjang sungai Cianten pengambilan sampel dilakukan pada 10 titik dengan memperhatikan arah arus setempat.
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan lingkungan untuk air sungai dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung sampai kegiatan berakhir, setiap 3 bulan sekali. B.
Biota Perairan (sungai) Pemantauan lingkungan ini bertujuan untuk memantau perubahan dan keanekaragaman jenis plankton, benthos dan nekton. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Sampling nekton dan benthos dan identifikasi ikan
Metode
analisis data yang digunakan sama dengan Metode studi untuk biota perairan seperti yang tercantum pada bagian sebelumnya. 2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Lokasi pemantauan biota air sungai dilakukan di tempat yang sama dengan pemantauan perubahan substrat dasar yaitu di lokasi pembangunan PLTM Cianten II
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 14
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
3)
Periode Pemantauan Lingkungan Pemantauan biota air sungai dilakukan selama kegiatan pembangunan ruas jalan (6 Bulan) dan pemantauan 3 bulan sekali sampai dinyatakan selesai.
C. Peningkatan
Traffic dan
kemacetan jalan
Untuk mengetahui pengaruh kegiatan terhadap perekonomian masyarakat setempat dan kecelakaan lalu lintas. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Segi lapangan dan wawancara terhadap pengguna jalan, penumpang dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Areal kerja Kegiatan Pembangunan PLTM Cianten II bahan bangunan dan sekitarnya.
3)
Periode Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan sejak dimulai pembangunan PLTM\H Cianten II, daerah fasilitas umum serta pengangkutan bahan bangunan dengan frekuensi minimal setiap 1 bulan sekali selama 6 bulan selama kegiatan berlangsung.
D.
Persepsi Masyarakat Tujuan rencana pemantauan adalah sebagai berikut:
Melindungi hak dan kepentingan masyarakat yang terkena dampak
Menghindari kecemburuan, kesenjangan dan konflik sosial.
Menjamin keamanan kerja dan berusaha.
Menunjang program pemberdayaan masyarakat; dan
Mengupayakan agar kegiatan Pemrakarsa tidak merugikan anggota masyarakat nelayan khususnya dan mesyarakat yang terkena dampak umumnya.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 15
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Sigi lapangan dan wawancara dengan masyarakat yang terkait dengan proyek, dinas atau instansi terkait serta koordinator CD di desa wilayah studi.
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Lokasi pemantauan dilakukan di pemukiman penduduk yang termasuk dalam wilayah studi.
3)
Periode Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan sejak dimulai pembangunan ruas jalan, pengangkutan bahan bangunan dengan frekuensi setiap 1 bulan selama 6 bulan.
8.3.3. Tahap Operasi A. Kualitas Udara dan Kebisingan Tujuan dilakukan pemantauan kualitas udara dan kebisingan ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pemantauan dilakukan dengan cara pengukuran langsung kualitas udara dan kebisingan pada titik-titik yang telah ditentukan meliputi areal tapak proyek dan sekitarnya. Hasil pengukuran di lapangan tersebut, kemudian dianalisis di laboratorium dengan metode sebagai berikut pada Tabel 8.1.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 16
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
Tabel 8.1 Metode Pemantauan Kualitas Udara dan Kebisingan No
Parameter
Satuan
Metode Analisis
Peralatan
1
SO2
µg/ m3
Pararosalinin
Spectrofotometer
2
CO 8 jam
µg/ m3
Kalium lodida
NDIR analyzer
3
Nox 24 jam
µg/ m3
Griess Saltzman
Spectrofotometer
4
Debu
Gravimetri
Hi-Vol Dust Sampler
-
Sound Level Meter
24 µg/ m3
jam 5
Kebisingan
DB (A)
Hasil analisis laboratorium tersebut dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan, yakni :
- Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1991 tentang baku mutu udara ambient.
- SK Men LH No. Kep-48/ MENLH/11/1996 untuk baku mutu kebisingan. 2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Lokasi pemantauan kualitas udara dan kebisingan dilakukan di dalam areal tapak proyek tersebut. Jumlah pengambilan sampel dilakukan. Adapun titik-titik pemantauan tersebut adalah sebagai berikut: Lokasi kegiatan pembangunan ruas Jalan Ditepi jalan yang dilewati angkutan material Di areal jalan akses sekitar permukiman
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan lingkungan dilakukan selama konstruksi
untuk
kepentingan sendiri berlangsung setiap 3 bulan sekali.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 17
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
B.
Kesempatan Kerja dan Berusaha Untuk memantau jumlah angkatan kerja dan pengusaha lokal yang diberi peluang untuk ikut memanfaatkan keberadaan proyek baik sebagai pekerja maupun sebagai pelaku usaha yang terkait dengan keberadaan kegiatan pembangunan ruas Jalan sendiri. 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Wawancara terhadap masyarakat lokal terkait dan Disnaker Pemda setempat.
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Pemantauan dilakukan di wilayah Desa umumnya/dusun yang termasuk dalam wilayah studi khususnya.
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan
dilakukan
pada
saat
kegiatan
rekrutmen
dilakukan dengan frekuensi 1 kali setiap ada kegiatan rekrutmen. C. Peningkatan Sirkulasi Traffic Lalu Lintas Untuk mengetahui pengaruh kegiatan terhadap gangguan lalu lintas dan kecelakaan darat. Metode Pemantauan Lingkungan 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Segi lapangan dan wawancara terhadap pengguna jalan, penumpang dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Areal
kerja
kegiatan
pembangunan
ruas
jalan
lokasi
penempatan hasil galian dan sekitarnya.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 18
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan sejak dimulai operasi kapal Pemrakarsa untuk kegiatan Operasional setiap 1 bulan sekali selama 6 bulan.
D
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan terhadap ketertiban dan keamanan di sekitar Kegiatan Pembangunan Ruas Metode Pemantauan Lingkungan Segi lapangan dan identifikasi kejadian pelanggaran terhadap Kamtibmas.
E
Persepsi Masyarakat Tujuan rencana pemantauan adalah sebagai berikut :
Melindungi hak dan kepentingan masyarakat yang terkena dampak;
Menghindari kecemburuan, kesenjangan dan konflik sosial;
Menjamin keamanan kerja dan berusaha;
Menunjang program pemberdayaan masyarakat; dan
Mengupayakan
agar
kegiatan
Pemrakarsa
tidak
merugikan anggota masyarakat nelayan khususnya dan masyarakat yang terkena dampak umumnya. Metode Pemantauan Lingkungan 1)
Metode Pengumpulan dan Analisis Data Segi lapangan dan wawancara dengan msyarakat yang terkait
dengan
proyek
dinas
atau
instansi
terkait
serta
koordinator CD di desa sekitar kegiatan pembangunan ruas Jalan.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 19
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
2)
Lokasi Pemantauan Lingkungan Lokasi pemantauan dilakukan di pemukiman penduduk yang termasuk dalam wilayah studi.
3)
Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Pemantauan dilakukan sejak dimulai operasi penggalian, pengangkutan dan dumping hasil galian dengan frekuensi setiap 1 bulan selama 6 bulan waktu kerja galian.
8.4.
TOLOK UKUR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KETAATAN TERHADAP PERATURAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP Upaya-upaya pengelolaan lingkungan kegiatan pembangunan ruas jalan meliputi semua tahapan kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi, sampai ke tahap pasca operasi. Uraian di bawah ini akan membahas upaya-uaya yang dapat dilakukan untuk memperkecil bahkan mengeliminasi dampak negatif yang mungkin terjadi.
8.4.1. Tahap Pra Konstruksi a.
Keresahan Pemilik Lahan Tolok ukur dampak ketidakpuasan pemilik lahan adalah adanya keluhan dari masyarakat pemilik lahan kepada pemerintah daerah (Camat, Kepala Desa) dan atau media masa atau LSM terkait.
b.
Kesempatan Kerja dan Usaha Tolok ukur dampak dapat dilihat dari jumlah angkatan kerja yang ada di wilayah studi sebagai pencari kerja yang dapat diterima atau para
wiraswastawan
yang
dapat
memanfaatkan
kesempatan
berusaha akibat adanya kegiatan pembangunan ruas jalan. c.
Mata Pencaharian dan Pendapatan Sebagai Tolok ukur dampak yaitu besar pendapatan masyarakat yang dikaitkan dengan UMR yang berlaku di pemda setempat.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 20
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
d.
Persepsi Masyarakat Tolok
ukur
dampak
adalah
jumlah
dan
kelompok
anggota
masyarakat yang mempunyai persepsi positif terhadap proyek. 8.4.2. Tahap Konstruksi a.
Kualitas Air Sungai Tolok ukur untuk kualitas air sungai yaitu Men-KLH No.Kep 02/Men1988 untuk baku mutu air sungai dan biota, dimana kandungan TSS=80 mg/l, minyak dan lemak kurang dari atau sama dengan 5 mg/l .
b.
Biota Darat (Vegetasi Darat) Tolok ukur dampak ini adalah berapa luas hutan mangrove yang terganggu akibat kegiatan pembangunan ruas jalan dibandingkan dengan rona lingkungan awal
c.
Biota Perairan (Sungai) Tolok ukur dampak ini adalah jenis dan jumlah ikan hasil tangkapan nelayan,
indeks
keragaman,
keseragaman
dan
kelimpahan
organisme plankton, benthos yang ada dalam sedimen setelah ada kegiatan dibandingkan
dengan indeks keragaman, keseragaman
dan kelimpahan plankton, benthos, tutupan karang serta jenis-jenis rumput laut data rona awal. Tolok
ukur
dari
keberhasilan
terumbu
karang
buatan
adalah
banyaknya jumlah dan jenis ikan karang yang ditentukan di lokasi tersebut.
Sedangkan
rumput
laut
dapat
dilihat
dari
kondisi
pertumbuhannya apakah sudah sesuai dengan umur tanamannya d.
Kualitas Udara-Kesehatan Masyarakat Tolok Ukur Dampak adalah Penurunan kualitas udara mengacu pada baku mutu kualitas udara ambien dan emisi berdasarkan : 1.
Peraturan
Pemerintah
RI
Nomor
41
tahun
1999,
tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 21
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
2.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 205 Tahun 1995 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara.
3.
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 35 Tahun 1995 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
e.
Kebisingan - Gangguan Kenyamanan Penduduk Tolok ukur dampak mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/11/1996, tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
f.
Peningkatan Traffic Lalu lintas Jumlah pengaduan dan kecelakaan lalu lintas.
g.
Persepsi Masyarakat Terjadinya perubahan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat seperti tingkat kesejahteraan dan keterampilan dari keadaan yang sederhana menjadi lebih baik dalam hal pendidikan, perumahan, sumber mata pencaharian, pendapatan dan informasi
8.4.3. Tahap Operasi a.
Kualitas Udara-Kesehatan Masyarakat Tolok Ukur Dampak adalah penurunan kualitas udara mengacu pada baku mutu kualitas udara ambien dan emisi berdasarkan : Peraturan
Pemerintah
RI
Nomor
41
tahun
1999,
tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 205 Tahun 1995 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 35 Tahun 1995 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 22
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
b.
Kebisingan - Gangguan Kenyamanan Penduduk Tolok ukur dampak mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/11/1996, tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.
c.
Gangguan Lalu Lintas dan Kemacetan Tolok ukur dampak adalah : Ada/tidak adanya keluhan/pengaduan masyarakat ke aparat desa setempat. Frekuensi dan besar kecilnya pengaduan dari masyarakat tersebut diatas. Jumlah/banyaknya kecelakaan lalu lintas.
d.
Kesempatan Kerja dan Berusaha Tolok ukur dampak dapat dilihat dari jumlah angkatan kerja yang ada di wilayah studi sebagai pencari kerja yang dapat diterima atau yang para wiraswastawan yang dapat memanfaatkan kesempatan berusaha akibat adanya kegiatan pembangunan ruas Jalan.
e.
Mata Pencaharian dan Pendapatan Masyarakat Tolok Ukur Dampak Jumlah dan asal masyarakat, serta jumlah kelompok usaha budidaya ikan yang terkena dampak sekunder.
f.
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Tolok
Ukur
Dampak adalah
Jumlah
dan jenis
pelanggaran
Kamtibmas yang terjadi akibat pengopersaian jalan ini.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 23
LAPORAN Studi Kelayakan PLTM Cianten II Kabupaten Bogor
g.
Persepsi Masyarakat Tolok Ukur dampak adalah jumlah nelayan dan kelompok usaha budidaya ikan yang diprioritaskan untuk diberdayakan melalui program CD akibat terkena dampak kegiatan. Realisasi program CD yang telah direncanakan. Perubahan pola hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang terkait dengan lokasi proyek.
Jaya dinamika Geohidroenergi Energy Investment
VIII- 24