Modul 1 praktikum audit dan pde, praktikum audit modul 1Deskripsi lengkap
Modul 1 praktikum audit dan pde, praktikum audit modul 1
medical
Deskripsi lengkap
ppgFull description
modul pbl
SEDIMENTASI 1&2 DAN SEDIMENTASI 3&4
1.1. TEORI TEORI
1.1.1.
Prasedimentasi
Unit prasediment prasedimentasi asi merupakan merupakan unit dimana dimana terjadi terjadi proses
pengendap pengendapan an partikel diskret. diskret.
Partikel diskret adalah partikel yang yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat pada saat mengendap. Pengendapan dapat berlangsung dengan efisien apabila syarat-syaratnya terpenuhi. Menurut Lopez (2!", efisiensi pengendapan tergantung pada karakteristik aliran, sehingga perlu diketahu diketahuii karakteris karakteristik tik aliran aliran pada unit tersebut. tersebut. #arakteris #arakteristik tik aliran aliran dapat diperkirakan diperkirakan dengan dengan bilangan $eynolds $eynolds dan bilangan %roude (#a&amura, (#a&amura, 2". 'entuk 'entuk bak bak prased prasedime imenta ntasi si dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi karakt karakteri eristi stik k aliran aliran,, sehing sehingga ga bentuk bentuk merupakan hal yang harus diperhatikan pada saat meranang unit prasedimentasi. )elain bentuk, rasio rasio lebar lebar dan kedala kedalaman man merupa merupakan kan hal yang yang juga juga menent menentuka ukan n karak karakter terist istik ik aliran aliran.. *al ini dikarenakan formula perhitungan bilangan $eynolds dan %roude mengandung jari-jari hidrolis $ sebagai salah satu fungsinya. +ari-jari hidrolis terkait dengan luas permukaan basah dan keliling basah P yang merupakan merupakan fungsi dari lebar dan kedalaman, sehingga sehingga rasio antara lebar dan kedalaman juga akan mempengaruhi karakteristik aliran. aliran. dany danyaa ketid ketidaks akseim eimban bangan gan pada pada zona zona inlet inlet dapat dapat menyeba menyebabka bkan n adany adanyaa aliran aliran pende pendek, k, turbulen turbulensi, si, dan ketidaksta ketidakstabila bilan n pada zona pengendap pengendapan an (#a&amura, (#a&amura, 2". 2". 'egitu 'egitu juga halnya halnya terhadap zona lumpur. ona lumpur merupakan zona dimana terkumpulnya partikel diskret yang telah terendapkan. pabila terjadi aliran turbulen, partikel diskret yang telah terendapkan dapat mengalami penggerusan, sehingga partikel yang telah terendapkan dapat kembali naik. ona outlet juga mempengaruhi karakteristik aliran, sehingga zona outlet harus didesain untuk meminimalisasi terjadinya aliran pendek. plikasi teori sedimentasi pada pengolahan air minum adalah pada peranangan bangunan prasedimentasi. 'ak prasedimentasi merupakan bagian dari bangunan pengolahan air minum yang berfungsi untuk mengendapkan partikel diskret yang relatif mudah mengendap (diperkirakan dalam &aktu hingga / jam". 0eori sedimentasi yang dipergunakan dalam aplikasi pada bak prasedimentasi
darmadi
Page 1
adalah adalah teori teori sedime sedimenta ntasi si tipe tipe 1 karena karena teori teori ini mengem mengemuka ukakan kan bah&a bah&a pengen pengendap dapan an partik partikel el berlangsung seara indiidu (masing-masing partikel, diskret" dan tidak terjadi interaksi antar partikel. plikasi teori sedimentasi pada pengolahan air limbah. 'ak prasedimentasi merupakan bagian dari bangunan pengolahan air limbah yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur sebelum air limbah diolah seara biologis. Meskipun belum terjadi proses kimia (misal koaguasi flokulasi atau presipitasi", namun pengendapan di bak ini mengikuti pengendapan tipe 111 dan 13 karena lumpur yang terdapat dalam air limbah tidak lagi bersifat diskret (mengingat kandungan komponen lain dalam air limbah, sehingga telah terjadi proses presipitasi".
1.1.2.
Sedimentasi )edimentasi adalah pemisahan solid-li4uid menggunakan pengendapan seara graitasi untuk
menyisihkan suspended solid. Pada umumnya, sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum, pengolahan air limbah, dan pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan. Pada pengolahan air minum, terapan sedimentasi khususnya untuk5 . 2. /. 6. 8. 9.
Pengendapa Pengendapan n air permuka permukaan, an, khususny khususnyaa untuk pengo pengolahan lahan dengan dengan filte filter r Pasir e epat. Pengendapa Pengendapan n flok hasil hasil koagulasikoagulasi-flok flokulas ulasi, i, khususnya khususnya sebelum sebelum disaring disaring 7eng 7engan an fil filte terr pasi pasirr epa epat. t. Pengendapa Pengendapan n flok hasil hasil penurunan penurunan kesadah kesadahan an menggunak menggunakan an soda-kapu soda-kapur. r. Pengendapa Pengendapan n lumpur lumpur pada penyisiha penyisihan n besi besi dan dan mangan. mangan.
Pada pengolahan air limbah, sedimentasi umumnya digunakan untuk5 . penyisi penyisihan han grit, grit, pasir pasir,, atau atau silt silt (lanau" (lanau".. 2. penyisihan penyisihan padatan padatan tersusp tersuspensi ensi pada larifier larifier pertama. pertama. /. penyisihan penyisihan flok flok : lumpur biolog biologis is hasil hasil proses atiate atiated d sludge sludge pada larifier larifier akhir. 6. penyisihan penyisihan humus humus pada larifi larifier er akhir akhir setelah setelah triklin trikling g filter. filter. Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. )elain itu, prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara. Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah sama,demikian juga untuk metoda dan peralatannya.
0angki sedimentasi yang ideal terdiri dari 5 a" ona inlet, inlet, dimana dimana air didistri didistribusi busikan kan sepanja sepanjang ng bagian bagian yang menyilang menyilang.. b" ona pengendapan, dimana dimana partikel tersuspensi tersuspensi diendapkan dan air berada berada dalam keadaan diam.
darmadi
Page 2
adalah adalah teori teori sedime sedimenta ntasi si tipe tipe 1 karena karena teori teori ini mengem mengemuka ukakan kan bah&a bah&a pengen pengendap dapan an partik partikel el berlangsung seara indiidu (masing-masing partikel, diskret" dan tidak terjadi interaksi antar partikel. plikasi teori sedimentasi pada pengolahan air limbah. 'ak prasedimentasi merupakan bagian dari bangunan pengolahan air limbah yang berfungsi untuk mengendapkan lumpur sebelum air limbah diolah seara biologis. Meskipun belum terjadi proses kimia (misal koaguasi flokulasi atau presipitasi", namun pengendapan di bak ini mengikuti pengendapan tipe 111 dan 13 karena lumpur yang terdapat dalam air limbah tidak lagi bersifat diskret (mengingat kandungan komponen lain dalam air limbah, sehingga telah terjadi proses presipitasi".
1.1.2.
Sedimentasi )edimentasi adalah pemisahan solid-li4uid menggunakan pengendapan seara graitasi untuk
menyisihkan suspended solid. Pada umumnya, sedimentasi digunakan pada pengolahan air minum, pengolahan air limbah, dan pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan. Pada pengolahan air minum, terapan sedimentasi khususnya untuk5 . 2. /. 6. 8. 9.
Pengendapa Pengendapan n air permuka permukaan, an, khususny khususnyaa untuk pengo pengolahan lahan dengan dengan filte filter r Pasir e epat. Pengendapa Pengendapan n flok hasil hasil koagulasikoagulasi-flok flokulas ulasi, i, khususnya khususnya sebelum sebelum disaring disaring 7eng 7engan an fil filte terr pasi pasirr epa epat. t. Pengendapa Pengendapan n flok hasil hasil penurunan penurunan kesadah kesadahan an menggunak menggunakan an soda-kapu soda-kapur. r. Pengendapa Pengendapan n lumpur lumpur pada penyisiha penyisihan n besi besi dan dan mangan. mangan.
Pada pengolahan air limbah, sedimentasi umumnya digunakan untuk5 . penyisi penyisihan han grit, grit, pasir pasir,, atau atau silt silt (lanau" (lanau".. 2. penyisihan penyisihan padatan padatan tersusp tersuspensi ensi pada larifier larifier pertama. pertama. /. penyisihan penyisihan flok flok : lumpur biolog biologis is hasil hasil proses atiate atiated d sludge sludge pada larifier larifier akhir. 6. penyisihan penyisihan humus humus pada larifi larifier er akhir akhir setelah setelah triklin trikling g filter. filter. Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. )elain itu, prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara. Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah sama,demikian juga untuk metoda dan peralatannya.
0angki sedimentasi yang ideal terdiri dari 5 a" ona inlet, inlet, dimana dimana air didistri didistribusi busikan kan sepanja sepanjang ng bagian bagian yang menyilang menyilang.. b" ona pengendapan, dimana dimana partikel tersuspensi tersuspensi diendapkan dan air berada berada dalam keadaan diam.
darmadi
Page 2
" ona lumpur lumpur,, dimana dimana partikel partikel yang yang mengendap mengendap dikumpulka dikumpulkan. n. d" ona outlet, outlet, adalah bagian bagian untuk menyalurk menyalurkan an air yang sudah tidak mengandun mengandung g partikel partikel yang dapat diendapkan keluar dari tangki.liran pada tangki sedimentasi dapat horizontal maupun ertikal. 'ak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. 'ak berbentuk lingkaran umumnya berdiameter ,! hingga 68,! meter dan kedalaman / hingga 6,/ meter. 'ak berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar hingga hingga ! meter meter dan kedala kedalaman man ,; hingg hinggaa 8,; meter meter.. 'ak berben berbentuk tuk segi segi empat empat umumny umumnyaa mempunyai lebar ,8 hingga 9 meter, panjang bak sampai !9 meter, dan kedalaman lebih dari ,; meter. #lasifikas #lasifikasii sedimentas sedimentasii didasarka didasarkan n pada konsentra konsentrasi si partikel partikel dan kemampuan kemampuan partikel partikel untuk berinteraksi. #lasifikasi #lasifikasi ini dapat dibagi dibagi ke dalam empat tipe (lihat (lihat juga
interaksi antar-partikel )ettling tipe 115 pengendapan partikel flokulen, terjadi interaksi antar-partikel sehingga ukuran
•
meningkat dan keepatan pengendapan bertambah )ettling tipe 1115 pengendapan pada lumpur biologis, dimana gaya antarpartikel saling menahan
•
partikel lainnya lainnya untuk mengendap )ettling tipe 135 terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap yang terjadi karena berat partikel
Gambar 1.1 Empat Tipe Sedimentasi (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
1.1.2 .1.2..1.
Sediment entasi Ti Tipe I
)edimentas )edimentasii tipe 1 merupakan merupakan pengendap pengendapan an partikel partikel diskret, diskret, yaitu yaitu partikel partikel yang dapat dapat mengendap bebas seara indiidual tanpa membutuhkan adanya interaksi antar partikel. )ebagai
darmadi
Page 3
ontoh sedimentasi tipe 1 antara lain pengendapan lumpur kasar pada bak prasedimentasi untuk pengolahan air permukaan dan pengendapan pasir pada grit hamber.
)esuai dengan definisi di atas, maka pengendapan terjadi karena adanya interaksi gayagaya di sekitar partikel, yaitu gaya drag dan gaya impelling. Massa partikel menyebabkan adanya gaya drag dan diimbangi oleh gaya impelling, sehingga keepatan pengendapan partikel konstan.
F1 = (ρS - ρ) g V dimana5 % = gaya impelling >s = densitas massa partikel > = densitas massa li4uid 3 = olume partikel g = perepatan graitasi (3s 2:2" di mana5 %7 = gaya drag ?7= koefisien drag = luas potongan melintang partikel 3s = keepatan pengendapan 7alam kondisi yang seimbang ini, maka %7 = %1, maka diperoleh persamaan5
e = ρdVs/ 'erikut ini adalah langkah-langkah dalam menghitung keepatan pengendapan bila telah diketahui ukuran partikel, densitas atau speifi graity, dan temperatur air5 . sumsikan bah&a pengendapan mengikuti pola laminer, karena itu gunakan persamaan )toke@s untuk menghitung keepatan pengendapannya. 2. )etelah diperoleh keepatan pengendapan, hitung bilangan $eynold untuk membuktikan pola aliran pengendapannya. /. 'ila diperoleh laminer, maka perhitungan selesai. 'ila diperoleh turbulen, maka gunakan persamaan untuk turbulen, dan bila diperoleh transisi, maka gunakan persamaan untuk transisi. Metoda lain dalam menentukan keepatan pengendapan adalah menggunakan pendekatan grafis (
darmadi
Page
Gambar 1.2 Gra)i* Pen+endapatn Tipe I pada temperat,r 1- - (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
Pada kenyataannya, ukuran partikel yang tersuspensi dalam air itu banyak sekali jumlahnya. #arena itu, diperlukan satu ukuran partikel sebagai auan, sebut saja do, yang mempunyai keepatan pengandapan sebesar 3o (lihat
Partikel yang mempunyai keepatan pengendapan lebih besar dari 3o, maka A akan
mengendap dalam &aktu yang sama. b. Partikel yang mempunyai keepatan pengendapan lebih keil dari 3o, maka tida* sem,a akan mengendap dalam &aktu yang sama.
Gambar 1.3 /intasan Pen+endapan Parti*e" (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
a. 'entuk bak segi empat (retangular" b. 'entuk bak lingkaran (irular" +umlah dari keseluruhan partikel yang mengendap disebut penyisihan total (total remoal". 'esarnya partikel yang mengendap dapat diperoleh dari uji laboratorium dengan column settling test (
Vo = H/t
Gambar 1.4 S*etsa !",mn Sett"in+ Test Tipe I (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
di mana5 $ = besarnya fraksi pengendapan partikel total %o = fraksi partikel tersisa pada keepatan 3o 3 = keepatan pengendapan (m:detik" d% = selisih fraksi partikel tersisa
'erdasarkanbesarnya $ tersusun oleh dua komponen, yaitu5
. (-%o" = fraksi partikel dengan keepatan C 3o 2.
= fraksi partikel dengan keepatan D 3o 7ata yang diperoleh dari perobaan laboratorium adalah jumlah (konsentrasi" partikel yang
terdapat dalam sampel yang diambil pada interal &aktu tertentu. #onsentrasi pada berbagai &aktu tersebut diubah menjadi bentuk fraksi. %raksi merupakan perbandingan antara konsentrasi partikel pada &aktu ke-t terhadapkonsentrasi partikel mula-mula. )elanjutnya dihitung keepatan pengendapan partikel pada tiap &aktu pengambilan. Plot ke dalam grafik hubungan antara fraksi partikel tersisa dengan keepatan pengendapan. mbil nilai keepatan pengendapan tertentu sebagai auan (disebut juga &aktu klarifikasi atau oerflo& rate = 3o". 7ari nilai 3o tersebut dapat diperoleh nilai %o, yaitu merupakan batas fraksi partikel besar yang semuanya mengendap dan fraksi partikel lebih keil yang mengendap sebagian saja. 'esarnya fraksi partikel keil dapat diari dari luasan daerah di atas kura sampai batas %o (
darmadi
Page 6
Gambar 1.0 Gra)i* Pen+endapan Parti*e" Dis*ret
1.1.2.2.
Sedimentasi Tipe II
)edimentasi tipe 11 adalah pengendapan partikel flokulen dalam suspensi ener, di mana selama pengendapan terjadi saling interaksi antar partikel. )elama dalam operasi pengendapan, ukuran partikel flokulen bertambah besar, sehingga keepatannya juga meningkat. )ebagai ontoh sedimentasi tipe 11 antara lain pengendapan pertama pada pengolahan air limbah atau pengendapan partikel hasil proses koagulasi-flokulasi pada pengolahan air minum maupun air limbah. #eepatan pengendapan partikel tidak bisa ditentukan dengan persamaan )toke@s karena ukuran dan keepatan pengendapan tidak tetap. 'esarnya partikel yang mengendap diuji dengan column settling test dengan multiple withdrawal ports (
Gambar 1.' S*etsa !"!m Sedimentasi Tipe III
7engan menggunakan kolom pengendapan tersebut, sampling dilakukan pada setiap port pada interal &aktu tertentu, dan data REMOVAL partikel diplot pada grafik seperti pada
Gambar 1. Gra)i* Is!rem!a" (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
darmadi
Page 7
Gambar 1. Penent,an eda"aman 51% 52 dan Seter,sna (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
'esarnya penyisihan total pada &aktu tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan5
*itung penyisihan total pada &aktu tertentu (seperti langkah di atas", minimal sebanyak tiga
ariasi &aktu. (Ulangi langkah di atas minimal dua kali" b. 'uat grafik hubungan persen penyisihan total (sebagai sumbu y" dengan &aktu pengendapan .
(sebagai sumbu E" 'uat grafik hubungan persen penyisihan total (sebagai sumbu y" dengan oerflo& rate (sebagai sumbu E" #edua grafik ini dapat digunakan untuk menentukan &aktu pengendapan atau &aktu detensi
(td" dan oerflo& rate (3o" yang menghasilkan efisiensi pengendapan tertentu. *asil yang diperoleh dari kedua grafik ini adalah nilai berdasarkan eksperimen di laboratorium (seara batch". Filai ini dapat digunakan dalam mendisain bak pengendap (aliran kontinyu" setelah dilakukan penyesuaian, yaitu dikalikan dengan faktor scale up. Untuk &aktu detensi, faktor scale up yang digunakan pada umumnya adalah ,!8, untuk oerflo& rate, faktor scale up yang digunakan pada umumnya adalah ,98 ($eynold dan $ihards, GG9".
darmadi
Page 8
1.1.2.3.
Sedimentasi Tipe III dan I6
)edimentasi tipe 111 adalah pengendapan partikel dengan konsentrasi yang lebih pekat, di mana antar partikel seara bersama-sama saling menahan pengendapan partikel lain di sekitarnya. #arena itu pengendapan terjadi seara bersama-sama sebagai sebuah zona dengan keepatan yang konstan. Pada bagian atas zona terdapat interface yang memisahkan antara massa partikel yang mengendap dengan air jernih. )edimentasi tipe 13 merupakan kelanjutan dari sedimentasi tipe 111, di mana terjadi pemampatan (kompresi" massa partikel hingga diperoleh konsentrasi lumpur yang tinggi. )ebagai ontoh sedimentasi tipe 111 dan 13 ini adalah pengendapan lumpur biomassa pada final larifier setelah proses lumpur aktif (
Gambar 1. Pen+endapan pada 7ina" "ari)ier ,nt,* Pr!ses /,mp,r A*ti) (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
)ebelum mendisain sebuah bak final larifier, maka perlu dilakukan perobaan laboratorium seara bath menggunakan olumn settling test. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi lumpur pada to hingga t. 7ata yang diperoleh adalah hubungan antara tinggi lumpur dengan &aktu (
darmadi
Page 1
Gambar 1.1- Gra)i* 5asi" per#!ban Sedimentasi Tipe III dan I6 (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
Pengolahan 7ata (hasil dapat dilihat pada
Gambar 1.11 5asi" Pen+!"a$an Data Sedimentasi Tipe III dan I6 (Ren!"d dan Ri#$ards% 1'
darmadi
Page 11
)etelah pengolahan data tersebut, parameter yang diperoleh dapat digunakan untuk endisain bak pengendap lumpur biomassa, yaitu5 . Luas permukaan yang diperlukan untuk thikening, t dengan menggunakan persamaan5 At 8 1%0 (9:9R t,;5! 2. Luas permukaan yang diperlukan untuk klarifikasi (sedimentasi", dengan menggunakan persamaan5 A# 8 2%- 9;6! di mana5 H = debit rata-rata harian sebelum resirkulasi, m/:detik H$ = debit resirkulasi, m/:detik )elain dengan pendekatan &aktu terapainya konsentrasi underflo&, disain final larifier dapat juga menggunakan pendekatan konsep solid flux . )olid fluE adalah keepatan thikening solid per satuan luas, dinyatakan dalam kg:jam-m 2.
darmadi
Page 12
1.1.3.
%aktor-faktor lain yang juga mempengaruhi proses pengendapan adalah oerflo& rate, horizontal (h", bilangan $eynold partikel, serta karakteristik aliran. #arakteristik aliran diketahui dari nilai 'ilangan $eynolds dan %roude. Famun, kedua bilangan tersebut tidak dapat dipenuhi keduanya, sehingga perlu ditetapkan suatu auan. )tudi literatur menghasilkan kesimpulan bah&a auan yang tepat untuk desain bak prasedimentasi bentuk retangular adalah menggunakan bilangan %roude, sedangkan auan yang tepat untuk mendesain bak prasedimentasi bentuk irular dengan tipe enter feed adalah bilangan $e ynolds. 'erdasarkan )F1 9!!6 tahun 2; tentang tata ara perenanaan unit paket instalasi pengolahan air, bilangan $eynolds pada unit prasedimentasi harus memiliki nilai kurang dari 2, sedangkan 'ilangan %roude harus lebih dari -8. #edua persyaratan tersebut seharusnya terpenuhi, tetapi pada kenyataannya akan sulit memenuhi kedua bilangan tersebut sekaligus dalam peranangan unit prasedimentasi. a
Gambar 1.12 Pen+endapan Parti*e" pada A"iran /aminer dan T,rb,"en (5,isman% 1
darmadi
Page 13
b
#ondisi aliran subkritis memiliki nilai bilangan %roude kurang dari satu yang menunjukkan bah&a gaya graitasi lebih mendominasi daripada gaya inersia, sehingga keepatan aliran ukup rendah. Penerapan pada unit prasedimentasi menunjukkan bah&a bilangan %roude dapat menunjukkan apakah terjadi aliran pendek atau tidak pada unit prasedimentasi. liran pendek dapat terjadi apabila keepatan aliran ukup besar, sehingga diharapkan keepatan aliran pada unit prasedimentasi tidak terlalu besar atau dalam keadaan subkritis, sehingga aliran pendek sebisa mungkin dapat dihindari. Bleh karena itu, sesuai dengan )F1 9!!6 0ahun 2; tentang 0ata ?ara Perenanaan Unit Paket 1nstalasi Pengolahan ir, nilai bilangan %roude harus lebih dari -8. Unit prasedimentasi diranang sedemikian rupa agar mampu memenuhi 'ilangan $eynolds dan %roude, sehingga terapai keadaan aliran yang sebaik mungkin untuk mendukung proses pengendapan.
1.1.4.
=!na In"et
ona inlet berfungsi untuk mendistribusikan air ke seluruh area bak seara seragam, mengurangi energi kinetik air yang masuk, serta untuk memperlanar transisi dari keepatan air yang tinggi menjadi keepatan air yang rendah yang sesuai untuk terjadinya proses pengendapan di zona pengendapan. $ostami dkk (2" melakukan penelitian dengan ara mengatur letak bukaan inlet dan juga mengatur jumlah bukaan inlet. 'ukaan inlet (a" terletak di atas, bukaan inlet (b" terletak di tengah bak, bukaan inlet (" terletak di ba&ah bak, sedangkan bukaan inlet (d" dan (e" merupakan ariasi dari jumlah bukaan inlet. 'erdasarkan hasil penelitian tersebut, apabila digunakan hanya satu bukaan inlet, irulation zone yang terbentuk yang paling keil adalah apabila bukaan inlet diletakkan di tengah. *asil penelitian tersebut, memberikan kesimpulan bah&a apabila hanya digunakan satu bukaan saja, maka yang paling baik adalah dengan meletakkan bukaan inlet pada bagian tengah bak. Famun, akan lebih baik apabila bukaan pada inlet jumlahnya lebih banyak. *asil serupa juga dihasilkan dari hasil penelitian 0amayol dkk (2;". 0amayol dkk (2;" melakukan penelitian serupa dengan memposisikan inlet pada tiga posisi, yaitu atas bak, tengah bak, dan ba&ah bak. *asil penelitian menunjukkan bah&a peletakan bukaan inlet di tengah dapat mengurangi olume irulation zone yang dapat mempengaruhi kondisi pengendapan. )elain melakukan pengaturan pada posisi inlet, hal lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi olume irulation zone dan mengurangi energi kinetik air adalah dengan memasang baffle. Famun, perlu diketahui
darmadi
Page 1%
peletakan baffle yang tepat, sebab peletakan baffle yang salah dapat memperburuk kinerja bak. *asil penelitian 0amayol dkk (2;" menunjukkan bah&a baffle harus diletakkan tidak jauh dari letak terjadinya irulation zone. 'affle harus diletakkan dekat dengan terjadinya irulation zone. pabila merujuk pada hasil penelitian $ostami dkk (2" bah&a semakin banyak bukaan inlet dapat mengurangi olume irular zone dan hasil penelitian 0amayol dkk (2;" bah&a penempatan baffle pada posisi yang tepat dapat meningkatkan kinerja bak, maka hal ini akan berkaitan dengan hasil penelitian #a&amura (2" tentang perforated baffle. Perforated baffle merupakan modifikasi dari baffle yang memiliki lubang-lubang pada dindingnya. danya lubanglubang dengan ukuran seragam pada dinding baffle menyebabkan terjadinya perataan aliran, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya dead zone. )ketsa perforated baffle dapat dilihat pada
1.1.0. =!na Pen+endapan Proses pengendapan pada zona pengendapan pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor, yaitu
karakteristik partikel tersuspensi dan hidrolika bak.
darmadi
Page 1
a ara*teristi* parti*e" ters,spensi Proses pengendapan yang terjadi di unit prasedimentasi merupakan pengendapan partikel
diskret. Partikel diskret adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat pada saat mengendap. Pada saat mengendap, partikel diskret tidak terpengaruh oleh konsentrasi partikel dalam air karena partikel diskret mengendap seara indiidual dan tidak ada interaksi antar partikel. ?ontoh partikel diskret adalah silika, silt, serta lempung. Partikel diskret memiliki spesifik graity sebesar 2,98 dengan ukuran partikel D mm dan keepatan mengendap D mm:detik. Pengendapan partikel diskret merupakan jenis pengendapan tipe 1, yaitu proses pengendapan yang berlangsung tanpa adanya interaksi antar partikel. )elain pengendapan partikel diskret, ontoh lain pengendapan tipe 1 adalah pengendapan partikel grit pada grit hamber. ?ontoh partikel grit adalah pasir, dengan spesifik graity antara ,2-2,98 dengan ukuran partikel I ,2 mm dan keepatan pengendapan sebesar 2/ mm:detik. b Oer)"!> Rate dan E)isiensi
Gambar 1.14 Per+era*an Parti*e" pada
v0 v H