____________________________ __________________________________________ _____________________________ _________________ __ PRAKTIKUM 1
KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG
A.
KOMPETENSI DASAR
Mengkalibrasi, menggunakan dan membaca hasil pengkuran jangka sorong dengan prosedur yang benar B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mengkalibrasi Mengkalibrasi jangka sorong sorong dengan alat dan prosedur prosedur yang benar 2. Menggunakan Menggunakan jangka sorong untuk melakukan melakukan pengukuran pengukuran dengan cara yang benar 3. Membaca hasil pengukuran jangka sorong dengan benar
C.
DASAR TEORI
Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar ukur. ukur. Alat ukur ini mempunya mempunyaii banyak banyak sebutan sebutan misalnya misalnya jangka sorong, sorong, jangka jangka geser, geser, mistar mistar sorong, sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier caliper . Pada batang ukurnya ukurnya terdapat skala utama utama dengan dengan cara pembacaan pembacaan sama seperti mistar mistar ukur ukur. Pada Pada ujung ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di samping skala utama, jangka sorong dilengkapi pula dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yang disebut dengan skala nonius. Skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian jangka sorong. Skala Skala ukur ukur jangka jangka sorong sorong terdapat terdapat dalam dalam sistem sistem inchi inchi dan ada pula sistem metrik. iasanya pada masing!masing sisi dari batang ukur dicantumkan dua macam skala, satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik. "etelitian jangka sorong bisa mencapai #.##1 inchi atau #.#$
1 % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
milimeter milimeter.. 'ntuk 'ntuk skala skala pembacaa pembacaan n dengan dengan sistem sistem metrik, metrik, terdapa terdapatt jangka jangka sorong sorong dengan panjang skala utama 1$# mm, 2## mm, 2$# mm, (## mm, dan bahkan ada juga yang 1### mm. Secara Secara umum konstruksi konstruksi dari dari jangka sorong sorong dapat digambarkan digambarkan seperti gambar 1.1 berikut ini.
)ambar 1.1. agian umum dari mistar ingsut dengan skala nonius. Ada Ada pula pula jang jangka ka soro sorong ng yang yang tida tidak k dile dileng ngka kapi pi deng dengan an skal skala a noni nonius us.. Seba Sebaga gaii penggantinya maka dibuat jam ukur yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam ukur tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka penambah dari skala utama *angka di belakang koma yang menunjukkan tingkat ketelitian+. Pada jam ukur biasanya sudah dicantumkan tingkat kecermatannya. Ada yang tingkat kecermatannya #.1# mm, #.#$ mm dan ada pula yang sampai #.#2 milimeter. Sedangkan untuk pembacaan dalam inchi, tingkat kecermatannya ada yang #.1# inchi dan ada yang #.##1 inchi. 'ntuk yang tingkat kecermatan #.1# mm, satu putaran jarum penunjuk dibagi dalam 1## bagian yang sama. &ni berarti, untuk satu putaran jarum penunjuk rahang jalan akan bergerak 1## #.1# mm - 1# mm. erdapat pulajangka sorong dengan skala digital. "onstruksi "onstruksi dari jangka sorong dengan jam ukur dan digital dapat dilihat pada )ambar 1.2. 'ntuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi konstruksinya pada umumnya sama.
2 % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
milimeter milimeter.. 'ntuk 'ntuk skala skala pembacaa pembacaan n dengan dengan sistem sistem metrik, metrik, terdapa terdapatt jangka jangka sorong sorong dengan panjang skala utama 1$# mm, 2## mm, 2$# mm, (## mm, dan bahkan ada juga yang 1### mm. Secara Secara umum konstruksi konstruksi dari dari jangka sorong sorong dapat digambarkan digambarkan seperti gambar 1.1 berikut ini.
)ambar 1.1. agian umum dari mistar ingsut dengan skala nonius. Ada Ada pula pula jang jangka ka soro sorong ng yang yang tida tidak k dile dileng ngka kapi pi deng dengan an skal skala a noni nonius us.. Seba Sebaga gaii penggantinya maka dibuat jam ukur yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam ukur tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka penambah dari skala utama *angka di belakang koma yang menunjukkan tingkat ketelitian+. Pada jam ukur biasanya sudah dicantumkan tingkat kecermatannya. Ada yang tingkat kecermatannya #.1# mm, #.#$ mm dan ada pula yang sampai #.#2 milimeter. Sedangkan untuk pembacaan dalam inchi, tingkat kecermatannya ada yang #.1# inchi dan ada yang #.##1 inchi. 'ntuk yang tingkat kecermatan #.1# mm, satu putaran jarum penunjuk dibagi dalam 1## bagian yang sama. &ni berarti, untuk satu putaran jarum penunjuk rahang jalan akan bergerak 1## #.1# mm - 1# mm. erdapat pulajangka sorong dengan skala digital. "onstruksi "onstruksi dari jangka sorong dengan jam ukur dan digital dapat dilihat pada )ambar 1.2. 'ntuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi konstruksinya pada umumnya sama.
2 % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
)ambar 1.2. Jangka Sorong dengan Jam 'kur dan Jangka Sorong Digital. Agar pemakaian jangka sorong berjalan baik dan tidak menimbulkan kemungkinan! kemungkinan! kemungk kemungkinan inan yang yang dapat menyeba menyebabkan bkan ker kerusak usakan, an, ada beberapa beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu / 1.
)era )eraka kan n rahan rahang g ukur ukur gerak gerak *jala *jalan+ n+ haru harus s dapat dapat melu melunc ncur ur denga dengan n kelic kelicin inan an *gesekan+ tertentu sesuai denga standar yang diijinkan dan jalannya rahang ukur harus tidak bergoyang.
2.
Seba Sebaik ikny nya a jang jangan an mengu menguk kur bend benda a ukur ukur denga dengan n hany hanya a bagi bagian an ujun ujung g dari dari kedu kedua a rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
(.
0arus 0arus dipa dipast stika ikan n baha baha posis posisii nol dari dari skala skala uku ukurr dan kese kesejaj jajara aran n muka muka rahang rahang uku ukurr betul!betul tepat.
.
Pada ada akt aktu u melak elakuk ukan an penek eneka anan nan kedu edua raha ahang ukur pada pada benda nda ukur harus rus diper diperha hatik tikan an gaya gaya penek penekan anny nya. a. erlalu erlalu kuat kuat menek menekan an ke kedua dua rahang rahang ukur ukur ak akan an menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.
$.
Sebai Sebaikny knya a janga jangan n memb membaca aca ska skala la ukur ukur pad pada a aktu aktu jangka jangka sor soron ong g masih masih bera berada da pada pada benda benda ukur ukur. "unci dulu peluncur peluncurnya nya lalu dilepas dari benda ukur ukur kemudia kemudian n baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang betul.
3.
Jangan lupa, setelah jangka sorong tidak digunakan lagi dan akan disimpan ditempatnya, kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan cara membersihkannya memakai alat!alat pembersih yang telah disediakan misalnya kertas tissue, 4aselin, dan sebagainya.
( % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
D.
ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Jangka sorong 2. lok ukur (gauge block) (. Meja rata . Alat5alat pembersih $. enda kerja.
E.KESELAMATAN KERJA 1. Jangka sorong dan benda ukur harus selalu dalam keadaan bersih 2. empatkan jangka sorong pada tempat yang aman sehingga tidak mudah jatuh atau tertimpa benda yang lain (. Jangan hanya menggunakan ujung rahang bila melakukan pengukuran
F. LANGKAH KERJA 1. Langkah Kali!a"i
a. Periksa kelurusan bidang ukur kiri. * 6 +. b. Periksa kelurusan bidang ukur kanan. * 7 +. c. Periksa kelurusan pembacaan nol. d. 6anjutkan dengan mengukur menggunakan blok ukur seperti pada tabel. e. 8atat setiap penyimpangan yang terjadi ke dalam tabel. #. Langkah P$ng%k%!an.
a. Mempersiapkan alat ukur dan benda kerja. b. 'kur bagian5bagian benda kerja pada lokasi yang telah di tentukan dalam gambar. c. 8atatlah setiap hasil pengukuran kedalam tabel. d. Sebelum dan sesudah praktek alat5alat ukur dan benda kerja serta perlengkapannya harus dijaga tetap bersih.
% Praktikum Metrologi &ndustri
G.
DATA PENGUKURAN
1. Da&a Kali!a"i Jangka S'!'ng
b
Lr
a 15
"elurusan 7ahang kiri *6+ 6urus 9 tidak lurus 14
"elurusan 7ahang "anan 6urus 9 tidak lurus 13
Pembacaan nol
epat 9 tidak tepat
"ecermatan
::::::::
12
Pengamatan & Standar Merek9ype9 Seri *mm+ 11 a b 1. 2.
10
Pengamatan && a
Pengamatan &&&
b
a
b
# 1
Ukuran (. 2 Block 9 Gauge .
(
$.
8
3.
$
;.
7 3
<.
;
=.
6 <
1#. 11.
= 5
12. 1(.
4
1. 1$. 13.
3
2
1# 11 12 1( 1 1$
1
$ % Praktikum Metrologi &ndustri 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pembacaan Jangka Sorong
11
12
13
14
15
Suhu ruang /:::::.: "elembaban
/ ::::.:...
gl Praktikum
:……….………...
Mengetahui / &nstruktur96aboran
::::::::::: 3 % Praktikum Metrologi &ndustri
#. Da&a P$ng%k%!an M$ngg%nakan Jangka S'!'ng
A
B F
C
G
D
L I O J
N'
H
P$nga(a&an
L'ka"i I
1 2 ( $ 3 ; < = 1# 11 12 1( 1 1$
M
K
II
!
Ra&a)!a&a III
A 8 D > ? ) 0 & J " 6 M @
Suhu ruang /:::::.: "elembaban / ::::.:... :……….………... gl Praktikum
Mengetahui &nstruktur96aboran
:::::::::: ; % Praktikum Metrologi &ndustri
H.
ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
< % Praktikum Metrologi &ndustri
I.
KESIMPULAN DAN SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal / leh
/
andatangan/
NILAI+
= % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM # KALIBRASI DAN PEMAKAIAN MIKROMETER
A.
KOMPETENSI DASAR
Mengkalibrasi, menggunakan dan membaca hasil pengkuran mikrometer dengan prosedur yang benar B.
SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mengkalibrasi mikrometer dengan alat dan prosedur yang benar 2. Menggunakan mikrometer untuk melakukan pengukuran dengan cara yang benar 3. Membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer dengan cara yang benar
C.
DASAR TEORI
Mikrometer adalah alat ukur linier yang mempunyai ketelitiaan9kecermatan lebih baik dari pada jangka sorong. Mikrometer mempunyai bentuk yang bermacam!macam disesuaikan dengan bentuk benda ukur. agian yang sangat penting dari mikrometer adalah ulir utama. Dengan adanya ulir utama, poros ukur dapat bergerak menjauhi atau mendekati permukaan bidang ukur dari benda ukur. 'lir utama dibuat sedemikian rupa sehingga satu putaran ulir utama dapat menggerakkan sepanjang satu kisaran tergantung dari jarak kisar * pitch+ ulir. erarti gerak rotasi diubah menjadi gerak translasi. Jarak kisar ulir biasanya dibuat #.#$ mm. Pada ulir utama inilah biasanya terjadi kesalahan kisar. ila diamati kesalahan kisar ini mulai dari aal gerak sampai batas akhir akan terjadi kesalahan kisar yang biasanya disebut dengan kesalahan kumulatiB. 'ntuk mengurangi kesalahan kumulatiB dari kisar ulir utama maka panjang ulir utama hanya dibuat sampai 2$ mm yang berarti panjang poros ukur maksimum hanya 2$ mm *panjang yang bisa dicapai oleh maju mundurnya poros ukur+. 'ntuk pengukuran
1# % Praktikum Metrologi &ndustri
yang berjarak lebih besar dari pada 2$ milimeter maka biasanya dibuat landasan tetap yang dapat diganti!ganti. Secara umum, tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu mikrometer luar * outside micrometer +, mikrometer dalam *inside micrometer + dan mikrometer kedalaman
*depth micrometer +. Meskipun mikrometer ini terbagi dalam tiga tipe yang masing! masing tipe mempunyai bermacam!macam bentuk, akan tetapi komponen!komponen penting dan prinsip baca skalanya pada umumnya sama. )ambar 2.1 menunjukkan bagian!bagian umum dari mikrometer luar.
)ambar 2.1. agian!bagian umum mikrometer luar. Ca!a M$ngg%nakan Mik!'($&$!
Mikrometer adalah alat ukur presisi. leh karena itu, dalam menggunakannya harus dengan metode yang betul dan dengan cara yang hati!hati. Dengan demikian, keselamatan alat ukur dan kesalahan pengukuran dapat dikontrol. erdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bila akan melakukan pengukuran dengan menggunakan mikrometer. 0al!hal tersebut antara lain / a.
Permukaan bidang ukur dari benda ukur harus betul!betul bersih sehingga tidak ada kotoran yang dapat merusakkan sensor alat ukur dan kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran adalah kecil.
11 % Praktikum Metrologi &ndustri
b.
Sebelum melakukan pengukuran harus dipastikan terlebih dahulu apakah posisi nol dari skala ukur sudah tepat. "alau belum harus dilakukan penyetelan lebih dulu dengan menggunakan kunci penyetel.
c.
ila tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya mikrometer diletakkan pada alat pemegang tersebut sedemikian rupa sehingga posisinya memudahkan untuk melakukan pengukuran. ila tidak tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya benda kerja dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan. Aturlah posisinya sedemikian rupa sehingga skala ukurnya dapat dilihat dan dibaca dengan mudah.
d.
Penekanan poros ukur terhadap muka bidang ukur harus diperhatikan betul!betul, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak. erlalu keras menekan poros ukur akan cepat merusakkan ulir utama dan adanya kemungkinan untuk terjadinya perubahan bentuk benda ukur sehingga menimbulkan kesalahan pengukuran. erlalu lunak menekan poros ukur juga akan menimbulkan kesalahan pengukuran karena kemungkinan tidak menyentuhnya sensor pada bidang ukur dapat terjadi. leh karena itu, untuk memastikan tekanan poros ukur yang cukup dapat digunakan alat pembantu pemutar silinder putar yaitu gigi gelincir * rachet +. Penekanan poros ukur pada benda ukur dapat diatur dengan gigi gelinchir ini begitu muka poros ukur menempel pada muka bidang ukur. P$($!ik"aan K$!a&aan M%ka Uk%!
Dengan prinsip optis maka pemeriksaan kerataan salah satu muka ukur dapat dilakukan. Alat bantu yang digunakan adalah kaca datar * optical at +. "aca datar terbuat dari gelas atau batu sapphire yang satu permukaannya sangat rata dengan toleransi kerataan antara #.2 sampai #.#$ Cm. Pemeriksaan kerataan dilakukan dengan bantuan sinar monochromatis. ila tidak ada sinar monochromatis dapat juga digunakan sinar lampu biasa. "aca datar diletakkan di atas muka ukur. Dengan bantuan sinar monochromatis dapat dilihat apakah muka ukur mikrometer masih rata atau tidak. ila tidak nampak garis berarna pada muka ukur setelah dilihat melalui kaca datar maka dapat disimpulkan baha muka ukur adalah rata, bila nampak garis! garis berarna berarti muka ukur tidak rata. "etidak rataan ini dapat dibedakan menurut jumlah garis berarna yang nampak menunjukkan adanya ketidak rataan
12 % Praktikum Metrologi &ndustri
sebesar #.(2
m. Muka ukur mikrometer masih dianggap baik bila garis berarna
yang nampak paling banyak 2 garis *untuk mikrometer dengan kapasitas lebih dari 2$# mm paling banyak garis+.
)ambar 2.2. Pemeriksaan kerataan muka ukur mikrometer dengan kaca datar. P$($!ik"aan K$"$,a,a!an K$-%a M%ka Uk%!
Muka ukur dari mikrometer tidak saja harus rata, tetapi juga harus sejajar bila dirapatkan antara muka ukur yang satu dengan mua ukur yang lain. Pemeriksaan kesejajaran muka ukur juga dapat dilakukan dengan menggunakan kaca datar, tetapi kaca datar yang mempunyai dua permukaan yang rata paralel. "aca datar seperti ini lebih dikenal dengan nama kaca paralel * optical parallel+. "etebalan dari kaca paralel ini bermacam!macam, misalnya 12 mm, 12.12 mm, 12.2$ mm dan 12.(; mm. 8ara menggunakannya adalah dengan menjepitkan kaca paralel di antara kedua muka ukur dari mikrometer. 8ara menjepitkannya adalah dengan memutar gigi gelincir *rachet + secara hati!hati. Seperti halnya pemeriksaan kerataan muka ukur, maka untuk pemeriksaan kesejajaran juga menggunakan sinar monochromatis, bisa juga sinar lampu. Dengan adanya sinar ini maka dapat dilihat apakah ada garis berarna pada kedua muka ukur mikrometer yang diperiksa. Sudah barang tentu untuk
1( % Praktikum Metrologi &ndustri
memeriksanya kedua muka ukur harus betul!betul bersih dari kotoran agar pemeriksaannya seliti. 'ntuk memeriksa kesejajaran muka ukur mikrometer yang mempunyai kapasitas lebih dari 2$ mm dapat digunakan alat bantu lain yaitu blok ukur * gauge block +. lok ukur ini diletakkan di tengah!tengah antara kedua kaca paralel. Dengan mengamati jumlah garis berarna yang nampak maka dapat ditentukan apakah kedua muka ukur mikrometer betul!betul sejajar atau tidak. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sampai $ kali pada posisi yang berbeda yang masing!masing posisi dicatat apa yang terjadi. "emudian hasil pengamatannya dibandingkan dengan standar kesejajaran yang diijinkan. )ambar 2.(
menunjukkan contoh hasil pemeriksaan kesejajaran
kedua muka ukur mikrometer. Sedangkan abel 2.1 berisi tentang standar ketidak sejajaran maksimum yang diijinkan menurut standar Jepang J&S ;$#2.
Lan-a"an &$&a* P'!'"
P$na"i!an $n&%k -an ,%(lah ga!i" %n&%k k$*a!al$lan
"edua permukaan rata dan paralel. "eparalelannya adalah #.(2 m 2 ... #.3 µm
"edua permukaan rata dan keparalelannya adalah #.(2 µm ( - #.=3µm .... 1 µm. 6andasan tetap bentuknya bulat dengan tingkat ketidakrataan sebesar #.(2 µm 2 - #.3 µm. Poros ukur gerak berbentuk lengkungan dengan tingkat kemiringan terhadap landasan tetap #.(2 m ( - #.=3 µm ... 1 µm. "eparalelannya #.(2 m $ - 1.3 µm 6andasan tetap bentuknya bulat dengan tingkat kebulatan sebesar #.3 µm. Poros ukur gerak berbentuk bulat pada ujungnya. "eparalelannya / #.(2 µm - 1.( µm.
)ambar 2.(. Pemeriksaan kesejajaran muka ukur mikrometer dengan kaca paralel.
1 % Praktikum Metrologi &ndustri
abel 2.1. Jumlah baris maksimum9ketidak sejajaran maksimum yang diijinkan *J&S ;$#2+ "apasitas Mikrometer *mm+ s9d ;$ di atas ;$ s9d 1;$ di atas 1;$ s9d 2;$ di atas 2;$ s9d (;$ di atas (;$ s9d ;$ di atas ;$ s9d $##
Jumlah aris 3 = 1( 13 1= 22
"esejajaran *µm+ 2 ( $ 3 ;
P$($!ik"aan k$$na!an "kala %k%! (ik!'($&$!
"ebenaran skala ukur mikrometer harus diperiksa apakah harga yang ditunjukkan sudah sesuai dengan harga ukuran standar. Alat ukur standar yang biasa digunakan untuk memeriksa kebenaran skala ukur mikrometer adalah blok ukur dengan kualitas kelas 1 atau kelas 2. Skala ukur mikrometer yang harus diperiksa adalah mulai dari ukuran nol sampai pada ukuran maksimum yaitu 2$ mm. lok ukur yang digunakan untuk memeriksa juga harus bertingkat *biasanya tingkatan kenaikan ukurannya adalah #.$ mm+. ila sudah diperoleh kepastian baha posisi nol betul!betul tepat baru dilakukan pemeriksaan dengan mengukur blok ukur yang #.$ mm, dicatat harga yang ditunjukkan oleh skala mikrometer. "emudian diteruskan mengukur blok ukur dengan ukuran yang lebih tinggi sampai pada mengukur blok ukur yang maksimum. esarnya tingkat kesalahan yang mungkin terjadi adalah/ K$"alahan / *$(a0aan (ik!'($&$! %k%!an l'k %k%!
"emudian dilakukan pengukuran ulang dengan cara seperti diatas, hanya mulainya dari pengukuran blok ukur yang maksimum sampai pada pengukuran blok ukur yang terkecil sampai pada posisi nol semula. Dari kedua hasil pengukuran *pengukuran naik dan pengukuran turun+ diperoleh harga rata!ratanya. Dengan adanya harga rata!rata inilah maka dibuat grak tingkat kesalahan kumulatiB * cumulative error +. Dalam grak tersebut, gambar 2., dapat dilihat adanya kesalahan total * total error + yaitu jarak titik tertinggi dan titik terendah.
1$ % Praktikum Metrologi &ndustri
)ambar 2..
)rak kesalahan kumulatiB skala ukur mikrometer
'ntuk menghindari pemutaran silinder putar secara penuh maka dianjurkan untuk menggunakan blok ukur dengan tingkatan ukuran sebagai berikut / 2.$, $.1, ;.;, 1#.(, 12.=, 1$.#, 1;.3, 2#.2, 22.<, dan 2$.# mm. Menurut J&S ;$#2, harga kesalahan kumulatiB yang diijinkan dapat ditampilkan pada tabel 1.2. abel 1.2. 0arga kesalahan kumulatiB maksimum yang diijinkan menurut standar Jepang J&S ;$#2. Ka*a"i&a" Mik!'($&$! K$"alahan K%(%la&i 2(( 2 ( Sampai dengan ;$ 2 di atas ;$ s9d 1;$ ( di atas 1;$ s9d 2;$ di atas 2;$ s9d (;$ $ di atas (;$ s9d ;$ 3 di atas ;$ s9d $## ;
D.
ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Mikrometer luar 2. lok ukur *gauge block + (. Meja rata *surface plate + . Optical at $. 6ampu monokromatis 3. benda kerja ;. Alat pembersih.
13 % Praktikum Metrologi &ndustri
E.
KESELAMATAN KERJA
1. Sebelum dan sesudah praktek alat 5 alat harus selalu bersih. 2. Jangan paksakan instrumen. Pergunakanlah pemutar (ratchet), dengan tiga kali bunyi EklikF sudah cukup. (. )erakan poros ukur secara perlahan5lahan sampai titik persinggungan. F. LANGKAH KERJA 1. Langkah Kali!a"i
a. ersihkan alat5alat ukur yang akan digunakan *mikrometer, blok ukur, pemegang mikrometer+. b. Standarkan mikromrter yang akan dikalibrasi pada posisi nol c. 'kur kerataan muka ukur sensor mikrometer dengan optical at dan sinar monokromatis. d. 8eklah mikrometer dengan blok ukur pada ukuran yang sesuai dengan tabel. e. 8atatlah setiap penyimpangan yang terjadi dalam tabel. #. Langkah P$ng%k%!an
a. Memepersiapkan peralatan yang diperlukan. b. Mengukur bagian5bagian benda kerja pada lokasi yang telah ditentukan. c. Mencatat setiap hasil pengukuran ke dalam tabel.
1; % Praktikum Metrologi &ndustri
G.DATA PENGUKURAN Da&a Kali!a"i Mik!'($&$!
NO
Uk%!an l'k %k%!
1 2 ( $ 3 ; < = 1# 11
# 1 1,2 1,$ 2 ( $ 1# 1$ 2# 2$
I
P$nga(a&an II III
Ra&a)!a&a
1< % Praktikum Metrologi &ndustri
30 28
26
24
22
20 Ukuran Block Gauge 18
16
14
12 10
8
6
4 2
0
C 2
4
Suhu ruang /:::::.: "elembaban gl Praktikum
A/
6
8 B
::::.:...
10
E 18 12 14 16 20 22 P$(a0aan Mik!'($&$! F D
24
26
28
30
Mengetahui / &nstruktur96aboran G
:……….………...
P$ng%k%!an $n-a k$!,a +
::::::::::: 1= % Praktikum Metrologi &ndustri
N'
PENGAMATAN
L'ka"i I
1
A
2
(
8
D
$
>
3
?
;
)
Suhu ruang
II
/ .::::::::...
"elembaban
/ :::::::::.
III
I4
Ra&a)!a&a
Mengetahui &nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. :::::::::::: H.ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
2# % Praktikum Metrologi &ndustri
21 % Praktikum Metrologi &ndustri
I. KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
22 % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 3 KALIBRASI JAM UKUR [DIAL INDICATOR]
A.KOMPETENSI DASAR
Mengkalibrasi, menggunakan dan membaca hasil pengkuran menggunakan dial indikator dengan prosedur yang benar B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mengkalibrasi jam ukur dengan alat dan prosedur yang benar 2. Menggunakan jam ukur untuk melakukan pengukuran dengan cara yang benar 3. Membaca hasil pengukuran menggunakan jam ukur dengan cara yang benar C.DASAR TEORI
Jam ukur merupakan alat pembanding yang banyak digunakan di industri permesinan maupun pada bagian pengukuran. Prinsip kerja jam ukur secara mekanis, gerak linier sensor diubah menjadi gerak rotasi oleh jarum penunjuk pada piringan dengan perantaraan batang bergigi dan susunan roda gigi. Pegas koil berBungsi sebagai penekan batang bergigi hingga sensor selalu menekan kebaah. Sedangkan pegas spiral berBungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan pada sisi yang sama untuk kedua arah putaran
* untuk menghindari backlash + yang
mungkin terjadi karena prol gigi yang tidak sempurna atau sudah aus. Jam ukur juga dilengkapi
dengan * jewel + untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda
gigi. "etelitian dan kecermatan jam ukur berbeda5beda mulai dari #,#1 G
#,#2 G
hingga #,##$ dan kapasitas ukurnya juga berbeda5beda , misalnya / 2#, 1#, $, 2, 1 mm. 'ntuk jam ukur dengan kapasitas besar, terdapat jam kecil dalam piringan yang besar dimana satu putaran jarum besar sama dengan tanda satu angka jam kecil.
2( % Praktikum Metrologi &ndustri
Pada piringan terdapat skala yang dilengkapi dengan tanda batas atas dan tanda batas baah. Piringan skala dapat diputar untuk kalibrasi posisi nol.
)ambar (.1 / Jam agian 5 bagian jam ukur dan prinsipnya.
)ambar (.2 / Macam 5 macam jam ukur
2 % Praktikum Metrologi &ndustri
D.ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Dial &ndicator ketelitian #,#1 mm. 2. Dial &ndicator ketelitian #,##2 mm. (. Pemegang Dial &ndicator H Dial Stand I . lok ukur H gauge block I $. Alat 5 alat pembersih. E. KESELAMATAN KERJA
1. Periksa dulu bentuk HgambarI dan desain jam ukur, skalaHrangeI, sensor dan lainnya. 2. Sensor jangan sampai terguncang pada aktu akan disentuhkan ke blok ukur. F. LANGKAH KERJA
1. Siapkan dan atur peralatan yang akan dipakai. 2. Pasang jam ukur pada pemegangnya Hharus tegak lurusI. (. 6akukan pengukuran blok ukur arah naik *dari ukuran terkecil ke ukuran terbesar+ kemudian dilanjutkan arah menurun *dari ukuran terbesar ke ukuran terkecil+ sesuai tabel. . 0itung penyimpangannya Hstandar de4iasiI. =
( Xi ↑ − X ↑) 2 + ( Xi ↓ − X ↓) 2
( n ↑ + n ↓) − 2
Dimana / n - Jumlah Pembacaan
↑ - Sensor Dial arah @aik ↓ - Sensor Dial arah urun $. uat grak kesalahannya pada arah naik maupun arah turun.
G.DATA PENGUKURAN
2$ % Praktikum Metrologi &ndustri
Uk%!an P$nga(a&an Bl'k Uk%! N' Dial In-ika&'! K$&$li&ian 6761 Dial In-ika&'! K$&$li&ian 6766# A!ah Naik I II II R$!a&a I II III R$!a&a 2,$$ 2,<# (,$ ,3$ $,2$ A!ah T%!%n $,2$ ,3$ (,$ 2,<# 2,$$
Suhu ruang
/ .::::::::...
Mengetahui
"elembaban
/ :::::::::.
&nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::.
::::::::::::
23 % Praktikum Metrologi &ndustri
H.ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
2; % Praktikum Metrologi &ndustri
I. KESIMPULAN DAN SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
2< % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 8 PENGUKURAN KELURUSAN POROS
A KOMPETENSI DASAR
Mengecek kelurusan dan kebulatan poros menggunakan jam ukur dngan cara yang benar B SUB KOMPETENSI DASAR
1. Mengecek kelurusan poros menggunakan jam ukur dengan cara yang benar. 2. Mengecek kebulatan poros menggunakan jamukur dengan cara yang benar (. Menetapkan besarnya penyimpangan dimensi kelurusan dan ketidakbulatan poros berdasarkan hasil pengecekan dengan menggunakan jam ukur. C DASAR TEORI
Pengukuran kelurusan poros dapat dilakukan dengan menggunakan bangku senter, dan jam ukur
*dial indicator +. Dalam hal ini poros yang diukur diletakkan
diantara senter bangku kerja. @amun sebelum benda kerja *poros+ dipasang, kedua senter harus dicek terlebih dahulu untuk memastikan kedua senter tersebut dalam keadaan
sesumbu.
"emudian
lakukan
pemeriksaan9pengukuran
dengan
menggunakan jam ukur per increment jarak dengan cara menggeser5geser jam ukur sepanjang poros dan mencatat perubahan setiap increment jarak tersebut. D ALAT DAN PERLENGKAPANN9A
Jangka sorong , Meja pengukur kelurusan dengan senter, enda kerja, Mistar, Spidol9pensil, Jam ukur * ial !ndicator +, Alat pembersih. E KESELAMATAN KERJA
Sensor jangan sampai terguncang pada aktu akan disentuhkan ke benda ukur
2= % Praktikum Metrologi &ndustri
F LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan. 2. Meletakkan benda kerja pada senter. (. Mengecek perbedaan tinggi antara ujung poros yang satu ke ujung lainnya dengan menggunakan jam ukur *pada posisi & , &&, &&&, dan &K+ . Mengecek kelurusan poros *benda ukur+ dengan jam ukur. $. Mengecek kebulatan poros dengan jam ukur 3. ila jam ukur digerakkan kekiri atau kekanan dan skala jam ukur tidak bergerak, maka poros dalam keadaan lurus. G DATA PENGUKURAN
I IV
0
1
2
II
3 … dst
III
L'ka"i
1
#
3
8
:
;
<
=
>
16
11
I II III I4 Ra&a)!a&a
Suhu ruang
/ .::::::::...
Mengetahui
"elembaban
/ :::::::::.
&nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. :::::::::::: J.
ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
(# % Praktikum Metrologi &ndustri
K.
KESIMPULAN DAN SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
(1 % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM : PENGUKURAN SUDUT DENGAN BATANG SINUS (SINE BAR)
A KOMPETENSI DASAR
Menentukan besar sudut benda ukur menggunakan sine bar dengan prosedur yang benar B SUB KOMPETENSI DASAR
1. Menyetel posisi sine bar untuk mengukur sudut 2. Menggunakan batang sinus untuk mengukur sudut dengan cara yang benar. (. Menyusun blok ukur dengan ukuran tertentu secara benar ". Menetapkan besarnya sudut benda ukur berdasarkan hasil pengukuran menggunakan sine bar.
C DASAR TEORI
atang sinus berupa suatu batang dengan dua buah rol yang diletakkan pada kedua ujung sisi baah. "edua rol mempunyai diameter dan keselindrisan dengan toleransi yang cukup sempit *#,##( mm+ dan dipasangkan pada batang dengan jarak antar senter tertentu *1##, 2##, 2$#, (##+.
)ambar $.1 / Sine ar
(2 % Praktikum Metrologi &ndustri
Secara teoritis penggunaan batang sinus sangatlah mudah. Prinsip dasarnya adalah dengan meletakkan batang sinus dan menempelkan pada sisi penahannya. Sebelumnya sudut benda ukur diukur terlebih dahulu dengan busur, lalu akan didapatkan tinggi h pendekatan dengan rumus/
h - sin α . 6
Selanjutnya h yang didapat digunakan untuk mengganjal batang sinus dengan menggunakan blok ukur. "emudian dilakukan pemeriksaan kesejajaran permukaan benda kerja dengan meja rata, menggunakan jam ukur. Apabila penunjukan jam ukur berubah, maka akan timbul penyimpangan dari jam ukur sebesar *positiB9negatiB+. Jika sudah didapat harga penyimpangannya L *positiB9negatiB+, maka tinggi h sebenarnya dapat diukur dengan menambah atau mengurangi h pendekatan, dari h sebenarnya sehingga didapat sudut
α sebenarnya.
L
L- . l
"eterangan /
L - penyimpangan * , ! + - 0arga yang ditunjukan oleh jam ukur * , ! + 6 - Panjang antara senter rol. l - Jarak pergeseran jam ukur. h sebenarnya - h pendekatan !L
Apabila pada h sebenarnya jarum jam ukur dijalankan sepanjang l tidak bergerak maka perhitungan tersebut sudah tepat. 6agkah berikutnya adalah menghitung sudut sebenarnya dengan rumus/ sin N - h sebenarnya9l D ALAT DAN PERLENGKAPANN9A
atang sinus *sine bar + ,lok ukur * gauge block +, Jam ukur * dial indicator +, enda kerja, Meja rata, alat pembersih.
(( % Praktikum Metrologi &ndustri
E KESELAMATAN KERJA
0ati 5hatilah pada aktu mengecek sudut benda ukur yang relatiB besar, sehingga letak sudut benda ukur tersebut diatas batang sinus. F LANGKAH PENGUKURAN
1. Siapkan semua peralatan yang diperlukan. 2. Siapkan benda ukur (. 6akukan pengukuran sudut benda ukur dengan busur baja untuk memperkirakan tinggi blok ukur sebagai ganjal pertama . 6etakkan benda kerja di atas batang sinus. $. Susun blok ukur setinggi h dan letakkan di baah salah satu rol *rol angkat+ dari batang sinus. inggi blok ukur tersebut dihitung dengan rumus/ h - sin
α .
6.
α
adalah besar sudut perkiraan hasil pengukuran dengan busur baja 3. 'kur kedataran benda kerja tersebut dengan mengunakan jam ukur dari kiri ke kanan atau sebaliknya pada panjang tertentu l *misalnya l - 2# mm+. ;. 8atatlah penyimpangan jarum jam ukur pada kedua ujung benda ukur tersebut *+ <. ila jarum jam bergerak ke kiri atau ke kanan, aturlah kembali susunan blok ukur sedemikan rupa, sehingga posisi permukaan benda kerja betul5betul datar yang ditunjukkan dengan tidak adaya penyimpangan jarum jam ukur bila digeser sepanjang l. Pengaturan tinggi blok ukur dilakukan dengan menambah atau L
mengurangi dengan menggunakan rumus/ L- . l . =. 8ek kembali kedataran benda ukur dengan menggerakkan jam ukur sepanjang l. ila jarun jam ukur sudah tidak bergerak *tidak menunjukkan perubahan+, hal tersebut berarti telah didapatkan h sebenarnya. 0itunglah sudut benda kerja yang diatur tersebut dengan rumus sin N - h sebenarnya9l.
H DATA PENGUKURAN ( % Praktikum Metrologi &ndustri
)ambar $.2 / &lustrasi pengukuran sudut dengan atang sinus
x# L
"
h dicari dengan rumus pendekatan / h - l ! 8ara mencari besar sudut sama dengan / h# sebenarnya Sinδ = L
L
I
II
III
2##
2##
2##
I
II
III
I
II
III
2##
2##
2##
2##
h l 6
2##
2##
0asil Perhitungan 8atatan/ sine bar yang digunakan berukuran panjang 2## mm Suhu ruang
/ .::::::::...
Mengetahui
"elembaban
/ :::::::::.
&nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. ::::::::::::
($ % Praktikum Metrologi &ndustri
G ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
(3 % Praktikum Metrologi &ndustri
(; % Praktikum Metrologi &ndustri
H KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
(< % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM ;
PENGUKURAN BENDA KERJA DENGAN PROFIL PROJEKTOR
A KOMPETENSI DASAR
Membaca dan menggunakan prol projector untuk mengukur bermacam!macam prol dengan prosedur yang benar B SUB KOMPETENSI DASAR
1. Menggunakan peralatan prol projektor untuk mengukur bermacam!macam prol *panjang, sudut, dan diameter lingkaran +. 2. Membaca skala ukur prol proyektor dengan benar. C DASAR TEORI
Prol Projector merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip kerja optis dan mekanis. Sistem optis digunakan untuk memperbesar bayangan dari benda ukur. Sedang sistem mekanis digunakan pada sistem pengubah mikrometernya. ayangan benda ukur bisa dilihat pada layar dan hasil pengukuran *besarnya dimensi benda ukur+ bisa dilihat pada skala mikrometer atau skala sudut. Dengan demikian, proyektor bentuk ini bisa digunakan untuk mengukur bentuk, mengukur panjang dan mengukur sudut. "arena komponen!komponen utamanya banyak menggunakan lensa maka benda!benda yang diukur dengan proyektor bentuk harus mempunyai dimensi ukuran yang relatiB kecil. 0al ini perlu guna menghindari rusaknya permukaan lensa tempat meletakkan benda ukur. agan dari prol projector dapat dilihat pada )ambar 3.1. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan beberapa komponen penting dari prol projector yang meliputi/ lampu, lensa kondensor, lter penyerap panas, lter berarna, kaca alas, lensa proyeksi, cermin datar dan layar. 8ara kerja ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut/ enda ukur diletakkan di atas kaca alat, bila perlu digunakan penjepit benda ukur.
(= % Praktikum Metrologi &ndustri
6ampu dinyalakan untuk mendapatkan sinar yang sinarnya diarahkan ke benda ukur. Dengan adanya lensa proyeksi dan kaca9cermin datar maka sinar dibiaskan menuju layar. Dengan adanya sinar ini maka bayangan dari benda ukur akan dapat dilihat pada layar. ayangan tersebut akan kelihatan dengan dimensi ukuran yang lebih besar dari pada dimensi sesungguhnya. 0al ini terjadi karena proyektor bentuk ini dilengkapi dengan lensa pembesar. 0asil pengukuran dapat dilihat pada skala mikrometer ataupun skala sudut. Sistem skala sudutnya sama dengan sistem skala sudut dari busur bila yang mempunyai skala utama dan skala nonius. 'ntuk pengukuran sudut, tingkat kecermatan yang bisa diperoleh dengan proyektor bentuk adalah 3 menit *3O+.
)ambar 3.1. agan dari prol projector 'ntuk pengukuran benda ukur yang bersudut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu/ dengan menggunakan layar yang berskala dn dengan memutar meja di mana skala sudut berada. ila yang digunakan layar berskala maka yang dibaca hasi pengukurannya adalah skala yang ada pada layar. Sebaliknya bila yang digunakan untuk mengukur sudut adalah dengan memutar meja *rotar# table+ maka hasil pengukurannya dapat dibaca pada skala sudut yang diletakkan di atas meja putar tersebut.
# % Praktikum Metrologi &ndustri
D ALAT DAN PERLENGKAPAN
Prol projector, benda ukur, alat!alat pembersih E KESELAMATAN KERJA
1. Patuhilah prsedur penggnaan alat 2. 0ati!hatilah dalam meletakkan benda ukur di meja ukur (. ersihkan bgian!bagian prol projector terutama lensa agar tidak buram F LANGKAH KERJA
1. Menghubungkan alat dengan arus listrik 2. Menghidupkan lampu!lampu, dan membuka tutup lensa (. Meletakkan benda ukur pada landasan . Memeriksa kedudukan *posisi benda kerja+ pada layar, kemudian mengatur Bokusnya dengan memutar roda untuk menaikkan dan menurunkan meja $. Aturlah tabir sorong (sliding shade) agar bayangan benda lebih jelas. 3. 'kurlah dimensi benda kerja meliputi panjang, diameter, sudut, kisar ulir, sudut ulir, diameter luar ulir, diameter inti ulir, dsb. G DATA PENGUKURAN
uliskan hasil pengukuran benda ukur dalam gambar berikut/
1 % Praktikum Metrologi &ndustri
Suhu ruang
/ .::::::::...
Mengetahui
"elembaban
/ :::::::::.
&nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. :::::::::::: H ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
2 % Praktikum Metrologi &ndustri
( % Praktikum Metrologi &ndustri
L.
KESIMPULAN DAN SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
% Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM < PENGUKURAN SUDUT DENGAN SENTER SINUS 2SINE CENTRE
A.KOMPETENSI DASAR
Menentukan besarnya sudut benda ukur menggunakan sine centre dengan prosedur yang benar B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Menyetel posisi sine centre untuk mengukur sudut 2. Menggunakan sine centre untuk mengukur sudut dengan cara yang benar. (. Menyusun blok ukur dengan ukuran tertentu secara benar . Menetapkan besarnya sudut benda ukur berdasarkan hasil pengukuran menggunakan sine centre .
C.DASAR TEORI
enda ukur konis dapat diukur konisnya dengan secara cermat dengan memakai senter sinus. Dasar teori alat ini serupa dengan meja sinus dan batang sinus, yang membedakannya adalah alat ini diperuntukan untuk benda5benda berbentuk silindis atau lainnya yang mempunyai sumbu senter. Dalam pengukurannya benda yang akan dicari sudut kemiringannya dijepit sumbu senternya di kedua sisinya. 'ntuk perhitungannya pertama diameter terbesar dan yang terkecil diukur, setelah didapatkan angka nominalnya dapat diketahui kemiringan sudut perkiraan, lalu angka nominal yang didapat dimasukkan ke dalam rumus. Pada prinsipnya pelaksanaan pengukuran dan pemeriksaan dengan senter sinus sama dengan pengukuran dengan batang sinus. "alau batang sinus untuk pengukuran dan pemeriksaan bentuk5bentuk batang geometris berupa pelat atau blok5blok datar, maka untuk pengukuran dan pemeriksaan bentuk5bentuk
konis
dipakai senter sinus. Senter sinus dilengkapi dengan dua poros sejajar terhadap garis $ % Praktikum Metrologi &ndustri
singgung kedua rol *senter+. Pada batang di buat alur untuk menempatkan pemegang poros. D.ALAT DAN PERLENGKAPANN9A
Senter sinus * sine center +, Jam ukur * dial indicator +, lok ukur * gauge block +, Meja rata * surface plate ) , Alat 5alat pembersih. E. KESELAMATAN KERJA
1. 0ati5hatilah pada aktu mengecek sudut benda ukur yang relatiB besar, sehingga sine centre terangkat relatiB tinggi.
2. 0ati!hati dalam memasang blok ukur karena bobot sine centre yang relatiB berat F. LANGKAH PENGUKURAN
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan. 2. Meletakan benda kerja pada senter sinus *sine centre+ (. Mengecek perbedaan tinggi antar ujung poros yang satu dengan lainya menggunakan jangka sorong untuk memperkirakan secara kasar susunan blok ukur. . Menyusun atau mengambil blok ukur sesuai dengan perhitungan yang didapat pada langkah ke!(, letakkan di baah rol sinus senter *rol angkat+. $. Mengecek kedataran posisi poros *benda ukur+ dengan jam ukur. 3. ila posisi jam ukur masih bergerak kekiri atau kekanan, berarti posisi benda ukur belum datar, maka aturlah susunan blok ukur sehingga posisi benda ukur benar 5 benar datar menurut anggapan saudara
$
3 % Praktikum Metrologi &ndustri
)ambar ;.1 / Pemakaian Senter sinus dan perlengkapannya "eterangan / a. $am ukur b. &oros senter. c. &emegang poros d. andasan .
e. %ol angkat. f. %ol tetap. g. 'enda kerja. h. eja rata
Pengukuran konis dengan menggunakan senter sinus berarti mengukur setengah dari sudut konis tersebut. "arena senter sinus ini cukup berat maka aktu pemakaian blok ukur, maka blok ukur yang tipis harus diletakkan paling baah dekat dengan landasan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pelengkungan blok ukur yang tipis. 'ntuk mempercepat proses pengukuran sudut dengan senter sinus harus diketahui dulu secara kasar basarnya sudut konis
dengan mengunakan jangka
sorong.
; % Praktikum Metrologi &ndustri
L
)ambar ;.2 / &lustrasi pengukuran dengan senter sinus
"eterangan /
"
h - inggi blok ukur yang dibutuhkan. ! B l - Panjang pergeseran dial indicator. - Penyimpangan dial indicator A dari A ke
h dapat dicari dengan rumus pendekatan / x# L
/ h - l/ 6
h-
l
h# sebenarnya
%&'
α
-
L
< % Praktikum Metrologi &ndustri
G.DATA PENGUKURAN
B$n-a Uk%! 4a!ia$l
I
1
2
II
(
1
2
III
(
1
2
(
? H l L
@ / pengukuran dilaksanakan untuk tiga buah benda ukur (!, !!, dan !!!) *etiap benda ukur dilakukan pengukuran + kali (,-, dan +)
Suhu ruang
/ .::::::::...
Mengetahui
"elembaban
/ :::::::::.
&nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. ::::::::::::
= % Praktikum Metrologi &ndustri
H.ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
$# % Praktikum Metrologi &ndustri
M.
KESIMPULAN DAN SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
$1 % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM = PENGUKURAN RADIUS DENGAN ROL DAN BOLA BAJA
A KOMPETENSI DASAR
Mengukur radius dalam dan radius luar menggunakan rol dan bola baja dengan prosedur yang benar B SUB KOMPETENSI DASAR
1. Menggunakan rol dan bola baja untuk mengukur jari5jari atau radius baik radius luar maupun dalam. 2. Menghitung besarnya radius benda kerja yang diukur dengan rol dan bola baja. C DASAR TEORI
7adius suatu benda ukur ataupun diameter suatu silinder dengan ukuran yang besar pada umumnya sulit atau tidak mungkin diukur dengan cara langsung. 'ntuk itu diperlukan cara pengukuran tak langsung dengan bantuan alat bantu yaitu rol atau bola. 7ol atau silinder ini dapat diambil dari suatu standar rol dengan kualitas baik. ila standar rol tidak dimiliki maka dapat dipakai rol9silinder dari bantalan rol. 'ntuk itu perlu diukur dengan cermat untuk mengetahui ukuran sebenarnya dan ketepatan dari rol yang dipakai.
$2 % Praktikum Metrologi &ndustri
( ,
Dasar V)) b"*+
1# Mengukur 7adius 6uar
1 ( H − C ) Sin α 2 1 1 − Sin α 2 7C
N - =# 8 - konstanta Kee blok.
Ca!a ($n0a!i nilai C +
C = Hr − ( s
d
1 + 2
d +
1 2
d
Sin 12 α
)
,r
0r - Jarak rol presisi dengan vee blok d - Diameter rol presisi s
2. Mengukur 7adius 6uar 8ara &&
R
=
( M − d )
2
( d
8d (
d
-
(. Mengukur 7adius 6uar $( % Praktikum Metrologi &ndustri
-
.
'ntuk p Q R d
( M − d ) 2
−
d 2
−
(2 p − d ) 2
8(d − p )
7-
'ntuk p R d, rumus mencari jari 5jari turunkan sendiri.
. Mengukur 7adius Dalam (
d
d 2 4d − ( M − d ) 2
2
+ 1 2d
7-
$. Mengukur 7adius Dalam
(
+'&$) stra&/t )d/)
d 2 + d # s
7-
2 s d s
D ALAT DAN PERLENGKAPANN9A
$ % Praktikum Metrologi &ndustri
1. Satu set rol dan bola baja 2. Mikrometer luar (. Mistar ukur ketinggian (height gauge) . Meja rata $. Alat5alat pembersih 3. enda ukur. E KESELAMATAN KERJA
Perlu kehati!hatian dalam meletakkan rol9bola baja agar tidak tergelincir9jatuh F LANGKAH PENGUKURAN
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan. 2. 6etakkan benda ukur di atas meja rata. (. 8eklah kedudukan alat ukur *settingkan pada posisi nol+. . Ambil rol atau bola baja, kemudian lakukan pengukuran seperti pada gambar. $. 0itunglah semua bagian5bagian benda ukur yang tidak diketahui.
$$ % Praktikum Metrologi &ndustri
G DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
P$ngk%!an
7adius 6uar 8ara &
Ha"il P$ng%k%!an
Ha"il P$!hi&%ngan
0r /
7adius 6uar 8ara && 7adius 6uar 8ara &&& 7adius Dalam 8ara & 7adius Dalam 8ara &&
H ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
$3 % Praktikum Metrologi &ndustri
I
KESIMPULAN DAN SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
$; % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM > PENGUKURAN TIRUS DALAM DAN LUAR
A.KOMPETENSI DASAR
Mengukur tirus dalam dan tirus luar menggunakan rol dan bola baja dengan prosedur yang benar B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Menggunakan alat ukur bantu berupa rol dan bola baja dalam pengukuran tirus dalam dalam luar. 2. Mengitung9mencari ukuran5ukuran tirus luar dan dalam dengan menggunakan bola baja dan rol baja. C.DASAR TEORI
>lemen mesin yang dipergunakan pada suatu mesin perkakas, alat bantu mesin perkakas, atau alat potong biasanya mempunyai ketirusan tertentu baik tirus dalam maupun luar. 'ntuk melakukan pengukuran sudutnya sulit dilakukan secara langsung, maka diperlukan alat ukur bantu yang berupa bola9rol baja (steel roller and steel ball+. Dengan bantuan alat bantu tersebut dapat diketahui ukuran dan ketirusan
komponen tersebut. Dengan bantuan rumus matematika *geometri dan trigonometri+ dapat disusun suatu rumus untuk mencari diameter atau dimensi suatu benda tirus. enda tirus tersebut misalnya senter mati * dead center +, senter jalan * live centre +, atau poros arbor *poros pemegang pahat Brais+.
$< % Praktikum Metrologi &ndustri
1. P$ng%k%!an Ti!%" L%a!
M"
,2 2 ,1 1
-1
)ambar =.1/ Skema pengukuran irus 6uar sebuah senter mati 'ntuk menentukan besarnya diameter terbesar *D ma +, diameter terkecil *D min+, dan besarnya sudut *N+ dapat digunakan rumus sebagai berikut/
M 2 − M 1 g R N -
2(h2
M D ma - 2
−
−
h1 )
2{ 12 d +
D min - D ma 5 2
1 2
d #Cos 12 α
−
H 2
−
( 12 dCos 12 α )Tg 12 α + d + h2 Tg 12 α }
{[ H 2 − H 1 ]Tg 12 α }
$= % Praktikum Metrologi &ndustri
#. P$ng%k%!an Ti!%" Dala(
D2 1
,
D1
)ambar =. 2 / Pengukuran irus Dalam 'ntuk menentukan besarnya diameter terbesar *D ma +,diameter terkecil *D min+, dan besarnya sudut *N+ dapat digunakan rumus sebagai berikut/
Sin 1
2
α =
D 3&'
=
D 3a!
=
( D2 − D1 ) 2( h1 − h2 ) − ( D2 − D1 )
2[ 12 D1 − { H − ( h1 + 12 D1 )}Tg 12 α ]
Cos 12 α
D 3&' + 2Hta 12 α
3# % Praktikum Metrologi &ndustri
D.ALAT DAN PERLENGKAPAN
Satu set rol9bola baja, Satu set blok ukur, Jangka sorong, Mikrometer kedalaman9 luar, igh gauge *mistar ingsut ketinggian+, /0 'lock , enda ukur *dead center + , dan Alat 5
alat pembersih. E. KESELAMATAN KERJA
Perlu kehati!hatian dalam meletakkan kedua rol9bola baja agar tidak terjatuh F. LANGKAH KERJA 1. P$ng%k%!an Ti!%" L%a!
a. enda ukur diatur posisinya di atas meja rata dengan bantuan /0 block atau diberdirikan. b. Ambil bola baja atau rol baja dua buah yang sama ukurannya, serta sepasang blok ukur *ukuran sama panjang+. c. 6etakkan bola tersebut pada posisi seperti )ambar =.1. d. 'kurlah bagian5bagian yang ditunjukkan pada )ambar =.1. e. Demikian seterusnya dengan posisi yang lain sesuai pada abel =.1. #. Pengukuran irus Dalam /
a. Prosedurnya sama dengan di luar bedanya pada penggunaan bola baja. b. Ambil bola baja dua buah yang sama ukurannnya. c. 6etakkan bola baja tersebut pada posisi seperti pada gambar. d. 'kurlah bagian5bagian yang perlu diukur
31 % Praktikum Metrologi &ndustri
G.DATA HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
abel =.1. Pengukuran tirus luar N'
Tinggi Gag$ Tinggi H 2((Ja!ak M 2((Ha"il P$!hi&%ngan Bl'0k 2 h
1# mm
:::
:::
ma
- :::.
$# mm
:::
:::
min
- :::
"etirusan
N
- ::::
1$ mm.
:::
:::
ma
- ::::
$$ mm
:::
:::
min
- ::::
"etirusan
N
2# mm.
:::.
:::.
3# mm.
:::
:::
- :::: - ::::
ma
- ::::
min
"etirusan
- ::::
2$ mm.
:::.
:::
ma
3$ mm.
:::.
:::
min
"etirusan
- ::::.
N
- ::::
1# mm.
:::
:::
ma
1## mm
:::
:::
min
"etirusan
- :::.
- ::::
N
- ::: - ::::.
32 % Praktikum Metrologi &ndustri
abel =.2. Pengukuran tirus dalam
N'
D. R'll$!"
h
@
K$&$!angan
::::::: 1 :::::::
:::
D ma - ::::::.
::...
D min - ::::::
::::::: 2 ::::::...
:::
D ma - ::::::.
::...
D min - ::::::
::::::: ( ::::::..
:::
D ma - ::::::.
::..
D min - ::::::
::::::.. ::::::..
:::
D ma - ::::::.
::...
D min - ::::::
3( % Praktikum Metrologi &ndustri
H.ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN
3 % Praktikum Metrologi &ndustri
I. KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
3$ % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 16 PENGUKURAN RODA GIGI LURUS
A.KOMPETENSI DASAR
Mengukur roda gigi dengan prosedur yang benar dan aman B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Menghitung dimensi roda gigi. 2. Menggunakan dan membaca alat5alat ukur roda gigi yang dipakai dengan prosedur yang benar dan aman, serta mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.
C.DASAR TEORI
entuk gigi roda gigi yang banyak diproduksi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu bentuk involute dan bentuk c#cloidal. Diantara dua bentuk tersebut yang paling banyak diproduksi adalah bentuk involute karena lebih cocok untuk keperluan produk!produk permesinan secara umum yang memerlukan ketelitian!ketelitian tertentu. Sedangkan untuk keperluan mesin!mesin dengan beban berat dan pekerjaanberbagai kasar biasanya gigi dengan bentuk cycloidal. erdapat macamdigunakan roda gigi.roda Menurut bentuknya roda gigi dapat dibedakan menjadi/ 7oda gigi lurus * spur gear +, 7oda gigi heli * helical gear +, 7oda gigi payung *straight bevel gear +, 7oda gigi spiral * spiral gear +, 7oda gigi cacing * worm gear +, 7oda gigi dalam * internal gear +. >lemen!elemen yang penting dalam roda gigi dapat dilihat )ambar 1#.1.
33 % Praktikum Metrologi &ndustri
)ambar 1#.1. >lemen!elemen roda gigi lurus * spur gear +. Secara umum, pemeriksaan roda gigi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pemeriksaan secara analisis dan pemeriksaan menurut Bungsinya. Pemeriksaan secara analisis *analitical inspection + maksudnya adalah memeriksa semua elemen! elemen penting dari roda gigi, misalnya bentuk gigi, jarak puncak antar gigi * pitch+, jarak celah *clearance+, eksentrisitas, tebal gigi, lead dan back lash. Sedangkan pemeriksaan menurut Bungsinya * functional inspection + adalah pemeriksaan roda gigi yang dibandingkan dengan roda gigi standar * master gear + yang caranya adalah memasang roda gigi yang akan diperiksa pada roda gigi standar dan kemudian memutar pasangan roda gigi tersebut. Dengan beberapa peralatan maka dapat dilihat9diperiksa tingkat kebisingan suara yang timbul akibat gesekan antar roda gigi, getaran dan 4ariasi gerakan dari putaran roda gigi. Salah satu pengukuran roda gigi *untuk mengetahui tebal dan tinggi gigi+ dapat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong gigi yang diilustrasikan dalam )ambar 1#.2.
'ntuk
melakukan pengukuran tersebut terlebih dahulu perlu
ditentukan modul roda gigi yang akan diukur. erdasarkan modul tersebut dapat ditentukan besarnya tebal gigi *s+ berdasarkan tabel *lihat abel 1#.1+ sebagai dasar untuk mengetahui tinggi gigi dengan jangka sorong roda gigi.
3; % Praktikum Metrologi &ndustri
)ambar 1#.1 / 8ara Pengukuran 7oda )igi dengan Mistar Sorong
abel 1#.1/ 0arga ha dan s pada ('-%l 1
" ha " ha 1,$33( 1,#$1( 1,$;#1 1,#2#3 1,$3;# 1,#; 1,$;#( 1,#1;3 1,$3;$ 1,## 1,$;# 1,#1$ 1,$3;= 1,#11 1,$;#$ 1,#1(; 1,$3<( 1,#(<$ 1,$;#$ 1,#12( 1,$3<3 1,#(3( 1,$;#3 1,#1#( 1,$3<< 1,#(2 1,$;#3 1,##<< 1,$3=# 1,#(2 1,$;#; 1,##;; 1,$3=2 1,#(#< 1,$;#; 1,##3= 1,$3=$ 1,#2<# 1## 1,$;#; 1,##32 1,$3=; 1,#2$; 12# 1,$;#< 1,##$1 1,$3=< 1,#2(; 1$# 1,$;#< 1,##1 1,$;## 1,#21= 2## 1,$;#< 1,##(1 Ca&a&an+ 'ntuk modul lebih dari 1, maka harga ha dan s dikalikan dengan harga modul roda gigi yang dikur.
D.ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Jangka sorong roda gigi. 2. abel tebal gigi modul. (. Alat5alat pembersih. . 7oda gigi. $. Mikrometer pana.
3< % Praktikum Metrologi &ndustri
3. Penjepit Penjepit mikrometer mikrometer.. ;. Prole Prole proyektor dan dan perlengkapannya. perlengkapannya. E. KESELAMATAN KESELAMATAN KERJA
1. Sikap mistar mistar sorong sorong harus tegak tegak lurus. 2. Jika longgar longgar diatas berarti berarti gigi terlalu terlalu tebal. (. Jika longgar disamping disamping berarti gigi terlalu terlalu kurus. . ebal gigi boleh diukur, dan dibandingkan dibandingkan dengan s dari tabel. $. Semua Semua alat ukur yang telah selesai selesai dipakai dipakai harap harap dibersih dibersihkan kan dan diberi grease anti korosi. F. LANGKAH KERJA
1. Membersihkan Membersihkan alat ukur dan benda benda ukur yang akan dipakai. dipakai. 2. 0itunglah jumlah jumlah gigi, kemudian lakukan lakukan pengukuran pengukuran diameter luar roda gigi. (. entu entuk kan modu modull roda oda gig gigi ber berdasa dasark rkan an data data diam diamet eter er luar luar dan dan juml jumlah ah gigi gigi menggunakan rumus modul. . 0itung 0itung dimensi dimensi!dim !dimensi ensi lain dari roda gigi berdasark berdasarkan an modul, modul, diameter diameter luar dan jumlah gigi gigi yang telah diketahui. diketahui. $. erdasarkan erdasarkan modul roda gigi yang telah diketahui, diketahui, carilah nilai s dan ha *pada tabel+ sesuai dengan banyaknya gigi *T+ dari roda gigi yang akan diperiksa. 3. Setel mistar sorong sorong 4ertikal sebesar sebesar ha untuk menentukan tebal gigi gigi s . ;. andingk andingkan an hasil hasil penguku pengukuran ran dimensi dimensi roda roda gigi tersebut dengan hasil hasil perhitu perhitungan ngan pada langkah ( dan <. ila telah selesai selesai pengukuran pengukuran bersihkan bersihkan semua alat ukur ukur dan diberi grease grease anti korosi, korosi, kemudian simpan pada tempat semula.
G.DATA HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
3= % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
Suhu ruang
/ .::::::::...
"elembaban
/ :::::::::.
Mengetahui &nstruktur96aboran
anggal anggal Praktikum Praktikum / :::::::::. :::::::::. ::::::::::::
;# % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
H.ANALISIS H.ANALISI S DATA DATA HASIL HA SIL PENGAMATAN PENGAMATAN
;1 % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
J
KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
;2 % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 11 PENGUKURAN ULIR
A.KO A. KOMPETEN MPETENSI SI DASAR
Mengukur prol ulir dengan cara yang benar dan aman serta mendapatkan hasil yang akurat.
B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Memahami prol ulir dan dimensinya. dimensinya. 2. Melakukan Melakukan pengukuran pengukuran prol prol ulir dengan 1loating 2arriage 'ench ikrometer metode dua dan tiga kaat dengan cara yang benar dan aman (. Memban Membandi dingk ngkan an dan menge mengetah tahui ui ke ketel teliti itian an alat5a alat5alat lat ukur ukur yang yang diguna digunaka kan n untuk untuk mengukur ulir
C. ALAT DAN PERLENGKAPAN 9ANG 9ANG DIPAKAI
1. ?loating carriage carriage bench mikrometer mikrometer dan perlatannya. perlatannya. 2. "aat 5 kaat pengukur pengukur dan prisma pengukur. pengukur. (. Mikrometer Mikrometer luar dengan ketelitian ketelitian #,##1 mm. mm. . Penjepit Penjepit mikrometer mikrometer.. $. Mal ulir. ulir. 3. enda ukur ukur *beberapa baut+. ;. Alat5ala Alat5alatt pembersi pembersih. h.
;( % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
(b+
D.DASAR D.DASAR TEORI
Sala Salah h satu satu alat alat yang yang dapa dapatt digu diguna naka kan n untu untuk k meng menguk ukur ur spes spesi ika kasi si ulir ulir deng dengan an ketelitiannya yang cukup tinggi adalah dengan menggunakan kaat ukur, prisma ukur dan 1loating 2arriage 'ench icrometer (12').
(1
)ambar 11.1. ?loating 8arriage 1loati ting ng 2arr 2arria iage ge 'enc 'ench h icr icrom omet eter er (12' (12') ) tersebut Dengan 1loa tersebut dapat dapat dilakuk dilakukan an
penguk pengukuran uran dimensi! dimensi!dime dimensi nsi ulir yang meliputi meliputi diameter diameter luar, luar, diameter diameter inti, inti, dan diameter eBektiB. 1. P$ng%k%!an Dia($&$! L%a! L%a! /
La'dasa' FCB-
)ambar 11.1 / &lustrasi 8ara Mengukur Diameter 6uar dengan ?8M
(st
; % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri
C F
/ D"& *$!$-aan an&a!a R -an R1
(b+
"eterangan/ ? - Diameter luar Dst - 'kuran diameter standart dengan Mikrometer utside 7st - Pembacaan ?8M pada standart. 7bk - Pembacaan ?8M pada standart benda kerja
#. P$ng%k%!an Dia($&$! In&i. In&i.
(1
)ambar 11.2 / &lustrasi cara mengukur Diameter &nti dengan ?8M C
/ D *$!$-aan R"& -an Rk
"eterangan/ 7st - Pembacaan mikrometer pada standart dan prisma. 7bk - Pembacaan mikrometer pada benda kerja dan prisma. 8 - Diameter inti.
D
(st ;$ % Praktikum Metrologi Metrologi &ndustri La'dasa' FCB-
E
3. P$ng%k%!an Dia($&$! E$k&i M$&'-$ D%a Kaa&.
(b+
)ambar 11.2 / &lustrasi cara mengukur Diameter >BektiB dengan ?8M
E / D *$!$-aan an&a!a 2 R"& P -an Rk
P didapat dari rumus dibaah ini / o 1+. 'ntuk ulir hitorth * $$ + + P / 67>;68> ? * ) 171;:;= ? + P / 1713;38 ? * ) 178=#>: ? 2+. 'ntuk ulir .A (+. 'ntuk ulir metris, 'SS dan 'nied + P / 67=;;6# ? * ) -
(1
"eterangan / 7st - Pembacaan mikrometer pada standart dan kaat ukur (c#ilinder +. 7bk- Pembacaan mikrometer pada benda kerja dan kaat ukur (c#ilinder ). p - Pitch ulir. d - Diameter kaat ukur (c#ilinder).
D ;3 % Praktikum Metrologi &ndustri
(st
;; % Praktikum Metrologi &ndustri
Ta$l 11.# + Cilin-$! %n&%k B$!agai (a0a( Ba%& Uk%!an Clin-$!
hi&'!& B.S.F. &.*.i
( U ( R
(U (R
anUni$ &.*.i
M$&!i0 Pi&0h B.A. in (( N%($!
3,$ dan ; R
R
R $ dan ,$
1# 11 12 1 13 1< 2# 22 2 23 2< (2 (3 # $ A 3 A ; A < A = A 1# A
12 dan 1( 1,;$ 1< dan 1= 1,2$
#,;$
;< % Praktikum Metrologi &ndustri
8. P$ng%k%!an Dia($&$! E$k&i M$&'-$ Tiga Kaa&.
)ambar 11. / &lustrasi cara mengukur Diameter >BektiB dengan ( 5 'nit Vire
E
/ M ) 3-( 67=;;6#: ? P
"eterangan/ > - Diameter eBektiB * untuk ulir metris + M - Pembacaan mikrometer termasuk kaat ukur. dm - Diameter kaat. P - Pitch ulir yang diukur.
;= % Praktikum Metrologi &ndustri
Ta$l 11.1 + 3 i!$ Uni& Gag$" 313 S$i$"
Part @o. Dia. B Supprter 3,($ mm < mm =$21(1 =$21= =$21(2 =$21$# =$21(( =$21$1 =$21( =$21$2 =$21($ =$21$( =$21(3 =$21$ =$21(; =$21$$ =$21(< =$21$3 =$21(= =$21$; =$21# =$21$< =$211 =$21$= =$212 =$213# =$21( =$2131 =$21 =$2132 =$21$ =$213( =$213 =$213 =$21; =$213$ =$21< =$2133
Dia. B * mm + #,1;# #,1=$ #,22# #,2$# #,2=# #,(($ #,(=# #,$$ #,$(# #,32# #,;2$ #,<=$ 1,1## 1,($# 1,3$# 2,#$# 2,$$# (,2##
Vire Metrics 'nied hreads Pitch hreads * * P& + mm + #,2 G #,2$ G #,( #,($ #,$ G # #,;$ G #,<
1,2$ 1< G 13 1G 1(G 12 11 G 1# =G < G ,$ $ G $,$ G 3 $ G R
E. KESELAMATAN KERJA
1. Pada penggunaan
oating carriage , hendaknya dijaga jangan sampai benda ukur
jatuh di atasnya. 2. Jaga jangan sampai kaat pengukur dan prisma pengukur tertindih9tertimpa benda berat *kelurusan dan diameter kaat harus dijaga kondisinya+ (. Pada aktu menggunakan mikrometer gunkan rachet bila spindle sudah hampir menyentuh benda ukur. . ila sudah selesai digunakan bersihkan semua alat ukur dan lumasi dengan grease anti korosi.
F. LANGKAH KERJA
1. Membersihkan alat ukur dan benda ukur dari segala kotoran yang melekat. 2. Mengukur diameter luar dengan mikrometer dan Woating carriage bench mikrometer. (. Mengukur diameter inti, dengan Woating carriage.
<# % Praktikum Metrologi &ndustri
. Mengukur diameter eBektiB, dengan metode ( kaat *bola baja+ dan Woting carriage, kemudian bandingkan hasilnya. $. Menulis data5data pengukuran pada laporan sementara. 3. ila telah selesai pengukuran bersihkan semua alat ukur dan diberi grease anti korosi, kemudian simpan pada tempat semula. G.DATA HASIL PENGUKURAN B$n-a Uk%!
Pi&0h
Dia($&$! E$k&i Dia($&$! Dia($&$! E$k&i Dia($&$! In&i 2M$&'-$ D%a 2M$&'-$ Tiga Kaa& L%a! Kaa&
1 2 (
Suhu ruang
/ .::::::::...
"elembaban
/ :::::::::.
Mengetahui &nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. ::::::::::::
<1 % Praktikum Metrologi &ndustri
H.ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN
<2 % Praktikum Metrologi &ndustri
I. KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
<( % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 1# MENGUKUR KEMIRINGAN DENGAN ANGLE DEKOR
A.KOMPETENSI DASAR
Melakukan pengukuran dengan angle dekor dengan cara dan prosedur yang benar B.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Melakukan pengukuran dengan angle dekor. 2. Melakukan perhitungan sudut dan penyimpangan berdasarkan hasil pengukuran dengan angle dekor C.DASAR TEORI
Angle dekor adalah alat ukur yang menggunakan prinsip optis. "omponen utama berupa lensa kolimator. Dengan bantuan prisma, sumber cahaya diatur supaya menyinari garis berskala *dibuat pada keping gelas tipis+ yang terletak pada Bokus dari kolimator. )aris berskala tersebut akan diproyeksikan keluar dari lensa kolimator berupa berkas cahaya yang sejajar. La.
D&$$s)r Cr*s"&') Gratt&")
-)asr&'/ Grat&")
E:).&))
b)t&)
7eWector on orkpiec
B)a %.&)r
)ambar 12.1 / Prinsip "erja Angle Dekkor
< % Praktikum Metrologi &ndustri
Apabila didepan kolimator diletakkan permukaan yang rata dan mengkilat *reWektor+, maka berkas cahaya ini akan dipantulkan menuju kolimator dan diBokuskan kembali pada bidang Bokusnya. Melalui okuler kita dapat melihat garis skala yang dipantulkan *skala pantul+ bersama!sama dengan garis skala *skala tetap+ yang juga dibuat pada keping gelas tepat pada sumbu optis. 'ntuk suatu kedudukan reWektor yang tertentu *benda standar+ kedua garis akan saling tegak lurus pada kedudukan angka tertentu *garis skala pantul berBungsi sebagai garis indeks untuk membaca harga pada skala tetap, berlaku juga hal sebaliknya+. Apabila permukaan reWektor
reWektor yang
tertentu *benda standar+ kedua garis akan saling tegak lurus pada kedudukan angka tertentu *garis skala pantul berBungsi sebagai garis indeks untuk membaca harga pada skala tetap, berlaku juga hal sebaliknya+. Apabila permukaan reWektor dibuat sedikit menyudutdari posisi semula *diganti dengan benda ukur yang akan dibandingkan+ maka slaka pantul akan bergerak ke atas atau ke baah dan selain itu mungkin ke kanan atau ke kiri relatiB terhadap skala tetap, dengan demikian mereka akan berpotongan pada posisi yang berbeda dari semula. Selisih dari kedua pembacaan *dua kali pada skala pantul dan dua kali pada skala tetap+ menunjukkan dua harga sudut pembukaan anatara bidang standar dan bidang ukur, dengan demikian sudut bidangnya dapat diketahui. "apasitas ukur dari angle dekkor hanya sampai 3# menit dengan pembagian skala *kecermatan+ sampai 1 atau R menit.
E:) .&))
B"*+ ;+r B)'da <)ra B"*+ ;+r
)ambar 12.2 / 8ara Pemakaian Angle Dekor
<$ % Praktikum Metrologi &ndustri
D.ALAT DAN PERLENGKAPAN9A
1. Angle Dekor dengan dudukanya. 2. Meja rata. (. Alat bantu lainnya.. . lok ukur. E. KESELAMATAN KERJA
1. Perlu kehati!hatian dalam memasang angle dekor pada dudukannya sehingga tidak terjatuh 2. Matikan angle dekor apabila tidak dipakai agar hemat lampu (. ersihkan lensa agar didapat hasil pengamatan yang jelas F. LANGKAH KERJA
1. Pasang angle dekor pada dudukanya diatas meja rata. 2. 7eWektor di tempatkan di depan angle dekor. (. Setting skala reBerensi dan skala utama *tidak perlu tepat pada angka nol yang penting tepat pada angka bulat+ dan catat sebagai pembacaan utama *datum+. . )anti kedudukan reWektor dengan benda ukur. Apabila benda ukur tidak dapat memantulkan sinar dapat digunakan blok ukur, tempatkan diatas benda ukur. $. Apabila benda ukur benar5benar datar maka pantulan sinar pada sumbu reBerensi tapat pada pembacaan pertama *@o. (+, tetapi apabila terjadi penyimpangan berarti benda ukur tersebut miring atau tidak datar. 3. 8atat hasil pengukuran
Pembacaan pada )raticule, ukuran satu de4isi terkecil - #,$
)aris &ndek Pembacaan Skala <3 % Praktikum Metrologi &ndustri
60
50
40
0
10
20
30
40
50
60
10
0 )aris &ndek pembacaan Skala 0orisontal
)ambar 12.( / Pembacaan Skala pada Angle Dekor.
8ontoh Pembacaan / rans4ersal *0oriXontal+ - (( menit 6ongitudinal *Kertical+ - (;,$ menit
<; % Praktikum Metrologi &ndustri
G.DATA PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN P$(a0aan Skala L'ngi&%-inal Skala T!an"$!"al o o # 1<# #o 1<# o * 61 + * 61 + * 1 + * 1 +
P$nga(a&an
0arga 7erata 6ongitudinal Pembacaan Datum *Aal+ 6-
rans4ersal -
Y6 - 6 5 61 Perbedaan dengan pembacaan Datum *0arga Absolud+
Y - 5 1 1<# o
1<# o
0arga 7erata Perbedaan
Menghitung Sudut dalam menit
- Y6 . #,$ -
π
Menghitung Sudut dalam 7adian
- 60#180
#α #= L
Dimensi enda ukur
Panjang * a + -
Menghitung Penyimpangan - N 6 . a . 1#( *Zm+
-
- Y . #,$
π
- 60#180
#α ##=T
6ebar * b + - N . b . 1#( -
<< % Praktikum Metrologi &ndustri
Suhu ruang
/ .::::::::...
"elembaban
/ :::::::::.
Mengetahui &nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. ::::::::::::
<= % Praktikum Metrologi &ndustri
H.ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN
=# % Praktikum Metrologi &ndustri
I. KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
=1 % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 13 PENGUKURAN SUDUT
A.KOMPETENSI DASAR
Melakukan pengukuran sudut benda ukur dengan cara dan prosedur yang benar B.SUB KOMPETENSI DASAR 1. Menggunakan protractor, bevel protractor, dan angle gauge dengan cara yang tepat
dan benar #. Membandingkah ketelitian hasil pengukuran sudut C.DASAR TEORI
Dalam pengukuran sudut terdapat alat!alat ukur sudut yang bisa langsung dibaca hasil pengukurannya, ada juga yang harus menggunakan alat!alat bantu lain dalam arti tidak bisa langsung dibaca hasil pengukurannya. eberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur sudut secara langsung adalah busur baja * pretractor +, busur bilah *universal bevel protractor + dan proyektor bentuk * pro3le projector +. Sedangkan alat ukur sudut tak langsung antara lain/ pelingkup sudut, blok sudut, batang sinus, senter sinus, rol dan bola baja. usur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurnya. Alat ini dibuat dari pelat baja dan dibentuk setengah lingkaran dan diberi batang pemegang serta pengunci. Pada pelat setengah lingkaran itulah dicantumkan skala ukuran sudutnya. usur baja ini mempunyai ketelitian sampai 1[. Piringan skala setengah lingkaran diberi skala sudut dari #[ sampai 1<#[ secara bolak balik. Satu skala kecil besarnya sama dengan 1[.
=2 % Praktikum Metrologi &ndustri
)ambar (.1 usur baja protractor. 'evel protractor *busur bilah+ merupakan alat ukur sudut yang penggunaanya lebih
luas dari pada busur bajaagian!bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala nonius *4ernier+, bilah utama, badan9landasan, kunci nonius dan kunci bilah. Skala utama mempunyai tingkat kecermatan hanya 1 derajat. Dengan bantuan skala nonius maka busur bilah ini mempunyai ketelitian sampai $ menit. "unci nonius digunakan untuk menyetel skala nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama dengan piringan skala utama. Dengan adanya bilah utama dan landasan maka busur bilah i dapat digunakan untuk mengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam posisi. 'ntuk hal!hal tertentu biasanya dilengkapi pula dengan bilah pembantu. ilah utama dan bilah pembantu bisa digeser!geserkan posisinya sehingga proses pengukuran sudut dapat dilakukan sesuai dengan prinsip!prinsip pengukuran yang betul.
)ambar (.(. usur bilah * universal bevel protractor + Prinsip pembacaannya be4el protractor sebetulnya tidak jauh berbeda dengan prinsip pembacaan mistar ingsut, hanya skala utama satuannya dalam derajat sedangkan =( % Praktikum Metrologi &ndustri
skala nonius dalam menit. Lang harus diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus searah dengan arah pembacaan skala utama. Jadi, harus dilihat ke mana arah bergesernya garis skala nol dari nonius terhadap garis skala utama. Sebagai contoh lihat )ambar (.. di baah ini. )ambar tersebut menunjukkan ukuran sudut sebesar $#[ $$O *lima puluh derajat lima puluh lima menit+. )aris nol skala nonius berada di antara $# dan 3# dari skala utama, tepatnya antara garis ke $# dan $1. &ni berarti penunjukkan skala utama sekitar $# derajat lebih. "elebihan ini dapat kita baca besarnya dengan melihat garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis skala utama. ernyata yang segaris adalah garis angka $$ dari skala nonius. &ni berarti kelebihan ukuran tersebut adalah $$ menit *11 garis di sebelah kiri garis nol/ 11 $ menit - $$ menit+. Jadi, keseluruhan pembacaannya adalah $# derajat ditambah $$ menit - $3 derajat $$ menit *$#[ $$O+.
)ambar (.. Pembacaan skala busur bilah. Pada pengukuran sudut secara tak langsung terdapat alat ukur berupa balok baja yang disebut blok sudut. lok sudut biasanya mempunyai ukuran panjang lebih kurang ;$ mm dan lebar biasanya 13 mm. agian tebalnya tidak sejajar karena kedua ujung memanjangnya membentuk sudut. Dua permukaan dari sisi yang membentuk sudut
tadi mempunyai bentuk yang rata dan
halus
sehingga
memungkinkan dapat dilekatkan dengan permukaan blok sudut lainnya. "arena kedua sudut dari sisi!sisi yang rata dan halus itu membentuk sudut maka sudut yang mengecil biasanya diberi tanda minus *E 5 E+ dan sudut untuk ujung yang lebih besar
= % Praktikum Metrologi &ndustri
diberi tanda plus *E E+. anda!tanda seperti itu diperlukan guna menghindari terjadinya kesalahan perhitungan. ila dua atau lebih blok sudut disusun dengan tanda!tanda yang sama pada satu ujungnya maka berarti sudutnya makin menjadi besar yang nilainya adalah jumlah angka!angka yang tercantum pada setiap blok sudut. Akan tetapi, bila yang disusun pada satu ujung susunan tanda!tandanya tidak sama maka besarnya sudut adalah jumlah yang bertanda plus *+ dikurangi dengan jumlah yang bertanda minus *5+. erikut ini sebuah contoh penyusunan blok sudut dan cara mengecek benda ukur dengan blok sudut yang sudah disusun. Misalnya akan membentuk sudut (3 # 2($ \F dan 23# 1213 \F. 8ontoh susunannya lihat )ambar (.<.
)ambar (.< 8ontoh susunan blok sudut. 'ntuk mengecek apakah per!mukaan benda ukur sudah satu bidang dengan permukaan susu!nan blok dapat dicek dengan pi!sau9bilah tipis pelengkap dari blok sudut. ila masih ada celah berarti sudut benda ukur belum sama dengan sudut susunan blok sudut. Atau bisa juga dicek
)ambar (.=. Mengecek sudut benda ukur dengan sudut susunan blok sudut. .
=$ % Praktikum Metrologi &ndustri
D.ALAT DAN PERLENGKAPAN
1. Protractor 2. e4el Protaktor. (. lok sudut (angle gauge) . Meja rata. $. enda kerja. 3. Paralele plat ;. Alat5alat pembersih. E. KESELAMATAN KERJA
1. Perlu kehati!hatian dalam menyusun blok sudut agar tidak terjatuh 2. 6etakkan alat ukur dan benda ukur secara terpisah da jangan bertumpuk F. LANGKAH PENGUKURAN
1. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. 2. Mengukur sudut benda ukur dengan protractor, be4el protraktor dan angle gauge. (. 8atat hasil pengukuran ke dalam lembar pengamatan. G.TABEL PENGAMATAN P!'&ak&'! S%-%& K$&$li&ian 1 1 #
Suhu ruang
B$$l P!'&ak&'! Angl$ Ga%g$ K$&$li&ian #6 K$&$li&ian : 1
/ .::::::::...
"elembaban
/ :::::::::.
#
1
#
Mengetahui &nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. ::::::::::::
=3 % Praktikum Metrologi &ndustri
K ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN
=; % Praktikum Metrologi &ndustri
L KESIMPULAN5 SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal/ leh
/
NILAI+
=< % Praktikum Metrologi &ndustri
PRAKTIKUM 18 PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
A KOMPETENSI DASAR Melakukan pengukuran kekasaran permukaan dengan cara dan prosedur yang benar N.SUB KOMPETENSI DASAR
1. Melakukan pengukuran kekasaran secara tidak langsung dengan cara meraba *4ouch !nspection +
2. Melakukan pengukuran kekasaran secara langsung dengan roughness tester
O.
DASAR TEORI
anyak cara yang bisa dilakukan untuk memeriksa tingkat kekasaran permukaan. 8ara yang paling sederhana adalah dengan meraba atau menggaruk permukaan yang diperiksa. 8ara lain yang lebih teliti adalah dengan menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan jarum peraba * st#lus+. Peralatan ini memiliki sistem kerja berdasarkan prinsip elektris. Dengan peralatan yang dilengkapi dengan st#lus maka hasil pengukuran permukaan dapat langsung dibaca. ila dilihat dari proses pengukurannya maka cara pengukuran permukaan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu/ pengukuran permukaan secara tak langsung atau membandingkan dan pengukuran permukaan secara langsung. Dalam pemeriksaan permukaan secara tidak langsung atau membandingkan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain dengan meraba * touch inspection+, melihat9mengamati *visual
inspection +, menggaruk *scratch inspection+, dengan
mikroskop *microscopic inspection + dan dengan potogra permukaan *surface photographs+.
Pemeriksaan kekasaran secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara meraba. Dengan kepekaan perasaan dalam meraba maka dapat dirasakan kasar halusnya == % Praktikum Metrologi &ndustri
suatu permukaan. 'ntuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kehalusannya biasanya dilakukan dengan permukaan standar *surface 3nish comparator +. Permukaan benda ukur yang akan diperiksa diraba dengan ujung jari, kemudian ganti meraba beberapa lempengan alat ukur pembanding kekasaran permukaan. ila dirasakan ada salah satu lempengan yang tingkat kehalusannya sama dengan kehalusan dari permukaan yang diperiksa, maka kehalusan permukaan yang diperiksa adalah sama dengan kehalusan permukaan pembanding. Angka tingkat kehalusan9kekasaran bisa dibaca pada lempengan pembanding *surface 3nish comparator +. Pemeriksaan permukaan secara langsung adalah dengan menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan peraba yang disebut st#lus. *t#lus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang bentuknya konis atau piramida. agian ujung dari st#lus ini ada yang berbentuk rata dan ada pula yang berbentuk radius. 'ntuk ujung st#lus yang berbentuk radius, jari!jari keradiusannya biasanya sekitar 2
µm.
ila st#lus bergeser maka setiap perubahan yang dialami oleh st#lus karena permukaan yang tidak halus akan nampak pada kertas grak dari peralatan ukurnya karena perubahan ini terekam secara otomatis.
P. ALAT DAN PERLENGKAPAN 1. enda ukur 2. *urface 3nish comparator (. *urface roughness tester . Alat!alat pembersih
.
KESELAMATAN KERJA
1. enda ukur dan alat ukur harus dalam keadaan bersih 2. 6etakkan benda ukur dan alat ukur dengan benar dan jangan bertumpuk (. erhati!hatilah terutama dalam menggunakan surface rougness tester
R.
LANGKAH KERJA
1. Ambil benda yang akan diukur 1## % Praktikum Metrologi &ndustri
2. andai panjang pengukuran (. 6akukan pengukuran dnegan surface 3nish comparator dengan terlebih dahulu meraba permukaan benda ukur kemudian bandingkan dengan surface 3nish comparator
. 6akukan pengukuran dnegan surface roughness tester pada panjang yang telah ditentrukan $. 8atat hasil pengukuran
S.
DATA PENGUKURAN
P$!0'aan Di($n"i
S%!a0$ Fini"h S%!a0$ R'%ghn$"" C'(*a!a&'! T$"&$!
&
&&
&&&
Suhu ruang
/ .::::::::...
"elembaban
/ :::::::::.
Mengetahui &nstruktur96aboran
anggal Praktikum / :::::::::. ::::::::::::
1#1 % Praktikum Metrologi &ndustri
T.
ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN
1#2 % Praktikum Metrologi &ndustri
U.
KESIMPULAN5SARAN
Di*$!ik"a
8atatan/
anggal / leh
/
andatangan/
NILAI+
1#( % Praktikum Metrologi &ndustri