"terkadang apa yang anda cari tidak ada di internet melainkan ada dalam perpustakaan, mari buka buku kembali"
"terkadang apa yang anda cari tidak ada di internet melainkan ada dalam perpustakaan, mari buka buku kembali"
TEBAL DAN KEDALAMAN
IV.1.Dasar Teori
Ketebalan adalah jarak terpendek yang diukur antara dua bidang sejajar yang merupakan batas anatara dua lapisan.Kedalaman adalah jarak vertical dari suatu ketinggian tertentu terhadap suatu titik ( misalnya muka air laut) terhadap suatu titik atau bidang lihat gambar V.1 . Pengukuran ketebalan dan kedalaman dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu cara pengukuran secara langsung maupun tidak langsung.
Pengukuran kedalaman dan ketebalan secara langsung dilakukan pada daerah relative datar dengan kedudukan hamper tegak atau pada tebing terjal dengan lapisan relatif mendatar. Dengan kata lain pengkuran ketebalan secara langsung diterapkan bila topografi tegak lurus dengan kemiringan batuan.
Pengukuran ketebalan dan kedalaman secara tidak langsung dilakukan pada kondisi medan tertentu, sehingga pengukuran secara langsung sulit dilaksanakan
Perhitungan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:
Cara matematis
Cara grafis.
Gambar 4.1 ketebalan lapisan batuan. Gambar diatas menunjukan perlapisan batu pasir (diarsir) diantara batuserpih (tidak diarsir). t= ketebalan batupasir; d=kedalaman bagian atas batupasir pada titik a; d'=kedalaman bagian atas batupasir pada titik b; α= dip perlapisan
(Pramumijoyo S.2008 Buku Panduan Praktikum Geologi Struktut.Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta)
IV. 2. Langkah Kerja
Berikut ini contoh soal dan cara untuk mengukur tebal dan kedalaman :
Seorang geologist berjalan dari titik A ke titik B sejauh 70 meter dengan arah N 80°E menemukan singkapan batupasir dengan kedudukan N30° E/45°.
Tentukan tebal dari batupasir tersebut secara grafis dan matematis.
Apabila dari titik B geologist tersebut berjalan lagi ke titik C sejauh 30 meter dengan arah N 150° E dan melakukan pengeboran. Tentukan kedalaman dari batupasir tersebut secara grafis dan matematis.
Cara kinerja secara grafis
Buatlah suatu garis tegak lurus yang menjadikan acuan arah utara atau N 0° E. Skala peta 1:1000.
Buatlah titik A pada garis utara (posisi titik sebaiknya di tengah garis).
Dari titik A buatlah garis ke titik B sejauh 7 cm dengan arah N 80° E.
Membuat garis bantu arah utara pada titik B, kemudian tarik garis dari titik B ke titik C sejauh 3 cm dengan arah N 50° E.
Buatlah garis strike N 30° E dari titik A dan titik B.
Buatlah garis folding line (FL) tegak lurus garis strike menemukan titik A A'.
Dari titik A dan A' tarik garis dip lapisan batupasir 45° dengan acuan garis FL adalah 0°.
Buatlah garis dari titk AO ke A' tegak lurus garis dip, kemudian mengukur panjang garis dari titik A ke titik AO, hasil pengukuran dikalikan dengan skala maka menapatkan ketabalan sebenarnya.
Buatlah garis dari titik C ke CO tegak lurus garis FL, mengukur panjang garis dari titik C ke titik CO kemudian hasil pengukuran dikalikan skala maka mendapatkan kedalaman sebenarnya.
Keterangan gambar :
Garis FL memnggambarkan permukaan bidang horisontal.
Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi silakan melipat kertas hasil kerja metode grafis
Gambar 4.2 Pengukuran tebal dan kedalaman
Prasetyadi C.2014.Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas Pembangunan Nasional "Veteran".Yogyakarta
Cara Kerja secara matematis
Tebal singkapan sebenarnya batupasir adalah A' AO untuk menghitung tebal sebenarnya maka harus menghitungnya dengan menggunakan rumus segitiga pada segitiga (A, A', AO) namun nilai dari A, A' (lebar singkapan belum diketahui), karena Geologist tersebut tidak bejalan searah dip batupasir melainkan dari titik A ke titik B, langkah pertama harus menentukan lebar singkapan dengan menggunakan segitiga A, B, dan A'. 40° didapat dari selisih dari N30°E dan N 80°E adalah 50°, kemudian dikurang 90° karena sudut antara garis strike dan garis dip adalah 90°
.
Gambar 4.3 Perhitungan secara matematis
Prasetyadi C.2014.Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas Pembangunan Nasional "Veteran".Yogyakarta
Setelah diketahui lebar singkapan A A', maka bisa dicari tebal batupasir sebenarnya (A' AO) pada segitiga A, A', AO. Jadi, tebal sebenarnya dari batupasir adalah 37,9 meter
Gambar 4.4 Perhitungan secara matematis
Prasetyadi C.2014.Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas Pembangunan Nasional "Veteran".Yogyakarta
Menentukan kedalaman batupasir. Karena geologist tersebut tidak berjalan searah dip dari titik B ke titik C maka harus dicari dahulu jarak sebenarnya dari titik C ke arah dip pada segitiga B B' C, yang dicari adalah jarak dari B' ke C. 60 ° didapat dari arah dari titik B' B adalah arah strike batu pasir N 30° E, arah sebaliknya B B'adalah N210° E didapat dari (30°+180°), sedangkan arah dari B C adalah N150°E. Selisih antara N210°E dan N150°E adalah 60°.
Gambar 4.5 Perhitungan secara matematis
Prasetyadi C.2014.Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas Pembangunan Nasional "Veteran".Yogyakarta
Karena panjang B' C = A' C' maka dapat ditentukan kedalamnya dengan segitiga A' C' CO. Jadi, kedalaman batupasir sebenarnya adalah 15 meter
Gambar 4.6 Perhitungan secara matematis
Prasetyadi C.2014.Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur.Universitas Pembangunan Nasional "Veteran".Yogyakarta