Please, For Studying Thank you ANALISIS KASUS: KUMPULAN KASUS MENGENAI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Nama perusahaan : XEROX 1. Ringkasan dari sistem Pengendalian XEROX System pengendalian manajemen dimulai dari proses perencanaan masing-masing unit operasi dalam sebuah divisi bisnis atau divisi operasi konsumen dan mengembangk an rencana-rencana tahunan dan jangka panjangnya. Melalui LTQ (Leadership Throug h Quality) dan tolak ukur kompetitif manajemen melakukan ukuran-ukuran operasion al seperti pangsa pasar, kepuasan konsumen dan berbagai statistika kualitas lain nya sebagai bagian utama dari skema manajemen mereka. Dengan data-data ini dapat memperkaya pengukuran kinerja yang berbasiskan keuangan tradisional dan diharus kan untuk selalu mengalami peningkatan. Manajemen menjembatani pengukuran pertum buhan dan keuntungan dengan ekonomi bisnis unit tersebut sedangkan pengukuran op erasional berhubungan dengan tolak ukur yang berkelas dunia Unsur-unsur kunci yang membuat system tersebut bekerja adalah: 1. Partisipasi aktif 2. Komunikasi terbuka 3. Orang-orang terlatih dan memiliki jam kerja tinggi 4. Pemahaman teknologi 5. Adanya penerapan strategi kualitas Xerox Melalui LTQ (Leadership Through Quality) 2. Kecenderungan Terakhir di Xerox yang berpengaruh terhadap proses penge ndalian manajemen. Dengan pembentukan Finance Excecutive council (FIC) yang terdiri dari para manaj er keuanga senior (para pengendali) dapat memberikan kontribusi dalam formulasi keputusan manajemen pada unit operasional FIC. FIC terlibat secara parallel deng an mulainya aktivitas LTQ dan tolak ukur. Budaya LTQ XEROX yang baru membutuhkan keterlibatan dan sikap proaktif dari grup keuangan. Dengan hal tersebut manajer -manajer lini dapat membuat keputusan yang lebih jelas. 3. Budaya organisasi dan kepribadian individual dalam proses pengendalian di XEROX sangat penting bagi kemajuan di perusahaan tersebut. Pengembangan sise m LTQ yang mencakup 3 komponen utama yaitu keterlibatan karyawan, tolak ukur yan g kompetitif, proses peningkatan kualitas yang dijadikan sebagai sebuah proses bi snis terpadu. Program LTQ tersebut menanamkan nilai-nilai kerjasama, komunikasi t erbuka dan pentingnya kepercayaan diantara para pengendali operasional dan keuan gan.
KASUS 2-1. 1. Penggunaan internet oleh Cisco untuk membangun keunggulan pesaingnya: Cisco mengandalkan pada internet untuk mempermudah kolaborasi R & O l intas batas dan juga manajemen perkiraan global Teknis penjualan yang diperkejakan untuk mengkonfigurasikan system ja ringan ke pelanggan melalui web untuk penghematan ongkos penjualan dan data pesa naan lebih akurat Penggunaan software pengisian ulang yang dinamis berbasis web yang me misahkan pesanan masuk, sehingga pemasok memperoleh informasi tentang materi dan komponen apa yang harus mereka kirim ke pabrik dan kapan Pabrik perakitan juga memperoleh informasi relevan tentang setiap pes anana melalui internet dan segera melakukan produksi dengan cepat dan mengirimka n ke pelanggan. Melakukan banyak aspek fungsi manajemen SPM melalui web seperti perek utan karyawan dan penyaringan melalui web Karyawan dapat melihat kebijakan perusahaan, rincian paket tunjangan
mereka atau membeli atau menjual saham dalam perusahaan semua terdapat dalam web Penggunaan web untuk skedul pengiriman barang sehingga pembayaran han ya dalam 2 hari Penggunaan web untuk semua aspek kegiatan penuh sehingga mempunyai ak ses data real time pada opsi dan finansial sehingga dapat menghemat biaya yang d ikeluarkan perusahaan. 2. penggunaan internet dapat digunakan sebagai senjata strategis. Internet mempercepat akses informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan seperti pe njualan ke penjualan, supplier, karyawan sehingga mempercepat akses data real ti me KASUS 2-2 1. cara yang digunakan Cisco untuk membiayai inisiatif e-businessnya adalah : Cisco menciptakan system yang mendesentralisasi investasi TI Client Funded Model (CFM) baru ini member setiap manajer unit bisnis wewenang membuat pengeluaran apa pun yang bertanggungjawab untuk meningkatkan penjualan dari kepuasan pelanggan. perusahaan menerapkan system insentif yang berfokus pada kepuasan pelanggan dan membuat manajer untuk tetap bertanggungjawab. Dari system yang dibuat oleh Cisc o hanya terlalu memusatkan pada kepuasan pelanggan sehingga terlalu terlihat int rovert dan lupa pada pengembangan produk itu sendiri. 2. Dari tiga hal tersebut kemungkinan yang paling tepat adalah pada kemungk inan pertama yaitu Technology Research and Training Team (Think-thank Sentralisasi yang mengkaji teknologi yang muncul dan membuat para manajer bisnis memiliki da n memahami apa yang akan segera mungkin), dengan mengambil kemungkinan yang pert ama maka ketika perusahaan tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih kompleks mak a manajer dan karyawan akan lebih bisa menyesuaikan dengan cepat dan dapat lebih cepat membuat inisiatif baru dari teknologi yang muncul. 3. Cisco dapat mengukur usaha-usaha inovasi dan mengikat kompensasi pada us aha-usaha tersebut dengan cara diukur dengan dampak investasi dengan kemajuan pe rusahaannya, misalnya dengan menggunakan pengukuran-pengukuran yang terdiri dari target-target operasional dan keuangan seperti ROI, ROA dan seperangkat statist ika operasional lainnya. Dengan demikian perusahaan dapat membandingkan antara c ost dan benefit atas usaha-usaha inovasinya. Biaya-biaya penelitian yang dikelua rkan dengan hasil penjualan produk perusahaan. Tingkat percepatan pengiriman bar ang ke pelanggan maupun pengiriman bahan baku dari para supplier
KASUS 3-1 Nama Perusahaan : Southwest Airlines Corporations 1. Apakah strategi yang dugunakan oleh Southwest ? Apakah basis yang digu nakan sebagai landasan untuk membangun keunggulan kompetitifnya? Pembahasan : Strategi yang digunakan oleh Southwest : Southwest menerapkan strategi unit bisnis untuk menbangun keunggulan kompetitifn ya. Southwest memiliki struktur biaya operasi paling rendah dalam industri perus ahaan penerbangan domestik dan secara konsisten menawarkan ongkos paling sederha na dan murah dengan rekor pelayanan terbaik demi kenyamanan dan kepuasan pelang gan. Southwest melakukan banyak efisiensi untuk menekan biaya operasional perusa haanya namun tetap mengutamakan kualitas pelayanan misalnya : Southwest tidak mempunyai tempat duduk yang dijatahkan, mambayar aw aknya menurut trayek, dan menggunakan bandara yang kurang padat. Penggunaan reservasi on-line (sekitar 46% dari total pendapatan pen umpang) dengan biaya bookingyang hanya $ 1 dibandingkan melalui agen perjalanan yang biayanya $6 - $8 per booking. Pilot yang direkrot oleh Southwest adalah pilot dari sebuah penerba ngan AS besar semata yang tidak menjadi anggota serikat nasional tetapi dimasukk an secara independen dan mengizinkan mereka mempunyai jam terbang jauh lebih ban yak. Para pekerja lain di Southwest juga dimasukkan sebagai anggota seri
kat secara nasional namun kontrak mereka cukup leluasa untuk mengizinkan mereka keluar-masuk guna member bantuan kepada bagian lain, tidak peduli tugas apa yang sedang menjadi tugas mereka. Sebuah pesawat di Southwest dari mendarat hingga lepas landas hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan petugas landasan empat plus dua orang pada pi ntu gerbang. Hal ini lebih sedikit daripada maskapai penerbangan lainnya. Basis yang digunakan sebagai landasan untuk membangun keunggulan kompetitifnya : Basis yang digunakan ialah diferensiasi dimana perusahaan melakukan diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan basis biaya rendah ialah penekanan atau peminimalisasian biaya. Basis menggunakan pendekatan short-h aul atau trayek pendek (waktu penerbangan rata-rata 55 menit) dan poin to point ata u titik ke titik (misal Dallas ke Houston dan LA ke Phenix). Basis ini digunakan Southwest untuk menetapkan bagaimana sistem operasional, struktur biaya operasi onal, sumber daya manusia yang digunakan untuk pelayanan yang baik bagi pelangg an dan tentunya mendatangkan keuntungan sebanyak-banyaknya bagi perusahaan. 2. Bagaimanakah system pengendalian Southwest membantu melaksanakan strat egi perusahaan? Pembahasan : Southwest memiliki komitmen yang dalam pada filosofi mengutamakan karyawan Bila mereka gembira, puas, penuh dedikasi, dan energik, mereka sungguh member perhati an baik kepada pelanggan. Jika pelanggan gembira, mereka akan kembali. Dan itu m embuat pemegang saham gembira. Hal ini mendorong Southwest membayar tinggi karya wannya dan merupakan bayaran yang tertinggi dalam industry jasa penerbangan deng an tingkat pergantian (turn-over) karyawan yang rendah secara relatif pada indus try penerbangan. Ini bararti bahwa memanajemen karyawan sebagai kunci dari pengen dalian perusahaan untuk membantu strategi perusahaan yang diwujudakan dalam bebe rapa hal : Adanya budaya kerja keras di Suothwest, energy tinggi, rasa senang, otonomi local, dan kreatifitas mendapat dukungan melalui pelatihan pada Univers ity of People, dorongan dari perlombaan dalam penerbangan (in-flight contest) da n pengakuan inisiatif pribadi. Proses perekrutan karyawan yang cukup unik : rekan-rekan menyaring kandidat dan melakukan wawancara, pilot menerima pilot, dan petugas gerbang mene rima petugas gerbang. Ini untuk lebih memahami apa yang dicari oleh perusahaan d alam kandidat. Southwest melakukan perekrutan atas dasar sikap (attitude) selara s dengan kecerdasan. Adanya bagi hasil kepada karyawan sekitar 10% saham perusahaan agar ada sense of belonging atau rasa sama-sama ikut memiliki perusahaan untuk membentuk loyalitas karyawan kepada perusahaan. Kasus 3-1 Southwest Airlines Corporation (SISTEM PENGENHALIAN MANAJEMEN) Kasus Southwest Airlines Corporation merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan di Texas melalui bisnis pelayanan pelanggan pada 18 Juni 1971. Dapat dikatakan Southwest ini merupakan perusahaan penerbangan yang tersukses di Ameri ka Serikat. Southwest juga memiliki salah satu dari rekor pelayanan pelanggan te rbaik. Southwest memiliki penerapan strategi yang berbeda dengan perusahaan pene rbangan yang lain. Penerapan strategi yang berbeda tersebut diantaranya: pendeka tan yang digunakan ialah short-haul atau trayek pendek dan pendekatan point-to-p oint atau titik ke titik, tidak memiliki tempat duduk yang telah dijatahkan, mem bayar awaknya menurut trayek, menggunakan bandara yang kurang padat, reservasi o nline melalui southwest.com, pilot yang direkrut tidak menjadi serikat nasional, petugas landasan yang lebih sedikit, waktu penyelesaian lebih pendek, tingkat p ergantian karyawan lebih rendah, proses penyaringan karyawan baru dilakukan oleh masing-masing karyawan di setiap posisi. Dengan penerapan strategi ini Southwes t dapat menjadi perusahaan penerbangan tersukses. Fokus Fokus dalam kasus ini adalah penerapan strategi yang dilakukan oleh Southwest ya
ng berbeda dengan perusahaan penerbangan yang lainnya, dimana dalam kasus ini di jelaskan perbedaan strategi yang dilakukan oleh Southwest dalam menjalankan usah anya dengan perusahaan penerbangan yang lainnya. Jawaban 1. Strategi yang dilakukan ialah strategi unit bisnis dimana Southwest men ekankan pada bagaimana perusahaan akan tetap dapat bersaing dalam pasar dengan p erusahaan-perusahaan penerbangan lainnya.Basis yang digunakan ialah diferensiasi dimana perusahaan melakukan diferensiasi penawaran produk yang dihasilkan oleh unit bisnis sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh pelanggan sebagai s esuatu yang unik dan basis biaya rendah ialah penekanan atau peminimalisasian b iaya. 2. Sistem pengendalian Southwest dapat dikatakan membantu melaksanakan str ategi perusahaan, hal ini dapat dijelasakan dari penerapan sistem pengendalian y ang menghantarkan Southwest menjadi perusahaan penerbangan tersukses di Amerika Serikat sebagai contoh sistem perekrutan karyawan yang benar-benar paham tentang posisinya, yang akan meningkatkan mutu dari karyawan,dan menjaga kenyamanan pel anggan Southwest.