PANDUAN KERJA KLINIS White paper
Rumkital Dr. Ramelan
AHLI GIZI Latar Belakang
Permasalan gizi di Indonesia semakin kompleks seiring terjadinya transisi epidemiologis. Berbagai permasalahan gizi kurang, menunjukkan angka penurunan seperti prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) sementara itu di lain pihak masalah gizi lebih dan penyakit degeneratif justru menunjukkan peningkatan bahkan dari laporan terakhir masalah gizi kurang saat ini cenderung tetap. Untuk menanggulangi berbagai permasalahan gizi tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan dan ahli gizi serta ilmuwan yang dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya berbagai pengembangan ilmu daan pelayanan kesehatan di berbagai bidang termasuk gizi. Selain itu, perkembangan globalisasi yang ditandai dengan kesepakatan perdagangan bebas di tingkat Asia melalui Asian Free Trade Aggreement (AFTA) pada tahun 2003 dan tingkat dunia tahun 2010 (WTO) memungkinkan masuknya tenaga asing dengan bebas ke Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan tenaga gizi yang profesional dengan kemampuan
keilmuan/kompetensi
lulusan
setara
dengan
standar profesional gizi di tingkat internasional. Disamping untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan gizi di masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Tenaga gizi yang ada di Indonesia saat ini lebih banyak yang berlatar belakang pendidikan Diploma III, sedangkan pendidikan sarjana gizi baru saja dimulai. Ada 2 (dua) jenis tenaga gizi tersebut, adapula tenaga kesehatan lain yang melakukan kegiatan gizi yang sama. Oleh karena itu, Standar Profesi Gizi dapt digunakan sebagai pedoman bagi tenaga gizi dengan
tujuan untuk mencegah tumpang tindih kewenangan berbagai profesi yang terkait dengan gizi Deskripsi
1. Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang,
memiliki
kode
etik
dan
bersifat
melayani
masyarakat. 2. Ahli Gizi dan Ahli Madya Gizi adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan fungsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit. 3. Sarjana Gizi adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan minimal pendidikan formal sarjana gizi (S1) yang diakui pemerintah Republik Indonesia. 4. Ahli Gizi-Ahli Diet Teregistrasi atau disebut Registered Dietisien yang disingkat RD adalah sarjana gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan ujian profesi serta dinyatakan lulus kmudian diberi hak untuk mengurus ijin memberikan pelayanan dan menyelenggarakan praktek gizi. 5. Ahli
Madya
Gizi
Teregistrasi
atau
disebut
Teknikal
Registered Dietisien adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Diploma III Gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan kegtan fungsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit. 6. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti “makanan”. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan sisi lain dengan tubuh manusia.
2
7. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki atau meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, kesimpulan, anjutan, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit. 8. Standar Kompetensi Gizi adalah standar kemampuan yang menjamin bahwa Ahli Gizi dan Ahli Madya Gizi dapat menyelenggarakan praktek pelayanan gizi dalam masyarakat. 9. Standar Pendidikan Ahli Gizi adalah standar operasional tentang penyelenggaraan pendidikan Ahli Gizi dan Ahli Madya Gizi. 10. Standar Pendidikan Profesi adalah standar yang mengukur tentang penyelenggaraan pendidikan profesi ahli gizi (ahli giziahli diet teregistrasi) 11. Standar Pendidikan Berkelanjutan Gizi adalah standar yang mengatur tentang pendidikan berkelanjutan. 12. Standar Pelayanan Gizi adalah standar yang mengatur penerapan ilmu gizi dalam memberikan pelayanan dan asuhan gizi dengan pendekatan manajemen kegizian. 13. Standar Praktek Gizi adalah standar minimal yang harus dilakukan oleh Nutrisionis dalam memberikan pelayanan gizi agar pelayanannya menjamin keamanan, efektif dan etis. Kualifikasi
Pendidikan Gizi 1. Tenaga Gizi lulusan Diploma Tiga Gizi sebagai Ahli Madya Gizi. Lulusan Pendidikan Gizi Profesional pada Program Diploma III menguasai kemampuan dalam bidang kerja yang bersifat rutin, menerapkan ilmu pengetahuan gizi untuk memberikan pelayanan langsung yang bersifat teknis di dalam pelayanan gizi yang terorganisir, maupun praktek sendiri. 2. Tenaga Gizi lulusan Diploma Empat Gizi sebagai Sarjana Terapan Gizi. Lulusan Pendidikan Profesional pada Program 3
Diploma IV menguasasi kemampuan profesional dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks, menerapkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi untuk memberikan pelayanan langsung yang bersifat keahlian di dalam pelayanan gizi yang terorganisir maupun praktek mandiri. 3. Tenaga Gizi lulusan Sarjana sebagai Sarjana Gizi. Lulusan Pendidikan Gizi Akademik pada program sarjana menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterapilan, menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan praktek gizi, mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya dibidang
gizi,
pengetahuan
mampu dan
penggunaannya
mengikuti
teknologi
untuk
gizi
perkembangan serta
meningkatkan
ilmu
mengupayakan taraf
kehidupan
masyarakat dan praktek mandiri. 4. Tenaga
Gizi
lulusan
pendidikan
Registered
Dietisien. Pendidikan
profesi
Profesi
sebagai
(Pendidikan
Dietetics Internship) Kompetensi gizi dibagi dalam tiga bidang materi yaitu: a. Clinical Nutrition b. Food Service and Food Production c. Community Dietetics Ruang Lingkup
1. Gizi sebagai Profesi a. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidaang kehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melaluii pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. b. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mengembangkan masyarakat 4
pelayanan
yang
unik
kepada
2) Anggota-anggotanya
dipersiapkan
melalui
suatu
program pendidikan. 3) Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah 4) Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai kode etik yang berlaku. 5) Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya. 6) Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang diberikan. 7) Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya. 8) Pekerjaan/sumber utama seumur hidup. 9) Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan obyektif. 10) Otonomi dalam melakukan tindakan 11) Melakukan ikatan profesi, lisensi jalur karir. 12) Mempunyai kekuatan dan status dalam pengetahuan spesifik. 13) Alturism 2. Gizi sebagai Profesional Ahli
Gizi
termasuk
Ahli
Madya Gizi
adalah
pekerja
profesional. Persyaratan sebagai pekerja profesional telah dimiliki oleh Ahli Gizi maupun Ahli Madya Gizi tersebut. Persyaratan tersebut adalah: a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis. b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesioanal. c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat. d. Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah. e. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas. f. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur. g. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah. 5
h. Memiliki etika Ahli Gizi. i. Memiliki standar praktek. j. Memiliki
standar
mengembangkan
pendidikan
profesi
yang
sesuai
mendasari
dengan
dan
kebutuhan
pelayanan. k. Memiliki
standar
berkelanjutan
sebagai
wahana
pengembangan kompetensi. 3. Prinsip-prinsip Kode Etik Profesi Gizi mengabdikan diri dalam upaya kesejahteraan dan kecerdasan bangsa, upaya perbaikan gizi, memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi gizi serta ilmu-ilmu yang berkaitan dan meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat. Sebagai tenaga profesional, seorang ahli gizi dan ahli madya gizi harus melakukan tugas-tugasnya atas dasar: a. Kesadaran dan
rasa
tanggung jawab
penuh
akan
kewajiban terhadap bangsa dan negara. b. Keyakinan penuh bahwa perbaikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam upaya mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan raakyat. c. Tekad
.bulat
untuk
menyumbangkan
tenaga
dan
pikirannya demi tercapainya masyarakat adil, maakmur dan sehat sentosa. Jenjang Karir
1. Kualifikasi pendidikan Fisioterapi a. D3 b. D4/S1 c. Profesi : Registered Dietisien (RD) 2. Kriteria Penilaian a. Diberikan Kewenangan Sepenuhnya b. Diberikan Kewenangan dengan Supervisi c. Tidak diberikan Kewenangan, bukan wewenangnya d. Tidak ada fasilitas pendukung
6
No.
Kewenangan Kerja Klinis / Profesi
Kualifikasi
TNA
Gizi Klinik 1.
Melakukan hand hygiene dengan benar
STR, SIK
Pelatihan PPI
2.
Melakukan code blue dengan tepat
STR, SIK
Pelaihan BLS
3.
Melakukan identifikasi pasien dengan benar
STR, SIK
4.
Melakukan penapisan/skrining gizi individu
STR, SIK
5.
Melakukan Asuhan Gizi pada : a. kondisi kesehatan umum
Asuhan Gizi terstandar
(bayi, tumbuh
2. Pelatihan
kembang, remaja, dll) b. penyakit
tanpa
komplikasi
(hipertensi, STR, SIK
c. penyakit dengan komplikasi (gizi buruk,
STR, SIK,
PGK, DM komplikasi, MOF, sakit kritis, dll)
RD
Melakukan
Asesmen
/
pengkajian
gizi
(mengumpulkan dan menilai data personal, riwayat terkait makanan dan gizi, antropometri, STR, SIK biokimia, fisik/klinis terkait gizi) 7.
Menegakkan diagnosis gizi : domain asupan (NI), klinis (NC) dan/atau perilaku/lingkungan STR, SIK, (NB)
8.
RD
Melakukan intervensi gizi : menentukan tujuan intervensi, menentukan preskripsi diet definitive (menghitung kebutuhan, jenis diet, modifikasi STR, SIK, diet, jadwal pemberian dan jalur makanan), RD mengimplementasikan intervensi gizi
9.
Melakukan monitoring dan evaluasi : memonitor perkembangan,
mengukur
hasil
dan STR, SIK
mengevaluasi hasil 10.
Melakukan dokumentasi asuhan gizi di rekam medis pasien
11.
Terapi Gizi Medis 3. Pelatihan/
obesitas, DM, Pra/pasca bedah,dll)
6.
1. Pelatihan
STR, SIK
Melakukan koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain
STR, SIK
7
kursus Konseling
12.
13.
Merujuk pasien/klien kepada profesional atau disiplin lain bila diluar kemampuan/kewenangan
STR, SIK
Menjadi anggota tim kesehatan
STR, SIK, RD
14.
Memberikan
pendidikan/edukasi
pasien/klien
dalam promosi kesehatan, pencegahan penyakit STR, SIK, dan terapi gizi untuk kondisi tanpa komplikasi 15.
Memberikan konsultasi/konseling gizi individu a. Rawat Jalan
STR, SIK
b. Rawat Inap 16.
Melakukan program promosi kesehatan atau program pencegahan penyakit.(penyuluhan gizi)
STR, SIK
PMB 1.
Menetapkan Peraturan Pemberian Makanan 1. Pelatihan food
Rumah Sakit 2.
Menyusun standar bahan makanan rumah sakit
STR, RD
service
3.
Merencanakan menu
STR
2. Pelatihan
4.
Merencanakan kebutuhan bahan makanan
pengelola PMB
a. Tahunan b. Bulanan
STR
c. Harian 5.
Merencanakan anggaran bahan makanan
STR
6.
Melakukan pengadaan bahan makanan
STR
7.
Melakukan pemesanan bahan makanan
STR
8.
Melakukan pengawasan/penerimaan bahan makanan
9.
STR
Mengawasi penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
STR
10.
Mengawasi persiapan bahan makanan
STR
11.
Mengawasi pemasakan bahan makanan
STR
12.
Mengawasi distribusi makanan
STR
13.
Mengawasi/mengelola keamanan dan sanitasi makanan
STR 8
9
14.
Berperan serta dalam perencanaan sarana prasarana dan SDM pelayanan gizi
STR
Pengembangan Profesi 1.
Memberikan bimbingang kepada mahasiswa, masyarakat, tenaga kesehatan terkait ilmu gizi
STR
1. Pelatihan clinical
2.
Mengajar ilmu gizi
STR
instructure
3.
Melakukan penelitian/pengembangan gizi
2. Kursus
terapan
STR
4.
Menulis ilmiah di bidang gizi
STR
5.
Melakukan fungsi pemasaran produk gizi
STR
6.
Mengawasi SDM, keuangan, fisik, materi dan pelayaan secara terpadu
7.
STR
Ikut serta dalam pendayagunaan dan pembinaan SDM dalam pelayanan gizi
8.
STR
Berpartisipasi dalam penetapan biaya pelayanan gizi
STR
10
penulisan ilmiah
Persetujuan :
1. Mitra Bestari
Tanggal :
Desember 2016
Suzanna P, SKM.MKes.,RD NIP.196405061987032003
2. Ketua Tim Nakes Lain
Tanggal :
Yayuk Estu, SGz.MKes.,RD NIP.197403021999032001
Desember 2016
Dr. Widyati, Apt.M.Clin.Pharm Letkol Laut (K/W) NRP.9779/P
3. Kabag Personalia
Tanggal :
Desember 2016
Nurtarina H, SKM Mayor Laut (K/W) NRP.14186/P
4. Karumkital Dr. Ramelan
Tanggal :
Desember 2016
dr. IDG. Nalendra, Sp.B.Sp.BTKV (K) Laksamana Pertama TNI
Kepustakaan : 1. KMK No. 374/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Gizi 2. PMK No. 26 Th.2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi 3. PMK No. 78 Th. 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
11