WALK THROUGH SURVEY DI PERUSAHAAN PT YKKZIPPER INDONESIA TANGGAL 13 SEPTEMBER 2012
EUGENIUS FLAVYANTO MOHAMED NABIL BIN ISHAK WIRANDI PARAMASATYA T ANDIKA RAMADHANI ALDILLA DINARESTI AYU WULANDARI GINA FADHILAH JULIANA FITRIDA LARASAYU PRAMITA RAYSHA OLIVIA KD
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BEKALANG
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan
dan
kesehatan
kerja
tidak
saja
sangat
penting
dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu hal tersebut saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja. Dengan bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, menghindari kelelahan, menghindari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi sekecil-kecilnya dengan hasil sebesar-besarnya. Masalah ergonomi yang sering terjadi adalah pada pekerja bidang angkatangkut salah satunya adalah nyeri pada otot punggung yang digunakan untuk bekerja. Keluhan yang biasa diderita pekerja di bidang angkat-angkut adalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan berupaya
menghilangkan
kecelakaan-kecelakaan.
Kecelakaan
dapat
mengakibatkan kerugian materi seperti biaya pengobatan dan perawatan. Kecelakaan juga dapat mengakibatkan kerugian jiwa seperti cacat fisik dan kematian. Dengan terjadinya kecelakaan, maka perusahaan pun mengalami penurunan hasil produksi dikarenakan kurangnya tenaga kerja.
2. DASAR HUKUM
Berbicara mengenai keselamatan kerja, tidak terlepas dari peran hukum yang melandasi keselamatan dan kesehatan kerja bagi para tenaga kerja. Dengan beberapa pertimbangan, seperti: a. Bahwa
setiap
tenaga
kerja
berhak
mendapat
perlindungan
atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula keselamatannya c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja; e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Industrialisasi. teknik dan teknologi. Dengan beberapa pertimbangan diatas, maka pada tahun 1970 ditetapkan undang-undang mengenai keselamatan kerja yang diatur dalam UndangUndang Nomor 1 tahun 1970 yang mencakup istilah-istilah dalam keselamatan kerja, ruang lingkup, syarat-syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan, panitia Pembina K3, kecelakaan, sampai pada kewajiban dan hak yang dimiliki oleh pekerja dan pengurus dan sangsi yang ditetapkan jika ditemukan pelanggaran. Pada tahun 2012, pemerintah menetapkan peraturan mengenai sistem manajemen K3 yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen K3. Peraturan ini dibuat dengan menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat (2) UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Dalam peraturan ini mencakup ketentuan umum SMK3, tujuan, kebijakan K3, perencanaan K3, sampai pada penilaian SMK3. Kedua peraturan ini dimaksudkan untuk satu hal yaitu menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja, yang berdampak pada peningkatan produktivitas para tenaga kerja dan peningkatan produksi.
3. PROFIL PERUSAHAAN
PT YKK Zipper Indonesia didirikan pada tanggal 23 Mei 1972 sebagai sebuah usaha
ritsleting-manufaktur
bersama
antara
YKK
Memegang
Asia
dan
PT
Andityawarman. Hari ini PT YKK Zipper Indonesia beroperasi berhasil dengan 1.478 karyawan dan dukungan dari 2 pabrik, satu di Cimanggis, Bogor, dan yang lainnya di Cibitung,Bekasi. 1. Kegiatan Perusahaan PT YKK Zipper Indonesia berfokus 25% dari produksinya untuk ekspor
langsung dan tak langsung. 55% untuk ekspor tidak langsung dan 20% untuk pasar domestik. Produk utamanya adalah ritsleting, quicklon (hook & pengikat loop), tape
elastis, pita gandum kotor, stopper kabel plastik, logam, dan benang. 2.
Sertifikasi PT YKK Zipper Indonesia
ISO-9001: 2000 Sertifikat No 16841 tahun 1999 Q (Quality Management)
ISO-14001 No Sertifikat E 19.734 tahun 2001 (EnvironmentalManajemen)
Oeko-Tex Standard 100 (Sertifikat Keamanan Produk)PT YKK Indonesia Zipco.
3. Jumlah pegawai
Pegawai tetap: 820 orang
Pegawai tidak tetap: 400 orang Rata-rata masa kerja sekitar 15 sampai 20 tahun
4. Jam kerja dibagi menjadi 3 bagian
Shift I: 06:00-14:30 WIB
Shift II: 14:20-22:30 WIB
Shift III: 22:20-06:30 WIB Hari kerja adalah senin-jumat
5. Asuransi pegawai menggunakan:
Asuransi Tugu mandiri
Jamsostek
6. Terdapat kelembagaan P2K3 yang diketuai oleh seorang direktur factory dari jepang.
7. Alamat: jln. Raya Jakarta-Bogor km 29 Depok 4. ALUR PRODUKSI
BAHAN BAKU
DIE CASTING
SLIDER ASSEMBLING
PAINTING
PLATING
PRODUK
5. LANDASAN TEORI KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara. Tempat- tempat demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi seperti pertanian, perindustrian, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.
Sasaran keselamatan kerja ditujukan utk melindungi TK & orang lain yg berada di tempat kerja, terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit akibat kerja, kebakaran, & polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah, & masyarakat. Hampir celaka (near miss): Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan, dalam kondisi yang sedikit berbeda dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Contoh:
seseorang
yang
hampir
terpeleset,
tapi
segera
perundangan-undangan
ditetapkan
syarat-syarat
berpegangan pada pagar pengaman. Dengan
peraturan
keselamatan kerja untuk: a. Mencegah dan mengurangi kecela- kaan; b. Mencegah, mengurangi dan memadam kan kebakaran; c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; e. Memberi pertolongan pada kecelakaan; f.
Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan
mengendalikan timbul
atau menyebar
luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan; i.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j.
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; l.
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang; o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; r. Menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan atau tempat- tempat kerja, yaitu dengan membuat dan mengadakan: 1. Peraturan-peraturan, yaitu
peraturan
perundangan yang
berhubungan
dengan syarat-syarat kerja umum, perencaan, konstruksi, perawatan, pengawasan, pengujian dan pemakaian peralatan industry. Dan juga kewajiban pengusaha dan pekerja, latihan, pengawasan kesehatan kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengujian kecelakaan 2. Standarisasi:
menyusun
standar-standar
yang
bersifat
resmi
yang
berhubungan dengan konstruksi yang aman dari peralatan industry, keselamatan dan kesehatan kerja, atau alat-akat pelindung diri. 3. Pengawasan
:
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
dan
peraturan
perundangan yang berlaku 4. Technical research : meliputi penyelidikan kandungan dan karakteristik dari bahan dan alat yang digunakan. 5. Medical research : meliputi penyelidikan pengaruh psikologis dan fisiologis dari faktor-faktor lingkungan dan teknologi. 6. Statistic research : menentukan berbagai macam dari kecelakaan yang terjadi, jumlah, jenis orang-orangnya. 7. Pendidikan : meliputi pengajaran dan pendidikan keselamatan kerja. 8. Training : memberikan instruksi dan petunjuk-petunjuk praktek kepada para pekerja yang baru masuk mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. 9. Asuransi : memberikan insentif keuangan untuk meningkatkan usaha pencegahan kecelakaan. Beberapa prinsip pencegahan kecelakaan: 1. Perencanaan
Perencanaan yang baik penting sekali untuk keselamatan kerja produksi. Apabila suatu pabrik akan dibangun maka dalam tingkat perencanaan harus diperhatikan keselamatan kerja dan produksi. Misalnya mengusahakan seminimal mungkin pengaturan barang yang dilakukan dengan pekerjaan tangan, penyediaan tangga dan lantai yang aman untuk dilalui, penyediaan ruangan yang cukup, penyediaan jalan masuk yang aman, penyediaan tenaga perawatan dan pemeliharaan, penyediaan sara yang cukup baik untuk jalan atau pintu keluar. 2. Penataan ruangan yang baik dan penjagaan kebersihan Penataan secara teratur dapat mencegah benturan dan tersandung, jalur-jalur jalan harus diberi tanda dengan jelas. 3. Kacamata pengaman 4. Sepatu keselamatan kerja 5. Sarung tangan pengaman 6. Perlindungan paru-paru 7. Peringatan dan tanda-tanda (display )
BAB II PELAKSANAAN
a. Tanggal dan waktu pelaksanaan Kunjungan dilaksanankan pada hari kamis 13 September 2012, pukul 13.00 sampai dengan pukul 15:30 WIB b. Tempat Kunjungan bertempat di PT. YKK Zipper Indonesia cabang Depok. c.
Dokumen pengamatan Pendokumentasian tidak dapat dilakukan karena tidak diijinkan oleh pihak perusahaan.
BAB III HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan pada PT. YKK Zipper Indonesia cabang Depok didapatkan : PT. YKK Zipper Indonesia cabang Depok membagi tugas dan kerjanya ke dalam 3 bagian besar yaitu peleburan besi dan pencetakan slider yang dilakukan di departeen Zipper component, pewarnaan bagian kain dilakikan di departemen Dyeing dan pemasangan slider, pengancing serta kainnya dilakukan di departemen Finishing. Mesin dan alat kerja yang digunakan pada PT tersebut merupakan mesin semi otomatis yang kerjanya memerlukan SDM untuk menjalankannya.
Mesin yang
digunakan berbeda-beda untuk setiap departemen. Departemen Zipper component menggunakan mesin molder (untuk melebur besi bahan dasar slider), runner (mencetak slider setengah jadi yang masih terdiri dari bagian-bagian kecil) dan tabular separatum (untuk menyempurnakan bentuk slider). Departemen Dyeing menggunakan mesin pewarna semi otomatis yang berjumlah sekitar ± 50 msin Dyeing dan ±10 mesin pengering. Departemen finishing mnggunakan mesin packing yang menyatukan bagian slider, pengancing dan kain menjadi satu resleting. Proses kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Zn alloy sebagai bahan dasar pembuatan slider dilebur dalam mesin molder dalam suhu sekitar 400-5000c. 2. Zn alloy yag sudah dilebur akan dicetak menjadi bagian-bagian yang terpisah yag terdiri atas bagian yang dipakai dan bagian yang tidak dipakai. Bagian yang dipakai akan dilanjutkan menuju pembentukan slider, sedangkan yang tdak terpakai akan dilebur kembali ke dalam molder. 3. Pembentukan slider dilakukan di mesin tabular separatum. 4. Slider yang sempurna kemudian di cat dengan cat slider atau cat logam, kemudian dikirim ke departemen fnishing untuk disatukan dengan pegancig dan kainnya. 5. Kain resleting berbahan tekstil yang pembuatannya di luar PT. YKK Zipper Indonesia depok, tetapi pewarnaannya dilakukan di departemen dyeing PT. YKK Zipper Indonesia depok. 6. Kain yang sudah diwarnai di kirim ke departemen finishing untuk disatukan dengan slider dan pengancingnya.
Landasan kerja pada PT. tersebut rata, tidak licin dan dilengkapi pembatas garis batas aman berwarna putih pada setiap ruangan kerja pada pabrik. Standar operasional kerja PT. YKK Zipper Indonesia sesuai dengan JIS (Japan Industrial Standard) Instalasi Listrik pada pabrik tersebut tertutup semua dan tidak ada kabel listrik yang menggantung. Prasarana kerja terdapatnya penangkal petir, tidak tersedianya lift, tidak terdapat air minum untuk pekerja pada setiap r uangan pabrik. Sarana penanggulangan kebakaran terdapatnya alat pemadam kebakaran ringan(APAR), 15 meter 1 APAR, serta terdapatnya rambu peringatan bahaya pada setiap gedung. Alat pelindung diri pada ruangan zipper component menggunakan sarung tangan yang terbuat dari poliester dan earplug. Kedua komponen ini hanya digunakan pada saat mengoperasikan mesik. Pada ruang dyieng menggunakan masker sedangkan pada ruang finishing menggunakan backsupport. Masker yang digunakan adalah dari bahan kain yang tipis yang hanya digunakan pada saat mengoperasikan mesin. Petunjuk penggunaan dan pemakaian APD tidak terdapat pada setiap ruangan produksi. Tanggap darurat dan jalur evakuasi terdapat pada setiap gedung. Kejadian kecelakaan kerja pada tahun 2011 mencapai 6 orang berupa kasus terjepit mesin tetapi tidak sampai menimbulkan kematian. Personil keselamatan kerja yaitu terdapat 1 dokter perusahaan asuransi dari luar perusahaan yang bekerjasama, yang telah ditunjuk oleh perusahaan asuransi tersebut dan telah bersertifikat .
BAB IV PEMECAHAN MASALAH
1. Penggunaan APD sebaiknya ditingkatkan kesadarannya bukan hanya pada saat mengoperasikan mesin tetapi selama bekerja untuk menghindari penyakit akibat kerja. 2. Dapat diberikan sanksi bagi pekerja yang kurang disiplin dalam penggunaan APD. 3. Perluya rambu dan petunjuk penggunaan dan pemakaian APD disetiap ruang produksi. 4. Penyediaan air minum di tempat-tempat produksi terutama yang memiliki iklim cukup panas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pada keseluruhan PT. YKK Indonesia masih dalam batas aman tetapi sebaiknya diberikan papan pemberitahuan terutama tentang penggunaan APD pada setiap ruangan pabrik yang memiliki resiko terjadinya kecelakaan kerja ataupun penyakit yang diakibatkan kerja. 2. Sebaiknya menyediakan air minum agar mudah dijangkau terutama pada setiap departemen yang memiliki iklim cukup panas untuk mencegah dehidrasi.
BAB VI PENUTUP
Secara keseluruhan PT. YKK Indonesia masih dalam batas aman, higiene baik dan minim kasus kecelakaan kerja. Semoga dari hasil pengamatan ini dapat membantu menyelesaikan dan melengkapi kekurangan dari perusahaan jika ditinjau dari K3.