LAPORAN KELOMPOK TUGAS MATA KULIAH PENALARAN KRITIS
VAGUENESS
Kelompok 6
1. Wahyu Wulan W 2. Steffi Rebecca 3. Sidar Sitari 4. Budiman 5. Muhammad Firdaus
[173112620120093] [173112620120093] [163112620120139] [163112620120139] [173112620120104] [173112620120104] [163112620140149] [163112620140149] [173112620120130] [173112620120130] Kelompok 8 :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sri Astri Mardini Hana Fristiana AH Nurr Azam Nu Azam Ika Purwantika HA Andika Anggreini U Esman Veronica Leni B
173112620120017 173112620140079 1731 173112 1262 6201 0120 2008 087 7 173112620120095 173112620120128 163112620120143 173112620120146
FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2017
Vagueness (Ketidakjelasan) Pembahasan
Menurut Kempson (1977) vagueness merupakan sifat bahasa berupa kecenderungan tanda bahasa mengungkapkan makna dalam batas-batas yang tidak jelas. Kalimat ini mungkin diungkapan jika Anda tidak yakin dengan semua informasi yang anda sampaikan, atau untuk diungkapkan saat berbicara secara informal. Meskipun vagueness/kesamaran sering terjadi tanpa disengaja, ini juga dapat digunakan sebagai strategi retorika yang disengaja untuk menghindari masalah atau merespons langsung sebuah pertanyaan. Macagno dan Walton mencatat bahwa kesamaran juga dapat diperkenalkan dengan tujuan memungkinkan pembicara untuk mendefinisikan kembali konsep yang ingin dia gunakan (Emotive Language in Argumentation, 2014). Dalam sistem tanda bahasa kesamaran itu selanjutnya menyebabkan kegandaan makna sehingga dapat menimbulkan berbagai penafsiran, atau ambiguitas. Masalah ketidakjelasan harus dibedakan dari masalah ambiguitas. Arti sebuah kalimat tidak jelas bisa membingungkan. Dalam sebuah pernyataan samar, makna kata atau frasa yang dimaksud tidak tepat, tidak jelas, kabur, atau tidak pasti. Masing-masing ketidakjelasan dan ambiguitas tersebut dapat menyebabkan kesalahpahaman, namun untuk mencapai kejelasan dan menghindari kebingungan, kita perlu tahu apa yang menjadi akar masalahnya. Jika ambiguitas menyebabkan kebingungan, maka memberikan konteks klarifikasi atau mengganti kata
yang
tidak
ambigu
akan
mengurangi
kesalahpahaman.
Untuk
menghindari
ketidakjelasan, ganti kata atau frase yang lebih tepat untuk yang samar, atau berikan informasi spesifik, termasuk contoh konkret, yang memberi penjelasan klarifikasi. Vagueness/kesamaran harus dibedakan dengan ambiguity/ketaksaan. Menurut Traugott dan Pratt (1980:10)
1.
Ketaksaan timbul karena keberagaman tafsiran pada suatu kalimat akibat adanya kesamaran
2.
Kesamaran disebabkan karena kurang spesifiknya suatu ungkapan
Secara
cermat,
Kempson
(1977:124)
membagi
kesamaran
menjadi
4:
1. Kesamaran referensial Misal: meskipun per definisi kita tahu perbedaan antara gunung dan bukit, kita masih menggunakan oronym “Gunung Tidar” yang sesungguhnya merupakan bukit. 2. Kesamaran karena ketidakpastian makna Misal: pada frasa “Rumah saya”, bisa bermakna rumah yang saya tinggali atau rumah milik saya. 3. Kesamaran karena kekurangspesifikan makna. Misal: pada frasa ‘Membereskan kamar”, detail apa saja yang dilakukan pada kata “membereskan” tergantung pada pelakunya. 4. Kesamaran disjungtif Misal: penggunakan kata “…..atau….atau….” seperti pada kalimat “Saya tahu mengapa dia gagal: atau dia tidak belajar, atau soal ujiannya terlalu sulit” (Sebenarnya masih ada kemungkinan ketiga, yaitu atau dia tidak belajar dan soal ujiannya terla lu sulit). Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan bahasa yang kita anggap mengkomunikasikan gambaran yang jelas tentang apa yang sedang kita pikirkan, rasakan, atau alami. Namun, kemudian setelah dianalisis cermat ditemukan bahwa gambaran tersebut tidak tepat. Bila kita menggunakan bahasa dengan cara samar ini, kita tidak hanya berisiko salah paham, kita membiarkan kesan bahwa pikiran kita sendiri tidak jelas, berbeda, atau tepat. Pertimbangkan hal berikut : 1. Memorandum tersebut tiba beberapa waktu yang lalu
Kata yang dicetak miring adalah bahwa mereka tidak memberikan deskripsi yang jelas dan tepat tentang pemikiran yang ingin disampaikan oleh pembicara atau penulis. Tidak terdapat kejelasan tentang kapan memorandum tersebut tiba? "Beberapa waktu yang lalu" bisa berarti kapan saja di awal hari yang sama, atau bisa berarti berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang lalu. 2. Itu adalah ide yang menarik "menarik" adalah tanggapan yang mengecewakan bagi seorang guru untuk didengar sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang teks atau bagian tertentu dalam sebuah teks. 3. Anak-anaknya cukup sehat di sekolah 4. Kebijakan keselamatan perusahaan agak tertanggal 5. Ada sejumlah staf administrasi pada pertemuan tersebut 6. Perusahaan memiliki terlalu banyak lokasi untuk kapasitas distribusinya 7. Kapasitas jaringan beberapa kali lebih besar dari sebelumnya Istilah relatif dan istilah pengukuran umum seperti besar, tinggi, berat, dan sebagainya, yang dibahas sebelumnya tidak hanya menimbulkan ambiguitas namun juga bisa menyebabkan ketidakjelasan. Sebagai contoh, ketika kita membandingkan bangunan tinggi dengan bangunan lain, kita mengetahui konteks umum untuk perbandingan, sehingga menghilangkan ambiguitas. Tapi kita masih belum tahu seberapa tinggi bangunan itu. Jadi meski kita menghilangkan ambiguitas, ketidakjelasan bisa tetap menjadi masalah. Contoh kalimat vagueness : 1. Manusia akan menyesal dikemudian hari Dari kalimat di atas ada kata yang digaris bawahi mengungkapkan ungkapan yang kabur. Harus diklarifikasi dengan memberikan informasi yang spesifik. “dikemudian
hari” dapat mengandung makna besok, lusa, hari senin atau hari -hari lainnya, hari akhir atau hari kiamat. 2. Media online adalah media ideal di masa kini dan masa yang akan datang Kata “media ideal” menggambarkan ketidakjelasan yang merupakan konsep relatif dari penulis. Harus digambarkan secara spesifik, termasuk informasi tambahan daripada sekedar mengatakan itu “media ideal”. “dimasa kini dan masa yang akan datang” merupakan ungkapan yang kabur. Harus diklarifikasi dengan memberikan informasi yang spesifik. 3. Meikarta merupakan mesin pertumbuhan ekonomi nasional, yang membawa harapan baru bagi jutaan orang “membawa harapan baru” menggambarkan ketidakjelasan yang merupakan konsep relatif. Kata kurang tepat. Namun semakin tepat bahasanya, akan semakin baik pengertiannya. “jutaan orang” merupakan kata yang tidak dapat dihitung angkanya dengan pasti. 4. Kegaduhan kuras energi bangsa “kuras energi bangsa” menggambarkan ketidakjelasan yang merupakan konsep relatif. Harus digambarkan secara spesifik. Karena “kuras energi bangsa” bisa mencakup seluruh bangsa padahal bisa saja yang ikut terlibat di dalam kegaduhan tersebut hanya orang tertentu Kesimpulan
Vagueness adalah kata yang memiliki arti kesamaran, ketidakjelasan. Bahasa memiliki sifat vagueness karena makna yang terkandung di dalam suatu bentuk kebahasaan pada dasarnya hanya mewakili realitas yang diacunya. Dari contoh kalimat diatas tidak hanya menimbulkan ambiguitas namun juga bisa menyebabkan ketidakjelasan. Jadi meski kita menghilangkan ambiguitas, ketidakjelasan bisa tetap menjadi masalah.