B. UARAIAN OBAT
1. Micgrogyn ( IONI, 2008 : 57 57 ) Indikasi
: Kontrasepsi darurat yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan sebelum 72 jam setelah intercourse.
Sabagai
kontrasepsi
darurat,
diindikasika untuk sexual intercourse yang tidak terlindungi termasuk bila tidak menggunakan kontrasepsi, bila metode kontrasepsi gagal dalam kasus pemerkosaan. Kontra indikasi
: Selaian pada kehamilan tidak ada kontra indikasi medis absolute untuk pneggunaan levonorgestrel. Dalam kasus pendarahan vagina tanpa dikethui sebabnya, penyakit hepar dan empedu mempunyai riwayat kanker
gestationaljaundice ovarium,
kanker
atau
payudara,
kanker
uterus
thrombophlebitis atau kelainan thromboembolik, penyakit seretro vaskuler atau arteri koroner neoplasma pendarahan genitidal abnormal yang tidak didiagnosa diketahui atau diperkirakan hamil,
levonorgestrel
pertimbangan
yang
diberikan
hati-hati
terhadap
setelah rasio
kemanfaatan/resiko. Efek Samping
: Mual, muntah, pendarahan utrus yang tidak terat,breast tenderness sakit kepala, pusing dan fatigue.
Interaksi
: Pemberiaan bersamaan dengan apisilin, ripamfisin, kloramfenikol, neomisin, sulfonamide, tetrasiklin, barbiturat, dan fenilbutazon,fenitoin,griseofulvin, karbazepin dan pirimidon dapat menurunkan efek kontrasepsi.
Peringat
: Digunakan dengan ekstra hati-hati pada kasus asma, gagal jantung, hipertensi, migrant, epilepsy, gangguan ginjal, diabetes mellitus, hiperlipidemia, depresi thrombophelebitis, stroke, merokok, dan gangguan fungsi hati. Pemeriksaan medis segera diperlukan apabila efek samping terjadi selama obat digunakan. Nyeri dada yang tajam, batuk berdarah atau nafas pendek dengan tiba-tiba, nyeri pada betis, kehilangann penglihatan seluuruhnya dengan tiba-tiba, nyeri perut berat atau kuning pada kulit atau bola mata. Tidak ada pemakaian rutin.
Dosis
: satu tablet 0,75 mg diberikan secepatnya namun tidak boleh lebih dari 72 jam setelah intercourse. Tablet kedua diberikan 12 jam setelah dosis pertama. Microgynon dapa diberikan selama siklus menstruasi. Jika terjadi muntah dalam 2 jam setelah dosis diberikan, dosis diulang kembali.
Mekanisme kerja
: Efek
kontrasepsi
KOK
(Kontrasepsi
Oral
Kombinasi) didasarkan atas interaksi beberapa faktor, yang terpenting di antaranya terlihat sebagai inhibisi ovulasi dan perubahan-perubahan sekresi
leher
perlindungan
rahim.
Di
terhadap
samping
sebagai
kehamilan,
KOK
mempunyai beberapa sifat positif, di samping efek-efek
negatif
samping),
yang
(lihat berguna
Peringatan, dalam
Efek
menentukan
metoda kontrol kelahiran. Siklus menjadi lebih teratur dan menstruasi tidak terlalu nyeri dan perdarahan menjadi sedikit. Hal terakhir ini menyebabkan penurunan terjadinya kekurangan
zat besi. Di samping itu, terdapat bukti penurunan risiko kanker rahim dan kanker indung telur. Terlebih lagi, KOK dengan dosis yang lebih tinggi (0.05 mg Etinilestradiol), menunjukkan penurunan terjadinya panggul,
kista
ovarium,
tumor
jinak
pada
penyakit
radang
payudara,
dan
kehamilan ektopik.
2. Pil Andalan ( IONI, 2008 : 523 ). Indikasi
: Sebagai
kontrasepsi. Sebagai ERT atau HRT (
Hormone Replacemen Therapy ) pada wanita pasca menopause. Digunakan dalam penggunaan jangka pendek terhadap gejala defisiensi estrogen untuk mencegah osteoporosis jika obat lain tidak dapat digunakan dan untuk pengobatan hipogonadism wanita dan gangguan menstruasi. Kontra indikasi
: Tidak dapat digunkan pada wanita hamil dan menyusui,
gangguan
thrombosis
atau
fungsi
emboli,
hepar,
riwayat
hipertensi,
penyakit
jantung, perdarahan vagina yang belum jelas sebabnya, adenoma mamma atau adanya tumor pada alat reproduksi. Perhatian
: Penyakit jantung ( retensi natrium dengan udema, tromboembolism ) gangguan hati.
Efek Samping
: reaksi yang sering timbul antara lain gangguan siklus haid, mual atau bahkan muntah, rasa kembung, edema, berat badan bertambah. Yang lebih serius pusing, migran, kloasma terutama pada kulit muka, peningkatan tekanan darah, thrombosis, proliverasi endometrium atau varises.
Interaksi
: Penggunaan bersama obat yang dapat merangsang isozim
tersebut,
karbamazepin, metabolism
misalnya
rifampisin
sehingga
dapat
dapat
fenobarbital, mempercepat
menurunkan
efek
terapinya atau mempengaruhi profil siklus haid yang normal. Inhibitor isozim seperti eritromisin, klaritromisin, ketokanazol dan juga anggur dapat meningkatkan kadar estrogen darah estrogen darah dan menyebabkan timbulnya efek samping Mekanisme kerja
: Mencegah pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh indung telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim.
Hal
ini
berguna
untuk
mengurangi
kemungkinan terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.
C. URAIAN BAHAN
1. Natrium Karboksimetilselulosa ( Farmakope edisi III, Ditjen POM, 1979) Nama resmi
: Natrii Carboxymethyl Cellulosum
Nama lain
: Natrium Karboksimetilselulosa
Pemerian
: serbuk atau butiran, putih atau kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan
: mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol 95 % P, dalam eter P dan dlaam pelarut organik lain.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat.
2. Levonorgestrel ( Farmakope edisi IV, Ditjen POM, 1995 ). Nama resmi
: Levonorgestrelum
Nama lain
: Levonorgestrel
BM/RM
: 312,45 / C 21H28O2
Rumus struktur
:
Pemerian
: Serbuk putih atau praktis putih, tidak berbau
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam kloroform, suka larut dalam etanol
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik tidak tembus cahaya.
3. Etinil Estradion ( Farmakope edisi IV, Ditjen POM, 1979 ). Nama resmi
: Ethinyl Estradiolum
Nama lain
: Etinil estradiol
BM/RM
: 296,41 / C 20H24O2
Rumus struktur
:
Pemerian
: Serbuk putih putiih sampai putih cream, tidak berbau.
Kelarutan
: Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak nabati, dan dalam logam alkali hidroksida tertentu.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik tidak tembus cahaya.
4. Alkohol (Ditjen POM, 1979: 65) Nama resmi
: Aethanolum
Nama lain
: etanol/ alkohol
BM/RM
: 46,07 / C 2H5OH
Rumus struktur
:
Pemerian
: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar, dan memeberikan nyala biru, yang tidak berasap.
Kelarutan
:
Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform p dan dalam eter p.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
5. Eter ( Ditjen POM, 1995: 65 ). Nama resmi
: Aether
Nama lain
: eter
BM/RM
: 74,12 / C 2H5OC2H5
Pemerian
: Cairan mudah mengalir, mudah menguap, tak berwarna, berbau khas, teroksidasi perlahan oleh udara dan cahaya dengan membentuk peroksida.
Kelarutan
: larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, benzene, klorofrom, pelarut heksana, minyak lemak minyak menguap.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat.
D.
URAIAN HEWAN COBA
1. Klasifikasi mencit (Pribadi, 2008). Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub filum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Rodenta
Famili
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
: Mus musculus
2. Karakteristik mencit (Pribadi, 2008). Lama hidup (tahun)
:1-3
Lama bunting (hari)
: 19-21
Umur disapih (hari)
: 18-28
Umur dewasa kelamin (hari)
: 35
Umur dewasa tubuh (hari)
: 56
Bobot lahir
(gr/ekor)
: 0,5-1,0
Bobot sapih
(gr/ekor)
: 18-20
Bobot dewasa jantan (gr/ekor)
: 20-40
Bobot dewasa betina (gr/ekor)
:18-35
Pertambahan bobot badan (gr/ekor/hari)
:1
Jumlah anak perkelahiran (ekor)
: 6-15
Pernafasan (menit)
: 140-180
Denyut jantung (menit)
: 600-650
Suhu tubuh ( oC)
: 35-39
Suhu rektal (oC)
:37-40
Konsumsi makanan
: 3-5
Konsumsi air
: 4-8
Aktivitas
: nokturnal
3. Morfologi mencit (Pribadi, 2008) Tikus rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka. Bulu mencit berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam dan pada umumnya memiliki warna putih. Mencit memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia.
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: a. Sarung tangan b. Spoit c. Timbangan analitik d. Gelas kimia e. Lumpang dan alu f.
Gelas ukur
g. Batang pengaduk h. Spatula besi i.
Stopwatch
j.
Pisau bedah
k. Papa bedah
2. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: a. Hewan uji (mencit) b. NaCMC c. Pil andalan d. Microgynon
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, rmusan dari percobaan ini adalah bagaimana efek dan toksikologi obat-obat anitifertilitas berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat badan.
B. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efek dan toksikologi dari obat-obat antifertilitas yang digunakan secara oral berdasarkan jumlah fetus dan peningkatan berat badan hewan coba mencit ( Mus musculus).
C. MANFAAT
Manfaat dari percobaan ini adalah mahasiswa farmasi dapat mengetahui efek dari obat antifertiilitas yang diberikan secara oral berdasarkan peningkatan berat badan mencit, dan dapat mengatahui obat yang termasuk antifertilitas.