UPAY UPA YA KESEHATAN JIWA BERBASIS BERBAS IS MASYARAKAT
Oleh : Mahyuliansyah Dengan meningkatnya masalah kesehatan jiwa, maka kebutuhan akan pelayanan kesehatan jiwa juga semakin meningkat. Jangkauan pelayanan kesehatan jiwa harus dapat mencapai mencapai masyarakat yang jauh dan bukan hanya yang bertempat tinggal di kota besar saja. Hal ini merupakan upaya pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya ini tidak mungkin bisa dilaksanakan jikalau pelayanan kesehatan jiwa hanya diberikan oleh !J "umah !akit Jiwa# saja yang jumlahnya terbatas dan umumnya berada di ibu kota pro$insi "belum semua pro$insi memiliki rumah sakit jiwa#. %elayanan kesehatan jiwa yang memadai yang dapat menjangkau seluruh masyarakat belum dapat dilaksanakan disebabkan oleh: Jumlah tenaga kesehatan jiwa masih sangat terbatas dan pada umumnya berada di kota besar. Masalah kesehatan jiwa sering kali bermani&estasi dalam bentuk keluhan &isik, sehingga tidak terdeteksi dan tidak teratasi dengan baik. %engertian tentang kesehatan jiwa masih kurang dan stigma terhadap gangguan jiwa masih besar, sehingga mereka tidak datang ke ke pelayanan kesehatan jiwa, tapi banyak yang pergi pergi ke pengobat tradisional atau pemuka agama. %enduduk pedesaan "rural# sulit menjangkau &asilitas kesehatan jiwa dan membutuhkan biaya yang cukup besar. 'danya otonomi daerah yang membuat daerah menjadi penentu kebutuhan masing(masing, menyebabkan masalah pelayanan kesehatan jiwa belum tentu dianggap sebagai kebutuhan prioritas.
)esehatan Jiwa "UU *o. + tahun -+ %s +/, +0, +1 dan +2#: adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produkti& sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia. Orang yang sehat jiwa mempunyai ciri: Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya. Mampu menghadapi stres kehidupan yang wajar. Mampu bekerja produkti& dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya. Merasa nyaman bersama dengan orang lain Masalah kesehatan jiwa meliputi: Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas hidup, yaitu masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan siklus kehidupan, mulai dari anak dalam kandungan sampai usia lanjut. Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan indi$idu baik yang bersi&at psikologis ataupun sosial yang mempunyai mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi berpotensi cukup besar sebagai &aktor penyebab terjadinya gangguan jiwa "atau gangguan kesehatan# secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial, misalnya: tawuran, kenakalan remaja, penyalahgunaan *'%3', masalah seksual,
tindak kekerasan, stres pasca trauma4 pengungsian5migrasi, usia lanjut yang terisolir, masalah kesehatan jiwa di tempat kerja, penurunan produkti$itas4 gelandangan psikotik, pemasungan, anak jalanan. 6angguan jiwa yaitu suatu perubahan pada &ungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada &ungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada indi$idu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Jenis(jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan *'%3', alkohol dan rokok4 depresi4 ansietas4 gangguan somato&orm "psikosomatik#4 gangguan a&ekti&4 gangguan mental organik4 ski7o&renia4 gangguan jiwa anak dan remaja serta retardasi mental.
)esehatan Jiwa 8erbasis Masyarakat Dilaksanakan oleh masyarakat sendiri, jadi merupakan pelayanan kesehatan non(&ormal oleh kader masyarakat. 9asilitas pelayanan yang melaksanakan : -. %osyandu, +. %os Upaya )esehatan )erja "U))# . %)) /. )MD5%)MD 0. Usaha )esehatan !ekolah "U)!# 1. %alang Merah emaja. 2. %ramuka "!aka 8akti Husada# ;. )arang
Makna kesehatn jiwa mempunyai si&at(si&at yang harmonis "serasi dan memperhatikan semua segi(segi dalam kehidupan manusia dalam hubungannnya dengan manusia lain. Masyarakat mengerti arti perkembangan jiwa yang optimal )eseimbangan keadaan perilaku yang ber&ungsi secara optimal dalam : Hubungan social yaitu semua hubungan dengan manusia, khususnya te man dan anggota keluarga. Juga dipertimbangkan mengenai luas dan kualitas dari hubungan social itu. 9ungsi pekerjaan atau sekolah, yaitu kekhususan dan kualitas atau kuantitas dari hasil yang dicapainya sebagai karyawan, siswa, mahasiswa atau pengatur rumah tangga. %enilaian tertinggi hanya diberikan apabila hasil produkti$itasnya tinggi, yang dicapainya tanpa keluhan rasa tidak enak. %enggunaan waktu senggang, yaitu akti$itas rekreas i dan pengembangan hobinya. Jadi perkembangan jiwa yang optimal itu adalah bila seseorang dapat ber&ungsi secara optimal di dalam hubungan sosialnya, bidang pekerj aannya dan penggunaan waktu senggangnya. Masyarakat mengenal ciri(ciri perkembangan jiwa yang optimal dan gejala perkembangan jiwa yang tidak optimal. =iri(ciri perkembangan jiwa yang optimal, dapat dilihat misalnya : seseorang yang berprestasi baik dalam pekerjaannya, hubungan yang baik dan harmonisdengan keluarga dan kawan dekatnya, serta dapat mengisi waktu luang dengan bersantai atau pengembangan hobinya. =ontoh lain misalnya seorang anak !D kelas >? yang mendapat nilai baik disekolahnya, mempunyai banyak kawan dan menonjol dalam olah raga. Hal(hal tersebut dapat dicapainya dengan mudah dan cukup santai. %erkembangan yang sangat buruk yaitu adanya hendaya atau ketidak sanggupan yang berat dalam hubungan social dan pekerjaan atau sekolahnya. =ontohnya : !eorang ibu rumah tangga yang tidak sanggup mengatur rumah tangganya. =ontoh lain : !eorang anak berusia -+ tahun yang tidak mempunyai kawan dan selalu gagal dalam pelajarannya di sekolah sehingga perlu dibantu. %erkembangan pasti menderita suatu gangguan jiwa. )arena seperti kita ketahui bahwa diantara perkembangan jiwa yang optimal dan yang buruk masih terdapat derajat $ariasi dari yang optimal baik, sedang, sampai buruk. Masyarakat mengenal gangguan jiwa secara umum. @ang dimaksud dengan gangguan jiwa adalah kumpulan gejala atau pola perilaku seseorang yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau hendaya "ketidak sanggupan# di dalam satu atau lebih &ungsi yang dari manusia. 6angguan &ungsi itu dapat dilihat dari segi perilaku, psikologik atau biologic, dan gangguan itu tidak hanya terletak dalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat, tetapi dapat juga terletak dalam diri orang itu sendiri. 8ila melihat konsep gangguan jiwa di atas, tentu sangat banyak $ariasinya, antar yang ringan sampai berat. !ebagai contoh : !uatu gangguan jiwa berat dengan gejala(gejala umum, yang menunjukkan adanya hendaya berat di dalam menilai realitas. Orang itu akan salah menilai ketepatan &ikirnya, penangkapan panca ideranya dan salah menyimpulkan realitas dunia luar, meskipun telah tersedia bukti(bukti yang menyangkal hal itu. =ontoh : bicara kacau, perilaku aneh tanpa dapat dimengerti maksudnya, dan tidak memperdulikan lingkungan. Masyarakat mengerti cara pencegahan dan peningkatan tara& kesehatan jiwa secara umum. %encegahan dan peningkatan tara& kesehatan jiwa adalah berdasarkan a7as kesehatan jiwa sesuai dengan Undang(undang *o. tahun -11 tentang kesehatan jiwa. =ontoh yang dapat dilakukan sehari(hari misalnya dalam keluarga, khususnya hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua bukan hanya bertugas memberi makan anaknya, tetapi juga perlu memperhatikan untuk memberikan kasih saying, bimbingan, rasa kehangatan uang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Di samping itu orang tua harus bersikap dan
bertingkah laku sesuai dengan ucapannya, sehingga dapat menjadi contoh yang baik $bagi anak(anak mereka. Hubungan antara suami(isteri sebaiknya diwarnai oleh adanya kasih saying dan saling pengertian. Dalam memilih dan menentukan sekolah atau pekerjaan perlu disesuaikan dengan bakat dan kemampuan anak. Masyarakat mengerti cara penanggulang gangguan jiwa secara umum dan sistim rujukannya. 8ila sudah jelas bahwa seseorang menderita gangguan jiwa maka dapatlah orang itu disarankan atau dibantu dengan membawanya ke &asilitas kesehatan yang terdekat atau melaporkannya kepada petugas kesehatan yang terdekat. Dapat juga untuk pertolongan pertama dilaporkan kepada )epala Desa, =amat atau pemuka masyarakat untuk dirujuk ke &asilitas kesehatan yang terdekat. 9asilitas untuk penanggulangan ini dapat melalui %uskesmas yang kemudian bila perlu dirujuk ke bagian %sikiatri dari umah !akit Umum atau selanjutnya dirujuk ke umah !akit Jiwa. Mayarakat dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan peningkatan kesehatan jiwa secara umum
e&erensi : Depkes ?, -0, %edoman %elayanan )esehatan Jiwa Di 9asilitas Umum, Jakarta : Depkes ?
Depkes ?, )wartir *asional 6erakan %ramuka, -;1, 8ahan Untuk Memperoleh