Unit Operasi Prasedimentasi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Umum •
•
Prasedimentasi Prasedimentasi (disebut juga plain juga plain sedimentation atau sedimentasi I) dimaksudkan untuk mengendapkan partikel partikel diskret atau partikel kasar atau lumpur. Partikel diskrit adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran selama mengendap di dalam air.
Umum •
•
•
Prasedimentasi hanya diperlukan apabila dalam air baku terdapat partikel diskrit atau partikel kasar atau lumpur dalam jumlah yang besar. Pengendapan dilakukan dalam bak berukuran besar (biasanya membutuhkan waktu detensi selama 2 hingga 4 jam) dalam aliran yang laminer, untuk memberikan kesempatan lumpur mengendap tanpa terganggu oleh aliran. Pengendapan berlangsung secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia sebelumnya.
Kecepatan Pengendapan •
•
•
•
•
•
•
Vs = kecepatan pengendapan, pengendapan, m/det Sg = Specific gravity ρs = densitas massa partikel, partikel, kg/m kg /m3 ρ = densitas massa liquid, kg/m3 g = percepatan gravitasi, m/detik 2 v = viskositas kinematik, m2/detik μ = viskositas absolut, N.detik/m2
Bentuk Prasedimentasi •
Rectangular Rectangular (segi empat)
•
Circular (lingkaran) (lingkaran)
Bak Sedimentasi Ideal •
Sebuah aliran horizontal horizontal dalam bak sedimentasi menunjukkan karakteristik, yang secara umum digunakan untuk melukiskan cara pengendapan partikel diskrit. a. Alir Aliran an mela melalu luii bak bak terdi erdisstri tribusi busi mer merata melintasi sisi melintang bak b. Parti artik kel terdi erdisp sper ersi si mer merata dal dalam am air air c. Pengendapan pa partikel ya yang do dominan terjadi adalah type I
Zona Pengendapan Prasedimentasi •
Zona inlet
•
Zona pengendapan
•
Zona lumpur
•
Zona outlet
Zona Inlet •
Dalam zona ini aliran terdistribusi tidak merata melintasi bagian melintang bak; aliran meninggalkan zona inlet mengalir m engalir secara horizontal dan langsung menuju bagian outlet.
Zona Pengendapan •
•
Dalam zona ini, air mengalir pelan secara horizontal ke arah outlet, dalam zona ini terjadi proses pengendapan. Lintasan partikel diskrit tergantung pada besarnya kecepatan pengendapan.
Zona Lumpur •
Dalam zona ini lumpur lu mpur terakumulasi. Sekali lumpur masuk area ini, maka lumpur akan tetap disana.
Zona Outlet •
Dalam zona ini, air yang partikelnya telah terendapkan terendapkan terkumpul pada bagian ba gian melintang bak dan siap mengalir keluar bak.
Pola Pengendapan Partikel Diskrit
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment •
Pengendapan Partikel Diskrit partikel ditujukan untuk pengendapan partikel dalam suatu suspensi konsentrasi konsentrasi padatan yang rendah secara gravitasi dengan percepatan yang konstan. Partikel mengendap secara individual dan tidak ada interaksi interaksi signifikan dengan partikel disekelilingnya diaplikasikan untuk removal partikel grit dan pasir dari air limbah.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
13
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment •
Pengendapan Partikel Flok ditujukan baik untuk pengenceran suspensi partikel yang bergabung atau yang mengalami flokulasi selama operasi pengendapan. Dengan adanya proses penggabungan tersebut, partikel meningkat dari sisi massanya dan mengendap dengan laju yang cepat diaplikasikan untuk removal TSS dalam air limbah dalam fasilitas fasilitas pengendapan primer dan merupakan porsi terbesar dalam pengendapan kedua dan juga meremove flok kimia dalam tangki sedimentasi.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
14
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment •
Pengendapan Ballasted Flocculent ditujukan untuk penambahan agen ballast inert dan polimer menjadi suspensi terflokulasi terflokulasi terpisah yang mempercepat pengendapan dan reduksi padatan. Porsi dari agen ballast yang terrecover didaur ulang prosesnya diaplikasikan untuk removal TSS dalam air limbah, air limbah dari sistem yang terkombinasi dan air limbah industri dan juga mereduksi mereduksi BOD dan phospor.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
15
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment •
Hindered Settling (juga ( juga dinamakan zona pengendapan) pengendapan) ditujukan untuk suspensi konsentrasi intermediate dimana gaya interpartikel cukup untuk menghalangi pengendapan partikel disekelilingnya. Partikel cenderung tersisa dalam posisi yang tepat dan massa partikel mengendap sebagai satu unit. Hubungan padatan cairan berada diatas massa padatan diaplikasikan terjadi dalam fasilitas fasilitas diaplikasikan pengendapan kedua yang dihubungkan dengan fasilitas pengolahan biologis.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
16
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment •
Compression Settling ditujukan untuk pengendapan dimana partikel part ikel dengan dengan konsentrasi konsentrasi yang besar yang terbentuk secara struktur dan pengendapan selanjutnya dapat terjadi hanya dengan kompresi strukturnya. Kompresi berasal dari berat partikel yang secara konstan ditambahkan menjadi struktur dengan sedimentasi dari cairan supernatant diaplikasikan diaplikasikan biasa terjadi di lapisan terendah dari padatan di dasar atau massa biosolids, seperti di dasar fasilitas pengendapan kedua dan fasilitas fasilitas pengentalan padatan (solids thickening).
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
17
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment
•
Accelerated Gravity Settling ditujukan untuk
removal removal partikel dalam suatu suspensi dengan pengendapan secara gravitasi
diaplikasikan untuk removal partikel grit dan pasir dalam air limbah.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
18
Tipe Fenomena Gravitasi dalam Wastewater Treatment •
Flotation Settling removal partikel dalam ditujukan untuk removal suatu suspensi yang lebih ringan daripada air dengan menggunakan udara atau flotasi gas diaplikasikan untuk removal lemak dan diaplikasikan minyak, minyak, material ringan yang mudah mud ah mengapung, pengentalan dari suspensi padatan.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
19
Deskripsi Gravity Separation
Sedimentasi digunakan untuk: 1. removal grit, 2. removal TSS dalam bak pengendapan primer, 3. removal flok biologis dalam bak pengendapan lumpur aktif, dan; 4. removal flok kimia ketika proses koagulasi koagulasi digunakan. digunakan juga untuk mengkonsentrat mengkonsentrat padatan dalam sludge thickener Kegunaan secara primer adalah untuk memproduksi effluen effluen terklarifikasi, tetapi juga juga penting untuk memproduksi lumpur dengan konsentrasi konsentrasi padatan yang dapat ditangani dan diolah dengan mudah. 27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
20
Deskripsi Gravity Separation •
Terdapat 4 tipe pengendapan gravitasi yang dapat terjadi, yaitu:
1. Partikel Partikel Diskrit Diskrit (Dilute (Dilute Suspensions) 2. Partikel Partikel Flok (Dilute Suspensions) 3. Partikel Partikel Hindered (Concentrat (Concentrated ed Suspensions) 4. Partikel Terkompresi (Concentrated Suspensions)
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
21
Teori Pengendapan Pengendapan Partikel •
•
Pengendapan partikel partikel diskrit (nonflocculating) dapat dianalisis dengan hukum sedimentasi Newton dan Stokes. Stokes. Hukum Newton FG = (ρ (ρp – ρw).g.Vp dimana: FG = gaya gravitasi (kg.m/s2) ρp = densitas partikel (kg/m3) ρw = densitas air (kg/m3) g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2) Vp = volume partikel (m3)
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
23
Teori Pengendapan Pengendapan Partikel Gaya friksi tergantung oleh kecepatan partikel,
densitas cairan, viskositas cairan, diameter partikel dan koefisien CD, dengan formula sebagai berikut: FD = (CD.Ap.ρw.Vp2) / 2 dimana: FD = gaya friksi (kg.m/s 2) CD = koefisien drag Ap = luas penampang melintang melintang (m 2) vp = kec. pengendapan partikel (m/s)
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
24
Governing forces for type One
Fg = Fd + Fb Fg = m.g = Vg
Teori Pengendapan Pengendapan Partikel •
Gabungan perhitungan gaya gravitasi dengan gaya drag friksi untuk partikel spherical, menghasilkan formula sbb: vp = ((4g/3CD).((ρ ).((ρp – ρw)/ρ )/ρw).dp) ).dp)1/2 atau vp = ((4g/3CD).(sgp-1).dp) -1).dp)1/2 dimana: vp = kecepatan partikel (m/s) dp = diameter diameter partikel partikel (m) sgp = spesific gravity gravity
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
26
Teori Pengendapan Pengendapan Partikel • •
•
•
Koefisien CD tergantung aliran tersebut laminer atau turbulen. Koefisien CD untuk beberapa partikel diperlihatkan diperlihatkan pada Gambar 1. sebagai fungsi Nre. Berdasarkan gambar terdapat 3 lebih atau kurang dari garis yang tergantung pada nilai Nre: Nre laminer Nre < 1 Nre transisi Nre = 1 – 1 – 2.000 Nre turbulen Nre > 2.000 Walaupun bentuk dari partikel memberikan efek pada nilai CD untuk partikel diperkirakan spherical. CD = 24/Nre + 3/√Nre + 0,34 Nre = vp.dp. .dp.ρ ρw / μ = vp.dp / ѵ dimana: μ = viskositas dinamik (N.s/m2) ѵ = viskositas kinematik (m2/s)
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
27
Teori Pengendapan Pengendapan Partikel vp = ((4g/3CD).((ρ ).((ρp – ρw)/ρ )/ρw).dp) ).dp)1/2 atau vp = ((4g/3CD).(sgp-1).dp) -1).dp )1/2 Dimodifikasi untuk partikel non-spherical (Gregory et al ., ., 1999) menjadi: vp = ((4g/3CD.ɸ).(( .ɸ).((ρ ρp – ρw)/ρ )/ρw).dp) ).dp)1/2 atau vp = ((4g/3CD.ɸ).(sg .ɸ).(sgp-1).dp) -1).dp )1/2 Dimana: ɸ merupakan faktor bentuk partikel. Nilai ɸ untuk sphere = 1; Nilai ɸ untuk sand grain = 2; dan lebih besar dari 20 untuk fractal floc. ɸ penting dalam pengolahan air limbah. ɸ diukur/dinilai untuk menghitung Nre ɸ aplikasinya untuk pengendapan flokulen dan ballasted flokulen
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
28
Pengendapan Pengendapan pada Bagian Laminer •
•
•
•
Untuk Nre < 1 viskositas memberikan gaya awal (predominant) pada proses pengendapan. Asumsi bahwa partikeln par tikelnya ya spherical, maka CD = 24/Nre + 3/√Nre + 0,34 disubstitusi ke ke dalam hukum Stoke: vp = g.(ρ g.(ρp – ρw).dp2 / 18μ 18μ vp ≈ g.(sgp g.(sgp – – 1).dp2 / 18ѵ 18ѵ Untuk kondisi aliran laminer, maka gaya drag menjadi: FD = 3π 3π.μ.vp.dp vp = g.(ρ g.(ρp – ρw).dp2 / 18μ 18μ vp ≈ g.(sgp g.(sgp – – 1).dp2 / 18ѵ 18ѵ, didapat dengan perhitungan gaya drag dari hukum Stoke FG = (ρ (ρp – ρw).g.Vp
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
29
Pengendapan pada Bagian Transisi •
•
•
Persamaan: FG = (ρ (ρp – ρw).g.Vp digunakan untuk menentukan kecepatan pengendapan. Dikarenakan kondisi alami dari persamaan gaya, menentukan kecepatan pengendapan dilakukan secara secara PROSES PROSES ITERA ITER ATIF. TIF. Gambar 2 (lihat buku Wastewater Engineering, MetCalf and Eddy, 2003) menggambarkan pengendapan pada kondisi transisi yang mengcover mengcover bagian laminer l aminer dan transisi dari ukuran partikel.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
30
Pengendapan pada Bagian Turbulen •
•
Pada bagian turbulen, gaya inersia (gaya kelembaman) predominant; Untuk pengendapan dalam bagian turbulen, nilai 0,4 digunakan untuk CD. Jika CD = 0,4; maka: vp = (3,33.g.((ρ (3,33.g.((ρp – ρw)/ρ )/ρw).dp)1/2 ≈ (3,33.g.(sgp – 1).dp)1/2
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
31
Contoh Soal •
Tentukan kecepatan pengendapan dari partikel pasir dengan diameter rata-rata sebesar 0,5 mm, faktor faktor bentuk sebesar 0,85, dan spesific gra g ravity vity sebesar 2,65, pengendapan di air pada suhu 20 oC. Pada suhu ini, nilai viskositas viskositas kinematik = 1,003 x 10-6 m2/s (1,091 x 10-5 ft2/s)
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
32
Jawaban •
Tentukan kecepatan pengendapan partikel dengan menggunakan hukum Stoke:
vp = g.(sgp – 1).dp2 / 18ѵ 18ѵ
vp = (9,81 m/s 2).(2,65 ).(2,65 – – 1).(0,5.10-3 m)2 : 18(1,003.10-6 m2/s) = 0,224 m/s •
Cek Nre (termasuk faktor bentuk: ɸ): Nre = ɸ.vp.dp / ѵ = (0,85.0,224 m/s).(0,5.10-3 m) / (1,003.10-6 m2/s) = 94,9 Penggunaan hukum Stoke Stoke tidak tepat untuk nilai Nre > 1 , maka hukum Newton lah yang harus digunakan untuk menentukan kecepatan pengendapan pada
bagian transisi.
CD pada persamaan Newton tergantung pada nilai Nre yang merupakan fungsi dari kecepatan pengendapan. Dikarenakan kecepatan pengendapan tidak diketahui, maka kecepatan pengendapan awal diasumsikan. Asumsi kecepatan pengendapan digunakan untuk menentukan Nre yang digunakan untuk menentukan menentuka n nilai C D dan nilai CD digunakan untuk mengkalkulasi kecepatan pengendapan. pengendapan . Penyeleseian dapat tercapai ketika asumsi kecepatan pengendapan kira-kira sama dengan kecepatan pengendapan berdasarkan perhitungan hukum Newton. Proses tersebut yang dinamakan ITERATIF ITERATIF..
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
33
Jawaban Proses Iteratif Iteratif •
•
Untuk asumsi kecepatan pengendapan awal, gunakan hukum Stoke sama dengan perhitungan per hitungan sebelumnya. CD = 24/94,9 + 3/√94,9 + 0,34 = 0,901 Gunakan koefisien koefisien drag pada persamaan Newton untuk menentukan kecepatan pengendapan partikel. (2,65 – vp = ((4g/3CD). (sg – 1). d))1/2 = ((4.9,81 m/s2 /3.0,901). (2,65 – 1). 0,5.10-3 m))1/2 = 0,109 m/s dikarenakan kecepatan kecepatan pengendapan awal yang diasumsikan 0,224 m/s tidak sama dengan kecepatan kecepatan pengendapan awal hasil perhitungan dengan hukum Newton = 0,109 m/s, maka iterasi kedua perlu dihitung.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
34
Jawaban Proses Iteratif Iteratif •
•
Untuk iterasi kedua, asumsi kecepatan pengendapan = 0,09 m/s dan kalkulasi nilai dari Nre. Gunakan Nre untuk menentukan CD dan gunakan CD dalam persamaan Newton untuk menentukan nilai kecepatan pengendapan. Nre = 0,85.(0,09 m/s).(0,5.10-3 m) / (1,003.10-6 m2/s) = 38,1 CD = 24/38,1 + 3/√38,1 + 0,34 = 1,456
vp = ((4g/3CD). (sg – (sg – 1). d))1/2 = ((4.9,81 m/s2
/3.1,456). (2,65 – (2,65 – 1). 0,5.10-3 m))1/2 = 0,086 m/s ≈ 0,09 m/s
•
Kesimpulannya : kecepatan pengendapan yang dihitung berdasarkan nilai Nre haruslah sama dengan persamaan Newton.
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
35
Summary •
•
•
Stoke’s Equation vp = g.(sgp – 1).dp2 / 18ѵ 18ѵ Newton’s Newton’s Equation Equation vp = ((4g/3CD). (sg – (sg – 1). d))1/2 Standar Equation Nre = ɸ.vp.dp / ѵ CD = 24/Nre + 3/√Nre + 0,34
27/10/2012
sumber: MetCalf & Eddy 2003
36
TIPE-TIPE PENGENDAP PENGENDAPAN AN PARTIKEL •
•
Pengendapan tipe I: pengendapan untuk partikel yang mengendap mengenda p dengan kecepatan konstan (partikel diskrit) -- partikel diremoval bila vs > v Pengendapan tipe II: selama proses pengendapan, kecepatan mengendap partikel meningkat (partikel flokulen)
Pretreatment atau pengolahan pendahuluan merupakan pengolahan awal air minum atau air baku yang kekeruhannya tinggi melampaui kapasitas pengolah konvensional Ada 2 jenis pengolahan pendahuluan yang umum digunakan : 1. Plain sedimentation atau prasedimentasi 2. Roughing Roughing filter
PRA SEDIMENTASI
PRA SEDIMENTASI •
Pra sedimentasi Pengendapan tipe I
•
Pra sedimentasi pengendapan partik part ikel el diskrit
•
Partikel diskrit: partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran dan berat selama proses pengendapan
TUJUAN PRA SEDIMENTASI •
•
partikel kel kekeruhan kekeruhan dalam air Memisahkan parti agar tidak membebani unit-unit selanjutnya seperti koagulasi/ flokulasi, sedimentasi dan filtrasi Investasi lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai unit sedimentasi dengan tambahan tube settler,dll di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas
ZONA-ZONA PENGENDAPAN
Ada 4 zona agar efisiensi pemisahan kekeruhan optimal : 1. Zona inlet
2. Zona Zona peng pengen enda dapa pan n 3. Zona ou outlet 4. Zona lu lumpur
Kedalaman ruang lumpur bak pengendap I tergantung pada : 1. Met Metode ode pen pengur gurasa asan n lum lumpur pur
2. Fr Frek ekue uens nsii pen pengu gura rasa san n 3. Kadar lump lumpur ur air air baku baku dan dan massa massa jenis lump lumpur ur
Bentuk bak pengendap I pada umumnya : 1. Persegi Persegi panjang panjang (Rectangula (Rectangulair), ir), dengan dengan pola pola ali aliran ran horizontal 2. Radial Radial atau bundar bundar dengan dengan pola pola aliran aliran radial radial atau atau upflow upflow
Pengendap I bentuk persegi didisain dengan kemiringan dasar 5 – 10 % bila pengurasannya dengan cara manual setiap 6 bulan sekali Dan bila pengurasannya menggunakan scrapper mekanis maka kemiringan dasarnya dasarnya : 1 %
JENIS PRA SEDIMENTASI SEDIMENTASI •
Persegi- 4 aliran horizontal Inlet
Outlet
Ruang lumpur
Aliran Horizontal
•
Silinder aliran horizontal Inlet Outlet
Outlet
Ruang lumpur
Horizontal Radial
Silinder aliran vertikal Inlet
Outlet
Outlet
Ruang lumpur
Upflow
Type I Settling -- Stokes’ Law vs
g ( s
)
18
where νs
= settling velocity
ρs
= density of particle (kg/m3)
ρ
= density of fluid (kg/m3)
g = gravitational constant (m/s2) d = particle diameter (m) μ
= dynamic viscosity (Pa·s)
Teori Pengendapan Partikel : Pada saat partikel berada dalam air, air, akan terjadi percepatan hingga kecepatan terbatas terakhir tercapai, sehingga : Gaya gravitasi = gaya drag friksi Gaya gravitasi = ( ρs – ρ) g V Dimana : ρs = kerapatan massa partikel ρ
= kerapatan massa air
V
= volume partikel
Dengan analisa dimensional, dapat diketahui : gaya drag friksi = CD A C ρ (vs2/2) Dimana : CD = koefisien Drag Newton AC = Luas penampang melintang partikel
vs = Kecepatan pengendapan partikel
CD tidak tetap, bervariasi tergantung pada nilai bilangan Reynold (NRe) dan dengan bentuk partikel spherikal : NRe
0,5 , maka CD = 24/NRe
0,5 < NRe
104, maka CD = (24/NRe) + (3/NRe 1/2) + 0,34
Dalam sedimentasi : NRe = ρvsd/μ Dimana : d = diameter partikel
Dengan kondisi keseimbangan : Untuk kondisi laminer : NRe
0,5 dan CD = 24/NRe
vs = [ gd2 (Ss -1)]/18
(HUKUM STOKE)
Untuk kondisi turbulen : 5 x 10 2 < NRe < 104 dan CD = 0,4 vs = { 3,3 gd (Ss – 1)}1/2
KRITERIA PERENCANAAN : 1. Wak aktu tu peng pengen enda dapa pan n : 1 – 3 jam 2. Ke Kedal dalama aman n ruan ruang g pengen pengendap dapan an (1 – 3) m 3. Kecepatan Kecepatan pengen pengendapan dapan partikel partikel diperoleh diperoleh dari analisa analisa kolom kolom test test di laboratorium 4. Performan Performance ce atau atau kinerja kinerja pengendap pengendap berdas berdasarka arkan n pada grafik grafik performance 5. Bil Bilang angan an NRe NRe < 2000 2000 dan dan Nilai Nilai Froude Froude alir aliran an > 10-5
RUMUS – RUMUS YANG DIGUNAKAN : vs
= {g/18 (Ss – 1)/D} d2 = [4/3 g/CD {(Ss – Sa)/Sa} D]1/2
(HUKUM STOKE)
Kecepatan horizontal (vH) harus lebih kecil dari kecepatan penggerusan (vsc) vsc = { 8β/λ (ρs – ρw/ρw) g d}1/2 Dimana : β = faktor friksi porositas = 0,02 – 0,012 λ = faktor faktor friksi friksi hidrolis = 0,03 0,03 ρs = massa jenis partikel ρw = massa jenis air d = diameter partikel g = percepatan gravity Kedalaman ruang pengendapan lumpur jangan terlalu dalam : H = 1/12 L0,8 Dimana : H = kedalaman air L = panjang ruang pengendapan Perbandingan panjang dan lebar ruangan pengendapan : L : B = 1 : 6 dan 1 : 10
ROUGHING FILTER
•
Roughing filter (vertikal & horizontal)
Influen
Efluen
Media kerikil
Vertical Flow
Ke Flash Mix
Denah Roughing Filter
Media kerikil efluen Influen
Influen
Dinding diperforasi
Horizontal Flow Influen
Kerikil
Potongan
efluen
Perforated wall
KEUNTUNGAN ROUGHING FILTER •
Luas area lebih kecil
•
menurunkan kekeruhan 90%
•
menurunkan warna 40-60%
•
menurunkan COD (z.organik) 80% (z.organik (z.organik + HOCl
THMs)
YANG MEMPE MEMPENGARUH NGARUHII PRA SEDIMEN SEDIMENT TASI •
•
•
•
•
•
Beban permukaan (m3/ hari/ m2 luas permukaan bak), dan tidak tergantung pada waktu tinggal
Beban permukaan merupakan perbandingan debit dengan luas permukaan bak Beban permukaan kecil, bak makin luas, efisiensi pemisahan kekeruhan makin tinggi Distribusi aliran masuk harus merata, dapat dilaku-kan dengan sekat yang diperforasi Beban pelimpah (m3/ hari/ m panjang pelimpah) pada aliran keluar Beban pelimpah merupakan perbandingan antara debit dengan panjang pelimpah di aliran keluar bak prasedimentasi prasedimentasi
•
•
•
Turbulensi diantaranya disebabkan oleh perbedaan suhu di dasar & di permukaan air, angin, aliran pendek, bil Reynold yang terlalu tinggi Pembuangan lumpur harus secara periodik periodik,, tergantung tergantung pada kadar SS dan debit aliran yang masuk Tinggi lumpur dibatasi agar tidak tergerus kembali ke pelimpah.
SOAL 1. Sebuah Sebuah kolom olom anali analisa sa untuk untuk pengen pengendap dapan an seti setinggi nggi 4 ft digunakan untuk mengendapkan partikel diskrit dengan hasil analisa sbb : Lama pengendapan (menit) : 0,5, 1,0, 2,0, 4,0, 6,0 dan 8,0, berturut turut menghasilkan sisa fraksi berat : 0,56, 0,48, 0,37, 0,19, 0,05 dan 0,02. Apabila kecepatan kecepatan klarifikasi yang diinginkan 0,08 ft3/detik/ft2, berapa % pemisahan total yang terjadi ? Dan plotting grafiknya ! 2. Renca Rencanak nakan an bangu bangunan nan pra prased sedime iment ntasi asi apabi apabila la debit debit air air yang yang diolah (Q) 100 L/detik. Direncanakan bangunan prasedimentasi prasedimentasi ada 4 buah dan harga kecepatan pengendapan partikel dari analisa kolom 0,02 cm/detik.