MAKALAH FARMASETIKA
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. Deny Hermia (0443050010) 2. Dian Trisnawati (0443050009) 3. Harum Diana (0443050038) 4. Oktaviani Ginting (0443050006)
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta Utara. Telepon : (62-21) 685666
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatk panjatkan an kehadir kehadirat at Tuhan Tuhan Yang Maha Esa, Esa, yang selalu selalu menyertai kita dalam setiap langkah kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan suatu tantangan bagi bangsa Indonesia umumnya dan para mahasiswa khususnya sebagai kader bangsa yang diharapkan dapat menggali, menerapkan ilmu, sehingga mampu mencari mencari suatu suatu solusi solusi dalam dalam menghad menghadapi api permasal permasalahan ahan di lingkun lingkungan gan masyara masyarakat kat maupun dengan dunia luar di era globalisasi ini. Makalah Farmasetika ini disusun sedemikian rupa agar dapat meningkatkan pengetahuan pengetahuan mahasiswa, mahasiswa, meskipun masih masih ada kekurangan di dalam penyajian makalah makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan perbaikan makalah makalah Farmasetika Farmasetika ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi semua yang menggunakannya.
Jakarta, Januari 2005
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan ...................................................................................................1 Definisi unguenta ...........................................................................................1 Latar belakang .................... .............................. .................... .................... .................... .................... ...................................1 .........................1 Tujuan……………………………………………………………………. 2 BAB II
Penggolongan salep .......................................................................................3 Skema penggolongan penggolongan salep .................... .............................. .................... .................... ...................................3 .........................3 Penggolongan salep menurut konsistensinya.................................................4 Penggolongan salep menurut sifat farmakologi/therapeutika dan berdasarkan berdasarkan penetrasinya penetrasinya .................... .............................. .................... .................... ......................................5 ............................5 Penggolongan salep menurut dasar salepnya ................................................5 BAB III
Bahan penyusun dasar salep ..........................................................................7 Dasar salep hidrokarbon ................................................................................7 Dasar salep serap (sebagai emolien)..............................................................8 Dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air.............................................8 Dasar salep larut dalam air ............................................................................9 BAB IV
Kualitas dasar salep .......................................................................................10
BAB V
Pemilihan dasar salep ........................................................................................11 BAB VI
Komponen salep ................................................................................................12 BAB VII
Penggunaan salep ..............................................................................................13 BAB VIII
Evaluasi..............................................................................................................14 BAB XI
Formula Formula unguenta unguenta ................... ............................. .................... .................... .................... ............................................1 ..................................16 6 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
I.
Defin efiniisi Unguenta enta (Sa (Salep lep) :
A. Menuru Menurutt Farmokop Farmokopee Indonesi Indonesiaa Ed. III III Sale Salep p adala adalah h sedia sediaan an sete setenga ngah h padat padat yang yang mudah mudah diole diolesk skan an dan dan digunakan sebagai obat luar. B. Menuru Menurutt Farmako Farmakope pe Indones Indonesia ia Ed. Ed. IV Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Syarat-syarat Unguenta adalah sebagai berikut : 1. Tida Tidak k berb berbau au ten tengi gik. k. 2. Kecu Kecual alii diny dinyat atak akan an lain lain,, kada kadarr baha bahann-ba baha han n obat obat dala dalam m sale salep p yang yang mengandu mengandung ng obat obat keras keras atau atau obat obat narkotik narkotik adalah 10%. 10%. (Ilmu (Ilmu Resep Resep Kelas I untuk SMF).
II.
Latar B Beelakang
Unguenta (Salep) termasuk di dalam pokok bahasan materi semester I yang dipelajari dan akan dijadikan pula sebagai bahan materi Ujian Akhir Semester, untuk itu kami kami membuat membuat makala makalah h ini dengan dengan mengam mengambil bil judul judul dari dari pokok pokok bahasan bahasan materi materi semester I.
1
III.
Tujuan
Bahan-bahan materi yang terdapat di dalam makalah ini kami ambil dari beberapa sumber buku yang dapat dijadikan dijadikan sebagai sebagai acuan untuk melengkapi melengkapi isi makalah makalah ini. Dengan Dengan adanya adanya makalah makalah ini diharapk diharapkan an dapat dapat membant membantu u mahasisw mahasiswaa dalam memberikan pengetahuan tentang pokok bahasan materi Unguenta.
2
BAB II PENGGOLONGAN SALEP
I. Skema penggolongan salep :
Unguenta Cream Menurut
Pasta
Konsistensinya Cerata Galones Spumae (Jelly)
Salep Epidermic Penggolongan Salep
Menurut Sifat Farmakologi atau Theurapeutica dan
Salep Endodermic
berdasarkan berdasarkan Penetrasiny Penetrasinyaa Salep Diadermic
Salep Hydropobic Menurut Dasar Salepnya Salep Hydrophillic
3
II.
Menurut konsistensinya konsistensi nya salep dapat dibagi menjadi : •
Unguenta Unguenta
: Adalah salep yang mempunyai mempunyai konsentrasi konsentrasi seperti seperti mente mentega ga tidak tidak menca mencair ir pada pada suhu suhu bias biasa, a, teta tetapi pi mudah mudah diolesk dioleskan an tanpa tanpa memakai memakai tenaga. tenaga. (Ilmu (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah farmasi).
•
Cream
: Adalah suatu salep yang banyak mengandung air, mudah diserap dikulit. Suatu tioe yang dapat di cuci cuci deng dengan an air. air. (Ilm (Ilmu u Rese Resep p Kela Kelass I Untu Untuk k Sekolah Menengah farmasi).
•
Pasta
: Adalah suatu salep yang banyak mengandung lebih dari dari 50% 50% zat padat padat (ser (serbuk buk). ). Suat Suatu u salep salep tebal tebal merupaka merupakan n penutup/ penutup/peli pelindung ndung bagian bagian kulit kulit yang dibe diberi ri.. (Il (Ilmu Res Resep Kelas elas I Untuk ntuk Seko Sekola lah h Menengah farmasi).
•
Cerata
: Adalah suatu salep berlemak berlemak yang mengandung mengandung persentase persentase tinggi lilin (waxes), (waxes), hingga konsentrasi konsentrasi lebih keras. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah farmasi).
•
Gelones Gelones Spumae (Jelly) (Jelly) : Adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya Umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa mukosa, sebagai sebagai pelicin pelicin atau atau basis, basis, biasany biasanyaa terdiri terdiri dari
4
camp campur uran an sede sederh rhan anaa dari dari miny minyak ak dan dan lema lemak k dengan dengan titik titik lebur lebur yang rendah. Washable Washable Jelly Jelly meng mengan andu dung ng
muci mucillagin agines es,,
misa misaln lnya ya
:
gom, om,
tragacanth, amylum. Contoh : Stareh jellies (10% amylum dengan air mendidih). (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
III. Menurut Menurut sifat sifat Farmakol Farmakologi/T ogi/Thera herapeut peutica ica dan berd berdasa asarkan rkan pen penetra etrasinya sinya salep dapat dibagi dalam :
1. Salep Salep Epide Epidermi rmicc (Epid (Epiderm ermic ic ointmen ointmentt., Salep penutup). Melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal. Tidak Tidak diabs diabsor orbs bsii ; kadan kadangg-kad kadang ang dita ditamba mbahka hkan n antis antisept eptica ica,, astr astring ingen, en, merendahkan rangsangan. Dasar salep yang terbaik terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin). (vaselin). (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah farmasi). 2. Sale Salep p Endo Endode derm rmic ic Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam, tetapi tidak melalui kulit, terasorbsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal irisan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah farmasi). 3. Sale Salep p Diad Diader ermi mic. c. Salep-salep supaya bahan-bahan obatnya menembus kedalam melalui kulit
5
dan mencapai efek yang diinginkan. Misalnya pada salep yang mengandung senyawa mercuri, Yodida, Belladonnae. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
IV.
Menurut dasar salepnya make make salep dapat dibagi menjadi menjadi :
a. Salep Hydropobic Salep-salep dengan bahan dasar berlemak (greasy bases) Misalnya : campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, dan malam tak tercuci dengan air. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah farmasi). b. Salep Hydrophil Hydrophillic lic Salep yang kuat menarik air biasanya dasar salep type O/W atau seperti dasar salep salep Hydroph Hydrophobi obicc tetapi tetapi konsentr konsentrasi asinya nya lebih lebih lembek lembek kemung kemungkina kinan n juga juga dengan type O/W antara lain, campur sterol-sterol dan petrolatum. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah farmasi).
6
BAB III BAHAN PENYUSUN DASAR SALEP
I.
Bahan ahan-b -ba ahan han pen penyu yusu sun n da dasar sar sa salep lep :
A. Dasar Salep Hidrokarbon Pada Pada jenis jenis dasar dasar sale salep p ini, ini, kompon komponen en yang yang bera berair ir hanya hanya dapat dapat dica dicamp mpur urka kan n
dala dalam m
juml jumlah ah
sedi sediki kit. t.
Sale Salep p
ini ini
dima dimaks ksud udka kan n
untu untuk k
memper memperpanj panjang ang kontak kontak bahan bahan dengan dengan kulit kulit dan bertind bertindak ak sebagai sebagai bahan bahan penutup saja. Dasar hidrokarbon hidrokarbon dipakai terutama terutama untuk emolien emolien dan sukar dicuci. dicuci. Tidak Tidak mengeri mengering ng dan tidak tidak berubah berubah dalam dalam waktu waktu lama. lama. (Howar (Howard d Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi). Contoh dasar salep hidrokarbon : •
Vaselin Kuning / Flavum (Petrolatum) Merupakan campuran dari hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi. (Howard Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
•
Vaselin Putih / Album (White Petrolatum) Merupak Merupakan an vaseli vaselin n kuning kuning yang dicampur dicampurkan kan dipucat dipucatkan kan dengan dengan asam asam sulfat sulfat,, maka maka tidak tidak boleh boleh digunak digunakan an untuk untuk mata. mata. (Howar (Howard d Ansel Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
•
Salep kuning (Yellow Ointment) Merupakan campuran dari 5 bagian Cera Flava dengan 95 bagian
7
Petrolatum / Vaselin Flavum. (Howard Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi). •
Salep Putih (White Petrolatum) Merupakan campuran dari 5% Cera Album dengan Vaselin Putih / Petrolatum Putih. (Howard Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
•
Parafin Liquidum dan Parafin Solidum Parafin Liquidum Liquidum / Parafin Parafin cair merupakan obat dalam untuk laksam. Ada 2 macam kualitas, yaitu : 1. Viscositasnya Viscositasnya ringan digunakan digunakan untuk untuk membuat membuat vanishing cream. 2. Viscosi Viscositas tasnya nya berat berat digunaka digunakan n untuk membu membuat at cold cream. cream.
•
Minyak Mineral Merupak Merupakan an campura campuran n dari dari hidrokar hidrokarbon bon cair yang dihasil dihasilkan kan dari dari minyak bumi. Berguna dalam menggerus bahan yang tidak larut pada preparat salep dengan dengan dasra dasra lemak. lemak. (Arief, (Arief, Farmacetica) Farmacetica)
B. Dasar Salep Serap (sebagai emolien) Dasar salep serap dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu : 1. Dasar Dasar salep salep yang yang dapat dapat berca bercamp mpur ur dengan dengan air, air, memb memben entu tuk k emul emulsi si air dalam minyak (W/O). Contoh : Parafin Hidrofilik dan Lanolin Anhidrida. 2. Emul Emulsi si air air dal dalam am min minya yak k (W/O) yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan. Contoh : Lanolin dan Cold Cream(Howard Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
8
C. Dasar Salep Salep yang dapat Dibersihkan dengan Air Merupakan emulsi minyak dalam air (O/W) yang mudah dibersihkan denga dengan n air, air, biasa biasa dise disebut but seba sebagai gai crea cream, m, seri sering ng digun digunak akan an untuk untuk dasar dasar kosmetik. Keuntungan dasar salep yang dapat dibersihkan dengan air adalah : 1. Bahan Bahan obat menjadi menjadi lebih lebih efektif efektif mengguna menggunakan kan dasar dasar salep salep ini dari pada menggunakan dasar salep hidrokarbon. 2. Dapat Dapat dience diencerk rkan an denga dengan n air dan muda mudah h menye menyera rap p caira cairan n yang yang terj terjadi adi pada kelainan kelainan dermatologik. dermatologik. (Howard (Howard Ansel Ansel C. Pengantar Pengantar Bentuk Bentuk Sediaan Sediaan Farmasi).
D. Dasar Salep Salep Larut dalam Air Dasar salep larut dalam air disebut juga sebagai dasar salep berlemak. Dasar salep ini hanya mengandung komponen yang larut dalam air yang disebut greasel disebut greaseless ess karena tidak tidak mengand mengandung ung bahan bahan berlem berlemak ak larutan larutan air tidak tidak efektif efektif dicampu dicampurka rkan n kedalam kedalam bahan dasar ini karena mudah melunak dengan penambahan penambahan air. (Howard (Howard Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
9
BAB IV KUALITAS DASAR SALEP
I. Ku Kuali alita tass dasar dasar salep salep yan yang g baik baik adal adalah ah : •
Stabil, Stabil, yaitu selama masih digunakan digunakan untuk mengobati mengobati maka salep harus bebas dari inkompabilitas, inkompabilitas, tidak terpengaruh terpengaruh oleh suhu dan kelembapan kelembapan kamar. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
•
Lunak Lunak,, yait yaitu u semu semuaa zat yang yang ada ada dalam dalam sale salep p harus harus dala dalam m keada keadaan an halus halus seluruh produk harus lunak dan homogen. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
•
Mudah dipakai, umunya salep emulsi yang paling mudah dipakai dan mudah dihilangkan dari kulit. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
•
Dasar salep yang cocok, yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghamb menghambat at aksi terapi dari obat yang mampu mampu melepas melepaskan kan obatnya obatnya pada daerah yang diobati. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
•
Dapat terdistribusi merata, yaitu obat harus terdistribusi merata pada dasar salep padat atau atau cair pada pengobatan. pengobatan. (Ilmu Resep Resep Kelas Kelas I Untuk Untuk Sekolah Sekolah Menengah Menengah Farmasi).
BAB V
10
PEMILIHAN DASAR SALEP
I. Pemiliha Pemilihan n dasar salep salep harus harus mempe memperha rhatikan tikan faktor faktor-fak -faktor tor berikut berikut : •
Khas Khasiat iat yang yang diin diingin ginkan kan,, (Ilm (Ilmu u Rese Resep p Kela Kelass I Untu Untuk k Sekol Sekolah ah Menen Menenga gah h Farmasi).
•
Sifat Sifat bahan bahan obat obat yang yang dicam dicampur purkan kan,, (Ilm (Ilmu u Rese Resep p Kela Kelass I Untu Untuk k Sekol Sekolah ah Menengah Farmasi).
•
Kete Keterse rsedia diaan an hayat hayatii dan (Ilm (Ilmu u Resep Resep Kela Kelass I Untuk Untuk Sekol Sekolah ah Menen Menenga gah h Farmasi).
•
Stabilitas dan Jaya tahan sediaan jadi dalam penyimpanan. (Ilmu Resep Kelas I Untuk Sekolah Menengah Farmasi).
BAB VI
11
KOMPONEN UMUM SALEP
Salep terdiri dari basis salep, yang dapat berupa sistem sederhana (misalnya vaselin) atau dari komposisi yang lebih kompleks (misalnya sistem yang mengandung emulgator), bersama dengan bahan aktif atau kombinasi bahan aktif. Bahan aktif adalah zat berkhasiat yang digunakan untuk mendapatkan efek yang diinginkan. (R. Voight, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi)
BAB VII
12
PENGGUNAAN SALEP
I. Salep Salep yang yang digun digunak akan an pada pada ku kulit lit..
Salep Salep yang digunak digunakan an pada pada kulit kulit memungk memungkinka inkan n kulit kulit untuk untuk mengat mengatur ur absorpsi obat. Pada umumnya, menggosokkan atau mengoleskan waktu pemakaian pada kulit akan meningkatkan meningkatkan jumlah jumlah obat yang diabsorpsi diabsorpsi dan semakin semakin lama mengoleskan dengan digosok-gosok semakin banyak pula obat diabsorpsi. (Howard Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
II. Salep Salep yang yang digunak digunakan an pada pada mata. mata.
Salep yang digunakan pada mata ditempatkan pada garis tepi kelopak mata. Salep mata dituntut harus steril atau ekstrim miskin kuman (angka kuman 0) dan tida tidak k mera merang ngsa sang ng,, memi memili liki ki daya daya leka lekatt yang yang baik baik pada pada mata mata,, daya daya seba sebar r memuaskan dan lembut. Salep mata ini diisikan ke dalam tube yang terbuat dari plastik plastik atau timah dimana sebelumnya sebelumnya telah dibuat steril. Tube-tube ini khas kecil, yang isinya kurang lebih 3,5 g salep dan dicocokkan dengan ujungnya berliku sempit sempit yang memung memungkink kinkan an lompata lompatan n segumpa segumpall kecil kecil salep(H salep(Howa oward rd Ansel Ansel C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi).
BAB VIII
13
EVALUASI
1. Salep merupakan merupakan salah salah satu satu contoh obat yang yang pemakaiannya pemakaiannya secara secara transder transdermal mal atau atau melalui melalui permukaa permukaan n kulit.(H kulit.(Howa owarr C.Ansel C.Ansel,, Penganta Pengantarr Bentuk Bentuk Sediaan Sediaan Farmasi). 2. Sale Salep p dapa dapatt meng mengan andu dung ng obat obat atau atau tida tidak k meng mengan andu dung ng obat obat,, yang yang dise disebu butt tera terakhi khirr biasa biasanya nya dikat dikataka akan n seba sebaga gaii “dasar “dasar sale salep” p” (bas (basis is oint ointme ment nt)) dan digunakan sebagai pembawa dalam penyiapan salep yang mengandung obat. (Howard C.Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi). 3. Absor Absorps psii obat obat mel melalu aluii kulit kulit Prinsip dasar difusi zat melalui membran. Prinsip absorpsi obat atau zat melalui kulit adalah difusi pasif , oleh karena itu perlu dipahami mengenai prinsip dasar difusi zat melalui membran. Difusi pasif adalah proses dimana suatu substansi bergerak dari daerah suatu suatu sistem sistem pada daerah daerah lain lain dan terjadi terjadi penuruna penurunan n kadar kadar gradien gradien diikutu diikutu bergeraknya bergeraknya molekul. molekul. (Moh.Anief, (Moh.Anief, Formulasi Formulasi Obat Topikal Dengan Dengan Dasar Penyakit Kulit ). 4 . Tes Homogenitas Jika Jika dioles dioleskan kan pada sekeping sekeping kaca atau bahan bahan transpa transparan ran lain lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. (Ilmu Resep Kelas I untuk Sekolah Menengah Farmasi). 5. Ster Steril ilisa isasi si Sale Salep p Mat Mataa
14
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari seorang teman, yaitu Susandika Cahyono, sterilisasi salep mata pada pabrik yaitu pembuatan salep dilakukan dengan cara biasa (dicampurkan secara homogen) dan dimasukkan ke dalam tube dengan cara biasa pula. Setelah menjadi satu kemasan yang utuh , kemudian disinari dengan sinar ozon. Sinar ozon di sini berfungsi untuk menghentikan pertumbuhan mikroba. Dengan demikian salep mata siap untuk dipasarkan. Tetapi berdasarka berdasarkan n yang penulis peroleh peroleh ketika duduk di bangku bangku SMF pembuatan pembuatan salep mata mata dilakukan dilakukan dengan cara cara diserkai diserkai panas, yaitu yaitu semua semua bahan ditimbang dalam cawan penguap yang telah dilapisi dengan kertas penyaring, kemudian dileburkan di atas penangas air. Setelah lebur, diangkat dan serkai. Kertas saring di sini berfungsi untuk menyaring kotoran kotoran yang ada dalam bahan salep. Namun cara ini hanya dapat menyaring kotoran yang mempunyai partikel padat dan kasat mata, sedangkan sedangkan virus dan mikroba mikroba yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang tidak dapat disaring.
15
BAB IX FORMULA UNGUENTA
ACIDI SALICYLICI SULFURIS UNGUENTUM Salep Asam Salisilat Belerang Salep 24
Komposisi.
Tiap 10 g mengandung : Acidum Salicylicum
200 mg
16
Sulfur
400 mg
Vaselinum album hingga
10 g
Penyimpanan Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup tertutup rapat.
Dosis
: 3 sampai 4 kali sehari, dioleskan.
Ditanya
Sulfur - Praecipitatum - Depuratum
Penyelesaian
: - Acid. Salicyl + etanal 95% + ½ vaselin album, gerus (dikeluarkan) (Formularium Nasional)
HYDROCORTISONI UNGUENTUM Salep Hidrokortison
Komposisi
Tiap 10 g mengandung : Hydrocortisonum
100 mg
Adeps Lanae
1
Vaselin album hingga
10 g
g
Penyi nyimpanan nan
: Dalam wa wadah te tertutup ba baik, te terlindu ndung dari ca cahaya.
Dosis
: 2 sampai 4 kali sehari, dioleskan.
Catatan
: 1. 1 .Digunakan Hidrokortison serbuk sangat halus.
17
2.Dapat juga digunakan Hidrokortison Asetat serbuk sangat halus. 3.Sediaan berkekuatan lain : 50 mg ; 250 mg. Penye nyelesaian
: Hydrocortison + adeps lanale+ vaselin da dalam mortir. Gerus ad homogen (Formularium Nasional)
UNGUENTUM LENIENS Salep Sejuk
Komposisi
Cetaceum
12,5 g
Cera alba
12
g
Paraffinum liquidum
56
g
Natrii Natrii Tertaboras Tertaboras
500 mg
Aqua destillata
19
ml
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat.
Dosis
: 2 sampai 3 kali sehari, dioleskan.
Penye nyelesaian
- Cetaceum + cera al alba + Paraff. Li Liq da dalam ca cawan di diuapkan di di atas water bad - Natr Natrii ii Tert Tertab abor oras as dila dilaru rutk tkan an dala dalam m air air pana panas, s, kemu kemudi dian an masukkan ke dalam hasil leburan, tambahkan sisa air panas, kemudian gerus ad homogen dan dingin. (Formularium Nasional)
18
CHLORAMPHENICOLI UNGUENTUM Salep Kloramfenikol
Komposisi.
Tiap 10 g mengandung : Chloramphenicolum
200 mg
Propylenglucolum
1
g
Adeps Lanae
1
g
Vaselinum album hingga
10
g
Penyimpana
: Dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube.
Dosis
: 2 sampai 3 kali sehari, dioleskan.
Catatan
Pada etiket harus juga tertera : Daluwarsa.
Penye nyelesaia aian
- Klora oramfenika ikal dig digerus deng dengaan pro propyl pylengl nglikal dal dalam lumpang ang - tambahk tambahkan an Adeps Adeps Lanae, Lanae, gerus gerus - kenudian tambahkan tambahkan vaselin vaselin album, album, gerus gerus ad homogen homogen (Formularium Nasional)
AETHYLIS AMINOBENZOATIS TANNINI UNGUENTUM Salep Etil Aminobenzoat Tanin Salep Wasir
19
Komposisi.
Tiap 10 g mengandung : Aethylis Aminobenzoas
20 g
Tanninum
1 g
Adeps Lanae
2 g
Vaselinum Flavum hingga
10 g
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Dosis
: 2 sampai 3 kali sehari, dioleskan.
Penye nyelesaian
- Aethylis Am Aminob nobenzo nzoas di digerus de denga ngan Ad Adeps La Lanae da dalam lumpang. - Tannin digerus digerus dengan dengan Vaselin Vaselin Flavium, Flavium, kemudian tambahkan tambahkan campuran di atas, gerus ad homogen. (Formularium Nasional)
20
DAFTAR PUSTAKA
Anif, Moh. 1997. Formula 1997. Formulasi si Obat Topikal Topikal Dengan Dasar Penyakit Penyakit Kulit . Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. _________. 2000. Farma 2000. Farmasetika. setika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. _________. 2003. Ilmu 2003. Ilmu Meracik Meracik Obat Obat . Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Ansel Ansel C, Howard. Howard. 1989. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Farmasi. Jakarta: Jakarta: Universitas Universitas Indonesia. Departemen Departemen Kesehatan Kesehatan Republik Republik Indonesia. Indonesia. 1995. Farmakope Farmakope Indonesia Indonesia Edisi IV. Jakarta. ________. 1978. 1978. Formul Formularium arium Nasional. Nasional. Jakarta. ________. 1994. 1994. Ilmu Ilmu Resep Resep Kelas Kelas I untuk untuk Sekolah Menengah Farmasi. Farmasi. Jakarta. Voight, R. 1995. Buku 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Farmasi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
21