- UKL – UPL UPL PETERNAKAN AYAM PEDAGING
Jl. Raya Purabaya Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
@ 2016
LAMPIRAN – LAMPIRAN LAMPIRAN
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
Pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Bupati Sukabumi No. 53 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UKL-UPL di Kabupaten Sukabumi.
Kegiatan yang tidak menimbulkan menimbulkan dampak besar dan penting diharuskan menyusun dokumen UKL-UPL, sehingga rencana operasional Peternakan Ayam Pedaging di Kabupaten Sukabumi kategori dampaknya kecil, tetapi tetap harus diantisipasi dan dilakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang memadai.
Tujuan penyusunan dokumen UKL-UPL ini khususnya agar dapat digunakan sebagai pedoman bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup juga bagi Dinas/Instansi terkait di Kabupaten Sukabumi, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada segenap pihak yang telah mendukung penyelesaian dokumen UPL-UKL ini.
Sukabumi,
Juli 2016
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
2.1.
Nama Kegiatan ……………………………………………………... ......
ii-1
2.2.
Lokasi Kegiatan ……………………………………………………….....
ii-1
2.3.
Skala Kegiatan ……………………………………………………………
ii-3
2.4.
Kesesuaian Tata Ruang ……………………………………………….
ii-11
2.5.
Rona Lingkungan Awal
ii-12
2.6.
Tahap Pra Konstruksi …………………………………………………
ii-13
2.6.1. Sosialisasi kepada masyarakat ………………………. ……………………….
ii-13
2.6.2. Pembeasan lahan …………………………………………..
ii-14
2.6.3. Pengurusan Perizinan …………………………………… ..
ii-15
Tahap Konstruksi ………………………………………………………. .
ii-15
2.7.1. Rekrutmen tenaga kerja konstruksi …………………. ………………….
ii-15
2.7.2. Pematangan Pematangan lahan ………………………………………….
ii-16
2.7.3. Mobilisasi Peralatan dan material ........................ ........................
ii-17
2.7.4. Pembangunan sarana dan prasarana ..................
ii-17
Tahap Operasi ……………………………………………………... .......
ii-24
2.8.1. Mobilisasi Tenaga Kerja …………………………………. ………………………………….
ii-24
2.8.2. Kegiatan Peternakan …………………………………….. ……………………………………....
ii-25
2.7.
2.8.
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
3.1.
Tahap Pra Konstruksi ……………………………………………… ………………………………………………... ...
iii-1
3.2.
Tahap Konstruksi ……………………………………………………….
iii-4
3.3.
Tahap Operasi …………………………………………………………….
iii-10
MATRIKS UKL – UPL
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
Hal. Table 2.1. Penggunaan Lahan …………………………………………………………………..
ii-3
Table 2.2. 2.2. Luas bangunan …………………………………………………………………………. ii-3 Table 2.3. Populasi ternak ………………………………………………………………………..
ii-4
Tabel 2.4. Pemberian pakan ternak ………………………………………………………….. …………………………………………………………..
ii-6
Tabel 2.5. Pemberian minum ternak ………………………………………………………….
ii-7
Tabel 2.6. Vaksin dan obat-obatan obat-obatan ……………………………………………………………. …………………………………………………………….
ii-10
Table 2.7. 2.7. Tenaga kerja ……………………………………………………………………………
ii-11
Table 2.8. 2.8. jadwal rencana kegiatan ………………………………………………………… …………………………………………………………
ii-11
Table 2.9. 2.9. Baku mutu air limbah ………………………………………………………………
ii-13
Table 2.10. 2.10. Perizinan yang dimiliki …………………………………………………………….. ii-15 Table 2.11. 2.11. Tenaga kerja konstruksi ………………………………………………………….. ii-16 Table 2.12. 2.12. Peralatan yang digunakan ………………………………………………………. ……………………………………………………….
ii-17
Table 2.13. Material yang digunakan …………………………………………………………. …………………………………………………………. ii-17 Table 2.14. 2.14. Fungsi bangunan …………………………………………………………………….
ii-18
Table 2.15. 2.15. Jenis tanaman RTH …………………………………………………………………. ii-22 Table 2.16. 2.16. Kebutuhan tenaga kerja tahap operasi ……………………………………. ……………………………………. ii-25 Table 2.17. Kebutuhan air bersih ………………………………………………………………. ………………………………………………………………. ii-26 Table 2.18. 2.18. Volume timbulan sampah ……………………………………………………….. ii-28 Tabel 2.19. 2.19. Volume limbah B3 …………………………………………………………………..
ii-28
Tabel 2.20. Volume kotoran ternak ……………………………………………………………
ii-29
Table 2.21. Durasi kendaraan ………………………………………………………………….
ii-31
Table 2.21. 2.21. Koefisien limpasan …………………………………………………………………. ii-31 Table 3.1. Perubahan debit limpasan l impasan air hujan tahap konstruksi ………………… ………………… iii-5
UKL-UPL Peternakan Ayam Pedaging
Hal Gambar 2.1. Lokasi kegiatan …………………………………………………………………… ..
ii-2
Gambar 2.2. Desain kandang ……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………. ii-6 Gambar 2,3, 2,3, Kondisi lahan eksisting …………………………………………………………. ………………………………………………………….
ii-16
Gambar 2.4. 2.4. Muka jalan ROW 6 ………………………………………………………………… ii-18 Gambar 2.5. Desain Drainase ………………………………………………………………….
ii-18
Gambar 2.6. 2.6. Skema penggunaan air bersih ……………………………………………….. ……………………………………………….. ii-19 Gambar 2.7. 2.7. Rencana pemasangan septic tank ………………………………………… …………………………………………
ii-20
Gambar 2.8. 2.8. Model sumur resapan ………………………………………………………….
ii-24
Gambar 2.9. Desain lubang biopori …………………………………………………………..
ii-24
Gambar 2.10. 2.10. Neraca air …………………………………………………………………………… ii-26
Nama Pemohoan
:
Alamat Pemohon
:
Jl. Kesatrian Raya No. 8 RT. 03/03 Kelurahan Kebon
Manggis
Kecamatan
Mantraman
Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta Lokasi Kegiatan
:
Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Penanggung Jawab UKL-UPL - Nama
:
- Jabatan
:
Pemilik
Jenis Usaha
:
Peternakan Ayam Broiler (pedaging) (pedaging)
Luas Tanah
:
4.973 m2
Luas ruang usaha
:
+ 1.500 m2
Luas Bangunan
:
2.976 m2
Jumlah populasi
:
40.000 ekor
Jumlah kandang
:
Satu unit bertingkat dua
Luas kandang
:
120 m x 12 m
Rencana Kegiatan
Kegiatan ini adalah rencana kegiatan pembangunan “Peternakan Ayam Broiler (Pedaging)” yang diprakarsai oleh perorangan yang selanjutnya disingkat dengan kata peternakan. Peternakan yang akan dibangun sesuai rencana kegiatan memiliki luas lahan 4.973 m2 dengan luas ruang usaha 1.500 m2 dan luas bangunan 1.488 m2. Berisikan populasi ternak sebanyak 40.000 ekor ayam broiler (pedaging) dalam kandang berlantai dua dengan ukuran kandang sama panjang 120 m x lebar 12 m sebanyak satu buah kandang.
Rencana kegiatan peternakan secara administrasi berlokasi : Jalan
: Jl. Raya Purabaya
Kampung
: Kp. Padaringan RT. 01/04
Kel./Desa
: Cimerang
Kecamatan
: Purabaya
Kabupaten
: Sukabumi
Provinsi
: Jawa Barat.
Koordinat
: 7°3'57.23"S 106°53'2.92"E
Ketinggian
: 650 dpl
Kesampaian lokasi rencana kegiatan dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan dikarenakan berada di jalan raya Purabaya. Selain itu, jarak lokasi kegiatan dengan pusat Pemerintahan antara an tara lain :
Pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi + 52 KM
Pemerintahan Kecamatan Purabaya + 4 KM
Pemerintahan Desa Cimerang + 2 KM
Pemukiman penduduk terdekat + 150 meter
Rencana Kegiatan
UKL-UPL Peternakan Ayam broiler (pedaging)
Rencana Kegiatan Adapun batas lokasi dengan kegiatan di sekitarnya antara lain : Sebelah utara
: kebun singkong
Sebelah timur
: jalan setapak, kebun campuran
Sebelah selatan
: kegiatan peternakan broiler lain
Sebelah barat
: kebun singkong
Luas lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan peternakan seluas 4.973 m2 dimanfaatkan untuk :
Rencana Kegiatan Adapun batas lokasi dengan kegiatan di sekitarnya antara lain : Sebelah utara
: kebun singkong
Sebelah timur
: jalan setapak, kebun campuran
Sebelah selatan
: kegiatan peternakan broiler lain
Sebelah barat
: kebun singkong
Luas lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan peternakan seluas 4.973 m2 dimanfaatkan untuk :
1
Kandang
1.440
-
1.440
29
2
Gudang dan mess
48
-
48
1
3
Jalan, parkir, pagar
512
-
512
10
Jumlah
2.000
-
2.000
40
4
RTH
2.933
2.933
-
59
5
Tempat bangkai
40
40
-
1
2.973
2.973
-
60
Jumlah Sumber : pemrakarsa
Adapun luas bangunan rencana peternakan sebesar 2.976 m2 untuk pembangunan kandang tipe close house dan gudang serta mess karyawan terdiri dari 2 lantai.
1
Kandang
2
1.440
2.880
2
Mess dan gudang
2
48
96
Sumber : Pemrakarsa
Adapun status lahan untuk lokasi rencana pembangunan peternakan tersebut
Rencana Kegiatan Tiaranita (pemrakarsa). Pada saat ini sedang dalam proses balik nama sertifikat hak milik tanah.
Rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dengan jumlah populasi 40.000 ekor dalam 2 ruang kandang menggunakan sistem close house (sistem tertutup).
1
Lantai dasar
20.000
2
Lantai 1
20.000
Sumber : Pemrakarsa
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Rencananya bibit ayam (DOC) diperoleh dari PT. Inti Plasma (Pokphand Group) melalui perjanjian kerjasama dengan pemrakarsa. Pemasukan ayam bibit dilakukan secara bertahap. Secara singkat DOC ayam yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat. Sedangkan dalam pemeliharaan bibit dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak akan segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas.
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Tujuan membangun kandang closed house adalah: 1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak dengan sistem ventilasi yang baik dapat menjaga kualitas udara beroksigen tinggi di dalam kandang serta
Rencana Kegiatan mampu mengeluarkan gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan ammonia ke luar kandang. 2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan hawa panas dari kandang yang dihasilkan berasal dari tubuh ayam dan lingkungan luar. Kemudian menurunkan suhu udara yang masuk serta mengatur kelembaban yang sesuai. 3. Meminimalisir tingkat stress pada ternak, dapat dilakukan dengan cara mengurangi
stimulasi
yang
dapat
menyebabkan
stress,
dengan
cara
mengurangi kontak dengan manusia (misalnya dengan feeder dan drinker otomatis, vaksinasi dengan spray dll), serta meminimumkan cahaya dan lainlain.
Kualitas udara dilihat dari kandungan oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida dan amoniak dengan batasan tertentu. Adapun batasan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Oksigen > 19.6%
Karbondioksida < 0.3%
Karbonmonoksida < 10 ppm
Amonia < 10 ppm
Kelembaban relatif 45 - 65%
Kecepatan angin setelah 28 hari 350 - 500 FPM (Feet Per Minute)
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 500 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Selain itu, pembuatan kandang didukung juga dengan lokasi yang yan g agak rindang dan terhalangi oleh tembok pembatas agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur dua kali ka li dalam seminggu dan setiap akhir periode untuk penyucihamaan kandang sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Rencana Kegiatan Ukuran kandang : rencana pembangunan kandang berukuran 120 x 12 meter. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi harus menampung maksimal 10 ekor ayam dewasa. Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm.
Pemberian pakan haruslah memperhatikan kualitas pakan itu sendiri dengan memiliki kadar nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ternak. Kandaungan gizi pakan tiada lain mengandung protein, lemak, serat kasar, kalsium, posfor, karbohidrat,
dan
multi
vitamin.
Pemberian
pakan
berdasarkan
Performance Broiler untuk untuk 60.000 ekor ternak antara lain :
0
-
-
-
0.042
-
1
-
0.013
520
0.049
0.4
2
-
0.015
600
0.059
0.5
3
-
0.018
720
0.075
0.6
4
-
0.021
840
0.094
0.7
5
-
0.024
960
0.117
0.8
6
-
0.027
1080
0.144
0.9
7
I
0.031
1240
0.175
1
8
-
0.035
1400
0.210
1.1
9
-
0.041
1640
0.248
1.2
10
-
0.046
1840
0.290
1.3
11
-
0.052
2080
0.334
1.4
Standar
Rencana Kegiatan 12
-
0.058
2320
0.382
1.5
13
-
0.064
2560
0.433
1.6
14
II
0.070
2800
0.487
1.7
15
-
0.076
3040
0.543
1.8
16
-
0.082
3280
0.602
1.9
17
-
0.088
3520
0.664
2
18
-
0.094
3760
0.727
2.1
19
-
0.100
4000
0.794
2.2
20
-
0.107
4280
0.862
2.3
21
III
0.113
4520
0.932
2.4
22
-
0.118
4720
1.004
2.52
23
-
0.124
4960
1.078
2.64
24
-
0.130
5200
1.153
2.76
25
-
0.135
5400
1.230
2.88
26
-
0.141
5640
1.308
3.00
27
-
0.146
5840
1.387
3.12
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak ayam sebanyak 40.000 ekor dalam satu periode selama 27 hari adalah 78.760 Kg/periode atau 78,76 Ton/periode. Sedangkan, pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam diperkirakan rata-rata dua kali lipat dari jumlah konsumsi pakan per hari.
0
-
-
-
0.042
1
-
0.026
1040
0.049
2
-
0.03
1200
0.059 0.059
3
-
0.036
1440
0.075
4
-
0.042
1680
0.094
5
-
0.048
1920
0.117
6
-
0.054
2160
0.144
7
I
0.062
2480
0.175
8
-
0.07
2800
0.210 0.210
9
-
0.082
3280
0.248
10
-
0.092
3680
0.290
11
-
0.104
4160
0.334
12
-
0.116
4640
0.382
13
-
0.128
5120
0.433
Rencana Kegiatan 14
II
0.14
5600
0.487
15
-
0.152
6080
0.543
16
-
0.164
6560
0.602
17
-
0.176
7040
0.664
18
-
0.188
7520
0.727
19
-
0.2
8000
0.794
20
-
0.214
8560
0.862
21
III
0.226
9040
0.932
22
-
0.236
9440
1.004
23
-
0.248
9920
1.078
24
-
0.26
10400
1.153
25
-
0.27
10800
1.230
26
-
0.282
11280
1.308
27
-
0.292
11680
1.387
Jadi kebutuhan air minun ternak sebanyak 40.000 ekor dalam satu periode selama 27 hari adalah 157.520 L/periode atau 157,52 m3 /periode.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian pen gendalian penyakit. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain : 1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya 2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak 3. Melakukan vaksinasi secara teratur 4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit 5. Manajemen pemeliharaan yang baik 6. Kontrol terhadap binatang lain
Berikut sedikit uraian beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang a yam : a. Tetelo (ND) Penyebab : paramyxivirus Gejala :
ngorok
dan
batuk-batuk,
gemetaran,
kepala
berputar-putar,
kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan. Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Rencana Kegiatan Pengobatan : belum ada b. Gumboro (gumboro disease) Penyebab : virus Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus. Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang Pengobatan : belum ada c. Penyakit cacing ayam (worm disease) Penyebab : Cacing Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam. Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara. Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya d. Berak kapur (Pullorum) Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum Gejala : anak ana k ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, coxalin, neo terramycyn atau lainnya e. Berak darah (Coccidiosis) Penyebab : protozoa Eimeria sp. Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, s ayap terkulai, kotoran encer en cer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang. Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya.
Rencana Kegiatan
Vaksin dan obat-obatan yang digunakan dalam pemeliharaan ternak ayam antara lain :
1
Vaksin ND Kill
0,25 ml/ekor
10 liter
2
Vaksin Lasoka
1 tetes/ekor
4 liter
3
Vaksin IBD
1 vial/1.000 ekor
40 vial
4
Antibiotic
0,025 gr/ekor
1 kg
5
Vitamin
0,03 gr/ekor
1,2 kg
6
Vitamin elektrolit
0,05 gr/ekor
2 kg
7
Vitamin growth promotor
0,1 gr/ekor
4 kg
7
Desinfektan
5 ml/40 L air
secukupnya
Hasil utama peternakan ayam pedaging berupa ayam dewasa yang siap dipotong biasanya 95 % dari total populasi ayam ternak. Sedangkan 5 % lagi di asumsikan sebagai tingkat kematian ternak. Dari 40.000 ekor ternak di asumsikan hasil panen ayam mencapai 38.000 ekor ayam dewasa yang siap di potong dan sisanya 2.000 ekor ayam dianggap masuk dalam ranah resiko kematian ternak. Hasil panen ayam dewasa di salurkan ke PT. Inti Plasma (Pokphand Group) sebagai rekan bisnis utama pemrakarsa. Pada pasca panen dilakukan pembersihan dan penyucian kandang dengan menggunakan desinfektan, agar kandang terjaga kebersihannya. Air buangan sisa pencucian
dialirkan
menuju
settling
pond
sebagai
IPAL
sederhana/kolam
pengendapan/filterisasi. Masa pasca panen ini kandang setelah dibersihkan akan di biarkan selama satu minggu dan penaburan kapur untuk memastikan kandang telah siap untuk digunakan kembali.
Untuk
menjalankan
rencana
usaha
peternakan
membutuhkan karyawan sebanyak 7 orang, antara lain :
ayam
pedaging
ini
Rencana Kegiatan
1
Kepala kandang
Sarjana
1
1
-
Sukabumi
2
Admin
Diploma
1
-
1
Sukabumi
3
Anak kandang
-
6
6
-
Warga sekitar
4
Keamanan
-
2
2
-
Warga sekitar
Sumber : Pemrakarsa
Jadwal rencana kegiatan pembangunan Peternakan Ayam broiler (Pedaging) dimulai dari survey pendahuluan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar sebelum melakukan pembebasan lahan sampai operasional rencana kegiatan. Adapun jadwal rencana kegiatan antara lain :
Tahun 2016 No
Kegi atan
Bulan I
I
II III IV V VI VII VIII IX
X
XI XII
Pra Kons tr truks i 1 Sosial Sosialisas isas i kep kepada ada masyarakat asyarakat 2 Pembe Pembebasan basan Lahan 3 penguru pengurusa san n perizinan perizinan
II
Kons tr truks i 1 rekru rekrutm tmen en tenaga tenaga kerja kerja konstru konstruksi ksi 2 pem pematangan atangan lahan 3 mobilis obilis asi a lat dan dan mater material ial 4 pembangu pembangunan nan sarana dan dan pras prasarana arana
III
Operas i
1 rekru rekrutm tmen en tenaga tenaga kerja kerja operasional operasional 2 kegiatan petern peternakan akan
Rencana kegiatan peternakan ayam broiler (pedaging) Cindy Farm haruslah sesuai dengan perda 22/2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan paragraph 3 kawasan peruntukan pertanian pasal 85 huruf d di pertegas pada pasal 89 poin 2 menyatakan bahwa kawasan peternakan rakyat tersebar di seluruh Kecamatan. Dengan demikian, rencana kegiatan Peternakan
Rencana Kegiatan Ayam Pedaging tidak bertentangan dengan RTRW Kabupaten Sukabumi dikarenakan termasuk peternakan rakyat.
Cuaca adalah keadaan atmosfir pada waktu tertentu yang berubah – ubah, sedangkan iklim adalah keadaan rata – rata cuaca dalam waktu relatif lama dan tetap. Keadaan iklim di sekitar daerah lokasi studi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, lama penyinaran matahari, temperatur, kelembaban relative dan dataran sedang. Desa Cimerang memiliki kelembaban ratarata berkisar antara 60-90 °C, temperatur 25-35 °C, curah hujan 2.115 mm/tahun.
Kualitas udara di sekitar lokasi studi cukup baik, hanya apabila musim kemarau banyak terdapat debu dari jalan. Oleh karena itu dilakukan uji kadar debu rona lingkungan awal terlampir. Kualitas udara harus memenuhi baku mutu untuk areal peternakan sesuai peraturan pemerintah.
Keadaan di lokasi studi mempunyai tingkat kebisingan relatif aman, karena berada di areal pertanian. Namun, kebisingan diakibatkan dari aktivitas mobilisasi kendaraan umum pengguna jalan raya ra ya Purabaya yang merupakan jalan utama.
Pola aliran permukaan suatu daerah tangkapan hujan ditentukan oleh tofografi dan kondisi bentang alam daerah wilayah studi merupakan perbukitan. Secara alami air akan mengalir ke tempat-tempat yang rendah. Untuk mengetahui kondisi fisik, kimia dan biologi air maka tim melakukan pengamatan langsung dilapangan dan pengambilan sampling air permukaan (eksisting).
Rencana Kegiatan
1
Bau
-
Tidak berbau
2
Suhu
-
-
3
Kekeruhan
NTU
25
4
Warna
-
Tidak berwarna
5
TDS
mg/l
1.500
6
DHL
Μ.mhos/cm
-
1
pH
-
6 – 9
2
Krom
mg/l
0,5
3
Seng
mg/l
10
4
Tembaga
mg/l
2
5
Amonia
mg/l
20
6
Sulfida
mg/l
1
7
BOD
mg/l
50-100
8
COD
mg/l
100-300
9 1
e. Coli
Per 100 ml
100
2
Total coliform
Per 100 ml
1000
Keterangan sumber : Permen LH. No. 03/2010
Desa Cimerang yang memiliki wilayah 1.308,92 Ha, dengan kondisi geografis berbukit. Jumlah penduduk Desa Cimerang sebanyak 6.745 jiwa dari 2.075 KK dengan komposisi 3.478 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 3.267 3 .267 jiwa berkelamin perempuan, yang tersebar dalam wilayah 4 Kedusunan, 8 RW dan 35 RT. Sebagian besar pen duduk berprofesi sebagai petani dan pedagang sedangkan yang lainnya berprofesi sebagai PNS, pegawai swasta, tenaga pengajar, wirausaha, TNI, POLRI, dan sebagainya.
Tahap pra konstruksi, meliputi : sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan lahan, dan pengurusan perizinan.
Sosialisasi rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dilakukan melalui pertemuan dengan masyarakat setempat. Secara administrasi lokasi kegiatan berada
Rencana Kegiatan di wlayah kampung Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi. Selain itu, melakukan sosilaisai juga terhadap warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi yang merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Disampin itu pula, pemrakarsa mendapatkan persetujuan secara tertulis dari kegiatan peternakan boiler atas nama Fajar Surya Bayuaji dan peternakan boiler atas nama Handoko Marhaban L. yang lokasinya berdampingan dengan rencana kegiatan peternakan boiler Cindy Tiaranita. Rangkuman
hasil
sosialisasi
kepada
masyarakat
menghasilkan
dengan catatan sebagai berikut : 1. Tempat usaha tersebut tidak mencemari lingkungan yang akan merugikan warga masyarakat dan harus melaksanakan peraturan dan perundangan yang berlaku; 2. Melakukan kerjasama dengan peternakan boiler Fajar Surya Bayuaji dan Handoko Marhaban L. dalam penggunaan fasilitas umum dan fasilitas social serta bekerja sama dalam pengelolaan lingkungan hidup agar tidak merugikan satu sama lainnya. 3. Penyerapan tenaga kerja harus memprioritaskan warga setempat. 4. Perusahaan akan memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak langsung dalam bentuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan kapada warga miskin, dan bantuan-bantuan untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti memperingati hari-hari besar keagamaan, hari-hari besar nasional dan lain-lain; 5. Warga masyarakat terkena dampak langsung pada dasarnya menyetujui rencana kegiatan peternakan ayam dengan catatan dan tuntutan warga dapat terpenuhi;
Lahan seluas 4.973 m2 dibebaskan oleh pemrakarsa melalui jual beli dan saat ini sedang proses pengalihan sertifikat hak milik atas nama Cindy Tiaranita. Lahan eksisting berupa lahan tegalan yang ditumbuhi semak belukar yang tidak produktif. Sehingga disimpulkan status lahan yang dimaksud tidak sedang dalam keadaan sengketa lahan.
Rencana Kegiatan
Pengurusan izin Peternakan Ayam Pedaging termasuk pula didalamnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi untuk mendapatkan persetujuan tetangga. Secara keseluruhan pengurusan perizinan meliputi :
Persetujuan warga
Surat keterangan domisili
Surat rekomendasi Kecamatan
Rekomendasi UKL-UPL
Izin Lingkungan
Rekomendasi Andalalin
Izin gangguan (Ho)
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Izin Usaha Peternakan (IUP)
Izin PPLH
Adapun izin yang telah dimiliki antara lain :
1 2 3 4 5
Izin tetangga Surat keterangan tanah Keterangan domisili Rekom Camat Rekom Disnak
6
SK-IKR
026/YSM/N/III/2016 500/186/2004/III/2016 503/36 – Trantib/2016 524.2/ /RekomDisnak/2016 601/329-Bid.TR
Notaris PPAT Yusep Sugih Munandar, SH Kepala Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Dinas Peternakan Dinas Tarkimsih
Sumber : Pemrakarsa
Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan lahan, mobilisasi alat dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana.
Untuk melaksanakan rencana kegiatan tahap konstruksi pembangunan peternakan ayam pedaging membutuhkan tenaga kerja konstruksi sebanyak 10 orang untuk pembangunan peternakan sesuai rencana ren cana teknis yang sudah ditetapkan.
Rencana Kegiatan
1
Kepala proyek
Megister
1
Luar Sukabumi
2
Teknik
Sarjana
1
Sukabumi
3
Tukang
-
2
Warga sekitar
4
Asisten tukang
-
5
Warga sekitar
5
Keamanan
-
1
Warga sekitar
Sumber : Pemrakarsa
Untuk tenaga kerja kepala proyek dan tenaga teknik membutuhkan kemampuan ahli khusus yang didatangkan dari sukabumi atau luar Sukabumi. Sedangkan tenaga kerja lainnya di rekrut dari warga sekitar lokasi sesuai dengan pengalaman dan keahliannya. Jam kerja tahap konstruksi ini dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB setiap hari kerja dari senin – sabtu dan hari minggu libur.
Lahan yang berupa tegalan dengan struktur yang tidak merata dan bergelombang sehingga harus dilakukan cut and fiil untuk perataan, pembersihan, pengurugan dan penggalian serta pemagaran. Hal tersebut dilakukan bertujuan agar tanah bisa stabil dan tidak mudah amblas sehingga memudahkan dalam pengerjaan pondasi dan bangunan. Lahan yang dimatangkan dan dibersihkan seluas 4.973 m2 untuk pembangunan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging). ( Pedaging).
Rencana Kegiatan
Alat yang digunakan untuk melaksanakan rencana kegiatan pembangunan kandang beserta sarana dan prasarana dasar maupun pekerjaan finishing sesuai rencana teknis adalah :
1
Beck hoe
1
Menggali, memuat
2
Vibrator
1
Memadatkan
3
Bulldozer
1
Memotong, meratakan tanah
4
Stum
1
Memadatkan jalan
5
Alat bangunan sederhana lainnya
Sedangkan material yang digunakan untuk pengerjaan pada tahap konstruksi adalah :
1
Pasir
Campuran beton
2
Semen
Campuran beton
3
Krikil
Campuran beton
4
Koral/batu cadas
Campuran jalan
5
Baja ringan
Rangka atap
6
Batu belah
Pondasi
7
Besi kolom
Campuran pondasi dan tiang
8
Bahan bangunan lainnya
Sumber : Pemrakarsa
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak. Rencana pembangunan peternakan untuk 2 lantai dengan dimensi 124 x 12 m. Fungsi gedung tersebut dibangun sesuai rencana teknis diantaranya :
Rencana Kegiatan
Lantai dasar
Kandang ukuran 120 x 12 m, kantor ukuran 12 x 4 m sudah termasuk MCK, washing, dan tangga
1.488
Lantai 1
Kandang ukuran 120 x 12 m, mess ukuran 12 x 4 m sudah termasuk MCK
1.488
Sumber : Pemrakarsa
Pembangunan jalan yang direncanakan menggunakan batu koral dan agregat terdiri dari 1 type jalan dengan lebar jalan ROW 6 meter. Jalan yang dibangun haruslah stabil dan kuat sehingga tidak terjadi penurunan badan jalan/amblas ketika kendaraan berada di atasnya. Untuk pembangunan pagar digunakan beton/tembok dengan tinggi 3 m dari tanah. Sedangkan saluran drainase di sisi kiri dan kanan badan jalan dan mengeliling bangunan bermanfat untuk penyaluran air larian dari air buangan dan air limpasan hujan ke settling pond dan kolam ikan sebelum masuk ke badan air permukaan umum. Permukaan jalan harus memiliki kemiringan tertentu (2 %) untuk memperlancar air hujan masuk ke dalam saluran.
Drainase yang akan dibangun memiliki dimensi lebar 0,5 meter dan kedalaman 0,5 meter.
Rencana Kegiatan
Plumbing Sistem dimanfaatkan untuk penyediaan atau pengeluaran air ke tempattempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran terhadap daerahdaerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air, yakni melalui kran, kloset, wastafel, dan lain-lain. Untuk bahan plumbing dapat digunakan pipa besi tuang tuan g (galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air panas). Plumbing sistem menggunakan sistem vertikal dan horizontal melalui sumber air memanfaatkan air permukaan dari sungai Cimerang yang diolah dengan metode fisika-kimia agar menghasilkan air bersih layak pakai yang ditampung dalam reservoir. Sedangkan untuk air minum menggunakan air dalam kemasan (gallon) yang di beli dari pasaran. Saluran pembuangan air bekas dan air kotor berasal dari westafel, MCK, pencucian alat dan lain-lain dialirkan menuju saluran menuju settling pond dan kolam ikan. Sedangkan, pembuangan tinja berasal dari kloset dialirkan menuju septic tank. Dan saluran air hujan, penyiraman taman di alirkan menuju sumur resapan dan lubang biopori melalui drainase. Sanitasi : MCK dan mess Pengolahan air bersih
Reservoir
Kandang
Taman Sumber : Sungai Cimerang
Tanah (sumur resapan dan biopori)
Septic tank
Settling pond (IPAL)
Kolam ikan
Badan air permukaan
Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak menyebabkan bau dan tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan penurunan kualitas air tanah.
Rencana Kegiatan
Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan tinja yang dihasilkan dari karyawan.
Sarana
persampahan
yang
disediakan
oleh
pemrakarsa
adalah
sarana
persampahan yang dibuat secara permanen dan non-permanen. Tong sampah terpilah organic dan anorganik yang non-permanen akan disiapkan pada masingmasing ruangan sebanyak 5 unit tong sampah terpilah untuk sampah organic dan anorganik. Sedangkan tong sampah B3 akan dibangun tempat penyimpanan sementara limbah B3 di areal kegiatan beserta TPSS secara permanen. Disamping itu, dibuatkan juga untuk limbah bangkai ayam yaitu kolam pemusnahan untuk memusnahkan bangkai ayam dengan cara di bakar terus dikubur.
Tempat penyimpanan sementara limbah B3 atau lebih dikenal dengan nama TPS B3 dibangun dengan ukuran 2 x 3 m. Dengan luas 6 m 2 TPS B3 dapat menampung limbah B3 baik cair dan padatan yang dihasilkan dari kegiatan peternakan. TPS B3 disesuaikan dengan ketentuan perundangan yang berlaku dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya.
Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PT. PLN Sukabumi sebesar 5 KVA dengan sumber energy listrik cadangan menggunakan Genset type sillient sebesar 5 KVA
Rencana Kegiatan serta lampu LED emergency untuk penerangan pertama saat terjadi mati listrik. Penggunaan genset dilakukan pada saat terjadi mati listrik dari PLN.
Penyediaan dan pemasangan alat pemadam kebakaran untuk kegiatan peternakan digunakan APAR. Pemasangan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 5 unit diletakan pada tempat yang strategis setiap lantai bangunan khususnya di dalam ruangan.
Ruang terbuka hijau (RTH) harus sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Proporsi RTH pada wilayah kota sebesar 30 % dari luas wilayah kota. Seluas 20 % diperuntukan RTH publik dan sebesar + 10 % untuk RTH privat. Yang termasuk RTH publik diantaranya taman kota, taman pemakaman umum, jalur hijau, dan lainnya. Sedangkan
RTH
privat
antara
lain
kebun
atau
halaman
rumah
milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan. Oleh karena itu, RTH kegiatan peternakan ayam pedaging ini sebesar 25 % dari luas lahan sehingga sudah melebihi batas minimal Pemerintah sebesar 10 %. Ruang Terbuka Hijau (RTH) haruslah berfungsi sebagaimana mestinya dapat menyimpan air tanah, menjaga kualitas udara, peredam kebisingan, dan penyeimbang estetika lingkungan hidup. Konsep RTH berdasarkan fungsi dan luasan lebih condong pada RTH mikro dengan fungsi RTH :
Ameliorasi iklim, artinya dapat mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro. Ruang terbuka hijau menghasilkan O2 dan uap air a ir (H2O) yang menurunkan, serta menyerap CO2 yang bersifat gas rumah kaca sehingga dapat menaikkan suhu udara dan berpengaruh pada iklim mikro setempat
Memberikan perlindungan terhadap terpaan angin kencang dan peredam suara. Tanaman berfungsi sebagai pematah angin (windbreak) dan peredam suara (soundbreak)
Memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Kehadiran tanaman dalam ruang terbuka hijau akan mengintersepsi dan memantulkan radiasi matahari untuk fotosintesis dan transpirasi sehingga di bawah tajuk akan terasa lebih sejuk
Rencana Kegiatan
Memberikan perlindungan terhadap asap dan gas beracun, serta penyaring udara kotor dan debu
Mencegah erosi. Arsitektur tanaman (pilotaxi) berupa pohon akan mempengaruhi sifat aliran batang (steam flow) air hujan yang tertampung oleh tajuk, sehingga dapat mempengaruhi tata air dan erosi lahan
Membantu peresapan air hujan sehingga memperkecil erosi dan banjir serta membantu penanggulangan intrusi air laut. laut. Tanaman dalam ruang terbuka hijau yang diperuntukkan untuk mencegah intrusi air laut adalah jenis tanaman yang berkemampuan dalam menyerap, menyimpan, dan me masok air, dll.
Oleh karena itu, direkomendasikan menanam pohon rindang di sekeliling areal kegiatan. Dibawah ini merupakan pohon yang dapat di gunakan untuk RTH yang dapat di pilah dan di pilih sesuai keadaan di lokasi kegiatan.
1
Trembesi
Tinggi 5 meter
2
Bambu
Tinggi 5 meter
3
Cassia
Tinggi min 3 m
4 5 6
Kenanga Pingku Beringin
Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi 5 meter
7
Krey payung
Tinggi min 3 m
8 9
Matoa Mahoni
Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m
10
Saga
Tinggi 5 m
11 12 13 14 15 16 17
Bungur Jati Nangka Johar Sirsak Puspa Akasia
Tinggi min 3 m Tinggi 5 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m Tinggi min 3 m
Penyerap CO2 28 ton/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 12 ton/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 5.295,47 Kg/thn Penyerap CO2 756,59 Kg/thn Penyerap CO2 720,49 Kg/thn Penyerap CO2 535,9 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 404,83 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 329,72 Kg/thn Penyerap CO2 295,73 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 221,18 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 160,14 Kg/thn Penyerap CO2 135,27 Kg/thn Penyerap CO2 126,51 Kg/thn Penyerap CO2 116,25 Kg/thn Penyerap CO2 75,29 Kg/thn Penyerap CO2 63,31 Kg/thn Penyerap CO 48,68 Kg/thn
Rencana Kegiatan 18
Flamboyan
Tinggi 5 m
19
Sawo kecik
Tinggi 5 m
20
Tanjung
Tinggi min 3 m
21 22
Bunga merak Puring
Tinggi min 3 m Tinggi 0,5 m
23
Lidah mertua
4/5 helai
24
Spider plant
25
Bunga lily
Panjang daun 20 cm -
26
Sri rezeki
-
27 28 29 30
Hanjuang Kerisik Cemara Palem
Tinggi min 1 m Tinggi 3 m Tinggi 5 m
Penyerap CO2 42,2 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 36,19 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 34,29 Kg/thn Pohon peneduh Penyerap CO2 30,95 Kg/thn Penyerap CO2 20-30 gr/hari Penyerap timbal dan polutan Penyerap formaldehid, nitrogen oksida dan polutan lainnya Penyerap formalin, xylene, CO Mengurangi racun dalam ruangan yang menyebabkan kanker Menyerap trikloroetilen, benzen Menyerap polutan bensin Menyerap bau Peredam bising Peredam bising
Sumber : Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008
Pengelola peternakan harus membuat sumu resapan dengan ukuran 1 x 1 x 2 m sesuai dengan SNI dengan daya tampung air pada sumur resapan adalah 2 m3. Sumur resapan yang akan dibuat untuk rencana pembangunan peternakan sebanyak 5 unit yang akan ditempatkan pada titik-titik limpasan air hujan yang menyebabkan genangan air. Sumur resapan akan dikombinsasikan dengan lubang biopori berdiameter 10 cm dan tinggi/kedalaman 100 cm, sehingga volume biopori
¼ x ∏d2 x t sebesar 7.850 cm 3 setara 0,008 m3 sebanyak 616 unit lubang biopori.
Rencana Kegiatan
Tahap operasi meliputi, mobilisasi tenaga kerja dan kegiatan peternakan.
Tenaga yang dibutuhkan untuk kegiatan peternakan sebanyak 7 orang. Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung dengan kegiatan. Adapun posisi tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri dari :
Rencana Kegiatan
1
Kepala kandang
Sarjana
1
1
-
Sukabumi
2
Admin
Diploma
1
-
1
Sukabumi
3
Anak kandang
-
6
6
-
Warga sekitar
4
Keamanan
-
2
2
-
Warga sekitar
Sumber : Pemrakarsa
Adapun jam kerja terbagi dalam 2 sift dalam waktu operasi 24 jam setiap hari kerja. Sift 1 mulai dari pukul 07.00 – 15.00 WIB dan sift 2 mulai jam 15.00 – 23.00 WIB. Setiap karyawan memiliki hak libur selama 1 hari dalam satu minggu yang waktunya di jadwalkan oleh pihak pengelola. Selain itu, diberlakukannya jadwal piket tengah malam secara bergiliran dan masuk dalam kategori lembur. Untuk jam keamanan berlaku malam hari sampai esok pagi.
Air bersih dibutuhkan untuk kegiatan peternakan dan kebutuhan dasar karyawan serta untuk penyiraman dan pencucian. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut memanfaatkan air sungai Cimerang yang diolah menjadi air bersih. Kabutuhan air bersih untuk karyawan dihitung jika 1 orang menghabiskan 0,01 m3 per hari antara lain : Kebutuhan air bersih = A x B Dimana : A adalah jml orang B adalah rata-rata penggunaan air
Kebutuhan air bersih karyawan = A x B = 10 x 0,01 m3 = 0,1 m3 /hari
Rencana Kegiatan
1.
Karyawan
2.
Penyiraman taman
3.
Ternak
4.
Pencucian kandang
0,1
M3
Harian
1
M3
Harian
157,52
M3
Periode
10
M3
Akhir periode
MCK
Aktivitas karyawan 0,1 m3
Sumber : Sungai Cimerang
IPAL
Ternak 157,52 m 3 Pengolahan air bersih
Kolam ikan
Reservoir Kandang (10 m3) Taman (1m3)
Badan air penerima Tanah
Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan, produksi, boiler, pencucian, penyiraman, mushola dan fasilitas umum lainnya. Dapat diperkirakan timbulan limbah cair domestik adalah 80% dari jumlah total kebutuhan air jika dihitung adalah : Limbah cair domestic
= (0,1 + 1) x 80 % = 0,88 m3 /hari
Limbah cair domestic akhir periode = 10 1 0 x 80 % = 8 m3
Limbah cair yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut di alirkan melalui saluran tersendiri, untuk limbah domestik karyawan terbagi dalam dua jaringan yakni, jaringan limbah tinja menuju septic tank dan air kotor menuju IPAL. Sedangkan pencucian kandang melalui saluran air kotor dan bekas menuju IPAL sebelum masuk ke kolam ikan sebagai bak control air limbah. IPAL terbagi dalam 3 kali perlakuan sebagai upaya pengelolan air limbah dengan metode fisika-kimia-biologi, yakni kolam
Rencana Kegiatan pengolahan bakteri (digester), kolam pengendapan, dan kolam pemisahan (filter). Sedangkan limpasan air hujan dan penyiraman taman dialirkan melalui drainase ke sumur resapan dan lubang biopori.
Dampak negative dari kegiatan perternakan terutama masalah bau yang berasal dari limbah kotoran ternak, yakni gas amoniak (NH 3). Reaksi pembentukan amoniak dipengaruhi oleh kadar protein dalam pakan dan kotoran ternak. Semakin besar kandungan protein pada pakan akan semakin besar pula gas amoniak yang dihasilkan. Namun, di sisi lain kandungan protein pada pakan juga akan mempengaruhi bobot ternak. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik tentunya berbanding lurus dengan bobot ternak. Oleh karena itu, kandungan protein sangat penting untuk pertumbuhan ternak (dampak positif) dan sebagai sumber utama penghasil gas amoniak (dampak negative). Untuk meminimalisir reaksi gas amoniak maka ditambahkan probiotik ke dalam pakan atau minum ternak. Probiotik tersebut dapat memaksimalkan metabolisme protein dalam tubuh ternak dan akan mengurangi gas amoniak yang keluar bersama kotoran (ekskresi) .
Sampah yang ditimbulkan dari kegiatan peternakan berupa sampah organic, anorganik dan B3. Hasil timbulan sampah tersebut di dominasi sampah organic diantaranya dari aktivitas karyawan dan ternak. Sedangkan sampah anorganik di timbulkan dari aktivitas karyawan. Sampah organik dihasilkan dari sisa-sisa makanan, tumbuhan, pakan dan kotoran ternak. Sedangkan sampah anorganik berasal dari sisasisa bungkus makanan, minuman, dan lain-lain. Adapun sampah B3 yang umum di temukan antara lain dari limbah lampu, pecahan kaca, solar, kemasan obat-obatan, dan lain-lain. Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan karyawan jika di asumsikan sebesar 0,54 l/karyawan/hari maka besarnya volume sampah yang dihasilkan sebanyak 5,4 l/hari setara dengan 0,0054 m3 /hari. Maka M aka besarnya besa rnya volume timbulan ti mbulan sampah yang dihasilkan adalah :
Rencana Kegiatan
1
Karyawan
0,54
10
5,4
0,0054
Sumber : perhitungan
Dengan adanya timbulan sampah tersebut Peternakan Ayam Pedaging menyediakan tong sampah terpilah organic dan anorganik sebanyak 5 unit untuk menampung dan mengelola sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan. Sampah organic dikelola dengan melakukan pengomposan dalam komposter berukuran 1 m x 1 m. Sedangkan, sampah anorganik ditampung pada TPSS berukuran 2 x 2 m untuk dapat dimanfaatkan kembali dan sisanya dibuang ke TPA.
Timbulan limbah B3 sebagian besar berasal dari aktivitas laboratorium hewan dengan penggunaan bahan kimia dan obat-obatan baik berupa padat maupun cair serta sisa oli bekas dari mesin bermotor. Timbulan limbah B3 padat seperti pecahan kaca, pial, botol, suntikan, jarum suntik, alumunium voil, dan lain-lain diperkirakan mencapai 20 Kg/periode. Sedangkan limbah B3 cair seperti oli bekas diperkirakan sebesar 10 L/bulan.
1
Padatan
2
Cairan
20 Kg
periode
10 Liter
bulanan
Timbulan limbah B3 harus dikelola secara khusus ditempatkan di TPS B3 sebagai tempat penyimpanan sementara limbah B3. Adapun untuk pengelolaan limbah B3 ini harus dikerjasamakan dengan pihak ketiga perusahaan yang bergerak di bidang transportasi dan pengolah/pemusnah limbah B3.
Jumlah kotoran ayam pedaging yang dikeluarkan setiap harinya cukup banyak, rata-rata 0,15 Kg/ekor/hari setara dengan 0,15 l/ekor/hari (Charles dan Hariono,
Rencana Kegiatan 1991). Sehingga dapat diperkirakan volume timbulan limbah ternak populasi 40.000 ekor adalah 6.000 Kg/hari atau 6 ton/hari.
40.000
0,15
6.000
6
Untuk menangani limbah kotoran ternak dilakukan dengan cara pemberian kapur dan sekam pada kotoran ternak. Kotoran ternak di tampung dalam ruang penampungan sementara kotoran ternak yang berada di bawah kandang. kan dang. Penambahan kapur sebesar 1 % dari jumlah total limbah kotoran ternak selama 14 hari akan menurunkan kadar nitrogen dan sulfida sebagai sumber penyebab bau dalam bentuk senyawa amoniak (NH3) dan hydrogen sulfida (H 2S). Kapur dan sekam dicampur aduk dengan kotoran sampai merata agar proses pengomposan berjalan sempurna. Kotoran ternak ini akan di jadikan pupuk kandang organic melalui proses dekomposisi yang akan dikerjasamakan dengan warga sekitar lokasi kegiatan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organic dalam bidang pertanian. Pengambilan kotoran ternak dilakukan dalam waktu 14 hari sekali keluar areal area l lokasi kegiatan setelah kotoran ternak tersebut menjadi pupuk organic oleh pengelola yang melibatkan pemrakarsa dan warga masyarakat.
Bangkai ternak diperkirakan mencapai 2.000 ekor berdasarkan factor resiko kematian sebesar 5 % dari jumlah populasi sebanyak 40.000 ekor. Penanganan bangkai ayam dilakukan dengan cara : 1. Pengontrolan kandang untuk memeriksa ayam yang mati 2. Pengambilan ayam yang mati di dalam kandang petugas diwajibkan menggunakan pakaian khusus karena tidak diperbolehkan kontak langsung dengan ayam yang mati 3. Bangkai ayam mati dikeluarkan dari kandang dan ditampung pada banker 4. Bangkai ayam yang mati di bakar pada akhir kegiatan harian dan di saksikan oleh petugas statistic, sekuriti, dan anak kandang 5. Setalah di bakar kemudina di kubur dalam bunker
Rencana Kegiatan
Salah satu ciri ternak terjangkit flu burung adanya ayam mati mendadak. Setelah itu di periksa ciri-ciri ayam terjangkit flu burung. Ketika terjadi suspek seperti itu maka pengambilan ayam yang mati mendadak tersebut dapat dilakukan sama seperti penanganan bangkai ternak. Namun untuk pencegahan penularan dan penyebaran flu burung ini dapat dilakukan melalui : a. Peningkatan biosekuriti ; desinfektan alat dan fasilitas peternakan serta alat pelindung kerja karyawan (anak kandang) b. Depopulasi (pemusnahan selektif); pemusnahan ayam sehat yang berdekatan dengan ayam mati terinfeksi flu burung c. Disposal; pemusnahan (pembakadan dan penguburan) ayam mati dan pakan yang tercemar d. Vaksinasi; pemberian vaksin terhadap ayam yang sehat dalam satu kandang yang ditemukan ayam mati terjangkit flu burung e. Melaporkan terjadinya kasus flu burung kepada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sukabumi f.
Mendapatkan pelatihan atau pembekalan penanganan flu burung oleh Dinas terkait di Kabupaten Sukabumi
Sumber energy listrik tegangan tinggi sebesar 5 KVA berpotensi terjadinya kebakaran bila terjadi konsleting listrik. Oleh karena itu, disediakan APAR berkapasitas 3 Kg sebanyak 5 unit dan alarm peringatan bencana. Disamping itu, adanya pintu darurat dan jalur evakuasi bencana menuju titik kumpul.
Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk kegiatan Peternakan Ayam Pedaging. Kendaraan operasional digunakan untuk pengangkutan DOC, pakan, hasil panen, dan limbah kotoran serta sekam. Kendaraan operasional rencananya sewa truk kepada pihak ketiga. Selain kendaraan operasional aspek transportasi juga digunakan karyawan yang menggunakan mayoritas sepeda motor yang keluar masuk lokasi kegiatan setiap harinya. Kegiatan transportasi ini menggunakan jalan utama yakni jalan raya Purabaya. Untuk itu pihak pengusaha
Rencana Kegiatan menyediakan petugas parkir dan tanda warning symbol di pintu keluar masuk kendaraan peternakan.
1
Karyawan
Sepeda motor
Setiap hari
2
Pakan
Truk
1 x seminggu
3
Panen
Truk
Akhir periode
4
Limbah ternak
Truk
Setiap hari
Adanya luas lahan terbangun seluas 2.000 m2 dari luas total 4.973 m2 akan menyebabkan peningkatan limpasan air hujan di areal lokasi. Besarnya debit aliran limpasan air hujan dapat di hitung dengan menggunakan rumus rasional,
Dimana: Q
= Total Debit Limpasan
C
= Koefisien air limpasan
A
= Rencana luas lahan terbangun
I
= Intensitas hujan
Koefisien limpasan dapat dilihat pada tabel :
Pegunungan yang curam
0,75 - 0,90
Tanah yang bergelombang dan hutan
0,50 - 0,75
Atap yang tidak tembus air
0,75 - 0,90
perkerasan aspal, beton
0,80 - 0,90
Tanah padat sulit diresapi
0,40 - 0,55
Tanah agak mudah diresapi
0,05 - 0,35
Taman / lapangan terbuka
0,05 - 0,25
Kebun
0,05 - 0,20
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha)
0,25 - 0,40
Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha)
0,40 - 0,70
Rencana Kegiatan Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha)
0,70 - 0,80
Daerah rekreasi
0,20 - 0,30
Daerah Industri
0,80 - 0,90
Daerah perniagaan
0,90 - 0,95
Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma
Jika diketahui :
-
Luas lahan terbangun adalah 2.000 m2 (0,2 Ha)
-
Intensitas curah hujan berdasarkan hasil analisa hidrologi untuk Desa Cimerang 2.115 mm/tahun atau rata-rata 5,9 mm/hari.
Maka : Perkiraan debit limpasan air hujan di daerah tanah yang yan g bergelombang dan atap yang tidak tembus air adalah:
= 0,00278 x 0,75 x 0,2 x 5,9 = 0,0024 m3 /s = 207,36 m3 /hari
= 0,00278 x 0,9 x 0,2 x 5,9 = 0,0029 m3 /s = 250,56 m3 /hari
Dengan demikian dapat disimpulkan debit limpasan air hujan berkisar antara 0,0024 0,0029 m3 /s (207,36 – 250,56 m3 /hari). Oleh karena itu, saluran drainase harus mampu menampung dan mengalirkan dengan baik limpasan air tersebut. Kemudian dibuatkan sumur resapan sesuai SNI dan peraturan pemerintah sebanyak 5 unit bervolume 2 m3 dan lubang biopori sebanyak 616 unit yang disebar di areal peternakan yang rawan akan genangan air hujan untuk menghindari terjadinya banjir di lokasi kegiatan.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Dari komponen-kompenen kegiatan mulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi pada rencana kegiatan Peternakan Ayam Broiler (Pedaging) yang terletak di Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi akan menimbulkan dampak terhadap komponen-komponen lingkungan hidup, baik dampak positif (+) maupun dampak negatif (-) dari tahapan kegiatan yang meliputi : 1. Tahap pra konstruksi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, pembebasan lahan, dan pengurusan perizinan. 2. Tahap konstruksi, meliputi : rekrutmen tenaga kerja konstruksi, pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material, dan pembangunan sarana dan prasarana; 3. Tahap operasi, meliputi: mobilisasi tenaga kerja operasional, Kegiatan peternakan.
Prakiraan dampak dari tahapan tersebut diatas diuraikan dibawah ini :
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap pra konstruksi adalah sebagai berikut :
Sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan di Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana pembangunan peternakan ayam pedaging.
Jumlah dan respon masyarakat yang menanggapi positif dan negatif terhadap rencana pembangunan peternakan ayam pedaging.
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi.
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatkan persetujuan izin warga.
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi.
Sekali pada saat pembuatan izn tetangga dan Rekomendasi Camat
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Kecama tan Purabaya Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. K p. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangunan Peternakan Ayam Pedaging oleh Pemrakarsa serta mendapatkan persetujuan tertulis dari kegiatan peternakan boiler Fajar Surya Bayuaji dan peternakan boiler Handoko.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Adanya kegiatan jual beli lahan untuk rencana kegiatan Peternakan Ayam Pedaging. Pembebasan lahan dimaksudkan untuk memastikan hak kepemilikan lahan tidak dalam keadaan sengketa lahan.
Terjadinya perselisihan sengketa lahan seluas 4.973 m2 sehingga menyebabkan keresahan warga masyarakat
Jumlah kerugian yang dialami dan diakibatkan dari transaksi jual beli lahan.
Melakukan pengukuran luas lahan
Melakukan transaksi jual beli hingga balik nama sertifikat
Memagar batas-batas lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada proses jual beli dan balik nama sertifikat hak milik lahan
Observasi visual dan pencatatan data -data kepemilikan lahan serta pajak.
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pada tahap pra konstruksi pada saat balik nama sertifikat hak milik lahan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Kecama tan Purabaya, BPN Sukabumi Penerima laporan : Desa Cimerang, Cimeran g, Kecamatan Purabaya, BPN Sukabumi
Transaksi jual beli lahan sedang dilaksanakan dan dalam proses balik nama sertifikat hak milik.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak pada taha p konstruksi adalah sebagai berikut :
Untuk
menyelesaikan
pekerjaan
pembangunan
sesuai
rencana
teknis
membutuhkan tenaga kerja konstruksi.
Terserapnya tenaga kerja lokal
Tenaga kerja konstruksi sebanyak 10 orang.
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada tahap rekrutmen tenaga kerja konstruksi kon struksi
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Kecama tan Purabaya, Disnakertrans Penerima laporan : Desa Cimerang, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans
Tenaga kerja tukang dan asisten tukang memprioritaskan warga sekitar lokasi. Sedangkan tenaga teknik jika tidak ditemukan di warga setempat maka di
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup datangkan dari Sukabumi atau luar Sukabumi dan kepala proyek bagian dari internal perusahaan.
Penggunaan lahan berupa tegalan kebun campuran dan ilalang yang tidak produktif seluas 4.973 m2. Pematangan dilakukan untuk pembersihan, perataan, pengurugan, pemotongan, dan penggalian untuk pondasi bangunan sesuai rencana teknis.
Peningkatan kadar debu
Peningkatan kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Terganggunya flora dan fauna lingkungan sekitar
Peningkatan run off pada pada saat turun hujan
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan melebihi baku mutu KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA.
Volume tanah galian dan urugan yang berceceran tidak beraturan
Jumlah flora dan fauna yang terganggu/mati akibat dari kegiatan
Perkiraan perubahan limpasan air hujan dari kebun campuran menjadi tanah padat sulit diresapi dengan menggunakan metode rasional adalah sebesar 0,0028 m3 /s.
Luas lahan (Ha) Intensitas hujan (mm/jam) Koefisien air limpasan Konstanta
0,4973
0,4973
5,9
5,9
0,05
0,4
0,00278
0,00278
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Penyiraman lahan secara periodic pada musim kemarau
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari
Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan
Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan
Membuat saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Areal pagar batas lahan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/kolam pengendapan
Saluran drainase
Pada saat musim kemarau
Sebelum pematangan lahan dilakukan
Selama kegiatan pematangan lahan
Selama kegiatan pematangan lahan
Pada saat melakukan pematangan lahan
Selama kegiatan berlangsung pada saat turun hujan
Uji kualitas udara/kadar debu
Uji intensitas tingkat kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Pengamatan visual pada saat turun hujan
Areal lokasi kegiatan
Areal pemagaran lahan Areal lokasi kegiatan
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/kolam pengendapan
Saluran drainase
Selama kegiatan pematangan lahan berlangsung
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Kecama tan Purabaya, BLHD Kab. Sukabumi Penerima laporan : Desa Cimerang, Cimeran g, Kecamatan Purabaya, BLHD Kab. Sukabumi
-
Adanya mobilisasi alat berat, material bangunan, dan perlengkapan lainnya yang di datangkan baik dari dalam maupun dari luar daerah.
Peningkatan kadar debu
Peningkatan kebisingan
Peningkatan arus lalu lintas
Penurunan kualitas badan jalan
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk RTH sebesar 50 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Bertambahnya volume kendaraan melalui jalan Purabaya
Panjang jalan yang terkotori lumpur dari kendaraan proyek
Penyiraman secara periodik pada musim kemarau
Pemagaran sekeliling areal lokasi kegiatan
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dikerjakan pada siang hari
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari
Penempatan petugas pengatur lalu lintas di pintu keluar masuk lokasi
Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan
Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar areal lokasi
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Jalan Purabaya
Pintu keluar masuk lokasi proyek
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut peralatan dan material
Uji kualitas udara/kadar debu
Uji intensitas tingkat kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Areal kegiatan
Areal kegiatan
Jalan Purabaya
Jalan Purabaya
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut dan saat bongkar muat
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BLHD, Dishub, Dinas Ke-PU-an Penerima laporan : BLHD, Dishub, Dinas Ke-PU-an
Peralatan akan didatangkan secara bertahap dan terencana sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Adanya lahan pembangunan sarana dan prasarana untuk peternakan.
Peningkatan kadar debu
Peningkatan intensitas kebisingan
Penurunan estetika lingkungan
Potensi kecelakaan kerja
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Volume sampah/limbah padat sisa-sisa pembangunan
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan
Penyiraman secara periodic pada musim kemarau
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan
Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari
Penyediaan tempat pembuangan sampah sementara
Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual
Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI
Penyediaan P3K
Areal lokasi kegiatan
Selama kegiatan pembangunan di kerjakan
Uji kualitas udara/kadar debu
Uji tingkat kebisingan
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap konstruksi bangunan dikerjakan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BLHD, Distarkimsih, BPPT&PM Penerima laporan : BLHD, Distarkimsih, BPPT&PM
Luas lahan 4.973 m2 dengan luas bangunan sebesar 2.976 m2, RTH 2.933 m 2 dan jalan, parkir, pagar sebesar 512 m2.
Kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak pada tahap operasi adalah sebagai berikut :
Mobilisasi tenaga kerja tahap operasi untuk kegiatan Peternakan Petern akan Ayam Pedaging.
Terserapnya tenaga kerja lokal dan berwirausaha yang berasal dari masyarakat sekitar.
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasional adalah sebanyak 10 orang dan jumlah warga yang membuka usaha di sekitar lokasi.
Rekrutmen tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuannya
Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan profesional dan proporsional.
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Selama operasional peternakan
Melakukan wawancara dan komunikasi dengan karyawan dan penduduk sekitar lokasi kegiatan
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Selama operasional peternakan dilakukan dan dilaporkan setiap 6 bulan sekali
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : Desa Cimerang, Kecamatan Kecama tan Purabaya, Disnakertrans, BLHD Penerima laporan : Desa Cimerang, Cimeran g, Kecamatan Purabaya, Disnakertrans, BLHD
Rekrutmen tenaga kerja akan memprioritaskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya.
Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menghasilkan berbagai dampak positif dan negatif terhadap komponen lingkungan.
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas karyawan dan penyucihamaan kandang
Penurunan kualitas air tanah yang diakibatkan oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet
Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaan sumur bor sebagai sumber air bersih utama
Penurunan kualitas udara dilingkungan peternakan
Penggunaan genset
Timbulan gas amoniak dan sulfida
Peningkatan intensitas kebisingan dari operasi genset dan mobilitas kendaraan angkut.
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Peningkatan volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta truk yang keluar masuk lokasi parkir dan jalan Purabaya
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan.
Timbulan limbah B3
Timbulan limbah kotoran ternak
Timbulan bangkai ternak
Potensi wabah flu burung
Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan.
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Peningkatan run off limpasan limpasan air.
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88 m3 /hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3 /hari.
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari kegiatan karyawan sebesar 0,88 m3 /hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3 /hari
Besarnya debit kebutuhan air bersih untuk aktivitas karyawan dan kegiatan lainnya sebesar 1,1 m3 /hari, ternak tern ak 157,52 1 57,52 m3 /periode; dan akhir periode 10 m3
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksimal 150 μg/m 3 dan debu maksimum 350 mm 3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Gas amoniak dan sulfida dipengaruhi kadar protein dalam kotoran ternak dan badan ternak
Kebisingan tidak melebihi baku mutu untuk peternakan sebesar 70 dBA sesuai KepmenLH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisingan.
Jumlah kendaraan yang keluar masuk areal peternakan peternakan
akan berpotensi berpotensi
terhadap kemacetan dan gangguan lalu lintas.
Limbah padat dan sampah yang dihasilkan sebanyak ± 0,0054 m 3 /hari.
Limbah B3 yang dihasilkan untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10 L/bulan
Jumlah limbah kotoran ternak mencapai 6 ton/hari
Ayam mati diperkirakan sebanyak 2.000 ekor atau 5 % dari 40.000 ekor
Jumlah ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Jumlah kerugian yang di akibatkan dari bencana kebakaran
Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan
Perkiraan limpasan air hujan untuk areal tanah yang bergelombang dan atap tidak tembus air diperkirakan sebesar 207,36 – 250,56 m3 /hari.
Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas
Membuat IPAL
Membuat kolam ikan sebagai bak control
Membuat septic tank sesuai standar
penyedotan septic tank
Membuat areal ruang terbuka hijau
Pemasangan meteran air
Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 5 unit
Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik
Membuat taman dengan pohon pelindung berdaun lebar untuk menyerap polusi
Penanaman pohon keresik
Pemasangan jaring dengan ukuran 150 mesh pada blower
Pemasangan cerobong genset
Pemberian probiotik starbio pada pakan ternak
Pemberian kapur, EM4, sekam,dedak pada kotoran ayam
Penyediaan RTH
Pemasangan jarring dengan ukuran 150 mesh
Pengangkutan kotoran ternak tepat waktu 14 hari sekali
Pemagaran disekeliling areal peternakan
Penanaman pohon pelindung dan peneduh dengan tinggi minimal 3 meter
Memasang peredam suara dan cerobong di ruang genset
Penempatan petugas parkir lalu lintas
pemasangan warning symbol
Pembuatan areal parkir karyawan dan areal bongkar muat
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik sebanyak 10 unit
Membuat TPSS
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Membuat TPS B3
Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3
Penggunaan probiotik starbio dan EM4 pada pakan dan minuman
Pemberian kapur 1 % dan sekam pada kotoran
Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak
Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organic
Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur
Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak
Peningkatan biosekuriti
Penjarangan ayam
Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur
Pemberian vaksin AI pada ternak
Melaporkan kasus flu burung kepada Dinas terkait
Penyediaan APAR 3 Kg sebanyak 20 unit
Pemasangan alarm bencana
Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat
Menerapkan SOP
Pemakaian alat pelindung kerja
Penyemprotan desinfektan
Menyediakan P3K
Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung
Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan
Membuat RTH
Membuat saluran drainase
Membuat sumur resapan 2 m3 sebanyak 5 unit
Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Saluran buangan air kotor
IPAL
Kolam resapan
Septic tank
RTH
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Sumur bor
Sumur resapan
Lubang biopori
RTH
blower
Ruang genset
Tempat penampungan kotoran ternak
RTH
blower
pagar batas areal peternakan
RTH
Ruang genset
Jalan Purabaya
Areal parkir
Areal bongkar muat barang
Tong sampah
TPSS
TPS B3
Feeder
kandang
Tempat penampungan kotoran ternak
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Pintu keluar masuk kandang
RTH
Drainase
Sumur resapan
Lubang biopori
Setiap hari
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Setahun sekali
Setiap hari
Setiap hari
Setiap musim hujan
Sekali pada saat penanaman dan pembangunan ruang genset dan blower
2 minggu sekali
Setiap hari
Setiap hari
Setiap mati listrik
Setiap hari
Setiap angkut barang
Setiap hari
Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
Setiap hari kerja
2 minggu sekali
Ketika terjadi kasus ayam mati
Setiap hari untuk biosekuriti
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadakterjangkit flu burung
Ketika terjadi kebakaran
Setiap hari
Pada saat musim hujan
Pengukuran kualitas air permukaan
Pengukuran kualitas air tanah
Pengamtan visual terhadap sumur warga
Pengukuran kualitas air bersih
Pengukuran kualitas udara
Pengukuran kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide)
Melakukan jejak pendapat warga melalui kuisioner tertulis
Pengukuran intensitas kebisingan
Pengamatan visual
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Pengamatan visual
Uji peroximat kotoran ayam
Pengamatan visual
Pengecekan ayam mati
Pengamatan visual
Pengecekan ayam mati
Pengecekan sumber arus kelistrikan
Pengamatan visual
Medical check up karyawan
Pengamatan visual
Saluran buangan air kotor
IPAL
Kolam resapan
Septic tank
RTH
Meteran air
Sumur resapan
Lubang biopori
RTH
blower
Ruang genset
Areal lokasi kegiatan
Warga sekitar lokasi
Pagar batas areal peternakan
RTH
Ruang genset
Jalan Purabaya
Areal parkir
Areal bongkar muat barang
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Tong sampah
TPSS
TPS B3
Areal sekitar kandang
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Pintu keluar masuk kandang
RTH
Drainase
Sumur resapan
Lubang biopori
3 bulan sekali
3 bulan sekali
Setiap hari
Setiap musim hujan
3 bulan sekali
3 bulan sekali
2 minggu sekali
Sebulan sekali
Setiap hari
Setiap angkut barang
Setiap hari
Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
2 minggu sekali
Setiap hari
Ketika terjadi kasus ayam mati mendadak terjangkit flu burung
Ketika terjadi kebakaran
Setiap hari
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada saat musim hujan
Pelaksana : Pemrakarsa Pengawas : BLHD, Dinas Kebersihan, Dishubkominfo, Disnak, Dinkes Penerima laporan : BLHD, Dinas Kebersihan, Dishubkominfo, Disnak, Dinkes
Operasional Peternakan Ayam Pedaging akan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan peraturan dan perundangan Pemerintahan Indonesia serta melaporkan kegiatan setiap 6 bulan sekali. .
Sosialisasi kepada masyaraka t
Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana pembangun an peternakan ayam pedaging
Jumlah dan respon masyaraka t yang menangga pi positif dan negatif terhadap rencana pembangu nan peternaka n ayam pedaging
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan observasi
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Satu kali pada saat sosialisasi rencana kegiatan dan untuk mendapatk an persetujuan izin warga
Observasi dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada saat pembuat an izn tetangga dan Rekomen dasi Camat : Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya : Desa Cimerang, Kec. Purabaya
Pada prinsipnya warga terkena dampak langsung Warga Kp. Padaringa n RT. 01/04 dan warga Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamata n Purabaya Kabupate n Sukabumi setuju dengan adanya rencana pembangu nan Peternaka n Ayam
1
Pembebas an lahan
Terjadinya Jumlah perselisihan kerugian sengketa yang lahan seluas dialami 4.973 m 2 dan sehingga diakibatka menyebabk n dari an transaksi keresahan jual beli warga lahan masyarakat
Melakukan pengukuran luas lahan Melakukan transaksi jual beli hingga balik nama sertifikat Memagar batas-batas lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada proses jual beli dan balik nama sertifikat hak milik
Observasi visual dan pencatatan data-data kepemilikan lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pada tahap pra konstruk si pada saat balik nama sertifikat hak
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BPN Sukabumi : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BPN Sukabumi
Pedaging oleh Pemrakars a serta mendapat kan persetujua n tertulis dari kegiatan peternaka n boiler Fajar Surya Bayuaji dan peternaka n boiler Handoko Transaksi jual beli lahan sedang dilaksanak an dan proses balik nama sertifikat hak milik
Pembebas an lahan
Terjadinya Jumlah perselisihan kerugian sengketa yang lahan seluas dialami 4.973 m 2 dan sehingga diakibatka menyebabk n dari an transaksi keresahan jual beli warga lahan masyarakat
Melakukan pengukuran luas lahan Melakukan transaksi jual beli hingga balik nama sertifikat Memagar batas-batas lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Sekali pada proses jual beli dan balik nama sertifikat hak milik
Observasi visual dan pencatatan data-data kepemilikan lahan
Areal lokasi kegiatan Kp. Padaringan RT. 01/04 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Pada tahap pra konstruk si pada saat balik nama sertifikat hak
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BPN Sukabumi
Pedaging oleh Pemrakars a serta mendapat kan persetujua n tertulis dari kegiatan peternaka n boiler Fajar Surya Bayuaji dan peternaka n boiler Handoko Transaksi jual beli lahan sedang dilaksanak an dan proses balik nama sertifikat hak milik
: Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BPN Sukabumi
2
Mobilisasi tenaga kerja
Pematanga n lahan
Terserapnya tenaga kerja lokal
Peningkat an kadar debu
Tenaga kerja sebanyak 10 orang
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksim al 150 μg/m3 dan debu maksim um 350
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaska n warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Penyiraman lahan secara periodik pada musim kemarau
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Areal lokasi kegiatan
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Pada saat musim kemarau
Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar
Uji kualitas udara/ka dar debu
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Areal lokasi kegiatan
Sekali pada rekrutme n tenaga kerja konstruk si
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, Disnakertrans : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, Disnakertrans
Selama kegiatan pematan gan lahan berlangs ung
-
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH
Mobilisasi tenaga kerja
Pematanga n lahan
Terserapnya tenaga kerja lokal
Peningkat an kadar debu
Tenaga kerja sebanyak 10 orang
Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien, dan besaran partikel harus lebih rendah dari 10 μg maksim al 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari
Rekrutmen tenaga kerja konstruksi lebih memprioritaska n warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung
Penyiraman lahan secara periodik pada musim kemarau
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Areal lokasi kegiatan
Pada saat rekrutmen tenaga kerja konstruksi
Pada saat musim kemarau
Melakukan wawancara dan observasi dengan pekerja dan penduduk sekitar
Uji kualitas udara/ka dar debu
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi Areal lokasi kegiatan
Penuruna n estetika lingkunga n
Kebising an melebihi baku mutu Kepmen LH No. 48/199 6 tentang baku mutu kebising an untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA. Volume tanah galian dan urugan yang bercecer an tidak beratura
: Desa Cimerang, Kec. Purabaya, Disnakertrans : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, Disnakertrans
Selama kegiatan pematan gan lahan berlangs ung
-
: Pemrakarsa
: Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH
(PP. 41 tahun 1999) Peningkat an kebisinga n
: Pemrakarsa
: Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH
3
Sekali pada rekrutme n tenaga kerja konstruk si
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari
Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan
Areal pagar batas lahan Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Sebelum pematan gan lahan dilakukan Selama kegiatan pematan gan lahan
Selama kegiatan pematan gan lahan
Uji intensita s tingkat kebisinga n
Pengama tan visual
Areal pagar batas lahan Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
(PP. 41 tahun 1999)
Peningkat an kebisinga n
Penuruna n estetika lingkunga n
Kebising an melebihi baku mutu Kepmen LH No. 48/199 6 tentang baku mutu kebising an untuk lahan ruang terbuka dan hijau 50 dBA. Volume tanah galian dan urugan yang bercecer an tidak beratura n
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari
Pembersihan sisa tanah galian dimanfaatkan untuk urugan dan pemadatan
Areal pagar batas lahan Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Sebelum pematan gan lahan dilakukan Selama kegiatan pematan gan lahan
Selama kegiatan pematan gan lahan
Uji intensita s tingkat kebisinga n
Pengama tan visual
Areal pagar batas lahan Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
4
Mobilisasi alat dan material bangunan
Tergangg unya flora dan fauna lingkunga n sekitar
Peningkat an run off pada saat turun hujan
Penurunan kualitas udara
Jumlah flora dan fauna yang tergangg u/mati akibat dari kegiatan Perkiraa n perubah an limpasa n air hujan dengan menggu nakan metode rasional
adalah sebesar 0,0028 m3 /s. Kualitas udara melebihi baku mutu
Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan Membuat saluran drainase
Penyiraman secara periodik
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Pada saat melakuka n pematan gan lahan
Selama kegiatan berlangsu ng pada saat turun hujan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut
Pengama tan visual
Pengama tan visual pada saat turun hujan
Pengukur an kualitas udara
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraa
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec.
Peralatan akan didatangk an secara bertahap
Mobilisasi alat dan material bangunan
Tergangg unya flora dan fauna lingkunga n sekitar
Peningkat an run off pada saat turun hujan
Penurunan kualitas udara
Jumlah flora dan fauna yang tergangg u/mati akibat dari kegiatan Perkiraa n perubah an limpasa n air hujan dengan menggu nakan metode rasional
adalah sebesar 0,0028 m3 /s. Kualitas udara melebihi baku mutu diamete r debu
Memilah dan memindahkan tanaman endemic yang di lindungi
Membuat trap lumpur/kolam pengendapan Membuat saluran drainase
Penyiraman secara periodik
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Pada saat melakuka n pematan gan lahan
Selama kegiatan berlangsu ng pada saat turun hujan
Pada saat keluar masuk kendaraan angkut
Pengama tan visual
Pengama tan visual pada saat turun hujan
Pengukur an kualitas udara
Areal lokasi kegiatan
Trap lumpur/k olam pengenda pan Saluran drainase
Areal lokasi kegiatan
Pada saat keluar masuk kendaraa n angkut peralatan
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Dishub, Dinas ke-PU-
Peralatan akan didatangk an secara bertahap dan terencana
5
lebih rendah dari 10 μg sampai maksim al 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Peningkat an kebisingan
Kebising an tidak melebihi baku mutu untuk areal industri sebesar 50 dBA (Kepmen LH No. 48/1996 tentang baku mutu
dan material
an : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Dishub, Dinas ke-PUan
Pemagaran disekeliling Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dilakukan pada siang hari
Areal lokasi kegiatan
Pengukur an intensita s kebisinga n
Areal lokasi kegiatan
sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis
lebih rendah dari 10 μg sampai maksim al 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Peningkat an kebisingan
Kebising an tidak melebihi baku mutu untuk areal industri sebesar 50 dBA (Kepmen LH No. 48/1996 tentang baku mutu kebisinga n
dan material
an : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Dishub, Dinas ke-PUan
Pemagaran disekeliling Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi dilakukan pada siang hari
Areal lokasi kegiatan
Pengukur an intensita s kebisinga n
sesuai jadwal yang sudah di tetapkan tim teknis
Areal lokasi kegiatan
6
Peningkat an volume lalu lintas
Penurunan kualitas badan jalan
Pembangu nan sarana dan prasarana
Penurunan kulaitas udara
Bertamb ahnya volume kendaraa n melalui jalan Purabaya
Panjang jalan yang terkotori lumpur dari kendaraa n proyek
Kualitas udara melebihi baku mutu diamete r debu lebih rendah dari 10 μg sampai
Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari Penempatan petugas lalu lintas di pintu keluar masuk Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar lokasi proyek Penyiraman secara periodic pada musim kemarau
Jalan Purabaya
Pintu keluar masuk proyek
Areal lokasi kegiatan
Selama pekerjaan dilakukan
Pengama tan visula
Pengama tan visual
Pengukur an kualitas udara
Jalan Purabaya
Jalan Purabaya
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap konstruk si banguna n dikerjaka n
: Pemrakarsa : BLH, Distarkimsih, BPPT-PM : BLH, Distarkimsih, BPPT-PM
Luas lahan 4.973 m 2 dengan luas bangunan sebesar 2.976 m 2, RTH 2.933 m2 dan jalan, parkir,
Peningkat an volume lalu lintas
Penurunan kualitas badan jalan
Pembangu nan sarana dan prasarana
Penurunan kulaitas udara
Bertamb ahnya volume kendaraa n melalui jalan Purabaya
Panjang jalan yang terkotori lumpur dari kendaraa n proyek
Kualitas udara melebihi baku mutu diamete r debu lebih rendah dari 10 μg sampai maksim al 150
Pengangkutan alat terjadwal dan dilakukan pada siang hari Penempatan petugas lalu lintas di pintu keluar masuk Pembuatan kolam pengendapan pembersihan ban kendaraan Penyemprotan ban kendaraan sebelum keluar lokasi proyek Penyiraman secara periodic pada musim kemarau
Jalan Purabaya
Pintu keluar masuk proyek
Areal lokasi kegiatan
Selama pekerjaan dilakukan
Pengama tan visula
Pengama tan visual
Pengukur an kualitas udara
Jalan Purabaya
Jalan Purabaya
Areal lokasi kegiatan
Sekali pada tahap konstruk si banguna n dikerjaka n
: Pemrakarsa : BLH, Distarkimsih, BPPT-PM : BLH, Distarkimsih, BPPT-PM
Luas lahan 4.973 m 2 dengan luas bangunan sebesar 2.976 m 2, RTH 2.933 m2 dan jalan, parkir, pagar sebesar
7
μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Peningkat an kebisingan
Penuruana
Kebising an tidak melebihi baku mutu untuk areal industri peterna kan sebesar 70 dBA (Kepme nLH No. 48/199 6 tentang baku mutu kebising an) Volume
512 m2.
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari
Penyediaan
Pengukur an tingkat kebisinga n Pengama tan visual
Pengama
μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Peningkat an kebisingan
Penuruana n estetika lingkungan
Kebising an tidak melebihi baku mutu untuk areal industri peterna kan sebesar 70 dBA (Kepme nLH No. 48/199 6 tentang baku mutu kebising an) Volume sisa tanah
512 m2.
Pemagaran di sekeliling areal kegiatan Pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi di kerjakan pada siang hari
Penyediaan tempat pembuangan
Pengukur an tingkat kebisinga n Pengama tan visual
Pengama tan visual
8
dan banguna n yang berserak an
Mobilisasi tenaga kerja
Kecelakaa n kerja
Terserapnya tenaga kerja dan wirausaha lokal yang berasal dari warga sekitar
Jumlah tenaga kerja yang celaka dan sakit
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasiona l adalah sebanyak 10 orang dan jumlah warga yang membuka usaha di sekitar lokasi.
sampah sementara Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI Penyediaan P3K
Rekrutmen tenaga kerja memprioritask an warga sekitar lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuann ya Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Selama operasional peternakan
Medical check up
Melakukan wawancara dengan pekerja dan penduduk sekitar
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Selama operasio nal peternak an dilakukan dan dilaporka n setiap 6 bulan sekali
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Disnakertrasn : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Disnakertrans
Rekrutme n tenaga kerja akan mempriori taskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai dengan kebutuhan dan keahlianny a.
dan banguna n yang berserak an
Mobilisasi tenaga kerja
Kecelakaa n kerja
Terserapnya tenaga kerja dan wirausaha lokal yang berasal dari warga sekitar
Jumlah tenaga kerja yang celaka dan sakit
Jumlah tenaga kerja yang akan dikerjakan pada tahap operasiona l adalah sebanyak 10 orang dan jumlah warga yang membuka usaha di sekitar lokasi.
sampah sementara Sisa bahan bangunan yang layak pakai dapat dimanfaatkan kembali atau di jual
Pemakaian peralatan septic kerja konstruksi sesuai SNI Penyediaan P3K
Rekrutmen tenaga kerja memprioritask an warga sekitar lokasi kegiatan sesuai keahlian dan kemampuann ya Memberikan upah/gaji sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Kabupaten Sukabumi
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Selama operasional peternakan
Medical check up
Melakukan wawancara dengan pekerja dan penduduk sekitar
Warga Kp. Padaringan RT. 01/04 dan Kp. Lembur Pasir RT. 04/02 Desa Cimerang Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi
Selama operasio nal peternak an dilakukan dan dilaporka n setiap 6 bulan sekali
: Pemrakarsa : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Disnakertrasn : Desa Cimerang, Kec. Purabaya, BLH, Disnakertrans
Rekrutme n tenaga kerja akan mempriori taskan penduduk warga sekitar lokasi sesuai dengan kebutuhan dan keahlianny a.
9
Kegiatan peternaka n ayam pedaging
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas karyawan dan penyuciha maan kandang
Penurunan kualitas air tanah yang diakibatka n oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet
Limbah cair domesti k yang dihasilk an dari kegiatan karyawa n sebesar 0,88 m3 /hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3 /hari. Limbah cair domesti k yang dihasilk an dari kegiatan karyawa n sebesar
dengan profesional dan proporsional Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas Membuat IPAL Membuat kolam ikan sebagai bak control
Saluran buangan air kotor IPAL Kolam resapan
Setiap hari
Pengukur an kualitas air permuka an
Saluran buangan air kotor IPAL Kolam resapan
3 bulan sekali
: Pemrakarsa : BLH, Disnak, Dishubkominfo, Dinas Kebersihan, Dinkes
Membuat septic tank sesuai standar penyedotan septic tank Membuat areal ruang terbuka hijau
Septic tank RTH
Setahun sekali Setiap hari
Pengukur an kualitas air tanah
Septic tank RTH
3 bulan sekali
: BLH, Disnak, Dishubkominfo, Dinas Kebersihan, Dinkes
Operasion al Peternaka n Ayam Pedaging akan menyesuai kan dan mengikuti perkemba ngan peraturan dan perundang an Pemerinta han Indonesia serta melaporka n kegiatan setiap 6 bulan sekali.
Kegiatan peternaka n ayam pedaging
Penurunan kualitas air permukaan karena limbah cair domestik akibat adanya aktivitas karyawan dan penyuciha maan kandang
Penurunan kualitas air tanah yang diakibatka n oleh rembesan septictank dari sisa MCK pada Toilet
Limbah cair domesti k yang dihasilk an dari kegiatan karyawa n sebesar 0,88 m3 /hari dan pada akhir periode sebesar 8 m3 /hari. Limbah cair domesti k yang dihasilk an dari kegiatan karyawa n sebesar 0,88 m3 /hari
dengan profesional dan proporsional Pembuatan jaringan saluran pembuangan air kotor dan air bekas Membuat IPAL Membuat kolam ikan sebagai bak control
Saluran buangan air kotor IPAL Kolam resapan
Setiap hari
Pengukur an kualitas air permuka an
Saluran buangan air kotor IPAL Kolam resapan
3 bulan sekali
: Pemrakarsa : BLH, Disnak, Dishubkominfo, Dinas Kebersihan, Dinkes
Membuat septic tank sesuai standar penyedotan septic tank Membuat areal ruang terbuka hijau
Septic tank RTH
Setahun sekali Setiap hari
Pengukur an kualitas air tanah
Septic tank RTH
3 bulan sekali
10
dan pada akhir periode sebesar 8 m3 /hari
Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaa n sumur bor sebagai sumber air bersih utama
Penurunan kualitas udara dilingkunga
Besarny a debit kebutuh an air bersih untuk aktivitas karyawa n dan kegiatan lainnya sebesar 1,1 m3 /hari, ternak 157,52 m3 /peri ode; dan akhir periode 10 m3 Kualitas udara melebihi kualitas
Pemasangan meteran air Membuat sumur resapan 2 m 3 sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik
Sumur bor Sumur resapan Lubang biopori
RTH blower Ruang genset
Setiap hari Setiap musim hujan
Sekali pada saat penanam
Pengamt an visual terhadap sumur warga Pengukur an kualitas air bersih
Pengukur an kualitas udara
Meteran air Sumur resapan Lubang biopori
RTH blower Ruang genset
Setiap hari Setiap musim hujan 3 bulan sekali
3 bulan sekali
: BLH, Disnak, Dishubkominfo, Dinas Kebersihan, Dinkes
Operasion al Peternaka n Ayam Pedaging akan menyesuai kan dan mengikuti perkemba ngan peraturan dan perundang an Pemerinta han Indonesia serta melaporka n kegiatan setiap 6 bulan sekali.
dan pada akhir periode sebesar 8 m3 /hari
Penurunan kuantitas air tanah karena penggunaa n sumur bor sebagai sumber air bersih utama
Penurunan kualitas udara dilingkunga n peternakan
Besarny a debit kebutuh an air bersih untuk aktivitas karyawa n dan kegiatan lainnya sebesar 1,1 m3 /hari, ternak 157,52 m3 /peri ode; dan akhir periode 10 m3 Kualitas udara melebihi kualitas udara ambien
Pemasangan meteran air Membuat sumur resapan 2 m 3 sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
Menanaman pohon penyerap CO2 paling baik Membuat taman dengan
Sumur bor Sumur resapan Lubang biopori
RTH blower Ruang genset
Setiap hari Setiap musim hujan
Sekali pada saat penanam an dan pembang
Pengamt an visual terhadap sumur warga Pengukur an kualitas air bersih
Pengukur an kualitas udara
Meteran air Sumur resapan Lubang biopori
RTH blower Ruang genset
Setiap hari Setiap musim hujan 3 bulan sekali
3 bulan sekali
11
dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksim al 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Penggunaa n genset
Timbulan gas amoniak dan sulfida
Gas amoniak dan sulfida dipengar uhi kadar protein dalam kotoran ternak dan badan ternak
pohon pelindung berdaun lebar untuk menyerap polusi Penanaman pohon keresik Pemasangan jaring dengan ukuran 150 mesh pada blower Pemasangan cerobong genset
Pemberian probiotik starbio pada pakan ternak Pemberian kapur, EM4, sekam,dedak pada kotoran ayam Penyediaan RTH Pemasangan jarring dengan ukuran 150
unan ruang genset dan blower
Tempat penampu ngan kotoran ternak RTH blower
2 minggu sekali Setiap hari
Pengukur an kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide) Melakuk an jejak pendapat warga melalui kuisioner
Areal lokasi kegiatan Warga sekitar lokasi
2 minggu sekali
dengan besaran partikel lebih rendah dari 10 μg maksim al 150 μg/m3 dan debu maksim um 350 mm3 /m2 per hari (PP. 41 tahun 1999)
Penggunaa n genset
Timbulan gas amoniak dan sulfida
Gas amoniak dan sulfida dipengar uhi kadar protein dalam kotoran ternak dan badan ternak
pohon pelindung berdaun lebar untuk menyerap polusi Penanaman pohon keresik Pemasangan jaring dengan ukuran 150 mesh pada blower Pemasangan cerobong genset
Pemberian probiotik starbio pada pakan ternak Pemberian kapur, EM4, sekam,dedak pada kotoran ayam Penyediaan RTH Pemasangan jarring dengan ukuran 150 mesh
unan ruang genset dan blower
Tempat penampu ngan kotoran ternak RTH blower
2 minggu sekali Setiap hari
Pengukur an kualitas udara (amoniak dan hydrogen sulfide) Melakuk an jejak pendapat warga melalui kuisioner tertulis
Areal lokasi kegiatan Warga sekitar lokasi
2 minggu sekali
12
Peningkata n intensitas kebisingan dari operasi genset dan mobilitas kendaraan angkut.
Peningkata n volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4
Kebising an tidak melebihi baku mutu untuk peterna kan sebesar 70 dBA sesuai Kepmen LH No. 48/199 6 tentang baku mutu kebising an. Jumlah kendara an yang keluar masuk areal peterna kan
Pengangkutan kotoran ternak tepat waktu 14 hari sekali Pemagaran disekeliling areal peternakan Penanaman pohon pelindung dan peneduh dengan tinggi minimal 3 meter Memasang peredam suara dan cerobong di ruang genset
Penempatan petugas parkir lalu lintas pemasangan warning symbol Pembuatan areal parkir
pagar batas areal peternaka n RTH Ruang genset
Jalan Purabaya Areal parkir Areal bongkar muat barang
Setiap hari Setiap mati listrik
Pengukur an intensita s kebisinga n
Setiap hari Setiap angkut barang
Pengama tan visual
Pagar batas areal peternaka n RTH Ruang genset
Jalan Purabaya Areal parkir Areal bongkar muat barang
Sebula n sekali
Setiap hari Setiap angkut barang
Peningkata n intensitas kebisingan dari operasi genset dan mobilitas kendaraan angkut.
Peningkata n volume lalu lintas akibat adanya kendaraan roda 2 dan roda 4 serta truk yang keluar
Kebising an tidak melebihi baku mutu untuk peterna kan sebesar 70 dBA sesuai Kepmen LH No. 48/199 6 tentang baku mutu kebising an. Jumlah kendara an yang keluar masuk areal peterna kan akan berpote
Pengangkutan kotoran ternak tepat waktu 14 hari sekali Pemagaran disekeliling areal peternakan Penanaman pohon pelindung dan peneduh dengan tinggi minimal 3 meter Memasang peredam suara dan cerobong di ruang genset
Penempatan petugas parkir lalu lintas pemasangan warning symbol Pembuatan areal parkir karyawan dan
pagar batas areal peternaka n RTH Ruang genset
Jalan Purabaya Areal parkir Areal bongkar muat barang
Setiap hari Setiap mati listrik
Pengukur an intensita s kebisinga n
Setiap hari Setiap angkut barang
Pengama tan visual
Pagar batas areal peternaka n RTH Ruang genset
Jalan Purabaya Areal parkir Areal bongkar muat barang
Sebula n sekali
Setiap hari Setiap angkut barang
13
masuk lokasi parkir dan jalan Purabaya
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan.
Timbulan limbah B3
nsi terhada p kemacet an dan ganggua n lalu lintas.
Limbah padat dan sampah yang dihasilk an sebanya k ± 0,0054 m3 /hari. Limbah B3 yang dihasilk an untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10 L/bulan
areal bongkar muat
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik sebanyak 10 unit Membuat TPSS Membuat komposter Membuat TPS B3 Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3
Tong sampah TPSS
TPS B3
Setiap hari Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
Pengama tan visual
Pengama tan visual
Tong sampah TPSS
TPS B3
Setiap hari Setiap 2 x dalam seming gu
Setiap 3 bulan sekali
masuk lokasi parkir dan jalan Purabaya
Timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan.
Timbulan limbah B3
nsi terhada p kemacet an dan ganggua n lalu lintas.
Limbah padat dan sampah yang dihasilk an sebanya k ± 0,0054 m3 /hari. Limbah B3 yang dihasilk an untuk padatan sebesar 20 Kg/hari dan cairan 10 L/bulan
areal bongkar muat
Menyediakan tong sampah terpilah organik, anorganik sebanyak 10 unit Membuat TPSS Membuat komposter Membuat TPS B3 Menjalin kerjasama dengan pengolah limbah B3
Tong sampah TPSS
TPS B3
Setiap hari Setiap 2 x dalam seminggu
Setiap 3 bulan sekali
Pengama tan visual
Pengama tan visual
Tong sampah TPSS
TPS B3
Setiap hari Setiap 2 x dalam seming gu
Setiap 3 bulan sekali
14
Timbulan limbah kotoran ternak
Jumlah limbah kotoran ternak mencap ai 6 ton/hari
Timbulan bangkai ternak
Potensi wabah flu
Ayam mati diperkira kan sebanya k 2.000 ekor atau 5 % dari 40.000 ekor Jumlah ayam
Penggunaan probiotik starbio dan EM4 pada pakan dan minuman Pemberian kapur 1 % dan sekam pada kotoran Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organic
Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak
Peningkatan biosekuriti
Feeder kandang Tempat penampu ngan kotoran ternak
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi
Setiap hari kerja 2 minggu sekali
Ketika terjadi kasus ayam mati
Setiap hari
Pengama tan visual Uji peroxima t kotoran ayam
Pengama tan visual Pengece kan ayam mati
Pengama tan visual
Areal sekitar kandang
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi
2 minggu sekali
Setiap hari
Ketika terjadi
Timbulan limbah kotoran ternak
Jumlah limbah kotoran ternak mencap ai 6 ton/hari
Timbulan bangkai ternak
Potensi wabah flu burung
Ayam mati diperkira kan sebanya k 2.000 ekor atau 5 % dari 40.000 ekor Jumlah ayam mati mendad
Penggunaan probiotik starbio dan EM4 pada pakan dan minuman Pemberian kapur 1 % dan sekam pada kotoran Membuat tempat penampung sementara kotoran ternak Pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organic
Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Membuat banker tempat pemusnahan bangkai ternak
Peningkatan biosekuriti Penjarangan
Feeder kandang Tempat penampu ngan kotoran ternak
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
Setiap hari kerja 2 minggu sekali
Ketika terjadi kasus ayam mati
Setiap hari untuk biosekurit
Pengama tan visual Uji peroxima t kotoran ayam
Pengama tan visual Pengece kan ayam mati
Pengama tan visual Pengece
Areal sekitar kandang
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan
2 minggu sekali
Setiap hari
Ketika terjadi kasus ayam
15
ak terjangki t flu burung
Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan .
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Jumlah kerugian yang di akibatka n dari bencana kebakar an
Jumlah pekerja yang mengala mi kecelak aan kerja
ayam Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Pemberian vaksin AI pada ternak Melaporkan kasus flu burung kepada Dinas terkait Penyediaan APAR 3 Kg sebanyak 20 unit Pemasangan alarm bencana Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat Menerapkan SOP Pemakaian alat pelindung kerja Penyemprotan desinfektan
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang
i Ketika terjadi kasus ayam mati mendada kterjangki t flu burung
kan ayam mati
Ketika terjadi kebakara n
Setiap hari
Pengece kan sumber arus kelistrika n
Pengama tan visual Medical check up karyawan
mati menda dak terjang kit flu burung
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang
Ketika terjadi kebaka ran
Setiap hari
ak terjangki t flu burung
Potensi terjadinya kebakaran di areal peternakan .
Potensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan
Jumlah kerugian yang di akibatka n dari bencana kebakar an
Jumlah pekerja yang mengala mi kecelak aan kerja dan ganggua
ayam Pemusnahan ayam mati dengan cara di bakar dan dikubur Pemberian vaksin AI pada ternak Melaporkan kasus flu burung kepada Dinas terkait Penyediaan APAR 3 Kg sebanyak 20 unit Pemasangan alarm bencana Membuat jalur evakuasi dan pintu darurat Menerapkan SOP Pemakaian alat pelindung kerja Penyemprotan desinfektan Menyediakan P3K
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang
i Ketika terjadi kasus ayam mati mendada kterjangki t flu burung
kan ayam mati
Ketika terjadi kebakara n
Setiap hari
Pengece kan sumber arus kelistrika n
Pengama tan visual Medical check up karyawan
mati menda dak terjang kit flu burung
Areal lokasi kegiatan
Areal lokasi kegiatan Pintu keluar masuk kandang
Ketika terjadi kebaka ran
Setiap hari
16
n kesehat an
Peningkata n run off limpasan air.
Perkiraa n limpasa n air hujan untuk areal tanah yang bergelo mbang dan atap tidak tembus air diperkira kan sebesar 207,36 – 250,56 m3 /hari.
Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan Membuat RTH Membuat saluran drainase Membuat sumur resapan 2 m 3 sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Pada saat musim hujan
Pengama tan visual
RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Pada saat musim hujan
n kesehat an
Peningkata n run off limpasan air.
Perkiraa n limpasa n air hujan untuk areal tanah yang bergelo mbang dan atap tidak tembus air diperkira kan sebesar 207,36 – 250,56 m3 /hari.
Mendapatkan pelatihan penanganan flu burung Ikut serta dalam program BPJS tenaga kerja dan kesehatan Membuat RTH Membuat saluran drainase Membuat sumur resapan 2 m 3 sebanyak 5 unit Membuat lubang biopori sebanyak 616 unit
RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Pada saat musim hujan
Pengama tan visual
RTH Drainase Sumur resapan Lubang biopori
Pada saat musim hujan
17
Jumlah dan Jenis PPLH
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup.
Jumlah dan Jenis PPLH
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum lingkungan hidup. Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut, maka setiap rencana kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/usaha memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH). Adapun
rencana
kegiatan
peternakan
ayam
boiler
bersifat
permanen maka dari itu rencana kegiatan tersebut diwajibkan memiliki izin PPLH diantaranya adalah 1. Izin pembuangan limbah cair 2. Izin penampungan sementara limbah B3
DAFTAR PUSTAKA
http://alamendah.org/2010/09/01/tanaman-penyerap-karbondioksida/
http://green.komp http://green.kompasiana.com/po asiana.com/polusi/2013/03/0 lusi/2013/03/09/ukl-upl-celah-bagi-ke 9/ukl-upl-celah-bagi-kerusakanrusakanlingkungan-hidup-540449.html
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0107.pdf
http://tehniksumurresap http://tehniksumurresapan.blogspo an.blogspot.com/2013/0 t.com/2013/02/standard-sumur2/standard-sumur-resapan.html resapan.html
http://www.google.com/ur http://www.google.com/url?sa=t&rct=j& l?sa=t&rct=j&q=menghitung%2 q=menghitung%20beban%2 0beban%20pencemaran%2 0pencemaran%2 0air&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDEQFjAC&url=http%3A%2F% 2Feprints.undip.ac.id%2F37627%2F1%2F05-Dyah.pdf&ei= 14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&us 14rCUe2cLIy3rAfN1IGwBw&usg=AFQjCNGTctp g=AFQjCNGTctpRARAvylb4JnQ6hNqL9T5sPRg
http://www.slideshare.net/kebonbawa http://www.slideshar e.net/kebonbawang/cara-beternak-a ng/cara-beternak-ayam-kampung-pedagin yam-kampung-pedaging. g.
Kementerian Lingkungan Hidup RI – Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, “Teologi
Lingkungan
:
Etika
Pengelolaan
Lingkungan
dalam
Perspektif Islam” cetakan kedua, 2012;
Penelitian Endes N. Dahlan IPB Publishing, 2008 Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan.
2000. “Budidaya Ayam Ras
Pedaging”. BAPPENAS.
Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008 Soemarwoto, Otto. 2004. “Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan” ;