Tutorial ArcView
I. APLIKASI GIS DENGAN ARCVIEW ARCVIEW
1.1 Sekilas tentang ArcView ArcView adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi Geografi (SIG/GIS). Sistem Informasi Geografik sendiri merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menyajikan informasi geografi. Mungkin anda sudah kenal kenal dengan yang namanya peta. Perlu diketahui bahwa peta juga bisa disebut SIG atau istilahnya SIG Konvensional. Terdapat beberapa perbedaan antara peta di atas kertas (peta analog) dan SIG yang berbasis komputer. Perbedaannya adalah bahwa peta menampilkan data secara grafis tanpa melibatkan basis data. Sedangkan SIG adalah suatu sistem yang melibatkan peta dan basis data. Dengan kata lain peta adalah bagian dari SIG. Sedangkan pada ArcView anda dapat melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat melakukannya.
Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcView adalah bahwa Peta itu statik sedangkan ArcView dinamik. Peta Analog dibuat hanya untuk keperluan yang bersifat umum atau sudah ditentukan. Sebagai contoh, peta topografi menyajikan unsur-unsur yang general seperti kontur, sungai, jalan, dan sebagainya; Peta jalan menyajikan jalan dengan nama jalan, unsur-unsur yang penting di sekitar jalan, dan batas-batas jalan yang berfungsi sebagai indeks. Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa peta-peta tersebut memang dibuat untuk keperluan yang bersifat umum atau keperluan yang sudah ditentukan, dan tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Di lain pihak, SIG berkemampuan untuk menyeleksi dan menampilkan informasi-informasi apa saja yang Anda perlukan, serta mampu mengkomposisikan unsur-unsur pada peta sesuai dengan keperluan anda. Dengan demikian ArcView mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan Peta Analog. Suatu komposisi peta di ArcView merupakan gabungan dari beberapa layer yang disusun secara bertumpuk. Umumnya disebut tema / entitas. Setiap tema merupakan layer yang dapat digabungkan untuk membentuk suatu peta, sehingga kita selaku pengguna (user) dapat menampilkan informasi geografis sesuai dengan kebutuhan. Secara praktis, Arc View biasa digunakan antara lain untuk : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Digitasi data citra dari layer monitor (on screen digitizing) Reaktifikasi citra dengan bantuan ekstensi image analysis Editing tema dengan drag and drop atau cut and paste Editing tema dengan query item pada tabel Konvesri data dari ms-excel atau ms-access menjadi tema baru pada data spasial yang telah ada Pembuatan kontur dengan bantuan ekstensi image analysis dan spasial analis Pembuatan peta 3d dan perhitungan volume dengan bantuan 3d analysis Pengubahan system proyeksi dengan projection utility Kemudahan konversi data keperangkat lunak lain, seperti : AUTOCAD, ARC/INFO MAPINFO dsb
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 1
Tutorial ArcView
1.2 Karakteristik ArcV ew Secara garis besar ARCVI W terdiri atas piranti-piranti dengan berbag i karakteristik karakteristik sebagai berikut : 1. Graphical User Inte rface yang Bersifat Umum 2. User Interface dari "GUI" versi ArcView adalah identik dan d apat 'terbaca' pada semua plafform yang di s pport oleh ArcView. Sehingga user dapat dengan leluasa membuka data pada system (p latform) yang berlainan. 3. Table Structure (Str uktur Tabel) 4. Struktur data Arc iew adalah identik dengan semua platfor m yang di support oleh ArcView. Data d pat dibuka dan dibaca oleh platform y ng berbeda, dan dapat didistribusikan mel lui network ke user lain tanpa diterjemahkan terlebih dahulu. 5. Grafik yang Diinte rasikan dengan DataBase (Basis Data) 6. Istilah yang paling epat untuk menggambarkan ArcView adalah "geographic atau graphic database". 7. DataBase atau Map Selection 8. Dengan adanya int grasi grafik dengan basis datanya di ArcVi w, maka informasi dapat diketahui melalui s leksi basis data atau seleksi grafiknya. 9. Menampilkan Rast r sebagai Background bagi Vektor 10. Image Raster, sep rti Foto Udara, Peta hasil Scan atau Citr satelit dapat digunakan sebagai background peta (vektor). Sehingga penyajian peta aka tampak lebih bagus dan dengan presisi deta il yang match dengan Raster sebagai back round. Image raster dari aplikasi bitmap at u aplikasi lainnya juga dapat digunakan ntuk menampilkan logo perusahaan di Arc iew. Beberapa format raster yang dapat di aca oleh ArcView dapat dilihat pada tabel b rikut ini: Tabel 1.1. Format ratser ya ng dapat dibaca pada program ARCVIEW
Sumber: Training Mo ul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari In donesia” 2
Tutorial ArcView
1.3 Tampilan Interface ArcView Diagram berikut menunjuk kan komponen dari pengguna interface ArcV iew.
Gambar 1.1 Kom Kom onen Interfa Interface ce Arc Arc View View
Icon / Button
Ga bar 1.2 Beberapa Icon dalam bentuk But on Tools
Gambar 1.3 Beberapa Icon Tools
Sumber: Training Mo ul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari In donesia” 3
Tutorial ArcView
Beberapa istilah yang dijumpai dalam Software ArcView : a. Project :Tempat menyimpan file pada saat Anda sedang atau telah bekerja. Setiap project tersimpan dalam file extention (*.apr).
Setiap Project terdiri dari : •
•
• •
•
: Sebuah View merupakan data interaktif yang dapat digunakan untuk Views menampilkan hasil gambar, data tabel, dan analisis data yang terdiri dari satu atau beberapa buah layer atau tema informasi geografis. Tables : Berisi informasi yang menggambarkan tentang sekumpulan data yang terdiri dari informasi-informasi tentang obyek peta . Tabel disini berisi tentang data base dari informasi yang kita buat, tables ini bisa berupa informasi point, garis atau polygon Charts : Merupakan tampilan presentasi grafis dari informasi pada tabel. Layout : Merupakan tata letak untuk melihat segala macam “komponen yang dibuat pada ArcView”. Prinsip yang kita gunakan disini adalah prinsip kartografi. Scripts : Merupakan program yang ditulis dalam bahasa program ArcView.
b. Project Window : Merupakan “jendela kecil” (smaller window) yang berada di sebelah bawah dari “Jendela ArcView (ArcView window). “Untitled” pada Project Window nampak pada saat pertama kali Anda membuka ArcView.
•
.Layer Tema/Theme
•
Atribut
•
Feature
•
: Informasi yang menggambarkan sebuah obyek. : Gabungan dari beberapa layer yang membentuk suatu susunan peta : Informasi yang menggambarkan keadaan “field” (terbaca secara vertikal) dari sebuah layer / theme) : Sebuah kenampakan, terdiri dari point, garis, maupun polygon.
1.4 Memulai ArcView Untuk memulai Arc View, buka melalui start menu pada program manager atau klik dua kali icon pada toolbar windows. Tampilan akan terlihat seperti pada gambar 1.4.
Gambar 1.4. Tampilan awal ARCVIEW GIS
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 4
Tutorial ArcView
Arcview kemudian akan memberikan opsi kepada anda (Gambar 1.5) apakah akan membuka project yang sudah ada, atau memulai kerja dengan blank project. Default pilihan opsi ini adalah view yang baru
Gambar 1.5. Opsi pembukan ARCVIEW GIS
Pada Welcome to ArcView GIS box (selanjutnya ditulis dalam bentuk [ ]) Create New Project : With a New View : digunakan untuk memulai view baru • As a blank project : digunakan untuk memulai view baru • Open an existing project : digunakan untuk membuka view yang telah ada • (sudah dikerjakan sebelumnya). Jika anda memilih default, maka kemudian akan ditampilkan konfirmasi mengenai penambahan data pada view (Gambar 1.6)
Gambar 1.6. Konfrmasi penambahan data pada view
Klik yes pada Gambar 1.6 akan didapatkan view baru seperti pada Gambar 1.7. Cara lain untuk membuat view baru;
Gambar 1.7. Tampilam view baru
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 5
Tutorial ArcView
Sebaiknya setiap memulai pekerjaan dengan Arc View, anda mentapkan suatu directory. tertentu untuk menyimpan hasil. Dengan cara aktifkan menu file dan pilih set working directory(gambar 1.8)
Gambar 1.8 Penentuan direktori kerja
Ketik nama direktori kerja anda pada kolom isian dan klik ok bila telah selesai
isi nama directory kerja disini
Gambar 1.9. Cara mengisi nama directory kerja
Jika pada Gambar 1.5. anda memilih open an existing project maka anda akan masuk pada membuka file-file yang telah ada, maka arahkan ke directory kerja anda misal : C:\latihan, kemudian klik dua kali pada file dengan extensi .apr, misalnya “ final.apr” seperti pada Gambar 1.10
Gambar 1.10. Cara mengisi nama directory kerja
1.5. Menutup Arc View 1. Menu File 2. Exit atau klik icon X pada sebelah kanan atas atau Tekan Alt + F4.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 6
Tutorial ArcView
1.6 Bekerja Dengan Theme (Tema) / Layer Dalam menjalankan ArcView, kita harus membuat layer yang diistilakan dengan theme pada Arc View dengan mengklik Icon (seperti pada gambar 1.11). Penambahan tema atau membuat tema baru Setelah anda klik ganda icon di atas anda akan diminta untuk memilih satu atau sejumlah direktori data (gambar 1.12). Bila hanya ada satu tema cukup meklik ganda satu tema saja, tetapi jika anda akan menambahkan beberapa tema maka anda dapat memilih dengan kombinasi kunci ctrl dan shift dengan klik kiri mouse. Untuk Menambah Theme baru
Gambar 1.11. Pemilihan theme dari direktori data
Format Shp.
Format File Gambar, seperti Jpg, Bmp, Tiff
Gambar 1.12. Penempatan theme pada Direktori
Dicentang/cek pada box
Gambar 1.13. Penempatan theme dalam View
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 7
Tutorial ArcView
Selain menambah theme. Dalam bentuk shp, theme juga dalam bentuk ekstensi gambar seperti JPEG.
Gambar 1.14. Ekstensi untuk peta dalam bentuk JPEG
Setelah itu :
Gambar 1.15. Ekstensi untuk peta dalam bentuk JPEG
Dicek dulu baru muncul petanya
Gambar 1.16. Tampilan Peta dalam format JPEG dalam View
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 8
Tutorial ArcView
1.7. Membuat Theme baru Dalam proses mendigitasi, pertama-tama harus membuat suatu folder kerja, folder kerja tersebut dapat dibuat di drive C atau D sbb. Contoh C:\ latihan\Shp. sebagai tempat menyimpan file digitasi. Setelah itu aktifkan menu File-Set Working Direktory (lihat Gambar 1.17)
Gambar 1.17. Menentukan lokasi file kerja
Selanjutnya buka View – New Theme (lihat gambar 1.18) digunakan untuk membuat theme baru.
Gambar 1.18. Menentukan tipe feature yang dipakai dalam peta
Theme-theme baru tersebut bisa dalam bentuk point, Line serta Polygon, sebagai berikut:
1) Point (titik) : digunakan untuk memunculkan simbol Contoh : titik menara, Titik ketinggian, lokasi industri, dsb. 2) Line : digunakan untuk membuat garis, dapat berbentuk sebagai polygon atau tidak. Contoh : batas administrasi, jalan, sungai, dsb. 3) Polygon : digunakan untuk membentuk suatu area yang tertutup dengan batas yang jelas. Contoh : jenis vegetasi, area, penggunaan lahan. Pada waktu anda membuat theme baru anda harus memilih salah satu opsi diatas, seperti pada Gambar 1.18
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 9
Tutorial ArcView
1.8. Membuat feature tipe point a. Lakukan seperti gambar 1.18, simpan pada directory C:\Pelatihan\Shp\ b. Beri nama coba.shp c. Untuk membuat simbol, klik
Gambar 1.19. Cara pembuatan tema dengan tipe feature point
d. Merubah warna simbol : 1. Klik 2x (kiri atau kanan) coba.shp atau klik icon Edit Legend 2. [Legend editor]; klik 2x Simbol 3. [Color Pallete] 4. Apply
Gambar 1.20. Merubah warna symbol
e. Memberi nama label : Klik 2x coba.shp • [Legend editor]; Label • Apply • f.
Pemberian Theme Table : Menu Theme; • Table… • [Attribute of Coba.shp] • pilih menu Table, Start Editing • kemudian edit dengan memilih icon • Ganti ID dengan angka 1, 2, 3, 4, … • pilih menu edit, stop editing Save editGambar 1.21. Prosedur pemberian label •
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 10
Tutorial ArcView
g. Mengubah tampilan simbol : 1. Secara keseluruhan : Klik 2x Symbol • [Marker Pallete] • Apply • 2. Per obyek : Legend Type • Unique Value • Values Field; ID • Symbol • [Marker Pallete] • Apply • 1.9. Membuat feature tipe line
Dari gambar 1.18. (pilih line) a. Beri nama, garis.shp b. Membuat garis, klik icon seperti pada gambar 1.19.
Gambar 1.22. Prosedur pembuatan feature line (garis)
c. Merubah warna garis : Klik 2x garis.shp • [Legend editor]; klik 2x Simbol • [Color Pallete] • Apply • d. Memberi nama garis : Klik 2x garis.shp • Label • Apply • e. Mengubah tampilan garis : Klik 2x Symbol • [Pen Pallete] • Apply •
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 11
Tutorial ArcView
1.10. Membuat feature tipe polygon
Membuat theme baru seperti Gambar 1.18 (pilih polygon) a. b. c. d.
Beri nama, bingkai.shp Membuat polygon Save dengan nama poligon C:\latihan\Shp Merubah warna polygon : Klik 2x bingkai.shp • [Legend editor]; klik 2x Simbol • [Color Pallete] • Apply • e. Menghilangkan warna polygon : Klik 2x bingkai.shp • [Legend editor]; klik 2x Simbol • [Fill Pallete] • Apply • f. Memberi nama polygon : Klik 2x polygon.shp • Label dan Apply •
Membuat bingkai segiempat
Membuat polygon bebas
Membuat bingkai lingkaran Menambah poligon
Menyambung dua polygon
Gambar 1.23. Prosedur pembuatan feature tipe polygon
1.11. Beberapa menu tampilan pada View Setiap data spasial yang digunakan haruslah memiliki system gratikul atau grid. Apabila data tersebut tidak diproyeksikan kedalam system tertentu , maka Arcview akan memberikan nilai default decimal degree sebagai unit Mapnya. Komponen Map ini akan mempengaruhi view, di layer tampilan seperti pada gambar 1.24 dan gambar 1.25
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 12
Tutorial ArcView
Gambar 1.24. Zoom theme yang sedang aktif
Gambar 1.25. Menampilkan keseluruhan data
1.12. Menyimpan Hasil Kerja pada Project a. b. c. d.
Klik Icon Save Project Menu File Save Project atau Ctrl + S (dalam format ekstensi *.apr) Ok.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 13
Tutorial ArcView
II. SISTEM PROYEKSI PADA THEME
2.1. Mengecek system proyeksi Salah satu ciri dari data spasial adalah terdefinisi secara geografi, artinya mempunyai titik koordinat. Seringkali kita menggunakan data spasial dari berbagai sumber. Untuk dapat menampilkan skala yang akurat, persyaratan yang diminta Arc View adalah keseragaman proyeksi data spasial yang di tampilkan pada layer view. Anda dapat mengecek kelengkapan proyeksi data spasial dengan mengaktifkan properties pada menu view (Gambar 2.1)
Gambar 2.1. Pengaktifan fungsi Properties pada menu view
View properties berisi sejumlah keterangan mengenai data spasial yang sedang aktif. Bila data anda bukan merpakan data proyeksi maka pada nilai map unit akan memperlihat data unknown demikian pula pada distance unit. Arcview system gratikulnya lebih familiar dinyatakan dengan derajat decimal (decimal degrees), jika anda tidak memproyeksikan data yang digunakan maka tetapkallah map unitnya sebagai decimal degrees (Gambar 2.2 dan 2.3).
Gambar 2.2. Beberapa komponen view properties
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 14
Tutorial ArcView
Gambar 2.3. Kategori dan tipe proyeksi
2.2 Reaktifikasi Data spasial Reaktifikasi adalah membuat data spasial menjadi terdefinisikan secara geografis, dalam reaktifikai ini hal yang dilakukan adalah menjadikan data yang tidak mempunyai koordinat geografis menjadi data yang mempunyai koordinat geogafis. a. Merektifikasi dengan Image Analysis
1. Buka program arcview, kemudian buat view baru. 2. Pilih menu file, Extensions, lalu beri centang pada 3D Analisist, Image Analysis, JPEG (JFIF) Image Support, klik OK.
3. Klik Add Themes 4. Pilih data source type Image Analysis Data Source. 5. Masuk ke folder C:\pelatihan\jpg\ 6. Pilih sapaya.jpg Gambar 2.4. Menampilkan data yang akan diolah untuk rektifikasi
7. Setelah muncul peta, perbesar (zoom) di sekitar TIC yang akan direktifikasi. 8. Pekan tool align
, kemudian tempatkan kursor pada TIC yang akan direktifikasi .
9. Klik kiri tombol mouse untuk menandai titik yang akan di input koordinatnya, kemudian klik kanan mouse, pilih menu Enter ‘To’ Coordinate.. lalu input koordinatnya 10. Perlu diperhatikan bahwa koordinat yang diinput adalah koordinat derajat-desimal, jadi derajat-menit-detik perlu diubah ke dalam derajat-desimal.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 15
Tutorial ArcView
11. untuk Y jika terletak di Lintang Selatan maka nilai Y negatif dan Y di Lintang Utara positif.
12. Save image, pilih menu Theme, save image as... o
Y = 5 15’ Y = 5,25
o
Y = 5 15’ Y = 5,25
o
Y = 5 30’ Y = 5,5
o
Y = 5 30’ Y = 5,5
1. X = 119 30’ X = 119 + 30/60 = 119,5 2. X = 119 45’ X = 119 + 45/60 = 119,75 3. X = 119 45’ X = 119 + 45/60 = 119,75 4. X = 119 30’ X = 119 + 30/60 = 119,5
o
o
o
o
Contoh lain yang mengandung menit dan detik : o
Y : 119 36’20” = 119+36/60+20/3600 = 119,606
Gambar 2.5. Prosedur rektifikasi data spasial dengan image analysis.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 16
Tutorial ArcView
b. Merektifikasi dengan TerraExplore Image Tools
1. Buka program arcview, kemudian buat view baru. 2. Pilih menu file, Extensions, lalu beri centang pada TerraExplore Image Tools, OK. 3. Pilih icon 4. Klik icon
, maka muncul window image tool . , maka akan terbuka window image
Registration. 5. Masuk ke folder C:\pelatihan\jpg\takalar map\, buka file geologi.jpg 6. Setelah muncul peta, perbesar (zoom) di sekitar TIC yang akan direktifikasi. 7. Klik icon Add Control Point
lalu input koordinatnya, OK.
Gambar 2.6. Prosedur rektifikasi data spasial dengan TerraExplore Image Tools
8. Setelah ke empat TIC dimasukkan, Klik
save registration.
9. Perlu diperhatikan bahwa koordinat yang diinput adalah koordinat derajat-desimal, jadi derajat-menit-detik perlu diubah ke dalam derajat-desimal. 1.
X = 119o28’ X = 119 + 28/60 = 119,467
Y = 5o20’ Y = 5,33
2.
X = 119o36’ X = 119 + 36/60 = 119,6
Y = 5o20’ Y = 5,33
3.
X = 119o36’ X = 119 + 36/60 = 119,6
Y = 5o24’ Y = 5,4
4.
X = 119o28’ X = 119 + 28/60 = 119,467
Y = 5o24’ Y = 5,4
Setiap kali file “themes” yang disimpan pada ArcView selalu terbagi dalam tiga format, yaitu: *.dbf : digunakan untuk database • *.shp : file ArcView (digunakan untuk mentransfer ke dalam ArcInfo) •
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 17
Tutorial ArcView
III. EDITING TABEL
3.1. Membuka Tabel Menu tabel salah satu poject dalam Arc View GIS, kegunaannya sebagai Basis data spasial, Sebelum bekerja dalam Tabel terlebih dahulu kita membuka view, karena table tidak akan aktif sebelum buka view. prosedur membuka tabel sebagai berikut : Klik Icon Open Theme Table prosedur seperti pada Gambar 3.1 • •
[Attribute of *.shp]
Terdapat dua buah kolom masing-masing : shape dan ID X Point untuk Point X Polyline untuk Line X Polygon untuk Polygon
Klik untuk mengaktifkan tabel
Pastikan theme yang akan dibuka tabelnya
Gambar 3.1. Cara mengaktifkan menu tabel pada Arcview GIS
Selanjutnya akan terbuka menu tabel seperti pada Gambar 3.2 pada menu tabel ada beberapa opsi yang sering digunakan, seperti untuk perhitungan ( Calculate), Query Builder dll. Menu-menu ini yang digunakan dalam analisis spasial Sistem Informasi Geogafis.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 18
Tutorial ArcView
Calculate Query Builder
Contoh Tabel
Gambar 3.3. Beberapa opsi menu tabel
Salah satu kegunaan tabel disini adalah untuk pemberian ids (identifikasi) dari titik, garis dan polygon. Tanpa pemberian ids, feature (titik, garis dan polygon) tidak dapat di identifikasi. Ids ini juga diperlukan dalam manipulasi coverage, sehingga dapat ditambahkan infomasi-informasi yang diperlukan untuk analisis. titik dapat merupakan gambaran suatu lokasi suatu kota, atau lokasi yang lain, garis menggabarkan suatu sungai, jalan atau batas administrasi, polygon menggambarkan penggunaan lahan, jenis tanah tipe iklim dll. Maka dari itu ids berfungsi untuk penamaan dan pemberian informasi tambahan dalam suatu coverage. Proses pembuatan ids mengikuti langkah-langkah berikut.
3.2. Menambahkan Field Anda dapat menambah field/kolom pada tabel yang ada dengan prosedur sebagai berikut : • • • • • •
Buka Menu Table (seperti pada gambar 3.2 dan 3.3) Start Editing; (Icon Edit aktif) Menu Edit Add Field [Field Definition] (hingga didapatkan seperti pada gambar 3.4) Name : Nama Field (Kolom)
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 19
Tutorial ArcView • • •
Type : Jenis (Number, String, Boolean, Date) Width : Lebar Field Decimal Places : angka/digit dalam decimal
Gambar 3.4. Contoh penambahan field.
3.3. Menambahkan Record • • • •
Menu Table Start Editing Menu Edit Add Record atau Ctrl + A
Gambar 3.5. contoh penambahan record
3.4. Modifikasi Tabel • • •
Menu Table Properties (seperti pada gambar 3.6) [Table Properties] Title : Nama Tabel Creator : Pembuat Visible : mengaktifkan field. Alias : Untuk mengganti nama field
Setiap field yang di centang akan aktif pada menu tabel.
Gambar 3.6. Tabel Properties untuk memodifikai tabel yang aktif
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 20
Tutorial ArcView
3.5 Menambahkan Table Data yang akan ditampilkan sudah terlebih dahulu dibuat dalam tables • • • •
Tables; Add Pada file name, pilih file dalam format *.dbf (seperti pada Gambar 3.7) Pastikan berada dalam direktori (C:\ atau D:\) List Files of Type: dBASE (*.dbf)
Gambar 3.7. Penampilan menu add table
3.6. Menggabungkan Tabel ArcView dapat melakukan penggabungan dari beberapa tabel. Syaratnya salah satu nama fieldnya harus sama. Dengan prosedur sebagai berikut (contoh gambar 3.8) : Aktifkan masing-masing tabel yang akan digabung (join). • Klik tiap-tiap field • Table; Join atau Ctrl + J •
Gambar 3.8. Contoh penggabungan tabel
Jika ingin membatalkan tabel yang telah digabung dapat dilakukan dengan posedur sebagai berikut : • • •
Aktifkan tabel yang sudah digabung Table Remove All Joins
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 21
Tutorial ArcView
3.7. Bekerja dengan Tabel dan View Tabel dapat digunakan untuk mengidentifikasi “themes feature” : seperti pada Gambar 3.9. warna kuning pada tabel adalah obyek yang deselect pada view. prosedurnya sebagai berikut : •
Memilih record (keadaan aktif record ditandai dengan warna background kuning). Bandingkan tampilan tersebut pada View.
Gambar 3.9. Tampilan view dan tabel sekaligus
•
Menggunakan atribut yang berasal dari tabel, seperti pada gambar 3.10 Klik icon Query Builder Klik 2x Item yang berada di Fields Pilih icon Klik 2x Item yang berada di Values Klik Add To Set
Gambar 3.11. opsi menu query untuk mencari atau identifikai obyek 3.8. Menyimpan hasil kerja pada Table : • • • •
Menu Table Save Edits [Save Edits] Yes.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 22
Tutorial ArcView
IV. FUNGSI ANALISIS DATA GEOSPASIAL 4.1 Operasi Geoprocessing Fungsi analisis dan modeling dengan menggunakan ekstension Geoprocessing. Aktifkan ekstension geoprocessing dengan cara pilih menu File-ekstensions.. lalu beri centang pada box geoprocessing.
Gambar 5.1 Ekstension Geoprocessing
a. Dissolve Proses dissolve akan menggabungkan feature yang berada dalam satu theme berdasarkan nilai dari attribute yang telah ditentukan. Proses ini akan mengumpulkan beberapa feature yang mempunyai nilai yang sama pada sebuah attribute yang telah ditentukan.
Gambar 5.2 Proses Dissolve
b. Merge Merge merupakan suatu proses untuk membuat satu theme yang mengandung feature yang berasal dari dua atau lebih theme. Dengan kata lain, proses ini akan menambahkan feature dari dua atau lebih theme kedalam sebuah theme. Dalam proses ini, attribute yang mempunyai nama yang sama akan tetap di simpan dan digunakan.
Gambar 5.3 Proses Merge
c. Clip Clip merupakan suatu proses untuk membuat suatu theme baru dengan meng-overlay-kan feature dari dua buah theme. Salah satu dari dua theme tersebut haruslay merupakan polygon theme yang disebut “overlay theme”. Proses clip menggunakan sebuah clip theme yang berfungsi sebagai “cookie cutter” untuk mengclip sebuah input theme, namun dalam prosesnya tidak mengubah attribute theme tersebut.
Gambar 5.4 Proses Clip
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 23
Tutorial ArcView
d. Intersect Proses intersect digunakan untuk mengintegrasikan dua buah spasial data. Dalam prosesnya sebuah input theme akan integrasikan dengan sebuah overlay theme untuk menghasilkan sebuah output theme. Output theme mengandung feature dari overlay theme dan hanya feature dari input theme yang “overlaid” dengan feature dari overlay theme. Feature lainnya akan dihilangkan.
Gambar 5.5 Proses Intersect
e. Union Proses union akan menghasilkan sebuah theme baru dengan mengoverlaykan dua buah polygon theme yang mengandung seluruh feature dan attribute ( full extent ) dari dua buah polygon.
Gambar 5.6 Proses Union
f.
Assign Data by Location Proses Assign Data by Location akan melakukan sebuah spasial join dari dua buah theme yang ditentukan berdasarkan hubungan spasial (spatial relationship) antara feature dari kedua buah theme tersebut.
Gambar 5.6 Proses Assign Data by Location
4.2 Bekerja dengan Buffer Buffer merupakan pemodelan spasial yang dibangun dengan arah ke luar dan atau ke dalam untuk melindungi elemen-elemen spasial yang berupa titik, garis atau polygon. Aktifkan create buffer dengan Theme-Create Buffer…
Gambar 5.7 Operasi Buffer
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 24
Tutorial ArcView
4.3 Pemasukkan data pengukuran (GPS) Salah satu metode pemasukan data dalam SIG adalah dengan menggunakan spereadsheet. a. Input data pengukuran (GPS) Buka file Data GPS.xls pada folder C:\latihan\Data Pengukuran lalu simpan (save as) data hasil pengukuran tersebut ke dalam format *.txt (delimited text) atau *.dbf IV (dbase IV). b. Menambahkan table koordinat Pada program Arcview, input data dengan fasilitas add table.
Gambar 5.9 Add Table
c. Menampilkan ke dalam view. Gunakan menu View-Add Event Theme akan muncul kotak dialog add event theme. Lalu isilah items nama table “data gps” , field yang mempresentasikan absis “X” dan field yang mempresentasikan ordinat “Y”. lalu tekan ok.
Gambar 5.10 Menampilkan titik-titik koordinat ke dalam view
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 25
Tutorial ArcView
V. BEKERJA DENGAN LAYOUT 5.1 Sistem Proyeksi Pada Theme a. Mengecek system proyeksi
Salah satu ciri dari data spasial adalah terdefinisi secara geografi, artinya mempunyai titik koordinat. Seringkali kita menggunakan data spasial dari berbagai sumber. Untuk dapat menampilkan skala yang akurat, persyaratan yang diminta Arc View adalah keseragaman proyeksi data spasial yang di tampilkan pada layer view. Anda dapat mengecek kelengkapan proyeksi data spasial dengan mengaktifkan properties pada menu view.
Gambar 5.1. Pengaktifan fungsi Properties pada menu view
View properties berisi sejumlah keterangan mengenai data spasial yang sedang aktif. Bila data anda bukan merupakan data proyeksi maka pada nilai map unit akan memperlihat data unknown demikian pula pada distance unit. Arcview system gratikulnya lebih familiar dinyatakan dengan derajat decimal (decimal degrees), jika anda tidak memproyeksikan data yang digunakan maka tetapkallah map unitnya sebagai decimal degrees.
Gambar 5.2. Beberapa komponen view properties
Gambar 5.3. Kategori dan tipe proyeksi
5.2 Dasar-dasar kartografi Kartografi adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat peta dan grafik atau ilmu yang mempelajari tentang peta, dokumen ilmiah dan karya seni. Termasuk di dalamnya adalah kartografi digital.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 26
Tutorial ArcView
Hal-hal yang penting dalam pembuatan peta
Dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh perangkat lunak SIG, proses pembuatan peta menjadi sangat mudah, termasuk di dalamnya kemudahan untuk memenuhi standard yang ada. Untuk itu, berikut disampaikan standard peta yang baik: Menampilkan suatu lokasi dan/atau atribut. • Menampilkan suatu hubungan, baik antar lokasi (jarak), antar atribut (suhu vs vegetasi), • antara lokasi dan atribut (produksi dan distribusi), dan antar atribut hasil penghitungan (income per capita). Mempunyai skala atau referensi untuk orientasi jarak atau lokasi. • Mempunyai informasi mengenai koordinat atau sistem proyeksi yang digunakan. • Menggunakan tanda-tanda atau simbologi yang sistematik. • Mempunyai informasi tekstual seperti judul atau legenda. •
5.3 Membuat layout peta Layout (tata letak) peta di design dengan menggunakan software Arcview. Adapun langkahlangkah layout peta, ada hal yang menjadi pehatian dari permaslahan ini yaitu bahwa kita dituntut untuk selalu kreatif dalam membuat suatu peta (kartografi) yang menarik perhatian atau mudah digunakan user, memiliki nilai estetika, dapat membuat symbol yang mewakili segala obyek dalam peta, dan beberapa hal lain yang erat kaitannya dengan kaidah kartografi. Langkah-langkah umum sebagai berikut a. Mempersiapkan layout dalam ukuran yang sebenarnya Aktifkan window project dan pilih ikon Layout, dan klik New. Layout kosong akan • muncul di layar. Untuk mengatur ukuran kertas yang akan digunakan, pilih Layout – Page Setup dari • menu utama. Dari daftar ukuran kertas, pilih ukuran yang anda inginkan, dalam hal ini pilih A4. Dengan sendirinya unit ukuran akan berganti menjadi cm. Anda juga bisa mengatur margin dari layout, yang digambarkan dengan garis biru yang mengelilingi layout; garis ini hanya berfungsi sebagai tanda di layar dan tidak akan dicetak. Ganti orientasi kertas menjadi Landscape dan klik tombol OK .
Gambar 5.4 Pengaturan Page Setup Pada Layout
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 27
Tutorial ArcView
Untuk mengganti jarak dan sifat grid lainnya, pilih Layout – Properties dari menu utama. Seperti halnya margin, titik-titik grid juga tidak akan muncul pada saat dicetak. Menambahkan komponen utama peta
•
b.
•
•
•
Kalau kita hendak membuat peta yang baik, ada beberapa komponen utama yang harus ada pada setiap peta: peta itu sendiri (yang ditampilkan oleh View), legenda (yang ada pada daftar isi), skala, dan arah mata-angin. Berikut akan kita pelajari bagaimana menambahkan komponen-komponen tersebut pada layout yang telah kita persiapkan di atas. Tambahkan komponen grafis peta dengan cara mengaktifkan window Layout dan klik tombol yang terdapat pada ikon di bagian View Frame . Letakkan kursor di tempat yang diinginkan dan drag mouse sampai pada ukuran yang dikehendaki. Pada dialog View Frame Properties yang muncul, isikan informasi yang diinginkan. Tuliskan nama View yang akan ditampilkan pada peta dan informasi lain. Tambahkan komponen legenda, dengan mengklik tombol yang berada View Frame ikon. Letakkan di tempat yang diinginkan dan muncul dialog Legend Frame Properties dan isikan nama View Frame yang diinginkan.
Gambar 5.5 Menambahkan Komponen Grafis Peta •
Dalam merancang layout, grid layout ditampilkan untuk menolong anda. Untuk menambahkan grid Lat/Lon maupun lainnya, aktifkan extenstion Graticule and Measured Grid melalui File–Extension, pilih yang diinginkan dan klik OK . Klik tombol Graticule and Measured Grid maka akan muncul kotak dialog.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 28
Tutorial ArcView
Gambar 5.6 Menambahkan Grid pada Layout •
Tambahkan komponen skala dengan mengklik tombol yang berada pada View Frame ikon juga. Letakkan di tempat yang diinginkan dan isikan informasi pada dialog Scale Bar Properties yang muncul, lalu pilih frame view yang anda inginkan lalu klik ok.
Gambar 5.7 Menambahkan Skala Angka dan Batang pada Peta •
Tambahkan komponen legenda dengan mengklik tombol yang berada pada View Frame ikon juga. Drag di tempat yang diinginkan lalu pilih frame view yang anda inginkan lalu klik ok.
Sumber: Training Modul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari Indonesia” 29
Tutorial ArcView
Gambar 5.8 Menambahkan Legenda
•
Tambahkan ko mponen arah mata angin. Kilk tombol yang diinginka .
dan letakkan di tempat
G mbar 5.9 Menambahkan Arah Mata Angin
c.
Menambahkan komponen lain •
Selain kompon n utama di atas, ArcView juga menyediakan beberapa informasi yang dapat di tampil kan dalam layout yang akan dibuat. Fasil itas untuk menambahkan komponen-kom ponen ini tersedia pada ikon di bawah View rame.
•
Untuk menamb hkan Chart, gunakan tombol atas.
dengan cara yang sama seperti di
•
Untuk menamb hkan Tabel, gunakan tombol
juga de gan cara yang sama.
•
Yang terakhir adalah fasilitas yang disediakan untuk enambahkan komponen gambar atau gra fis lainnya dengan menggunakan tombol .
•
Untuk menamb hkan text, gunakan tombo-tombol
•
Jika diinginkan untuk mengubah layout yang sudah ada, pa stikan bahwa hal tersebut dikerjakan pada saat ikon aktif.
Sumber: Training Mo ul SIG Dasar “LSM Rimba Lestari In donesia” 30