11 Latar $elakang Toksisitas meruakan istilah dalam toksikologi 2ang diartikan se3agai kaasitas suatu at kimia53era6un 2ang daat menim3ulkan efek toksik tertentu ada makhluk hidu %stilah toksisitas meruakan istilah kualitatif7 terjadi atau tidak terjadin2a kerusakan tergantung ada jumlah unsur kimia 2ang tera3sosi +edangkan istilah 3aha2a (haard) adalah kemungkinan kejadian kerusakan ada suatu situasi atau temat tertentu kondisi enggunaan dan kondisi aaran menjadi ertim3angan utama "isiko dide9nisikan se3agai kekeraan kejadian 2ang dirediksi dari suatu efek 2ang tidak diinginkan aki3at aaran 3er3agai 3ahan kimia atau 9sik eanekaragaman efek merugikan otensial dan ke3eragaman 3ahan kimia di dalam llingkungan menjadikan toksikologi ilmu engetahuan 2ang sangat luas "uang lingku toksikologi men6aku lingkungan (misaln2a7 olusi7 air7 dan udara)7 ekonomi (misaln2a7 3ahan tam3ahan makanan dan estisida) (+tringer7 /008) Efek toksik memengaruhi atau menentukan ke3eradaan at kimia atau meta3olitn2a dalam sel sasaran atau temat kerjan2a *ntuk menentukan ke3eradaan at kimia atau meta3olit toksik ini maka erlu diketahui mekanisme masuk n2a at toksik serta 3agaimana mekanisme at terse3ut merusak suatu organisme 1/ %denti9kasi Masalah Dari latar 3elakang di atas daat ditarik identi9kasi masalah se3agai 3erikut: 1 $agaimana 6ara kerja tokson dalam tu3uh organisme / $agaimana interaksi tokson dengan resetorn2a 1 Tujuan Tujuan dari en2usunan makalah ini adalah: 1 *ntuk mengetahui 6ara kerja tokson 2ang masuk ke dalam organisme
/ *ntuk mengetahui interaksi 2ang terjasi antara tokson dan organisme BAB II ISI
/1 Toksikologi Toksikologi daat dide9nisikan se3agai kajian tentang hakikat dan mekanisme efek 3er3aha2a (efek toksik) 3er3agai 3ahan kimia terhada makhluk hidu dan sistem 3iologik lainn2a Toksikologi juga mem3ahas enilaian kuantitatif tentang 3erat dan kekeraan efek terse3ut sehu3ungan dengan terejann2a (exposed) makhluk hidu $ila at kimia dikatakan 3erra6un (toksik )7 maka ke3an2akan diartikan se3agai at 2ang 3erotensial mem3erikan efek 3er3aha2a terhada mekanisme 3iologi tertentu ada suatu organisme +ifat toksik dari suatu sen2awa ditentukan oleh: dosis7 konsentrasi ra6un di resetor ;temat kerja<7 sifat at terse3ut7 kondisi 3ioorganisme atau sistem 3ioorganisme7 aaran terhada organisme dan 3entuk efek 2ang ditim3ulkan +ehingga aa3ila menggunakan istilah toksik atau toksisitas7 maka erlu untuk mengidenti9kasi mekanisme 3iologi di mana efek 3er3aha2a itu tim3ul +edangkan toksisitas meruakan sifat relatif dari suatu at kimia7 dalam kemamuann2a menim3ulkan efek 3er3aha2a atau en2imangan mekanisme 3iologi ada suatu organisme ada umumn2a efek 3er3aha2a 5 efek farmakologik tim3ul aa3ila terjadi interaksi antara at kimia (tokson atau at aktif 3iologis) dengan resetor Terdaat dua asek 2ang harus dierhatikan dalam memelajari interakasi antara at kimia dengan organisme hidu7 2aitu kerja farmakon ada suatu organisme (asek farmakodinamik 5 toksodinamik) dan engaruh
organisme terhada at aktif (asek farmakokinetik 5
toksokinetik) (=irasuta dan #iruri7 /00>) Toksikologi lingkungan 3erhu3ungan dengan damak at kimia 2ang 3erotensi merugikan7 2ang mun6ul se3agai olutan lingkungan 3agi organisme hidu %stilah lingkungan men6aku semua lingkungan 2ang mengelilingi indi?idu organisme7 terutama udara7 tanah7 dan air olutan adalah suatu at 2ang didaatkan dalam lingkungan7 2ang memun2ai
efek merugikan 3agi kehiduan organisme7 khususn2a manusia 2ang se3agian meruakan aki3at dari er3uatan manusia Efek toksik ialah efek 2anng merusak fungsi 9siologis dan fungsi 3iokimia tu3uh manusia sedemikian rua sehingga daat menim3ulkan gangguan kesehatan 2ang serius dan daat fatal7 2ang ditim3ulkan oleh emakaian o3at atau at kimia dalam dosis 3erle3ihan Efek toksik o3at umumn2a meruakan efek lanjutan dari efek farmakologi 2ang normal sehingga
gejala
2ang
tim3ul
meruakan
efek
farmakologik5farmakodinamik 2ang 3erle3ihan (+taf engajar Deartemen armakologi akultas edokteran *ni?ersitas +riwija2a7 /00@) // Aara erja Toksik +uatu kerja toksik ada umumn2a meruakan hasil dari sederetan roses 9sika7 3iokimia7 dan 3iologik 2ang sangat rumit dan komlek roses ini umumn2a dikelomokkan ke dalam tiga fase 2aitu: fase eksosisi toksokinetik dan fase toksodinamik Dalam menelaah interaksi Beno3iotika5tokson dengan organisme hidu terdaat dua asek 2ang erlu dierhatikan7 2aitu: kerja Beno3iotika ada organisme dan engaruh organisme terhada Beno3iotika Cang dimaksud dengan kerja tokson ada organisme adalah se3agai suatu sen2awa kimia 2ang aktif se6ara 3iologik ada organisme terse3ut (asek toksodinamik) +edangkan reaksi organisme terhada Beno3iotika5tokson umumn2a dikenal dengan fase toksokinetik a ase Eksosisi ase ini meruakan kontak suatu organisme dengan Beno3iotika7 ada umumn2a7 ke6uali radioaktif7 han2a daat terjadi efek toksik5farmakologi setelah Beno3iotika tera3sorsi *mumn2a han2a tokson 2ang 3erada dalam 3entuk terlarut7 terdisersi molekular daat tera3sorsi menuju sistem sistemik Dalam kontek em3ahasan efek o3at7 fase ini umumn2a dikenal dengan fase farmaseutika ase farmaseutika meliuti han6urn2a 3entuk sediaan o3at7 kemudian at aktif melarut7 terdisersi molekular di temat kontakn2a +ehingga at aktif 3erada dalam keadaan sia tera3sorsi menuju sistem sistemik
.alur utama 3agi en2eraan Beno3iotika adalah saluran 6erna7 aruaru7 dan kulit #amun ada kera6unan aksidential7 atau enelitian toksikologi7 aaran Beno3iotika daat terjadi melalui jalur injeksi7 seerti injeksi intra?ena7 intramuskular7 su3kutan7 intraeritoneal7 dan jalur injeksi lainn2a 3 ase Toksikokinetik roses
3iologik
2ang
terjadi
ada
fase
toksokinetik
umumn2a
dikelomokkan ke dalam roses invasi dan evesi. roses invasi terdiri dari a3sorsi7 transor7 dan distri3usi7 sedangkkan evesi juga dikenal dengan eleminasi !3sorsi suatu Beno3iotika adalah engam3ilan Beno3iotika dari ermukaan tu3uh (disini termasuk juga mukosa saluran 6erna) atau dari temattemat tertentu dalam organ dalaman ke aliran darah atau sistem em3uluh limfe !a3ila Beno3iotika men6aai sistem sirkulasi sistemik7 Beno3iotika akan ditransor 3ersama aliran darah dalam sistem sirkulasi =E%++ (1@@0) mem3agi distri3usi ke dalam kon?eksi (transor Beno3iotika 3ersama eredaran darah) dan difusi (difusi Beno3iotika di dalam sel atau jaringan) +edangkan eliminasi (evesi) adalah semua roses 2ang daat men2e3a3kan enurunan kadar Beno3iotika dalam sistem 3iologi 5 tu3uh organisme7 roses terse3ut reaksi 3iotransformasi dan ekskresi 6 ase Toksikodinamik fase toksodinamik atau farmakodinamik akan mem3ahas interaksi antara molekul tokson atau o3at ada temat kerja sesi9k7 2aitu reseptor dan juga rosesroses 2ang terkait dimana ada akhirn2a tim3ul
efek toksik atau teraeutik erja se3agian 3esar tokson umumn2a melalui engga3ungan dengan makromolekul khusus di dalam tu3uh dengan 6ara mengu3ah akti?itas 3iokimia dan 3io9sika dari makromolekul terse3ut Makromolekul ini sejak sea3ad dikenal dengan istilah reseptor 7 2aitu meruakan komonen sel atau organisme 2ang 3erinteraksi dengan tokson dan 2ang mengawali mata rantai eristiwa 3iokimia menuju terjadin2a suatu efek toksik dari tokson 2ang diamati (=irasuta dan #iruri7 /00>)
'am3ar 1 "antai roses ada fase kerja toksik dalam organisme se6ara 3iologik (Muts6hler (1@@@) dalam =irasuta dan #iruri7 /00>)
/ Toksikokinetik +ederetan roses toksikokinetik sering disingkat dengan !DME , 2aitu: adsorsi7 distri3usi7 meta3olisme dan eliminasi roses a3sorsi akan menentukan jumlah Beno3iotika (dalam 3entuk aktifn2a) 2ang daat masuk ke sistem sistemik atau men6aai temat kerjan2a .umlah Beno3iotika 2ang daat masuk ke sistem sistemik dikenal se3agai ketersediaan biologi / hayati. eseluruhan roses ada fase toksokinetik
ini akan menentukan menentukan efcacy (kemamuan Beno3iotika mengasilkan efek)7 efekti9tas dari Beno3iotika7 konsentrasi Beno3iotika di resetor7 dan durasi dari efek farmakodinamikn2a 1 !dsor3si
!dsorsi ditandai oleh masukn2a Beno3iotika5tokson dari temat kontak (aaran) menuju sirkulasi sistemik tu3uh atau em3uluh limfe !dsorsi dide9nisikan se3agai jumlah Beno3iotika 2ang men6aai sistem sirkululasi sistemik dalam 3entuk tidak 3eru3ah Tokson daat tera3sorsi umumn2a aa3ila 3erada dalam 3entuk terlarut atau terdisersi molekular !dsorsi sistemik tokson dari temat eBtra?askular diengaruhi oleh sifatsifat anatomik dan 9siologik temat a3sorsi (sifat mem3ran 3iologis dan aliran kailer darah temat kontak)7 serta sifatsifat 9sikokimia tokson dan 3entuk farmseutik tokson (ta3let7 sale7 siro7 aerosol7 susensi atau larutan) .alur utama a3sorsi tokson adalah saluran 6erna7 aruaru7 dan kulit ada emasukan tokson langsung ke sistem sirkulasi sistemik (emakaian se6ara injeksi)7 daat dikatakan 3ahwa tokson tidak mengalami roses a3sorsi !3sorsi suatu Beno3iotika tidak akan terjadi tana suatu transor melalui mem3ran sel7 demikian haln2a juga ada distri3usi dan ekskresi &leh se3a3 itu mem3ran sel (mem3ran 3iologi) dalam a3sorsi meruakan sawar barier“ 2aitu 3atas emisah antara lingkungan dalam dan luar enetrasi Beno3iotika melewati mem3ran daat 3erlangsung melalui: difusi asif7 9ltrasi lewat oriori mem3ran < poren<7 transor dengan erantara molekul engem3an
endorong untuk difusi ini adalah
er3edaan konsentrasi Beno3iotika ada kedua sisi mem3ran sel dan da2a larutn2a dalam liid Menurut hukum diusi Fick 7 molekul Beno3iotika 3erdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi 2ang le3ih rendah iltrasi lewat oriori mem3ran <oren< . Mem3ran sel umumn2a memilika lu3ang dengan ukuran 2ang 3er?ariasi tergantung ada sifat dari mem3ran seln2a *mumn2a ke3an2akan sel memun2ai ori dengan diameter sekitar 4 F (amstom) +aluran ori ini umumn2a enuh terisi air7 sehingga han2a memungkinkan dilewati oleh tokson 2ang relatif larut air dengan 3erat molekul kurang dari /00 Da (Dalton) &leh karena itu7
kemungkinan laju aliran air melewati ori ini 2ang 3ertindak se3agai da2a dorong molekulmolekul tokson melintasi ori ini Terdaat asumsi7 3ahwa em3erian suatu o3at dengan derajat hiotonik 2ang tinggi akan memer6eat laju a3sorsi o3at melalui ori #amun anggaan ini akan 3ertentangan dengan ke6eatan difusi suatu tokson *mumn2a sen2awa dengan ukuran molekul ke6il7 (seerti urea7 air7 gula dan ion Aa7 #a7 ) memanfaatkan lu3ang ori ini untuk melintasi mem3ran sel Laju a3sorsi lewat sistem ini Disaming itu terdaat juga mem3ran sel 2ang memiliki ukuran ori 2ang relatif 3esar (sekitar >0 F)7 seerti mem3an kailer dan glomerulus ginjal ori ini dimungkinkan dilewati oleh molekulmolekul dengan ukuran le3ih ke6il dari al3umin ( sekitar G0000 Da) !liran air lewat oriori terjadi karena tekanan hidrostatik dan5atau osmotik dan daat 3ertindak se3agai em3awa tokson Transor dengan erantara molekul engem3an <6arrier< Transor dengan erantara molekul engem3an le3ih dikenal dengan transor aiktif7 2aitu roses melinatasi mem3ran sel dierantarai oleh em3awa
Transor aktif meruakan roses khusus 2ang memerlukan
em3awa untuk mengikat tokson mem3entuk komlek toksonem3awa 2ang mem3awa tokson lewat mem3ran dan kemudian meleas tokson di sisi lain dari mem3ran +esuai dengan sifat dari transor ini7 umumn2a transor ini ditandai dengan ewatakan2a adan2a fakta 3ahwa tokson diindahkan melawan er3edaan konsentrasi7 misal dari dari daerah konsentrasi tokson rendah ke daerah konsentrasi tinggi &leh se3a3 itu ada sistem transor ini umumn2a memerlukan masukan energi untuk daat terjadi transor .alur transor ini akan 3ergantung ada jumlah molekul em3awa7 atau dengan lain kata7 jumlah molekul tokson 2ang daat diangkut (ditransor) oleh sistem er satuan waktu7 tergantung ada kaasitas sistem (jumlah temat ikatan dan angka ertukaran tia ikatan) $ila konsentrasi tokson ada sistem meningkat se6ara terus menerus7 sehingga ada awaln2a laju transor akan meningkat7 dan akhirn2a ter6aai suatu keadaan 2ang menunjukkan sistem menjadi jenuh Dengan
demikian laju transor akan men6aai laju maksimumn2a7 dimana ada keadaan ini telah terjadi kejenuhan komlek toksonem3awa Molekul em3awa 3isa sangat selektif terhada molekul tokson $ila struktur tokson men2eruai su3trat alami 2ang ditranor aktif7 maka tokson itu sesuai untuk ditransor aktif dengan mekanisme em3awa 2ang sama &leh karena itu toksontokson 2ang memun2ai struktur serua daat 3erkometisi untuk mem3entuk komlek tokson em3awa ada temat a3sorsi7 sehingga daat terjadi antagonisme kometitif untuk menduduki molekul engem3an &leh karena ini transor suatu at daat diinhi3isi oleh at lain 2ang menggunakan sistem transor 2ang sama #amun 3erdasarkan sifat stereokimia molekul engem3an7 maka sistem transor demikian7 aling sedikit memun2ai kekhasan untuk at 2ang akan diangkut Difusi 2ang diermudah (asilitated diusion) kadang dikelomokkan juga ke dalam sistem transor aktif7 dimana difusi ini dierantarai oleh em3awa #amun terdaat sedikit er3edaan antara ransor aktif 2aitu tokson 3egerak melintasi mem3ran karena er3edaan konsentrasi (2aitu dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke daerah 2ang konsentrasin2a le3ih rendah)7 oleh karena itu difusi ini tidak memerlukan masukan energi #amun karena difusi ini dierantarai oleh molekul em3awa7 sistem ini daat jenuh dan se6ara struktur selektif 3agi tokson tertentu dan memerlihatkan kinetika ersaingan 3agi toksontokson dengan struktur serua Dalam arti a3sorsi tokson7 difusi diermudah ini tamakn2a memainkan eranan 2ang sangat ke6il. en6alokan oleh sel <inositosis< inositas meruakan roses fagositosis
(<en6alokan<) terhada makromolekul 3esar7 dimana
mem3ran sel men2elu3ungi sekeliling 3ahan makromolekular dan kemudian men6alok 3ahan terse3ut ke dalam sel Makromolekul teta tinggal dalam sel se3agai suatu gelem3ung atau ?akuola inositas meruakan roses 2ang diusulkan untuk a3sorsi dari ?aksin sa3in olio 2ang di3erikan se6ara oral dan 3er3agai molekul rotein 3esar lainn2a / Distri3usi
+etelah Beno3iotika men6aai sistem eredahan darah7 ia 3ersama darah akan diedarkan5 didistri3usikan ke seluruh tu3uh Dari sistem sirkulasi sistemik ia akan terdistri3usi le3ih jauh melewati mem3ran sel menuju sitem organ atau ke jaringanjaringan tu3uh Distri3usi suatu Beno3iotika di dalam tu3uh daat andang se3agai suatu roses transor re?ersi3el suatu Beno3iotika dari satu lokasi ke temat lain di dalam tu3uh Di 3e3eraa 3uku referen6e juga menjelaskan7 3ahwa distri3usi adalah roses dimana Beno3iotika se6ara re?ersi3el meninggalkan aliran darah dan masuk menuju interstitium (6airan ekstraselular) dan5atau masuk ke dalam sel dari jaringan atau organ Eliminasi Meta3olisme dan ekskresi daat dirangkum ke dalam eliminasi Cang dimaksud roses eliminasi adalah roses hilangn2a Beno3iotika dari dalam tu3uh organisme Eliminasi suatu Beno3iotika daat melalui reaksi 3iotransformasi (meta3olisme) atau ekskresi Beno3iotika melalui ginjal7 emedu7 saluran en6ernaan7 dan jalur eksresi lainn2a (kelenjar keringan7 kelenjar mamai7 kelenjar ludah7 dan aruaru) .alur eliminasi 2ang aling enting adalah eliminasi melalui hati (reaksi meta3olisme) dan eksresi melalui ginjal. 4 Meta3olisme Heno3iotika 2ang masuk ke dalam tu3uh akan dierlakukan oleh sistem enim tu3uh7 sehingga sen2awa terse3ut akan mengalami eru3ahan struktur kimia dan ada akhirn2a daat dieksresi dari dalam tu3uh roses 3iokimia 2ang dialami oleh
(dehalogenasi7 dealkilasi7 deaminasi7 desulfurisasi7 em3entukan oksida7 hidroksilasi7 oksidasi alkohol dan oksidasi aldehida) rekasi reduksi (reduksi ao7 reduksi nitro reduksi aldehid atau keton) dan hidrolisis (hidrolisis dari ester amida) ada fase %% ini tokson 2ang telah sia atau termeta3olisme melalui fase % akan terkoel (mem3entuk konjugat) atau melalui roses sintesis dengan sen2awa endogen tu3uh7 seerti: onjugasi dengan asam glukuronida asam amino7 asam sulfat7 metilasi7 alkilasi7 dan em3entukan asam merkatofurat Enimenim 2ang terli3at dalam 3iotransformasi ada umumn2a tidak sesi9k
terhada
glukuronidase)
su3strat
umumn2a
Enim
terikat
ini
ada
(seerti mem3ran
monooksigenase7 dari
retikulum
endolasmik dan se3agian terlokalisasi juga ada mitokondria7 disaming itu ada 3entuk terikat se3agai enim terlarut (seerti esterase7 amidase7 sulfoterase) +istem enim 2ang terli3at ada reaksi fase % umumn2a terdaat di dalam retikulum endolasmik halus7 sedangkan sistem enim 2ang terli3at ada reaksi fase %% se3agian 3esar ditemukan di sitosol Disaming memeta3olisme Beno3iotika7 sistem enim ini juga terli3at dalam reaksi 3iotransformasi sen2awa endogen (seerti: hormon steroid7 3iliri3un7 asam urat7 dll) +elain organorgan tu3uh7 3akteri Iora usus juga daat melakukan reaksi meta3olisme7 khususn2a reaksi reduksi dan hidrolisis *raian tentang reaksi 3iotransformasi 2ang terjadi atau 2ang dialami oleh suatu Beno3iotika di dalam tu3uh 3erikutn2a akan di3ahas di dalam 3ahasan tersendiri ($!$ $iotrasnformasi) (=irasuta dan #iruri7 /00>) /4 Toksikodinamik %nteraksi tokson resetor umumn2a meruakan interaksi 2ang 3olak 3alik (re?ersi3el) ,al ini mengaki3atkan eru3ahan fungsional7 2ang laim hilang7 3ila Beno3iotika tereliminasi dari temat kerjan2a (resetor) +elain interaksi re?ersi3el7 terkadang terjadi ula interaksi tak 3olak3alik (irre?ersi3el) antara Beno3iotika dengan su3trat 3iologik %nteraksi ini didasari oleh interaksi kimia antara Beno3iotika dengan su3trat 3iologi dimana terjadi ikatan kimia ko?alen 2ang 3ers3ersifat irre?ersi3el atau 3erdasarkan eru3ahan kimia dari su3trat 3iologi aki3at dari suatu
eru3aran kimia dari Beno3iotika7 seerti em3entukan eroksida Ter3entukn2a eroksida ini mengaki3atkan luka kimia ada su3strat 3iologi Efek irre?esi3el diantaran2a daat mengaki3atkan kerusakan sistem 3iologi7 seerti: kerusakan saraf7 dan kerusakan sel hati (serosis hati)7 atau juga ertum3uhan sel 2ang tidak normal7 seerti karsinoma7 mutasi gen *mumn2a efek irre?ersi3el
dengan resetor
(temat kerja toksik) dan juga rosesroses 2ang terkait dimana ada akhirn2a mun6ul efek toksik 5 farmakologik armakolog menggolongkan efek 2ang men6ul 3erdasarkan manfaat dari efek terse3ut7 seerti: a Efek teraeutis7 efek hasil interaksi Beno3iotika dan resetor 2ang diinginkan untuk tujuan teraeutis (keerluan engo3atan)7 3 Efek o3at 2ang tidak diinginkan7 2aitu semua efek 5 khasiat o3at 2ang tidak diinginkan untuk tujuan terai 2ang dimaksudkan ada dosis 2ang dianjurkan7 dan 6 Efek toksik7 engertian efek toksik sangatlah 3er?ariasi7 namun ada umumn2a daat dimengerti se3agai suatu efek 2ang mem3aha2akan atau merugikan organisme itu sendiri /G Aontoh asus 1 Toksikinetik $enen ajanan utama 3enen terhada tu3uh manusia melalui rute inhalasi (ernaasan)7 selain melalui ajanan oral (mulut) dan dermal (kulit) juga daat terjadi $enen 2ang tera3sorsi kemudian dengan 6eat didistri3usikan ke selurh tu3uh dan 6enderung terakumulasi di jaringan lemak ,ati memiliki eranan enting dalam menghasilkan
3e3eraa meta3olit 3enen 2ang reaktif dan 3er3aha2a (!T+D"7 /00>) $enena dengan 6eat dia3sorsi melalui saluran ernaasan dan en6ernaan en2eraan melalui kulit 6eat tetai tidak luas7 hal ini dise3a3kan karena 3enena 2ang mengua dengan 6eat +ekitar G0J dari 3enen 2ang dihiru dia3sorsi setelah ajanan 4 jam ada konsentrasi sekitar G0 m 3enena di udara Distri3usi 3enen ke seluruh tu3uh melalui a3sor3si dalam darah7 karena 3enen 3ersifat lio9lik7 maka distri3usi ter3esar adalah dalam jaringan lemak .aringan lemak7 sumsum tulang7 dan urin mengandung sekitar /0 kali konsentrasi 3enena le3ih 3an2ak dariada 2ang terdaat dalam darah adar 3enena dalam otot dan organorgan 1 kali le3ih 3an2ak di3andingkan dalam darah Eritrosit mengandung 3enena sekitar / kali le3ih 3an2ak di dalam lasma (!T+D"7 /00>) Meta3olit 3enena dalam jumlah sedikit terdaat dalam sumsum tulang (!T+D"7 /00>) Langkah ertama adalah enim cytochrome 4G0 /E1 (AC/E1) mengkatalis reaksi oksidasi 3enena menjadi 3enena oksida 2ang 3erkesetim3angan dengan 3enena oBein7 2ang kemudian termeta3olisme menjadi fenol (roduk meta3olit utama 3enen) enol kemudian dioksidasi dengan katalis AC/E1 menjadi katekol
atau
hidrokuinon7
2ang
kemudian
dengan
enim
myeloperoxidase (M&) dioksidasi menjadi meta3olit reaktif 17/ dan
1743enokuinon atekol dan hidrokuinon daat diu3ah menjadi meta3olit
17/743enoenatriol
dengan
katalis
AC/E1
"eaksi
meta3olisme 3enena 2ang lain adalah reaksi dengan glutathion ('+,) 2ang menghasilkan asam +fenilmerkaturat emudian reaksi dengan katalis e (3esi) 2ang menghasilkan roduk dengan 6in6in ter3uka7 2aitu asam trans7 transmukonat dengan sen2awa intermediet trans7 transmukonaldehida 2ang meruakan meta3olit 3enena 2ang hematoksik (ra6un terhada sistem darah) (!T+D"7 /00>) / Toksikodinamik A& (ar3on Monoksida) ,emoglo3in adalah engangkut oksigen ,emoglo3in mengandung dua rantai K dan dua rantai 7 serta 4 gugus heme7 2ang masingmasing 3erikatan dengan rantai olietida Masingmasing gugus heme daat
mengikat satu molekul oksigen se6ara 3olak 3alik +e3agian 3esar hemoglo3in terdaat di dalam sel darah merah ) BAB III PENUTUP
1 esimulan Dari emaaran mengenai toksikokinetik dan toksikodinamik ada 3ahasan se3elum n2a maka daat ditarik kesimulan se3agai 3erikut: 1 +ederetan roses toksikokinetik sering disingkat dengan !DME, 2aitu: adsorsi7 distri3usi7 meta3olisme dan eliminasi roses a3sorsi akan menentukan jumlah Beno3iotika (dalam 3entuk aktifn2a) 2ang daat masuk ke sistem sistemik atau men6aai temat kerjan2a .umlah Beno3iotika 2ang daat masuk ke sistem sistemik dikenal se3agai ketersediaan biologi / hayati. eseluruhan roses ada fase toksokinetik ini akan menentukan menentukan efcacy (kemamuan Beno3iotika mengasilkan efek)7 efekti9tas
dari Beno3iotika7 konsentrasi Beno3iotika di resetor7 dan durasi dari efek farmakodinamikn2a / %nteraksi tokson resetor umumn2a meruakan interaksi 2ang 3olak3alik
Beno3iotika dengan su3trat 3iologik %nteraksi ini didasari oleh interaksi kimia antara Beno3iotika dengan su3trat 3iologi dimana terjadi ikatan kimia ko?alen 2ang 3ers3ersifat irre?ersi3el atau 3erdasarkan eru3ahan kimia dari su3trat 3iologi aki3at dari suatu eru3aran kimia dari Beno3iotika7 seerti em3entukan eroksida DAFTAR PUSTAKA