Tugas 06_Juliadi_1106016216
1.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan standard, code dan spesifikasi serta berikan contoh masing–masing! a. Standard Standard adalah suatu kumpulan dokumen-dokumen yang berisi kode dan spesifikasi. Seperti recommended practice, klasifikasi, dan petunjuk yang telah dipersiapkan oleh suatu instusi organisasi dan disahkan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Adapun beberapa contoh dari standard yang berlaku pada saat ini adalah: ISO (International Standard Organization). ASME (American Society of Mechanical Engineers). EN (European Norm). IEC (International Electrical Commission) JIS (Japan Industrial Standards) SNI (Standar Nasional Indonesia)
b. Kode Kode merupakan suatu standar yang berisi mengenai kondisi dan persyaratan yang berhubungan dengan suatu bidang khusus dan mengindikasikan bahwa prosedur yang digunakan telah sesuai dengan persyaratannya. Kode ini harus diikuti karena menyangkut kepentingan umum yang menunjuk kepada kebijakan otoritas pemerintah. Contoh: -
Boiler and pressure vessel code (ASME).
-
Welded pipeline and vessel (APD).
-
Structural welding code-steel (AWS D1.1).
c. Spesifikasi Spesifikasi adalah suatu standar yang berisi mengenai penjelasan yang rinci dan akurat tentang persyaratan teknis dari material, produk, system atau jasa. Contoh: -
Filler Metal Specification (AWS A5.X) Material Consumable of welding (ASME sec.IIC)
Tugas 06_Juliadi_1106016216 2. Sebutkan standard yang mengatur kualitas lasan baik dari USA dan Eropa, serta jenis dan batasan apa saja yang diatur dalam standard tersebut. a. USA Standar yang mengatur kualitas lasan adalah ASME,
b. Eropa Standar yang mengatur kualitas lasan adalah EN,
Examination and testing ISO 5817 ISO 30042 EN 970
Quality manual and certificate EN ISO 9000 Quality requirements for welding EN 720
Welding Personal EN 237 EN 1418 EN 719
Quality of Welds
Safety in welding EN 60074 EN 50078
Welding procedure EN 288 EN ISO 15607-5614 Materials Metal 10025 Consumable EN 440, EN 449
Tugas 06_Juliadi_1106016216
3. Sebutkan aplikasi bidang apa saja yang diatur oleh beberapa standard baik eropa dan amerika, serta sebutkan nomor standard yang mengaturnya. Application
Application
Welding Standard
Code/Standard
Procedure Approval
Welder Approval
Pressure
BS 5500
BS EN 288
BS EN 287
vessel
ASME VIII
ASME IX
ASME IX
Process
BS 2633
BS EN 288 (part 3)
BS EN 287 (part 3)
pipe-work
BS 4677
BS EN 288 (part 4)
BS EB 287 (part 2)
ANSI/ASME
ASME IX
ASME IX
B31.3
ASME IX
ASME IX
BS 2971
BS EN 288 (part 3)
BS 4872/BS EN 287
Structural
AWS D1.1
AWS D1.1
AWS D1.1
fabrication
AWS D1.2
AWS D1.2
AWS D1.2
BS 5135
BS EN 288 (part 3)
BS EN 287
BS 8118
BS EN 288 (part 4)
BS EN 287 BS 4872
Storage
BS 2654
BS EN 288 (part 3 &
BS EN 287
tanks
BS 2594
4)
BS EN 287
API 620/650
BS EN 288 (part 3 &
ASME IX
4) ASME IX
4.
Apa itu WPS? Mengapa dibuat WPS? Serta isi apa saja yang diatur dalam WPS? WPS (Welding Procedure Specification) merupakan suatu alat komunikasi yang utama untuk semua bagian yang mencakup bagaimana melakukan suatu proses pengelasan pada suatu material.
Tugas 06_Juliadi_1106016216 Secara umum WPS digunakan untuk memberitahukan kombinasi antara variabel-variabel yang digunakan untuk membuat lasan tertentu. Secara garis besar, WPS mengatur langkahlangkah yang diperlukan dalam membuat lasan pada kondisi khusus. Isi yang diatur dalam WPS: a. Proses (SMAW, FCAW). b. Temperatur minimum preheat dan interpass. c. Arus pengelasan. d. Kecepatan kawat umpan. e. Tegangan busur listrik. f. Kecepatan pengelasan. g. Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20). h. Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1). i. Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in). j. Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DC+, D -). k. Spesifikasi logam dasar (A36, A572, Gr50). l. Posisi pengelasan. m. Tipe gas pelindung dan kecepatan alir. n. Detail joint design.
5.
Apa itu PQR? Mengapa dibuat PQR? Serta isi apa saja yang diatur dalam PQR? PQR (Procedure Qualification Record) merupakan dokumen data pengelasan yang digunakan untuk mengelas coupon. PQR berisikan tentang rekam jejak dari parameter untuk menguji TWPS (Temporary/Trial/Test Welding Procedure Specification). TWPS dapat diartikan sebagai parameter yang belum diuji kebenarannya karena belum melawati pengujian. Dalam PQR, semua nilai aktual pengujian yang digunakan dicatat dalam dokumen ini. Ketika PQR telah melewati tes dengan berhasil, WPS dapat ditulis dari PQR tersebut. Isi yang diatur dalam QPR: a. Proses b. Spesifikasi Elektroda c. Klasifikasi elektroda.
Tugas 06_Juliadi_1106016216 d. Diameter elektroda. e. Karakteristik listrik yang digunakan. f. Spesifikasi logam dasar. g. Temperatur minimum preheat dan interpass. h. Arus pengelasan. i. Kecepatan kawat umpan. j. Tegangan busur listrik. k. Kecepatan pengelasan. l. Posisi pengelasan. m. Tipe gas pelindung dan kecepatan alir. n. Detail joint design. o. Type and remove of lineup clamp. p. Cleaning and/or grinding
6.
Jelaskan variabel yang ada pada WPS dan beri contoh masing–masing pada setiap variabel tersebut.
a. Essential Variable Merupakan variabel-variabel dasar yang sangat mempengeruhi proses pengelasan. QW-401.1 Essential variable (procedure) Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi sifat-sifat mekanik (daripada ketangguhan notch) dari weldment. QW-401.2 Essential variable (performance) Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi kemampuan welder untuk mendeposit/menempatkan weld metal. b. Supplemental Essential Variable Merupakan variabel-variabel tambahan yang sifatnya mempengaruhi proses pengelasan.
7. Apa yang dimaksud dengan F-number, P-number, serta sebutkan P-number berapa untuk baja austenitik 316 pada standar Amerika.
Tugas 06_Juliadi_1106016216
P-Number merupakan suatu penandaan oleh ASME Boiler and Pressure Code untuk mengkategorikan komposisi kimia dan kemampulasan dari logam yang digunakan untuk fabrikasi dari barang penahan tekanan. Sedangkan F-Number adalah klasifikasi untuk logam pengisi. Berikut contoh dari F number : 1=Heavy rutile coated iron powder electrodes :- A5.1 : E7024 2=Most Rutile consumables such as :- A5.1 : E6013 3=Cellulosic electrodes such as :- A5.1 : E6011 4=Basic coated electrodes such as : A5.1 : E7016 and E7018 5=High alloy austenitic stainless steel and duplex :- A5.4 : E316L-16 6=Any steel solid or cored wire (with flux or metal) 2X=Aluminium and its alloys 3X=Copper and its alloys 4X=Nickel alloys 5X=Titanium 6X=Zirconium 7X=Hard Facing Overlay Note:- X represents any number 0 to 9 P-number untuk baja austenitic 316
Spec
Grade
UNS
P
G
KSI
D1.1 group
A-167
Type 316-L
S31603
S8
SG1
70
U
Sumber: http://www.pnumbers.com/
8.
Bandingkan pengkodean posisi las untuk amerika dan eropa, berikut skematis gambarnya.
Tugas 06_Juliadi_1106016216
Skematis gambar standar Amerika ASME :
Tugas 06_Juliadi_1106016216 Skematis gambar standar Amerika AWS :
Skematis gambar standar Eropa EN :
Posisi las EN 287 :
Tugas 06_Juliadi_1106016216
Posisi las EN 288 :
9.
Buatlah WPS suatu konstruksi lasan yang saudara ketahui dan jelaskan pula data PQR dari WPS yang sdr/sdri buat.
WPS untuk Baja Karbon hingga SS seri 300
Tugas 06_Juliadi_1106016216 GTAW (TIG) Welding Procedures (Amperage, Voltage & Filler) for Carbon Steel (P1) to 300 series Stainless Steel (P8.
1. Base Metal
"Type 301, 302, 304 TO CARBON STEEL P1-P8"
2. Weld Joint (mm) 3. Thickness
- - - - - -
1.6 2.5 3.2 4.8 6.4 12.7
4. Weld Position Flat
Flat
5. Filler Wire (mm) - -
Flat
Flat
Flat
Flat
- - - -
6. Filler Wire Specification
AWS A5.9
AWS A5.9
AWS A5.9
AWS A5.9
AWS A5.9 AWS A5.9 7. Filler Wire Class 8. Square Butt 9. Lap Fillet
ER 309 ER 309 ER 309 ER 309 ER 309 ER 309
1.6 1.6 or 2.4 2.4 3.2 4 6 1.6 1.6 or 2.4 2.4 3.2 4 6
10. Intside Corner Fillet
1.6 1.6 or 2.4
11. Outside Corner Fillet
2.4 3.2 4 6
1.6 1.6 or 2.4 2.4 3.2 4 6
12. Double Fillet Tee 1.6
1.6 or 2.4 2.4 3.2 4 6
13. Single Bevel Corner
- - - 4
14. Single Vee Butt
-
- -
15. Double Vee Butt
17. Extension
- - 4 6
- -
16. Filler Wire Extension
-
- - - 6 - - - - -
-
- - - - - -
18. Electrode & Cup 19. Electrode Type (EWTh-1/-2)
- -
- - - -
Tungsten (EWTh-1/-2) Tungsten (EWTh-1/-2)
Tungsten (EWTh-1/-2)
Tungsten (EWTh-1/-2)
Tungsten
Tungsten (EWTh-
1/-2) 20. Diameter (mm) 1.6 1.6 1.6 2.4 to 3.2 3.2 3.2 or 4.0 21. Number of Passes
1 1
22. Gass Nozzle Cup Type
1 1 1 to 2 2 to 3 Ceramic
Ceramic
Ceramic
Ceramic (butt/corner)
Water-cooled Water-cooled 23. -
Ceramic
cooled
Ceramic
Ceramic
Water-cooled (lap/tee)
Water-cooled
Water-
Tugas 06_Juliadi_1106016216 24. Current (amps)
- - -
25. Current Type DC neg 26. Square Butt 27. Lap Fillet
- - DC neg
DC neg DC neg
80-100 100-120 120-140 200-250 275-350 350-450 100-120 110-130 130-150 225-275 300-375 375-475
28. Intside Corner Fillet
80-100 100-120 120-140 200-250 275-350
29. Outside Corner Fillet
80-100 100-120 120-140 200-250 275-350
30. Double Fillet Tee 90-100 11-130 130-150 31. Single Bevel Corner 32. Single Vee Butt 33. Double Vee Butt
-
- - - 275-350
- -
36. Lap Fillet
- -
350-450
225-275 300-375 375-475
-
- - - 350-450
5.1 5.1
- - - -
- -
5.1 4.2 2.1 hard to predict
4.2 4.2 4.2 3.4 2.1 hard to predict
37. Intside Corner Fillet
5.1 5.1 5.1 4.2 2.1 hard to predict
38. Outside Corner Fillet
5.1 5.1 5.1 4.2 2.1 hard to predict
39. Double Fillet Tee 4.2
4.2 4.2 3.4 2.1 hard to predict
40. Single Bevel Corner
- - - 2.1 hard to predict
41. Single Vee Butt 42. Double Vee Butt 43. Gas
350-450
- - 275-350 350-450
34. Welding Speed (mm/sec) 35. Square Butt
DC neg DC neg
-
- -
- - 2.1 hard to predict
- -
Argon Argon
- - - hard to predict Argon Argon Argon
Argon
44. Gas Flowrate (L/min) 5
5
45. Gas Pressure (kPa) 140
140 140 140 140 140
46. Gas Nozzle Limits (ceramic) up to 250 amps
5 6 6 7
up to 250 amps
up to 250 amps
up to 250 amps
- -
47. (water-cooled) - -
-
> 250 Amps
48. Out of Position Welding - - - 49. Vertical and Overhead Current
> 250 Amps
> 250 Amps
- -
reduce by 10-20%
10-20% reduce by 10-20% reduce by 10-20% 10. Buatlah suatu resume artikel tentang “WHAT
reduce by 10-20%
reduce by
reduce by 10-20% EVERY ENGINEER SHOULD
KNOW ABOUT WELDING PROCEDURES” by Duane K. Miller, Sc.D., P.E.
Tugas 06_Juliadi_1106016216 Pendahuluan Dalam industri pengelasan, istilah dari WPS atau Welding Procedure Specification biasanya dimanfaatkan untuk meng-signifikasikan kombinasi dari variabel-variabel yang digunakan dalam pengelasan yang digunakan. Minimalnya, suatu WPS terdiri dari hal – hal berikut : Variabel dalam WPS: a. Proses (SMAW, FCAW). b. Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20). c. Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1). d. Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in). e. Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DC+, D -). f. Spesifikasi logam dasar (A36, A572, Gr50). g. Temperatur minimum preheat dan interpass. h. Arus pengelasan. i. Kecepatan kawat umpan. j. Tegangan busur listrik. k. Kecepatan pengelasan. l. Posisi pengelasan. m. Tipe gas pelindung dan kecepatan alir. n. Detail joint design.
WPS (Welding Procedure Specification) biasanya digunakan untuk memberitahukan kombinasi variabel-variabel yang digunakan untuk membuat suatu lasan tertentu.Secara garis besar, WPS mengatur langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat lasan pada kondisi khusus.
Pengaruh dari Variabel Pengelasan 1. Amperage adalah ukuran dari jumlah arus yang mengalir pada elektroda dan pengerjaan. Merupakan variable primer dalam menghitung panas input. 2. Tegangan busur : Secara langsung berhubungan dengan panjang busur. Pada Arc Shielding, bertambahnya tegangan, maka bertambah pula busur yang tercipta. Pada
Tugas 06_Juliadi_1106016216 settingan CV, tegangan bergantung pada settingan mesin, jadu panjang busur tidak akan berubah pada metode CV. Untuk SMAW pada sistem CC, tegangan ditentukan oleh panjang busur yang tercipta, tergantung welder. Dengan bertambahnya panjang busur pada SMAW maka tegangan naik dan arus akan turun. Tegangan dalam suatu sirkuit pengelasan tidak berlangsung secara konstan atau tetap. 3. Kecepatan pengelasan; Diukur dalam inch/menit, merupakan rasio perpindahan relatif elektroda pada sambungan. Semua variable selain ‘Travel speed’ menjadi sama (equal), efek travel speed menimbulkan efek inverse pada ukuran butir lasan. Dengan meningkatnya travel speed maka ukuran lasan akan berkurang, dengan rendahnya travel speed dapat mengurangi penetrasi, karena busur akan menghalangi pada lapisan tebal dari metal cair dan weld puddle berputar pada bagian depan busur. 4. Kecepatan kawat umpan; Adalah ukuran dari rasio elektroda yang diumpan pada welding gun dan digunakan pada busur. Diukur dalam inch/menit. Rasio deposisi proporsional dengan ‘wire feed speed’, dan secara langsung berhubungan dengan tingkat arus. Meningktanya ‘wire feed speed’ dapat meningkatkan tingkat arus. 5. Diameter elektroda; Dengan bertambahnya besar elektroda maka semakin besar arus yang dapat diangkut. Pada amperage yang telah fixed, elektroda yang lebih kecil akan menghasilkan deposisi yang lebih besar. 6. Polaritas; Merupakan arah dari aliran arus. Polaritas positif didapat saat ujung elektroda disambungkan pada kutub positif dari DC power supply. Dan bagian kerjanya disambungkan pada bagian negative. Polaritas negative (straight) merupakan sistem kebalikan dari positif. Pada supply AC bukanlah jenis polaritas, tetapi merupakan tipikal dari arus. Pada AC elektroda dapat bersifat positif dan negative secara bergantian. 7. Rapat arus; Dihitung dengan membagi welding amperage dengan area cross sectional dari elektroda. Pada elektroda solid, current density proporsional dengan I/d2. Pada elektroda tabung dimana arus dihubungkan dengan sheath, current density berhubungan dengan area dari metallic cross section. Dengan bertambahnya current density, maka rasio deposisi akan meningkat, begitu pula penetrasinya. 8. Temperatur preheat dan interpass; Digunakan untuk mengendalikan kemungkinan crack, dan biasanya dilakukan pada base material. Dengan memperhatikan sifat dari lasan (kebanyakan pada Carbon-Manganese-Silicon system), interpass temperature yang
Tugas 06_Juliadi_1106016216 moderate akan menghasilkan ketangguhan pada notch. Preheat dan interpass temperature diatas 550 F akan berdampak negatif pada ketangguhan notch.
Tujuan dari WPS Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum memilih prosedur welding yang akan digunakan. Dimana semua hasil lasan harus memperoleh gabungan dari kekuatan, dengan level dari penetrasi dari desain sambungan lasan. Dari keseluruhan hasil lasan, diinginkan hasil yang dapat mendistribusikan uji tarik dengan baik, bagaimanapun bentuk desain sambungannya.Tidak semua lasan digunakan untuk mengantarkan nilai minimum dari ketangguhan notch. Nilai undercut dan porosity yang kecil merupakan fungsi lain yang diinginkan pada aplikasi pembebanan pada hasil lasan. Variabel prosedur haruslah dipilih dengan seksama untuk memperoleh WPS yang sesuai dengan aplikasi. Seorang welder biasanya tidak mengetahui prosedur apa yang harus diambil, oleh karena itu dibutuhkan seorang inspector untuk melihat apakah sesuai dengan prosedur atau tidak. Tetapi sama halnya dengan welder seorang inspector tidak mengetahui prosedur apa yang harus diambil.
Mengkualifikasikan WPS Dengan Pengujian Ada dua alasan utama mengapa WPS perlu diuji. Pertama, hal tersebut adalah kewajiban. Kedua, satu atau lebih kondisi khusus dalam produksi akan mengalami penyimpangan. PQR (Procedure Qualification Record) berisi tentang rekam jejak dari parameter untuk menguji TWPS (Temporary/Trial/Test Welding Procedure Specification).TWPS dapat diartikan sebagai parameter yang belum diuji kebenarannya karena belum melawati pengujian. Dalam PQR, semua nilai aktual pengujian yang digunakan dicatat dalam dokumen ini. Ketika PQR telah melewati tes dengan berhasil, WPS dapat ditulis dari PQR tersebut. Untuk mengkualifikasi WPS, bebrapa kondisi berikut harus dipenuhi :
Proses welding harus telah dikualifikasi. Hanya SMAW, SAW, GMAW, dan FCAW harus dikualifikasi.
Kombinasi logam dasar atau filler harus dikualifikasikan.
Preheat dan temperatur interpass yang disebutkan harus diterapkan.
Keperluan spesifik untuk beragam jenis las harus dijaga.
Tugas 06_Juliadi_1106016216
Kebanyakan kontraktor akan menentukan nilai persiapan untuk dasar WPS tergantung pengalaman mereka, rekomendasi dari publikasi seperti Lincoln Electric’s Procedure Handbook of Arc Welding,dan sumber lainnya. Tes tertentu akan dibuat untuk menentukan kekuatan dari deposit lasan. Pelat dapat diuji nondestruktif, seperti pemotongan, poles, dan etsa. Pengelasan dibuat dengan kualifikasi untuk mencapai kebutuhan dimensi fisiknya dan memiliki kekuatan dan keuletan yang dibutuhkan sesuai kode untuk prosedur pengelasan yang berkualifikasi untuk pengujian.
Petunjuk Untuk Mempersiapkan Kualifikasi WPS Saat mengembangkan kualifikasi untuk WPS, titik awalnya dimulai dengan parameter pengelasan yang sesuai untuk aplikasi umum yang dipertimbangkan. Ketebalan dari material berpengaruh dalam menentukan ukuran elektroda dan besar arus yang digunakan. Logam pengisi tertentu juga dipilih untuk mencapai kebutuhan minimum kekuatan sambungan. Dan beberapa faktor lain juga harus dipertimbangkan juga.
Prosedur Pengelasan yang Memenuhi Syarat dengan Pengujian Ada dua alasan utama mengapa prosedur pengelasan dapat dipenuhi dengan pengujian. Pertama yaitu kebutuhan berdasarkan kebutuhan. Yang kedua adalah satu atau lebih kondisi spesifik sesuai keperluan produksi. Dengan tujuan untuk dapat diterima, pelat pengujian pertama harus melalui inspeksi visual yang diikuti dengan NDT. Setelah pilihan dari kontraktor, baik RT atau UT dapat digunakan untuk NDT. Pengujian mekanis dibutuhkan untuk pengujian pembengkokan, pengujian etsa makro, dan menurunkan daerah uji tarik. Untuk prosedur kualifikasi pada baja dengan perbedaan sifat mekanis yang signifikan, spesimen bend longitudinal dimungkinkan. Semua pengujian logam lasan dibutuhkan untuk logam pengisi yang tidak didaftarkan. Saat jumlah pengujian telah ditentukan, pelat uji ditentukan dan spesimen permesinan untuk pengujian juga. Hasil dari pengujian dicatat pada PQR. Setelah pencatatan pada PQR selesai untuk keperluan pengujian, prosedur pengelasan dapat ditulis dari PQR. Kita dapat menulis lebih dari satu WPS dari PQR yang sukses. Jika kualifikasi WPS diterapkan pada geometri sambungan yang tidak berkualifikasi,
Tugas 06_Juliadi_1106016216 hasil pengujian yang dapat diterima akan didapat, WPS dapat ditulis dari memanfaatkan geometri sambungan yang berkualifikasi apapun.
Contoh WPS Untuk memberikan pengetahuan kedalam ide proses yang seorang welding engineer harus ikuti untuk meningkatkan sebuah WPS, 2 buah contoh akan diberikan. Dalam kedua kasus, hasil lasan nya sama, namanya 5/16 in. Fillet weld. Kondisi spesifik aplikasi, bagaimanapun, akan mengharuskan WPS berbeda untuk dikembangkan pada setiap situasi. Contoh WPS usdah termasuk pada tiap situasi.
11. Situasi 1 Lasan dibuat 5/16in. Fillet lasan yang menghubungkan shear tab ke kolom. Lasan ini akan dibuat
dalam toko perakitan dengan kolom pada posisi horizontal. Fillet lasan
diaplikasikan ke kedua sisi pada ½ in. Shear tab. Ini dilas ke kolom W14 X 311 dengan ketebalan flange 2-1/4 in.. Shear tab dibuat dari Baja A36, ketika kolomnya A572 Gr50.
12. Situasi 2 Lasan kedua dibuat juga dengan 5/16 in. Fillet lasan, tetapi dalam kasus ini, lasan dibuat di lapangan. Lasan akan dibuat antara shear tab yang dijelaskan di atas, dan beam web. Pada situasi ini, baloknya adalah W36 X 150, spesifik menjadi baja A36. Dibawah kondisi lapangan, lasan harus dibuat pada posisi vertikal. Dua buah lasan yang dibuat ini cenderung sama, dan nilai spesifik WPS nya sangat berbeda. Agar meyakinkan kualitas lasan sejalan dengan laju ekonomi. Penting sekali bahwa pengetahuan individu menetapkan nilai WPS. Nilai ini harus diikutkan selama fabrikasi dan pemasangan untuk meyakinkan kualitas lasan pada struktur akhir.
Review dan Persetujuan WPS Setelah WPS dikembangkan oleh pembuatnya, dibutuhkan suatu review oleh inspektor. Ini diterapkan baik jika WPS lolos kualifikasi atau pun belum. Kode yang dibutuhkan WPS yang telah dikualifikasikan akan diteruskan kepada insinyur untuk
Tugas 06_Juliadi_1106016216 persetujuannya. Ketika WPS yang telah dikualifikasi melalui pengujian dilakukan review terhadapnya, maka ada tiga elemen yang berbeda dalam review tersebut : 1. Procedure qualification record harus dievaluasi untuk memastikan semua pengujian yang dibutuhkan telah dilakukan, memverifikasi ketebalan yang sesuai terhadap material dan jumlah dari pengujian yang telah dilakukan. 2. Hasil dari pengujian harus diperiksa untuk meyakinkan kebutuhan kode telah dicapai. 3. Membandingkan antara WPS dan PQR.
Kesimpulan Kode AWS D1.1 bersifat spesifik pada apabila dilihat pada prosedur pengelasannya yaitu bertujuan untuk mengontrol kualitas perakitan. Selain itu ada juga keuntungan ekonomis yang akan didapat. Dimana sangat penting juga untuk diperhatikan oleh setiap orang yang langsung berhubungsnan dengan rangkaian perakitan seperti insinyur, perakit, pemasang, dan inspektor agar waspada terhadap kebutuhan kode yang berkaitan dengan prosedur pengelasan untuk meyakinkan bahwa hasil dari perakitan mencapai level kualitas yang diharapkan.