Nama : Zakiyyatul Jibillah NRP
: 02311745000045
Kelas
: LJ-1
TUGAS TEKNIK OPTIK
1. Jelaskan polarisasi linear, melingkar, dan elips Polarisasi cahaya adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak secara oscillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya Karena cahaya termasuk gelombang gelombang elektromagnetik, maka elektromagnetik, maka cahaya ini mempunyai medan listrik, dan juga medan magnet, yang keduanya saling beroscilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan.
Jenis polarisasi melingkar melingkar dari gelombang gelombang cahaya, dengan medan E (hijau) dan medan medan H (merah), dan dan arah rambatan ke ke atas
Cahaya juga dikategorikan sebagai gelombang transversal; transversal; yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah oscilasinya. Adapun syaratnya adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah oscilasi tegak lurus l urus terhadap te rhadap bidang rambatannya. Gelombang rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda bunyi, berbeda dengan gelombang cahaya, tidak dapat terpolarisasi sehingga dia bukan gelombang transversal. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya. Beberapa macam / jenis polarisasi: polarisasi linear, polarisasi melingkar, polarisasi ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi ellips dapat diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear terjadi ketika cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang medan listriknya. Jenis Polarisasi 1. POLARISASI LINIER Hanya nilai medan listrik E yang berosilasi, arahnya ar ahnya tetap.
Polarisasi Vertikal
Ex (z, t) = Eox cos (kz - t) x Ey (z, t) = Eoy cos (kz – t + ) y Jika amplitudo pada sumbu-x nol (E 0x = 0), maka hanya ada satu komponen, yaitu dalam sumbu-y (vertikal).
Polarisasi Pada Sudut 45 o
Ex (z, t) = Eox cos (kz - t) x Ey (z, t) = Eoy cos (kz – t + ) y Jika tidak ada perbedaan fasa ( = 0) dan pada sumbu-x nol (E0x = E0V), maka Ex = Ey.
2. POLARISASI MELINGKAR Nilai medan listrik tetap, arahnya yang berubah. Merupakan superposisi polarisasi pada arah-x dan arah-y
Ex (z, t) = Eox cos (kz - t) x Ey (z, t) = Eoy cos (kz – t + ) y
3.
POLARISASI ELlIPS Merupakan gabungan dari polarisasi linier dan polarisasi sirkular. Jadi nilai dan arah medan listrik berubah-ubah
2. Jelaskan Fotometri dan radiometri beserta besaran-besarannya FOTOMETRI Pengertian Fotometri
Fotometri adalah bagian dari optik yang mempelajari mengenai kuat cahaya(intensity) dan derajat penerangan(brightness). Cahaya adalah foton. Dimana foton tersebur merambat membawa paket-paket energy gelombang elektromagnetik. Secara eksperimental, mata sensitif terhadap panjang gelombang daerah rendah dari pancaran cahaya sehingga dapat membedakan intensitas antara dua sumber cahaya yaitu dengan mengukur jumlah daya yang dipancarkan oleh cahaya tampak. Jumlah luks pancaran cahaya yang sama oleh mata diterima berbeda untuk tiap warna. Panjang gelombang cahaya yang dapat ditangkap oleh mata adalah 400-700 nm.
Gambar 1. Spektrum Cahaya Besaran-besaran Fotometri a.
Arus Cahaya (F)
Arus cahaya adalah fluks cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber(luminous flux). Satuannya lumen (lm).
Gambar 2. Distribusi fluks cahaya
= 4
(1)
b. Intensitas Cahaya (I)
Intensitas cahaya adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber titik per satuan sudut ruang (luminous intensity). Satuannya candela (cd)
Gambar 3. Skema intensitas cahaya
=
Ω
, Ω ℎ
(2)
c. Illuminansi (E)
Illuminansi adalah banyaknya fluks cahaya yang jatuh tegak lurus pada satu satuan luas permukaan. Satuannya lumen/luas atau lux.
Gambar 4. Illuminansi
=
Ω
=
2
=
1 2
(3)
d. Luminansi (B)
Luminansi adalah kuat cahaya per satuan luas permukaan (brightness).
Gambar 5. Luminansi
= , ℎ
(4)
RADIOMETRI Pengertian Radiometri
Radiometri ialah bidang yang mengkaji pengukuran radiasi elektromagnet, termasuk cahaya tampak . Terdapat dua aspek radiometri yaitu teori dan praktek. Dalam prakteknya, ilmu instrument dan dan bahan digunakan dalam pengukuran cahaya, antara lain t ermokopel
radiasi, bolometer, fotodioda, dll. Sedangkan teori radiometri membahas tentang teorema radiometri secara umum dengan menggunakan persamaan matematika sehingga radiometri dapat mudah dipahami. 1. Besaran-besaran Radiometri a. Tenaga Sinaran (Q)
Radiasi gelombang elektromagnetik mentransportkan energy tanpa medium. Ketika cahaya diserap oleh suatu bendfa atau medium, maka enegi tersebut dapat mengalami perubahan menjadi bentuk lain. Energy inilah yang disebut sebagai tenaga sinaran. Lambangnya Q dan satuannya Joule b. Fluks Sinaran (ϕ)
Fluks sinaran adalah banyaknya energy sinaran per satuan waktu. Φ=dQ/dt
c. Intensitas Sinaran (I)
Intensitas sinaran adalah banyaknya fluks sinaran yang mengalir tiap perubahan satuan luas.
d. Kesinaran (L)
(a) Radiasi menuju permukaan
(b) Radiasi keluar permukaan
e. Irradian (E)
Irradian adalah banyaknya fluks sinaran yang mengenai suatu permukaan benda per satuan luas.
f.
Kepancaran Sinaran (M)
Kepancaran sinaran adalah banyaknya fluks sinaran yang meninggalkan suatu permukaan benda per satuan luas.
g. Kesinaran Spektrum (Lλ )
h. Irradian Spektrum (E λ )