ETIKA DAN HUKUM DALAM KEPERAWATAN ISLAM ETIKA PERAWAT DALAM PANDANGAN ISLAM
KELOMPOK 1
Ady Pratama
Indah Setiawati
Afni
Julian Justin
Albertus Sarwo Edy
Lili Widyastuti
Anton Januardi
Novida Aryani
Arlina
Okayru
Egar Samudera
Septa Destiana
Dewi Puspa Purnamasari
Subagio
Elia Astuti
Tri Isnawati
Eni Sugiarti
Yuyun Wahyudi
S1 KEPERAWATAN KONVERSI STIKES MUHAMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bandar lampung, 16 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... Daftar Isi.............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1.3 Tujuan............................................................................................................................ BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Etika............................................................................................................. 2.2 Etika Keperawatan......................................................................................................... 2.3 Etika Keperawatan dalam Pandangan Islam.................................................................. BAB III PENUTUP Kesimpulan dan Saran......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam kehidupan keperawatan. Dimana telah kita ketahui bahwa perawat diwajibkan memiliki sifat akhlak islam. Akan tetapi pada umumnya pandangan masyarakat kepada seorang perawat memiliki sifat yang jahat, namun pandangan ini akan dibenarkan dalam makalah ini. Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan menyampaikan beberapa sifat – sifat keperawatan dalam akhlak islam. Ilmu keperawatan sngatlah terkait dengan pendidikan agama islam karena untuk menjadikan seorang perawat diwajibkan memiliki sifat yang berakhlak islam. Selain itu penulis juga ingin memperdalam tentang pendidikan agama islam. Dimana telah diketahui bahwa pendidikan agama islam adalah suatu ajaran yang benar yang berlandaskan al-qur’an dan as-sunnah. Dan tentunya akhlak islam dalam keperawatan itu akan kita peroleh dari pembelajaran pendidikan agama islam, maka dari itu melalui Makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan prinsip – prinsip akhlak islam agar menciptakan seorang perawat yang berakhlak islam. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian Etika 2. Etika Keperawatan 3. Etika Keperawatan dalam pandangan Islam 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Etika 2. Untuk mengetahui Etika Keperawatan 3. Untuk mengetahui Etika Keperawatan dalam pandangan Islam
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani : “etos” yg berarti adat, kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus Webster etik adalah suatu ilmu yg mempelajari tentang apa yangbaik dan buruk secara moral. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
Baik & buruk Kewajiban & tanggung jawab
Etika memberi keputusan tentang tindakan yg diharapkan benar, tepat atau bermoral. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya antara lain: 1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right) 2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama 3. dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions) 4. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual) 5. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty) ilmu Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada, dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
2.2 Etika Keperawatan Menurut Cooper, etika keperawatan dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter serta sikap perawat terhadap orang lain. Pengetahuan keperawatan diperoleh melalui keterlibatan pribadi dan emosional dengan orang lain serta ikut terlibat dalam masalah moral mereka. Adapun 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat. Sebagaimana berikut : 1. Otonomi (Autonomi) prinsi otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,padahal terdapat gangguanatau penyimpangan 2. Beneficience (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung. 3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan. 4. Nonmaleficince (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah.
akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince. 5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran. 6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain. 7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari. 8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional. 2.3 Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika keperawatan dan menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban oleh
perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat. Ayat-ayat tersebut diantaranya :
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada
sesuatu
kaum
karena
mereka
menghalang-halangi
kamu
dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya"(QS 5:2) Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah termasuk tugas mulia dari sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia lainnya. Bahkan jika menurut QS Al-Maidah di atas maka mengobati dan merawat termasuk perbuatan ibadah berupa tolong menolong terhadap sesama.
Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus memenuhi syarat-syarat terkabulnya ibadah yaitu IKHLAS dan SESUAI dengan TUNTUNAN RASULULLAH SAW. Kalau tidak maka sia-sialah pekerjaan tersebut, kelak di akhirat tidak akan mendapat buahnya. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:
Artinya : "Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa: 1) Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al-Qur’an di mana Allah berfirman :
Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keteranganketerangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak diantara mereka setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. al-maidah :32).
Artinya : “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah
kepada
Allah.
Sungguh,
Allah
mencintai
orang
perawat
Muslim
yang
bertawakal.”(Q.S. Ali-imran : 159). Kedua
ayat
menetapkan
model
bagi
dan
mengharuskan mereka untuk berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien, dengan mengikuti jejak Allah dan Nabi mereka dan mereka senantiasa harus tegas membangun etika mereka pada hukum-hukum islam. Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas dengan profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka tawarkan. Perawat harus mempunyai martabat, harga diri, dan rasa hormat terhadap diri mereka sendiri dan terhadap profesi mereka. Perilaku mereka harus
menjadi contoh yang baik untuk seluruh masyarakat. Ini tentu etika penting dari perawat Muslim. Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka dan berpikir tentang kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah perawatan yang paling penting dalam kode etik islam.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Etika merupan suatu hal yang sangat peting bagi seorang perawat. Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap pengambilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan
pada
pertimbangan
ilmiah
semata
tetapi
juga
dengan
mempertimbangkan etika yaitu etika keperawatan dan etika keperawatan menurut pandangan islam. 3.2 Saran Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA Lucie Young Kelly, 1981, Dimension of professional Nursing, fourth edition, Macmillan publishing London Barbara kozier, 1983, Fundamental of nursing Bertens, 1993, Etika Cholil Uman, 1994, Agama menjawab tentang berbagai masalah Abad modern, Ampel Suci Surabaya
Taylor, Lilis, LeMone, 1997, fundamental of nursing the Art and Sciences of Nursing care Caroline Bunker Rosdahal, 1999, Text Book of Basic Nursing, Lippincot, Philadelphia, Newyork, Baltimore Ismani, nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika. Suhaemi, mimin. 2004. Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktek. Jakarta : EGC. http://www.alquran-indonesia.com/ (diakses 16 Mei 2017) https://gustinerz.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/ (diakses 16 Mei 2017)