Tugas Modul 1- Kegiatan Belajar 2
Nama
: Achmad Fadli Shobarrudien, S.Pd
No. Peserta
: 18032952310221
Guru
: Multimedia
Sekolah
: SMK IC Islamic Centre Brebes
1. Peran Guru di Era Digital Abad 21 sesuai standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru (National Educational Technology Standards for Teacher)/NETS-T. Pembimbingan yang efektif perlu memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi keefektifan
hubungan
pembimbingan,
seperti
berbagi
pemahaman
dan
harapan
pembimbingan sejak awal antara pembimbing dan individu yang dibimbing, pengetahuan pembimbing tentang strategi dan kegiatan pembimbingan, ketrampilan memelihara kepercayaan dalam hubungan, pengetahuan bagaimana mengatasi konflik dan perbedaan yang mungkin (Walkington, 2005). Oleh karena itu, struktur organisasi pembimbingan yang mencakup penentapan tujuan program pembimbingan, strategi pembimbingan dan metode yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan pembimbingan perlu ditetapkan bersama antara pembimbing dan yang dibimbing sebelum pembimbingan dimulai (Megginson, dkk., 2006). Hal
penting
yang
perlu
diperhatikan
dalam
penetapan
struktur
organisasi
pembimbingan ini adalah tahap perkembangan guru - tahap-tahap kognitif, ego, dan moral, dan juga tahap karir mereka (Reiman & Sprinthall, 1998). Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru-guru menunjukkan sikap kerja yang berbeda-beda di tiap tahap perkembangan yang berarti mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan profesional yang berbeda yang berkaitan erat dengan tahap tahap perkembangan mereka. Guru-guru juga menunjukkan sikap lebih reseptif pada pengembangan profesional yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka (Bartel, 2005). Morrison (2009) menyatakan bahwa kesiapan sekolah merupakan kapasitas sekolah untuk mendidik semua anak, seperti apapun kondisi anak. Adakalanya anak memasuki
jenjang pendidikan berikutnya tanpa ada stimulasi memadai atau pengalaman cukup untuk melanjutkan proses belajar dalam pendidikan kritis. Tugas pendidikan adalah menciptakan ruang untuk menumbuhkan sikap kritis terhadap sistem dan sktruktur, serta, melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju sistem sosial yang lebih adil. Pendekatan Partisipatif ini akan membawa penguatan peran guru. Murid menjadi lebih nyaman untuk terbuka dengan guru, karena balutan atmosfer kebebasan membuat seolah-olah sedang berdiskusi dengan teman sebaya. Peran guru di era digital ini dapat dikuatkan dengan menggunakan paradigma kritis dan pendekatan partisi patif. Penggunaan ini untuk mengurai masalah literasi media, khususnya penggunaan media sosial di dunia internet. Selain itu, kita juga harus mendorong perkembangan pendidikan literasi media agar tidak menjadi stagnan hanya karena kurikulum yang tidak memadai. Guru bersama masyarakat harus berperan aktif untuk berkreasi untuk salin mengedukasi, teutama untuk anak-anak sebagai generasi masa depan. Anak-anak sebagai kelompok manusia yang masih dalam masa perkembangan, perlu diberikan informasi dengan paradigma kritis, agar terus bisa berinovasi. peran guru era digital dalam pembelajaran yang dianggap mempengaruhi visi, tanggung jawab, sensitivitas sosial, kemampuan logika dan kejujuran guru. Semua ini bermuara pada peran guru di era digital, yaitu sebagai agen perubahan, pembaharuan pengetahuan dan konsultan pembelajaran.(Wartomo,2016). Peran guru sebagai sumber belajar tidak mutlak, siswa dapat memperoleh sumber belajar dari mana saja. Proses pembelajaran lebih banyak bersifat sharing untuk memfasilitasi peserta didik memperoleh tujuan belajarnya Suryadarma (2012) mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan pergeseran paradigma antara lain: Kurikulum Tradisional
Baru
1 Major focus on content
Content & process balance
2 Content acquisition
Learning to learn
3 Lock step progress
Continuous progress
Menurut perbandingan kondisi tradisional dan baru di atas, kurikulum mengalami pergeseran paradigma yaitu dari kurikulum tradisional yang mengedepankan pada isi menjadi kurikulum yang menyeimbangkan proses dan isi, dahulu isi disetujui saja tanpa pertimbangan saat ini mulai dipikirkan bagaimana siswa nantinya akan belajar.
Daftar Pustaka Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia. (2016). Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia , Jakarta: APJII.
Bartell, Carol A. (2005). Cultivating high-quality teaching through induction and mentoring.
California: Corwin Press. Dharma, Surya dkk. Tantangan Guru SMK Abad 21. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan : 2013.
Megginson, D., Clutterbuck, D., Garvey B., Stokes P., & Harris, R. G. (2006). Mentoring in action a practical guide (2nd ed). London: Kogan Page.
Undang Undang Nomor. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Walkington, J., (2005). The why and how of mentoring. EQ Australia,(1), 12-13. Wartomo.(2016). Peran Guru dalam Pembelajaran di Era Digital :Jogjakarta.
2. A. Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi dalam pembelajaran sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran di SMK IC Islamic Centre Brebes, saya menggunakan teknologi untuk menunjang dalam proses pembelajaran,memperoleh berbagai sumber referensi
mengenai
materi
yang
diajarkan,
serta
memudahkan
saya
untuk
menyebarkan video pembelajaran dan mengkoordinir siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Pemanfaatan teknologi juga saya gunakan untuk mempresentasikan materi yang diajarkan kepada siswa serta memacu siswa untuk memperoleh informasi mengenai materi/tugas yang disampaikan oleh guru. Penggunaan video dan media pembelajaran interaktif jg sangat efektif untuk menunjang proses pembelajaran, karena siswa tidak merasa bosan dengan model pembelajaran tatap muka. Pemanfaatan Smartphone yang
berbasis system operasi android jg sangat efektif karena anak bisa menggunakannya tidak hanya sebagai komunikasi saja, tetapi untuk menunjang proses pembelajaran setiap harinya, seperti diskusi pada grup sosial media misalnya : Grup Facebook , Grup WhatsUp, Edmodo, sehingga bisa berinteraksi satu dengan yang lain. Selain yang disbutkan diatas bentuk pemanfaatan teknologi dan media informasi yang saya lakukan antara lain: 1) Menggunakan proyektor dan notebook untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang cukupsulit dipahami siswa, sehingga mempermudah siswa mendapat gambaran secara konkretterhadap materi yang dipelajari. 2)Memberi tugas kepada siswa untuk membuat sebuah produk dengan mencari sendiri bagaimana cara pembuatannya melalui internet. 3) Memanfaatkan smartphone dan notebook untuk bermain game edukatif bersama siswa. 4) Memberi tugas mandiri kepada siswa dalam bentuk rekaman dengan memanfaatkan smartphone. 5) Membuat media interaktif berupa CD Pembelajaran untuk menunjang pembelajaran.
B. Contoh Konkrit Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi PadaPembelajaran Abad 21. 1. Berlatih memberikan pendapat dengan sopan melalui media sosial yang dipantau dan difasilitasi oleh guru 2.Mengirim hasil diskusi kelompok melalui email/grup facebook, edmodo. 3.Menanggapi dan mereview film edukatif yang ditayangkan dengan proyektor. 4.Mempelajari metamorfosis berbagai macam cara pengeditan film/gambar 2D melalui youtube 5.Belajar menulis blog mengenai cara pengeditan film/gambar 2D.
C. Ilustrasi Pesatnya Kemajuan Pemanfaatan Teknologi dan Media Informasi pada Pembelajaran Abad 21.
Pemanfaatan Teknologi dalam pembelajaran sangat pesat pada saat ini, dimana media sosial sekarang sudah dijadikan guru dan siswa untuk berdiskusi mengenai pembelajaran yang telah berjalan, internet juga sudah semakin banyak digunakan untuk mencari materi pembelajaran yang mungkin belum ada di dalam buku referensi yang berada di sekolah. Melalui pembelajaran jarak jauh pun guru dan siswa juga dimudahkan untuk melakukan proses pembelajaran walaupun tidak dengan tatap muka. Pemanfaatan alat-alat media informasi dan komunikasi digital dalam proses pembelajaran di kelas kini menjadi hal yang lumrah seiring dengan meningkatnya pengguna smartphone. di Indonesia.Dengan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran memberikan dampak yang positif bagipengembangan wawasan siswa. Dimana materi dalam bentuk benda, tempat, budaya yang masih abstrak dalam benak siswa dapat ditayangkan dalam bentuk konkret sehigga penetrasipengetahuan pada siswa diharapkan dapat lebih maksimal. Disamping itu, guru juga memperolehkemudahan dalam menyampaikan materi kepada siswa karena lebih konkret dan sebaliknya siswa juga data mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
D.
Kemampuan
yang
dapat
dikembangkan
guru
untuk
menunjukkan potensinya terkait tugas dan peranannya di Era Digital Abad 21 Beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk menunjukkan potensinya terkaittugas dan perannya di era digital abad 21 yaitu: 1)Interactive Instruction (Pembelajaran Interaktif)Pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digitalberisi presentasiyang kaya akanmedia interaktif. Sebagai contohkegiatan konferensi video digital secaralangsung yang
mendatangkan
narasumber
seorang
sejarawan,
novelis,
dan
pakar
di
dalampembelajaran kelas. Catatan dan peta konsep dari sesi brainstorming terekam dalam mediadigital berupa laptop atau notebook dan secara instantlangsung dapat dikirim melalui emailkepada peserta didik. Penyajian media bentuk ini biasa berupa PowerPoint atau PreziPresentation yang mengintegrasikan animasi, suara, dan hyperlinks dengan informasi digital. 2) Personal Response System (PRS)Guru digital menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal responsesystem(PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah keypad wireless(tanpa kabel) seperti remot TV yang mentransmisikan respon dari siswa. Karenasetiap PRS diperuntukkan pada siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat digunakan untukmengecek kehadiran/presensi siswa. Manfaat utama PRS adalah untuk mengetahuisetiaprespon dari siswa dalam berbagai macam keadaan. 3) Mobile Assessment ToolsSumber komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru untukmerekam data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile Device)yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan. Sebagai contoh, perangkatdigital seluler digunakan untuk membuat catatan operasional kemampuan membaca siswaSD atau data kinerja siswa yang diobservasi dalam presentasi, eksperimen di laboratorium,atau tugas tulisan tangan siswa. Guru dapat terus melakukan instruksi secara individualkarena ketersediaan hasil belajar langsung dapat diketahui. Data penilaian mudah diunduh kesitus web yang aman dan dilindungi kata sandi yang menawarkan berbagai opsi laporan dariseluruh siswa di kelas hingga siswa secara perorangan. 4) Community of Practice(Komunitas Praktik)Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice(COP), di manakelompok pendidikatau
guruyang mempunyai tujuan sama dari seluruh bangsa dan negara didunia saling berbagi ide dan sumber daya.Interaksi berbasis Internet ini memungkinkan guruuntuk berkolaborasi
dan
bertukar
gagasan
dan
materi.
Komunitas
praktik
dapat
mencakuppendidik yang mengajar dengan subjek pelajaransama, atau tingkat kelassiswadengankebutuhan yang sama, seperti integrasi teknologi, manajemen kelas, atau bekerja samadengan siswa berbakat.
E. Peran Guru di Era Digital abad 21 sesuai standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru. Peran Guru di Era Digital Abad 21 1. Menfasilitasi dan menginspirasi pembelajaran dan Kreatifitas Siswa, Guru harus memiliki pengetahuan mengenai materi pembelajaran dan memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi siswa dalam memperoleh hasil pembelajaran yang maksismal. 2. Merancang dan mengembangkan pengalaman dan penilaian Digital-Age, Sebelum melakukan proses pembelajaran guru harus mampu merancang, mengembangkan dan mengevaluasi pengalaman belajar siswa dengan menggunakan berbagai teknologi untuk memperoleh sumber belajar yang ada, sehingga siswa terpacu untuk belajar dan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan siswa dan dapat memperbaiki sikapnya. 3. Guru memberikan contoh pengetahuan, keterampilan dan proses kerja agar siswa memperoleh inovasi dalam proses pembelajaran sampai dengan hasil akhir dari kegiatan pembelajaran tersebut. 4. Guru mampu bertanggungjawab atas segala pengetahuan yang diungkapkan ke siswa dan mampu bertanggungjawab dalam memberikan solusi pembelajaran,
sehingga segala bentuk perilaku harus sesuai dengan etika dan praktik profesional seorang guru. 5. Guru harus terus belajar untuk meningkatkan praktik profesional seorang guru, serta mampu mendemonstrasikan penggunaan alat-alat digital dan sumber belajar secara efektif dan efisien.