UNIVERSITAS UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BB
KARYA AKHIR
DERY ELLY CYNTHIA PUTRI 0906568093
PROGRAM PROGRAM VOKASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2012
UNIVERSITAS UNIVERSITAS INDONESIA
AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BB
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
DERY ELLY CYNTHIA PUTRI 0906568093
PROGRAM PROGRAM VOKASI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JUNI 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Dery Elly Cynthia Putri
NPM
: 0906568093 09065 68093
Tanda Tangan
:
Tanggal Tanggal
: 28 Mei 2012
ii
LEMBAR LEMBAR PERSETUJUAN PERSETUJUAN
Karya akhir ini diajukan oleh : Nama
: Dery Elly Cynthia Putri
NPM
: 0906568093 09065 68093
Program Studi
: Vokasi Bidang Studi Akuntansi
Kekhususan
: Akuntansi Keuangan
Judul Karya Akhir
: Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB
Karya akhir ini diajukan sebagai prasyarat wajib untuk mengikuti ujian sidang karya akhir, serta telah disetujui dan ditandatangani dosen pembimbing yang bersangkutan.
Tanggal : 28 Mei 2012 Pembimbing Magang
Nurul Husnah S.E., M.S.Ak
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya akhir ini diajukan oleh : Nama
: Dery Elly Cynthia Putri
NPM
: 0906568093
Program Studi
: Vokasi Bidang Studi Akuntansi
Kekhususan
: Akuntansi Keuangan
Judul Karya Akhir
: Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Vokasi Bidang Studi Akuntansi Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Nurul Husnah S.E., M.S.Ak
(…..........……… ....)
Penguji
(………… ...... ……)
: Sandra Aulia Z S.E., Ak., M.S.Ak
Ditetapkan di : Program Vokasi Universitas Indonesia Tanggal
: 7 Juni 2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, terima kasih yang tak terhingga kepada-Nya. Juga atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program magang pada KAP AAJ serta karya akhir yang berjudul “Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB” untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi Keuangan pada Fakultas Vokasi Universitas Indonesia. Dalam pembuatan karya akhir ini penulis mengalami banyak kendala dan keterbatasan, tetapi dengan segala bantuan, dorongan, dan semangat dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Program Vokasi Akuntansi yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan mendapatkan pengalaman yang berharga selama kuliah. 2. Ibu Dini Mariana, SE, Mcomm., DEA selaku Ketua Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia dan segenap staf Progam Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia. 3. Ibu Nurul Husnah S.E., M.S.Ak. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan karya akhir ini. 4. Orang tua penulis, papa, mama, dimas, ende, anti dan seluruh keluarga ucapan terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada mereka yang selalu membantu tak kenal lelah, dan menyemangati penulis dalam keadaan apapun secara moril ataupun materil. Yang selalu mendukung dan mendoakan penulis untuk terus semangat dalam menyelesaikan karya akhir ini. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia yang telah memberikan pengetahuan yang sangat berharga selama penulis menjalankan masa perkuliahan. 6. Bapak Amir Abadi Jusuf yang telah memberikan kesempatan penulis untuk magang di AAJ, Mas Amri dan Uda Fachri selaku manager yang v
membantu dan mngajarkan banyak hal kepada penulis. Nando, Dani, Mba Tika, Mba Dewi, Mba Nurin yang telah membantu penulis dalam penyelesaian pekerjaan dan tugas-tugas selama magang di KAP AAJ dan membantu penulis dalam memperoleh data-data dan informasi untuk menyelesaikan karya akhir ini. 7. Yusuf Wisnu Andhika Dusu yang selalu membantu penulis dan memberikan semangat yang tiada henti kepada penulis. 8. Teman-teman satu kelompok magang di AAJ : Resti, Elfira, Ipul, Ipul, Adri, Renny, Eka, Wulan, dan Khari yang bersama-sama dengan penulis menjalani magang selama tiga bulan di AAJ dan bertukar pikiran dengan penulis dalam menyelesaikan karya akhir ini. 9. Teman-teman AK(2) yang selalu mendukung dan membantu dalam penulisan serta tempat meluapkan keluh kesah : Putri, Bondan, Rina, Thia, Resti, Ocha, Ananias, Aline. 10. Teman-teman angkatan 2009, 2010 dan semua teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu. 11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan karya akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga karya akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 28 Mei 2012
Penulis,
Dery Elly Cynthia Putri
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dery Elly Cynthia Putri
NPM
: 0906568093
Program Studi
: Vokasi
Bidang Studi
: Akuntansi Keuangan
Jenis Karya
: Karya Akhir (Laporan Magang)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (N on-exclu sive Royalty- Fr ee Right) atas karya akhir saya yang berjudul:
Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) , merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Program Vokasi, Depok
Tanggal
: 28 Mei 2012
Yang menyatakan
(Dery Elly Cynthia Putri)
vii
ABSTRAK
Nama
: Dery Elly Cynthia Putri
Program Studi
: Akuntansi Keuangan
Judul
: Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB
Karya akhir ini berisi mengenai prosedur audit atas akun kas dan setara kas PT BB, yang bergerak dalam bidang jasa perjalanan dan wisata (travel). Kas dan setara kas PT BB terdiri dari kas kecil, kas besar, kas pada rekening giro, dan deposito berjangka. Akun kas dan setara kas PT BB terdiri dalam tujuh mata uang. Kas dalam mata uang asing disajikan dalam Rupiah dengan memakai kurs tengah BI pada tanggal laporan posisi keuangan. Kesimpulan dari karya akhir ini adalah PT BB telah melakukan pengelolaan kas dan setara kas dengan cukup baik. Hal ini dapat tercermin dari pengendalian internal yang memadai, walau perlu ada perbaikan untuk pengendalian internal pada cabang diluar Jakarta, Bogor, dan Cilegon. Kas dan setara kas pada PT BB telah dicatat dan disajikan secara wajar dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia Kata Kunci : Audit, Perusahaan travel , Kas dan Setara Kas
viii Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name
: Dery Elly Cynthia Putri
Study Program
: Financial Accounting
Title
: Audit of Cash and Cash Equivalents in PT BB
This final report contains of audit procedures of cash and cash equivalents in PT BB, which engaged in travel and tourism services. Cash and cash equivalents in PT BB consist of petty cash, general cash, cash in bank, and time deposits. Cash and cash equivalents account consist in seven currencies. The foreign currencies are presented in Rupiah which converted by middle rate of BI on the date of statement of financial position. The conclusion of this final report is PT BB has made the management cash and cash equivalents quite well. This can be reflected from adequate internal control, although that should be improvements for internal control on the branches outside Jakarta, Bogor ,and Cilegon. Cash and cash equivalents have been recorded and presented fairly in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia. Key words : Audit, Travel company, Cash and Cash Equivalents
ix Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BB .................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii ABSTRACT ............................................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv 1.PENDAHULUAN.................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Program Magang .................................................................... 1 1.2 Tujuan Program Magang .................................................................................. 2 1.2.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 2 1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 2 1.3 Ruang Lingkup Kegiatan Magang ................................................................... 3 1.4 Ruang Lingkup Penulisan ................................................................................. 5 1.5 Metodologi Penulisan ....................................................................................... 6 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang .......................................................... 6 2.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................................... 8 2.1 Profil Perusahaan Tempat Magang .................................................................. 8 2.1.1 Struktur KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto ........................ 8 2.1.2 Jasa-jasa yang Ditawarkan oleh KAP AAJ ............................................ 9 2.2 Profil Perusahaan Klien ................................................................................. 10 2.2.1 Latar Belakang Perusahaan Klien ........................................................ 10 2.2.2 Manajemen Perusahaan Klien .............................................................. 11 3.LANDASAN TEORI ............................................................................................. 13 3.1 Definisi Kas dan Setara Kas ........................................................................... 13 3.1.1 Kas .......................................................................................................... 13 3.1.2 Setara Kas .............................................................................................. 15 3.2 Pengendalian Internal...................................................................................... 17 3.2.1 Pengendalian Penerimaan Kas .............................................................. 18 3.2.2 Pengendalian Pengeluaran Kas ............................................................. 18 3.2.2.1 Pengendalian Pengeluaran Kas Kecil ...................................... 19 3.2.2.2 Pengeluaran Kas Menggunakan Cek ....................................... 20 3.2.3 Rekonsiliasi Bank .................................................................................. 21 3.3 Konsep Dasar Auditing .................................................................................. 22 3.3.1 Definisi Auditing ................................................................................... 22 3.3.2 Jenis-Jenis Audit .................................................................................... 23 3.4 Tujuan Audit atas Akun Kas dan Setara Kas ................................................ 23 3.5 Tahapan Pengujian Audit ............................................................................... 24 3.6 Prosedur Audit Atas Akun Kas dan Setara Kas ............................................ 26 3.7 Bukti Audit ...................................................................................................... 29 x Universitas Indonesia
4.AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BB............................................. 31 4.1 Gambaran Klasifikasi Akun Kas dan Setara Kas PT BB ............................ 31 4.2 Sistem Pengendalian Internal dan Akuntansi Kas dan Setara Kas PT BB .. 33 4.3 Pelaksanaan Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB ..................................... 39 4.3.1 Audit atas kas kecil dan kas besar ........................................................ 42 4.3.2 Audit atas Kas pada Rekening Giro ..................................................... 44 4.3.3 Audit atas Deposito Berjangka ............................................................. 48 4.4 Hasil Proses dan Temuan Audit ..................................................................... 50 5.KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 54 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 54 5.2 Saran kepada PT BB ....................................................................................... 54 DAFTAR REFERENSI ............................................................................................ 56
xi Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Srtuktur Jabata n KAP AAJ ......................................................... 9
Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT BB ......................................................... 11
Gambar 4.1
Gambaran Umum Saldo Akun Kas dan Setara Kas PT BB ..... 31
Gambar 4.2
Flowchart Penerimaan Kas Kantor Cabang .............................. 37
Gambar 4.3
Flowchart Penerimaan Kas Kantor Pusat .................................. 38
Gambar 4.4
Contoh Prosedur Pengambilan Sampel KAP AAJ.................... 47
xii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Perbedaan Jurnal Pencatatan Kas Kecil ..................................... 20
Tabel 4.1
Komponen Perhitungan Mateialitas PT BB .............................. 40
Tabel 4.2
Analisis Horizontal Akun Kas .................................................... 43
Tabel 4.3
Analisis Horizontal Akun Kas pada Rekening Giro ................. 45
Tabel 4.4
Analisis Horizontal Akun Deposito Berjangka ......................... 48
Tabel 4.5
Contoh Perhitungan Cash Ratio ................................................. 50
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Penelusuran Mundur Cash Opname .......................................... 57
Lampiran 2
Kertas kerja cash opname ........................................................... 58
Lampiran 3
Berita Acara Cash Opname ........................................................ 60
Lampiran 4
Sub Lead Schedule Kas dan Setara Kas PT BB tahun 2011 ..... 61
Lampiran 5
Lead Schedule Kas dan Setara Kas PT BB tahun 2011 ............ 63
Lampiran 6
Contoh Konfirmasi Bank ............................................................ 64
Lampiran 7
Laporan Keuangan PT BB Desember 2011 .............................. 66
xiv Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Program Magang
Seiring perekonomian dan pembangunan dunia pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat, Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi yang berkualitas telah banyak menghasilkan tenaga kerja yang unggul yang turut membangun perekonomian dan pendidikan di Indonesia. Termasuk didalamnya adalah Pendidikan Diploma (Vokasi) Universitas Indonesia Bidang Ilmu Akuntansi. Pendidikan diploma (vokasi) adalah pendidikan yang lulusannya diarahkan pada kesiapan penerapan ketrampilan teknis di bidang tertentu. Mulai tahun 2008, seluruh program diploma di Universitas Indonesia (UI) dikelola secara terpusat dibawah satu program, yaitu Program Vokasi UI. Lulusan Program vokasi diarahkan agar dapat langsung diserap sebagai tenaga kerja tingkat menengah di berbagai sektor industri baik swasta, lembaga pemerintahan atau berwirausaha secara mandiri. Untuk mencapai tujuannya, materi pengajaran pada Program Vokasi UI lebih diutamakan pada materi praktik dibandingkan dengan teori. Salah satu program studi yang ada di bawah naungan Program Vokasi UI adalah Program Studi (Prodi) Akuntansi yg terdiri dari tiga konsentrasi yaitu Akuntansi Keuangan, Akuntansi Teknologi Sistem Informasi, dan Akuntansi Sektor Publik. Prodi Akuntansi memiliki visi dan misi menjadi center of excellence dalam pendidikan tinggi non gelar di bidang akuntansi di Indonesia
serta
menghasilkan lulusan dengan dua karakteristik yang saling mendukung
yaitu :
Tenaga akuntansi keuangan dengan kompetensi yang tinggi, dan
Praktisi yang memahami disiplin ilmu pendukung untuk pengembangan karir atau melanjutkan ke jenjang sarjana. Untuk mencapai karakteristik lulusan seperti diatas Prodi Akuntansi
merancang program magang sebagai salah satu mata ajar yang wajib diambil oleh mahasiswa untuk belajar menerapkan teori yang telah didapatkan selama berada di bangku perkuliahan dan menghadapi kehidupan di dunia kerja secara nyata. 1 Universitas Indonesia
2
1.2
Tujuan Program Magang
Pelaksanaan magang memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1.2.1
Tujuan Umum
Sebagai wadah untuk menghasilkan praktisi yang kompeten dalam penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan untuk sebuah unit usaha dalam bidang kompetensi inti yang disesuaikan dengan konsentrasi masing masing. Kompetensi untuk konsentrasi Akuntansi Keuangan terdiri dari :
Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Anggaran
Auditing
Aplikasi Finansial (Accurate)
Selain itu keahlian khusus sesuai dengan minat seperi perbankan, perdagangan
syariah,
akuntansi
syariah,
kewirausahaan,
asuransi,
dan
perdagangan luar negeri. 1.2.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus program magang dapat di uraikan untuk peserta magang sebagai berikut : a. Mahasiswa memahami penerapan berbagai ilmu akuntansi,
yang telah
dipelajari selama mengikuti perkuliahan di Program Vokasi Akuntansi UI pada perusahaan. b. Mengasah ( problem
kemampuan solving )
yang
mahasiswa dihadapi
dalam
menyelesaikan
perusahaan
sehari-hari
masalah dengan
menggunakan perangkat-perangkat akuntansi dan manajemen yang telah dipelajari sebagai metode penyelesaiannya. c. Membiasakan
mahasiswa
dengan
manajemen
waktu,
ketrampilan
komunikasi, kerja sama tim serta tekanan yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu di dalam dunia kerja.
Universitas Indonesia
3
Selain manfaat bagi mahasiswa peserta magang, program magang dirancang juga untuk memberikan manfaat bagi perusahaan tempat magang, yaitu: a. Perusahaan dapat memanfaatkan kemampuan peserta magang dalam proses kegiatan usaha secara lebih efisien. b. Perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan seleksi terhadap mahasiswa peserta magang yang telah dikenal mutu serta kualitasnya untuk dijadikan pegawai di perusahaannya. c. Perusahaan memperoleh kesempatan untuk dipublikasikan dalam setiap kegiatan Program Vokasi Akuntansi UI sehingga perusahaan yang bersangkutan dapat lebih dikenal umum. d. Perusahaan turut berperan aktif dalam memajukan pendidikan Indonesia. e. Dapat dijadikan salah satu usaha dalam rangka early recruitment atau perekrutan dini bagi perusahaan yang ingin mencari karyawan baru untuk bekerja di perusahaannya. 1.3
Ruang Lingkup Kegiatan Magang
Penulis melaksanakan program magang di Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (KAP AAJ) yang bertempat di Plaza Abda, 10 th Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav.59 Jakarta 12190 – Indonesia. Periode magang berjalan selama 3 (tiga) bulan, terhitung dari tanggal 16 Januari 2012 s/d 16 April 2012. Pada minggu pertama penulis mendapat training agar lebih mengerti bagaimana audit lapangan yang sebenarnya. Setelah training selesai, penulis mendapat tugas untuk melakukan audit pada beberapa perusahaan. Sebelum audit dilakukan, penulis mendapat pengarahan dan pembagian tugas dari manager-incharge. Selama pekerjaan audit, penulis tidak selalu didampingi oleh senior auditor .
Selama magang, penulis berkedudukan sebagai junior auditor dengan pengawasan
manager-in-charge.
Junior
auditor
bertugas
membantu
melaksanakan prosedur-prosedur audit di bawah pengawasan manager in charge
Universitas Indonesia
4
dan senior in charge.
Manager dan senior auditor yang bertanggung jawab
penuh pada perusahaan yang diaudit. Selama pelaksanaan magang penulis telah mengaudit pada beberapa perusahaan, antara lain : 1. PT HJ, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang jasa obat-obatan, di Perusahaan ini penulis melakukan audit lapangan selama satu minggu. Salah satu prosedur audit yang dilakukan adalah inquiry dengan klien mengenai akun yang berkaitan dengan tugas penulis, melakukan vouching untuk cut off sales, polis asuransi, subsequent payment , dan penulis juga melakukan recalculation test terhadap asuransi dibayar dimuka.
2. PT BB, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perjalanan dan wisata. PT BB mempunyai empat anak perusahaan didalamnya. Penulis melakukan field work di perusahaan ini selama lebih dari satu bulan. Penulis mendapat tugas mengerjakan beberapa working paper untuk induk perusahaan, dan working paper untuk semua akun pada dua anak perusahaan. Selain itu, penulis menjalankan prosedur audit seperti melakukan analytical review, cash opname, recalculation test untuk penyusutan aset tetap, properti investasi, bunga untuk time deposit. Melakukan vouching atas berbagai akun terkait seperti beban usaha, aset tetap, properti investasi, kas dan setara kas, dan investasi jangka pendek. Penulis juga membantu untuk melakukan pelaporan atas laporan keuangan dua anak perusahaan PT BB. 3. PT FRI, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang real estate . Sebenarnya FRI adalah induk perusahaan yang anak perusahaannya bergerak dalam bidang real estate . Sedangkan FRI sendiri merupakan induk perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi yang menaungi anak perusahaannya. Selama proses audit pada PT FRI, penulis mendapat tugas untuk mempersiapkan working paper untuk semua akun, mengirimkan konfirmasi, recalculation test untuk penyusutan aset tetap, dan vouching untuk akun-akun yang terkait.
Universitas Indonesia
5
Adapun definisi tugas yang penulis laksanakan selama magang antara lain sebagai berikut : 1. Mempersiapkan working paper Dalam melakukan audit, penulis menggunakan working paper sebagai alat untuk mendokumentasikan hasil pekerjaan audit yang telah dilakukan. 2. Melakukan audit field work Melaksanakan audit lapangan dengan meminta data-data yang dibutuhkan serta menelusuri ke dokumen-dokumen pendukung sehingga prosedur audit dapat terlaksana dengan baik. Seperti melakukan cash opname, analytical review, recalculation, dan cut off.
3. Membuat konfirmasi Membuat seluruh konfirmasi (bank, piutang, dan hutang) yang akan dikirim dengan review dari manager-in-charge. 4. Melakukan vouching Penelusuran ke dokumen pendukung atas transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan klien selama tahun audit untuk keperluan substantif test of transaction dan test of detail dan melakukan indexing dari pengambilan
sample dokumen tersebut. 5. Melakukan wawancara tentang siklus bisnis klien Pemahaman tentang berbagai macam proses bisnis klien dan nature dari akun-akun yang terkait merupakan salah satu prosedur audit. 6. Melakukan pembuat laporan keuangan audited ( Reporting ) Membantu membuat laporan keuangan audited untuk anak perusahaan PT BB dan membuat pengungkapan atau pencatatan atas laporan keuangan. 1.4
Ruang Lingkup Penulisan
Ruang lingkup penulisan dalam laporan magang ini adalah
membahas
mengenai latar belakang pelaksanaan program magang, gambaran umum perusahaan tempat magang dan prosedur audit yang dilakukan atas akun kas dan setara kas di PT BB. Pembahasan audit berlandaskan pada teori-teori yang didapat selama penulis melakukan perkuliahan di Program Vokasi dan sesuai dengan
Universitas Indonesia
6
program audit yang diterapkan oleh KAP AAJ. Audit yang dilakukan oleh penulis, merupakan audit laporan keuangan tahunan (general audit) untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011. Alasan penulis mengangkat tema ini karena nilai akun ini hampir mencapai setengah dari total aset PT BB dan penulis menemukan beberapa temuan tentang perusahaan. Dalam hal ini, penulis menyamarkan identitas klien demi menjaga kerahasiaan atas data-data dan informasi internal yang dimiliki klien. 1.5
Metodologi Penulisan
Laporan magang yang dibuat penulis menggunakan tiga metode, yaitu : 1. Studi kepustakaan, yaitu membaca dan mencatat hasil-hasil bacaan . 2. Melakukan tanya jawab dengan pihak terkait mengenai kas dan setara kas serta aset terkait lainnya, seperti investasi jangka pendek. 3. Berdasarkan observasi dalam lapangan ketika penulis melakukan audit pada Perusahaan. 1.6
Sistematika Penulisan Laporan Magang
Penulis membagi penulisan laporan magang ini menjadi 5 (lima) bab, dengan tujuan untuk mempermudah penulis dalam menyelesaikan laporan magang serta mempermudah pembaca untuk memahami isi atas laporan magang penulis. Sistematika penulisan laporan ini terdiri atas rincian sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang program magang, tujuan magang, ruang lingkup pelaksanaan dan kegiatan magang, ruang lingkup penulisan, metodologi penulisan, serta sistematika penulisan. BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis menjabarkan tentang gambaran umum perusahaan tempat magang dan perusahaan klien yang menjadi tema bahasan. BAB 3 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menjelaskan landasan teori tentang perlakuan akuntansi untuk kas dan setara kas, tujuan audit, bahan bukti audit serta prosedur audit untuk akun kas dan setara kas. Universitas Indonesia
7
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Bab ini menjelaskan tentang prosedur audit yang dilaksanakan atas akun kas dan setara kas, hasil temuan audit, kebijakan akuntansi dan pengendalian internal pada perusahaan tempat magang. Serta memaparkan tentang penerapan teori yang telah dibahas pada landasan teori berdasarkan fakta yang ada di perusahaan klien. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan atas bab sebelumnya dan saran bagi perusahaan klien.
Universitas Indonesia
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Tempat Magang
Kantor Akuntan Publik Aryanto Amir Jusuf dan Mawar (KAP AAJ) didirikan di Jakarta pada tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf. Kantor Pusat KAP AAJ terletak di Jl. Jend Sudirman Kav. 59, Lt. 10-11, Jakarta dan
memiliki
sebuah kantor cabang di Surabaya. KAP AAJ memperoleh ijin usaha sebagai kantor akuntan publik dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Nomor: Kep.302/KM.17/1999. Saat ini, KAP AAJ sebagai bagian dari AAJ Associates merupakan salah satu kantor akuntan publik lokal terdepan di Indonesia. Sejak tahun 1992, AAJ Associates merupakan salah satu anggota RSM International yang saat ini termasuk pada urutan ke enam sebagai kantor akuntan independen di dunia dan telah banyak membantu berbagai perusahaan dan organisasi dengan memberikan berbagai jasa profesional berstandar internasional. 2.1.1
Struktur KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto
KAP AAJ dipimpin oleh seorang chief executive partner, yakni bapak Amir Abadi Jusuf. Selanjutnya perusahaan terbagi menjadi 4 divisi kerja, yaitu: Audit and Assurance, Risk and Internal Audit, pajak dan Transaction Support and Capital Market yang mana masing-masing divisi tersebut dikepalai oleh managing partner dibantu dengan Division Chief Operating Officers (DCOOs),
Partner, Direktur dan staf lain yang tergabung dalam satu manajemen divisi. Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan audit, KAP AAJ memiliki suatu tim audit yang terdiri dari signing partner, engagement partner, senior manager, manager, supervisor, senior1 & 2, dan junior. Dalam kegiatan
audit ini, penulis bertindak sebagai staff magang atau junior auditor. Untuk lebih jelasnya tentang susunan dan urutan struktur kepegawaian di AAJ, tergambar pada diagram berikut ini :
8 Universitas Indonesia
9
Gambar 2.1 Struktur Jabatan RSM AAJ. Sumber: RSM AAJ Associates Employee Handbook Version 11.01 yang telah diolah kembali
2.1.2
Jasa-jasa yang Ditawarkan oleh KAP AAJ
KAP AAJ berpengalaman serta berdedikasi dalam memberikan pelayanan di bidang jasa audit, akuntansi, dan keuangan, memberikan jasa-jasa pelayanan sebagai berikut : 1. Au diti ng and Assur ance Ser vice , terdiri dari general audit, special audit, review and compilation , attestation engagement ,dan due diligence , terdiri dari corporate governance 2. Risk & I nternal A udit Advisory advisory ,internal
audit
advisory
&
outsourcing , risk
management
advisory ,internal control & sarbanes-oxley advisory, IT assurance & advisory, performance improvement, system & procedures development
3. Transaction Support & Capital M arket , terdiri dari transaction analysis, Business Solution, divestment and mergers & acquisition, business turnaround, pre IPO advisory, fund arranger, and valuation.
Universitas Indonesia
10
4. Bu ssi ness Establishment & Cor porate Secretari al , terdiri dari business establishment services, corporate secretarial services, dan executive Search.
5. Taxation , terdiri dari, tax consulting dan tax compliance 6. Accounting
and
terdiri Administration
dari, accounting services,
administration Service
7. I F R S terdiri dari IFRS conversion project, due diligence in an IFRS environment, valuations relating to the purchase price allocation process, shared-based payments, audit on IFRS financial statements, dan IFRS training.
Mayoitas industri yang menggunakan jasa pelayanan yang disediakan oleh KAP AAJ adalah: Bank dan Lembaga Keuangan, Asuransi, Minyak dan Gas, Pemerintah dan Perusahaan Non Profit, Telekomunikasi, Manufakturing, Wholesale/ Retail Trade dan Distribusi, Transportasi. 2. 2
Profil Perusahaan Klien
2.2.1
Latar Belakang Perusahaan Klien
PT BB (Perusahaan) bergerak dibidang jasa perjalanan dan wisata. Perusahaan memiliki 15 kantor cabang di Jakarta dan 6 kantor cabang di luar Jakarta yang tersebar di Bandung, Balikpapan, Bogor, Cilegon, Denpasar, dan Surabaya. PT BB (Perusahaan) yang berkedudukan di Jakarta, didirikan pada tahun 1972. Di tahun 1996 nama Perusahaan berubah dari PT BB menjadi PT BB Tbk sehubungan dengan penawaran umum saham Perusahaan kepada publik. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, Perusahaan bergerak dalam bidang pelayanan jasa perjalanan wisata antara lain: menyusun dan menjual paket wisata luar negeri, menyelenggarakan dan menjual pelayaran wisata (cruise ), menyelenggarakan pemanduan wisata ( guiding and tour conducting ); menyediakan fasilitas sewa mobil untuk wisatawan, menjual tiket atau karcis sarana angkutan dan lain-lain, mengadakan pemesanan sarana wisata, dan
Universitas Indonesia
11
mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. 2.2.2
Manajemen Perusahaan Klien
Struktur organisasi perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT BB Sumber: Struktur Organisasi PT BB yang telah diolah kembali
Dewan komisaris yang terdiri dari komisaris utama yang berjumlah satu orang dan komisaris yang berjumlah tiga orang, yang didalamnya termasuk dua orang yang merangkap sebagai komisaris independen. PT BB juga mempunyai seorang direktur utama dan tiga orang direktur yang terdiri dari tiga bidang Universitas Indonesia
12
(bisnis, operasi, dan keuangan). Jumlah karyawan PT BB beserta anak perusahaan tahun 2011 sebanyak 447 orang, tersebar di seluruh cabang Jakarta maupun luar Jakarta. Karyawan tersebut tidak termasuk dalam karyawan kontrak dan magang.
Universitas Indonesia
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1
Definisi Kas dan Setara Kas
Menurut PSAK no 2 (revisi 2009) kas dan setara kas terdiri dari: 1. Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand ) dan rekening giro. 2. Setara kas (cash equivalents) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek (kurang dari tiga bulan) dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. 3.1.1
Kas
Secara umum pengertian kas adalah aset yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau untuk membayar liabilitas saat ini. Kas terdiri atas koin, uang kertas, cek, uang tunai ditangan (cash on hand ) dan uang yang berada di bank. Aturan yang berlaku umum di bank jika bank menerima uang untuk disimpan di bank maka itu adalah kas. Menurut Arens et al., diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2009), berdasarkan jenisnya akun kas dapat dibagi menjadi b eberapa bagian, yaitu : 1. Akun kas umum, yaitu akun kas yang penting bagi sebagian organisasi atau perusahaan karena hampir semua penerimaan dan pengeluaran kas melalui akun ini. 2. Akun imprest , biasanya digunakan untuk pembayaran yang sifatnya tetap, seperti penggajian, perusahaan mempertahankan suatu saldo di bank, sehingga pada saat penggajian bank akan menarik dari saldo itu. 3. Akun bank cabang, yaitu akun bank yang berada di setiap cabang yang berguna untuk memudahkan transaksi yang terjadi di setiap cabang. 4. Dana kas kecil imprest , yaitu suatu pegangan kas yang dimiliki perusahaan yang berguna untuk pengeluaran yang nominalnya kecil, seperti uang makan, dan transport. 5. Setara kas, merupakan investasi perusahaan yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid, seperti deposito berjangka, dan sertifikat deposito.
13 Universitas Indonesia
14
Menurut Kieso, Weygant, & Warfield (2011), kas termasuk aset keuangan yang
merupakan
bagian
dari
instrumen
keuangan.
Instrumen
keuangan
didefinisikan sebagai kontrak yang menimbulkan aset keuangan dari satu entitas dan liabilitas keuangan ataupun kepentingan ekuitas atas entitas yang lain.
Menurut PSAK no 50 (revisi 2010) : “Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk : kas, instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas lain, hak kontraktual, dan kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan entitas yang diterbitkan oleh entitas yang merupakan derivatif atau non derivatif.”
Definisi aset keuangan menurut PSAK no 50 (revisi 2010) dijelaskan lebih rinci khususnya untuk aset keuangan dalam bentuk kas sesuai dengan PA 03 yang berisi sebagai berikut : “Mata uang (kas) adalah aset keuangan karena merupakan alat tukar. Oleh
karena itu, menjadi dasar bagi pengukuran dan pengakuan seluruh transaksi dalam laporan keuangan. Setoran tunai pada bank atau institusi keuangan serupa adalah aset keuangan karena memberikan hak kontraktual bagi perusahaan untuk memperoleh kas dari institusi tersebut atau untuk melakukan penarikan melalui cek atau instrumen serupa untuk melunasi liabilitas keuangan pada kreditur.”
Menurut PSAK no 55 (Revisi 2006) dan PSAK no 60 (revisi 2010) : “Kas tergolong sebagai aset keua ngan. Dari beberapa kategori instrumen
keuangan, kas masuk dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Maksud dari kategori tersebut adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi pasar aktif.”
Universitas Indonesia
15
Aset keuangan dalam hal ini adalah kas dan setara kas disajikan sesuai dengan pengaturan PSAK no 1 (revisi 2009) sebagai berikut : “Perusahaan mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, kas atau setara
kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK no 2 (revisi 2009) : Laporan Arus
Kas),
kecuali
aset
tersebut
dibatasi
pertukarannya
atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.”
Menurut Kieso, Weygandt, & Warfiled (2011) sebagai alat pembayaran, kas merupakan bagian dari aset yang paling likuid yang dimiliki oleh setiap perusahaan dan diklasifikasikan sebagai aset lancar (current asset ). Untuk dapat dikategorikan sebagai kas, suatu aset harus dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran perusahaan yang bersifat jangka pendek serta untuk melunasi hutang yang akan jatuh tempo. Karena sifatnya yang sangat likuid itulah diperlukan pengendalian yang memadai untuk akun ini. Kas di perusahaan umumnya terdiri dari kas besar dan kas kecil, kas besar biasanya digunakan untuk pengeluaran yang nominalnya cenderung besar, sedangkan kas kecil digunakan untuk pengeluaran yang nominalnya kecil dan rutin seperti membeli perangko, perlengkapan kantor, dan lain-lain. Kas kecil digunakan untuk efisiensi dibandingkan dengan menggunakan kas di bank yang harus mengeluarkan cek untuk transaksi yang sifatnya kecil (Arens et al ., diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf, 2009). Rekening giro adalah salah satu bentuk simpanan kas perusahaan di bank yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja. Cek adalah surat berharga yang dapat langsung diuangkan di bank. Sedangkan bilyet giro adalah surat berharga di mana orang yang kita beri giro tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus melalui pemindahbukuan ke rekeningnya. Pemilik rekening giro akan mendapatkan laporan bank (bank statement) setiap bulan dari bank. 3.1.2
Setara Kas
Setara kas (cash equivalents) adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu Universitas Indonesia
16
tanpa menghadapi perubahan nilai yang signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dengan tujuan lain. Suatu investasi dapat disebut sebagai setara kas jika investasi tersebut segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Contoh dari setara kas adalah deposito yang berjangka waktu maksimal tiga bulan. (Kieso, Weygandt, & Warfiled , 2011)
Berdasarkan
penjelasan
diatas,
perkiraan-perkiraan
yang
dapat
digolongkan sebagai kas dan setara kas menurut Agoes (2004) dan Kieso, Weygandt, & Warfiled (2011) : 1.
Kas kecil ( petty cash ) dalam rupiah maupun mata uang asing
2.
Saldo rekening giro di bank dalam rupiah maupun mata uang asing
3.
Bon sementara
4.
Bon-bon kas kecil yang belum di-reimbursed
5.
Cek tunai yang akan didepositokan
6.
Deposito berjangka yang berjangka waktu tiga bulan atau kurang dari itu
Sedangkan perkiraan yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan setara kas pada laporan posisi keuangan adalah : 1.
Deposito berjangka (time deposit) yang jatuh tempo lebih dari tiga sampai dua belas bulan, digolongkan sebagai investasi jangka pendek
2.
Cek mundur dan cek kosong yang diterima dari pelanggan. Cek mundur diklasifikasikan sebagai piutang
3.
Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
4. Bank overdraft . Jika bank overdraft terjadi pada bank yang sama dapat dilakukan offset saldo kas. Namun jika tidak terdapat rekening lain pada bank tersebut, bank overdraft diklasifikasikan sebagai current liabilities
5.
Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik didalam negeri maupun diluar negeri, misalnya karena dibekukan.
Universitas Indonesia
17
3.2
Pengendalian Internal
Jumlah saldo kas biasanya tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi atas kas yang memengaruhi saldo tersebut hampir selalu sangat material dan sifat dari akun kas yang sangat likuid . Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan perhatian khusus pada pengendalian internal akun kas. Pengendalian internal pada umumnya dibagi menjadi lima bagian, yaitu : a. Pemisahan tugas yang memadai (adequate segregation of duties ) Pemisahan tugas merupakan prinsip yang sangat diperlukan dalam suatu sistem pengendalian internal. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah terjadinya fraud (kecurangan) terhadap kas. b. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas ( proper authorization of transaction and activities )
Sebaiknya orang yang mengotorisasi adalah orang yang tidak memiliki kendali atas aset terkait, untuk menghindari terjadinya fraud . c. Dokumen dan catatan yang memadai (adequate documents and record ) Harus terdapat dokumen dan catatan yang memadai, yaitu dokumendokumen yang berhubungan dengan kas bisa berupa bukti-bukti transaksi, rekening koran, seperti voucher , kuitansi, dan lain-lain. Selain itu bisa juga berupa bilyet deposito sebagai bukti bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki deposito di suatu bank. Dokumen-dokumen yang diperlukan harus segera dibuat setelah transaksi yang berhubungan dengan kas tersebut terjadi. Selain itu untuk memudahkan pencarian dokumen, sebaiknya dokumen-dokumen tersebut diberi nomor urut. Fungsi dari nomor urut ini juga untuk menghindari adanya pencatatan ganda (double counting ) terhadap transaksi yang terjadi. Dan pada akhirnya, prosedur
pendokumentasian ini juga akan membantu pengontrolan keakuratan dan ketepatan waktunya dalam pencatatan setiap transaksi. d. Pengendalian fisik atas aset dan catatan ( physical control over assets and records)
Prinsip pengendalian ini cenderung menekankan pada pengendalian terhadap fisik aset yang dimiliki. Misalnya, untuk penyimpanan dokumendokumen penting, sebaiknya disimpan di dalam brankas atau bank. Universitas Indonesia
18
Kemudian untuk penyimpanan cash on hand , akan lebih baik jika disimpan brankas yang memiliki kode rahasia, atau misalnya untuk suatu program komputer yang rahasia, sebaiknya menggunakan password untuk masuk ke dalam program tersebut atau disetorkan ke bank. e. Pemeriksaan
Kerja
secara
Independen
(independent
checks
on
performance)
Merupakan pemeriksaan pengendalian dari pihak luar (independent ) tetapi masih dalam lingkup perusahaan untuk menilai apakah pengendalian sudah dilakukan secara benar dan efisien. 3.2.1
Pengendalian Penerimaan Kas
Menurut Soemarso (2004) , beberapa hal yang harus diperhatikan terkait pengendalian internal ka s adalah : Prosedur penerimaan uang dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang dapat dikurangi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas yang perlu diperhatikan sebagai berikut : a. Terdapat pemisahaan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang. b. Setiap adanya penerimaan uang baik kas kecil ataupun kas besar seharusnya disimpan ditempat yang aman seperti brankas dengan kode rahasia atau langsung disetor ke bank 3.2.2
Pengendalian Pengeluaran Kas
Seperti halnya penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas juga harus dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan peusahaan. Prosedur pengeluaran kas yang baik harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. b. Pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan dengan kas kecil (petty cash) c. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari pihak berwenang terlebih dahulu Universitas Indonesia
19
d. Terdapat pemisahaan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat pengeluaran kas. 3.2.2.1 Pengendalian Pengeluaran Kas Kecil
Menurut Kieso (2007), dana kas kecil adalah dana kas yang digunakan untuk membayar jumlah pengeluaran yang bernilai kecil namun tetap dikendalikan dengan kontrol yang baik pada perusahaan. Pada praktiknya, tidak semua pengeluaran dapat dilakukan dengan cek. Pengeluaran dalam jumlah kecil tentu sangat merepotkan apabila harus dilakukan dengan cek. Untuk mengatasi pengeluaran-pengeluaran seperti itu, dibutuhkan penyisihan uang dalam jumlah tertentu yang disebut dana kas kecil (petty cash fund).
Dana kas kecil yang telah melampaui jumlah minimum tertentu harus segera diganti, dengan membuat permintaan penggantian. Untuk melakukan permintaan penggantian, seorang kasir kas kecil harus melampirkan bukti kas kecil disertai bukti pendukungnya. Kas kecil dapat dicatat melalui dua metode, yaitu : a.
Fl uctating Fu nd Method
Metode pengisian kas kecil dengan jumlah yang tidak tetap atau sesuai dengan
kebutuhan
perusahaan.
Dalam
metode
ini
ketika
terjadi
pengeluaran maka langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas kecil. Apabila diadakan pengisian kas kecil lagi, maka jumlahnya tidak harus sama pada saat pembentukan kas kecil pertama kali. b.
I mprest Fu nd M ethod
Metode pembukuan kas kecil dimana saldo kas kecil selalu tetap. Setiap terjadi pengeluaran, pemegang kas kecil tidak langsung melakukan pencatatan
dijurnal,
tapi
hanya
mengumpulkan
bukti-bukti
pengeluarannya. Bila dana kas kecil sudah hampir habis, kasir kas kecil mengajukan pengisian dana kas kecil kepada kasir kas besar sesuai dengan bukti-bukti pengeluaran, sehingga dana kas kecil tetap dalam saldo semula. Universitas Indonesia
20
Perbedaan journal entry antara imprest fund method dengan fluctuating fund method dalam pengelolaan kas kecil menurut Kieso, Weygandt, & Warfield
(2011) : Tabel 3.1 Perbedaan jurnal pencatatan kas kecil Imprest Method Fluctuation Method Jurnal pada saat pembentukan kas kecil : Petty Cash XXX Petty Cash XXX Cash XXX Cash XXX Jurnal pada saat pemakaian kas kecil : No entry Expense XXX Petty Cash XXX Jurnal pada saat pengurangan kas kecil : Cash XXX Cash XXX Petty Cash XXX Petty Cash XXX Jurnal pada saat penambahan kas kecil : Petty Cash XXX Petty Cash XXX Cash XXX Cash XXX Jurnal pada saat pengisian kas kecil : Expense XXX Petty Cash XXX Cash Short and Over XXX Cash XXX Cash XXX Sumber : buku Intermadiate Accounting dan Auditing
Akun cash short and over muncul karena ada kelebihan atau kekurangan cash on hand pada kasir kas kecil dan nilainya bersifat tidak material. Jika terjadi
kekurangan kas di tangan kasir kecil, maka akan terjadi selisih dan kasir kas kecil harus mendebit akun cash short and over tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi kelebihan kas di tangan kasir kas kecil, maka kasir kas kecil harus mengkredit akun cash short and over tersebut. Perusahaan biasanya menutup akun cash short and over pada akhir tahun. Akun cash short and over akan disajikan di
dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif sebagai Other Income and Expense. Apabila akun cash short and over berada di kredit maka akan diklasifikasikan sebagai other income . Sebaliknya akan diklasifikasikan sebagai other expense . 3.2.2.2 Pengeluaran Kas Menggunakan Cek
Pada kebanyakan perusahaan, pengeluaran kas besar dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran jenis harus dikendalikan dengan otorisasi yang Universitas Indonesia
21
memadai dan pemberian nomor urut pada cek tersebut. Prosedur yang dapat digunakan untuk mengendalikan pengeluaran kas besar adalah sistem voucher (voucher system) . Dalam sistem ini diperlukan dokumen internal yang disebut voucher untuk dokumentasi semua transaksi pembelian barang dan jasa serta
jurnal khusus yang disebut voucher register untuk mencatat setiap voucher yang dibuat dan buku cek keluar yang digunakan untuk pencatatan cek keluar. Untuk itu, perusahaan harus secara berkala mengontrol transaksi-transksi tersebut dan mencocokkan saldo akhir dengan rekening koran. 3.2.3
Rekonsiliasi Bank
Menurut Kieso, Weygandt & Warfield (2011), setiap bulan perusahaan menerima laporan dari bank. Rekening koran atau laporan bank (bank statement) menunjukkan mutasi dan transaksi saldo pada simpanan milik perusahaan. Bank dan perusahaan memiliki catatan atas rekening mereka sendiri. Sering terjadi saldo kas di bank berdasarkan catatan perusahaan tidak sama dengan catatan pada bank. Untuk itu, perlu dilakukan proses rekonsiliasi untuk menyesuaikan dengan saldo kas yang sebenarnya. Melakukan rekonsiliasi bank merupakan salah satu aspek pengendalian internal atas kas pada rekening giro. Rekonsiliasi seharusnya dibuat oleh karyawan yang memiliki tanggung jawab selain terkait dengan kas. Ketidaksesuaian jumlah saldo kas dengan rekening koran biasanya terjadi karena : 1. Perbedaan waktu yang tidak memungkinkan salah satu pihak mencatat pada periode yang sama 2. Kesalahan oleh salah satu pihak dalam mencatat transaksi Berikut ini merupakan faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan antara saldo menurut catatan perusahaan dan catatan bank adalah : a. Deposits in Transit (setoran dalam perjalanan), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan, tetapi pihak bank belum menerima atau belum mencatat ke rekening perusahaan. Akibatnya, saldo kas menurut bank terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar. b. Outstanding Check (cek yang belum diuangkan), yaitu cek yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai tanda pembayaran kepada pihak Universitas Indonesia
22
ketiga dan sudah dicatat oleh buku perusahaan, tetapi pihak penerima belum menguangkan cek tersebut sehingga belum dicatat oleh bank. c. Bank Charges (biaya bank), yaitu biaya-biaya yang dicatat oleh bank dan deposan tidak mengetahui biaya itu sampai deposan menerima laporan dari bank, seperti penyewaan safe deposit (brankas deposito), jasa bank, pencetakan cek, biaya untuk NSF cek. d. Bank Credit (kredit bank), yaitu penerimaan yang diperoleh perusahaan yang kemungkinan tidak diketahui oleh perusahaan sampai mendapatkan laporan dari bank. e. Bank or Depositors error (kesalahan yang terjadi oleh bank atau perusahaan), yaitu kesalahan yang dilakukan baik oleh bank ataupun perusahaan yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan saldo rekening koran. f. Pendapatan jasa giro dan pendapatan bunga yang kemungkinan tidak diketahui oleh perusahaan sampai perusahaan mendapatkan laporan dari bank. 3.3
Konsep Dasar Auditing
3.3.1
Definisi Auditing
Ada beberapa definisi auditing menurut para ahli, antara lain: Definisi Audit menurut Agoes (2004) : Auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
“
sistematis, oleh pihak yang independen seperti auditor, terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
Definisi Audit menurut Arens et al .,diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2009) : Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti tentang suatu
“
informasi untuk menentukan dan melaporkan tentang kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.“ Universitas Indonesia
23
3.3.2
Jenis-Jenis Audit
Secara umum ada 3 jenis audit yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik menurut Arens et al ., diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2009) yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan Historis (Financial Statement Audit) Audit yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu perusahaan sudah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. 2. Audit Operasional (Operational Audit ) Audit yang bertujuan untuk menelaah atau me-review prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk mengevaluasi efektivitas serta efisiensinya. 3. Audit Ketaatan (Compliance Audit ) Audit yang bertujuan untuk menentukan apakah perusahaan atau entitas yang diaudit (auditee) telah mengikuti prosedur, peraturan, atau regulasi tertentu yang telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. 3.4
Tujuan Audit atas Akun Kas dan Setara Kas
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam suatu hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut Arens et al.,yang diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2009) terdapat enam tujuan audit yang berpengaruh terhadap kas dan setara kas. Enam tujuan audit yang terkait kas dan setara kas yaitu:
Kecocokan Perincian (detail tie in ) Bertujuan untuk mencocokan saldo kas di bank dengan buku perusahaan dan rekening koran.
Keberadaan (existence) Bertujuan untuk membuktikan apakah semua transaksi dan jumlah kas yang terdapat di dalam buku besar benar-benar ada dan dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan (benar-benar terjadi).
Universitas Indonesia
24
Kelengkapan (completeness) Bertujuan untuk membuktikan semua transaksi dan jumlah kas telah tercatat, dalam arti apakah pencatatan kas sudah lengkap atau belum.
Keakuratan (accuracy) Bertujuan untuk membuktikan apakah jumlah kas yang terdapat di dalam buku besar sudah dicatat dengan benar dan dapat terbukti keakuratannya.
Pisah Batas (cut off ) Bertujuan
untuk
membuktikan
apakah
transaksi-transaksi
yang
berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas sudah dicatat pada periode yang sesuai.
Penyajian dan Pengungkapan ( presentation and disclosure) Bertujuan untuk memeriksa apakah penyajian dan pengungkapan akun kas dan setara kas di laporan posisi keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3.5
Tahapan Pengujian Audit
Menurut Arens et al ., yang diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2009) terdapat tiga tahapan utama dalam mengaudit akun kas dan setara kas,yaitu : a. Tahap 1
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Memengaruhi Kas Dalam perencanaan audit kita harus melihat transaksi klien yang memengaruhi akun kas dan setara kas seperti investasi pada setara kas dan nilai-nilai akun kas yang bersifat material. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan manajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan oleh pihak luar.
Menetapkan salah saji yang dapat diterima dan menilai risiko bawaan (Inherent Risk)
Saldo kas biasanya tidak material untuk banyak perusahaan, akan tetapi ada juga perusahaan yang mempunyai saldo kas yang material. Karena kas mudah dicuri dibandingkan aset lainnya, risiko bawaan akun ini cukup tinggi.
Universitas Indonesia
25
Menilai Risiko Pengendalian Pengendalian internal atas saldo kas pada penugasan audit akhir tahun biasanya terdiri dari pengendalian atas siklus yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu juga berkaitan dengan rekonsiliasi bank independen (dilakukan oleh orang yang tidak memegang kas). Rekonsiliasi bank adalah salah satu alat pengendali untuk mengetahui saldo akhir yang sebenarnya dari akun kas. Rekonsililiasi harus dilakukan oleh perusahaan apabila terjadi selisih antara saldo buku perusahaan dengan saldo rekening koran. Rekonsiliasi yang dibuat oleh perusahaan harus disetujui dan di otorisasi oleh pihak-pihak yang berwenang didalam perusahaan.
b. Tahap 2
Merancang dan melakukan pengujian pengendalian (TOC) dan pengujian subtantif transaksi (STOT) Setelah tahap pertama selesai, maka auditor harus melakukan pengujian atas efektivitas dari pengendalian internal untuk menyesuaikan taksiran perubahan resiko pengendalian dari yang direncanakan semula. Pengujian tersebut dinamakan test of control . Auditor juga melakukan evaluasi atas pencatatan berbagai transaksi yang dilakukan oleh klien. Evaluasi tersebut dinamakan substantif test of transaction.
c. Tahap 3
Merancang dan Melakukan Prosedur Analitis (Analytical Procedure) analitycal procedures dilakukan dengan membandingkan data tahun ini
dengan data tahun lalu untuk melihat apakah saldo akun kas dan setara kas tampak wajar dan menganalisa kenaikan atau penurunan dari mutasi saldo tersebut. Prosedur analitis biasanya dilakukan dengan perhitungan rasio oleh auditor untuk dibandingkan dengan rasio tahun lalu dan data terkait lainnya. Prosedur ini dirancang untuk menemukan adanya salah saji pada akun kas dan setara kas.
Universitas Indonesia
26
Merancang Pengujian Perincian Saldo (Test of Details) Sedangkan pengujian terinci atas saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun-akun laporan posisi keuangan maupun laba rugi, tetapi penekanan utama pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo adalah laporan posisi keuangan. Dalam melakukan pengujian ini, langkah yang dilakukan antara lain: 1. Meminta rekonsiliasi bank milik klien lalu membandingkanya saldo rekening koran dari bank dengan saldo buku peusahaan, untuk melihat apakah saldo dari data-data tersebut benar dan cocok. 2. Mengirim konfirmasi saldo kas rekening klien pada tiap bank klien dan konfirmasi kas kecil (jika) ada pada tiap cabang. Balasan konfirmasi diberikan langsung kepada auditor dan surat konfirmasi harus
ditandatangani
oleh
orang
yang
berwenang.
Setelah
konfirmasi diterima, auditor membandingkan saldo tersebut dengan catatan klien. Jika konfirmasi pertama belum mendapatkan balasan, maka auditor akan melakukan pengiriman konfirmasi kedua, jika belum ada jawaban juga, maka akan dilakukan prosedur audit lain. 3. Cek fisik kas (cash opname ), yaitu perhitungan kas dihadapan auditor oleh karyawan yang bersangkutan untuk memastikan apakah benar terdapat uang dengan saldo yang sesuai dengan laporan kas perusahaan. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk cash on hand . 3.6
Prosedur Audit Atas Akun Kas dan Setara Kas
Audit prosedur yang dilakukan pada akun kas dan setara kas adalah : 1. Memahami dan mengevaluasi pengendalian internal atas akun kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Proses ini merupakan suatu bagian penting dalam suatu pemeriksaan audit. Hasil evaluasi pengendalian internal kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan apakah pengendalian internal tersebut berjalan efektif atau tidak. Jika auditor Universitas Indonesia
27
menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif, berarti luasnya pengujian atas kewajaran saldo kas dan setara kas bisa dipersempit. 2. Membuat top schedule kas dan setara kas per tanggal laporan posisi keuangan. Pembuatan top schedule ini digunakan untuk memasukkan saldo kas perusahaan ke dalam kertas kerja yang berguna untuk mempermudah auditor dalam pelaksanaan audit. 3. Melakukan perhitungan fisik atas kas per tanggal laporan posisi keuangan atau dapat juga dilakukan setelah atau sebelum tanggal laporan posisi keuangan. Jika klien menggunakan imprest fund method untuk kas kecilnya, cash opname dapat dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi
jika digunakan fluctuating fund method maka cash opname sebaiknya dilakukan tidak jauh dari tanggal laporan posisi keuangan agar tidak mengalami kesulitan sewaktu melakukan perhitungan maju atau mundur ke tanggal laporan posisi keuangan. 4. Mengirimkan konfirmasi atau mendapatkan pernyataan saldo dari kasir jika tidak dilakukan cash opname . 5. Mengirimkan konfirmasi untuk rekening bank yang dimiliki oleh perusahaan. Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang nama dan contoh tandatangannya tercantum di speciment bank . Surat konfirmasi harus tetap dikirim walau perusahaan sudah menerima rekening koran, dikarenakan :
Hal tersebut merupakan prosedur standar untuk mendapatkan audit evidence
Yang dinyatakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo buku dari perusahaan, tetapi juga jumlah kredit, deposito, diskonto wesel tagih, dan lain-lainnya.
Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung ke auditor, sedangkan rekening koran dikirim kepada klien. Universitas Indonesia
28
6. Meminta rekonsiliasi bank per tanggal laporan posisi keuangan. Rekonsiliasi harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut, serta mengusulkan audit adjustment jika ditemukan suatu kesalahan. 7. Melakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi bank tersebut. Prosedur pemeriksaan rekonsiliasi bank tersebut dilakukan dengan cara :
Mencocokkan saldo rekening koran bank, buku perusahaan dan jawaban konfirmasi bank.
Memeriksa outstanding check dan deposit in transit ke rekening koran bulan berikutnya.
Memeriksa biaya administrasi bank dan jasa giro ke rekening koran dan nota debit/credit bank.
8. Me-review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat, dan perjanjian kredit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki oleh perusahaan. Saldo rekening bank yang penggunaannya dibatasi untuk jangka waktu lebih dari satu tahun tidak boleh dikelompokkan sebagai aset lancar dan harus dijelaskan di catatan atas laporan keuangan mengenai alasan pembatasan
tersebut.
Pembatasan
bisa
terjadi
karena
perusahaan
mempunyai masalah hukum sehingga rekeningnnya dibekukan karena dijadikan sebagai jaminan. 9. Memeriksa inter bank transfer kurang lebih satu minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan. Tujuannya untuk mengetahui adanya kitting (transfer uang dari satu bank ke bank lain dan pembukuan transfer yang tidak semestinya sehingga jumlah yang dibukukan sebagai aset didalam kedua akun itu). Auditor harus memeriksa transfer dari rekening bank perusahaan ke rekening bank perusahaan yang lainnya dan mencocokkan apakah penambahan saldo di rekening bank yang berasal dari transfer sudah diikuti dengan pengurangan saldo rekening bank lainnya. Universitas Indonesia
29
10. Memeriksa transaksi kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan ( subsequent payment dan subsequent receipt ) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada unrecorded liabilities atau unrecorded receivables per tanggal laporan posisi keuangan yang baru
dibayar di periode berikutnya. 11. Memeriksa apakah terdapat saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi keuangan, dan mengecek apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan posisi keuangan. Apabila selisih kurs yang terjadi sudah di sesuaikan apabila terjadi kesalahan. 12. Memeriksa apakah penyajian kas dan setara kas di laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 13. Membuat kesimpulan di top schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari kas dan setara kas, setelah dijalankannya seluruh prosedur audit di atas. 3.7
Bukti Audit
Menurut Arens et al., yang diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf (2009), bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selama berada dalam penugasan audit, seorang auditor dalam melaksanakan audit prosedur diharuskan untuk mendapatkan bukti-bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung keyakinan auditor bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Ada delapan tipe atau jenis bukti-bukti audit, yaitu : 1. Pengecekan
fisik
(Physical
Examination) ,
yaitu
pengecekan
atau
perhitungan yang dilakukan atas aset yang berwujud. 2. Konfirmasi (Confirmation) yaitu, menggambarkan penerimaan tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana yang diminta auditor. Universitas Indonesia
30
Permintaan ini ditujukan bagi klien dan klien meminta pihak ketiga yang independen untuk memberikan tanggapannya secara langsung kepada auditor. 3. Dokumentasi (Documentation) yaitu, pengujian atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. 4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) yaitu, menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya disajikan secara wajar. 5. Wawancara kepada Klien (Inquiries of the Client) yaitu, upaya untuk memperoleh informasi baik lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapan atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. 6. Perhitungan Ulang (Recalculation test) yaitu, bukti audit yang melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah sample yang diambil auditor. 7. Melaksanakan
ulang
(Reperformance)
yaitu,
bukti
audit
yang
memungkinkan auditor untuk melaksanankan kembali prosedur transaksi yang dilaksanakan oleh klien. 8. Observasi (Observation) yaitu, penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu.
Universitas Indonesia
BAB 4 AUDIT ATAS KAS DAN SETARA KAS PT BB 4.1
Gambaran Klasifikasi Akun Kas dan Setara Kas PT BB
Sebagai salah satu perusahaan jasa yang melayani pelanggan setiap hari, PT BB mempunyai aset berupa kas dan setara kas yang cukup banyak, hampir mencapai 50% dari total aset perusahaan tersebut. Kas dan setara kas PT BB terdiri dari kas kecil ( petty cash ), kas besar pada tiap cabang dan kantor pusat, kas pada rekening giro, dan deposito berjangka. Berikut gambaran umum saldo unaudited kas dan setara kas PT BB terlihat pada gambar 4.1 : PT BB (Unaudited 2011) Kas dan Setara Kas Kas Besar dan Kas Kecil Rupiah Rp 520,020,430.00 USD Rp 1,873,180,024.48 SGD Rp 719,207,206.98 AUD Rp 20,475,963.00 JPY Rp 44,150,400.00 HKD Rp 853,230.51 EURO Rp 366,092,142.14 Total Kas Besar dan Kas Kecil
Rp
3,543,979,397.11
Kas pada Rekening Giro Rupiah Rp 9,051,942,462.88 USD Rp 32,988,434,217.68 SGD Rp 663,774,046.50 AUD Rp 1,120,575,189.36 EURO Rp 5,367,169,648.48 Total Kas pada Rekening Giro
Rp
49,191,895,564.91
Deposito Berjangka Rupiah Rp 47,496,800,000.00 USD Rp 6,801,000,000.00 Total Deposito Berjangka
Rp
54,297,800,000.00
Total Kas dan Setara Kas
Rp 107,033,674,962.01
Gambar 4.1 Gambaran Umum Saldo Kas dan Setara Kas PT BB Sumber : Laporan Keuangan PT BB unaudited 2011 yang telah diolah kembali
31 Universitas Indonesia
32
Keempat komponen akun kas dan setara kas diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Kas kecil (petty cash) PT BB membuat kas kecil di seluruh cabang yang beroperasi di Jakarta, Bogor, Cilegon dan kantor pusat. Kas kecil ini bertujuan untuk pengeluaran yang nilainya kecil dengan maksimum pengeluaran Rp 1.500.000, seperti pengembalian uang jika ada pelanggan yang membeli tiket atau jasa dari perusahaan dalam bentuk tunai. Kas kecil PT BB terdiri dari dua mata uang, Rupiah dan US Dollar. Untuk cabang yang berada diluar kota seperti Bandung, Denpasar, Balikpapan, dan Surabaya tidak ada akun kas kecil karena kas kecil dianggap termasuk dalam kas besar. 2. Kas besar PT
BB
membuat
kas
besar
untuk
pengeluaran
operasional
perusahaannya dalam lingkup nominal yang cukup besar. Kas besar berasal dari penerimaan kas kantor pusat ataupun setoran dari tiap-tiap cabang perusahaan. Kas besar tersebut juga digunakan untuk pengeluaran kas seperti pembelian bahan bakar, konsumsi rapat direksi, dan operasional perusahaan lainnya. Kas besar terdiri dari tujuh mata uang (Rupiah, US Dollar, Australian Dollar, Hongkong Dollar, Japanese Yen, EURO, dan Singapore Dollar). Sebagian besar kas besar dalam mata uang Rupiah dan US Dollar. Kas besar tidak mempunyai saldo minimum ataupun maksimum. 3. Kas pada rekening giro PT BB memiliki rekening giro dalam lima mata uang (Rupiah, US Dollar, Australian Dollar, EURO, dan Singapore Dollar), yang berada di 19 bank dan sebagian besar kas besar dalam mata uang Rupiah dan US Dollar. Sebelumnya, rekening giro hanya ada di kantor pusat atau HO (Head Office) dan terdiri dari beberapa rekening di beberapa bank. Hal ini bertujuan agar semua penerimaan masuk ke dalam rekening kantor pusat. Namun kebijakan ini ternyata menyebabkan terjadi penumpukan transaksi yang menyulitkan kantor pusat untuk menelusuri transaksi, terutama transaksi penerimaan, dari tiap cabang. Kemudian perusahaan memutuskan agar tiap-tiap cabang mempunyai rekening tersendiri agar penelusuran transaksi tiap cabang menjadi Universitas Indonesia
33
lebih mudah. Kantor pusat dan cabang yang berada di luar Jakarta, Bogor, dan Cilegon sendiri memiliki rekening secara terpisah khusus untuk penerimaan, pengeluaran, penggajian, dan biaya operasional perusahaan. Pembukaan rekening tersebut biasanya mengikuti kebutuhan pelanggannya. Rekening giro digunakan perusahaan untuk penerimaan non-tunai berupa transfer antar bank, debit card , credit card dan alat penerimaan non tunai lainnya. Selain itu, rekening giro digunakan untuk pengeluaran non-tunai perusahaan. 4. Deposito berjangka Prinsip
perusahaan
untuk
deposito
berjangka
adalah,
apabila
mempunyai kelebihan dana akan didepositokan, dan apabila dibutuhkan dana untuk melunasi utang, maka deposito berjangka tersebut dicairkan. PT BB mempunyai beberapa deposito yang diklasifikasikan sebagai akun kas dan setara kas, yaitu :
Deposito berjangka waktu satu bulan dalam Rupiah dengan total Rp30.000.000.000.
Deposito berjangka waktu tiga bulan dalam Rupiah dengan total Rp10.000.000.000.
Deposito berjangka waktu dua belas bulan dalam Rupiah dengan total Rp7.496.800.000.
Deposito berjangka waktu satu bulan dalam US Dollar dengan total $750.000.
4.2
Sistem Pengendalian Internal dan Akuntansi Kas dan Setara Kas PT BB
Pada sub bab ini penulis akan menjelaskan tentang pengendalian internal dan sistem akuntansi kas dan setara kas pada PT BB yang akan dijelaskan berdasarkan klasifikasi kas sebagai berikut : 1. Kas Kecil ( petty cash ) PT BB menetapkan jumlah kas kecil untuk cabang di Jakarta, Bogor, Cilegon dan kantor pusat masing-masing sebesar Rp 2.500.000 dan $100. Pembentukan dan pengisian kas kecil di cabang yang berada di Jakarta, Cilegon, dan Bogor disetujui oleh kepala cabang dan manajer keuangan kantor pusat. Universitas Indonesia
34
Sedangkan untuk kantor pusat disetujui oleh manajer keuangan. Kas kecil dipegang oleh satu orang dalam tiap cabang ataupun kantor pusat yaitu kasir kas kecil. Khusus untuk kantor pusat, karena mempunyai dua lantai untuk bertransaksi dengan pelanggan maka kas kecil diadakan di dua lantai. Kasir kas kecil bertanggung jawab membuat laporan penggunaan kas kecil setiap harinya. Laporan kas kecil dari tiap cabang diterima kantor pusat sore hari setelah jam kerja atau keesokan harinya. Kas kecil disimpan di brankas untuk keamanan. Metode pencatatan yang digunakan oleh PT BB adalah imprest fund . Berikut contoh pencatatan PT BB menggunakan metode imprest fund : a.
Jurnal pembentukan kas kecil sebesar Rp 2.500.000
Kas kecil
Rp2.500.000 Kas besar
b.
Rp2.500.000
Jurnal pengisian kembali kas kecil
Beban
Rp1.000.000
Cash short and over
Rp500.000
Kas besar
Rp1.500.000
2. Kas Besar dan Kas pada Rekening Giro Kas besar dipegang oleh satu orang pada masing-masing cabang ataupun pada kantor pusat. Pemegang kas besar adalah kasir kas besar. Kasir kas besar melakukan pencatatan setiap adanya penerimaan dan pengeluaran kas. Kasir besar melakukan penutupan kas per hari lalu menyimpan uang tersebut didalam brankas dan menyetorkan uang tersebut ke bank keesokan harinya. Karena nilai kas besar cukup besar dan terdiri dari berbagai mata uang, untuk menjaga keamanannya dilakukan cash opname secara berkala setiap bulan oleh internal audit perusahaan. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kas pada rekening giro, kantor pusat meminta rekening koran setiap bulan untuk kantor pusat dan seluruh cabang yang berada di Jakarta, Bogor, dan Cilegon dari tiap-tiap bank yang bersangkutan. Kantor cabang biasanya juga meminta rekening koran untuk kontrol pada masingmasing cabang. Kemudian, kantor pusat mencocokkan rekening koran tersebut dengan buku besar perusahaan setiap bulannya. Apabila terjadi perbedaan maka akan dibuatkan rekonsiliasi oleh bagian akuntansi khususnya karyawan bagian Universitas Indonesia
35
transaksi bank di kantor pusat. Untuk cabang yang berada diluar Jakarta, Bogor, dan Cilegon, rekening koran tersebut dikirimkan kepada cabang masing-masing dan kantor cabang tersebut mengirimkan ke kantor pusat melalui fax ataupun email. Apabila ada perbedaan saldo, maka karyawan yang bertugas dikantor
cabang luar kota tersebut harus membuat rekonsiliasi dan akan di kontrol oleh staf akuntansi yang berada di kantor pusat. 3. Deposito Berjangka Pembentukan deposito berjangka diajukan oleh asisten manajer akuntansi dan disetujui oleh senior manager serta direktur keuangan. Pengendalian internal dalam deposito berjangka tersebut adalah penyimpanan bilyet deposito didalam brankas. Penjelasan berikut adalah tentang pengendalian internal perusahaan untuk penerimaan dan pengeluaran kas PT BB : 1. Penerimaan kas Penerimaan kas pada PT BB terdiri dari empat cara dengan pengendalian masing-masing. a.
Penerimaan dengan uang tunai
Penerimaan uang akan diperiksa dengan sinar ultra violet untuk mata uang Rupiah dan mesin detector untuk mata uang asing.
Kasir mencocokkan jumlah uang dengan invoice. Semua invoice harus ditanda tangan oleh kasir dan distempel lunas dan diberikan initial. Perincian penjelasan pembayarannya juga harus ditulis dengan rinci.
b.
Penerimaan dengan cek atau bilyet giro
Kasir mencocokkan jumlah uang dengan invoice. Semua invoice harus ditanda tangan oleh kasir dan distempel lunas dan diberikan initial. Perincian penjelasan pembayarannya juga harus ditulis dengan rinci. Kasir juga harus memeriksa tanda tangan, penulisan angka, tanggal yang harus benar cara penulisannya.
Nomor invoice harus tercantum dibelakang cek atau bilyet giro.
c. Penerimaan dengan credit card atau debit card
Kasir harus mencocokkan tanda tangan pada credit card dengan slip penjualan. Mencocokkan jumlah uang dengan invoice. Semua invoice Universitas Indonesia
36
harus ditanda tangan oleh kasir dan distempel lunas dan diberikan initial. Perincian penjelasan pembayarannya juga harus ditulis dengan rinci.
Kasir harus menggesek kartu ke mesin EDC untuk mendapatkan (mem- print ) otorisasi.
Kasir juga memeriksa masa berlaku, tanda tangan, hologram, nama pada kartu debit atau credit dan mencocokkannya dengan invoice. Kontrol yang ada pada debit card biasanya dengan adanya pin rahasia.
d.
Penerimaan dengan Transfer
Setelah
pelanggan
menginformasikan
bahwa
sudah
melunasi
pembayaran dengan mengirimkan bukti transfer, kasir memeriksa ke bagian keuangan apakah transfer sudah masuk. Apabila transaksi sudah masuk makan kasir menginput pembayaran tersebut.
Setiap penerimaan kas di kantor cabang maupun dikantor pusat dari pelanggan baik dengan bentuk kas, cek, debit card, credit card , transfer ataupun bilyet giro akan dilaporkan dalam bentuk form Laporan Penerimaan Tagihan (LPT) dan bukti penerimaan kas setiap harinya. Berikut gambar 4.2 tentang alur penerimaan kas dikantor cabang dan pengendalian internalnya secara garis besar.
Universitas Indonesia
37
Gambar 4.2 Flowchart Penerimaan Kas Kantor Cabang Sumber : AAJ Smart yang telah diolah kembali
Seperti yang tertera pada flowchart diatas, dijelaskan bahwa jarak cabang jauh dari kantor pusat sehingga kas tunai, cek, dan bilyet giro tidak disetorkan ke kantor pusat secara langsung. Tapi, apabila jarak cabang berdekatan dengan kantor pusat, kas tunai, cek, dan bilyet giro akan disetor ke kas besar kantor pusat sore hari atau esok harinya. Pada akhir alur penerimaan kas kantor cabang setelah meng-input ke buku besar, bagian akuntansi kantor pusat ataupun cabang akan membuat rekonsiliasi apabila terjadi perbedaan antara LPT dengan rekening koran setiap akhir bulannya. Tidak semua cabang yang berada di Jakarta melakukan pencatatannya sendiri, beberapa cabang Universitas Indonesia
38
yang terlalu kecil atau lebih tepatnya disebut agen, hanya melaporkan penerimaan kas ke kantor pusat dan yang akan melakukan posting ke buku besar adalah kantor pusat. Sedangkan untuk cabang diluar Jakarta, Bogor, dan Cilegon melakukan pencatatan buku besar sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan, penerimaan di kantor pusat juga akan dibuatkan LPT setiap harinya. Berikut gambar 4.3 tentang alur penerimaan kas kantor pusat :
Gambar 4.3 Flowchart Penerimaan Kas Kantor Pusat Sumber : AAJ Smart yang telah diolah kembali
Setiap form LPT di kantor pusat juga akan dicocokkan dengan rekening koran dari bank setiap bulannya. Jika terdapat perbedaan akan dibuatkan rekonsiliasi oleh bagian akuntansi.
Universitas Indonesia
39
2. Pengeluaran kas Pengeluaran kas pada PT BB terdiri dari pengeluaran melalui uang tunai, cek dan transfer. Sistem untuk pengeluaran kas dimulai dari adanya permintaan divisi tertentu yang memerlukan dana untuk melakukan pembayaran. Divisi yang memerlukan
dana
membuat
voucher pengeluaran
uang
yang
akan
ditandatangani oleh supervisor divisi masing-masing. Setelah diotorisasi oleh supervisor yang bersangkutan, maka voucher pengeluaran uang tersebut akan diberikan ke bagian keuangan untuk dibuatkan cek sesuai dengan permintaan. Cek tersebut diotorisasi oleh manager keuangan. Otorisasi akan dilakukan oleh manager keuangan dan general manager (GM) apabila pengeluaran diatas Rp50.000.000. Setelah otorisasi selesai, cek tersebut akan dibawa ke bank untuk dicairkan. Apabila permintaan pembayaran tersebut dibutuhkan secara tunai akan keluar melalui kasir besar atau melalui bank apabila permintaan pembayaran tersebut berupa transfer. Untuk kantor cabang yang berada di Jakarta, Bogor, dan Cilegon, permintaan tersebut diotorisasi oleh tiap-tiap kepala cabang dan akan dilaporkan ke pusat secara berkala setiap harinya. Untuk pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian aset tetap, cabang yang beroperasi di Jakarta, Cilegon, dan Bogor dibiayai oleh kantor pusat. Sedangkan cabang yang berada diluar kota seperti Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Balikpapan melakukan pembelian aset tetap sendiri atau tidak dibiayai oleh kantor pusat. Seluruh pengeluaran tersebut dikeluarkan berdasarkan bukti pendukung. Kasir besar akan meng-input ke sistem terkait pengeluaran kas. Kemudian, staf akuntansi akan mem- posting ke buku besar. 4.3
Pelaksanaan Audit atas Kas dan Setara Kas PT BB
Penulis tidak melakukan pengujian pengendalian internal (test of contol) karena sebelum pelaksanaan general audit tahun 2011 dilakukan, KAP AAJ melakukan audit interim pada bulan September 2011. Pada saat itu, auditor yang ditugaskan dalam audit interim melakukan wawancara dengan klien mengenai pengendalian internal kas dan setara kas PT BB dan melakukan test of control . Universitas Indonesia
40
Namun proses tersebut tidak dilakukan secara menyeluruh dikarenakan PT BB adalah klien KAP AAJ sejak tahun 2007. Sebelum menjalankan pelaksanaan audit, tim audit menjalankan prosedur awal seperti penetapan materialitas dan melengkapi pending matters. Berikut merupakan penjelasan prosedur awal pelaksanaan audit akun kas dan setara kas : 1. Penetapan Batas Materialitas dan Kesalahan yang dapat ditoleransi Sebelum melakukan pelaksanaan audit, penulis menetapkan batas materialitas (materiality) dan kesalahan yang dapat ditoleransi (tolerable error ) dengan cara yang telah ditentukan oleh KAP AAJ. Pertama, tim audit akan menghitung overall materiality limit yaitu, perhitungan batas materialitas yang nilainya
dapat
memengaruhi
laporan
keuangan
apabila
perusahaan
melakukakan salah saji dalam batas tersebut. Batas materialitas secara keseluruhan untuk satu tahun pelaksanaan audit (overall materiality limit) ditentukan dengan cara melihat tiga komponen penting perusahaan yaitu pendapatan, total a set, dan aset bersih perusahaan. Jumlah dari masing-masing komponen untuk perhitungan overall materiality limit bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Komponen Perhitungan Materilaitas PT BB Deskripsi Total Aset Pendapatan Aset Bersih
Jumlah (Unaudited) Rp 262,347,611,235 Rp 1,377,820,648,524 Rp 116,725,470,072
Sumber: Laporan keuangan PT BB 2011 unaudited
Satu dari tiga komponen yang paling besar seperti terlihat di tabel diatas akan dijadikan acuan untuk perhitungan overall materiality limit . Pada pelaksanaan audit PT BB, tim menyepakati bahwa penetapan materialitas untuk penugasan audit tahun 2011 menggunakan total pendapatan perusahaan. Alasannya karena total pendapatan perusahaan lebih besar dari total aset dan aset bersih perusahaaan. Selain itu, pangsa pasar perusahaan pada industri travel berada pada rata-rata industri yang menggambarkan bahwa pendapatan
PT BB berada dalam kisaran rata-rata industri travel. Total pendapatan dari PT BB adalah Rp1.377.820.648.524, maka materialitas yang ditetapkan yaitu, Universitas Indonesia
41
Rp1.377.820.648.524 x 0.5% = Rp6.889.103.243. Presentase 0.5% sudah ditetapkan oleh RSM Internasional yang berlaku untuk seluruh afiliasi dari RSM Internasional. Setelah
menentukan
overall
materiality
limit ,
auditor
harus
menentukan performance materiality . Akun kas dan setara kas PT BB termasuk dalam kategori low risk assessment karena auditor sudah bisa mempercayai bukti-bukti audit dari pihak ketiga seperti konfimasi bank, dan rekening koran. Selain itu, cash opname yang dilakukan secara berkala oleh internal auditor . Perhitungannya menjadi 80% x Rp 6.889.103.243 (overall materiality limit) . Jadi, performance materiality akun kas dan setara kas PT BB
adalah Rp5.511.282.594. Performance materiality yang termasuk dalam kategori low risk assessment , mempunyai nilai batas materialitas yang lebih tinggi dibanding dengan high risk assessment (70% dikali nilai overall materiality limit ) sehingga ruang lingkup auditnya dapat diperkecil.
Selain itu, terdapat materiality threshold yaitu tingkat kesalahan yang dapat ditorelansi untuk tidak dilakukan penyesuaian. Perhitungan untuk materiality threshold adalah 3% dari overall materiality limit yaitu sebesar
3% x Rp6.889.103.243 = Rp206.673.097,28. Apabila perusahaan melakukan kesalahan dibawah materiality threshold tersebut maka masuk ke dalam summary unadjusted diffrences dan tidak dilakukan penyesuaian. Sebaliknya,
apabila
kesalahan
diatas
dari
materiality
threshold harus
dilakukan
penyesuaian. 2. Melengkapi Pending Matters Sebelum pelaksanaan audit dimulai, tim audit harus mengirimkan datadata yang perlu disiapkan oleh klien untuk masing-masing akun yang diaudit. Data-data tersebut harus disiapkan oleh klien untuk menunjang kelengkapan prosedur dan bukti-bukti audit.
Pelaksanaan audit atas kas dan setara kas akan dijelaskan berdasarkan kompenen akun kas dan setara kas. Berikut ini merupakan pelaksanaan audit tiaptiap komponen akun kas dan setara kas yang dilakukan penulis di PT BB :
Universitas Indonesia
42
4.3.1
Audit atas kas kecil dan kas besar
Pada awal Penulis melakukan pelaksanaan audit di PT BB, PT BB belum melakukan closing atas laporan keuangan 2011, sehingga penulis melakukan cash opname terlebih dahulu pada tanggal 03 Februari 2012 pukul 08.30 WIB. Cash opname ini dilakukan hanya untuk kas besar di kantor pusat dikarenakan kas kecil
pada PT BB nilainya tidak material dan selalu sama. Untuk mengetahui mutasi kas besar perusahaan pada tanggal cash opname (03 Februari 2011) ke tanggal laporan posisi keuangan (31 Desember 2011), Penulis melakukan penelusuran mundur dengan cara menambah total pengeluaran dan mengurangi total penerimaan dari tanggal 03 Februari 2012 ke 31 Desember 2011 . Hal ini ditujukan untuk menilai keakuratan (accuracy) saldo 31 Desember 2011. Hasil penelusuran mundur tersebut menunjukkan bahwa saldo 31 Desember 2011 akurat dengan tidak adanya perbedaan dengan saldo buku perusahaan (lampiran 1). Penulis mengisi formulir cash opname (lampiran 2) dan membuat laporan dalam bentuk softcopy sebagai bukti audit. Selain itu, penulis juga menyiapkan berita acara
(lampiran 3) pemeriksaan kas dan meminta tanda tangan kasir kas besar dan manajer keuangan. Ketika data-data induk PT BB sudah siap untuk diaudit, tahap pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Penulis adalah : 1. Membuat sub lead schedule untuk akun kas. Sub lead schedule (lampiran 4) akun kas kecil dan kas besar dijadikan satu,
karena akun kas kecil saldonya selalu sama dan tidak material. Kas tersebut dipisahkan berdasarkan cabang dan mata uang. Setelah itu, Penulis menulis tanda pada sub lead schedule untuk memperlihatkan apakah angka pada trial balance dan general ledger sama atau tidak. Tujuan audit yang akan dicapai
dalam proses ini adalah detail-tie-in dan accuracy. Setelah penulis membuat sub lead schedule , Penulis membuat lead schedule untuk memperlihatkan
gambaran umum saldo dan kenaikan atau penurunan akun kas dan setara kas. Contoh lead schedule akun kas dan setara kas dapat dilihat di lampiran 5. 2. Melakukan analytical review. Penulis membandingkan saldo kas akhir tahun buku 2010 dengan 2011 dan menganalisis apabila terjadi kenaikan atau penurunan yang bersifat material. Universitas Indonesia
43
Analisis perbandingan saldo (analisis horizontal) tersebut dapat dilihat seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis Horizontal Akun Kas Kas
2011
Total Kas Rupiah
Total Kas USD
520,020,430.00
2010
%
335,738,655.16
184,281,774.84
54.89
1,873,180,024.48
1,434,019,545.00
439,160,479.48
30.62
Total Kas SGD
719,207,206.98
325,799,378.95
393,407,828.03
120.75
Total Kas AUD
20,475,963.00
16,237,097.76
4,238,865.24
26.11
Total Kas JPY
44,150,400.00
11,623,512.00
32,526,888.00
279.84
Total Kas HKD
853,230.51
62,463,086.40
(61,609,855.89)
(98.63)
Total Kas EURO Total Kas
366,092,142.14
90,804,225.05
275,287,917.09
303.17
2,276,685,500.32
1,267,293,897
55.66
3,543,979,397.11
I ncr ease/Decrease
Sumber: Kertas Kerja PT BB yang telah diolah kembali
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, tergambar bahwa akun kas untuk PT BB mengalami kenaikan. Hampir seluruh total akun kas mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2010, hanya total kas dalam mata uang Hongkong Dollar yang mengalami penurunan cukup tajam. Kenaikan tersebut sebesar Rp1.267.293.897 atau setara dengan 55,56%. Kenaikan akun kas kecil dan kas besar pada tahun ini dibandingkan dengan tahun yang lalu terdapat sedikit pengaruh terhadap kenaikan kurs untuk beberapa mata uang asing. Penulis melaksanakan prosedur audit selanjutnya untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kenaikan akun kas kecil dan kas besar. Selain itu, Penulis mengecek apakah ada penambahan atau pengurangan akun kas pada PT BB. 3. Penulis juga memeriksa nature atau ruang lingkup fungsi akun kas dari working paper tahun lalu.
Tujuannya untuk mengetahui apakah nature atau ruang lingkup akun kas tersebut masih relevan untuk disajikan kembali. Penulis melakukan wawancara terhadap klien mengenai nature akun kas tersebut dan menanyakan penyebab kenaikan akun kas pada tahun ini yang akan dijelaskan pada akhir prosedur audit akun kas besar dan kecil. Hasil wawancara mengenai nature akun kas dengan manajer akuntansi dipaparkan pada sub bab 4.1 mengenai gambaran klasifikasi umum perusahaan dan 4.2 sistem akuntansi dan pengendalian khususnya tentang akun kas kecil dan kas besar.
Universitas Indonesia
44
4. Melakukan recalculation test untuk akun kas dalam mata uang asing. Tujuannya melihat keakuratan dan valuasi dari saldo perusahaan, apakah telah disajikan menggunakan kurs tengah BI. Berdasarkan hasil tes tersebut akun kas dalam mata uang asing telah dikonversikan menggunakan kurs tengah BI. Setelah semua prosedur audit untuk akun kas kecil dan kas besar dijalankan sesuai dengan audit program KAP AAJ, Penulis membuat kesimpulan atas prosedur yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil analytical review (analisis horizontal) akun kas kecil dan kas besar mengalami kenaikan sebesar Rp1.267.293.897 atau setara dengan 55,56%. Kenaikan akun kas kecil dan kas besar pada tahun ini dibandingkan dengan tahun yang lalu terdapat sedikit pengaruh terhadap kenaikan kurs untuk beberapa mata uang asing, selain dikarenakan penerimaan kas dari pelanggan secara keseluruhan bertambah pada tahun 2011. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer akuntasi kenaikan tersebut dikarenakan adanya penambahan akun kas kecil dalam mata uang US Dollar pada cabang baru, dengan bukti penelusuran dokumen oleh tim fraud risk . Selain itu, banyak penerimaan kas pada kantor pusat dan tiap cabang pada akhir tahun yang belum disetorkan ke bank. 4.3.2
Audit atas Kas pada Rekening Giro
Sebelum membuat sub lead schedule atas kas pada rekening giro, tim audit membuat blank confirmation (lampiran 6) untuk seluruh bank yang terdapat di PT BB (kantor cabang ataupun kantor pusat). Tim audit meminta bantuan PIC (Personel In Charge) untuk menuliskan alamat semua bank tersebut dan meminta
tanda tangan pihak yang berwenang sesuai dengan persetujuan pada saat pembukaan rekening pada bank yang bersangkutan. Tujuan yang ingin dicapai pada prosedur ini adalah melihat keakuratan (accuracy) saldo kas pada rekening giro berdasarkan balasan konfirmasi, memastikan apabila terdapat deposito berjangka, kredit, wesel, dan lain-lain sudah tercatat dengan lengkap oleh PT BB (completeness) , dan saldo kas pada rekening giro yang dimiliki oleh perusahaan
benar-benar ada (existence) . Proses audit selanjutnya terkait akun kas di bank adalah : 1. Membuat sub lead schedule (lampiran 4) atas kas pada rekening giro dalam tujuh mata uang yang dipisahkan berdasarkan mata uang. Universitas Indonesia
45
2. Melakukan analytical review. Penulis membandingkan saldo 2010 dengan 2011 dan melakukan analisis horizontal apabila terjadi kenaikan atau penurunan yang bersifat material seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Analisis Horizontal Akun Kas pada Rekening Giro Bank
2011
%
6,237,021,582
3,173,521,190.88
50.88
Total Bank USD
32,988,434,217.68
11,791,457,249.49
21,196,976,968.19
179.77
Total Bank SGD
663,774,046.50
214.94
1,120,575,189.36
5,367,169,648.48
49,550,495,874.91
Total Bank EURO Total Bank
I ncr ease/Decrease
Total Bank Rupiah
Total Bank AUD
9,410,542,772.9
2010
210,763,451.01 -
453,010,595.49
1,120,575,189.36
#DIV/0!
315,321,885.88
5,051,847,762.60
1,602.12
18,554,564,168.38
30,995,931,706.53
167.05
Sumber : Kertas Kerja PT BB yang telah diolah kembali
Pada tabel 4.3 diatas, terlihat bahwa akun kas pada rekening giro mengalami kenaikan yang tinggi pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010. Secara umum seluruh total kas pada rekening giro berdasarkan mata uang masing-masing mengalami kenaikan yaitu, Rp30.995.931.706,53 atau setara dengan 167,05%. Kenaikan tersebut sedikit terrpengaruh oleh kenaikan kurs untuk beberapa mata uang asing. Untuk mengetahui lebih rinci penyebab kenaikan akun kas pada rekening giro, Penulis melakukan prosedur audit selanjutnya. Selain itu, Penulis melihat apakah ada penambahan atau pengurangan akun kas di bank PT BB. 3. Memeriksa nature atau ruang lingkup akun kas pada rekening giro dari working paper tahun lalu.
Bertujuan untuk mengetahui apakah nature atau ruang lingkup fungsi akun kas pada rekening giro tersebut masih relevan untuk disajikan kembali. Penulis juga melakukan wawancara terhadap klien mengenai nature dan menanyakan adanya pembukaan rekening baru pada tahun ini. Hasil dari wawancara dengan klien mengenai nature akun kas pada rekening giro terpapar pada sub bab 4.1 dan 4.2 mengenai gambaran klasifikasi umum, sistem pengendalian dan akuntansi khusus untuk kas pada rekening giro. Selain itu, Penulis menanyakan penyebab kenaikan kas pada rekening giro yang akan dikemukakan pada akhir prosedur audit kas pada rekening giro. Universitas Indonesia
46
4. Membuat confirmation control atas konfirmasi bank. Penulis mendata apabila ada konfirmasi yang kembali dari bank dan mencocokkan dengan saldo yang dikonfirmasi. Tujuan yang ingin dicapai dari proses audit ini adalah (detail tie in). Pada pelaksanaan audit ini, penulis mengirimkan dua kali konfirmasi. Hal itu disebabkan karena setelah dua minggu pengiriman konfirmasi bank yang pertama, tidak ada satupun yang kembali. Setelah pengiriman konfirmasi kedua kali, dari total 100% konfirmasi yang dikirimkan oleh penulis, konfirmasi bank yang aktual dikembalikan sebesar 68% dengan target pengembalian 60%. Hasil konfirmasi tersebut menunjukkan bahwa adanya beberapa perbedaan saldo hasil konfirmasi dengan saldo buku kas pada rekening giro. Hal tersebut menyebabkan diperlukannya rekonsiliasi untuk menindaklanjuti perbedaan saldo tersebut. 5. Melakukan recalculation test untuk akun kas pada rekening giro dalam mata uang asing. Bertujuan melihat keakuratan dan valuasi dari saldo perusahaan, apakah telah disajikan menggunakan kurs tengah BI per tanggal laporan posisi keuangan. Berdasarkan hasil tes tersebut akun kas pada rekening giro dalam mata uang asing telah dikonversikan menggunakan kurs tengah BI. 6. Meminta seluruh rekening koran bulan Desember 2011 seluruh kantor cabang dan kantor pusat. Bertujuan untuk memastikan apakah saldo pada buku besar perusahaan telah sesuai dengan saldo pada rekening koran. Jika ada perbedaan, penulis juga meminta rekonsiliasi kepada bagian khusus transaksi bank. Tujuan yang ingin dicapai adalah detail-tie-in dan existence. 7. Menelusuri outstanding check dan deposit in transit yang ditemukan pada rekonsiliasi dengan meminta bukti-bukti terkait. Hal itu untuk melihat apakah transaksi tersebut benar-benar ada dan terjadi (existence). Penulis melakukan subsequent event dan vouching dengan
menggunakan sampel. Proses pengambilan sample tersebut dilakukan menggunakan metode judgemental sample size determination (JSSD) yaitu, pengambilan sampel berdasarkan pengalaman selama menjadi auditor. Penulis Universitas Indonesia
47
meminta saran dari in charge untuk pengambilan sampel melalui metode ini. Pada akun kas dan setara kas, Penulis tidak melakukan TOC, tetapi telah melakukan analytical procedure . Ilustrasi pengambilan sampel seperti dalam gambar 4.4. Tests of detail
Assur ance from Risk M ateriali ty Assessment
Assur ance f rom Tests of Controls No
High
JSSD testing
AF
EF
No
N/A N/A N/A 5 to 15
3 2.5 1.6 1 1.8
1.9 1.6 1.5 1.3 1.5
Yes No
Low
Sampling
Analytical Procedures
Yes
Yes No
N/A
No
Yes
N/A
No
0 to 10 4 to 10
Yes
Yes
N/A
N/A
N/A
Gambar 4.4 Contoh prosedur pengambilan sample KAP AAJ Sumber : Kertas kerja KAP AAJ yang telah diolah kembali
Sesuai dengan ketentuan KAP AAJ, Penulis diperkenankan memilih jumlah sampel antara 0 - 10 yang diinginkan. Sesuai dengan persetujuan manager in charge, Penulis mengambil sepuluh sampel untuk prosedur ini. Penulis meminta
10 bukti pengeluaran atau penerimaan kas dan bukti terkait berdasarkan data dari rekening koran bulan berikutnya (Januari 2012) untuk mengecek apakah deposit in transit dan outstanding check telah dicatat oleh bank dan dicairkan oleh
pemegang cek. Sedangkan untuk biaya administrasi atau kesalahan pencatatan oleh perusahaan, Penulis mengecek apakah klien sudah mencatat atau menyesuaikan dengan rekening koran. Penulis juga mengecek apakah terdapat kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan atau bank terkait dalam rekonsiliasi tersebut. Hasil dari pengambilan sampel tersebut bahwa semua bukti-bukti yang terkait dengan outstanding check, deposit in transit , dan error dari perusahaan seperti bukti penerimaan dan bukti pengeluaran telah sesuai dengan nominal tercantum dan telah diotorisasi sesuai dengan kebijakan perusahaan. Cek telah dicairkan oleh pemegang cek dan deposit in transit telah dicatat oleh bank pada periode berikutnya. Setelah semua prosedur audit untuk kas pada rekening giro dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analytical review (analisis horizontal) yang menunjukkan bahwa akun kas pada rekening giro mengalami Universitas Indonesia
48
kenaikan yang sangat signifikan pada tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu Rp30.995.931.706,53 atau setara dengan 167,05%. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer akuntansi, hal itu dikarenakan adanya kenaikan penerimaan dari pelanggan yang digambarkan dengan kenaikan penjualan yang menyebabkan adanya piutang. Piutang pada tahun 2011 mengalami penurunan yang didukung dengan utang usaha yang bertambah pada tahun 2011. Dimana, kenaikan utang usaha tersebut membuat pengeluaran kas menjadi lebih sedikit yang menyebabkan kas pada rekening giro mengalami kenaikan. Selain itu, terdapat sedikit pengaruh kenaikan kurs untuk beberapa mata uang asing. Pada tahun 2011 terdapat pembukaan rekening baru yang dilakukan oleh peusahaan untuk mempermudah transaksi perusahaan. 4.3.3
Audit atas Deposito Berjangka
Prosedur pertama yang dilakukan untuk akun deposito berjangka ini adalah membuat sub lead schedule (lampiran 4) berdasarkan mata uang. Proses selanjutnya adalah : 1. Melakukan analytical review. Bertujuan untuk menganalisis kenaikan dan penurunan yang terjadi pada tahun 2010 ke tahun 2011. Tabel 4.4 Analisis Horizontal Akun Deposito Berjangka Deposito Berjangka
2011
2010
Total Deposito Rupiah
40,000,000,000.00
31,500,000,000.00
8,500,000,000
26.98
6,801,000,000
#DIV/0!
15,301,000,000
48.57
Total Deposito USD Total Deposito Berjangka
6,801,000,000.00 46,801,000,000.00
I ncr ease/Decrease
-
31,500,000,000.00
%
Sumber: Kertas Kerja PT BB yang telah diolah kembali
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat dilihat bahwa deposito berjangka PT BB terdiri dari deposito berjangka Rupiah dan US Dollar. Untuk kedua mata uang tersebut, deposito berjangka mengalami kenaikan pada tahun ini dibandingkan dengan tahun 2010. Penulis mengecek apakah ada pembukaan dan pencairan deposito berjangka yang terjadi selama tahun 2011. Pada tahun 2011 ada beberapa pembukaan
Universitas Indonesia
49
deposito berjangka untuk PT BB dikarenakan adanya kelebihan dana dan adanya pencairan beberapa deposito pada tahun 2011. 2. Melakukan wawancara terhadap klien mengenai nature atau fungsi akun deposito, apakah berfungsi sebagai jaminan atau tidak dan menanyakan penyebab adanya penambahan akun deposito pada tahun ini. Hasil wawancara mengenai nature akun deposito dapat dilihat pada sub bab 4.1 dan 4.2 mengenai
gambaran
klasifikasi,
sistem
pengendalian
dan
akuntansi
perusahaan pada PT BB. Selain itu, dari prosedur ini dinyatakan oleh asisten manajer akuntasi bahwa PT BB tidak mempunyai jaminan atas deposito. 3. Meminta bukti audit berupa salinan dari bilyet deposito (documentation) . Tujuannya untuk melihat kepemilikan bilyet, jangka waktu deposito yang dimiliki oleh PT BB, jenis depositonya, nominal, dan interest rate . Selain itu, memastikan bahwa deposito pada masing-masing bank
benar-benar ada
(existence) . Beberapa deposito yang dimiliki PT BB berklasifikasi ARO (Automatic Roll Over) yang akan diperpanjang dengan sendirinya. Penulis
juga meminta bukti pencairan deposito yang terjadi selama tahun 2011 berdasarkan sampel. 4. Melakukan recalculation test untuk akun deposito dalam mata uang asing. Bertujuan melihat keakuratan dan valuasi dari saldo perusahaan, apakah telah disajikan menggunakan kurs tengah BI. Berdasarkan hasil tes tersebut akun kas dalam mata uang asing telah dikonversikan menggunakan kurs tengah BI. Penulis juga menghitung ulang pendapatan bunga akrual dari deposito yang dimiliki oleh PT BB. Contoh perhitungannya adalah Sisa hari ke tanggal 31 Des x interest rate x principal x (1-20%) tax rate 365
5. Pada akun ini, Penulis tidak mengirimkan konfimasi khusus dikarenakan konfirmasi tersebut sudah terlampir pada balasan konfirmasi kas pada rekening giro. Setelah Penulis melakukan seluruh prosedur audit untuk akun deposito berjangka berdasarkan hasil dari analytical review dan wawancara dengan manajer akuntansi dan asisiten manajer akuntasi, penulis memberikan kesimpulan bahwa akun deposito mengalami kenaikan sebesar Rp 15.301.000.000 atau setara Universitas Indonesia
50
dengan 48,57% pada tahun 2011 dikarenakan adanya pembukaan deposito baru, walaupun tetap ada deposito yang dicairkan pada tahun ini. Pelaksanaan audit atas akun kas dan setara kas selesai dilakukan, Penulis mengumpulkan bukti-bukti audit yang terkait dan dimasukkan ke dalam permanent dan current file untuk menjadi arsip bagi KAP AAJ. Bukti-bukti
terkait tersebut adalah berita acara cash opname , hasil konfirmasi bank, copy rekening koran, copy bilyet deposito, copy bukti pembukaan dan penutupan bank, copy bukti pencairan deposito dan copy voucher hasil sampling untuk akun
terkait. Setelah melakukan seluruh prosedur audit untuk tiap komponen akun kas dan setara kas, penulis melakukan cash analytics yaitu menghitung cash ratio untuk PT BB. Perhitungan cash ratio terlihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Cara perhitungan cash ratio Cash Ratio :
Cash and cash equivalents + Marketable Securities Current Liability
2011 2010
0.74 0.47 Sumber : Kertas kerja PT BB yang telah diolah kembali
Perhitungan diatas memperlihatkan bahwa 0,74 cash and cash equivalent ditambah dengan marketable securities dapat membiayai 1 current liability . Berdasarkan perhitungan cash ratio tersebut, sebenarnya PT BB belum begitu baik dalam membayar liabilitas saat ini. Akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2010, PT BB pada tahun 2011 lebih likuid. 4.4
Hasil Proses dan Temuan Audit
Penulis menemukan beberapa temuan setelah melakukan pelaksanaan audit untuk akun kas dan setara kas. 1. Penulis menemukan dua saldo buku kas pada rekening giro perusahaan bernilai negatif disebabkan oleh rekonsiliasi bank yang masih belum selesai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Penulis meminta rekonsiliasi bank atas saldo negatif tersebut dan karyawan yang bertugas untuk membuat rekonsiliasi bank memaparkan bahwa kontrol untuk Universitas Indonesia
51
penerimaan atau pengeluaran kas yang berkaitan dengan transaksi oleh bank
mengalami
kelemahan.
Kelemahannya
berupa,
tidak
jarang
pelanggan yang membeli salah satu jasa dari cabang perusahaan membayar ke rekening kantor pusat. Kantor pusat sulit untuk mendeteksi pembayaran atau penerimaan tersebut berasal dari mana karena banyaknya pelanggan yang melakukan hal tersebut sehingga kantor pusat belum bisa menjurnal penerimaan tersebut. Hal tersebut menyebabkan banyaknya rekonsiliasi bank yang belum selesai. Sedangkan rekening giro pada bank tersebut juga digunakan untuk pengeluaran operasional perusahaan sehingga saldo akun bank pada buku perusahaan untuk rekening ini dapat bernilai negatif. Penulis meminta client adjustment untuk dua saldo buku yang bernilai negatif. Salah satu saldo buku akun kas pada rekening giro yang bersaldo negatif mempunyai jumlah kesalahan (Rp 297.429.332), kesalahan tersebut terjadi karena adanya setoran tunai dan transfer dari pelanggan yang tidak mencantumkan pembelian dari cabang mana. Kesalahan pada buku perusahaan tersebut, melebihi nilai materiality threshold sebesar Rp 206.673.097,28 sehingga harus dilakukan penyesuaian. Jurnal yang dibuat seperti dibawah ini : Bank
Rp 297.429.322 A/R
Rp 297.429.322
(Penyesuaian untuk penerimaan yang masih belum selesai) Penyesuaian untuk saldo negatif kedua dibawah ini memang tidak material, akan tetapi saldo buku untuk kas pada rekening giro tidak boleh bersaldo negatif apabila tidak mempunyai utang bank didalamnya. Bank
Rp 13.277.099 A/R
Rp 13.277.099
(Penyesuian untuk penerimaan yang masih belum selesai) 2. Client adjustment yang diberikan oleh PT BB tidak hanya untuk saldo buku perusahaan saja, ternyata PT BB juga menyesuaikan untuk rekonsiliasi penyesuaian saldo per bank. Hal ini dilakukan oleh PT BB untuk mencegah adanya pencatatan ganda pada buku perusahaan periode Universitas Indonesia
52
berikutnya, perusahaan melakukan penyesuaian terhadap saldo rekening koran menurut bank. A/R
Rp 45.177.445 Bank
Rp 45.177.445
(Penyesuaian untuk deposit in transit ) Bank
Rp 119.625.532 Utang lain-lain (refund)
Rp 119.625.532
(Penyesuaian untuk outsanding check )
Tim audit meminta perusahaan untuk mengatasi temuan ini. Perusahaan telah mengadakan rapat manajemen untuk menyelesaikan masalah tersebut dan akan secepatnya mencari solusi untuk temuan ini. Hasil temuan ini oleh tim audit dimasukkan ke management letter. 3. Temuan berikutnya ialah, kontrol untuk cabang perusahaan yang berada diluar Jakarta, Cilegon, dan Bogor terhadap laporan rekening koran. Ketika penulis meminta rekening koran seluruh cabang termasuk cabang luar kota, khususnya untuk cabang yang diluar Jakarta, Cilegon, dan Bogor ternyata jarang meminta rekening koran dari bank yang bersangkutan. Sehingga proses audit membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima rekening koran dari seluruh cabang. Tim audit menyarankan adanya kontrol yang lebih memadai untuk cabang-cabang yang berada diluar kota dan mengharuskan controller dari kantor pusat meminta rekening koran dari kantor cabang tersebut untuk mengirimkannya kepada kantor pusat setiap bulannya. 4. Penulis menemukan bahwa perusahaan salah mengklasifikasikan dua buah deposito berjangka waktu satu tahun dicatat sebagai kas dan setara kas. Sesuai standar yang telah disampaikan pada bab landasan teori, deposito yang diklasifikasikan sebagai akun kas dan setara kas hanya yang jatuh tempo kurang dari 3 bulan. Apabila lebih dari tiga bulan dan kurang dari satu tahun maka deposito tersebut diklasifikasikan sebagai akun investasi jangka pendek. Perusahaan tidak mempunyai akun investasi jangka pendek dalam laporan keuangannya. Tindakan yang dilakukan oleh penulis atas Universitas Indonesia
53
persetujuan dari manager in charge yaitu mereklasifikasi deposito tersebut menjadi investasi jangka pendek. Berikut merupakan jurnal yang di ajukan oleh penulis : Bank X – Investasi jangka pendek Deposito-X Bank Y – Investasi jangka pendek Deposito-Y
Rp 496.800.000 Rp496.800.000 Rp 7.000.000.000 Rp7.000.000.000
Atas pengajuan jurnal tersebut, perusahaan telah menyetujui dan mengetahuinya. Pada akhir pelaksanaan audit akun kas dan setara kas, auditor menyimpulkan bahwa akun kas dan setara kas PT BB dinilai sudah disajikan secara wajar dalam hal-hal yang material, kecuali untuk temuan-temuan yang masih harus diperbaiki oleh perusahaan.
Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
Kas merupakan aset keuangan yang paling likuid dan paling penting untuk sebuah perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pengendalian yang diterapkan dalam akun kas dan setara kas sangat penting untuk menghindari penyalahgunaan dalam akun ini. Setelah membahas bab-bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pengendalian internal untuk akun kas dan setara kas pada PT BB dinilai sudah cukup baik. Telah adanya pemisahan tugas antara kasir kas besar, kasir kas kecil, staf akuntansi yang memegang penjurnalan buku besar bagian penerimaan dan pengeluaran. PT BB juga mempunyai karyawan khusus transaksi bank dan pemisahan tugas untuk bagian akuntansi yang menjurnal kas kecil. Terlihat juga dari pengamanan kas kecil dan kas besar pada kantor pusat dan kantor cabang yang cukup ketat. 2. Kebijakan akuntansi kas dan setara kas pada PT BB telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan umum akuntansi yang berlaku. Akun kas dan setara kas telah disajikan dengan wajar terkecuali ada beberapa kesalahan penyajian dan pengklasifikasian akun deposito yang lebih dari 3 bulan dan adanya saldo negatif pada buku perusahan yang harus dilakukan penyesuaian terkait dengan transaksi yang belum jelas kepemilikannya. 5.2
Saran kepada PT BB
Setelah penulis melakukan pelaksanaan audit atas akun kas dan setara kas PT BB, penulis memberikan beberapa saran untuk PT BB yang berkaitan dengan akun kas dan setara kas : 1.
Segera mengatasi masalah transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang belum diketahui asal-usulnya dikarenakan banyak pelanggan yang membeli tanpa mencantumkan pembelian dari cabang mana dan beberapa pengeluaran yang dilakukan tanpa kejelasan milik cabang mana. 54 Universitas Indonesia
55
2. Memperbaiki pengendalian internal perusahaan terutama untuk cabang-cabang diluar seperti cabang Bandung, Balikpapan, Denpasar, dan Surabaya terkait laporan untuk rekening koran dan rekonsiliasinya kepada kantor pusat secara berkala tiap bulannya. 3. Penulis juga menyarankan agar perusahaan mengklasfikasikan asetnya secara benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti, deposito yang berjangka waktu satu tahun seharusnya masuk ke dalam investasi jangka pendek.
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Agoes, Sukrisno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik . 2004. Jilid 1, Edisi Ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, & Jusuf, Amir A. 2009. Audit and Assurance Services: Indonesia Adaptation . United States of America: Prentice Hall. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 50 . Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 60 . Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS edition (Vol 1). United States of America: John Willey & Sons Inc. RSM AAJ Associates. 2010. Employee Handbook version 11.01. Soemarso S.R.2004. Akuntansi Suatu Pengantar . Edisi Keempat, Jakarta: PT Rineka Cipta. Weygandt, Jerry J., Kieso, Donald E., & Paul D. Kimmel. 2007. Accounting Principles . 8th Edition. United States of America: John Willey & Sons Inc.
56 Universitas Indonesia
57
Lampiran 1 Penelusuran Mundur Cash Opname Rp -
Head Offi ce
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011
243,180,400 (1,934,405,050) 1,863,172,950 171,948,300
Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011
171,948,300.00 -
DIFF
USD -
H ead ead Offi ce
GL in Rupiah
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011
Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011
Offi ce
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011 Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011
GL in Rupiah
20,475,963.00
2,225.00
20,475,963.00
Offi ce
Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011
GL in Rupiah
655,768,352.58
94,026.00
655,768,352.58
-
EURO - Head Offi ce
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011 Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011
GL in Rupiah
45,669.00 (19,835.00) 5,352.00 31,186.00
366,092,142.14
31,186.00
366,092,142.14
-
DIFF
Offi ce
GL in Rupiah
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011
Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011
2,291.00 (62,000.00) 60,440.00 731.00 731.00
853,230.51 853,230.51
-
DIFF Off Off ice
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011 Saldo men urut buku per tan ggal 31 Desember 2011 DIFF
-
15,457.00 (55,715.00) 134,284.00 94,026.00
DIFF
YEN - Head
-
-
Saldo fisik per tan ggal 3 Feb 2012 Pen erimaan tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Pen geluar an tgl 1 Jan 2012 s/d 2 Feb 2012 Saldo trace se sesuai fisik per tan ggal 31 Desember 2011
HKD - H ead ead
888,319,416.00
1,940.00 (1,585.00) 1,870.00 2,225.00
DIFF
SGD - H ead ead
97,962.00
888,319,416.00
-
DIFF
AUD - Head
100,428.00 (861,236.00) 858,770.00 97,962.00
GL in Rupiah
115,000.00 (300,000.00) 563,000.00 378,000.00
44,150,400.00
378,000.00
44,150,400.00
-
-
Universitas Indonesia
58
Lampiran 2 Kertas Kerja Cash Opname Kantor Akuntan Publik
A A J A s s o c ia ia t e s
Aryanto Amir Jusuf & Mawar Member Firm of RSM International
HASIL PEMERIKSAAN KAS
Klien:
Perhitungan tanggal:
PT BB
03-Feb-12
Jam:
UANG KERTAS RUPIAH
08.30 WIB
UANG LOGAM RUPIAH
450 lb lbr
@
Rp
100,000
=
Rp
45,000,000
80 ke 80 k eping
@
Rp
1,000
=
Rp
80,000
390 lbr
@
Rp
50,000
=
Rp
19,500,000
241 ke 24 keping
@
Rp
500
=
Rp
120,500
200 lbr
@
Rp
20,000
=
Rp
4,000,000
k eping
@
Rp
200
=
Rp Rp
-
253 lbr
@
Rp
10,000
=
Rp
2,530,000
k eping
@
Rp
100
=
Rp Rp
-
264 lbr
@
Rp
5,000
=
Rp
1,320,000
k eping ke
@
Rp
50
=
Rp Rp
-
403 lbr
@
Rp
2,000
=
Rp
806,000
k eping ke
@
Rp
25
=
1,000
=
Rp
458,000
=
Rp
-
458 lbr
@
Rp
lbr
@
Rp
Rp
73,614,000
Rp Rp
UANG ASING
BON SEMENTARA (IDR)
lbr
@
USD
100
=
USD
0
lbr
@
USD
50
=
USD
0
lbr
@
USD
20
=
USD
0
lbr
@
USD
10
=
USD
0
lbr
@
USD
1
=
USD
0
USD
0
CHEQUE DAN BILYET GIRO NOMOR JT
BANK
200,500
TGL
NAMA
USD
SGD
Total B/S
7,597
22
IDR 169,365,900
Total
7,597
22
169,365,900
JUMLAH
Jumlah
LAIN-LAIN:
Saya, pemegang kas dan surat-surat berharga di atas menyatakan bahwa perhitungan telah dilakukan dengan benar dan seluruh uang tunai serta surat-surat berharga tersebut tersebut telah dikembalikan kepada saya secara utuh dan lengkap.
Pemegang Kas
Mengetahui,
Kasir
Asst Finance Manager
( XX )
( YY )
Kantor Akuntan Aryanto Amir Jusuf & Mawar
( Dery Elly Cynthia Putri )
Universitas Indonesia
59
(Lanjutan) Kantor Akuntan Publik
A A J A s so c ia t e s
Aryanto Amir Jusuf & Mawar Member Firm of RSM International
HASIL PEMERIKSAAN KAS
Klien: PT BB
Tanggal:
03-Feb-12
Jam:
UANG ASING (USD)
08.30 WIB
UANG ASING (JPY)
862 lbr
@
USD
100
=
USD
86,200
11 lbr
@
JPY
10,000
=
JPY
51 lbr
@
USD
50
=
USD
2,550
lbr
@
JPY
5,000
=
JPY
0
126 lbr
@
USD
20
=
USD
2,520
5 lbr
@
JPY
1,000
=
JPY
5,000
108 lbr
@
US U SD
10
=
USD
1,080
lbr
@
JPY
=
JPY
0
47 lbr
@
USD
5
=
USD
235
lbr
@
JPY
=
JPY
0
10 lbr
@
USD
2
=
USD
20
226 lbr
@
USD
=
USD
226
USD
92,831
1
110,000
0 JPY
UANG ASING (SGD)
115,000
UANG ASING (HKD)
11 lbr
@
SGD
1000
=
SGD
11,000
1 lbr
@
HKD
1000
=
HKD
7 lbr
@
SGD
100
=
SGD
700
1 lbr
@
HK H KD
500
=
HKD
1,000 500
36 lbr
@
SGD
50
=
SGD
1,800
7 lbr
@
HKD
100
=
HKD
700
lbr
@
SGD
20
=
SGD
0
lbr
@
HKD
50
=
HKD
0
107 lbr
@
SGD
10
=
SGD
1,070
4 lbr
@
HK H KD
20
=
HKD
80
14 lbr
@
SG S GD
5
=
SGD
70
1 lbr
@
HKD
10
=
HKD
10
397 lbr
@
SG SGD
2
=
SGD
794
lbr
@
HKD
1
=
HKD
0
lbr
@
SG SGD
1
=
SGD
0
1 kpg @
HKD
=
HKD
1
1 kpg
@
SGD
=
SG S GD
1
SGD
15,435
1
1
HKD
UANG ASING (AUD)
2,291
UANG ASING (EUR)
1 lbr
@
AUD
100
=
AUD
100
56 lbr
@
EUR
500
=
EUR
28,000
33 lbr
@
AUD
50
=
AUD
1,650
32 lbr
@
EUR
200
=
EUR
6,400
8 lbr
@
AUD
20
=
AUD
160
77 lbr
@
EU E UR
100
=
EUR
7,700
1 lbr
@
AUD
10
=
AUD
10
52 lbr
@
EU E UR
50
=
EUR
2,600
4 lbr
@
AUD
5
=
AUD
20
34 lbr
@
EUR
20
=
EUR
680
lbr
@
AUD
=
AUD
0
23 lbr
@
EUR
10
=
EUR
230
11 lbr
@
EUR
5
=
EUR
55
2 kpg @
EUR
2
=
EUR
1
AUD
UANG ASING (
4
1,940
EUR
45,665
BON SEMENTARA (UANG ASING)
)
lbr
@
100
=
0
TG L
lbr
@
50
=
0
Total BS USD
NAMA
lbr
@
20
=
0
Edi BS SGD
lbr
@
10
=
0
lbr
@
1
=
JUMLAH 7,597 22
0 0 0
LAIN-LAIN:
Saya, pemegang kas dan surat-surat berharga di atas menyatakan bahwa perhitungan telah dilakukan dengan benar dan seluruh uang tunai serta surat-surat berharga tersebut telah dikembalikan kepada saya secara utuh dan lengkap.
Pemegang Kas
Mengetahui,
Kasir
Asst Finance Manager
( XX )
( YY )
Kantor Akuntan Aryanto Amir Jusuf & Mawar
( Dery Elly Cynthia P )
Universitas Indonesia
60
Lampiran 3 Berita Acara Cash Opname Cash Opname Berita Acara Cash
Pada hari Jumat tanggal tanggal 03 Februari Februari 2012, telah dilaksanakan Cash Opname di PT BB. Pihak-pihak Pihak-pihak pelaksana pemeriksaan pemeriksaan tersebut tersebut adalah: 1. KAP Aryanto Amir Jusuf Mawar & Saptoto
Nama Jabatan
: Dery Elly Elly Cynthia Cynthia Putri : Auditor
2. PT BB
Nama Jabatan
: Ibu XX : Kasir kas besar
Hasil pemeriksaan dilampirkan dalam berita acara ini dalam lampiran yang terpisah. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk tujuan penugasan kami sebagi auditor yang ditunjuk oleh PT BB, hasil pemeriksaan pemeriksaan ini ini hanya hanya akan digunakan digunakan untuk tujuan sebagaimana sebagaimana tercantum dalam surat penunjukan kami.
Jakarta, 03 Februari 2012
RSM AAJ Associates
Dery Elly Cynthia Cynthi a Putri Putr i Auditor
PT BB
Kasir besar
Manager Manager Keuangan Keuangan
Universitas Indonesia
61
Lampiran 4 Contoh Sub Lead Schedule PT BB
Universitas Indonesia
62
(Lanjutan)
Universitas Indonesia
63
Lampiran 5 Contoh Lead Schedule PT BB
Universitas Indonesia
64
Lampiran 6 Contoh Konfirmasi Bank Jakarta, February 2, 2012 To : Bank X For audit purposes of December 31, 2011, please kindly compile and send the following information directly to our auditor using the enclosed envelope and please answer before Februay 9, 2012. Aryanto, Amir Jusuf Mawar and Saptoto Registered Public Accountant Member firm of RSM International Plaza ABDA Building, Floor 10 & 11 Jln. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190 Attn. FF Phone : XX Fax : XX Yours Faithfully, PT BB
(Asisten Manager ) ( Direktur Keuangan )
Bank : Bank X
Client : PT BB
At the close of business on December 31, 2011 our recording shows the following informations with the above client :
1. CURRENT ACCOUNTS Account Number Account Name
…………….... …………........ ……………....
……………......... …………………. ………….……....
Amount
Remarks
…………………..... …………………..... ……………….........
………………………….... …………………………..... ……………………………..
Universitas Indonesia
65
(Lanjutan)
2. LOAN, OVERDRAFTS, GUARANTEE and other facility granted by bank. Interest Balance of Type of Facility Maximum Period Rate Principle Interes t
…………….... …………….... ………………
…………………. …………………. …………………
……………………. ……………………. …………………….
…....... …....... ……...
……………... …...... …………....... …...... ……………... …......
3. TIME DEPOSIT, SHARES, L/C etc handle for and on behalf of the clients. Interest Description Amount Period Remarks Rate
……………… ……………… ………………
…………………. ………………… ………………….
……………………. …………………… …………………….
……... ……... ……...
…………………….. …………………….. ……………………..
4. OTHERS
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………… Yours faithfully, Bank X
Date : .....................................
(Manager)
Universitas Indonesia