Trichuris trichiura (whipworm) Phylum : Nemathelminthes Class
: Nematoda
Subclass : Aphasmidia Ordo : Enoplida Superfamili : Trichuroidea Famili : Trichuridae Genus : Trichuris Species : trichiura Habitatnya di usus besar terutama caecum, dapat pula pada colon dan appendix. Manusia merupakan hospes definitif.
Morfologi
Cacing dewasa menyerupai cambuk. 3/5 anterior seperti benang, ujungnya terdapat kepala; esophagus sempit, 2/5 posterior lebih tebal, berisi usus dan perangkat alat kelamin. Melekat pada intestinal manusia, sifatnya patogen, menyebabkan appendicitis. 1) Jantan Panjangnya 30-45 mm, bagian posterior melengkung ke depan membentuk satu lingkaran penuh dan terdapat satu spikulum. 2) Betina Panjangnya 30-50 mm, bagian posterior membulat tumpul. Vulva terletak pada tubuh mulai menebal. Siklus Hidup
Cacing betina setiap harinya menghasilkan 3000-4000 telur yang keluar bersama tinja. Ukurannya 50x25 μm, seperti tempayan. Pada kedua ujungnya terdapat operkulum,
jernih dan menonjol. Perlu pematangan di tanah hangat, basah, dan teduh selama 3-5 minggu. Perkembangan embrionya memerlukan dua minggu sampai beberapa bulan tergantung dengan temperatur dan kelembaban. Apabila telur infektif tertelan di proximal usus halus akan menetas dan keluar larva, menetap 3-10 hari. Setelah dewasa, turun dan menetap di usus besar.
Epidemiologi
Penyebaran dari Trichuris trichiura adalah kosmopolit, terutama di daerah panas dan lembab. Pada awalnya trichiura berasal dari Madagascar, dan menyebab di pulau tersebut.(Barbier et al.,1975; Howarth et al., 1988; Pelin et al., 1989). Kebanyakan parasit intestinal ini ada di hutan hujan tenggara Madagascar.Persentase dari T. trichiura sebanyak kurang lebih 20% dari seluruh parasit intestinal tersebut. Manusia merupakan hospes definitif bagi Trichuris trichiura. Telur yang keluar bersama faeces penderita biasanya masih unembryonated. Kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan telur ialah diatas tanah yang hangat dan teduh dan basah/lembab. Pertumbuhan menjadi telur yang infektif membutuhkan waktu 15-21 hari, dimana akan dapat ditemui telur yang berisi larva stadium III yang melingkar didalam telur. Dibandingkan dengan telur Ascaris, Telur Trichuris kurang resistant terhadap kekeringan dan panas, dan biasanya tak dapat tumbuh menjadi stadium infektif bila berada di atas lumpur kering atau abu dan tak tahan bila terkena sinar matahari langsung.
Manusia terkena infeksi apabila termakan olehnya telur yang infektif. Dinding telur akan pecah di dalam usus halus dan larvanya keluar melalui kripte usus halus kemudian menuju ke caecum. Larva ini akan tumbuh menjadi dewasa dan melekat pada dinding usus besar, appendix (caecum dan colonsampai ke rectum), sebagai habitatnya dalam waktu 1012 minggu tanpa melalui lung migration. Telur-telur sudah dapat ditemukan dalam faeces manusia yang terinfektif ini dalam waktu 10-13 minggu setelah masuknya telur (periode prepatent).
Patologi dan symptomatology
Pada infeksi yang berat dan khronis gejalanya mirip dengan infestasi cacing tambang, dapat juga seperti appendicitis atau amoebic dysentery. Trichiuriasis terutama menyerang anak usia 1-5 tahun. Infeksi ringan biasanya tanpa gejala, ditemukan kebetulan pada waktu pemeriksaan tinja rutin. Gejala klinis yang timbul terutama adalah akibat pengaruh : 1) Traumatik/mekanik disebabkan karena pengaruh perlekatan cacing pada dinding mucosa:
-
irritasi dan peradangan lokal
-
penyumbatan / blok pada appendix
-
anaemia karena perdarahan khronis
2) Reaksi allergi: a. Biasanya sangat kecil, tapi dapat menyebabkan colitis, proctitis dan secondary anaemia.Seperti pada infeksi cacing usus yang lain, manifestasi klinis yang tidak khas lainnya dapat pula timbul, seperti gelisah, tak bisa tidur, kehilangan nafsu makan dengan sedikit eosinophili, kadang-kadang urticaria b. Pada infeksi kronis dan sangat berat menunjukkan gejala-gejala: c. Anemi berat, Hb turun mencapai 3 gr% (seekor cacing tiap hari menghisap darah ±0,005 cc) d. Diare dengan tinja sedikit dan mengandung sedikit darah e. Sakit perut, mual, muntah serta berat badan menurun f.
Diagnosa
Kadang-kadang disertai prolapsus recti .
1) Menemukan telur cacing dalam tinja 2) Menemukan cacing dewasa pada anus dan rektum yang prolaps (dengan proctoscopy) 3) Tingkat infeksi dengan : i. Jumlah telur per gram tinja ii. Jumlah cacing betina dalam hospes Pengobatan dan Pencegahan
1) Menghilangkan sumber infeksi 2) Hygiene perorangan (cuci tangan sebelum makan) 3) Cuci sayuran sebelum dimakan 4) Pendidikan kesehatan 5) Penyediaan MCK yang baik Pengobatan
1) Mebendazole (obat pilihan untuk trichuiaris) 2) Albendazole